Anda di halaman 1dari 31

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH ABEPURA


Jln. Kesehatan II Abepura – Jayapura. Telepon : (0967)581267
Website : rsj.papua.go.id / Email : rsjd.abepura@gmail.com

PANDUAN PENGORGANISASIAN INSTALASI FARMASI


DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH ABEPURA

BAB I

PENDAHULUAN

Rumah sakit sebagai salah satu subsistem pelayanan kesehatan


memberikan dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan
dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik,
pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan perawatan.
Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan dan
unit rawat inap.
Dalam perkembangannya, pelayanan rumah sakit tidak terlepas dari
pembangunan ekonomi masyarakat. Perkembangan ini tercermin pada
perubahan fungsi klasik RS yang pada awalnya hanya memberi pelayanan yang
bersifat penyembuhan (kuratif) terhadap pasien melalui rawat inap. Karena
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peningkatan pendapatan dan
pendidikan masyarakat, rumah sakit pun semakin meningkatkan pelayanannya.
Pelayanan rumah sakit saat ini tidak hanya bersifat kuratif (penyembuhan) tetapi
juga bersifat rehabilitatif (pemulihan) yang dilaksanakan secara terpadu melalui
upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif).
Pedoman organisasi rumah sakit menyatakan bahwa rumah sakit harus
melaksanakan beberapa fungsi, satu diantaranya adalah fungsi
menyelenggarakan pelayanan penunjang medik dan non medik. Dalam hal
penunjang medik, salah satu pelayanan yang penting adalah pelayanan farmasi.
Instalasi farmasi di rumah sakit merupakan satu-satunya unit di rumah sakit yang
mengadakan barang farmasi yang beredar di rumah sakit serta bertanggung
jawab atas pengadaan dan penyajian informasi obat yang siap pakai bagi semua
pihak di rumah sakit, baik petugas maupun pasien. Instalasi farmasi di rumah
sakit harus memiliki organisasi yang memadai serta dipimpin oleh seorang
apoteker dengan personalia lain meliputi para apoteker, asisten apoteker, tenaga
administrasi serta tenaga penunjang teknis.

1
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT JIWA DAERAH ABEPURA

A. Dasar Hukum
Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura kelas “C“ Abepura dibentuk berdasarkan
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Irian Jaya Nomor 68 tahun 1987
sesuai Surat Menteri Dalam Negeri tanggal 7 Oktober 1986 Nomor 061.1 / 9733 /
SJ, tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa
Daerah Kelas C Abepura – Jayapura, maka pembentukan dan kedudukan Rumah
Sakit Jiwa Daerah tercantum dalam Bab I pasal 2 yang menjelaskan bahwa :

a. Rumah Sakit Jiwa Daerah adalah Unit Pelaksana teknis yang berada di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Provinsi Papua;
b. Rumah Sakit Jiwa Daerah dipimpin oleh seorang Kepala dengan sebutan
Direktur.

Kemudian Keputusan tersebut di atas diperbaharui dengan Keputusan Menteri


Kesehatan Republik Indonesia Nomor 853/MENKES/SK/IX/2008 Tahun 2008 di
mana memutuskan Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura milik Pemerintah Provinsi
Papua ditetapkan sebagai Rumah Sakit Khusus dengan klasifikasi Rumah Sakit
Khusus Kelas “B” dan selanjutnya terbit Perda Provinsi Papua No. 6 Tahun 2013
tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura.

B. Gambaran Umum
Pada tahun 1952 di Nederlandse New Guinea, Sudah ada upaya pelayanan
penderita penyakit jiwa dengan melakukan pelayanan terhadap 30 pasien di Rumah
Sakit INRICHHTING IRENE (tempat aman), letaknya di Holandia Binend yang di
kepalai oleh seorang Perawat yang bernama : D.W. Klarwater sampai dengan
tahun 1962. Tahun 1962 datanglah seorang dokter yaitu Dr. Viterdeyk
menggantikan perawat tersebut namun hanya 7 ( tujuh ) bulan bertugas karena
adanya TRIKORA yaitu dalam perebutan Irian Barat kembali ke pangkuan Ibu
Pertiwi pada bulan Maret 1963, dan pada waktu itu Irian Barat masih dalam
pengawasan UNTEA, maka di utus salah seorang dokter UNTEA yaitu Dr. H.S.
Kuda yang bertugas sampai pada tahun 1966 dan setelah tahun 1966 nama
INRICHTING IRENE ( tempat aman ) diganti dengan nama Rumah Sakit Jiwa
Propinsi Irian Barat dan Holandia Binend diganti dengan Abepura.
Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura sesudah Indonesia merdeka,
berturut-turut sebagai berikut :
 Tahun 1962 – 1963 : Dr. Viterdeyk

2
 Tahun 1963 – 1966 : Dr. H.S. Kuda
 Tahun 1966 – 1966 : Dr. Keweyaan ( selama 6 bulan )
 Tahun 1966 – 1968 : Dr. Sukardjono
 Tahun 1968 – 1972 : Dr. Satya Joewana
 Tahun 1972 – 1975 : Dr. Rustama
 Tahun 1975 – 1978 : Dr. La. Ode R. Tumada
 Tahun 1978 – 1980 : Dr. Hariwibowo Gunadi
 Tahun 1980 – 1981 : Dr. Adelina
 Tahun 1981 – 1982 : Dr. Latu Mahina
 Tahun 1982 – 1992 : Dr. F.X. Sudanto
 Tahun 1992 – 1999 : Dr. A. Dalidjo, SP.Kj
 Tahun 1999 – 2002 : Dr. Woro Pramesti, SP.Kj
 Tahun 2002 – 2006 : Andrias Kumei, S.Sos
 Tahun 2006 – 2009 : Dr. Ferry Gedy, DPH
 Tahun 2009 – 2014 : Dr. Samo Adi, Sp.KJ
 Tahun 2014 – 2016 : Drg. Aloysius Giyai, M.Kes
 Tahun 2016 – sekarang : Daniel L. Simunapendi, SKM. MM
 Tahun 2019 – Sekarang : dr. Anron Tony Mote
Untuk dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan,
Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura memiliki struktur berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 853/MENKES/SK/IX/2008 Tahun 2008

