Abstrak
Mual dan muntah mempengaruhi sampai >50% kehamilan. Hiperemesis gravidarum adalah muntah
yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Angka kejadian hiperemesis
gravidarum di Indonesia masih cukup banyak. Penyebab penyakit ini belum dapat diketahui secara
pasti, tetapi diperkirakan erat kaitannya dengan hormon tiroid, infeksi Helicobacter pylori, dan
psikologis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah literature review. Literature review ini
bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan psikologis terhadap kejadian hiperemesis gravidarum.
Literature review ini dilakukan dengan pencarian studi pada database atau search engine yang dapat
diakses seperti Google Scholar, Harzing’s Publish, dan Pubmed. Tahun publikasi dibatasi dari tahun
2016-2021 dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Dari hasil pencarian studi diperoleh 27 studi
dari jurnal Internasional dan Regional yang memenuhi kriteria inklusi. Jumlah sampel sebanyak
654.363 wanita hamil yang terbagi menjadi kelompok kasus dan kontrol. Hasil penelitian
menunjukkan psikologis berhubungan dengan kejadian hiperemesis gravidarum (96,3%).
Disimpulkan bahwa faktor psikologis berhubungan dengan kejadian hiperemesis gravidarum.
Abstract
Nausea and vomiting affect up to >50% of pregnancies. Hyperemesis gravidarum is vomiting that
occurs in early pregnancy until 20 weeks of gestation. The incidence of hyperemesis gravidarum in
Indonesia is still quite a lot. The cause of this disease cannot be known with certainty, but it is carefully
adjusted by thyroid hormone, Helicobacter pylori infection, and psychology. This study use literature
review as a research method. This literature review study aims to determine the relationship between
psychology on the hyperemesis gravidarum occurrence. Searches were performed by searching
articles using electronic databases or search engines i.e Google Scholar, Harzing’s Publish, and
Pubmed. The year of publication was limited between 2016 and 2021 in Indonesian and English
language. The results were obtained 27 studies from International and Regional journals that are
suitable with the inclusion criteria. The number of samples was 654.363 pregnant women are devided
into case and control groups. The results of this literature review showed that psychology was found
to be associated with hyperemesis gravidarum (96,3%). It can be concluded that psychological factors
were found to be associated with the hyperemesis gravidarum occurrence.
mood [13,14]. Menurut Jones et al (2017) skor penelitian Observational studies, Randomized
skala depresi dan kecemasan secara signifikan control and trial, dan Quantitative-correlative,
lebih tinggi pada wanita dengan HG [15]. studi dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa
Beberapa kasus HG menunjukkan adanya Inggris yang dipublikasikan pada tahun 2016
kelainan psikiatri termasuk sindrom sampai 2021, serta Studi yang menjelaskan
munchausen, gangguan konversi, somatisasi, outcomes dari penelitian barupa hubungan
dan depresi berat. Hal tersebut dapat terjadi di psikologis terhadap kejadian hiperemesis
bawah situasi stress atau ambivalensi pada gravidarum. Literatur review ini mengekslusi
kehamilan, namun demikian HG dapat timbul studi yang menggunakan sampel penelitian
tanpa disertai adanya kelainan psikiatrik [16]. wanita hamil dengan janin ganda dan mola
Berdasarkan uraian di atas yang hidatidosa yang mengalami hiperemesis
menginformasikan bahwa kejadian HG memiliki gravidarum, studi tidak full-text, studi berupa
hubungan dengan psikologis belum dapat literature review atau systematic review, studi
dipastikan secara jelas, dan studi mengenai yang dipublikasikan sebelum tahun 2016 serta
hubungan HG dengan psikologis masih terbatas. tidak berbahasa Indonesia dan Inggris.
Sehingga, literature review ini dilakukan untuk
mengidentifikasi hubungan psikologis terhadap
kejadian HG. Diharapkan literature review ini Tabel 1. PICO framework [17]
dapat menjadi acuan atau pertimbangan dalam PICO framework Format PICO
pencegahan serta penatalaksanaan HG pada Population Populasi adalah wanita hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum
masa mendatang. Intervention Tidak ada intervensi
Comparation Kelompok kontrol adalah wanita hamil sehat yang
2 Metode Penelitian tidak mengalami hiperemesis gravidarum
Outcomes Outcomes yang diamati adalah korelasi antara
Penelitian ini merupakan penelitian psikologis terhadap kejadian hiperemesis gravidarum
deskriptif observasional dengan pendekatan
literature review (LR). Kerangka kerja
population, intervention, comparison, outcomes Seleksi studi dilakukan melalui tahapan
(PICO) oleh Taconelli (2009) digunakan dalam yaitu pengecekan artikel yang sesuai kriteria
merumuskan pertanyaan penelitian untuk inklusi dan eksklusi, skrining berdasarkan
memudahkan pencarian jurnal yang meliputi judul, abstrak dan full text, serta sintesis yang
populasi, intervensi, comparator/pembanding, memenuhi critical appraisal. Adapun penilaian
dan outcome/hasilstudi yang akan dimasukkan kualitas studi bertujuan untuk mengetahui
dalam LR [17]. Kerangka kerja PICO dapat kulitas dan kegunaan hasil penelitian tersebut,
dilihat pada tabel 1. Pencarian data berupa dengan menilai validitas, keandalan, relevansi,
artikel atau jurnal dalam Bahasa Indonesia atau dan kepentingan klinis. Penilaian kualitas studi
Bahasa Inggris yang diterbitkan pada tahun dilakukan dengan menggunakan software
2016-2021 melalui database atau search engine berbasis web yaitu Covidence sebagai systematic
yang dapat diakses seperti Google scholar, review manager. Setelah melakukan penilaian
Harzhing’s publish, dan Pubmed. Pencarian kualitas studi, selanjutnya dilakukan penyajian
artikel atau jurnal dilakukan melalui pencarian studi yang diinklusi menggunakan format dari
kata kunci pada judul, keyword, konten, dan Rahayu et al (2019) [18].
abstrak dengan Boolean operator (AND, OR, atau
NOT) yang digunakan untuk memperluas atau 3 Hasil dan Pembahasan
menspesifikkan pencarian, sehingga
mempermudah dalam penentuan artikel atau Dari hasil pencarian studi melalui database
jurnal yang digunakan. dan search engine Google scholar, Harzing’s
Kriteria inklusi penelitian ini adalah studi publish, dan Pubmed, didapatkan 153 studi dari
yang menggunakan sampel penelitian wanita jurnal internasional dan regional. Studi yang
hamil dengan janin tunggal yang mengalami didapatkan selanjutnya diseleksi, terdapat 75
hiperemesis gravidarum sebagai kelompok jurnal yang dikeluarkan karena judul dan
kasus dan wanita hamil yang sehat sebagai abstrak yang tidak sesuai, isi yang tidak
kelompok kontrol, studi dengan desain memenuhi atau tidak sesuai dengan protokol,
full-text tidak dapat diakses, serta tidak sesuai
Etiopia, Indonesia, Iran, Iraq, Israel, Jepang, Gambar 1. Diagram Alur Pemilihan Studi
Jerman, Malaysia, Mesir, Norwegia, Swedia, dan
Turki masing-masing sebanyak 1 studi, 1, 8, 1, 1,
1, 1, 1, 1, 1, 2, 1, dan 7. Persentase tempat
dilakukannya penelitian dapat dilihat pada
Gambar 2. Dari 27 studi, 26 studi (96,3%)
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara faktor psikologis dengan
kejadian HG dan 1 studi (3,7%) menyatakan
bahwa faktor psikologis sama pada kelompok
kasus dan kontrol. Faktor psikologis yang
diamati pada 26 studi dari 27 studi tersebut
meliputi depresi, kecemasan, stres emosional,
dan tipe kepribadian. Persentase faktor
psikologis yang diteliti dapat dilihat pada
Gambar 3.
Gambar 2. Tempat Penelitian Hubungan Psikologis
terhadap Kejadian Hiperemesis Gravidarum
menemukan angka HG dan Symptom Checklist- kontrol. Selanjutnya, kecemasan dan depresi
90-Revised (SCL-90-R) lebih tinggi (p<0.05) [25- berhubungan secara bermakna dengan HG.
30]. Studi yang dilakukan oleh Kasap et al (2016)
Kasap et al (2016), Yildirim dan tersebut menyajikan data pertama tentang
Demir (2019), serta Keren & Ayala (2020) kortisol saliva dan DHEA-S pada wanita dengan
dalam penelitiannya menemukan hubungan HG yang menunjukkan bahwa hormon tersebut
yang bermakna antara tingkat kecemasan dan memainkan peran penting dalam depresi dan
frekuensi HG dengan skor BAI yang meningkat kecemasan melalui modulasi respons
secara bermakna pada pasien HG, masing- neuroendokrin [35]. Senturk et al (2017)
masing p=0,02, p=0,001, dan p=0,0001. Wanita menemukan bahwa parameter SCL-90-R dari
yang menderita HG setelah minggu ke 20 depresi, kecemasan, obsesi, dan somatisasi
menunjukkan tingkat kecemasan yang lebih lebih besar pada kelompok HG (p<0,05).
tinggi. Hidayati dan Hasibuan (2020) juga Analisis regresi logistik bivariat pada
menemukan hubungan yang bermakna antara pengukuran SCL-90-R trimester I menunjukkan
tingkat kecemasan dengan emesis gravidarum bahwa depresi pasca persalinan meningkatkan
pada ibu hamil trimester I (p=0,05). Penemuan kemungkinan fobia, kecemasan, kemarahan,
tersebut didukung oleh skor Trait Anxiety somatisasi, dan obsesi sebesar 1,5 kali lipat,
Inventory (TAI) pada kelompok kasus yang lebih serta depresi dalam kehamilan 1,8 kali lipat dan
tinggi secara bermakna (p<0,05) dalam studi HG sebesar 6,5 kali lipat (p<0.05) [28].
Kivrak et al (2018). Selain itu, juga didapatkan Rudiyanti dan Rosmadewi (2019) dalam
skor depresi, amplifikasi somatosensori, trauma studinya mengenai analisis hubungan antara
masa kanak-kanak pada wanita hamil dengan stres dengan emesis gravidarum membuktikan
HG yang lebih tinggi dan berhubungan dengan bahwa 71,8% diantara responden mengalami
keparahan mual dan muntah. Depresi, usia stres dan 35,5% tidak stres. Berdasarkan hasil
kehamilan, dan trauma masa kanak-kanak analisis diperoleh nilai OR=4,667 yang artinya
adalah prediktor HG [19,22,29,31,32]. Hoyer et responden yang mengalami stress mempunyai
al (2020) dalam studinya juga menemukan peluang 4,667 kali mengalami emesis
hubungan yang bermakna antara riwayat gravidarum yang abnormal dibandingkan
kecemasan dengan komplikasi kehamilan serta dengan responden yang tidak stress. Sementara
kecemasan terkait kehamilan dan komplikasi itu dalam studi Mekonnen et al (2018)
kehamilan dan persalinan. Salah satu menyatakan bahwa wanita hamil yang merasa
komplikasinya adalah HG dengan OR: 1,2; 95% stres tiga kali lebih mungkin mengalami HG
CI: 0,9-1,6 [33]. Berbeda dengan Azlan et al dibandingkan wanita hamil yang sehat
(2020) melaporkan bahwa tidak terdapat (AOR=7,31; CI 95% =2,22-24,09). Temuan
perbedaan dalam tingkat prevalensi kecemasan tersebut sejalan dengan studi Ratnasari et al
antara pasien dengan HG dan kelompok kontrol (2016) yang mengemukakan bahwa tingkat
(p>0,05) dan gangguan depresi pada wanita stres berhubungan erat dengan kejadian HG
dengan HG dibandingkan kelompok kontrol (p> pada primigravida (p= 0,004). Namun,
0,05) [24]. Syamsuddin et al (2018) menemukan antara
Kartikasari (2018) menemukan stres dengan sindrom HG mempunyai tingkat
hubungan antara derajat kecemasan dengan hubungan yang lemah setelah diuji keeratan
kejadian mual muntah (p=0,000). Derajat hubungan dengan menggunakan koefisien phi
kecemasan pada ibu hamil trimester 1 dapat (RO), diperoleh nilai RO=0,243 [36-39].
dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pekerjaan, Kjeldgaard et al (2017) menyatakan peluang
pengetahuan, dan peran keluarga. Pendidikan untuk tekanan emosional secara statistik
merupakan faktor yang mempengaruhi derajat bermakna antara kelompok HG dan tanpa HG
kecemasan pada ibu hamil. Dalam pada minggu ke-17 (p<0,001) dan ke-32
penelitiannya, terdapat sekitar 66,6% ibu hamil (p=0,001) selain 6 bulan postpartum (p=0,005)
berpendidikan SLTA dan sekitar 6,7% tetapi tidak pada minggu ke-18 bulan pasca
berpendidikan SD [34]. Hiperemesis persalinan (p=0,430). Hasil studi Brody et al
gravidarum menyebabkan tekanan psikologis (2017) juga menemukan bahwa HG dikaitkan
berdasarkan penemuan kadar hormon stres dengan peningkatan risiko stres akut pasca
yang berbeda antara pasien dengan HG dan persalinan (IRR 1.93, 95% CI 1.38-2.71).
Hiperemesis gravidarum juga dikaitkan dengan psikologis ibu merasa tidak sanggup lagi untuk
peningkatan risiko PPD (IRR 2,69, 95% (CI) hamil sehingga dapat memicu stres [46-48].
