Anda di halaman 1dari 17

TEMULAWAK

(Curcuma xanthorhiza Roxb)

Disusun oleh :
Marius Beny Kristianto (1012022017)
Reni Erdiani (1012022019)
Yesie Karolina (1012022020)
Robeeth Ainul Mar’I ( 1012022024 )
Febrian Dewi Ika Rahmawati (1012022031)
POKOK PEMBAHASAN

MENGENAL
TINJAUAN
TEMU
TEMU LAWAK
LAWAK

CARA PEMBAHASAN &


PEMBUATAN KESIMPULAN
I. MENGENAL TEMU LAWAK
Tanaman ini di Jawa dan Madura dikenal dengan
temulawak, sementara di Sunda disebut koneng gede
(MaTanaman ini di Jawa dan Madura dikenal dengan
temulawak, sementara di Sunda disebut koneng gede
(Mahendra 2005). Temulawak tumbuh dengan baik di
dataran rendah sampai ketinggian 1.500 m di atas
permukaan laut (Rukmana 2004).hendra 2005). Temulawak
tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai ketinggian
1.500 m di atas permukaan laut (Rukmana 2004).
Tumbuhan temulawak secara empiris banyak digunakan
sebagai obat tunggal maupun campuran. Terdapat lebih
dari dari 50 resep obat tradisional menggunakan
temulawak (Achmad et al. 2007)
ASAL USUL PENYEBARAN TEMU LAWAK
Temu lawak termasuk salah satu jenis temu-temuan yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat di Asia Tenggara. Temu
Lawak sebagai nama padanannya Curcuma Javanica dipercaya
sebagai tumbuhan asli Indonesia yang kemudian ke beberapa
negara sperti Malaysia, cina bagian selatan, Tailand, Myanmar, India
dan Filipina. Tumbuhan yang di duga kuat berasal dari pilau jawa ini
menyebar ke beberapa wilayah Indonesia, seperti Sumatra Utara,
Sumbar, SumSel, Bengkulu, Lamkpung, Kalimantan dan Sulawesi.
Disebabkan karena penyebarannya cukup luas, tanaman ini dikenal
dg beberapa nama daerah. Jawa barat dikenal dengan nama
Koneng Gede, di Jawa Tengan Dikenal dg nama Temolawak, di
Sumatra dikenal dg Tetemulawak dan kunyit ketumbu (aceh).
II. TINJAUAN TEMU LAWAK

KEKERABATAN TEMU LAWAK


Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Scitamineae
Famili : Zingiberaceae
Marga : Curcuma
Spesies :: Curcuma zanthorrhiza Roxb
Disepanjang daerah tropis dan sub tropis, famili Zingiberaceae terdiri dari
47 genus dan 1400 spesies
Curcuma berasal dari bahasa Arab , Kurkum yang berarti kuning.
Xanthorhiza berasal dari kata yunani, xanthos yang berarti kuning dan
rhiza berarti umbi kuning
Dalam bahasa indonesia, Curcuma xanthorhiza Roxb di sebut temulawak
yang berarti akar kuning
CIRI-CIRI MORFOLOGI
Anggota Zingiberaceae sulit dibedakan antara satu
dengan lainnya. Oleh karena itu, dalam
mengidentifikasi masing masing anggota famili ini di
perlukan ketelitian dan kecermatan
Penampakan temulawak sepintas hampir serupa
dengan Temu Putih ( Curcuma Zedoaria [bergh]Rose
Temulawak bunganya berwarna putih kuning atau
kuning muda, rimpangnya besar berwarna jingga
kecoklatan,berbatang semu, berwarna hijau dan
coklat gelap,tersusun atas upih upih daun
KANDUNGAN DAN SENYAWA KIMIA

Rimpang Temulawak mengandung zat kuning Kurkuminoid,


minyak atsiri,pati,protein,lemak( fixed oil), sesulosa,dan mineral
Diantara komponen tersebut yang paling banyak kegunaannya
ialah pati,kurkuminoid, dan minyak atsiri. Ketiganya banyak
digunakan baik dalam industri maupun rumah tangga
Pati Temulawak mudah di cerna sehingga cocok
digunakan sebagai campuran pati lain ( campuran pati
sereal untuk mengurangi sifat basi pada roti) atau
sebagai pengental pada sirup.
Minyak atsiri temulawak mempunyai khasiat sebagai
kolagoga ( peluruh empedu ), sebagai campuran obat
rematik
Kurkuminoid temulawak mempunyai aroma khas, tidak
toksik, berbentuk serbuk dan rasa sedikit pahit .
Kurkuminoid temulawak terdiri atas kurkumin dan
desmetoksikurkumin. Rimpang temulawak efektif
untuk sekresi empedu
KHASIAT
Temulawak dapat dimanfaatkan sebagai obat, sumber
karbohidrat, bahan penyedap masakan dan minuman, serta
pewarna alami untuk makanan dan kosmetika
Semua bagian tanaman temulawak dapat di manfaatkan. Akan
tetapi bagian yang paling berharga dan dapat di manfaatkan
untuk berbagai macam keperluan adalah rimpangnya
Khasiat temulawak telah banyak diketahui berdasarkan
pengalaman ( empiris ) dan hasil penelitian.
Sebagai obat gangguan hati temulawak bekerja sebagai kolagoga
yakni meningkatkan produksi dan sekresi empedu, menurunkan
kadar kolesterol hati dan mengaktifkan enzim pemecah lemak
hati
Dalam bentuk rebusan dan extrak temulawak dipakai untuk
pengobatan Kolelitiasis ( batu empedu ), Kolesistitis ( Radang
Kandung empedu ),dan kerusakan pada hati
Dalam bentuk rebusan dan extrak temulawak dipakai untuk pengobatan
Kolelitiasis ( batu empedu ), Kolesistitis ( Radang Kandung empedu ),dan
kerusakan pada hati.

Temulawak dapat digunakan sebagai anti inflamasi, melalui aktivitas anti


inflamasinya efektif untuk mengobati radang sendi,reumatik atau artritis
reumatik
Melalui aktivitas hipokolesterolemiknya temulawak dapat menurunkan
kadar kolesterol total dan mempunyai indikasi meningkatkan kadar
lipoprotein densitas tinggi ( HDL ) kolesterol
Temulawak juga mempunyai sifat fungistatik terhadap beberapa jamur
golongan dermathopyta
Temulawak juga bersifat bakteriostatik pada mikroba jenis staphyllococcus
dan salmonella
Jika di telusuri lebih lanjut ternyata temulawak telah lama digunakan
mengatasi berbagai gangguan kesehatan seperti penambah nafsu
makan, penyembuhan penyakit maag,
batuk,asma,sariawan,panas,malaria,ambeien,sembelit , diare,pegal
linu, gangguan cacing pita dan masih banyak lainnya.
Pemakaian temulawak untuk pengobatan umumnya di lakukan dalam
bentuk ramuan baik tunggal maupun campuran.
Pemakaian temulawak untuk pengobatan umumnya di lakukan dalam
bentuk ramuan baik tunggal maupun campuran
Dalam dunia kosmetika temulawak digunakan antara lain sebagai
obat anti jerawat karena mempunyai sifat astringen. Sifat ini
menyebabkan terjadinya oedema pada muara forinkel rambut /
pori pori kulit sehingga secara tidak langsung akan mengurangi
sekresi sel sebasea. Daya anti septik ringan yang di miliki
temulawak dapat membantu membersihkan kulit dari bakteri
bakteri patogen sehingga radang jerawat berangsur angsur
membaik, mengering dan akhirnya sembuh
EFEK FARMAKOLOGI

Umumnya pengujian untuk melihat aktivitas farmakologi


dilakukan terhadap hewan percobaan
III. CARA PEMBUATAN JAMU SERBUK

PEMBUATAN JAMU SERBUK INI DI AMBIL DARI JURNAL YANG


DITERBITKAN OLEH “MASPUL JURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT
DENGAN JUDUL “Ragam Pembuatan Olahan Bubuk Instan Temulawak
Untuk Produk Herbal Desa Rossoan”

1. Pengambilan temulawak segar, sekaligus dibersihkan sampai benar-


benar bersih (sortasi basah ).
2. Dikupas dan dipotongtipis agar cepat kering, sekaligus penjemuran di
bawah terik matahari.
3. setelah benar-benar kering dilakukan sortasi kering kemudian
temulawak ditumbuk dengan menggunakan alu dan lesung penumbuk
agar hasilnya halus.
4. Setelah hancur disaring lalu diayak menghasilkan bubuk yang halus,
setelah itu lanjut pengemasan bubuk instan temulawak berbagai
varian warna yaitu kuning, putih dan hitam.
5. Hasil bubuk temulawak instan berbagai varian warna, kuning, putih
dan hitam .
IV. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

Temulawak sering dikonsumsi sebagai minuman herbal untuk


menjaga kesehatan tubuh, terutama dalam situasi saat ini di mana
tubuh rentan terhadap penyakit seperti wabah COVID-19.
Temulawak memiliki manfaat yang luar biasa dan dikenal luas oleh
masyarakat Desa Rossoan sebagai obat herbal yang alami dan
ampuh.
Proses pengelolaan temulawak dilakukan dengan mengeringkan
rimpang temulawak yang diiris tipis dan dijemur di bawah sinar
matahari selama sekitar 7 jam. Pengamatan ini dilakukan selama
13 hari pada bulan September 2020. Temulawak harus dikeringkan
selama 13 hari agar benar-benar kering dan dapat ditumbuk
menjadi bubuk halus yang berkualitas tinggi.
Temulawak memiliki tiga warna yaitu hitam, kuning, dan putih,
dan setiap warna memiliki manfaat yang berbeda-beda.
Masyarakat Desa Rossoan sangat mengandalkan temulawak
sebagai obat herbal utama mereka. Lahan yang kosong di Dusun
Leon dimanfaatkan untuk menanam temulawak, sehingga
mereka dapat dengan mudah mengambil temulawak untuk
dikonsumsi saat merasakan keluhan atau nyeri, sebagai alternatif
yang alami daripada menggunakan obat-obatan rumah sakit.
Dalam rangka memperkenalkan manfaat temulawak yang luar
biasa ini, mereka berpikir untuk mengelola produksi temulawak
di Desa Rossoan dan menjadikannya produk yang dapat dikenal
di seluruh daerah. Dengan demikian, mereka ingin
memanfaatkan tempat dan kondisi yang mendukung
pertumbuhan temulawak untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan obat herbal ini.
TERIMAKA
SIH

Anda mungkin juga menyukai