0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
62 tayangan4 halaman
Angiotensinogen diubah menjadi angiotensin I oleh renin dan selanjutnya menjadi angiotensin II oleh ACE. Angiotensin II bekerja pada reseptor AT1 untuk memicu kontraksi otot polos dan meningkatkan tekanan darah serta fungsi ginjal melalui berbagai mekanisme. Antagonis reseptor AT1 seperti obat golongan sartan dapat mencegah ikatan angiotensin II dan menghambat efeknya.
Angiotensinogen diubah menjadi angiotensin I oleh renin dan selanjutnya menjadi angiotensin II oleh ACE. Angiotensin II bekerja pada reseptor AT1 untuk memicu kontraksi otot polos dan meningkatkan tekanan darah serta fungsi ginjal melalui berbagai mekanisme. Antagonis reseptor AT1 seperti obat golongan sartan dapat mencegah ikatan angiotensin II dan menghambat efeknya.
Angiotensinogen diubah menjadi angiotensin I oleh renin dan selanjutnya menjadi angiotensin II oleh ACE. Angiotensin II bekerja pada reseptor AT1 untuk memicu kontraksi otot polos dan meningkatkan tekanan darah serta fungsi ginjal melalui berbagai mekanisme. Antagonis reseptor AT1 seperti obat golongan sartan dapat mencegah ikatan angiotensin II dan menghambat efeknya.
berasal dari protein angiotensinogen. Angiotensinogen di ubah menjadi angiotensin I dengan katalisis renin. Selanjutnya, angiotensin I akan diubah menjadi angiotensin II dengan dikatalisasi oleh enzim ACE (angiotensin- converting enzyme). Angiotensin II akan bekerja pada reseptornya memicu proses fisiologis yang menyebabkan kenaikan tekanan darah arteri dan fungsi renal sehingga terlihat dalam patofisiologi berbagai penyakit, seperti hipertensi, hipertrofi jantung, gagal jantung, dan penyakit nefropati diabetik. • Beberapa aksi angiotensin II diberbagai organ antara lain menyebabkan kontraksi arteri, memicu sekresi aldosteron, meningkatkan reabsopsi Na di ginjal, dan meningkatkan pelepasan epinefrin dan adrenal. Semua aksi tersebut meningkatkan tekanan darah dan mempengaruhi fungsi ginjal. • Reseptor AT1 merupakan reseptor yang tergandeng protein Gq. Protein Gq yang teraktivasi akan menstimulasi PLC dan membuka kanal Ca. PLC membelah Phospoinositide (PIP2) menjadi inositol triphospate (IP3) dan diacylglycerol (DAG). • IP3 akan memicu pelepasan Ca dari retikulum endoplasmik. DAG dan Ca akan mengaktivasi enzim, termasuk PKC dan calcium calmodulin protein kinase. Berbagai protein selanjutnya akan difosforilasi oleh protein kinase dan memicu berbagai fungsi sel yang terkait. • Pada reseptor terdapat dua daerah dimana angiotensin II dan antagonisnya dapat berikatan. Antagonis reseptor ini dapat berinteraksi dengan asam amino pada domain transmembran yang dapat mencegah angiotensin II untuk berikatan dengan reseptornya. • Antagonisme terhadap angiotensin II ini menyebabkan signal transduksi terhenti dan meniadakan efek efek angiotensin, seperti vasokontriksi, sekresi aldosteron, retensi Na, dan lain lain. • Obat yang bekerja sebagai antagonis reseptor angiotensin II antara lain golongan sartan seperti candesartan, losartan, ibesartan, dan valsartan.