1,93–3,73) ( Brody et al & Kjeldgaard et al., Faktor paritas juga didapatkan
2017) [12,40]. berhubungan dengan HG pada studi yang
Rofi’ah et al (2019) & Safari (2017) dilakukan Kasmara (2019). Hal ini disebabkan
menemukan bahwa psikologis ibu memiliki pada paritas 1 (primipara) faktor psikologis ibu
hubungan yang bermakna dengan HG. hamil yang masih belum siap dengan
Umumnya psikologi ibu kurang baik sebanyak kehamilannya, masih menyesuaikan diri
71,9% dan psikologi ibu baik sebanyak 28,1% menjadi orangtua dengan tanggung jawab yang
hubungan antara psikologis terhadap HG lebih besar sehingga dapat memicu terjadinya
(p<0,001). Beban psikologis partisipan pada HG [49]. Rahmawati et al (2019) & Sastri (2017)
penelitian Rofi’ah et al (2019) disebabkan juga menemukan bahwa faktor pekerjaan juga
karena trauma pada kehamilan sebelumnya, berhubungan dengan HG melalui beban
kekhawatiran tidak mampu merawat anak psikologis selama kehamilan. Ibu hamil yang
karena jarak kehamilan terlalu dekat, karena bekerja pada umumnya mengalami kecemasan
masih jadi satu dengan mertua ataupun yang lebih ringan dibandingkan dengan ibu
kekhawatiran akan pekerjaan [41,42]. Hasil hamil yang tidak bekerja. Dimana kecemasan
studi Kara et al (2016) menemukan bahwa yang berlanjut menyebabkan nafsu makan
tingkat gejala psikiatri lebih tinggi pada wanita menurun, kelemahan fisik, dan terjadinya mual.
dengan HG dibandingkan dengan kontrol, Selain itu, rutinitas ibu hamil yang
namun riwayat psikiatri sebelumnya tidak membosankan berkaitan dengan faktor
dijadikan prediktor untuk HG, serta gejala psikologis sebagai faktor pemicu terjadinya HG
kejiwaan pada HG dapat sembuh dengan [46,47].
sendirinya [43]. Berbeda dengan hasil studi oleh
Hidayah et al (2019) & Vakilian et al (2019) 4 Kesimpulan
menemukan bahwa tidak ada ada hubungan Berdasarkan literature review ini
antara frekuensi muntah dengan kepribadian psikologis memiliki hubungan dengan kejadian
dan kesehatan mental [44,45]. hiperemesis gravidarum pada 96,3% hasil studi
Faktor psikologis secara tidak langsung yang dievaluasi. Sehingga dapat disimpulkan
memiliki hubungan yang bermakna dengan bahwa psikologis berhubungan dengan
kejadian HG dibuktikan dalam studi yang kejadian hiperemesis gravidarum.
dilakukan oleh Muriyasari et al (2017), Kasmara
(2019), Rahmawati et al (2019), & Sastri (2017). 5 Kontribusi Penulis
Muriyasari et al (2017) menemukan bahwa usia
ibu dan paritas berhubungan dengan psikologis Vaya Luthfi Salsabila sebagai peneliti
ibu hamil yang dapat menimbulkan gejala mual utama/penulis pertama. Nurul Hasanah dan
dan muntah. Kehamilan di umur kurang dari 20 Novia Fransiska sebagai pembimbing.
tahun dapat menyebabkan HG karena emosi
belum stabil, cenderung labil, mental belum 6 Konflik Kepentingan
matang sehingga mudah mengalami Tidak ada konflik kepentingan yang
keguncangan yang mengakibatkan kurangnya terjadi.
perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-
zat gizi selama kehamilan. Hubungan yang 7 Daftar Pustaka
bermakna antara usia dengan kejadian HG [1] Chunningham, F. G., Leveno, K. J., Bloom, S. L.,
sejalan dengan studi yang dilakukan oleh Hauth, J. C., Rouse, D. J., & Spong, C. Y. (2015).
Rahmawati et al (2019) & Sastri (2017). Sastri Obstetri williams (23 ed., Vol. 1). Jakarta: EGC.
(2017) menemukan bahwa ibu hamil lebih [2] Syamsuddin, S., Lestari, H., & Fachlevy, A. F.
berisiko menderita HG pada umur <20 tahun (2018). Hubungan Antara Gastritis, Stres, dan
yang secara psikologis belum siap untuk hamil Dukungan Suami Pasien dengan Sindrom
dan menjadi orang tua, sehingga terjadi konflik Hiperemesis Gravidarum di Wilayah Kerja
mental yang membuat ibu tidak memperhatikan Puskesmas Poasia Kota Kendari. Jurnal
asupan nutrisinya dan usia >35 tahun secara Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan