Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN RUKUN ISLAM SERTA HIKMAH YANG

TERKANDUNG DI DALAMNYA (ZAKAT, PUASA, DAN HAJI)

DISUSUN OLEH :
Kelompok 5
Aulia Rizqi Nadia Utami (PO.71.39.0.17.044)
Triara Adinda Sania Putri (PO.71.39.0.17.077)

KELAS : Reguler 1B

Pendidikan Agama Islam

DOSEN PEMBIMBING :

NILAI PARAF

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan Hukum Islam di kalangan ummat Islam adalah sebagai patokan dan
pedoman untuk mengatur kepentingan masyarakat dan menciptakan masyarakat yang
islami. Kehidupan yang teratur dan sepantasnya diyakini dapat diterima oleh setiap
manusia walaupun menurut manusia ukurannya berbeda-beda. Begitu juga dalam agama
islam, terdapat berbagai banyak hukum dan berbagai kewajiban yang terkandung di
dalamnya, yakni Zakat, Puasa, dan Haji.
B. Tujuan
Mengetahui apa yang di maksud dengan pengertian Zakat, Puasa, dan Haji. Dan
beberapa syarat supaya kita di kemudian hari dapat memahaminya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Zakat
1. Pengertian Zakat
Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama
Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan
sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarat. Zakat merupakan rukun
ketiga dari Rukun Islam.
2. Macam - Macam Zakat
a. ZAKAT MAAL
Bagi harta yang disandarkan zakatnya pada emas, zakat yang harus dikeluarkan
sebanyak 2,5 % dari harta yang wajib dizakati (tidak termasuk zakat binatang ternak dan biji-
bijian yang mempunyai nilai zakatnya tersendiri).
b. ZAKAT UANG SIMPANAN
Banyak urusan bisnis yang menggunakan mata uang sebagai alat pertukarannya,
setiap negara mempunyai nilai mata uangnya sendiri yang disandarkan kepada nilai tukar
emas.
d. ZAKAT PENDAPATAN/PROFESI
Barang kali bentuk penghasilan yang paling menonjol pada zaman sekarang ini adalah
apa yang diperoleh dari pekerjaan dan profesinya. Zakat pendapatan atau profesi telah
dilaksanakan sebagai sesuatu yang paling penting pada zaman MUAWIYAH DAN UMAR
BIN ABDUL AZIZ. Zakat jenis ini dikenal dengan nama Al-Ata’ dan dizaman modern ini
dikenal dengan “Kasbul Amal”. Namun akibat perkemabangan zaman yang kurang
menguntungkan ummat Islam, maka zakat jenis ini kurang mendapat perhatian. Sekarang
sudah selayaknya jika mulai digalakkan kembali, kerena potensinya yang memang cukup
besar.
e. ZAKAT SAHAM dan OBLIGASI
1). Saham adalah hak pemilikan tertentu atas kekayaan suatu perseroan terbatas (PT) atau
atas penunjukan atas saham tertentu. Tiap saham merupakan bagian yang sama atas
kekayaan itu.
2). Obligasi adalah kertas berharga (semacam cek) yang berisi pengakuan bahwa bank,
perusahaan, atau pemerintah berhutang kepada pembawanya sejumlah tertentu dengan
bungan tertentu pula
3). Saham dan Obligasi adalah kertas berharga yang berlaku dalam transaksi-transaksi
perdagangan khusus yang disebut BURSA EFEK.
4). Cara menghitung zakat Saham dan Obligasi adalah 2.5 % atas jumlah terendah dari semua
saham/obligasi yang dimiliki selama setahun, setelah dikurangi atau dikeluarkan pinjaman
untuk membeli saham (jika ada).
f. ZAKAT AN’AM (BINATANG TERNAK)
Binatang Ternak yang wajib dizakati meliputi Unta, sapi, kerbau dan kambing.
Binatang yang dipakai membajak sawah atau menarik gerobak tidak wajib dikenakan zakat.
ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW. “Tidaklah ada zakat bagi sapi yang dipakai bekerja.”
(H.R. Abu Daud dan Daruquthni).
g. ZAKAT FITRAH
Setiap menjelang Idul Fitri orang Islam diwajibkan membayar zakat fitrah sebanyak 3
liter dari jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Hal ini ditegaskan dalam hadist dari
Ibnu Umar, katanya “Rasulullah saw mewajibkan zakat fthri, berbuka bulan Ramadhan,
sebanyak satu sha’ (3,1 liter) tamar atau gandum atas setiap muslim merdeka atau hamba,
lelaki atau perempuan.“(H.R. Bukhari).
3. Hukum Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi
tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim
yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah seperti
salat, haji, dan puasa yang telah diatur secara rinci berdasarkan Alquran dan Sunah. Zakat
juga merupakan sebuah kegiatan sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat
berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia dimana pun.

