Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“IMAN DAN IPTEK SERTA CARA PENGKOMBINASIANNYA DALAM


ETOS KERJA DAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI”

Disusunoleh:Kelompok 12

Anggota :

1.DhinyZsaZsaAulia (NIM.PO.71.39.0.17.047)

2.LiaMarsela (NIM.PO.71.39.0.17.057)

3.NetiHaryanti (NIM.PO.71.39.0.17.066)

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

JURUSAN FARMASI

TAHUN AJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkan atas kehadirat Allah yang mahakuasa,karenaberkatrahmatdankarunia-


Nyalah kami dapat sukses dalam menyelesaikan makalah agama dengan judul “iman dan iptek
serta cara pengkombinasiannya dalam etos kerja dan kehidupan sehari-hari”.Harapan kami
makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasisw khususnya dan masyaraka tumumnya
.Adapun terhadap kekurangan ataupun kesalahan baik dalam penulisan nama maupun gelar kami
ucapkan ribuan kata maaf,karena kami menyadari kami hanyalah manusia yang tak luput dari
salah dan khilaf,adapun kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.semata.Semoga apapun yang
berkenaan dengan iman dan iptek dapat sama-sama kita pelajari pada makalah ini,dan
semogadengan makalah ini tidak hanya wawasan kita tentang iman yang bertambah namun juga
keimanan kita terhadap Allah juga semakin meningkat.aamiin..

Palembang,4desember 2017

Kelompok 12

(…………………………….)
DAFTAR ISI

1. RumusanMasalah ……………………………………………….
2. BAB 1:Pembahasan ………………………………………………
3. BAB 2:Kesimpulan………………………………………………..
4. BAB 3:Punutup……………………………………………………
5. BAB 4:DaftarPustaka……………………………………………..
LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan yang serba semuanya dapat di kontrol dengan alat dan tekhnologi seperti saat
ini,maka tidak jarang bahkan sering kita lihat penyimpangan-penyimpangan disana-sini.Dan
lebih naas nya lagi mereka yang melakukan penyimpangan tersebut tidak lantas memohon
ampun kepada Allah karena mereka berpikir islam tidak menyulitkan umatnya yang lantas
membuat mereka berpikir bahwa Allah tidak aka melarang selagi itu adalah suatu
ketepaksaan.Dengan berkembangnya otak manusia dalam menciptakan berbagai macam alat
yang canggih membuat mereka lupa akan pencipta mereka yaitu:Allah swt.Padahal jika ditelaah
siapa yang memberikan kemampuan dan anugerah kepada mereka untuk menciptakan alat dan
memberi mereka ide sehebat itu kalau bukan Allan swt.Namun kejadian semacam itu justru tidak
menjadi bahan dan lahan yang harus mereka pikirkan karena yang ada dalam benak mereka
adalah”saya bisa melakukan itu karena saya bekerja keras”.Naudzubillah.
Atas peristiwa yang sangat miris itulah menjadikan kita sebagai muslim untuk saling
mengingatkan akan kebaikan,karena siapa tahu teman kita,keluarga kita yang seperti contoh
diatas,mereka lupa dan memerlukan seseorang partner untuk mengingatkan.Dan salah satu
contoh mengingat kan disini ialah mengingatkan akan pentingnya iman dan agama dalam
mempelajari iptek serta keutamaan iman dalam etos kerja yang melibatkan iptek.

RUMUSAN MASALAH
 Bagaimana hubungan antara iman dan iptek?
 Seperti apa penerapan iman dan iptek dalam kehidupan sehari-hari?
 Apa manfaat yang akan kita dapatkan apabila menyertai iman dalam etos kerja yang
melibatkan iptek?
 Bagaimana cara kita menerapkan konsep keimanan dalam keseharian kita ditempat kerja?

