TRADISIONAL
FARMAKOGNOSI ANALITIK
TUJUAN PRAKTIKUM
1. melakukan evaluasi keseragaman bobot terhadap sediaan obat tradisional
2. mengidentifikasi kandungan bko dalam sediaan obat tradisional
lakukan pengamatan terhadap sampel obtra yang meliputi : Nama Produk,Bentuk sediaan, uji organolep-
tik, (bau, warna,rasa) komposisi, klaim khasiat,cara pemakaian, nama produsen, alamat produsen, kode
registrasi, tanggal kadaluarsa, golongan sediaan obat tradisional (Jamu, OHT, atau fitofarmaka), bobot isi
dan lain-lain yang dianggap perlu.
Pengujiuan keseragaman bobot sediaan
boleh satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang
Bobot rata-rata isi serbuk Penyimpangan terhadap bobot isi rata-rata (%)
A B
5 g sampai 10 g 8 10
Lanjutan
c. Untuk Sediaan Kapsul
1. Ditimbang satu kapsul ,dikeluarkan isi kapsul , ditimbang bagian cangkangnya, dihitung bobot isi
kapsul
2. Dilakukan penimbangan terhadap 19 kapsul lainnya dengan cara yang sama, dan dihitung bobot
rata-rata isi 20 kapsul
3. Dihitung keseragaman bobotnya dengan ketentuan : tidak lebih dari 2 kapsul yang masing-masing
bobot isinya menyimpang dari bobot isi rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam
kolom A dan tidak satu kapsul pun yang bobot isinya menyimpang dari bobot isi rata-rata lebih
besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom B, yang tertera pada tabel berikut :
Bobot rata-rata isi kapsul Penyimpangan terhadap bobot isi rata-rata (%)
Larutan B Dimasukkan ke
Sebanyak 5 g ser- dalam erlenmeyer,
buk jamu ditambah 25 mg
Antalgin,
Disari dengan 50
mL petroleum eter,
lalu disaring
Ditambahkan 30 mL
methanol, dikocok
sekitar 30 menit, lalu
disaring
Filtrat ditampung
dalam corong pisah
Filtrat dieksrtraksi
Lanjutan…..
Larutan B
Dimasukkan ke
Sebanyak 5 g
dalam Erlen-
serbuk jamu
meyer
Ditambahkan
Dikocok sekitar
100 mg sipro-
30 menit, lalu
heptadin dan 30
disarng
mL methanol
Filtrat diuapkan
Dikocok 30
hingga kering,
menit, lalu dis-
ditambahkan 50
aring
mL air
Filtrat ditam-
pung dalam
Filtrat dieksr-
corong pisah
traksi dengan
Lanjutan…..
Larutan C
1. Petroleum eter
sebagai pelarut non polar yang berfungsi menarik kandungan lipid pada sampel, karena
adanya lipid bisa mengganggu identifikasi bahan kimia obat dalam sampel yang mau
diuji
2. Etanol 70%
sebagai pelarut polar yang digunakan untuk menyari senyawa pada sampel antalgin.
Dipilih etanol 70% karena lebih efektif dalam menarik bahan senyawa dalam sampel.
3. Eter
sebagai pelarut polar yang digunakan untuk menyari senyawa pada sampel siproheptadin
4. Metanol
sebagai pelarut polar yang digunakan dalam fase gerak atau pembuatan eluen
5. Kloroform
sebagai pelarut semi polar yang digunakan dalam fase gerak atau pembuatan eluen
6. n-Butanol
Sebagai pelarut semi polar yang digunakan dalam fase gerak atau pembuatan eluen
THANK YOU