Anda di halaman 1dari 5

Nama : Putra Darma Asih

Nim : 190110015
Tugas : Artikel Agroteknologi Rempah Dan Obat

STATUS DAN PROSPEK PENGEMBANGAN KOMODITAS


TEMULAWAK

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis.


Temulawak juga berkembangbiak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutama pada tanah
gembur, sehingga buah rimpangnya mudah berkembang menjadi besar. Temulawak termasuk jenis
tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk batang semu dan tingginya dapat
mencapai 2 meter. Daunnya lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan pelapah dan
tangkai daun yang agak panjang. Temulawak mempunyai bunga yang berbentuk
unik (bergerombol) dan berwarna kuning tua. Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai
bahan ramuan obat. Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan
daging buahnya berwarna kekuning-kuningan. Rimpang cabang dan ranting bentuknya silindris,
berwarna kuning. Tanaman ini lebih produktif di tanah tebuka dan terkena sinar matahari. Daerah
tumbuhnya selain di dataran rendah juga dapat tumbuh baik sampai pada ketinggian tanah 1500
meter di atas permukaan laut.
Kedudukan tanaman temulawak dalam tatanaman (sistematika) tumbuhan termasuk kedalam
klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Zingiberales
Keluarga : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorrhiza Roxb.
Temulawak banyak tumbuh liar di padang alang-alang dan tanah-tanah kering. Temulawak
juga tumbuh dengan baik di lahan-lahan yang teduh dan terlindungi dari terik sinar matahari.
Meskipun demikian, temulawak juga dapat tumbuh di tempat yang terik, seperti di tanah tegalan.
Tanaman ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai cuaca di daerah beriklim tropis.
Suhu udara yang baik untuk budidaya tanaman ini antara 19-30oC. Tanaman ini memerlukan curah
hujan tahunan antara 1000-4000 mm/tahun. Temulawak dapat tumbuh di dataran rendah dan
dataran tinggi, sampai ketinggian 1.500m dari permukaan laut (dpl).
Rimpang temulawak segar mengandung air sekitar 75%. Selain itu mengandung minyak atsiri,
lemak (fixed oil), zat warna, protein, resin, selulosa, pati, mineral, dan zat-zat penyebab rasa pahit.
Temulawak segar memiliki kadar air 86,85%, nilai aktivitas antioksidan 58,10%, pH 5,41.
Rimpang temulawak kering mengandung 12% kadar air, 7,30% minyak atsiri, 37-61% karbohidrat
dan 1-4% curcumin. Minyak atsiri temulawak terdiri dari 40 komponen yang sebagian besar terdiri
dari curcumin 41,4% dan xanthorrizhol 21,5%. Kedua zat tersebut merupakan ciri khas minyak
atsiri temulawak.
Manfaat Temulawak Bagi Kesehatan Tubuh sama halnya dengan tanaman herbal (obat-
obatan alami) pada umumnya, temulawak memiliki ragam manfaat yang luar biasa, terlebih
khasiatnya pada tubuh manusia. Beberapa manfaat temulawak bagi tubuh yang tidak boleh
terlewatkan antara lain:
1. Membantu Melancarkan Buang Air Besar
Kandungan serat dan kurkumin yang cukup tinggi pada temulawak dapat membantu
melancarkan buang air besar. Bagi Anda yang memiliki masalah susah buang air besar, maka
sangat disarankan untuk mengonsumsi tanaman temu-temuan jenis ini.
2. Membantu Meningkatkan Fungsi Ginjal
Temulawak juga mampu membantu meningkatkan fungsi ginjal dalam menyaring darah
dari racun dan sisa-sisa metabolisme tubuh. Manfaat temulawak yang satu ini diperoleh berkat
kandungan minyak asiri sebanyak 6% di dalamnya.
3. Membantu Mengeluarkan Toksin dalam Tubuh
Sejalan dengan khasiat temulawak untuk ginjal di atas, mengonsumsi tanaman jamu yang
satu ini secara rutin dapat membantu mengeluarkan toksin dari dalam tubuh. Manfaat temulawak
tersebut juga diakibatkan oleh kandungan Phelandren dalam tanaman tersebut.
4. Membantu Pemulihan Kesehatan Tubuh
Untuk yang baru saja menjalani proses penyembuhan akibat penyakit, maka sangat
dianjurkan untuk mengonsumsi temulawak. Khasiat temulawak yang satu ini diperantarai oleh
kandungan borneol di dalamnya, secara aktif mampu membantu proses penyembuhan terhadap
penyakit atau luka dalm tubuh.
5. Membantu Proses Metabolisme pada Tubuh
Metabolisme yang lancar akan memberikan dampak kesehatan pada tubuh secara
kesuluruhan. Tanaman jamu yang satu ini diam-diam mampu membantu melancarkannya.
Manfaat temulawak untuk metabolisme tubuh diperantarai oleh kandungan pati dan turmerol
sehingga sangat baik untuk dikonsumsi sehari-hari.
Kandungan beberapa zat aktif dalam temulawak antara lain:
 Pati – membantu melancarkan proses metabolisme.
 Protin 29-30%
 Serat 2,58-4,83% – memulihkan kebugaran tubuh.
 Kurkumin 1,60-2,20% – membantu melancarkan proses pencernaan.
 Minyak asiri 6-10% – dapat meningkatkan fungsi ginjal.
 Phelandren – membantu melancarkan pengeluaran toksin atau racun dari tubuh melalui air
kencing.
 Turmerol – membantu melancarkan proses metabolisme.
 Borneol – membantu memulihkan kesehatan tubuh akibat penyakit.
Rimpang temulawak mengandung kurkuminoid, minyak atsiri, pati, protein, lemak, selulosa,
dan mineral. Diantara kandungan-kandungan tersebut yang paling banyak digunakan adalah pati,
kurkuminoid, dan minyak atsiri. Pati merupakan kandungan kimia terbesar dari temulawak. Pati
temulawak berwarna putih kekuningan karena mengandung kurkuminoid. Kadar protein pati
temulawak lebih tinggi dibandingkan dengan pati tanaman lainnya sehingga dapat digunakan
sebagai bahan makanan. Kurkuminoid pada temulawak terdiri atas kurkumin dan
desmetoksikurkumin. Kurkuminoid merupakan kandungan kimia yang memberikan warna kuning
pada rimpang temulawak. Kurkuminoid mempunyai aroma khas, tidak toksik (tidak beracun), dan
berbentuk serbuk dengan rasa sedikit pahit. Minyak atsiri pada temulawak
mengandung seskuiterpen, acurcumene, 1-sikloisoprenmyrcene, zingiberene, xanthorrhizol,
turunan lisabolen, epolisid-bisakuron, bisakuron A, B, C, ketonseskuiterpen, turmeron, a-
turmeron, a-atlanton, germakron, monoterpen, sineol, dborneol, d-a-phellandrene, dan d-
camphene. Di dalam komponen minyak atsiri terdapat xanthorrhizol, dimana xanthorrhizol hanya
terdapat pada minyak atsiri rimpang temulawak. Xanthorrhizol memiliki aktivitas antibakteri,
antiseptik, dan antibiotik serta antikanker.
Temulawak merupakan jenis tanaman biofarmaka yang banyak memberikan manfaat untuk
kesehatan, seperti mengatasi masalah pencernaan, mencegah kanker, dan sebagai obat anti radang.
Pada 2021, Indonesia menghasilkan temulawak sebanyak 33,28 juta kilogram (kg). Badan Pusat
Statistik (BPS) mencatat, jumlah tersebut naik 20,7% dari tahun sebelumnya yang sebanyak 26,74
juta kg.
Jawa Timur tercatat sebagai provinsi yang menghasilkan temulawak paling banyak, yakni
mencapai 23,11 juta kg pada tahun lalu. Jawa Tengah menyusul dengan produksi temulawak
sebesar 5,51 juta kg.
Kemudian, DI Yogyakarta menghasilkan temulawak sebanyak 1,48 juta kg. Setelahnya ada
Kalimantan Selatan dan Lampung dengan produksi temulawak masing-masing 390 ribu kg dan
243,3 ribu kg.
Provinsi penghasil temulawak terbesar selanjutnya adalah Nusa Tenggara Timur 201,8 ribu kg,
Sumatera Utara 180,46 ribu kg, Maluku Utara 155,36 ribu kg, Sumatera Barat 132,73 ribu kg, dan
Riau 91,72 ribu kg.
Temulawak (Curcuma xanthorrihza Roxb) termasuk golongan tanaman rempah yang
memiliki manfaat untuk meningkatkan nafsu makan dan sebagai antikolesterol, antiinflamasi,
antianemia, antioksidan, dan antimikroba. Kurkuminoid sebagai zat utama yang berwarna kuning
dalam temulawak diketahui memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Selain digunakan untuk
pengobatan, temulawak berpeluang dikembangkan dalam industri pangan, terutama sebagai
pewarna alami dalam makanan. Komponen terbesar dalam temulawak adalah pati 41,45% dan
serat 12,62%. Temulawak juga mengandung minyak atsiri 3,81% dan kurkumin 2,29%.
Temulawak dapat dikembangkan menjadi berbagai produk olahan pangan, antara lain simplisia,
tepung, pati, minuman instan, kue kering, manisan, mi, kerupuk, stek, cake, dodol, dan permen
jeli. Makalah ini memaparkan kandungan rimpang temulawak, manfaat, penanganan pascapanen,
dan berbagai produk olahan temulawak.
Temulawak adalah tanaman obat dengan rumpun berbatang semu yang disinyalir asli dari
Indonesia. Kini persebaran populasi tumbuh temulawak hampir merambah seluruh dunia. Saat ini
kita bisa menjumpai temulawak di berbagai negara seperti Tiongkok, IndoCina, Barbados, India,
Jepang, Korea, Amerika Serikat, Malaysia dan beberapa negara di kawasan Eropa.
Budidaya temulawak memang belum dikembangkan dalam jumlah yang besar. Pengembangan
budidaya temulawak memang masih hanya dalam skala kecil dan menggunakan teknologi
sederhana. Sehingga tidak jarang dijumpai ada kesulitan tersendiri untuk menentukan letak sentra
budidaya temulawak yang ada di Indonesia. Hal ini disebabkan persebarannya merata di daerah
dataran sedang dan tinggi, terutama di lahan teduh. Namun yang sangat mengejutkan adalah
dibalik keterbatasan produksi tanaman temulawak, masih terbuka peluang untuk pengembangan
tanaman herbal yang satu ini.

Anda mungkin juga menyukai