TUJUAN
 Menjelaskan mengenai hubungan antara iman dan iptek
 Memberikan intisari dari penerapan iman dan iptek dalam kehidupan sehari-hari
 Menginformasikan mengenai manfaat dari menyertakan iman dalam etos kerja
 Memberikan penjelasan mengenai cara bertindak dalam dunia kerja yang berdasar pada
keimanan.
BAB 1
PEMBAHASAN
1.Pengertian Iman

Iman (bahasa Arab: ‫ )اإليمان‬secara etimologis berarti 'percaya'.Perkataan iman (‫ )إيمان‬diambil dari
kata kerja 'aamana' (‫ )أمن‬-- yukminu' (‫ )يؤمن‬yang berarti 'percaya' atau 'membenarkan'. Perkataan
iman yang berarti 'membenarkan' itu disebutkan dalam al-Quran, di antaranya dalam Surah At-
Taubah ayat 62 yang bermaksud: "Dia (Muhammad) itu membenarkan (mempercayai) kepada
Allah dan membenarkan kepada para orang yang beriman." Iman itu ditujukan kepada Allah,
kitab-kitab dan Rasul..

Definisi Iman berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan
merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan
sama dalam satu keyakinan, maka orang - orang beriman adalah mereka yang di dalam hatinya,
disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan
orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. Atau juga pandangan dan sikap hidup.

Para imam dan ulama telah mendefinisikan istilah iman ini, antara lain, seperti diucapkan oleh
Imam Ali bin Abi Talib: "Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang benar dengan hati
dan perbuatan dengan anggota." Aisyah r.a. berkata: "Iman kepada Allah itu mengakui dengan
lisan dan membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan anggota." Imam al-Ghazali
menguraikan makna iman: "Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu dengan
hati dan mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-anggota)."

Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah
itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan
itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.

Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila
memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang
keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan,
maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur
keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.

Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang. Allah
memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang
artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya (Muhammad)
dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang diturunkan
sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-
rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. An
Nisa : 136)
Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa Bila kita ingkar kepada Allah, maka akan mengalami
kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasakan kebahagiaan dalam hidup. Oleh
karena itu, beriman kepada Allah sesungguhnya adalah untuk kebaikan manusia.

Dalam Islam dikenal beberapa tingkatan seseorang dalam keyakinan beragama, diantaranya
adalah:

 Muslim: orang mengaku islam, kadar keimanannya termasuk yang terendah, sebatas
pengakuan Allah sebagai tuhan yang esa, belum ada bedanya dengan iblis yang juga
meyakini bahwa Allah adalah maha esa,
 Mu'min: orang beriman, yang mengkaji syariat Islam sehingga meningkat wawasan
keislamannya,
 Muhsin: orang yang memperbaiki segala perbuatannya agar menjadi lebih baik,
 Mukhlis: orang yang ikhlas dalam beribadah, hidupnya hanya untuk mengabdikan kepada
Allah,
 Muttaqin: orang yang bertakwa, tingkatan ini adalah yang tertinggi di antara tingkatan
lainnya.

2.Pengertian Iptek

IPTEK adalah singkatan dari ‘ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu suatu sumber
informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan ataupun wawasan seseorang dibidang
teknologi. Dapat juga dikatakan, definisi IPTEK ialah merupakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan teknologi, baik itu penemuan yang terbaru yang bersangkutan dengan
teknologi ataupun perkembangan dibidang teknologi itu sendiri. Sedangkan ilmu sendiri adalah
pemahaman mengenai suatu pengetahuan, yang mempunyai fungsi untuk mencari, menyelidiki,
lalu menyelesaikan suatu hipotesis. Ilmu juga yaitu merupakan suatu pengetahuan yang sudah
teruji akan kebenarannya. Pengetahuan adalah suatu yang diketahui ataupun disadari oleh
seseorang yang didapat dari pengalamannya. Pengetahuan juga tidak dapat dikatakan sebagai
suatu ilmu karena kebenarannya belum teruji. Pengetahuan muncul disebabkan seseorang
menemukan sesuatu yang sebelumnya belum pernah dilihatnya. Teknologi adalah suatu
penemuan melalui proses metode ilmiah, untuk mencapai suatu tujuan yang maksimal. Atau
dapat diartikan sebagai sarana bagi manusia untuk menyediakan berbagai kebutuhan atau dapat
mempermudah aktifitas.

Saat ini IPTEK telah berkembangan sangat pesat/cepat. Dapat dilihat dari semakin banyaknya
bermunculan berbagai macam teknologi canggih yang dapat membantu aktifitas dalam
kehidupan manusia. Bengan semakin berkembangannya IPTEK itu sendiri, sehingga
menimbulkan efek negatif dan positif, seperti misalnya:

Sisi negatif seperti:


 Dapat merusak moral, dimana Internet menjadi media IPTEK yang dapat mempengaruhi
moral dari seseorang. Seperti misalnya konten yang berbau negatif dan yang lainnya.
 Dapat menimbulkan polusi. Perkembangan IPTEK yang semakin pesat dan banyak
dimanfaatkan. Akan tetapi disamping itu banyak sekali polusi pencemaran yang
dihasilkan dari perkembangan IPTEK itu sendiri.
 Dapat membuat orang semakin malas, karena IPTEK memiliki tujuan untuk
mempermudah & memanjakan manusia. Jadi manusia akan semakin malas sebab sudah
ada teknologi yang dapat menggantikan dirinya bekerja.

Dan sisi positifnya seperti:

 Dapat meringankan berbagai masalah yang dihadapi oleh manusia.


 Dapat membuat segala sesuatunya menjadi lebih cepat dan mudah.
 Dapat mengurangi pemakaian bahan-bahan alami yang semakin kesini semakin langka.
 IPTEK juga membawa manusia kearah lebih maju dan modern

3.Hubungan Iptek dan Agama yang Mendasari Iman

Agama dan ilmu sangatlah saling terkait karena orang yang banyak ilmunya apabila tanpa
di topang oleh agama semua ilmu tidak akan membawa kemaslahatan umat, sebagai contoh
negara- negara maju yang sangat gigih mendalami ilmu dan teknologi, tetapi sering menjadi
sumber pemicu terjadinya peperangan, begitupun juga orang yang sangat sibuk dengan belajar
agama ,tetapi tidak mau menggali ilmu dan pengetahuan alam disekitar kita , maka akan
mengalami kemunduran , sedangkan untuk mencapai kebahgiaan akhirat haruslah banyak
berbuat/beribadah dalam hal untuk kemajuaan umat, apa jadinya apabila semua umat berkutik di
ritualitas saja, ini adalah suatu pertanyaan gambaran yang menyedihkan.
Seperti halnya dengan ilmu dan filsafat, agama tidak hanya untuk agama, melainkan untuk
diterapkan dalam kehidupan dengan segala aspeknya.Pengetahuan dan kebenaran agama yang
berisikan kepercayaan dan nilai- nilai dalam kehidupan, dapat dijadikan sumber dalam
menentukan tujuan dan pandangan hidup manusia, dan sampai kepada prilaku manusia itu
sendiri. Dalam agama sekurang – kurangnya ada empat ciri yang dapat kita kemukakan, yaitu :
Adanya kepercayaan terhadap yang gaib, kudus, dan maha agung, dan pencipta alam semesta
(Tuhan) .
Adanya Suatu ajaran (doktrin) yang harus dijalankan oleh setiap penganutnya.
Menganut ajaran Islam, ajaran tersebut diturunkan oleh Tuhan tidak langsung kepada seluruh
umat manusia, melainkan kepada Nabi – nabi dan rasulnya. Maka menurut ajaran islam adanya
rosul dan kitab suci merupakan ciri khas dari pada agama.Agama berbeda dengan sains dan
filsafat karena agama menekankan keterlibatan pribadi, walaupun kita dapat sepakat tidak ada
definisi agama yang dapat diterima secara universal. Kemajuan spritual manusia dapat diukur
dengan tinggi nilai yang tak terbatas yang ia berikan kepada objek yang ia sembah. Seorang yang
religius merasakan adanya kewajiban yang tak bersyarat terhadap zat yang ia anggap sebagai
sumber yang tertinggi bagi kepribadian dan kebaikan.
Wilayah ilmu berbeda dengan wilayah agama.Jangankan ilmu, akal saja tidak sanggup mengadili
agama.Para ulama sekalipun, meski mereka meyakini kebenaran yang dianut tetapi tetap tidak
berani mengklaim kebenaran yang dianutnya, oleh karena itu mereka selalu menutup
pendapatnya dengan kalimat wallohu a`lamu bissawab, bahwa hanya Allahlah yang lebih tahu
mana yang benar. Agama berhubungan dengan Tuhan, ilmu berhubungan dengan alam, agama
membersihkan hati, ilmu mencerdaskan otak, agama diterima dengan iman, ilmu diterima
dengan logika.Meski demikian, dalam sejarah manusia, ilmu dan agama selalu tarik menarik dan
berinteraksi satu sama lain.
Sangat menarik bahwa Nabi Muhammad sendiri mengatakan bahwa, kemulian seorang mukmin
itu diukur dari agamanya, kehormatannya diukur dari akalnya dan martabatnya diukur dari
akhlaknya. Ketika nabi ditanya tentang amal yang paling utama, hingga lima kali nabi tetap \
menjawab husn al khuluq, yakni akhlak yang baik.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa dalam hal keduniaan maupun akhirat hubungan agama dan
iptek tidak dapat dipisahkan keduanya sama-sama memiliki peranan yang mutlak.Bahkan seperti
yg telah kita ketahui bersama bahwasannya semua ilmu tentang keduniaan baik yg bersifat eksak
maupun mengenai fisik sekalipun sudah tertera semuanya didalam Al-Quran,salah satu
contohnya adalah tentang perkembangan janin didalam kandungan,dimana ilmu kedokteran
menjelaskan tentang runutan perkembangan janin didalam kandungan,ternyata Allah SWT telah
dari dahulu menjelaskan kepada kita mengenai perkembangan janin tersebut sebagaimana firman
Allah dalam QS.Almu’minun:

4.Perlunya Akhlak Islami dalam Penerapan Iptek di Kehidupan Sehari-hari

Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban barat
satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan
dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan ipteks modern membuat
orang lalu mengagumi dan meniru- niru gaya hidup peradaban barat tanpa dibarengi sikap kritis
terhadap segala dampak negatif yang diakibatkanya.
Padahal Islam sangat memperhatikan pentingnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam
kehidupan umat manusia.Martabat manusia disamping ditentukan oleh peribadahannya kepada
Allah, juga ditentukan oleh kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni.Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan research dan bereksperimen dalam hal
apapun, termasuk dalam IPTEKS. Bagi Islam, IPTEKS adalah termasuk ayat-ayat Allah yang
perlu digali dan dicari keberadaannya.sebagaimana firman Allah berikut:
Artinya:    “Katakanlah (Muhammad): lakukanlah nadzar (penelitian dengan menggunakan
metode ilmiah) mengenai apa yang ada di langit dan di bumi ...”( QS. Yunus ayat 101).

Peran pertama yang dimainkan Islam dalam ipteks, yaitu aqidah Islam harus dijadikan basis
segala konsep dan aplikasi ipteks.Inilah paradigma Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh
Rasulullah Saw.
Paradigma Islam inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum muslimin saat ini.Bukan paradigma
sekuler seperti yang ada sekarang. Diakui atau tidak, kini umat Islam telah terjerumus dalam
sikap membebek dan mengekor Barat dalam segala-galanya; dalam pandangan hidup, gaya
hidup, termasuk dalam konsep ilmu pengetahuan. Bercokolnya paradigma sekuler inilah yang
bisa menjelaskan, mengapa di dalam sistem pendidikan yang diikuti orang Islam, diajarkan
sistem ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal halal haram. Eksistensi paradigma
sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan konsep pengetahuan yang bertentangan
dengan keyakinan dan keimanan muslim. Misalnya Teori Darwin yang dusta dan sekaligus
bertolak belakang dengan Aqidah Islam.
Kekeliruan paradigmatis ini harus dikoreksi.Ini tentu perlu perubahan fundamental dan
perombakan total. Dengan cara mengganti paradigma sekuler yang ada saat ini, dengan
paradigma Islam yang memandang bahwa Aqidah Islam (bukan paham sekularisme) yang
seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu pengetahuan manusia.
Namun di sini perlu dipahami dengan seksama, bahwa ketika Aqidah Islam dijadikan landasan
iptek, bukan berarti konsep-konsep iptek harus bersumber dari al-Qur`an dan al-Hadits, tapi
maksudnya adalah konsep iptek harus distandardisasi benar salahnya dengan tolok ukur al-
Qur`an dan al-Hadits
Peran kedua Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan
standar pemanfaatan iptek.Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan
tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya.Iptek yang boleh
dimanfaatkan adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam.Sedangkan iptek yang tidak boleh
dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam.
Keharusan tolok ukur syariah ini didasarkan pada banyak ayat dan juga hadits yang mewajibkan
umat Islam menyesuaikan perbuatannya (termasuk menggunakan iptek) dengan ketentuan
hukum Allah dan Rasul-Nya. Antara lain firman Allah:
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan
kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam
hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya”. (Qs. an-Nisaa` [4]: 65).
ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti
pemimpin-pemimpin selain-Nya[528].
Maksudnya disini adalah kita boleh mengikuti atau patuh terhadap pemimpin karena
menaati perintah pemimpin adalah suatu kewajiban,namun apabila peraturan yang dielakkan
oleh pemimpin kita tidak menimbulkan maslahat justru mengarah pada kedzaliman lebih baik
kita tinggalkan.selanjutnya dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman:
Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya). (Qs. al-Araaf [7]: 3).
[528]
Maksudnya: pemimpin-pemimpin yang membawamu kepada kesesatan.Dalam hal ini rasulullah
SAW bersabda:
“Barangsiapa yang melakukan perbuatan yang tidak ada perintah kami atasnya, maka perbuatan
itu tertolak”. [HR. Muslim].
Jadi dapat kita ketahui mengapa dalam kehidupan sehari-hari perlu lah kita mengimbangi iptek
dengan pelajaran agama karena seperti yg di sebutkan pada dalil-dalil diatas bahwa apabila kita
tidak memiliki pengetahuan akan agama mungkin saja kita telah terperangkap dan terjerat
mengikuti segala tipu daya yang dapat membawa kita ke jurang kemaksiatan,naudzubillah.
Adapun tipu daya tersebut dapat bersumber dari mana saja termasuk pemimpin kita sekalipun.

5.Hubungan Iptek dan Iman dalam Etos Kerja

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,”etos”diartikan sebagai pandangan hidup yang khas dari
suatu golongan sosial.Jadi pengertian etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas
dan keyakinan seseorang atau kelompok.Etos kerja merupakan totalitas kepribadian diri serta
cara mengekspresikan dan memandang sesuatu yang bermakna yang membuat dirinya bertindak
dan meyakinkan bahwa ia mampu meraihnya.
Etos kerja muslim didefinisikan sebagai sikap kepribadian yang melahirkan suatu kepribadian
yang bekerja tidak hanya memusatkan perhatian nya dalam bekerja semata-mata untuk
memperoleh kekayaan dan menumpuknya namun juga menumbuhkan sikap yang amanah dan
fitrah.Serta tetap mengaharap ridho Allah SWT,seorang yang bekerja dengan etos kerja muslim
maka ia tidak mengenal untung dan rugi sebab ia yakin rezeki telah Allah atur dengan sebaik-
baiknya.Jadi komitmen kerja seorang muslim sesungguhnya adalah juga dengan niat
beribadah,karena ia yakin tujuan utama penciptaan makhluk hidup didunia adalah untuk
mengabdi dan beribadah kepada Allah swt.sebagaiman firman Allah dalam QS.Adz-Zariyat:56:

Artinya:”dan tidak Allah ciptakian jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah kepada
Allah”

Alangakah indahnya hidup kita sahabat,apabila kita selalu mengingat dan meyakini setiap
apapun yang terjadi di dunia ini adalah atas kehendak dan kuasa Allah swt.bahkan daun yang
nampaknya jatuh berguguran hampir setiap detik yang kita mungkin mengira nya hanya karena
angin dan bukanlah suatu hal yang harus dipermasalahkan ,lantas kita
menyepelehkannya,padahal jatuhnya satu helai daun pun adalah ats kehendak Allah swt.
Lantas bagaimana kah hubungan atau cara memadukan antara iman dan iptek dalam etos kerja?
Jawabannya adalah dahulukan lah keimanan karena pada hakikat nya apabila kita memegang
penuh konsep keimanan maka yakinlah dalam situasi seepelik apapun kita pasti akan tetap
berpositive thinking terhadap permasalahn tersebut.Seperti yang telah dibahas diatas
bahwasannya tidak ada iptek yang bertentangan dengan ilmu agama,jadi keduanya memiliki
kedekatan yang signifikan.
Bekerja merupakan suatu kewajiban karena sebagaimana firman Allah dalam QS.(tentang nasib
suatu kaum)

Artinya:”allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum,sebelum kaum itu sendiri yang
mengubahnya”

Namun bukan berarti karena Allah mewajibkan kita untuk bekerja lantas membuat kita
mengambil pekerjaan apa saja asalkan bekerja,tentulah bekerja yang dimaksud dalam ayat ini
adalah pekerjaan yang bermanfaat bagi dirinya dan menghasilkan rezeki yang barokah.
a.cara menerapkan etos kerja muslim dalam dunia kerja
1. Bekerja sebaik mungkin,apapun tugas yang kita emban berusahalah untuk melakukan dan
menyelesaikannya tepat waktu.
2. Membudayakan untuk jujur
3. Tanamkan jiwa amanah
4. Tidak pernah meninggalkan kewajiban sebagai manusia yang bertuhan
Maksudnya apabila sudah masuk waktu untuk sholat maka pekerjaan sesibuk appaun
harus ditinggalkan dulu,ingatlah bahwa rezeki telah diatur dan yang mengatur rezeki
adalah Allah swt.
5. Biasakan sabar dan tidak tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan
Sabar dan tabah adalah dua hal yang sangat Allah sukai,oleh karenanya kesabaran
menjadi kunci seseorang berhasil dalam meraih impiannya.dalam hal ini Allah
swt.berfirman:

Artinya:”sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.


6. Menajalin hubungan baik dengan sesama pegawai kerja
Menyambung tali silaturahim juga merupakan kewajiban kita sebagai manusia karena
dalam hidup tidak hanya hablumminallah yang harus diutamakan namun juga
hablumminnaas.

Jadi alangkah baiknya jika sedari sekarang kita mulai tanamkan keimanan kepada Allah dan
memerhatikan setiap kejadian dengan keyakinan Allah yang menghendaki.dengan demikian
maka insha Allah tidak akan adalagi dalam jiwa kita perasaan cemas dan negative thinking
terhadap Allah swt,karena sejatinya segala hal yang berhubungan dengan rezeki telah Allah
hamparkan semuanya di alam ini tinggal kita sebagai manusia yang mengolahnya,apa kita akan
berdiam diri saja ?atau kita akan bergegas mencari rezeki Allah tersebut.

6.Manfaat Yang Didapat Bila Menyertakan Iman Dalam Setiap Pekerjaan

Beberapa manfaat yang dapa kita rasakan apabila menyertakan iman dalam setiap perbuatan:
1. Selalu merasa tenang
Karena orang yang beriman akan percaya bahwa segala yang terjadi adalah atas kehendak
Allah,lantas hal itu tidak membuat dirinya cemas .
2. Tidak kenal rugi
Ia yakin bahwa rezeki telah diatur sedemikian rupa oleh yang maha memberi
rezeki(Allah)
3. Bekerja dengan penuh kehati-hatian
Karena ia berprinsip bahwa Allah melihat segala tindak tanduknya
4. Senantiasa bersyukur
Orang yang beriman tidak kenal dengan kufur,karena ia selalu ingat dan percaya akan
kisah para nabi yang kesusahan dizaman dahulu,lantas berapapun dan apapun yang ia
makan hari ini ia akan syukuri.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

IPTEKS yaitu Ilmu Teknologi dan Seni adalah suatu hal yang sangat diperhatikan dalam Islam,
martabat manusia disamping ditentukan oleh peribadahannya kepada Allah, juga ditentukan oleh
kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu Islam mewajibkan setiap
umat muslim untuk menuntut ilmu, karena manusia adalah makhluk yang telah dikaruniai
potensi akal yang sepatutnya diperintahkan untuk berfikir dan berilmu. Tetapi IPTEK dan Seni
pada zaman sekarang ini telah dikuasai oleh peradaban Barat yang mana banyak yang melenceng
dari syara’.Sejatinya, ilmu adalah amal jariyah maka IPTEK dan Seni haruslah dijalankan sesuai
dengan hukum dan syara dan yang patut dipertimbangkah adalah mengenai halal-haramnya,
bukan manfaatnya saja.

B. SARAN

Sebagai makhluk yang diciptakannya, sudah sepatutnya kita berjalan di dunia ini sesuai dengan
aturan pencipta kita, Allah Azza wa Jalla, karena akan telah dikaruniai kepada kita, maka
kewajiban menuntut ilmu harus segera kita jalankan. Tentunya, sesuai dengan aturan Allah
SWT.

Anda mungkin juga menyukai