Anda di halaman 1dari 6

Nama : Intan Tia Nurrochmah

NIM : I1C018037
Kelompok : A1-4

LEMBAR KERJA 3

Pembuatan Larutan Irigasi

Pendahuluan

Larutan irigasi adalah larutan steril, bebas pyrogen yang digunakan untuk tujuan
pencucian dan pembilasan. Larutan irigasi dimaksudkan untuk mencuci dan merendam
luka atau lubang operasi, sterilisasi pada sediaan ini sangat penting karena cairan tersebut
langsung berhubungan dengan cairan dan jaringan tubuh yang merupakan tempat infeksi
dapat terjadi dengan mudah.
Larutan irigasi adalah sediaan larutan steril dalam jumlah besar. Larutan tidak
disuntikkan ke dalam vena, tapi digunakan di luar sistem peredaran darah dan umumnya
menggunakan jenis tutup yang diputar atau plastik yang dipatahkan, sehingga
memungkinkan pengisian larutan dengan cepat. Larutan ini digunakan untuk merendam
atau mencuci luka-luka. Salah satu sediaan irigasi yang ada di pasaran adalah sediaan
irigasi berisi Natrium Klorida (NaCl).
Tugas:

Lakukan perbandingan formulasi larutan irigasi NaCl 0,45% dengan larutan irigasi NaCl
0,9% sebagai berikut :
1. Fungsi larutan irigasi
Larutan irigasi Fungsi
NaCl 0,45% Menghidrasi dan dapat digunakan untuk menilai status ginjal dan
Pengganti ion Na+, Cl- dalam tubuh
NaCl 0,9% Digunakan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang karena beberapa
faktor berfungsi sebagai pengatur keseimbangan cairan tubuh dan
Pengganti ion Na+, Cl- dalam tubuh

2. Preformulasi bahan

Nama Bahan Pembahasan


NaCl  Pemerian :Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk
hablur putih, rasa asin
 Kelarutan :Mudah larut dalam air, sedikit lebih mudah larut
dalam air mendidih, larut dalam gliserin, sukar larut dalam
etanol
 Stabilitas :Stabil dalam bentuk larutan. Larutan stabil dapat
menyebabkan penguraian partikel dari tipe gelas
 Cara sterilisasi :autoklaf atau filtrasi
(Depkes RI, 1995)
Aqua p.i  Pemerian :Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa
 Stabilitas :Stabil dalam bentuk larutan. Larutan stabil dapat
menyebabkan penguraian partikel dari tipe gelas
 Cara sterilisasi :autoklaf
Carbo adsorben  Pemerian :serbuk, hitam, tidak berbau. Diperoleh dari residu
destruktif berbagai bahan organic, diolah untuk meningkatkan
kapasitas adsorbs zat warna organic dan basa nitrogen
 Kelarutan :praktis tidak larut dalam suasana pelarut biasa
 Stabilitas :stabil ditempat yang tertutup dan kedap udara
 Cara sterilisasi :autoklaf atau filtrasi
Dextrose  Pemerian :hablur, tidak berwarna, serbuk hablur, atau serbuk granul
putih, tidak berbau, rasa manis
 Kelarutan : sangat mudah larut dalam air mendidih,mudah larut
dalam air,sukar larut dalam etanol
 Stabilitas :stabil dalam bentuk larutan. Dekstrosa stabil dalam
keadaan penyimpanan yang kering dengan pemanasan tinggi,
dapat menyebabkan reduksi pH dan karamelisasi dalam larutan
 Cara sterilisasi :menggunakan autoklaf

3. Perhitungan Tonisitas dan Osmolaritas untuk 0,45% dan 0,9%


Tonisitas (menggunakan metode ekuivalensi NaCl)
a. Ionisitas
L
E = 17 x
M
1,86
E = 17 x
58,44
E = 0,541
b. Tonisitas
- Larutan Irigasi 0,45%
0,45% x 0,541 = 0,243% (a)
Jumlah NaCl yang ditambahkan supaya isotonis
0,9 – 0,243% = 0,657% (b) (0,657 g dalam 100 ml)
Jumlah Nacl yang dibutuhkan dalam sediaan 500 ml adalah 3,285 g
- Larutan Irigasi 0,9%
0,9% x 0,541 = 0,486% (a)
Jumlah NaCl yang ditambahkan supaya isotonis
0,9 – 0,486 % = 0,414% (b) (0,414 g dalam 100 ml)
Jumlah NaCl yang dibutuhkan dalam sediaan 500 ml adalah 2,07 g
c. Osmolaritas
- Larutan Irigasi 0,45%
massa ( g )
Osmolaritas (
= volume ( L )
x 1000 x jumlah ion )
BM
( 4,5 x 1000 x 2 )
=
58,44
= 154 mOsm/L (hipotonis)
- Larutan Irigasi 0,9%
massa ( g )
Osmolaritas (
= volume ( L )
x 1000 x jumlah ion )
BM
( 5 x 1000 x 2 )
=
58,44
= 171,17 m Osm/L (hipotonis)

4. Fungsi Masing-Masing Bahan

No Nama Bahan Fungsi atau kegunaan


1. NaCl Sebagai larutan pengisotonis agar sediaan irigasi
setara dengan 0,9% larutan NaCl, dimana larutan
tersebut mempunyai tekanan osmosis yang sama
dengan cairan tubuh. NaCl merupakan zat aktif yang
digunakan untuk mengatasi iritasi luka
(Depkes RI, 1995).
2. Aqua pro injeksi Sebagai pelarut zat aktif dan zat tambahan, karena
NaCl dan dekstrosa larut dalam air
(Depkes RI, 1995).
3. Carbo adorben Zat pembebas pirogen

4. Dextrose Sebagai sumber kalori dan zat pengisotonis


(Depkes RI, 1995).

5. Penimbangan bahan untuk formula 0,45 % dan 0,9 %


a. Penimbangan bahan untuk formula 0,45%
- Dekstrosa = 0,5% = 0,5 g / 100 mL
= 2,5 g / 500 mL
= 2,5 g + (2% x 2,5 g)
= 2,55 g
- NaCl = 0,45% = 0,45 g / 100 mL
= 2,25 g / 500 mL
= 2,25 g + (2% x 2,25 g)
= 2,295 g
- Aqua p.i. = 500 mL + (2% x 500 mL)
= 500 mL + (10 mL)
= 510 mL
- Carbon Adsorben = 0,5 g + (2% x 0,5 g)
= 0,5 g + 0,01 g
= 0,51 g
b. Penimbangan bahan untuk formula 0,9%
- Dekstrosa = 0,5% = 0,5 g / 100 mL
= 2,5 g / 500 mL
= 2,5 g + (2% x 2,5 g)
- = 2,55 g
- NaCl = 0,9% = 0,9 g / 100 mL
= 4,5 g / 500 mL
= 4,5 g + (2% x 4,5 g)
= 4,59 g
- Aqua p.i. = 500 mL + (2% x 500 mL)
= 500 mL + (10 mL)
= 510 mL
- Carbon Adsorben = 0,5 g + (2% x 0,5 g)
= 0,5 g + 0,01 g
= 0,51 g
6. Sterilisasi Alat dan Wadah

Alat yang digunakan


No Nama Alat Cara sterilisasi
1 Gelas ukur Sterilisasi panas lembab dengan autoklaf pada
suhu 121˚C selama 15 menit
2 Spatel logam Sterilisasi panas kering dengan Oven pada suhu
170˚C selama 60 menit
3 Beaker Glass Sterilisasi panas lembab dengan autoklaf pada
suhu 121˚C selama 15 menit
4 Labu erlemeyer Sterilisasi panas lembab dengan autoklaf pada
suhu 121˚C selama 15 menit
5 Kertas saring Sterilisasi panas lembab dengan autoklaf pada
suhu 121˚C selama 15 menit
6 Batang pengaduk kaca Sterilisasi panas kering dengan Oven pada suhu
170˚C selama 60 menit
7 Corong Sterilisasi panas kering dengan Oven pada suhu
170˚C selama 60 menit

Wadah yang digunakan


No Wadah Cara sterilisasi
1 Botol larutan irigasi (kaca) Sterilisasi panas kering dengan Oven pada suhu
170˚C selama 30 menit
2 Tutup karet botol larutan irigasi Desinfeksi, direndam pada alcohol 70% selama
24 jam

