Anda di halaman 1dari 26

Antibiotik

Golongan Makrolid
• Golongan Makrolid menghambat sintesis protein kuman
dengan cara berikatan secara reversibel dengan ribosom subunit
50S, dan umumnya bersifat bakteriostatik, walaupun terkadang
dapat bersifat bakterisidal untuk bakteri yang sangat peka

Makrolid

Erythromycin Azithromycin Spiramycin Clarithromycin Roxythromycin


Erythromycin
• Eritromisin yang sudah dicerna dan diserap oleh tubuh
akan bekerja dengan cara menembus membran sel bakteri dan
mengikat sub unit ribosom 50 S dan 70 S atau dekat dengan
area P atau donor tRNA sehingga pengikatan tRNA ke area
donor terhambat. Dengan demikian bakteri tidak dapat
melakukan translasi tRNA.
• Kondisi ini menyebabkan bakteri tidak dapat
mensintesis protein sehingga pertumbuhannya terhambat dan
kemudian mati.
Interaksi Obat

• Meningkatkan toksisitas carbamazepine, kortikosteroid,


cyclosporin, digoksin, warfarin, astemizol, dan teofilin
• Kombinasi dengan terfenadin dan astemizol dapat
menimbulkan aritmia jantung (torsades de pointes).
Dosis

• Dosis Umum
– Dosis dewasa : 1-2 gram/hari dibagi dalam 4 dosis
– Anak : 30-50mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis
Sediaan

• Tab/Kaps 250 mg : Corsatrocin, Erphatrocin, Erysanbe,


Erythin
• Tablet Kunyah 200 mg : Erphatrocin, Erysanbe
• Kaplet 500 mg : Corsatrocin, Erysanbe, Erycoat Forte, Erythrin,
Narlecin, Opithrocin
• Syr kering 200mg/5ml : Corsatrocin, Erphatrocin, Erysanbe,
Erythrin, Opithrocin
Efek Samping

• Gangguan saluran cerna (mual, muntah, diare).


• Reaksi hipersensitivitas (urtikaria, ruam kulit, reaksi anafilaksis).
• Gangguan pendengaran yang reversibel pernah dilaporkan
setelah pemberia dosis besar.
• Ikterus kolestatik dan gangguang jantung (aritmia dan nyeri
dada).
Azithromycin
• Azithromycin adalah makrolid yang aktifitasnya terhadap
bakteri gram positif sedikit lebih lemah dibanding
erytrhromycin. Tetapi lebih aktif terhadap bakteri gram negatif
seperti Haemophilus influenzae. Kadar plasma azithromycin
sangat rendah, karena kadarnya dalam jaringan jauh lebih tinggi.
Waktu paruh azithromycin yang panjang dalam jaringan
memungkinkan obat ini diberikan dalam dosis satu kali sehari.
Azithromycin dapat digunakan untuk Lyme disease.
Interaksi Obat

• Antasida yang mengandung alumunium & magnesium


menurunkan kadar puncak obat azithromycin dalam serum.
Maka sebaiknya azithromycin diberikan 1 jam sebelum atau 2
jam setelah antasida.
• Sebaiknya tidak diberikan bersama-sama dengan turunan ergot.
• Pemberian digoksin bersama azithromycin dapat meningkatkan
kadar digoksin.
• Azithromycin meningkatkan kadar teofilin/carbamazepine
dalam darah.
Dosis

• Dosis untuk infeksi ringan-sedang


– Dewasa : 1x500 mg /hari selama 3 hari.
– Anak >6 bulan : 10 mg/kgBB/hari (1x sehari) selama 3 hari
• Infeksi klamidia genital tanpa komplikasi dan urethritis non-
gonoccocal, Dewasa 1 g sebagai dosis tunggal.
Sediaan Obat

• Tablet 250 mg : Aztrin, Mezatrin, Trozin, Zicho, Zistic,


Zithromax, Zycin
• Tablet 500 mg : Azomax, Binozyt, Trozin, Zicho, Zistic,
Zithromax, Zycin
• Suspensi 200 mg/ 5 ml : Azomax, Aztrin, Ethrimax Ds,
Maxmor, Zistic, Zithromax
• Vial 500 mg : Zithromax
Efek Samping

• Mual , rasa tidak enak pada perut, muntah, kembung, diare.


