Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Praktikum

Teknologi Sediaan Steril


Sediaan Injeksi Diphenhidramin HCl 0,5%

Disusun oleh :

Nama : Uniq Setyaningsari


Nrp : 110119158
Kp :F

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SURABAYA


SURABAYA
2021
Topik : Pembuatan sediaan injeksi Diphenhidramin HCL 0,5% dalam vial (single dose)

Tujuan :

1. Untuk mempelajari cara pembuatan sediaan injeksi Diphenhidramin HCl dalam


bentuk vial (single dose) bahan aktif tidak tahan panas dan mudah teroksidasi
2. Untuk mempelajari sterilisasi sediaan injeksi dengan menggunakan metide filtrasi.
3. Untuk memahami metode sterilisasi dengan pemanasan basah (otoklaf) dan
pemanasan kering (oven)
4. Melakukan sterilisasi alat dan bahan dengan pemanasan basah (otoklaf) dan
pemnasan kering (oven)

I. PRAFORMULASI
1. Tinjuaan farmakologi bahan obat
a. Indikasi
 Diphenhidramin memiliki khasiat antihistamin yang disertadi
dengan efek sedative dan muskarinik (Martindale 36th ed p. 577)
 Diphenhidramin digunakan sebagai gejala alergi, termasuk
urtikaria dan angiodema, rhinititis dan konjungtivitis dan keusakan
kulit pruritik. Diphenhidramin juga dapat digunakan sebagai
antiemetik dalam pengobatan mual dan muntah, pencegahan dan
pengobatan motion sickness, vertigo dengan berbagai penyebab,
serta sebagai antimuskarinik pada penyakit parkinson (Martindale
36th ed p. 577-588)
b. Kontraindikasi
 Tidak dapat diberikan kepada pasien penderita asma, pasien yang
hipersenstivitas terhadap diphenhidramin HCl, anak-anak dan ibu
hamil (Martindale 36th ed p. 562-563)
 Tidak boleh diberikan pada bayi yang baru lahir karena dapat
terjadi efek antimuskarinik karena organ hati dan liver yang belum
terbentuk dengan sempurna (Martindale 36th ed p. 562)
c. Efek Samping
 Deperesi SSP,sakit kepala, antimuskarinik seperti mulut
kering,sekeresi saluran pernafasan yang menebal, penglihatan
kabur, kesulitan atau retensi urin, kinstipasi dan peningkatan
refluks lambung. Kadang-kadang terjadi efek gastrointestinal dari
antihistamin sepeerti mual, muntah, diare atau nyeri epigastrium.
(Martindale 36th ed p. 561)
2. Tinjauan Sifat Fisikokimia Bahan Obat
a. Kelarutan
 Mudah larut dlam air (FI VI p.401)
 1:1 dalam air (Martindale 36th ed p. 577)
b. Stabilitas
 Terhadap Cahaya : tidak stabil cahaya, jika terkena cahaya
perlahan-lahan warna zat menjadi gelap (FI VI P.401)
 Terhadap suhu : tidak stabil terhadap suhu tinggi, akan melebur
pada suhu ± 167-172°C disimpan pada suhu 15-30°C (FI IV p.330)
 Terhadap pH : stabil pada pH 4,0 sampai 6,0 dalam larutan air
(Martindale 36th ed p. 577), pH sediaan 4,0-6,5 (FI VI p.403)
 Terhadap oksigen : tidak stabil terhadap udara, simpan dalam
wadah kedap udara (Martindale 36th ed p. 577)
c. OTT (Inkompatibilitas)
 Inkompatibilitas dengan amphotericin B, cefametazole sodium,
cefalotin sodium, hydrocortisone sodium succinare, beberapa
barbiturate yang larut air, beberapa media kontras dan larutan asam
atau alkali kuat. (Martindale 36th ed p. 577)
d. Cara penggunaan dan Dosis
 Dosis Oral Diphenhydramine HCl
Anak usia 2-6 tahun : 6,25 mg per 4-6 jam.
Anak usia 6-12 tahun : 12,5 mg – 25 mg per 4-6 jam
 Dosis Diphenhydramine HCl
Anak-anak : 5mg/kg/hari dalam 4 dosis terbagi maksimum 300mg
dalam 24 jam
 Konsentrasi 1% atau 5% : 10-50 mg untuk beberapa pasien,
namun jika diperlukan dapat diberikan dosis 100 mg. Dosis
maksimal 400 gram per hari. (Martindale ed 38th p. 626)

II. FORMULASI
1. Permasalahan dan Penyelesaian
a. Diphenhidramin HCl tidak stabil terhadap cahaya
Penyelesaian : dikemas dalam wadah coklat (vial berwarna coklat) dan terlindung
cahaya
b. Diphenhidramin HCl tidak stabil terhadap udara
Penyelesaian : ditambahakan antioksidan dan chelating agent, diberi wadah vial
coklat. Waktu menimbang diphenhidramin HCl digunakan kaca arloji
c. Bahan aktif tidak bisa disterilkan dengan sterilisasi akhir (otoklaf)
Penyelesaian : dapat diatasi dengan cara sediaan disterilkan dengan membrane
filter diameter 0,2 µm (tidak ada sterilisasi akhir, tapi menggunakan teknik
aseptik)
2. Formulasi
a. (Formularium Nasional edisi II p.113)
R/ Diphenhidramin HCl 10 mg
Aq pro injection ad 1 ml

b. (USP XXII p.459)


R/ Diphenhidramin HCl 0,5%
Na Metabisulfit 0,01%
NaCl 625 mg
Aq pro injeksi ad 100 ml

c. (Handbook of injectable drug 13th ed . p. 484)


R/ Diphenhidramin HCl 50 mg
Benzalkonium Chloride 0,1 mg
Aq pro injection ad 1 ml
 Formula yang dipilih adalah (b) dengan komposisi sediaan :
R/ Diphenhidramin HCl 0,5%
Na Metabisulfit 0,01%
NaCl 625 mg
Aq pro injeksi ad 100 ml
3. Perhitungan Tonisitas
 Dibuat didalam vial @9 ml
V = (V` + a) x n
= (9+ 0,5) x 3
= 28,5 ml ~ 30 ml
 Diphenhidramin HCl 0,5% = 0,5/100 x 30 ml = 0,150 gram = 150 mg
 Na metabisulfit 0,01% = 0,01/100 x 30 ml = 0,030 gram = 3 mg
 Perhitungan isotonis NaCl 0,9% untuk 30 ml = 0,9/100 x 30 ml
= 0,27 g = 270 mg
 E 1% Diphenhidramine HCl = 0,34 gram
 Kesetaraan NaCl untuk Diphenhidramin HCl = 0,34 x 0,150 g = 0,051 g
 NaCl 0,9% yang diperlukan untuk 0,27 g – 0,051 g = 0,219 g
= 219 mg ~ 220 mg

4. Cara sterilisasi sediaan yang dipilih

No. Komponen Bahan Bobot bahan Fungsi Cara sterilisasi


1 Diphenhydramine 150 mg Bahan aktif Radiasi
HCl
2 Na Metabisulfit 3 mg Antioksidan Radiasi
3 NaCl 220 mg Pengisotonis Pemanasan kering
(Oven) 180˚C
selama 30 menit.
4 Aqua pro injection Ad 30 ml Pelarut Pemanasan basah
(Otoklaf) 121˚C
selama 15 menit.
5. Cara sterilisasi sediaan yang dibuat : sediian disterilkan dengan cara filtrasi melalui
membrane filter 0,2 µm di Laminar Air Flow (LAF) Cabinet
(Martindale 36th ed p. 577)
o Sediaan yang dipilih belum isotonis sehingga perlu ditambahkan NaCl
sebanyak 256 mg (sesuai perhitungan)
III. PELAKSANAAN
a) Penyiapan alat
No Nama alat Ukuran Jumlah Cara sterilisasi Waktu
1 Kaca arloji Diameter 5 cm 4 Oven 1800 C 30 menit
2 Kaca arloji Diameter 8 cm 2 Oven 1800 C 30 menit
3 Beaker glass 50 ml 2 Oven 1800 C 30 menit
0
4 Beaker glass 100 ml 2 Oven 180 C 30 menit
5 Erlenmeyer 50 ml 1 Otoklaf 1150 C 30 menit
6 Pengaduk Standard 2 Oven 1800 C 30 menit
7 Pinset Standard 4 Oven 1800 C 30 menit
8 Tara & wadah Standard 1 set Oven 1800 C 30 menit
9 Anak timbangan Standard 1 set Oven 1800 C 30 menit
(tidak wajib)
10 Sendok logam Standard 2 Oven 1800 C 30 menit
11 Vial coklat 10 cm 5 Oven 1800 C 30 menit
12 Kantong sampah 2 x modul 2 Otoklaf 1150 C 30 menit
(tidak wajib)
13 Alumunium foil 10x10 cm 2 Oven 1800 C 30 menit
14 Corong & kertas Diameter 5 cm 2 Otoklaf 1150 C 30 menit
Saring
15 Gelas ukur 5 ml 1 Otoklaf 1150 C 30 menit
16 Gelas ukur 10 ml 2 Otoklaf 1150 C 30 menit
17 Gelas ukur 50 ml 1 Otoklaf 1150 C 30 menit
18 Spuit injeksi 10 ml 1 Sudah steril 30 menit
dengan radiasi
19 Pipet tetes Panjang 2 Otoklaf 1150 C 30 menit
20 Pipet tetes Pendek 2 Otoklaf 1150 C 30 menit
21 Tutup vial (karet) Diameter 2 cm 5 Otoklaf 1150 C 30 menit
0
22 Filter holder dan 0.22 mikro 1 Otoklaf 115 C 30 enit
membrane filter Meter
b) Pencucian, pengeringan dan pembungkusan alat
o Pencucian wadah gelas/alat gelas cara Huizinga
1. Sikat dengan larutan tepol
2. Bilas dengan air kran
3. Semprot dengan uap & tiriskan
4. Bilas dengan aquadem
5. Bilas dengan air suling yang baru dibuat (steril dan bebas pirogen)
6. Keringkan dengan posisi terbalik dalam oven
o Pencucian wadah gelas/alat gelas cara Cooper & Gunn’s
1. Alat/wadah direndam dalam larutan tepol panas, sebaiknya semalam
2. Disikat dengan sikat yang keras
3. Dibilas dengan air kran (panas/dingin) bagian luar dan dalam
4. Dibilas dengan aquadest bebas pirogen yang baru dibuat (3 kali)
o Pengeringan
1. Keringkan dalam oven dalam keadaan terbalik pada suhu 100°C, tidak
boleh terlalu lama kirakira 15 menit (terutama gelas ukur, bahan yang
terbuat dari karet & plastik)
2. Untuk menghindari debu dapat ditutup dengan kertas yang tembus uap air
3. Wadah kecil harus benar-benar kering
o Pencucian karet
1. Rendam dalam larutan HCl 2% selama 2 hari
2. Rendam dalam larutan tepol 1% dan Natrium Karbonat 0,5% selama 1
hari
3. Didihkan dalam larutan tersebut selama 15 menit, kemudian bilas dengan
aquadest
4. Ulangi dengan larutan yang baru
5. Ulangi sampai larutan jernih
6. Rendam dalam aquadest (dalam beaker glass yang ditutup kertas
perkamen) dan dicuci dengan otoklaf pada suhu 110°C selama 20 menit
(1atau 2 kali) sampai air rendaman jernih.
Tahap-tahap pencucian karet dengan otoklaf pada suhu 110°C selama 20 menit
adalah:
 waktu pemanasan : pkl ( menit )
 waktu pengeluaran udara : pkl ( menit )
 waktu menaik : pkl ( menit )
 waktu suhu dipertahankan : pkl ( menit )
 waktu menurun : pkl ( menit )
 waktu pendinginan : pkl ( menit )
Proses pencucian karet berlangsung dari : pkl ( menit )
7. Bilas dengan spiritus dilitus (etanol 70%) – air aa sampai jernih
8. Masukkan kantong kering rangkap dua dan sterilkan dalam otoklaf

 Pembungkusan :
masing-masing alat dibungkus dalam kantong yang terbuat dari kertas
perkamen dan tuliskan nama alat & nama kelompok anda
c) Tahap-tahapan sterilisasi
c.1. Sterilisasi alat-alat dengan oven pada suhu 180°C selama 30 menit
(kaca arloji ∅ 5 cm, beaker glass, labu erlenmayer, kaca arloji 8 cm, corong pengaduk
kaca, pinset, sendok logam, sendok porselin, ampl, aluminium foil).
Tahap-tahap sterilisasi adalah sebagai berikut:
 waktu pemanasan : pkl ( menit)
 waktu kesetimbangan : pkl ( menit)
 waktu pembinasaan : pkl ( menit)
 waktu tambahan jaminan sterilitas : pkl ( menit)
 waktu pendinginan : pkl ( menit)

Proses sterilisasi berlangsung dari pukul. ( menit)

c.2. Sterilisasi alat-alat dengan otoklaf pada suhu 115°C selama 30 menit
(Gelas ukur,corong dan kertas saring, pipet tetes, tali)
Tahap-tahap sterilisasi adalah sebagai berikut:
 waktu pemanasan : pkl ( menit)
 waktu pengeluaran udara : pkl ( menit)
 waktu menaik : pkl ( menit)
 waktu kesetimbangan : pkl ( menit)
 waktu pembinasaan : pkl ( menit)
 waktu tambahan jaminan sterilitas : pkl ( menit)
 waktu menurun : pkl ( menit)
 waktu pendinginan : pkl. ( menit)

Proses sterilisasi berlangsung dari pukul ( menit)


c.3. Sterilisasi pelarut aqua pro injection dengan otoklaf suhu 121°C selama 15 menit
Tahap-tahap sterilisasi adalah sebagai berikut:
 waktu pemanasan : pk ( menit)
 waktu pengeluaran udara : pkl ( menit)
 waktu menaik : pkl ( menit)
 waktu kesetimbangan : pkl ( menit)
 waktu pembinasaan : pkl ( menit)
 waktu tambahan jaminan sterilitas : pkl ( menit)
 waktu menurun : pkl ( menit)
 waktu pendinginan : pkl ( menit)

Proses sterilisasi berlangsung dari pukul ( menit)