7. Prosedur Pembuatan larutan irigasi untuk formula 0,45 % dan 0,9 % (buat dalam
bentuk skema)
a. Pembuatan larutan irigasi formula 0,9%

NaCl,Carbo Absorben, Aquadest

- Ditimbang NaCl sebanyak 4,59 gr dan Carbo adsorben


0,102 gr, dan dextrose 255 gr
- Dipanaskan aquadest
- Dicampurkan NaCl, carbo adsorben dan dextrose kedalam
aquades

Larutan NaCldan Carbo

- Diaduk dengan batang pengaduk


- Disaring dengan kertas saring sebanyak 2 kali atau lebih
sampai dihasilkan warna bening/jernih
- Dimasukan kedalam botol infus dengan segera dan tutup
rapat dengan tutup karet
- Diberi etiket dan disterilisasi dengan autoklaf
Larutanirigasi yang sudah disterilkan
- Dilakukan evaluasi produk akhir meliputi kejernihan
larutan, volume terpindahkan, dan penetapan pH.

Larutan Irigasi

b. Pembuatan larutan irigasi formula 0,45%


NaCl,Carbo Absorben, Aquadest

- Ditimbang NaCl sebanyak 2,259 gr dan Carbo adsorben


0,102 gr, dan dextrose 255 gr
- Dipanaskan aquadest
- Dicampurkan NaCl, carbo adsorben, dan dextrose kedalam
aquades

Larutan NaCldan Carbo

- Diaduk dengan batang pengaduk


- Disaring dengan kertas saring sebanyak 2 kali atau lebih sampai
dihasilkan warna bening/jernih
- Dimasukan kedalam botol infus dengan segera dan tutup rapat
dengan tutup karet
- Diberi etiket dan disterilisasi dengan autoklaf

Larutanirigasi yang sudah disterilkan

- Dilakukan evaluasi produk akhir meliputi kejernihan


larutan, volume terpindahkan, dan penetapan pH.

Larutan irigasi

8. Evaluasi mutu sediaan (jelaskan mencakup parameter evaluasi, prosedur evaluasi,


dan kriteriapenerimaan)
 Uji Kejernihan
Pemeriksaan dilakukan secara visual biasanya dilakukan oleh seseorang
yang memeriksa wadah bersih dari luar di bawah penerangan cahaya yang baik,
terhalang terhadap refleksi ke dalam matanya, dan berlatar belakang hitam dan
putih, dengan rangkaian isi dijalankan dengan suatu aksi memutar, harus benar-
benar bebas dari partikel kecil yang dapat dilihat dengan mata.
Kriteria Penerimaan : Tidak adanya pirogen dalam larutan steril secara kasar
mata

 Uji Volume Terpindahkan


Larutan irigasi steril dibuat dengan volume 500ml, tetapi untuk mencegah
berkurangnya volume larutan, maka dilebihkan 2% dari volume larutan, sehingga
volume larutan steril yang dibuat adalah 510ml. Setelah disaring dengan dua kali
penyaringan didapatkan volume sebesar 500ml sesuai dengan volume yang
diinginkan pada pembuatan larutan irigasi.
Kriteria Penerimaan : Volume tidak kurang dari 500ml.

 Uji Penetapan PH
Cek pH larutan dengan menggunakan pH meter atau kertas indikator
universal. Dengan pH meter : Sebelum digunakan, periksa elektroda dan jembatan
garam. Kalibrasi pH meter. Pembakuan pH meter : Bilas elektroda dan sel
beberapa kali dengan larutan uji dan isi sel dengan sedikit larutan uji. Baca harga
pH. Gunakan air bebas CO2 untuk pelarutan dengan pengenceran larutan uji.
Kriteria Penerimaan : pH larutan sama dengan pH cairan tubuh yaitu berkisar 6,8-
7,4

 Uji kebocoran
Tidak dilakukan untuk vial dan botol karena tutup karetnya tidak kaku
Prosedur Uji kebocoran: Letakkan ampul di dalam zat warna( biru metilen 0,5 –
1% ) dalam ruangan vakum. Tekanan atmosfer berikutnya kemudian menyebabkan
zat warna berpenetrasi kedalam lubang, dapat dilihat setelah bagian luar ampul
dicuci untuk membersihkan zat warnanya

*Four things for success : work and pray, think and believe*

Anda mungkin juga menyukai