4. Hak Zakat
Ada delapan pihak yang berhak menerima zakat yakni:
• Fakir - Mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan pokok hidup.
• Miskin - Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
dasar untuk hidup
• Amil - Mereka yang mengumpulkan dan membagikan zakat.
• Mu'allaf - Mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan barunya.
• Hamba sahaya - Budak yang ingin memerdekakan dirinya
• Gharimin - Mereka yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak sanggup
untuk memenuhinya.
• Fisabilillah - Mereka yang berjuang di jalan Allah (misal: dakwah, perang dsb)
• Ibnus Sabil - Mereka yang kehabisan biaya di perjalanan

5. Syarat – Syarat Zakat


a. Islam; Zakat hanya diwajibkan bagi orang Islam saja.
b. Merdeka; Hamba sahaya tidak wajib mengeluarkan zakat kecuali zakat fitrah, sedangkan
tuannya wajib mengeluarkannya. Di masa sekarang persoalan hamba sahaya tidak ada
lagi. Bagaimanapun syarat merdeka tetap harus dicantumkan sebagai salah satu syarat
wajib mengeluarkan zakat karena persoalan hamba sahaya ini merupakan salah satu
syarat yang tetap ada.
c. Milik Sepenuhnya; Harta yang akan dizakati hendaknya milik sepenuhnya seorang yang
beragama Islam dan harus merdeka.
d. Cukup Haul; cukup haul maksudnya harta tersebut dimiliki genap setahun, selama 354
hari menurut tanggalan hijrah atau 365 hari menurut tanggalan mashehi.
e. cukup Nisab; Nisab adalah nilai minimal sesuatu harta yang wajib dikeluarkan zakatnya.
Kebanyakan standar zakat harta (mal) menggunakan nilai harga emas saat ini, jumlahnya
sebanyak 85 gram. Nilai emas dijadikan ukuran nisab untuk menghitung zakat uang
simpanan, emas, saham, perniagaan, pendapatan dan uang dana pensiun.

6. Hikmah Zakat
Hikmah dari zakat antara lain:
1. Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka yang
miskin.
2. Pilar amal jama'i antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da'i yang
berjuang dan berda'wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT.
3. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk
4. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.
5. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan
6. Untuk pengembangan potensi ummat
7. Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam
B. Puasa
1. Pengertian Puasa
Puasa ialah menahan diri dari makan dan minum serta melakukan perkara – perkara
yang boleh membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
2. Hukum Puasa
Hukum puasa terbagi kepada tiga yaitu :
a. Wajib – Puasa pada bulan Ramadhan.
b. Sunat – Puasa pada hari-hari tertentu.
c. Haram – Puasa pada hari-hari yang dilarang berpuasa
3. Syarat Wajib Puasa
a. Beragama Islam
b. Baligh (telah mencapai umur dewasa)
c. Berakal
d. Berupaya untuk mengerjakannya.
e. Sehat
f. Tidak musafir

4. Sunnat Berpuasa
• Bersahur walaupun sedikit makanan atau minuman
• Meninggalkan perkataan atau perbuatan keji
• Segera berbuka setelah masuknya waktu berbuka
• Mendahulukan berbuka daripada sembahyang Maghrib
• Berbuka dengan buah tamar, jika tidak ada dengan air
• Membaca doa berbuka puasa

5. Perkara Makruh Ketika Berpuasa


• Selalu berkumur-kumur
• Merasa makanan dengan lidah
• Berbekam kecuali perlu
• Mengulum sesuatu
6. Hal yang Membatalkan Puasa
• Memasukkan sesuatu ke dalam mulut
• Muntah dengan sengaja
• Bersetubuh atau mengeluarkan mani dengan sengaja
• kedatangan haid atau nifas
• Melahirkan anak atau keguguran
• Gila walaupun sekejap
• Mabuk ataupun pengsan sepanjang hari
• Murtad atau keluar daripada agama Islam

