KELOMPOK 3:
ERLINA DWI HANDAYANI (211042)
GEKRI MELLAN DONNA WAYOI (211043)
ONI KURNIAWAN (211045)
MARIA WAHYUNINGSIH BITA SATONO(211046)
KEMASAN PLASTIK OBAT TETES MATA
Kemasan adalah suatu wadah atau tempat yang digunakan untuk mengemas suatu produk yang
dilengkapi dengan label atau keterangan – keterangan termasuk beberapa manfaat dari isi kemasan.
Fungsi kemasan :
Sebagai wadah dan tempat produk
Sebagai pelindung bagi produk yang dikemas serta untuk melindungi lingkungan sekitar produk.
Sebagai penunjang cara penyimpanan dan transport.
Sebagai alat persaingan dalam pemasaran.
Macam-macam kemasan obat tetes mata menurut Dinas Kesehatan Republik Indonesia (2013) dibagi
menjadi 2, yaitu :
• Berikut ini jenis-jenis plastik yang biasa digunakan untuk kemasan obat tetes mata:
• High Density Polyethylene (HDPE)
• Polypropylene (PP)
• Low Density Polyethylene (LDPE)
• Polietilena (PE)
Keuntungan Kemasan Plastik : Kerugian Kemasan Plastik :
lebih ringan dan lebih tahan terhadap benturan sehingan Kemungkinan terjadinya interaksi dengan bahan yang
biaya pengangkutan lebih murah dan resiko wadah pecah diisikan, oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu
lebih kecil. diperhatikan yaitu sifat mekanik (misalnya pada wadah yang
Desain wadahnya beragam dan penerimaan pasien terhadap kaku atau fleksibel), sifat optik (pada zat pekat cahaya),
wadah plastik cukup baik. kemantapan terhadap suhu dan tekanan, yang berkaitan
Penggunaan wadah plastik relatif efektif. Dalam bentuk dengan permeabilitas gas uap air dan bahan penguap.
botol plastik yang dapat dipencet dapat menyebabkan wadah Banyaknya kemungkinan interaksi antara meterial pengemas
berfungsi ganda baik sebagai pengemas maupun sebagai dan bahan yang diisikan tergantung dari sifat fisika dan bahan
aplikator sediaan-sediaan seperti obat mata, obat hidung, dan kimia yang diisikan, sifat kimia dan fisika materi pengemas,
lotion. ukuran dan luas permukaan yang kontak dari bahan yang
Dapat diproduksi skala besar-besaran dan harganya relatif diisikan dan bahan pengemas, lama kontak dan suhu.
murah Plastik termasuk bahan yang tidak dapat dihancurkan dengan
Kemasan dari bahan plastik dapat mempertahankan cepat dan secara alami (non-biodegradable).
bentuknya sehingga konsumen dapat dengan mudah
mengeluarkan tetesan sediaan obat tetes mata saat meremas
Proses Pembuatan Kemasan Obat Tetes Mata
Proses dilakukan menggunakan Mesin Cetak Tiup Injeksi
1. Cetakan dengan bagian bawah diproduksi dengan cetakan injeksi, dan kemudian cetakan dipindahkan ke cetakan tiup untuk
cetak tiup. Langkah ini untuk menghasilkan embrio cetakan.
2. Agen injeksi menyuntikkan lelehan ke dalam cetakan injeksi dengan tabung inti peniup untuk membentuk embrio cetakan
dengan bagian bawah, dan kemudian mentransfernya ke cetakan peniup stasiun peniup melalui perangkat mekanis untuk
peniupan
3. Setelah itu, cetakan dipompa, cetakan tiup ditutup, dan udara terkompresi dimasukkan ke dalam cetakan melalui lubang udara
mandrel
4. Cetakan dipasang erat dengan rongga cetakan tiup di bawah aksi tekanan udara, dan kemudian dipindahkan ke stasiun
demoulding setelah pendinginan
5. Setelah proses selesai dan jadi, kemudian produk dibongkar. Di stasiun demoulding, produk dikeluarkan dari mandrel atau langsung
dikirim ke posisi pengemasan, dan kemudian dilakukan siklus produksi berikutnya.
6. Untuk mengisi botol dengan produk farmasi, khususnya cairan mata yang harus steril. Pengisian botol berlangsung dalam
kondisi ruang aseptik
Persyaratan mutu plastik menurut SNI 19-2946-1992 untuk botol plastik, wadah obat, makanan dan kosmetika :
Anonim. 1973. Modern Packaging Encyclopedia and Planning Guide. Vol. 46. McGraw-Hill. New York.
Ansel, H.C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi (terjemahan). UI press. Jakarta.
Dean, D.A., E.R. Evans., I.II. Hall. 2000. Pharmaceutical Packaging Technology. New York: taylor & Francis
Kurniawan, Dhadhang W, dan Sulaiman, Teuku NS. 2012. Teknologi Sediaan Farmasi. Purwokerto: Laboratorium Farmasetika Unsoed.
Pratik et.al. Pharmaceutical Packaging Technology: A Brief Outline. World J of Advance Healthcare Research. 2018. Vol. 2 (1): 16 – 21.
Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia, 1990. Risalah Seminar Pengemasan dan Transportasi dalam Menunjang Pengembangan Industri, Distribusi dalam
Negeri dan Ekspor Pangan. S.Fardiaz dan D.Fardiaz (ed). Jakarta.
Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan. Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB.