Anda di halaman 1dari 10

NAMA : TANTRI RISYANTI

NRP : 4305021010
PRODI : D3 FARMASI SORE
SIMPLISIA RIMPANG TEMULAWAK
Nama Lain : Temulawak
Tanaman asal : curcuma xanthorrhiza roxb
Keluarga : zingiberaceae
Kandungan : minyak atsiri (yang mengandung
felandren dan tumerol), zat warna kurkumin
dan pati
Khasiat : kolagoga(batu empedu),
antispasmodika (merelaksasi otot)
Bagian yang digunakan : kepingan akar tinggal
Temulawak (Curcuma xanthorriza) merupakan
tanaman di Indonesia yang paling banyak digunakan
sebagai bahan baku obat tradisional dan industri jamu
merupakan salah satu tanaman ekspor yang cukup
potensial.
Komponen utama kandungan zat yang terdapat dalam
rimpang temulawak adalah zat kuning  yang di sebut
"kurkumin", dan juga protein, pati, serta zat - zat
minyak atsiri.
Kegunaan temulawak cukup banyak bagi pengobatan
berbagai penyakit, diantaranya adalah sebagai
pembersih darah, obat sakit kuning (gangguan
hati/liver), demam malaria, sembelit, pemberantas bau
badan, dan memperbanyak ASI.
ciri-ciri tanaman temulawak
Tanaman temulawak biasanya berukuran tidak terlalu tinggi,
sekitar 1-2 meter. Batangnya tidak berkayu dan berwarna
hijau, tersusun dari pelepah daun yang tumpeng tindih.
Daunnya berwarna hijau atau coklat dengan panjang sekitar
31 cm – 84 cm dan lebar 10 cm – 18 cm. Bunga tanaman ini
punya bentuk yang unik berwarna kuning tua.
Tanaman temulawak terkenal sebagai tanaman rimpang atau
rizoma, yaitu batang dapat menjalar di bawah permukaan
tanah dan menghasilkan tunas serta akar baru dari ruas-
ruasnya.
Rimpang memang mirip umbi. Bedanya, rimpang adalah
modifikasi dari batang yang bisa menghasilkan tunas,
sedangkan umbi tidak. Rimpang temulawak inilah yang
sering dimanfaatkan sebagai bahan obat.
Pengolahan simplisia rimpang temulawak :
1. Pemanenan
Waktu panen ditandai oleh berakhirnya pertumbuhan
vegetatif, pada keadaan ini rimpang telah berukuran
optimal dan umur di lahan antara 9 - 10 bulan. Ciri
tanaman yang siap panen adalah memiliki daun-daun yang
telah menguning dan mengering. Pemanenan dilakukan
dengan cara membongkar rimpang menggunakan
garpu/cangkul secara hati-hati agar tidak terluka/rusak.
Tanah yang menempel pada rimpang dibersihkan dengan
cara dipukul pelan-pelan hingga tanah terlepas dari
rimpang. Kemudian daun-daun dan batang dibuang.
2. Pencucian
Rimpang direndam dalam bak pencucian selama 2 – 3 jam.
Selanjutnya  rimpang dicuci sambil disortasi. Setelah bersih
rimpang segera ditiriskan dalam rak - rak peniris selama 1
hari. Penirisan sebaiknya dilakukan di dalam ruangan atau
di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
3. Perajangan
Perajangan dapat menggunakan mesin ataupun perajang
manual. Arah irisan melintang agar sel-sel yang
mengandung minyak atsiri tidak pecah dan kadarnya tidak
menurun akibat penguapan. Tebal irisan rimpang antara 4 -
6 mm. Untuk mendapatkan warna dan kualitas rimpang
yang bagus, setelah perajangan rimpang diuapi dengan uap
panas atau dicelup dalam air mendidih selama 1 jam
sebelum dikeringkan.
4. Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan mesin, selain lebih
cepat juga hasilnya lebih berkualitas. Rimpang yang
akan dikeringkan ditaruh di atas tray oven dan
pastikan bahwa rimpang tidak saling menumpuk.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengeringan
dengan mengunakan mesin adalah suhu pengeringan
yang tepat. Untuk rimpang temulawak digunakan
suhu pengeringan antara 40 - 60 oC. Dengan suhu
tersebut waktu pengeringan yang diperlukan antara
3 - 4 hari.
5. Pengemasan
Setelah rimpang mencapai derajat kekeringan yang diinginkan,
selanjutnya dapat segera dikemas untuk menghindari
penyerapan kembali uap air oleh rimpang. Pengemasan
hendaknya dilakukan dengan hati-hati agar rimpang tidak
hancur. Seterusnya simplisia dapat segera disimpan atau
diangkut ke pasar.
6. Penyimpanan
Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab, suhu tidak
melebihi 30 oC, memiliki ventilasi yang baik, terhindar dari
kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas simplisia,
memiliki penerangan yang cukup (terhindar dari sinar matahari
langsung), serta bersih dan bebas dari hama gudang. Minyak
atsiri dalam simplisia temulawak mengandung siklo isoren,
mirsen, d-kamfer, P-tolil metikarbinol, zat warna
kurkumin. Kandungan kurkumin dalam rimpang temulawak
berkisar antara 1,6% - 2,22% dihitung berdasarkan berat kering.
Sekian
dan
Terima kasih
Daftar Pustaka
https://bobo.grid.id/read/08679932/temulawak-
tanaman-asli-indonesia-yang-kaya-manfaat
hthttp://pustaka-pertanian.blogspot.com/2013/08/cara-
pengolahan-simplisia-temulawak.html?m=1tps://
repository.usd.ac.id/17235/2/068114079_Full.pdf

Anda mungkin juga menyukai