7. Hikmah Berpuasa
Beberapa hikmah berpuasa yang dapat di pelajari yaitu :
a. Bulan Ramadhan bulan melatih diri untuk disiplin waktu. Dalam tiga puluh hari kita
dilatih disiplin bagai tentara, waktu bangun kita bangun, waktu makan kita makan,
waktu menahan kita sholat, waktu berbuka kita berbuka, waktu sholat tarawih, iktikaf,
baca qur'an kita lakukan sesuai waktunya.
b. Bulan Ramadhan bulan yang menunjukkan pada manusia untuk seimbang dalam
hidup. Di bulan Ramadhan kita bersemangat untuk menambah amal-amal ibadah,
dan amal-amal sunat. Artinya kita menahan diri atas satu pekerjaan yang monoton dan
lalai beribadah kepadaNya. Orang yang lalai atas mengingat Allah, selalu asyik
dengan pekerjaannya, sehingga waktu istirahat siang, sholat, dan makan sering
terabaikan. Di bulan Ramadhan kita diajarkan hidup seimbang, antara pekerjaan, dan Ibadah.
Pekerjaan untuk kepentingan dunia dan Ibadah untuk kepentingan Akhirat.
c. Bulan Ramadhan adalah bulan yang mengajarkan Manusia akan pentingnya arti
persaudaraan, dan silaturahmi. Dalam Islam ada persaudaraan sesama muslim, akan
tampak jelas jika berada dibulan Ramadhan, Orang memberikan tajil perbukaan puasa
gratis. Semuanya didapat gratis tanpa bayaran. Sesama muslim saling bersalaman,
bercengkrama saling menanyakan kabar. Sama-sama sholat tarawih tadarus dengan saling
mengajarkan Qur'an, dan banyak makanan sedekah di Masjid.
d. Bulan Ramadhan mengajarkan agar peduli pada orang lain yang lemah. Allah
menyindir orang yang tidak peduli pada nasib orang lain yang miskin sebagai
pendusta Agama. Juga Allah mengatakan orang yang tidak peduli dengan nasib fakir
miskin dan anak yatim sebagai orang yang tidak mempergunakan potensi pancaindranya
untuk melihat keadaan sekelilingnya.
e. Bulan Ramadhan mengajarkan akan adanya tujuan setiap perbuatan dalam kehidupan.
Tujuan puasa adalah untuk melatih diri kita agar dapat menghindari dosa-dosa di hari
yang lain di luar bulan Ramadhan. Kalau tujuan tercapai maka puasa berhasil. Tapi
jika tujuannya gagal maka puasa tidak ada arti apa-apa.
f. Bulan Ramadhan melatih diri kita untuk selalu berhati-hati dalam setiap perbuatan,
terutama yang mengandung dosa. Dibulan Ramadhan kita berpuasa. Kita menahan
Lapar dan dahaga. Bukan itu saja. Tetapi juga menahan segala yang dapat
membatalkan puasa, juga segala yang dapat merusak puasa. Terutama hal-hal yang
dapat menimbulkan dosa. Sehingga di dalam bulan Ramadhan kita dapat terbiasa dan
terlatih untuk menghindari dosa-dosa kita agar kita senantiasa bersih dari perbuatan
yang dapat menimbulkan dosa.
g. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita akan arti hidup hemat dan sederhana. Setiap
hari kita membeli kue dan minuman untuk berbuka puasa. Dari sekian banya kue dan
minuman yang kita beli. Hanya minuman segelas teh buatan kita sendiri yang
diminum. Yang lain banyak tertinggal dan sebagian terbuang keesokan harinya. Hal
ini menyadarkan kita, bahwa apa yang kita beli banyak-banyak sebelum berbuka,
hanyalah hawa nafsu saja.
j. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita akan pentingnya rasa syukur kita, atas
nikmat-nikmat yang diberikan pada kita. Rasa syukur kita akan adanya nikmat
makanan yang telah kita punyai terasa ketika kita puasa.

C. Ibadah Haji
1. Pengertian Ibadah Haji
Ibadah haji adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh umat islam yang mampu atau
kuasa untuk melaksanakannya baik secara ekonomi, fisik, psikologis, keamanan, perizinan,
dan lain-lain sebagainya. Haji adalah adalah rukun Islam yang kelima setelah syahadat, salat,
zakat dan puasa.
2. Syarat Sah Ibadah Haji
a. Beragama Islam
b. Dewasa / Baligh (bukan mumayyis)
c. Tidak gila / waras
d. Bukan budak
3. Persyaratan Muslim yang Wajib Ibadah Haji
a. Beragama Islam (bukan orang kafir / murtad)
b. Baligh / dewasa
c. Waras / berakal
d. Merdeka (bukan budak)
e. Mampu melaksanakan ibadah haji
Adapun Syarat mampu dalam melaksanakan ibadah haji yaitu :
a. Sehat jasmani dan rohani tidak dalam keadaan sakit berat, mengalami sakit parah menular,
gila, stress berat, dan lain sebagainya.
b. Memiliki uang yang cukup untuk ongkos naik haji pulang pergi serta punya bekal
selama menjalankan ibadah haji
c. Keamanan yang cukup selama perjalanan dan melakukan ibadah haji serta harta dan
keluarga yang ditinggalkan selama berhaji.
4. Rukun Ibadah Haji
a. Niat ihram mengerjakan haji.
Ihram berarti ingat mati. Ihram dalam ibadah haji, identik dengan takbiratul ihram
pada ibadah shalat. Keduanya adalah batas mulai ibadah. Ihram berarti pengharaman.
Maksudnya, orang yang sudah berihram sudah mulai memasuki zona larangan yang
telah ditetapkan selama ihram dalam haji.
b. Wukuf di padang Arafah 9 Dzulhijah
Wukuf adalah berdiam diri di padang Arafah. Secara bahasa, wukuf artinya berhenti.
Berhenti untuk tidak memikirkan duniawi, karena wukuf pada dasarnya adalah
simulasi berkumpulnya manusia di padang mahsyar setelah manusia di bangkitkan
pada hari kiamat, menunggu peradilan.
c. Thawaf mengelilingi Ka’bah
Thawaf adalah berputar mengelilingi ka’bah dengan arah berlawanan jarum jam.
Semua makhluk di jagad raya taat kepada Allah dengan cara demikian. saat anda
melaksanakan thawaf, tekadkan dalam hati anda bahwa anda sedang dan akan terus
melakukan ketaatan kepada Allah. Jika ini dilakukan, insya_allah ritual rukun ibadah
haji ini akan mengantarkan kita menjadi haji mabrur.
d. Sa’i diantara bukit Safa dan Marwah
Sa’i adalah perjuangan. Ritual rukun ibadah haji ini mengingatkan kepada perjuangan
Siti Hajar bolak-balik dari Shafa ke Marwah untuk mencari air buat anaknya, Ismail.
Ini sebauah makna perjuangan yang harus kita teladani dalam hidup. Hidup adalah
perjuangan. Untuk taat juga perlu perjuangan. Untuk sukses dunia akhirat pasti perlu
perjuangan.
e. Bercukur