d) Pemasangan label bersih dan steril pada setiap masing-masing-masing kantong alat
e) Cara kerja
 Ruang C
1. Membersihkan meja dengan alcohol 70% dan lap menggunakankasa steril.
2. Menyalakan api spiritus.
3. Mentara kaca rloji, menimbnag Diphenhydramine HCl sebanyak 150 mg dan
menutup menggunakan kaca arloji.
4. Mentara kaca arloji, menimbang Na Metabsulfat sebanyak 3 mg.
5. Mentara kaca arloji, menimbang NaCl sebanyak 220 mg.
 Ruang A
1. Menyalakan LAFC : kabel dicolokkan dalam stopkontak dan menkan tombol
“ON” dengan menaikkan tombol berwarna hitam ke atas, fan di “ON” kan
lampu UV di “ON” kan dengan minimal 15-30 menit kemudian ganti
menggunakan lampu neon.
2. Membersihikan LAFC dengan alcohol 70% lalu lap menggunakan kasa steril
pada 6 sisi.
3. Menyemprot wadah api spiritus dengan alcohol 70% lalu masukkan dalam
LAFC dan biarkan sampai kering.
4. Alat yang sudah disterilkan, disemprot dengan alcohol 70%, kemudian
masukkan dalam LAFC.
5. Bahan-bahan yang sudah ditimbang di ruang C dimasukkandalam LAFC.
6. Membuat pengenceran Na Metabisulfit :
a) Menimbang 50 mg Na Metabisulfit pada kaca arloji, lalu
dimasukkan dalam beaker glass (kelarutan 1:1,9)
b) Mengukur 10 ml aqua pro injeksi dengan gelas ukur 10 ml.
c) Mencampur (a) dan (b) kemudian aduk ad larut dalam beaker
glass 50 ml.
d) Mengambil ( c ) sebanyak 1 ml dengan gelas ukur 5 ml (dalam
1 ml mengandung 5 mg Na Metabisulfit dan di ad kan10 ml)
e) Mengambil (d) sebanyak 6 ml(3mg/5mg x 10 ml = 6 ml )
7. Menimbang Diphenhydramine HCl sebanyak 150 mg dan menimbang Na
Metabisulfit sebanyak 6 ml, kemudian campur ke dalam beaker glass 100 ml
(kelarutan 1:1 dalam air)
8. Melarutkan NaCl (kelarutan 1:28)
a) Mengukur aqua pro injeksi sebanyak 5 ml dengan bantuan
gelas ukur 10 ml.
b) Memasukkan NaCl sebanyak 191 mg dalam beaker glass 50
ml.
c) Mencampur (a) dan (b), kemudian aduk ad homogeny danlarut
dalam beaker glass 50 ml
9. Mencampur (7) dan (8) ad homogeny dalam beaker glass 100 ml.
10. Melakukan pengecekan pH dengan indicator universal.
11. Meng ad kan no (9) sebanyak 30 ml dalam gelas ukur 50 ml.
12. Mengambil sebanyak 9,5 ml no (11) dan filtrasi menggunakan membrane
filter 0,22µm, ditampung dalam vial coklat, lalu ditutup dengan karet yang
sesuai.
13. No (12) diikat champagne 1 kali, kemudian tutup menggunakna alumunium
foil, dan ditali pita pada leher vial.
14. Melakukan langkah (12) dan (13) untuk vial ke 2 dan vial ke 3.
15. Melakukan uji bubble point test untuk membrane filter 0,22µm (ruang kelas
II)
a. Mengisi udara dalam spuit ijeksi sebanyak 10 ml, kemudian pasang
kembali filter yang telah digunakan.
b. Menyiapkan beaker glass dengan isi aquadest.
c. Masukkan dalam beaker glass yang berisi aquadest + filter holder,
kemudian masukkan ke bagian tengah beaker glass dengan tegak
lurus.
d. Mendorong pelan udara dalam spuit injeksi sehingga keluar
gelembung udara pertama kari dari ujung filter holder dan alat ditahan
pada bagian yang didorong tadi. (ciri-ciri gelembung udara : bergerak
ke permukaan air, keluar dari samping membrane filter).
e. Jika sisa udara dalam spuit injeksi 2 ml, maka ukuran pori- pori
terbesar adalah 0,2 µm, ada kemungkinan sediaan menjadi tidak steril
atau pemasangan membrane filter tidak tepat. (Apabila gelembung
udara yang keluar dari bagian bawah filter holder, melainkan dari
samping maka cara pemasangan alat tidak tepat).
16. Memberi etiket dan brosus, kemudian masukkan dalam kemasan sekunder
17. Tidak dilakukan sterilisasi akhir karna bahan sudah tersaring
IV. WADAH
 Vial coklat 9 ml yang terlindung dari cahaya dan kedap udara kemudian diberi
labelmerupakan wadah primer.

 Box kemasan sekunder + brosur + etiket merupakan wadah sekunder.

V. Brosur, Label dan Kemasan

Brosur
Label/etiket

Kemasaan

Anda mungkin juga menyukai