Klasifikasi Tanaman
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Keluarga : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
salah satu
Tumbuh di
laut. Dapat
di halaman
1.
Pemanenan
Waktu panen ditandai oleh berakhirnya pertumbuhan vegetatif, pada keadaan ini rimpang
telah berukuran optimal dan umur di lahan antara 9 - 10 bulan. Ciri tanaman yang siap panen adalah
memiliki daun-daun yang telah menguning dan mengering.
2.
Pencucian
Rimpang direndam dalam bak pencucian selama 2 3 jam. Selanjutnya rimpang dicuci
sambil disortasi. Setelah bersih rimpang segera ditiriskan dalam rak - rak peniris selama 1 hari.
Penirisan sebaiknya dilakukan di dalam ruangan atau di tempat yang tidak terkena sinar matahari
langsung.
3.
Perajangan
Perajangan dapat menggunakan mesin ataupun perajang manual. Arah irisan melintang agar
sel-sel yang mengandung minyak atsiri tidak pecah dan kadarnya tidak menurun akibat penguapan.
Tebal irisan rimpang antara 4 - 6 mm. Untuk mendapatkan warna dan kualitas rimpang yang bagus,
setelah perajangan rimpang diuapi dengan uap panas atau dicelup dalam air mendidih selama 1 jam
sebelum dikeringkan.
4.
Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan mesin, selain lebih cepat juga hasilnya lebih berkualitas.
Rimpang yang akan dikeringkan ditaruh di atas tray oven dan pastikan bahwa rimpang tidak saling
menumpuk. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengeringan dengan mengunakan mesin adalah suhu
pengeringan yang tepat. Untuk rimpang temulawak digunakan suhu pengeringan antara 40 - 60 oC.
Dengan suhu tersebut waktu pengeringan yang diperlukan antara 3 - 4 hari.
5.
Pengemasan
Setelah rimpang mencapai derajat kekeringan yang diinginkan, selanjutnya dapat segera
dikemas untuk menghindari penyerapan kembali uap air oleh rimpang. Pengemasan hendaknya
dilakukan dengan hati-hati agar rimpang tidak hancur. Seterusnya simplisia dapat segera disimpan
atau diangkut ke pasar.
6.
Penyimpanan
Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab, suhu tidak melebihi 30 oC, memiliki ventilasi
yang baik, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas simplisia, memiliki
penerangan yang cukup (terhindar dari sinar matahari langsung), serta bersih dan bebas dari hama
gudang.
Minyak atsiri dalam simplisia temulawak mengandung siklo isoren, mirsen, d-kamfer, P-tolil
metikarbinol, zat warna kurkumin. Kandungan kurkumin dalam rimpang temulawak berkisar antara
1,6% - 2,22% dihitung berdasarkan berat kering.
Bahan organikosing 2%
Pelarutan (Adsorbsi)
Sebanyak 50 gram serbuk temulawak dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan perbandingan pelarut
bahan baku, suhu dan waktu ekstraksi sesuai dengan kondisi operasi yang dinginkan. Pelarut terlebih dahulu
dipanaskan sampai kondisi operasi yang diinginkan, baru sampel dimasukkan kedalam labu.
Ekstraksi
Evaporasi
Setelah ekstraksi selesai dilakukan penyaringan, filtrat dipekatkan dalam rotavapour pada suhu 40 C sampai
tidak adanya destilat yang menetes
Hasil Ekstraksi
Prosedur Analisa Data
Tahap pengambilan data ini dilakukan dengan cara penimbangan filtrate dan
kertas saring setiap dua menit sampai beratnya konstan.