• Gangguan pendengaran
• Nefrtitis interstisial
• Gagal hinjal akut
• Fungsi hati abnormal
• Vertigo
• Sakit kepala
• Somnolen
Clarithromycin
• Clarithromycin merupakan derivat erythromycin dengan
aktifitas yang lebih kuat dibandingkan dengan senyawa
induknya. Ladar dalam jaringan lebih tinggi dari pada kadar
erythromycin. Obat ini diberikan dua kali sehari.
Interaski Obat

• Dapat meningkatkan konsentrasi serum teofilin


• Pemberian dosis tunggal akan meningkatkan
konsentrasi carbamazepine.
Dosis

• Dosis umum :
– Dewasa 250 mg tiap 12 jam selama 7 hari. Pada
infeksi berat dapat ditingkatkan menjadi 500 mg
tiap 12 jam selama 14 hari.
Sediaan Obat

• Sediaan 250 mg : Bicrolid, Hecobac, Orixal


• Sediaan 500 mg : Abbotic, Bicrolid, Hebobac, Orixal
• Syr 125 mg / 5 ml : Abbotic
Efek Samping

• Efek samping umum


– Gangguang pencernaan (diare, mual, muntah).
– Gangguan pengecapan.
– Nyeri abdomen.
– Sakit kepala.
Spiramycin
• Spiramycin efektif terhadap kuman Staphylococcus
Pneumococcus, Enterococcus, Neisseria, Bordetella Pertusis,
Rickettsia, Amoeba dan Toxoplasma. Secara in vitro, aktivitas
antibakteri Spiramycin lebih rendah dibandingkan
Erythromycin.
• Spiramycin juga digunakan sebagai obat alternatif untuk pasien
toksoplasmosis yang terkena suatu sebab tidak dapat diobati
dengan pyrimethamine-sulfonamide (misalnya pada wanita
hamil atau ada kontraindikasi lainnya). Spiramycin juga efektif
untuk mencegah transmisi transplasental toksoplasma dari ibu
ke anak.
Indikasi dan Kontraindikasi

• Indikasi : Infeksi oleh kuman yang sensitif pada


keadaan infeksi rongga mulut dan saluran nafas serta
terapi terhadap toksoplasmosis pada wanita hamil.
• Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap spiramycin
Dosis Obat

• Dosis Umum
– Dewasa : 3-4 x 500 mg/hari per oral. Pada infeksi berat dosis
ditingkatkan 2 kali lipat
– Anak : 50-75 mg/kgBB/hari per oral yang terbagi dalam 2-3
kali pemberian
• Dosis untuk toksoplasmosis dalam kehamilan : 1 g oral tiap 8
jam
Sediaan Obat

• Sediaan 500 mg : Ethirov, Osmycin, Provamed, Rovadin,


Sorov, Spiradan, Spiramycin OGB Dexa, Spiranter, Spirasin,
Varoc.
• Syr 125 mg / 5 ml : Osmycin, Provamed, Rovadin, Spiradan.
Efek Samping

• Terkadang timbul rasa mual, nyeri epigastrium, diare,


muntah, dan sesitisasi pada kulit
Roxythromycin
Indikasi
• Infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitif
terhadap Roxythromycin pada kondisi infeksi telinga,
hidung, tenggorokan, bronkopulmonal, genital (tidak
termasuk infeksi gonococcal) dan infeksi kulit
Kontraindikasi
• Hipersensitivitas, terapi kombinasi dengan ergotamin dan
preparat sejenis lainnya.
Dosis Obat
• Dewasa : 1x300 mg sehari atau 2x150 mg sehari pada pagi
dan malam hari
• Anak BB 24-40 kg : 2x100 mg sehari pada pagi dan malam
hari atau 5-8 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis terpisah selama
tidak lebih dari 10 hari. Sebaiknya diberikan sebelum makan

Sediaan Obat
• Sediaan 150 mg : Biostatik, Rolexit, Rulid, Simacron, Sitro,
Uplores
• Sediaan 300 mg : Biostatik, Rolexit, Sitro
Efek Samping Obat

• Gangguan saluran cerna berupa mua, muntah, nyeri perut,


diare, gejala pankreatitis.
• Reaksi hipersensitif ( ruam, urtikaria, angioedema,
bronkospasme, anafilaksis)
• Peningkatan enzim transaminasi / ALP
• Hepatitis kolestatik akut
• Gangguan pengecapan, dan penciuman
Daftar Pustaka
1. Gunawan SG, Setiabdy R, editors. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5.
Jakarta : Badan Penerbit FKUI.2011
2. Pramudianto A, Evaria. Mims Indonesia petunjuk konsultasi edisi 16.
Jakarta : BIP.2016
3. Badan POM Indonesia. Informatorium Obat Nasional Indonesia cetakan
tahun 2017. Jakarta : Sagung Seto. 2017

Anda mungkin juga menyukai