Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KOSMETOLOGI (L)

ANTIOKSIDAN DALAM KOSMETIK

DOSEN :
Prof. Dr. Teti Indrawati, MS.Apt

KELOMPOK 8 :
HALIMATUSSADIAH 20334017
RENO GALATIANO 20334018
FERDINAN RIVALDO SILALAHI 20334021

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya yang telah dilimpahkan, sehingga dapat menyelesaikan MAKALAH MATA
KULIAH KOSMETOLOGI DAN TEKNOLOGI KOSMETIK tersebut dengan tepat waktu
dan baik.

Terselesainya makalah ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak yang telah
memberi motivasi, baik materi maupun moril. Oleh karena itu, mengucapkan banyak terima
kasih kepada seluruh pihak yang tak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah membantu
proses penyelesaian tugas makalah ini.

Melalui kata pengantar ini meminta maaf bilamana di dalam pembuatan makalah ini terdapat
kekurangan kata yang kurang tepat dan menyinggung perasaan pembaca. mengharap kritik
dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata Terima Kasih.

Jakarta, Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah proses
oksidasi. Zat ini secara nyata mampu memperlambat atau menghambat oksidasi zat yang
mudah teroksidasi meskipun dalam konsentrasi rendah. Antioksidan juga sesuai
didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek berbahaya radikal
bebas oksigen reaktif jika berkaitan dengan penyakit, radikal bebas ini dapat berasal dari
metabolisme tubuh maupun faktor eksternal lainnya.

Antioksidan adalah substansi yang menetralkan radikal bebas karena senyawa-


senyawa tersebut mengorbankan dirinya agar teroksidasi sehingga sel-sel yang lainnya
dapat terhindar dari radikal bebas ataupun melindungi sel dari efek berbahaya radikal
bebas oksigen reaktif jika hal itu berkenaan dengan penyakit dimana radikal bebas itu
sendiri dapat berasal dari hasil metabolisme tubuh ataupun faktor eksternal lainnya.

Antioksidan primer berperan untuk mencegah pembentukan radikal bebas baru


dengan memutus reaksi berantai dan mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil.
Antioksidan primer berperan untuk mencegah pembentukan radikal bebas baru dengan
memutus reaksi berantai dan mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil dan kurag
berdampak negatif, Antioksidan primer dapat diproduksi oleh tubuh kita sendiri, hanya
sayang dengan adanya pertambahan usia, produksi dan kualitas antioksidan yang
diproduksi tubuh, akan berkurang.

Penggolongan kosmetik menurut keguanaanya bagi kulit bagi menjadi kosmetik


perawatan kulit (skin-care cosmetic) dan kosmetik riasan (dekoratif atau make-up).
Kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetic) terdiri dari kosmetik untuk membersihkan
kulit (cleanser) (sabun, cleansing cream, cleansing milk, penyegar kulit (freshener)),
kosmetik untuk melembabkan kulit (mousturizer) (moisturizing cream, night cream, anti
wrinkle cream), kosmetik pelindung kulit (sunscreen cream, dan sunscreen foundation,
sunblock cream/lotion), kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling)
(scrub cream yang berisi butiran-butiran halus yang berfungsi sebagai pengampelas

4
(abrasiver)). Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up) diperlukan untuk merias dan
menutup cacat pada kulit sehingga menghasilkan penampilan yang menarik serta
menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri (self confidence). Dalam
kosmetik riasan, peran zat pewarna dan zat pewangi sangat besar.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
1. Memahami karakteristik antioksidan dalam kosmetik
2. Memahami klasifikasi dan contoh bahan antioksidan dalam kosmetik
3. Memahami macam sediaan kosmetika yang menggunakan antioksidan
4. Memahami mekanisme kerja dan contoh dari antioksidan dalam kosmetik
5. Memahami keamanan dari antioksidan dalam sediaan kosmetik

1.3. Rumusan Masalah


1. Bagaimana karakteristik dari antioksidan dalam kosmetika ?
2. Bagaimana klasifikasi dan apa saja contoh bahan dari antioksidan dalam kosmetika ?
3. Digunakan dalam sediaan kosmetika apa saja bahan antioksidan tersebut ?
4. Bagaimana mekanisme kerja dan contoh antioksidan dalam kosmetika ?
5. Bagaimana keamanan dari antioksidan dalam kosmetika ?

BAB II

5
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Antioksidan
Secara kimia antioksidan adalah senyawa pemberi elektron ( elektron donor). Secara
biologis, pengertian antioksidan adalah senyawa yang dapat menangkal atau meredam
dampak negatif oksidan. Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya
kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut dapat
di hambat. Antioksidan dibutuhkan tubuh untuk melindungi tubuh dari serangan radikal
bebas. Antioksidan adalah suatu senyawa atau komponen kimia yang dalam kadar atau
jumlah tertentu mampu menghambat atau memperlambat kerusakan akibat proses
oksidasi.

Struktur Molekul Kimia Antioksidan

Model pengisian ruang antioksidan glutation. Bola kuning merupakan atom sulfur yang
memberikan aktivitas antioksidan, manakala bola merah, biru, putih, dan kelabu mewakili
atom oksigen, nitrogen, hidrogen, dan karbon secara berturut-turut.
Antioksidan menghentikan reaksi berantai dengan melengkapi kekurangan elektron yang
dimiliki radikal bebas dan menghambat reaksi oksidasi lainnya dengan sendirinya
teroksidasi. Oleh karena itu, antioksidan sering kali merupakan reduktor seperti senyawa
tiol, asam askorbat, ataupun polifenol. Penggunaan antioksidan meliputi lemak hewani,
minyak nabati, produk pangan dengan kadar lemak tinggi, produk pangan berkadar lemak
rendah, produk daging, produk ikan, dan produk lain-lain.
2.2. Penggunaan Antioksidan dalam sediaan kosmetika
Ketika berhubungan dengan perawatan kulit, antioksidan dapat membantu merawat
kulit dari pengaruh sinar matahari dan polusi. Tidak seperti sunscreen dan pelembap,
antioksidan bekerja melindungi kulit dari dalam keluar dengan menjaga sel-sel tubuh dari
kerusakan.

6
1. Menetralkan Radikal Bebas
Radikal bebas adalah partikel seperti asap, polusi, dan sinar UV yang
mengoksidasi kulit, sehingga menyebabkan kerusakan kulit dan penuaan dini.
Antioksidan bekerja dengan menetralkan radikal bebas sebelum memulai
proses oksidasi dan dapat ditemui dalam khasiat vitamin E.
2. Meningkatkan Produksi Kolagen
Kolagen bertugas memelihara elastisitas kulit dan kekuatannya agar kulit
tampak kenyal dan muda. Dengan penggunaan krim antioksidan yang dapat
menyerap ke lapisan dalam kulit, antioksidan tersebut dapat menetralkan
radikal bebas dan meningkatkan produksi kolagen. Maka dari itu, kolagen
dapat menjadi cara untuk mengencangkan kulit.
3. Mengurangi Garis Halus dan Kerutan
Keriput dan garis halus adalah bagian alami dari proses penuaan. Penurunan
produksi kolagen elastis mulai terjadi, lalu kulit wajah mulai mengendur.
Radikal bebas yang terbentuk dari kelebihan paparan sinar matahari dapat
mempercepat efek alami dari penuaan. Antioksidan tidak dapat memperlambat
kerusakan yang tidak disebabkan oleh radikal bebas.
4. Mengurangi Bintik Hitam
Bintik-bintik ini muncul ketika sinar matahari mempercepat produksi melanin
di kulit. Melanin ini menjadi semakin jelas hingga terbentuk bintik-bintik
hitam. Kandungan antioksidan dalam produk perawatan kulit, khususnya
vitamin C, telah terbukti memberi manfaat dalam mengurangi pigmentasi
melanin pada kulit.
5. Mengurangi Jerawat
Vitamin A adalah antioksidan yang sangat kuat dan digunakan pada produk
perawatan kulit. Maka dari itu, namanya lebih dikenal sebagai retinoid atau
retin A. Ketika digunakan ke kulit, vitamin A masuk jauh ke dalam pori-pori
untuk menghilangkan sumbatan pada keratin, salah satu penyebab utama dari
komedo dan jerawat.
Vitamin A juga dapat membantu mengurangi kelebihan minyak di pori-pori dan
mengurangi jerawat jika dikombinasikan dengan pembersih kulit berkualitas. Konsumsi
vitamin A dapat menjadi salah satu cara untuk mengatasi wajah berminyak dan
berjerawat.

