Dosen Pengampu
apt. Ferdy Firmansyah, S.Farm., M.Sc
Asisten Dosen :
1. Berliani Aprilia Rahmadewi
2. Dyan Putri
3. Nida Larasati
Tujuan Praktikum : Melakukan proses pengolahan, pengemasan dan sterlisasi sediaan tetes
mata.
RESEP :
R/
Atropin SO4 1,25%
Benzalkonium Cl 0,02%
M.f. guttae ophthalmic 10 mL
TINJAUAN PUSTAKA
Sediaan tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspense, digunkan untuk
mata dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir di sekitar kelopak mata dan bola mata.
Sediaan mata biasa digunkan untuk mengonati alergi, infeksi karena bakteri atau virus, glukoma
dan kondisi mata yang lainnya. Mata terus terpapar oleh virus, udara, debu polutan, alergen
bakteri dan zat asing lain, sehingga ketika mekanisme pertahanan mata teerjadi, maka diperlukan
sediaan mata dalam bentuk larutan, suspense ataupun salep.
Dalam pembuatan sediaan tetes mata berupa larutan, parameter fisikokimia secar umum
haruslah diperhatikan, meliputi ; kejernihan, tonisitas, pH/dapar, dan sterilitas. Untuk sediaan
tete mata suspense, besar partikel yang dalam sediaan haruslah cukup kecil sehingga tidak
megiritasi ataupun menggores kornea.
Pemakaian bahn-bahan tambahan seperti pengawet, antikosidan, dan peningkat viskositas
juga harus secara hati-hati dipertimbangkan. Larutan tetes mata biasanya didapar pada pH
dimana stabilitas maksimum dari obat yang terkandung di dalamnnya dapat tercapai.
Sifat Fisika Kimia Bahan yang Digunakan
1. Atropin SO4
Sinonim -
Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak berbau;
mengembang di udara kering; perlahan-lahan terpengaruh oleh
cahaya.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol, terlebih
dalam etanol mendidih; mudah larut dalam gliserin.
Titik Lebur 801 °C (1074 K)
PH stabil 7,4
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan aluminium, surfaktan anionik, sitrat,
2. Benzalkonium Cl
Sinonim -
Pemerian Gel kental atau potongan seperti gelatin, putih atau putihkekuningan.
Biasanya berbau aromatic lemah. Larutan dalamair berasa pahit, jika
dikocok sangat berbusa dan biasanyasedikit alkali
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, etanol, dan agak sukar larut dalam
eter
Titik Lebur 241,02°C
PH stabil Higroskopis, bisa dipengaruhi oleh cahaya, udara dan logam
Inkompatibilitas Benzethonium chloride inkompatibel dengan sabun dan surfaktan
anionik lainnya, juga pada konsentrasi yang lebih besar dari 2% v/v
dapat mengalami presipitasi dengan penambahan asam mineral dan
sejumlah larutan garam
3. NaCl 0,9%
PERENCANAAN
a. Komposisi
Atropin SO4 1,25%
Benzalkonium Cl 0,02%
b. Pembawa
Aqua pro injeksi
c. Kemasan primer
Botol tetes mata
f. Perhitungan
1. Jumlah sediaan yang akan dibuat (Untuk 1 botol tetes mata)
V = 10 mL + (20% x 10 mL)
= 10 mL+ 2 mL = 12 mL
3. Perhitungan tonisitas :
E Atropin SO4 = 0,13
E Benzalkonium Cl = 0,16
E Dinatrium EDTA = 0,24
V= W x E x 111,1
V = [(0,15 x 0,13) + (0,0012 x 0,16) + (0,0024 x 0,24)] x 111,1
V = (0,0195+0,000192+0,000576)x 111,1
V =2,2517 mL
PENGOLAHAN
1) Peralatan, wadah sediaan, dan aquabidest yang akan digunakan disterilisasikan dengan cara
2) Pembuatan air steril pro injeksi : 100 ml Aquadest yang disterilkan dengan Autoklaf pada
box.
5) Kaca arloji dan cawan penguap yang berisi bahan yang telah ditimbang dan telah ditutup
7) Atropin SO4 dilarutkan dalam aqua pro injeksi, masukkan ke dalam gelas kimia. Kaca arloji
dibilas dengan aqua pro injeksi, kemudian atropin SO4 yang dilarutkan diaduk dengan
batang pengaduk.
8) NaCl dilarutkan dalam aqua pro injeksi dalam gelas kimia, aduk dengan batang pengaduk.
9) Benzalkonium klorida dilarutkan dalam aqua pro injeksi dalam gelas kimia, aduk dengan
10) Dinatrium EDTA dilarutkan dalam aqua pro injeksi dalam gelas kimia, aduk dengan batang
11) Setelah zat aktif dan semua zat tambahan terlarut, campurkan bahan-bahan yang telah
12) Larutan digenapkan 80% dengan aqua pro injeksi , lalu di aduk dengan batang pengaduk
13) Lakukan pengecekan pH dengan menggunakan pH indikator universal, bila nilai pH belum
mencapai pH target sediaan, lakukan adjust pH (bila perlu) dengan menambahkan larutan
14) Larutan digenapkan dengan aqua pro injeksi hingga 100% yaitu 12 ml.
15) Larutan disaring dengan membran filter 0,45 µm, yang dilanjutkan dengan membran filter
16) Larutan dimasukkan ke dalam botol. Pasangkan tutup karet dan ikat dengan simpul
17) Larutan disterilisasi menggunakan autoklaf dengan suhu 121°C selama 15 menit.
18) Larutan yang telah disterilisasi ditransfer ke ruang pengisian di bawah LAF melalui transfer
box
19) Siapkan buret steril dan lakukan pembilasan dengan menggunakan sediaan sampai semua
20) Larutan dituang ke dalam buret steril. Ujung bagian atas buret ditutup dengan aluminium
foil.
21) Sebelum diisikan ke dalam botol tetes mata, jarum buret steril dibersihkan dengan kapas
24) Botol yang telah ditutp dibawa ke ruang evaluasi melalui transfer box
PENGEMASAN
Soal Latihan
1. Komposisi :
Jumlah untik 1 bets = 12 mL mengandung :
Atropin SO4 1,25% 150 mg
Benzal 0,01% 1,2 mg
Dinatrium EDTA 2,4 mg
2. Spesifikasi
a. Pemerian sediaan Larutan jernih, steril dan bebas pirogen
b. Bahan-bahan
Atropin SO4 1,25% 150 mg
Benzal 0,01% 1,2 mg
Dinatrium EDTA 2,4 mg
c. Kemasan primer
Botol tetes mata
d. Penimbangan
e. Peralatan
No Nama alat Jumlah Metode sterilisasi Paraf
1 Erlenmeyer 50 ml 1 Oven, 170°C. 30 menit
2 Bekerglass 50 ml 1 Oven, 170°C. 30 menit
3 Batang pengaduk 1 Oven, 170°C. 30 menit
4 Kaca arloji 1 Oven, 170°C. 30 menit
5 Corong Autoklaf, 121°C, 15 menit
1
6 Kertas saring Autoklaf, 121°C, 15 menit
1
7 Gelas ukur Oven, 170°C. 30 menit
1
8 Indikator universal Sinar UV
1
9 Botol tetes mata Autoklaf, 121°C, 15 menit
1
10 Oven
1 -
11 Autoklaf
1 -
f. Pengolahan
Prosedur Paraf
2) Pembuatan air steril pro injeksi : 100 ml Aquadest yang disterilkan dengan
cawan penguap yang berisi bahan yang telah ditimbang dan telah ditutup
6) Atropin SO4 dilarutkan dalam aqua pro injeksi, masukkan ke dalam gelas
kimia. Kaca arloji dibilas dengan aqua pro injeksi, kemudian atropin SO4
7) NaCl dilarutkan dalam aqua pro injeksi dalam gelas kimia, aduk dengan
kimia, aduk dengan batang pengaduk. Kaca arloji dibilas dengan aqua pro
injeksi.
9) Dinatrium EDTA dilarutkan dalam aqua pro injeksi dalam gelas kimia,
aduk dengan batang pengaduk. Kaca arloji dibilas dengan aqua pro
injeksi. Setelah zat aktif dan semua zat tambahan terlarut, campurkan
10) Larutan digenapkan 80% dengan aqua pro injeksi , lalu di aduk dengan
batang pengaduk
perlu) dengan menambahkan larutan NaOH 0,1 N dan larutan HCl 0,1 N.
12) Larutan digenapkan dengan aqua pro injeksi hingga 100% yaitu 12 ml.
13) Larutan disaring dengan membran filter 0,45 µm, yang dilanjutkan dengan
2. Larutan yang telah disterilisasi ditransfer ke ruang pengisian di bawah LAF melalui
transfer box
3. Siapkan buret steril dan lakukan pembilasan dengan menggunakan sediaan sampai
4. Larutan dituang ke dalam buret steril. Ujung bagian atas buret ditutup dengan
aluminium foil.
5. Sebelum diisikan ke dalam botol tetes mata, jarum buret steril dibersihkan dengan kapas
8. Botol yang telah ditutp dibawa ke ruang evaluasi melalui transfer box
i. Rekonsiliasi
ATROSO4®
Tetes mata steril
Atropine Sulfat1,25%
Komposisi:
Atropin Sulfat………..…………………………………….
….1,25%
Benzalkonium Klorida...........................0,01 %
Indikasi:
Radang iris, radang usus, prosedur
pemeriksaaan refraksi
Netto : 10 ml
3. Penyiapan brosur :
ATROSO4®
Tetes mata steril Atropine Sulfat 1,25%
Komposisi :
Tiap 10 ml larutan mengandung
Atropin Sulfat………..…………………………………….….1,25%
Benzalkonium Klorida.......................................0,01 %
Indikasi
Radang iris, radang usus, prosedur pemeriksaaan refraksi
Kontra indikasi
Glaukoma
Efek samping
Peningkatan Tekanan dama bola mata, mata memerah, konjungtivitis
pada pemakaian lamadermatitis kontak, sembab.
Aturan pakai
Dewasa: 4x sehari satu tetes
Anak: 3x sehari satu tetes
Kemasan :
Vial @10 ml
Reg. No: DKL 2101509543A4
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan pembuatan sediaan injeksi volume kecil dalam wadah botol
tetes mata. Perhitungan tonisitas dilakukan pada praktikum untuk mengetahui apakah larutan
bersifat istonis,hipotonis atau hipertonis. Dari hasil perhitungan didapatakan bahwa larutan
belum isonis sehingga perlu penambahan NaCl 0,9%. Pada praktikum kali ini digunakan zat aktif
yaitu Atropin So4 sebanyak 1,25%.
Zaktif Atropin Sulfat, yang kelarutannya sangat mudah larut dalam air. Sehingga
pembuatnnya juga lebih stabil dengan menggunakan aqua pro injection (a.p.i). Atropin So4
biasanya digunakan untuk meredakan nyeri akibat radang bagian tengah mata dan untuk
melemaskan otot mata sebelum pemeriksaan mata. Seperti yang sudah kita ketahui, pada saat
membuat sediaan steril alat dan bahannya pun harus disterilisasi terlebih dahulu dengan berbagai
macam cara. Untuk beaker glass dan botol tetes mata kita sterilkan dengan menggunakan cara A
yaitu pemanasan kering dengan oven pada suhu 1700 C selama 30 menit. Untuk corong, kertas
saring dan syringe disterilkan dengan cara D yaitu pemanasan basah dengan autoklaf pada suhu
1210 C selama 15 menit. Cara ini digunakan karena kapasitas panas uap lebih besar. Sedangkan
untuk alat-alat dari bahan logam sepert batang pengaduk, kacar arloji dan batang pengaduk
disterilkan dengan pemijaran. Cara ini dilakukan dengan mengkisatkan alat-alat pada api
langsung selama tidak kurang dari 20 detik.
Pada formulasi terdapat benzalkonium klorida. Dimana zat ini digunakan sebagai
pengawet. Alasan penggunaan zat pengawet pada formulasi sediaan dikarenakan sediaan tetes
mata yang dibuat merupakan sediaan multi dose, yang dimaa sediaan tersebut dipakai berulang
tidak untuk sekali pakai sehingga diperlukan zat pengawet pada sediaan untuk mencegah
pertumbuhan mikroorganisme yang mungkin masuk kedalam kemasan atau selama penggunaan
dan perlu ditambahkan pengawet pada sediaan tetes mata.
Pada formulasi di tambahkan EDTA berfungsi sebagai chelating agent, builder sekaligus
pengawet pada detergent/sabun dan kosmetik, juga berfungsi untuk membantu efisiensi surfaktan
dalam proses pembersihan kotoran, sekaligus menyingkirkan ion penyebab kesadahan dari cairan
pencuci dan mencegah ion tersebut merusak kerja surfaktan. Pada formulasinya ditambahakan
zat tambahan Natrium Cloridum (NaCl), karena jika tidak ditambahkan NaCl obat tetes mata
tidak memenuhi syarat yaitu hipotonis. Jika larutan obat tetes mata dalam keadaan hipotonis
disuntikan ke tubuh manusia akan berbahaya karena menyebabkan pecahnya pembuluh darah.
Semua alat-alat harus disterilisasikan agar mendapatkan larutan yang steril, bebas partikel asing
dan mikroorganisme. Agar obat tetes mata dan cuci mata nyaman dan tidak pedih dimata saat
digunakan maka harus dibuat isotonis dengan penambahan NaCl.
KESIMPULAN
a. Sediaan obat tetes mata Atropin Sulfat ini disterilisasi dengan cara C, yaitu dengan
menggunakan bakteri filter. Sediaan dibuat sebanyak 10 ml.
b. Sediaan tetes mata dibuat dengan bahan yaitu : atropine sulfat (zat aktif), benzalkonium
klorida (pengawet), dinatrium edta (chelating agent), NaCl (zat pengisotonis) dan aqua p.i
(zat pembawa/pelarut)
c. Sediaan dibuat dalam wadah botol tetes mata sebanyak 10 ml
d. Sediaan tetes mata atropine sulfat biasanya digunakan untuk meredakan nyeri akibat radang
bagian tengah mata dan untuk melemaskan otot mata sebelum pemeriksaan mata.
e. Larutan sediaan dibuat diruang white area dengan grade C untuk pencampuran dan grade A
background B untuk pengisian larutan kedalam kemasan primer. Serta sterilisasi,
penimbangan dan evaluasi dilakukan pada ruang grey area
f. Sediaan dilakukan sterilisasi dengan autoklaf suhu 121°C selama 15 menit
DAFTAR PUSTAKA