Anda di halaman 1dari 13

KHASIAT DAN KANDUNGAN

Litsea glutinosa

Disusun Oleh:
Nadiya Pratiwi (066114217)
Kelas G

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2015
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Khasiat dan Kangdungan Litsea glutinosa ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada
Bapak Yudhie Suchyadi, S.Si. selaku Dosen mata kuliah Kimia Fisika Universitas
Pakuan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai khasiat dan kandungan dari tanaman
Adem Ati. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Bogor, Mei 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ...............................................................................................


i
DAFTAR ISI ............................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................
1
1.1.

Latar

Belakang

1
1.2.

Rumusan

Masalah

2
1.3.

Tujuan
2

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................


3
2.1.

Klasifikasi dan Gambar Tanaman


3

2.2.

Deskripsi

Tanaman

3
2.3.

Kandungan

Kimia

4
2.4.

Pemanfaatan
5

2.5.

Bukti

Ilmiah

6
BAB III PENUTUP ...................................................................................................
9

3.1.

Kesimpulan
9

3.2.

Saran
9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................


10

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Litsea glutinosa merupakan satu dari 622 spesies dalam genus litsea.
Tanaman itu banyak ditemukan tumbuh di hutan primer dan sekunder
terutama diwilayah beriklim hangat. Ia tumbuh hingga ketinggian 1300 m
dpl. Adem ati tersebar mulai dari India, Nepal, Bhutan, Cina, Malaysia,
Filipina, Kamboja, Myanmar, Srilanka, Indonesia dan Negara Asia Tenggara
lainnya hingga Australia.
Diwilayah daratan tinggi Vietnam, tanaman bangsa laurales dan suku
lauraceae itu umumdi tanam dengan model agroforestry bersama dengan

padi, kopi, atau singkong. Salah satunya di Distrik Mang Yang, provinsi Gia
Lai. Budidaya litsea mulai sejak 1991.
Kayunya cukup berkualitas untuk menghasilkan papan. Dalam Prosea
(Plant Resources of South East Asia), 1995, tanaman yang buahnya dapat
dikonsumsi itu termasuk dalam golongan pohon berkayu komersial minor.
Adem ati termasuk salah satu tanaman koleksi di kebun raya Bogor, Jawa
Barat. Selain di Bogor, litsea juga ditemukan di Jambi, Bangka, Cianjur, dan
Lampung.
Daging buahnya yang berwarna krem dapat dimakan dan rasanya manis
sehingga kerap menjadi incaran anak-anak. Lemak yang berasal dari biji
memiliki titik cair 36C kerap dijadikan lilin penerangan sehingga ada yang
menyebutkan wuru lilin. Biji adem ati mengandung minyak aromatic yang
banyak digunakan sebagai bahan pembuat sabun dan lilin. Redaman daun
yang diinapkan selama beberapa hari menghasilkan cairan seperti lender yang
dapat digunakan sebagai sampo. Sementara kayunya banyak dimanfaatkan
untuk konstruksi ringan, mebel, pahatan, dan kayu lapis. Litsea mudah
tumbuh dari biji maupun tunas yang muncul dari tanaman induk. Tanaman
mulai berbuah umur 5-6 tahun.
Oleh karena itu, banyaknya tanaman obat yang dapat kita jumpai di
sekeliling kita hanya sebagian kecil, namun masih banyak tanaman obat yang
memiliki khasiat besar dan jarang ditemukan di belahan dunia ini.
1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang tealh diuraikan, maka dapat kami

rumuskan masalahnya sebagai berikut:


1. Apa yang dimaksud dengan tanaman Adem Ati?
2. Apa kandungan kimia yang terkandung dalam tanaman Adem Ati?
3. Bagaimana cara pemanfaatan tanaman Adem Ati?
4. Apa saja bukti ilmiah yang telah diteliti pada tanaman Adem Ati?
1.3.

Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan
sebagai berikut:

1 Untuk mengetahui kandungan kimia yang terkandung pada tumbuhan


Adem Ati.
2 Untuk menambah wawasan tentang Tanaman Obat Keluarga (TOGA).
3 Untuk mengetahui kreativitas pengolahan tanaman Adem Ati agar bisa di
konsumsi sebagai obat-obatan.

BAB II
PEMBAHASAN
4.1.

Klasifikasi dan Gambar Tanaman


Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Sub Kelas

: Magnoliidae

Ordo

: Laurales

Famili

: Lauraceae

Genus

: Litsea

Spesies
4.2.

: Litsea glutinosa C.D.

Deskripsi Tanaman

Tanaman
Tanaman dewasa tumbuh membentuk pohon. Kulit kayu bagian luar
berwarna putih keabu-abuan sedangkan bagian dalamnya berwarna
kekuningan dengan tinggi 3-25 m dengan diameter 20-30 cm.

Daun
Aromatic, panjang daun 12-13 cm dengan lebar 3-4 cm. urat daun
lateral beisi 5-12 pasang. Bentuk daun elips memanjang dan berujung agak
membulat agak memanjang. Tumbuh berseling-seling atau spiral. Panjang
tangkai daun 1-2,6 cm. daun muda memiliki permukaan berbulu halus
pada kedua sisi. Daun tua hanya pada tulang daun utama di permukaan
atas yang berbulu, permukaan bawah berbulu kuning atau tidak berbulu.
Tepian daun ada yang berambut, sebagian berambut da ada yang gundul.

Bunga
Muncul diketiak daun. Beukuran kecil berwarna putih kekuningan,
tumbuh membentuk tipe umbel-payung. Satu umbel terdiri dari 9-15
bunga. Bunga uniseksual-satu bunga jantan saja atau betina saja. Berumah
dua (dioceous)-satu tanaman hanya mempunyai bunga jantan saja, dan
tanaman lain mempunyai bunga betina saja.

Buah
Bulat (globose) berdiameter sekitar 8-11 mm. berwarna hijau dengan
titik-titik putih berubah hitam atau ungu ketika tua. Permukaan gundul,
mengkilap, tangkai buah 5-6 mm.

Biji
Berdiameter sekitar 0,5 cm. satu kilogram buah memiliki sekitar
3200-3400 biji.

4.3.

Kandungan Kimia
Ekstrak bubuk kulit kayu Litsea glutinosa memiliki kandungan alkaloid,
flavonoid, glikosida, fenol, tannin, dan saponin. Dengan menggunakan
analisis kromatografi gas-spektrometer massa (GC MS), ekstrak methanol
total menunjukan keberadaan oleic acid (asam oleat), tricosene, erucic acid
4

(asam erukat), tetra decanoic acid (asam tetra dekanoat), pyrrolidinone,


piperidine, dan eicosanoic acid (asam eikosanoat). Fraksi alkaloid
mengandung senyawa potensial terapeutik seperti aicosane, pieprizine,
pyridine, thio-coumarin dan tetrahydroisoquinoline. Selain itu juga terdapat
androstane, androsta-trione, dan pregnene yang mirip fitoestrogen, kandungan
tersebut memperkuat manfaat efek afrodisiak dan osteoprotektif tanaman.
Pada penelitian minyak zaitun, asam oleat disinyalir berperan dalam
pencegahan kanker payudara. Eicosanoid acid diketahui berperan penting
agar otak berfungsi normal dan memiliki peran dalam menghambat
pertumbuhan tumor dengan aktivitas antiinflamasi yang ditimbulkannya.
Dalam penelitian Hosamath (2011), kulit kayu adem ati tercatat
mengandung tannin, beta-sitosterol, boldine, norbodine, laurotetanine, nmethylactinodaphinine, quercetine, sebiferine, litsiferine, kaempferol-3glukoside,

asam

amino,

quercetine-3-rhamnoside,

kaempferol-7-

aminoglucoside, pelargonidine-5-glucoside, naringenin-7-monorhamnoside,


monosesquiterpene, sesquiterpene dan beta-amirine acetate.
Daun dan buah Litsea glutinosa mengandung minyak volatile (mudah
menguap), masing-masing 83 dan 33 jenis. Kandungan utama pada daun
yaitu phytol (22,42%), caryophyliene (21,48%), thujopsene (12,17%) dan myrcene (5%). Sementara buah emngandung asam laurat (44,84%), 3-octen5-yne, 2-7-dymetyl (28,72%), alfa-cubebene (6,84%) dan caryophyliene
(5,04%)
Daun segar adem ati didistilasi uap untuk menghasilkan minyak dengan
hasil 0,15%. Sejumlah 78 kandungan kimia terdeteksi pada minyak dengan
lebih dari 95,18% merupakan terpenoid. Adapun komponen utamanya terdiri
dari

-b-ocimene

(13,35%),

b-caryophyllene

(27,20%)

dan

bicyclogermacrene (18,16%). Ekstrak butanol daun dan ranting wuru lilin


yang diambil dari Xishuangbanna, Cina, menghasilkan alkaloid aporphine:
litseglutine A, litseglutine B, boldine, dan laurolitsine.
Penelitian di Indonesia pun menyebutkan adanya kandungan senyawa
golongan alkaloid pada L glutinosa seperti alkoloida aporfin yang terdapat
pada kulit akar dan fenantren yang berhasil diisolasi dari ranting. Aporfin jga

berhasil diisolasi dari fraksi fenolik tanaman adem ati pada penelitian
suprihatna AA (1989). Hasil penelitian helmi (1989) menunjukan adanya
senyawa boldine.
4.4.

Pemanfaatan
Daun mudanya digunakan sebagai pakan ternak. Getah batangnya
mengandung cairan kental seperti lem. Bagian tanaman yang digunakan
dalam pengobatan yaitu kulit kayu, daun, dan akar. Selain dijadikan pakan
ternak, daunnya di daerah jawa dahulu dijadikan bahan campuran jamu
bagolan-jamu untuk sakit perut. Daun juga berfek menenangkan. Akarnya
dipakai untuk mengobati diare, diabeter mellitus, dan radang usus. Sebagai
obat luar, akar juga dimanfaatkan untuk mengatasi radang kulit.
Dalam pengobatan india, kulit kayu adem ati bermanfaat sebagai obat luar
untuk melemaskan anggota tubuh yang terkilir, luka memar, rematik, dan
sakit persandian. Sementara bubuk kulit kayu yang ditambah madu dapat
diminum untuk mengatasi sakit rematik dan patah tulang.

4.5.
-

Bukti Ilmiah
Analgesik
Pemberian ekstrak etanol kulit kayu adem ati pada mencit dengan
dosis 100 mg dan 300 mg/kg bobot badan (BB) menunjukan peningkatan
signifikan (p < 0,05) ambang nyeri pada lempeng panas dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Artinya, ekstrak etanol kulit kayu adem ati
berpotensi sebagai obat penahan sakit yang kuat atau analgesic.

Antelmintik (Obat Cacingan)


Pemberian ekstrak etanol kulit batang adem ati sebanyak 40 mg/ ml
kepada cacing tanah Pheretima posthuma menunjukan efek antelmintik.
Itu tampak dari singkatnya waktu untuk melumpuhkan dari kematian
cacing bila dibandingkan dengan kelompok perlakuan obat standar
Albendazole.

Antiinflamasi

Pengujian aktivitas antiinflamasi ekstrak air Litsea glutinosa pada


tikus wistar dilakukan dengan menggunakan metode induksi edema pada
telapak kaki tikus. Sebagai penginduksi edema digunakan keragenan,
dekstrin, dan histamin. Bahan uji diberikan secara oral dengan dosis 200
mg/kg dan 500 mg/kg BB. Hasil riset menunjukan ekstrak air adem ati
mempunyai aktivitas inflamasi yang signifikan. Pada dosis 250 mg/kg
diperoleh hasil persentase penghambatan radang sebesar 16,3% pada tikus
yang diinduksi kereagen, 15,36% (dekstrin) dan 22,21% (histamin) setelah
3 jam perlakuan. Sementara pada dosis 500 mg/kg BB persentase
penghambatannya sebesar 46,21% (kereagen). 43,13% (dekstrin) dan
35,08% (histamin)
-

Penyembuh Luka
Pengujian efek penyembuh luka ekstrak etanol dan Litsea glutinosa
pada tikus witsar dilakukan melaui 2 model luka: pemotongan dan sayatan.
Bahan uji diberikan dalam bentuk salep dengan konsentrasi 3% dan 5%
per kilogram bobot tubuh tikus. Sementara sebagai pembanding
diguunakan salep nitrifurazon dengan konsentrasi 0,2% perkilogram bobot
tubuh tikus. Hasilnya, kedua ekstrak etanol daun adem ati memiliki efek
penyembuh pada 2 tipe luka. Bahkan lamanya waktu penyembuhan luka
salep ekstrak Litsea glutinosa berkonsentrasi 5% per kg BB sama dengan
pembanding salep nitrifurazon, yaitu 20 hari.

Antoksidan
Uji aktivitas antioksidan ekstrak daun Litsea glutinosa ditentukan
melalui dua metode: penangkap radikal diphenilpicrylhydrazyl (DPPH)
dan hydrogen peroxide (H2O2). Sebagai pembanding digunakan butyl
hidroksi toluene (BHT) dan asam askorbat.

Antibakteri
Ekstrak etanol kulit kayu puso-puso nama local di Filipina
menunjukan aktivitas antibakteri dengan konsentrasi penghambat minimal
2,5 mg/ml melawan Bocillus subtilis (15,20 1,52), Eicherichia coli
(16,40 0,55), dan Staphylococcus aureus (15,20 0,84). Hal itu
mengindikasi adem ati potensial sebagai obat diare dan disentri. Diantara

ekstrak petroleum eter, klorofon, dan etanol, ekstrak etanol dan Litsea
glutinosa menunjukan aktivitas antibakteri paling ampuh melawan
Klebsiela pneumoniae (16,40 0,80) dan dapat berperan sebagai obat
penyakit pernafasan. Penelitian antibacterial juga ditunjukan Hosamath
(2011). Ekstrak petroleum eter, etanol, dan ekstrak cair Litsea glutinosa
memiliki efek antibakteri melawan bakteri gram positif Staphylococcus
aureus dibandingkan obat standar procain penicillin dan bakteri gram
negatif Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, dan E coli
dibandingkan obat standar referensi streptomycine sulphate.
-

Anticendawan
Kulit kayu adem ati menujukan aktivitas antifungal melawan
Aspergillus fumigatus dan Candida albicans dibandingkan standar
referensi griseofulvin. Efek terlihat paling kuat pada ekstrak petroleum eter
dibandingkan ekstrak etanol maupun ekstrak cair. Diameter zona rata-rata
penghambatan setelah 24 jam hingga 48 jam pada A. fumigatus yang
menggunakan ekstrak petroleum eter dengan dosis 50 mg/ ml yaitu 17
mm. Nilai penghambatan yang sama juga diperoleh pada penggunaan
griseofulvin dengan dosis yang sama. Sedangkan pada penggunaan ekstrak
petroleum eter dengan dosis 100 mg/ml menghasilkan penghambatan 18
mm. Angka itu lebih tinggi dibandingkan efek penghambatan griseofulvin
sebesar 18 mm. Untuk penghambatan melawan C.albicans, ekstrak
petroleum eter disbanding griseofulvin masing-masing memiliki nilai
19;15 pada dosis 50 mg/ml dan 23;15 pada dosis 100 mg/ml, itu
menunjukan ekstrak adem ati berpotensi menjadi agen anticendawan.

BAB III
PENUTUP
1

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai Adem Ati di atas dapat disimpulkan
bahwa tumbuhan Adem Ati (Litsea glutinosa) mempunyai banyak manfaat
bagi kesehatan. Kebanyakan manfaat Adem Ati adalah untuk obat-obatan.
Mulai dari akar, daun, batang, bunga dan biji kemangi dapat dimanfaatkan
untuk kehidupan manusia. Selain itu kemangi mempunyai banyak manfaat
yaitu untuk menyembuhkan penyakit serta menghilangkan gangguangangguan dalam tubuh.
Disertai dengan bukti ilmiah yang menunjukan bahwa khasiat Tanaman
Adem Ati telah terbukti secara ilmiah, mulai dari antiinflamasi, antioksidan,
anticendawan dan lain sebagainya. Meski tanaman Adem Ati jarang ditemui

di sekitar kita namun tanaman ini ada dibeberapa tempat di Indonesia dan di
berbagai negara terutama di benua Asia. Oleh karena itu, sudah banyak sekali
masyarakat yang mengetahui khasiat tanaman ini dan dengan mudah
dijadikan obat tradisional untuk mengobati berbagai penyakit berat dan
ringan.
2

Saran
Makalah ini telah membahas mengenai khasiat dan kandungan dari
tumbuhan Adem Ati (Litsea glutinosa) secara jelas dan rinci. Oleh karena itu,
diharapkan setelah membaca makalah ini, kita dapat memanfaatkan tumbuhan
yang ada di sekitar kita untuk digunakan sebagai obat. Dengan ini kita akan
dapat lebih mensyukuri nikmat yang telah dilimpahkan oleh Tuhan kepada
kita di bumi agar kita tidak merasa sombong dengan apa yang kita miliki.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 100 Plus Herbal Indonesia Bukti Ilmiah dan Racikan. Depok

10

Anda mungkin juga menyukai