7
2.3. Syarat Antioksidan dalam Kosmetika
1) Persyaratan (sesuai peraturan/undang-undang) : Antioksidan sebagai bahan tambahan
pangan batas maksimum penggunaannya telah diatur oleh Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor: 722/Menkes/Per/IX/88, tertulis pada lampiran I, antioksidan
yang diizinkan penggunaannya antara lain asam askorbat, asam eritrobat, askorbil
palmitat, askorbil stearat, butyl hidroksilanisol (BHA), butyl hidrokinon tersier
(BHT), butyl hidroksitoluen, dilauril tiodipropionat, propel gallat, timah II, alpha
tokoferol, tokoferol campuran pekat.
2) Sifat-sifat kimia pada antioksidan antara lain sinergisme, dapat diartikan sebagai
peranan gabungan antara dua atau lebih agensia sedemikian rupa sehingga masing-
masing agensia bila tanpa dilakukan penggabungan. Mekanisme kerja antioksidan
dalam mencegah ketengikan bahan di antaranya secara inhibitor dan pemecah
peroksida.
3) Efek terhadap kesehatan, antioksidan secara berlebihan menyebabkan lemah otot,
mual-mual, pusing, dan kehilangan kesadaran, sedangkan pengguaan dosis rendah
secara terus menerus menyebabkan tumor, kandung kemih, kanker sekitar lambung,
dan kanker paru-paru.

2.4. Contoh antioksidan berdasarkan mekanismenya


1. Antioksidan Primer: Mencegah terjadinya reaksi inisiasi dengan cara bereaksi dengan
radikal bebas dan memutus reaksi berantai oksidasi. Mengubah radikal bebas menjadi
produk baru yang lebih stabil, lebih larut air dan bisa dibuang dari tubuh (Enzim 2-
SOD, katalase, dll).
2. Antioksidan Sekunder: Menangkap radikal bebas dan mencegah reaksi berantai
(vitamin C, Beta Karoten, BHA, BHT, GA, dll).
3. Antioksidan Tersier: Memperbaiki kerusakan sel dan jaringan sel yang rusak akibat
radikal bebas misal: Enzim Reduktase, memperbaiki DNA yang rusak akibat kerja
radikal bebas.

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Karakteristik Antioksidan dalam Kosmetika

3.2. Klasifikasi dan Contoh Bahan Antioksidan dalam Kosmetika

3.3. Sediaan Kosmetika yang Menggunakan Bahan Antioksidan

3.4. Mekanisme Kerja dan Contoh Antioksidan dalam Kosmetika

3.5. Keamanan dari Antioksidan dalam Kosmetika

9
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN

4.2. SARAN

10
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (2019). Peraturan Badan Pengawas
Obat dan Makanan Tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika. Nomor 23 tahun
2019.

Zou, Y., Lu, Y. and Wei,D. 2004. Antioxidant activity of Flavonoid-rich extract of
Hypericum perforatum L. in vitro. J. Agric. Food Chem.,52 : 5032-39.

Zou, Y., Lu, Y. and Wei, D. 2005. Hypocholesterolemic Effects of a Flavonoid-rich extract
of Hypericum perforatum L. in Rats Fed a Cholesterol-Rich Diet. J. Agric. Food
Chem.,53 : 2462-66.

Zheng W. and Wang S.Y., 2009. Antioxidant Activity and Phenolic Compounds in Selected
Herbs. J.Agric.Food Chem., 49 (11) : 5165-70, ACS Publications, Washington D.C.

Wolfe, K.L. and Liu., R.H. 2007. Cellular Antioxidant Activity (CAA) Assay for Assessing
Antioxidants, Foods, and Dietary Supplements. J. Agric. Food Chem. 55 (22) : 8896-
8907.

Sibuea, P., 2003. Antioksidan Senyawa Ajaib Penangkal Penuaan Dini. Sinar Harapan,
Yogyakarta.

Amarowicz, R.,Naczk, M, and Shahidi F., 2000. Antioxidant Activity of Crude Tannins of
Canola and Rapeseed Hulls, JAOCS. 77 : 957-61.

Dreher F, Thiele J. Antioxidants. In: Baran R, Maibach HI, editors. Textbook of Cosmetic
Dermatology. 4 th ed. London: Taylor and Francis; 2010. p. 115-22.

Thiele JJ, Dreher F. Antioxidant defence system in the skin. In: Elsner P, Maibach HI,
editors. Cosmeceuticals and Active Cosmetics Drug Versus Cosmetics. 2nd ed. New
York: Taylor and Francis; 2005. p. 37-88

Riad HMA. The Role of antioxidants in dermatology. Gulf J Dermatol. 2001; 8(2): 1-14

Ozil, F. (2014). Radikal Bebas, Antioksidan dan Penuaan. Padang : Universitas Andalas,
Fakultas Kedokteran, Biokimia.

11
12

Anda mungkin juga menyukai