5. Larangan Pada Saat Ibadah Haji


a. Rafats
Rafats adalah perbuatan atau perkataan yang mengundang syahwat, baik kepada
istri/suami, apalagi terhadap orang lain. Termasuk di dalamnya memandang
wanita/pria dengan keinginan (nafsu). Pantangan ini terlihat sepele,
tapi jika tidak hati hati maka kemungkinan besar larangan rafats akan dilanggar.
Berapa banyak orang berihram, tapi tetap asyik nonton TV yang menyuguhkan
tayangan artis-artis cantik.
b. Fusuq
Fusuq atau perbuatan fasiq meliputi segela perbuatan maksiat, termasuk di dalamnya
mencaci maki, memberi gelar buruk kepada orang, membicarakan aib orang lain,
gosip, membicarakan kejelekan para pejabat, kupas-habis aib para koruptor, dan
sebagainya. Oleh sebab itu berhati-hatilah karena hal ini banyak dilanggar orang
ketika berhaji, baik secara sadar saat melakukannya maupun tidak.
c. Jidal
Jidal adalah berbantah-bantahan atau bertengkar. Peluang munculnya jidal sangat
mungkin terjadi. Bayangkan, saat berhaji, kita bertemu banyak orang dengan isi
kepala yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut bisa berupa daerah yang berbeda, suku
yang berbeda, latar belakang berbeda, tingkat pendidikan berbeda, guru yang berbeda,
bahkan pemahaman yang berbeda. Tentu saja, beragam perbedaan ini berpotensi
memicu perselisihan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam
dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan
sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak.
Puasa ialah menahan diri dari makan dan minum serta melakukan perkara – perkara
yang boleh membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Ibadah haji adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh umat islam yang mampu atau
kuasa untuk melaksanakannya baik secara ekonomi, fisik, psikologis, keamanan, perizinan,
dan lain-lain sebagainya.
Zakat, puasa dan haji merupakan tiga dari lima rukun islam. Zakat, puasa dan haji
dilaksanakan umat muslim bagi yang mampu. Jika masih memiliki harta yang bisa untuk
dizakatkan maka wajib dizakatkan, dan jika masih mampu untuk melaksanakan puasa maka
wajib melaksanakan puasa dibulan ramadhan jika tidak mampu maka dapat menggantinya
dengan fidyah. Ibadah haji hanya dilakukan bagi yang sudah mampu dalam hal ekonomi dan
fisiknya.
B. Saran
Sebaiknya kita sebagai umat muslim dapat memahami lebih dalam tentang zakat,
puasa dan haji agar saat melaksanakannya mampu untuk bersungguh – sungguh. Jika diberi
harta lebih oleh Allah hendaknya menzakatkan harta tersebut untuk membantu umat muslim
yang kurang mampu agar harta yang diberikan oleh Allah dapat bermanfaat. Saat
berpuasapun sebaiknya mengurangi kegiatan – kegiatan yang dapat mengurangi pahala puasa
dan bahkan dapat membatalkan puasa. Apabila kita mampu untuk menunaikan ibadah haji,
maka tunaikanlah karena dengan melaksanakan haji, maka ibadah terasa lengkap dan bisa
menjadi motivasi untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai