Anda di halaman 1dari 13

UJI PENDAHULUAN DAN UJI BIOAKTIVITAS

SENYAWA METABOLIT SEKUNDER KULIT AKAR


TUMBUHAN PUDAU (Artocarpus kemando Miq)
(Kerja Praktik Lapangan)

Oleh
RINDA HARIJULIATRI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
PENDAHULUAN
B.Tujuan Kerja Praktik
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Mengidentifikasi keberadaan senyawa metabolit sekunder dari fraksi kulit akar
tumbuhan pudau (Artocarpus kemando Miq.).
2. Melakukan uji bioaktivitas anti bakteri senyawa metabolit sekunder dari kulit akar
tumbuhan pudau terhadap bakteri Escherichia coli dan bakteri Bacillus subtilis.

C. Manfaat Kerja Praktik


Adapun manfaat kerja praktik lapangan ini diharapkan
1. Memberikan informasi mengenai senyawa metabolit sekunder yang terkandung
dalam kulit akar tumbuhan pudau dan uji bioaktivitasnya sebagai antibakteri.
2. Memperkaya pengetahuan tentang senyawa metabolit sekunder dari kulit akar
tumbuhan Artocarpus, khususnya tumbuhan pudau.
3. Dilakukan penelitian lebih lanjut untuk isolasi dan karakterisasi senyawa metabolit
sekunder seperti flavonoid dari kulit akar tumbuhan pudau.
METODE KERJA

Akar (Artocarpus
Filtrat
kemando Miq)

- dicuci dengan air - dipekatkan menggunakan


- diambil kulit akarnya rotary evaporator

Kulit akar Ekstrak kasar kulit akar

- dikeringkan di bawah sinar - dilarutkan dengan aseton


matahari - difraksinasi menggunakan
- dihaluskan KCV
- dimaserasi menggunakan pelarut Fraksi KCV
metanol 3x24 jam - dilakukan KLT dan
- disaring digabungkan fraksi yang
memilki nilai Rf yang
sama
Filtrat Residu - dilakukan uji fitokimia
dan uji bioaktivitas
Hasil
A. Uji Pendahuluan

1. Uji Saponin 2. Uji Alkaloid

0,5 mL sampel 0,2 mL sampel

-dimasukkan ke dalam tabung


-dimasukkan ke dalam tabung
reaksi
reaksi
-ditambahkan 5 tetes
-ditambahkan 5 mL aquades,
kloroform dan 5 tetes
dan dikocok selama 30 detik
pereaksi Mayer.

Hasil Hasil
3. Uji Steroid/Tepenoid 2. Uji Flavonoid

0,5 mL sampel 0,5 mL sampel


-dimasukkan ke dalam tabung -dimasukkan kedalam tabung
reaksi reaksi
-ditambahkan 0,5 mL asam -ditambahkan 0,5 gram
asetat glassial dan 0,5 mL serbuk Mg dan 5 tetes HCl
asam sulfat pekat pekat.
Hasil Hasil
B. Uji Bioaktivitas

1. Sterilisasi Alat 2. Uji Antibakteri


Semua Alat 4,2 gram Media NA
- dibungkus dengan kertas
- dilarutkan dalam 150 mL akuades,
dan disiterilkan dalam
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
autoclave selama 15 menit
15 mL dan 5 mL
- dikeringkan dan dimasukan
-disterilkan dalam autoclave dan
ke dalam Laminar Air Flow
dimasukkan dalam LAF
(LAF)
Hasil -dituangkan media NA 15 mL ke
dalam cawan petri
Suspensi bakteri
-ditambahkan ke dalam media NA 5
mL
- dituangkan ke dalam cawan petri
- dimasukkan papper disk yang
berisi sampel, kontrol positif, dan
kontrol negatif
Hasil
A. Hasil uji Pendahuluan

Uji
Fraksi Saponin Alkaloid Steroid Terpenoid Flavonoid

Hasil KCV Uji positif (+), Uji negatif (-), Uji negatif (-), Uji negatif (-), Uji negatif (-),
fraksi F1 ditandai dengan ditandai dengan ditandai dengan ditandai dengan ditandai dengan
adanya busa tidak ada tidak terdapat warna larutan tidak adanya
endapan putih warna ungu/biru tidak berwarna larutan kuning
merah/ coklat
Hasil KCV Uji positif (+), Uji positif (+), Uji negatif (-), Uji positif (+), Uji positif (+),
fraksi F2 ditandai dengan ditandai dengan ditandai dengan ditandai dengan ditandai dengan
terdapat busa terdapat tidak terdapat warna menjadi warna larutan
endapan putih warna ungu/biru merah/ coklat kuning
Hasil KCV Uji positif (+), Uji negatif (-), Uji negatif (-), Uji positif (+), Uji positif (+),
fraksi F4 ditandai dengan ditandai dengan ditandai dengan ditandai dengan ditandai dengan
terdapat busa tidak terdapat tidak terdapat warna menjadi warna larutan
endapan putih warna ungu/biru merah/ coklat kuning/
coklat
Gambar
Masing -
masing uji
B. Hasil Uji Bioaktivitas

Daya antibakteri berdasarkan teori Treger and Jensen, diameter zona


Pada konsentrasi 0,5 mg/ hambat terbagi: sangat kuat (zona hambat lebih dari 20 mm), kuat
disk (zona hambat 10-20 mm), sedang (zona hambat 5-10 mm), dan lemah
Cakram (zona hambat kurang dari 5 mm) (Davis and Stout, 1971).
Diameter zona hambat (mm)
Berdasarkan tersebut, pada konsentrasi 0,5 mg/disk diameter zona
B.subtilis E.coli
hambat pada F4 menunjukan daya hambat yang lemah untuk
antibakteri sedangkan pada fraksi F2 menunjukan daya hambat yang
Sampel :
sedang untuk antibakteri.
Fraksi F2 11 11
Fraksi F4 0 0

Kontrol (+) :
Amoxycilin , 9
Chloroamphenic 31
ol
Gambar B. Subtilis Gambar B. Subtilis
konsentrasi 0,5 konsentrasi 0,5 mg/
Kontrol (-) :
mg/ disk disk
Metanol 0 0
B. Hasil Uji Bioaktivitas

Pada konsentrasi 0,4 mg/ disk


Berdasarkan tersebut, pada konsentrasi 0,4
Cakram Diameter zona hambat (mm) mg/ disk diameter zona hambat pada F4
B.subtilis E.coli
menunjukan daya hambat yang lemah,
sedangkan pada fraksi F2 menunjukan daya
hambat yang kuat untuk antibakteri.
Sampel :
Fraksi F2 10 10
Fraksi F4 0 0

Kontrol (+) :
Amoxycilin , 8
Chloroamphe 29
nicol
Kontrol (-) : Gambar B. Subtilis Gambar B. Subtilis
metanol 0 0
konsentrasi 0,4 mg/ konsentrasi 0,4 mg/
disk disk
B. Hasil Uji Bioaktivitas

Pada konsentrasi 0,3 mg/ disk


 Berdasarkan tersebut, pada konsentrasi 0,3 mg/
Cakram Diameter zona hambat (mm)
disk diameter zona hambat pada fraksi F4
menunjukan daya hambat yang lemah, sedangkan
B.subtilis E.coli pada fraksi F2 menunjukan daya hambat yang
sedang untuk antibakteri.
Sampel :
Fraksi F2 9 8
Fraksi F4 0 0

Kontrol (+) :
Amoxycilin , 7
Chloroamphe 27
nicol
Gambar B. subtilis Gambar E. coli
Kontrol (-) : konsentrasi 0,3 mg/ konsentrasi 0,3 mg/
metanol 0 0 disk disk
Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan kerja praktik dapat disimpulkan bahwa:


1. Pada uji pendahuluan, kulit akar tumbuhan pudau (Artocapus kemando
Miq.) diidentifikasi terdapat senyawa metabolit sekunder seperti senyawa
saponin, alkaloid, terpenoid, dan flavonoid pada masing-masing uji.
2. Uji positif senyawa saponin terdapat di fraksi F1, F2, dan F4. Uji positif
senyawa terpenoid pada fraksi F2 dan F4 ditandai dengan warna larutan
merah kecoklatan setelah perlakuan.
3. Uji positif senyawa flavonoid pada fraksi F2 dan F4 ditandai dengan
larutan F2 berubah menjadi kuning dan larutan F4 menjadi coklat setelah
perlakuan.
4. Uji positif senyawa alkaloid pada fraksi F2 ditandai dengan adanya
endapan putih setelah perlakuan.
5. Pada uji bioaktivitas, fraksi F2 pada konsentrasi 0,5 µL/disk memiliki daya
hambat yang kuat, sedangkan pada fraksi F4 menunjukan daya hambat
yang lemah dengan zona hambat 0 mm setiap konsentrasi terhadap
bakteri Escherichia coli dan bakteri Bacillus subtilis.

Anda mungkin juga menyukai