3
DIREKTUR

Komite Etika Komite Komite Satuan Pemeriksa


Hukum Etika Medik Internal
Keperawatan

SUB SEKSI PENUNJANG SEKSI PELAYANAN SEKSI KEPERAWATAN


BAGIAN MEDIK MEDIK
UMUM

 Urusan PPL dan TU  Instalasi Gizi  UGD


 Urusan Umum  Instalasi Diagnostik  Unit Rawat Jalan
 Urusan Rumah Tangga  Instalasi Terapi  Unit Rawat Inap
 Urusan Kepegawaian  Instalasi PSRS  Unit Rehabilitasi
 Urusan Keuangan  Instalasi Forensik  Unit Keswamas
 Urusan Pencatatan Medik
 Urusan Pendidikan dan
Pelatihan

Masing-masing bagian mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Jabatan Struktural

1.1.Direktur
bertugas :
a. Menetapkan perencanaan kegiatan (medik, administratif, keuangan).
b. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan (medik,
administratif, dan keuangan).
c. Menetapkan laporan hasil kegiatan (medik, administratif dan
keuangan).
d. Koordinasi secara linstas sektoral.

1.2.Sub. Bagian Tata Usaha


Bertugas :
a. Menjabarkan kebijakan, melakukan bimbingan dan pengawasan pasa
Satuan Kerja di bawahnya yaitu :

4
 Urusan Penyusunan Program dan Laporan (PPL) dan Tata Usaha
 Urusan Kearsipan
 Urusan Kepegawaian
 Urusan Rumah Tangga
 Urusan Keuangan
 Urusan Pencatatan Medik
 Urusan pendidikan pelatihan
b. Meneliti dan membubuhkan paraf sebagai tanda pemenuhan prosedur
administratif terhadap surat/dokumen keluar yang akan di tanda tangani
direktur.
c. Mengatasi atau kalau perlu melaporkan permasalahan yang ada pada
Satuan Kerja di bawahnya kepada Direktur.
1.3.Seksi Penunjang Medik
Bertugas :
a. Menjabarkan kebijakan, melakukan bimbingan dan pengawasan pada
Satuan Kerja di bawahnya yaitu :
 Instalasi Gizi
 Instalasi Diagnostik
 Instalasi Terapi
b. Mengatasi atau kalau perlu melaporkan permasalahan yang ada pada
Satuan Kerja di bawahnya kepada Direktur.
1.4.Seksi Pelayanan Medik
Bertugas :
a. Menjabarkan kebijakan, melakukan bimbingan dan pengawasan pada
Satuan Kerja di bawahnya yaitu tenaga medis yang berada di :
 Unit Gawat Darurat
 Unit Rawat Jalan
 Unit Rawat Inap
 Unit Rehabilitasi
 Unit Keswamas
b. Mengatasi atau kalau perlu melaporkan permasalahan yang ada pada
Satuan Kerja di bawahnya kepada Direktur.
1.5.Seksi Perawatan
Bertugas :
a. Menjabarkan kebijakan, melakukan bimbingan dan pengawasan pada
Satuan Kerja di bawahnya yaitu :
 Unit Gawat Darurat
 Unit Rawat Jalan
 Unit Rawat Inap
 Unit Rehabilitasi
 Unit Keswamas
b. Mengatasi atau kalau perlu melaporkan permasalahan yang ada pada
Satuan Kerja di bawahnya kepada Direktur.

2. Jabatan Non Struktural


2.1. Komite Etika dan Hukum
Bertugas :
Menyusun draf pelaksanaan, melakukan bimbingan dan pengawasan
terhadap pelaksanaan etika dan hukum di RS (dalam melaksanakan
5
pelayanan RS, Surat-menyurat, pemberian ijin penelitian, dsb)
2.2. Komite Keperawatan
Bertugas :
Menyusun perencanaan, melakukan bimbingan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan pelayanan keperawatan di RS
2.3. Komite Medik
Bertugas :
Menyusun perencanaan, melakukan bimbingan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan pelayanan medis di RS
2.4. Satuan Pemeriksa Internal
Bertugas :
Melaksanakan pemeriksaan/pengawasan terhadap seluruh kegiatan terkait
penggunaan keuangan di RS

3. Jabatan Fungsional Umum


3.1. Urusan Penyusunan Program & Pelaporan serta Tata Usaha
Bertugas :
a. Menjabarkan kebijakan, melakukan bimbingan dan pengawasan pada
Satuan Tugas di bawahnya, yaitu :
 Satgas Penyusunan Program dan Pelaporan
 Satgas Tata Usaha
a. Mengatasi atau kalau perlu melaporkan permasalahan yang ada pada
Satuan Tugas di bawahnya kepada Kepala Sub Bagian Umum

3.2. Urusan Umum/Kearsipan


Bertugas :
a. Menjabarkan kebijakan, melakukan bimbingan dan pengawasan pada
Satuan Tugas di bawahnya yaitu :
 Satgas Surat Menyurat
 Satgas Humas
b. Mengatasi atau kalau perlu melaporkan permasalahan yang ada pada
Satuan Tugas di bawahnya kepada Kepala Sub Bagian Umum.
3.3. Urusan Kepegawaian
Bertugas :
a. Menjabarkan kebijakan, melakukan bimbingan dan pengawasan pada
Satuan Tugas di bawahnya yaitu :
 Satgas Kedisiplinan
 Satgas Kenaikan Pangkat
b. Mengatasi atau bila diperlukan melaporkan permasalahan yang ada
pada Satuan Tugas di bawahnya kepada Kepala Sub Bagian Umum.
3.4. Urusan Rumah Tangga
Bertugas :
a. Menjabarkan kebijakan, melakukan bimbingan dan pengawasan pada
Satuan Tugas di bawahnya yaitu :
 Satgas Logistik
 Satgas Invetarisasi barang
b. Mengatasi atau kalau perlu melaporkan permasalahan yang ada pada
Satuan Tugas di bawahnya kepada Kepala Sub Bagian Umum.
3.5. Urusan Keuangan
Bertugas :

6
a. Menjabarkan kebijakan, melakukan bimbingan dan pengawasan pada
Satuan Tugas di bawahnya yaitu :
 Satgas Perbendaharaan Rutin
 Satgas Pengelolaan Dana Jamkespa
 Satgas Pegelolaan Dana Jamkesmas/ASKES
b. Mengatasi atau kalau perlu melaporkan permasalahan yang ada pada
Satuan Tugas di bawahnya kepada Kepala Sub Bagian Umum.
3.6. Urusan Pencatatan Medik (CM)
Bertugas :
a. Menjabarkan kebijakan, melakukan bimbingan dan pengawasan pada
Satuan Tugas di bawahnya yaitu :
 Satgas Pendaftaran UGD
 Satgas Pendaftaran URJ
 Satgas Sensus, Presentasi dan Pelaporan Medik
b. Mengelola :
 Kartu berobat dan Status Rawat Jalan dan rawat Inap
 Surat Keterangan/Surat Perintah
 Form Laporan dan Formulir lain terkait pencatatan medik
c. Mengatasi atau kalau perlu melaporkan permasalahan yang ada pada
Satuan Tugas di bawahnya kepada Kepala Sub Bagian Umum.
3.7. Urusan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Bertugas :
a. Menjabarkan kebijakan, melakukan bimbingan dan pengawasan pada
Satuan Tugas di bawahnya yaitu :
 Satgas Perpustakaan
b. Menerima dan menjelaskan tata tertib kepada calon peserta
pendidikan/pelatihan
c. Mengatasi atau kalau perlu melaporkan permasalahan yang ada pada
Satuan Tugas di bawahnya kepada Kepala Sub Bagian Umum.
4. Jabatan Fungsional Khusus
a. Instalasi Gizi
Bertugas :
a. Menjabarkan kebijakan, melakukan bimbingan dan pengawasan pada
Satuan Tugas di bawahnya yaitu :
 Satgas Penyusunan Menu
 Satgas Pemasak
 Satgas Pendistribusi Makanan
b. Membuat laporan harian
c. Mengatasi atau kalau perlu melaporkan permasalahan yang ada Kepala
Seksi Penunjang Medik untuk selanjutnya disampaikan kepada Direktur.
4.2. Instalasi Diagnostik
a. Sub Bagian Instalasi Laboratorium
Bertugas :
a. Menjabarkan kebijakan, melakukan bimbingan dan pengawasan
pada Satuan Tugas di bawahnya yang bertugas :
 Melakukan pemeriksaan Laboratorium
 Mengisi Blangko Rincian Biaya
 Membuat jawaban Hasil Pemeriksaan

7
b. Membuat laporan kegiatan pelayanan (jumlah pasien, jenis
pemeriksaan) secara harian
c. Mengatasi atau kalau perlu melaporkan permasalahan yang ada
kepada Kepala seksi Penunjang Medis untuk selanjutnya
disampaikan kepada Direktur.
4.2.2. Sub Instalasi Elekromedik – Radiologi
Bertugas :
a. Menjabarkan kebijakan, melakukan bimbingan dan pengawasan
pada Satuan Tugas di bawahnya yaitu :
 Satgas EKG
 Satgas EEG/BM
 Satgas Radiologi
b. Membuat laporan kegiatan pelayanan seluruh satgas secara harian
c. Melaporkan permasalahan yang ada kepada Kepala seksi
Penunjang Medis untuk selanjutnya disampaikan kepada Direktur.
b. Sub Instalasi Psikometri
Bertugas :
a. Menjabarkan kebijakan, melakukan bimbingan dan pengawasan
pada Satuan Tugas di bawahnya yaitu :
 Satgas Psikometri Klinik
 Satgas Psikometri Non Klinik
b. Membuat laporan kegiatan pelayanan seluruh satgas secara harian
c. Melaporkan permasalahan yang ada kepada Kepala seksi
Penunjang Medis untuk selanjutnya disampaikan kepada Direktur.
4.3. Instalasi Terapi
a. Sub Instalasi Farmasi
Bertugas :
a. Menjabarkan kebijakan, melakukan bimbingan dan pengawasan
pada Satuan Tugas di bawahnya yaitu :
 Satgas Gudang Obat
 Satgas Apotek
b. Membuat laporan kegiatan pelayanan secara harian
c. Mengatasi atau kalau perlu melaporkan permasalahan yang ada
kepada Kepala seksi Penunjang Medis untuk selanjutnya
disampaikan kepada Direktur.
b. Sub Instalasi ECT
Bertugas :
a. Menjabarkan kebijakan, melakukan bimbingan dan pengawasan
pada Satuan Tugas di bawahnya yang bertugas :
 Melakukan registrasi dan pemeriksaan prosedural pra ECT
 Melakukan ECT
 Mengisi Blangko Rincian Biaya
b. Membuat laporan kegiatan pelayanan secara harian
c. Mengatasi atau kalau perlu melaporkan permasalahan yang ada
kepada Kepala seksi Penunjang Medis untuk selanjutnya
disampaikan kepada Direktur.

8
c. Sub Instalasi Psikoterapi
Bertugas :
a. Melakukan registrasi dan pemeriksaan prosedural pra psikoterapi
b. Melakukan psikoterapi
c. Mengisi Blangko Rincian Biaya
d. Membuat laporan kegiatan pelayanan secara harian
e. Mengatasi atau kalau perlu melaporkan permasalahan yang ada
kepada Kepala seksi Penunjang Medis untuk selanjutnya
disampaikan kepada Direktur.
4.4. Instalasi Forensik
Bertugas :
a. Menjabarkan kebijakan, melakukan bimbingan dan pengawasan pada
Satuan Tugas di bawahnya yaitu :
 Satgas Forensik
 Satgas Pemulasan Jenazah
b. Membuat laporan kegiatan pelayanan seluruh satgas secara harian
c. Melaporkan permasalahan yang ada kepada Kepala seksi Penunjang
Medis untuk selanjutnya disampaikan kepada Direktur.
4.5. Instalasi Pemeliharaan Sarana RS (IPSRS)
Bertugas :
a. Melakukan survey terhadap semua sarana RS
b. Melakukan koordinasi dengan urusan Rumah Tangga, Instalasi dan UPF
secara rutin/harian
c. Mengatasi atau kalau perlu melaporkan permasalahan yang ada kepada
kepala seksi penunjang medik untuk selanjutnya disampaikan kepada
Direktur.
d. Melakukan perawatan/perbaikan sarana RS
e. Membuat laporan kegiatan
4.6. Unit Gawat Darurat
Bertugas :
a. Menjabarkan kebijakan, melakukan bimbingan dan pengawasan pada
Satuan Tugas di bawahnya yaitu :
 Perawat Jaga
 Dokter Umum Jaga
 Dokter Spesialis Jaga
b. Mengisi Blangko Rincian Biaya
c. Membuat Laporan Harian
d. Merumuskan dan melaporkan permasalahan yang ada kepada Kepala
Seksi Keparawatan/ Kepala Seksi Pelayanan Medik
4.7. Unit Rawat Jalan
Bertugas :
a. Menjabarkan kebijakan, melakukan bimbingan dan pengawasan pada
Satuan Tugas di bawahnya yaitu :
 Satgas Klinik Umum
 Satgas Klinik Psikiatri
 Satgas Klinik Psikologi
b. Membuat laporan harian
9
c. Mengisi Blangko Rincian Biaya
d. Merumuskan dan melaporkan permasalahan yang ada kepada Kepala
Seksi Keperawatan
4.8. Unit Rawat Inap
Bertugas :
a. Menjabarkan kebijakan, melakukan bimbingan dan pengawasan pada
Satuan Tugas di bawahnya yaitu :
 Bangsal Akut Pria
 Bangsal Aku Wanita
 Bangsal Kronis Kelas II Pria
 Bangsal Kronis Kelas II Wanita
 Bangsal Kronis Kelas III Pria
 Bangsal Kronis Kelas III Wanita
 Bangsal Napza
 Bangsal Forensik
 Bangsal GMO
b. Membuat laporan harian
c. Mengisi Blangko Rincian Biaya
d. Melaporkan permasalahan yang ada kepada Kepala seksi
Keperawatan/Kepala Seksi Pelayanan Medik
4.9. Unit Rehabilitasi
Bertugas :
a. Menjabarkan kebijakan, melakukan bimbingan dan pengawasan pada
Satuan Tugas di bawahnya yaitu :
 Satgas Pemeriksaan MMPI
 Satgas Fisioterai dan Ergoterapi
 Satgas Terapi Kerja
 Satgas Terapi Religi Nasrani, Musik dan Dramadan terapi kelompok
 Satgas terapi Religi islam, olahraga dan relaksasi
b. Membuat laporan kegiatan pelayanan secara harian
c. Mengatasi atau kalau perlu melaporkan permasalahan yang ada kepada
Kepala seksi Penunjang Medis untuk selanjutnya disampaikan kepada
Direktur.
4.10. Unit Kesehatan Jiwa Masyarakat (KESWAMAS)
Bertugas :
a. Menjabarkan kebijakan, melakukan bimbingan dan pengawasan pada
Satuan Tugas di bawahnya yaitu :
 Satgas Keswamas dalam RS
 Satgas Keswamas Luar RS
b. Membuat laporan kegiatan
c. Mengatasi atau kalau perlu melaporkan permasalahan yang ada kepada
Kepala seksi Keperawatan/Kepala Seksi Pelayanan Medik

10
BAB III
VISI DAN MISI, FALSAFAH, TUJUAN DAN NILAI
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH ABEPURA

A. VISI DAN MISI


Dari telaahan visi dan misi Pemerintah Provinsi Papua, maka RSJD Abepura
sebagai salah satu SKPD Pemerintah Provinsi Papua yang mempunyai tanggung
jawab di bidang kesehatan jiwa di Papua mempunyai visi dan misi sebagai berikut :

1. Visi :
Terwujudnya Pelayanan kesehatan Kesehatan Jiwa Secara Paripurna.
2. Misi :
1) Menyediakan sarana dan prasarana secara memadai
2) Menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) secara memadai
3) Melaksanakan Standar Operasional Prosedur Secara Memadai

1. Falsafah Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura


Bantuan pelayanan profesional yang diberikan kepada pasien, keluarga dan
mencakup seluruh proses kehidupan manusia seutuhnya, baik sakit maupun
11
sehat tanpa memandang bangsa, suku bangsa,kepercayaan dan derajat dengan
berlandaskan Iman dan Taqwa kepada Allah SWT.

2. Tujuan dan Sasaran Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura


2.1. Tujuan Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura
2.1.1. Tujuan Umum Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura
Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekitar, guna
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.

1.1.1. Tujuan Khusus Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura


2.1.1.1. Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dan
berkualitas bagi pasien dan masyarakat umum.

2.1.1.2. Melaksanakan pendidikan tenaga kesehatan kepada


pasien, keluarga dan masyarakat pada umumnya.

2.2. Sasaran Pelayanan Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura


Pelayanan RS Jiwa Daerah Abepura ditujukan untuk pasien, keluarga dan
masyarakat umum.

3. Nilai Dasar Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura


Nilai dasar RS Jiwa Daerah Abepura merupakan pemandu terwujudnya visi dan
misi, serta merupakan suatu sikap yang harus dimiliki oleh seluruh karyawan RS
Jiwa Daerah Abepura. Nilai dasar tersebut antara lain:
3.1. Kejujuran : Kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan karena Tuhan
Yang Maha Esa
3.2. Integritas : kemampuan untuk mewujudkan apa yang telah kita katakan
3.3. Kebersihan : kebersihan jiwa, tindakan dan lingkungan kerja
3.4. Penghargaan atas martabat manusia : sikap menghargai manusia
sebagai makhluk bermartabat
3.5. Keikhlasan : Kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan karena Tuhan
Yang Maha Esa
3.6. Keterbukaan Pikiran : kemampuan untuk menerima pendapat orang
lain.

4. Keyakinan Dasar Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura


Oleh karena kegigihan dalam menjalankan tugas dan bertanggung jawab yang
harus dimiliki oleh semua karyawan, maka Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura
membuat suatu keyakinan dasar. Keyakinan dasar ini diterapkan sebagai
12
pembangkit semangat dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan yang
terbaik kepada para pengguna jasa rumah sakit.
Keyakinan dasar tersebut antara lain:
4.1. Bekerja sebagai ibadah kepada Tuhan YME.
4.2. Hubungan berbasis kepercayaan.
4.3. Prakarsa.
4.4. Kerja tim.
4.5. Fokus ke customer.
4.6. Profesionalisme.

5. Tata Nilai Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura


Tata nilai dalam pemberian jasa pelayanan kesehatan yang berlaku di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Abepura adalah mengutamakan ketulusan dan kejujuran,
menghargai martabat manusia, keadilan, kerja sama, dan prakarsa.

6. Motto “TERSENYUM”
(TERAMPIL DALAM BEKERJA, SEMPATIK DALAM PENAMPILAN, NYAMAN
DALAM PERASAAN, UNGGUL DALAM PEMIKIRAN, MANUSIAWI DALAM
BERPRILAKU)

BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

STRUKTUR ORGANISASI RSJD ABEPURA


SESUAI PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 6 TAHUN 2013

13
Dr. ANTON TONY MOTE

BAB V

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI

DIREKTUR
DIREKTUR

KABID
KABID YANMED
YANMED

14
KASIE
KASIE PENUNJANG
PENUNJANG
KEPALA
KEPALA UNIT
UNIT KEPALA
PELAYANANKEPALA UNIT
UNIT
MEDIS KEPALA
KEPALA MANAJEMEN
MANAJEMEN
KOOR PELAYANAN MEDIS
KOOR PELAYANAN
PENGELOLAAN
PENGELOLAAN PELAYANAN
&
&FARMASI & PELAYANAN
PELAYANAN FARMASI
FARMASI MUTU
MUTU
KOOR
KOOR
KOMITE
KOOR
KOOR
KOORPENYIMPANAN
PENERIMAAN
DISTRIBUSI
KOMITE
PENYIMPANAN
PENERIMAAN
DISTRIBUSI
PERBEKALAN
PERBEKALAN FARMASI
FARMASI&
FARMASI ADMINISTRASI
ADMINISTRASI DAN
DAN
PERBEALAN
PERBEALAN FARMASI
FARMASI KLINIK
KLINIK
BARANG
BARANG
BARANG
BARANG TERAPI
DAN
DAN JASA
BARANG
BARANG
DAN
DAN TERAPI
DEPO
DEPO JASA KOOR
KOOR
KOOR
KOOR
KOOR RAWAT
KOORRAWAT
DEPO
RAWAT
RAWATJALAN
DEPO INAP
IGD
JALAN
INAP
IGD PELAPORANI
PELAPORANI
KA. INSTALASI FARMASI
KA. INSTALASI FARMASI
BAB VI

URAIAN JABATAN

Nama Jabatan : Kepala Instalasi Farmasi


1. Tugas Jabatan
 Supervisi dan koordinasi kegiatan karyawan instalasi farmasi rumah sakit,
dalam meracik dan dispensing obat-obatan sesuai standar fisik dan kimia untuk
memenuhi permintaan resep dari dokter dan dokter gigi.
 Merencanakan perbekalan farmasi, mengadakan perbekalan farmasi,
mengorganisasikan, dan supervisi kegiatan di instalasi farmasi sesuai kebijakan
rumah sakit, standar pelayanan profesi, dan hukum negara.
 Mewawancarai, mempekerjakan, dan mengorientasi tenaga Farmasi baru.
Menetapkan jadwal kerja dan menugaskan tenaga farmasi untuk tugas khusus
dalam tanggungjawab administratif, dispensing, atau fungsi persiapan di
instalasi farmasi. Supervisi kinerja tenaga farmasi dan petugas lain untuk
menjamin ketepatan terhadap standar yang telah ditetapkan.
 Supervisi, dan bila perlu membantu apoteker pendamping dan tenaga farmasi
dalam meracik dan dispensing obat untuk memenuhi permintaan resep.
Mempelajari resep untuk menentukan racikan obat-obat yang diresepkan tidak
overdosis atau berbahaya. Menimbang, mengukur, dan mencampur bahan atau
menyiapkan obat sesuai prosedur mencampur obat. Memilih obat jadi dari stok
obat bila ada. Menempatkan racikan obat dalam botol, kapsul, atau tipe dan
bentuk kemasan lain dan menempelkan label di kontainer yang menunjukkan
data identifikasi dan cara pakai. Melengkapi catatan tertulis dari setiap resep
untuk data farmasi.
 Supervisi inventori stok farmasi secara periodik, untuk menentukan stok yang
dibutuhkan dan menjamin penggunaan stok sebelum tanggal kadaluarsa
pabrik. Memberi order untuk disuplai penjual obat memverifikasi kwitansi
pembelian, dan mencairkan tagihan untuk dibayar oleh bagian keuangan.
 Menyediakan formularium, sumber informasi obat, buku referensi, dan jurnal di
instalasi untuk digunakan yang berkepentingan. Konsultasi dengan dan
memberi nasehat pada staf medis tentang informasi mengenai obat, seperti
mengingatkan isu obat di pasaran, inkompatibilitas obat tertentu, atau
kontraindikasi obat atau bahan farmasi lain.
 Berinisiatif, mengembangkan, dan menjalankan peraturan dan regulasi
mencakup administratif dan kebijakan profesi di instalasi sesuai persetujuan dan
bekerjasama dengan manajemen rumah sakit dan Panitia Farmasi dan Terapi.
Menetapkan dan memelihara sistem pencatatan dan pembukuan sesuai
15
kebijakan rumah sakit dalam pencatatan data resep dan bahan farmasi bagi
pasien dan untuk memelihara kendali pengadaan dan dispensing semua bahan
farmasi, termasuk kendali penerimaan dan penerbitan data narkotika dan sifat
obat.
 Dapat bertindak sebagai sekretaris Komite Farmasi dan Terapi (KFT) dalam
menetapkan kebijakan instalasi.
 Menyiapkan anggaran di instalasi farmasi.
 Dapat bertindak sebagai komite publik untuk memberi informasi kepada
masyarakat tentang penggunaan dan penyalahgunaan obat.
 Membuat jadwal jaga dinas farmasi dan jadwal rapat instalasi farmasi
2. Perangkat & Bahan Kerja (Sarana Kerja)
Semua alat dan bahan di Instalasi Farmasi
3. Syarat Jabatan
 Kemampuan verbal untuk mengerti komposisi dan sifat obat, pembuatan dan
penggunaan, aksi farmakologis, dan prosedur uji kemurnian dan kekuatannya.
Juga untuk mensupervisi staf instalasi farmasi, untuk memformulasikan
rencana administratif, dan untuk mempresentasikan data dan informasi obat
kepada dokter, karyawan rumah sakit, dan masyarakat.
 Kemampuan numerik untuk mengukur, menimbang, dan mengemas obat,
untuk menghitung tagihan, dan untuk menyiapkan laporan dan anggaran
instalasi.
 Kemampuan persepsi bentuk untuk menginterpretasikan format, untuk
menandai perubahan fisik dan kimia dan bahan untuk peresepan, dan untuk
menginterpretasikan formularium.
 Kemampuan persepsi untuk mencegah kesalahan dalam membaca formula
dan mempelajari resep. Juga penting untuk pelaporan dan pencatatan.
4. Hubungan Jabatan :
Atasan : Kepala Penunjang Medik
Bawahan : Apoteker Pendamping, tenaga farmasi, dan petugas
administrasi lain di instalasi farmasi

Nama Jabatan : Administrasi Dan Pelaporan


1. Tugas Jabatan
 Membuat laporan pemakaian obat generik, psikotropika, narkotika dan obat khusus
tertentu
 Membuat laporan pelayanan resep obat generik dan non generic
 Membuat laporan RKO (Perencanaan Kebutuhan Obat)
 Membuat laporan EPO (Evaluasi Penggunaan Obat)
 Membuat laporan TBMDR ke Dinkes Provinsi

16
 Membuat laporan pemasukan dan pengeluaran Obat dan BHP berdasarkan
sumber dana
 Membuat laporan perekapan resep setiap bulan
 Membuat Berita Acara Pemusnahan Obat
 Membuat laporan bulanan sisa stok perbekalan farmasi
 Menyiapkan ATK
 Melakukan dokumentasi semua kegiatan instalasi farmasi
 Melakukan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan
 Membuat laporan neraca tahunan
2. Perangkat & Bahan Kerja (Sarana Kerja)
Komputer, buku pemasukan dan pengeluaran obat dan BHP, daftar harga obat, dan
semua alat dan bahan yang digunakan
3. Syarat Jabatan
Apoteker, tenaga farmasi, dan tenaga administrasi yang memiliki pengalaman minimal
satu tahun di instalasi farmasi rumah sakit
4. Hubungan jabatan :
Atasan : Kepala Instalasi Farmasi
Bawahan : Tidak ada
Promosi dari : Tidak ada jalur formal
Promosi ke : Tidak ada jalur formal

Nama Jabatan: Kepala Unit Pengelolaan Perbekalan Farmasi

Syarat Jabatan
Apoteker yang memiliki pengalaman minimal satu tahun di instalasi farmasi rumah
sakit
Uraian Tugas
a) Merencanakan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran perbekalan farmasi di
RSJD Abepura
b) Menyusun Surat Pesanan obat dan Alkes untuk diajukan ke Ka. Instalasi
c) Membawahi koordinator di gudang farmasi
d) Menginformasikan segala kebutuhan obat
Mengevaluasi dan melaporkan semua hasil kegiatan farmasi
Nama Jabatan : Koor. Penerimaan Barang
1. Tugas Jabatan
 Menerima obat atau perbekalan farmasi lainnya yang datang dari
distributor
 Melakukan pengecekan semua perbekalan farmasi yang datang apakah
sudah sesuai dengan faktur yang datang baik mengenai jumlah obat, no batch,
expired date, dan kesesuaian dengan surat pesanan
 Menandatangani faktur yang datang dilengkapi tanggal terima faktur dan nama
terang
 Mencatat faktur yang datang ke dalam buku catatan faktur
 Mengarsipkan faktur sesuai dengan nama distributor
17
 Membawa titipan tagihan faktur ke keuangan
 Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan
2. Perangkat & Bahan Kerja
Buku catatan faktur, SPJ, Buku Arsip Faktur sesuai nama distributor, serta semua
alat dan bahan yang digunakan
3. Syarat Jabatan
Apoteker yang memiliki pengalaman kerja minimal satu tahun di instalasi farmasi
rumah sakit
4. Hubungan Jabatan
Atasan : Kepala Instalasi Farmasi
Bawahan : Tenaga Teknis Farmasi dan Tenaga administrasi umum
Promosi dari : Tidak ada jalur formal
Promosi ke : Tidak ada jalur formal

Nama Jabatan : Koor. Penyimpanan Barang


1. Tugas Jabatan
 Menyimpan obat atau perbekalan farmasi di gudang farmasi sesuai dengan
persyaratan
 Memantau ketersediaan obat atau perbekalan farmasi di gudang farmasi
 Memantau pengeluaran obat atau perbekalan farmasi di gudang farmasi
 Melakukan stok opname di gudang farmasi
 Memantau dan mengecek Ex. Date obat dan perbekalan farmasi
 Melaporkan obat slow moving dan fast moving
 Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan
2. Perangkat & Bahan Kerja
Kartu stok, Buku pemasukan dan pengeluaran obat di gudang, serta semua alat dan
bahan yang digunakan
3. Syarat Jabatan
Apoteker yang memiliki pengalaman kerja minimal satu tahun di instalasi farmasi
rumah sakit
4. Hubungan Jabatan
Atasan : Kepala Instalasi Farmasi
Bawahan : Tenaga Teknis Farmasi dan Tenaga administrasi umum
Promosi dari : Tidak ada jalur formal
Promosi ke : Tidak ada jalur formal

Nama Jabatan : Koor. Pendistribusian Barang


1. Tugas Jabatan
 Melakukan kegiatan penyimpanan, dan pendistribusian obat, alkes dan bahan
habis pakai (BHP) untuk rawat jalan, rawat inap, IGD, OK, ICU, Radiologi,
Laboratorium, UTDS, dan unit-unit lainnya
18
 Memeriksa dan melaporkan ketersediaan perbekalan farmasi
 Melakukan pemesanan perbekalan farmasi ke gudang farmasi
 Mencatat dan melaporkan terkait permasalahan dalam permakaian obat, Alkes dan
BHP.
 Melakukan stok opname setiap bulan
 Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan

a. Perangkat & Bahan Kerja


Semua alat dan bahan yang digunakan di instalasi farmasi
b. Syarat Jabatan
Apoteker
c. Hubungan Jabatan
Atasan : Kepala Instalasi Farmasi
Bawahan : Tenaga Farmasi
Promosi dari : Tidak ada jalur formal
Promosi ke : Tidak ada jalur formal

Nama Jabatan: Koordinator Pelayanan Perbekalan Farmasi dan Depo


Uraian tugas
a) Mempersiapkan sediaan farmasi dan alkes
b) Menjaga ketersediaan stok sediaan farmasi, buat permintaan ke gudang farmasi
c) Melakukan penyimpanan dan menata sediaan farmasi yang diterima
d) Melayani permintaan obat/alkes diluar paket untuk tindakan operasi
e) Mencatat dan melaporkan terkait permasalahan pemakaian obat dan Alkes
f) Melakukan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan

Nama Jabatan: Kepala Unit Farmasi Klinik


Syarat Jabatan
Apoteker yang memiliki pengalaman minimal satu tahun di bagian farmasi rumah
sakit
Uraian Tugas:
a) Memonitor dan memberikan informasi obat (PIO), melakukan pengamatan
tentang pemakaian obat dan alat kesehatan
b) Mengkoordinir pelaksanaan farmasi klinik ke ruangan (visite ke ruang perawatan)
c) Mengkoordinir konseling obat ke pasien
d) Melakukan pemantauan dan pelaporan efek samping obat
Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan
e) Melakukan evaluasi dan analisa untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi

Nama Jabatan : Koor. Pelayanan Farmasi Rawat Jalan


1. Tugas Jabatan

19
 Menerima dan membaca resep
 Menelaah resep yang diterima dan mengisi form telaah resep
 Menyiapkan obat dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian
 Memberikan etiket pada klip obat
 Melengkapi respon time
 Menyerahkan angket kepuasan pelanggan untuk diisi oleh pasien / penunggu
pasien
 Memverifikasi obat yang disiapkan sebelum diserahkan ke pasien
 Mengisi formulir terintegrasi rawat jalan dalam berkas RM
 Menyerahkan obat ke pasien disertai dengan KIE
2. Perangkat & Bahan Kerja
Resep, form telaah resep, obat atau perbekalan farmasi, etiket, plastik obat, klip,
form terintegrasi rawat jalan
3. Syarat Jabatan
Apoteker
4. Hubungan Jabatan
Atasan : Kepala Instalasi Farmasi
Bawahan : Tenaga Farmasi
Promosi dari : Tidak ada jalur formal
Promosi ke : Tidak ada jalur formal

Nama Jabatan : Koor. Pelayanan Farmasi Rawat Inap


1. Tugas Jabatan
 Mengidentifikasi masalah melalui pengamatan subyektif dan obyektif
 Memberikan rekomendasi berbasis bukti berkaitan dengan masalah penggunaan
obat.
 Melakukan pemantauan implementasi rekomendasi
 Melakukan pemantauan efektivitas dan keamanan penggunaan obat
 Melakukan kegiatan rekonsiliasi obat
 Mengisi form catatan edukasi terintegrasi yang tercantum dalam blanko rekam
medis
 Mendokumentasikan kegiatan praktek visite
 Evaluasi praktek visite
2. Perangkat & Bahan Kerja
Blanko pemantauan penggunaan obat, form catatan edukasi, blanko rekam medis,
blanko MESO, serta semua alat dan bahan yang digunakan
3. Syarat Jabatan
Apoteker
4. Hubungan Jabatan
Atasan : Kepala Instalasi Farmasi
Bawahan : Tenaga Farmasi dan tenaga administrasi umum
Promosi dari : Tidak ada jalur formal
Promosi ke : Tidak ada jalur formal
Nama Jabatan : Koor. Pelayanan Farmasi di IGD
20
1. Tugas Jabatan
 Merencanakan kebutuhan obat dan perbekalan farmasi di IGD
 Mengadakan kebutuhan obat dan perbekalan farmasi di IGD
 Melakukan kegiatan rekonsiliasi obat
 Dispensing obat di IGD
 Melakukan asuhan kefarmasian
 Melakukan kajian kefarmasian pelayanan IGD
 Mendokumentasikan kegiatan di IGD
 Melakukan stok opname setiap bulan
 Evaluasi praktek di IGD
2. Perangkat & Bahan Kerja
Semua alat dan bahan yang digunakan di IGD
3. Syarat Jabatan
Apoteker
4. Hubungan Jabatan
Atasan : Kepala Instalasi Farmasi
Bawahan : Tidak ada
Promosi dari : Tidak ada jalur formal
Promosi ke : Tidak ada jalur formal
Nama Jabatan: Kepala Unit Manajemen Mutu

Syarat Jabatan
Apoteker yang memiliki pengalaman minimal satu tahun di farmasi rumah sakit.
Uraian Tugas
1. Membantu Kepala Instalasi Farmasi dalam mengawasi dan mengontrol kinerja staf
di instalasi farmasi di RSJD Abepura
2. Mengkoordinir dan mengawasi semua kegiatan yang berhubungan dengan
pengendalian mutu instalasi farmasi RSJD Abepura
3. Merencanakan,mengembangkan kegiatan manajemen mutu di Instalasi Farmasi..
4. Mengevaluasi dan melaporkan semua hasil kegiatan di Instalasi Farmasi
a. Laporan bulanan terkait pembelian, penjualan dan pemakaian perbekalan
farmasi;
b. Laporan tahunan terkait review system manajemen obat
5. Melaksanakan tugas – tugas dinas lainnya yang diberikan atasan.
Nama Jabatan : Koor. Pelayanan Farmasi di Emergency
1. Tugas Jabatan
 Merencanakan kebutuhan obat di emergency
 Menyiapkan kebutuhan obat di emergency
 Melakukan asuhan kefarmasian
 Mendokumentasikan kegiatan di Emergency
 Mengevaluasi praktek di emergency
2. Perangkat & Bahan Kerja
Buku perencanaan kebutuhan obat di ICU, formulir obat emergency
3. Syarat Jabatan
Apoteker
21
4. Hubungan Jabatan
Atasan : Kepala Instalasi Farmasi
Bawahan : Tenaga Teknis Farmasi dan Tenaga administrasi umum
Promosi dari : Tidak ada jalur formal
Promosi ke : Tidak ada jalur formal

Nama Jabatan : Koor. Pelayanan Farmasi di OK


1. Tugas Jabatan
 Merencanakan kebutuhan obat di OK termasuk obat emergency
 Menyiapkan kebutuhan obat di OK termasuk obat emergency
 Melakukan asuhan kefarmasian
 Mendokumentasikan kegiatan di OK
 Mengevaluasi praktek di OK
2. Perangkat & Bahan Kerja
Buku perencanaan kebutuhan obat di OK, formulir obat emergency
3. Syarat Jabatan
Apoteker
4. Hubungan Jabatan
Atasan : Kepala Instalasi Farmasi
Bawahan : Tenaga Teknis Farmasi dan Tenaga administrasi umum
Promosi dari : Tidak ada jalur formal
Promosi ke : Tidak ada jalur formal

Nama Jabatan : Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK)


1. Tugas Jabatan
 Melayani resep yang datang ke apotek (baik rawat inap dan rawat jalan)
 Memperhatikan stok obat dan perbekalan farmasi lainnya yang tersedia di apotek
 Memberikan informasi kepada pasien tentang penggunaan obat yang ditulis dalam
resep dan bertanggung jawab terhadap obat yang diberikan kepada pasien
 Membantu apoteker untuk melakukan tugas rutin di instalasi farmasi rumah
sakit seperti : Megikuti instruksi Apoteker untuk membuat puyer dan atau
memasukkannya ke kapsul dan memberi label, memubuat salep racikan
 Membantu melakukan stok opname setiap bulan
 Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan
2. Perangkat & Bahan Kerja
Semua alat dan bahan yang digunakan di Instalasi farmasi
3. Syarat Jabatan
Tenaga farmasi
4. Hubungan Jabatan
Atasan : Kepala Instalasi Farmasi dan Koordinator (Aping)
Bawahan : Administrasi Umum

22
Promosi dari : Tidak ada jalur formal
Promosi ke : Tidak ada jalur formal

Nama Jabatan : Tenaga Administrasi Umum


1. Tugas Jabatan
 Membantu Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian dalam menyiapkan obat dan
perbekalan farmasi
 Membantu melakukan stok opname setiap bulan
 Melakukan berbagai tugas di instalasi farmasi, seperti menjaga kebersihan dan
kerapian area kerja, serta membersihkan peralatan.
 Menyiapkan dan memeriksa kelengkapan bahan atau alat yang akan digunakan
untuk pelayanan di apotek dari unit-unit pelayanan
 Merekapitulasi resep obat yang dilayani
 Mencetak dan menyetorkan berkas klaim resep BPJS kepada verifikator BPJS
 Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan
2. Perangkat & Bahan Kerja
Semua alat dan bahan yang digunakan di Instalasi farmasi
3. Syarat Jabatan
Tenaga administrasi yang memiliki pengalaman kerja minimal satu tahun di instalasi
farmasi rumah sakit
4. Hubungan Jabatan
Atasan : Kepala Instalasi Farmasi dan Koordinator (Aping)
Bawahan : Tidak ada
Promosi dari : Tidak ada jalur formal
Promosi ke : Tidak ada jalur formal

23
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Keterangan :

1. Instalasi Rawat Jalan


 Distribusi Alat Kesehatan

 Pelayanan Resep pasien rawat Jalan

24
2. Instalasi Rawat Inap
 Distribusi dan pemberian obat rawat inap

 Distribusi alat kesehatan


3. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
 Distribusi dan pemberian obat

 Distribusi alat kesehatan


4. Instalasi Laboratorium
 Pengadaan reagen

 Pengadaan alat kesehatan laboratorium


5. Instalasi Gizi
 Pengadaan nutrisi enteral

 Pengadaan formula komersil


6. Instalasi Rehabilitasi Medik
 Pengadaan alat-alat bantu fisioterapi
7. Bagian Administrasi
 Keperluan data dan dokumen
8. Bagian SDM
 Keperluan kepegawaian dan diklat
9. Bagian Rekam Medik
 Laporan bulanan (pelayanan) dan tahunan (RL. Obat)
10. Bagian Keuangan
 Laporan penerimaan dan pembelian

 Laporan pembayaran BPJS, KPS, Jasa Raharja


11. Bagian LPA (Lembaga Pengklaiman Asuransi)
 Klaim asuransi : BPJS, KPS, Jasa Raharja, dan asuransi lainnya
12. Bagian Inventori
 Penerimaan bahan medis

 Distribusi alat tulis dan kantor, cetakan, bahan rumah tangga


13. Cleaning Service
 Kebersihan ruangan

 Sirkuler
14. PFT
 Penyusunan formularium obat-obatan di rumah sakit

 Melakukan intervensi meningkatkan penggunaan obat yang rasional

25
15. PPI
 Memenuhi kebutuhan komite ppi untuk mengendalikan infeksi rumah sakit
16. SKP
 Pelayanan kesehatan dengan meningkatkan kewaspadaan demi
keselamatan pasien

BAB VIII

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI

NAMA JUMLAH
PENDIDIKAN SERTIFIKASI
JABATAN KEBUTUHAN
STRA, SIPA,
Ka Instalasi Apoteker
Seminar-seminar 1
Apoteker STRA, SIPA,
Apoteker 3
pendamping Seminar-seminar
Tenaga D3 / S1
Farmasi Farmasi STRTTK, SIKTTK 8

 Beban kerja
Dalam perhitungan beban kerja perlu diperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh
pada kegiatan yang dilakukan, yaitu:
1. Kapasitas tempat tidur dan BOR
2. Jumlah dan jenis kegiatan farmasi yang dilakukan
3. Jumlah resep / formulir permintaan bahan habis pakai dan alkes per hari
4. Volume sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
Idealnya 30 tempat tidur = 1 apoteker (untuk pelayanan kefarmasian rawat inap) dan
1:50 untuk pelayanan pasien rawat jalan. Selain kebutuhan apoteker untuk pelayanan
kefarmasian di RI dan RJ, kebutuhan apoteker juga diperlukan untuk pelayanan
farmasi yang lain seperti di unit logistik / distribusi, IGD, serta unit pelayanan
informasi obat.
 Pendidikan
Untuk menghasilkan mutu pelayanan yang baik, dalam penentuan kebutuhan tenaga
harus dipertimbangkan:
1. Kualifikasi pendidikan disesuaikan dengan jenis pelayanan / tugas fungsi

26
2. Penambahan pengetahuan disesuaikan dengan tanggungjawab
3. Peningkatan keterampilan disesuaikan dengan tugas
 Waktu pelayanan
Pelayanan yang dilakukan di instalasi farmasi rumah sakit dibagi dalam 3 shift (24 jam)
 Jenis pelayanan
Pelayanan sediaan farmasi dan alkes yang terdapat di rumah sakit adalah IGD, Rawat
jalan, Rawat inap, , Lab, Radiologi
 Distribusi Ketenagaan
Dari 1 Apoteker yang ada saat ini, 1 apoteker sebagai Kepala Instalasi Farmasi, 1
apoteker sebagai Koor. Penyimpanan barang, 1 Apoteker sebagai Koor. Penerimaan
barang, 1 Apoteker sebagai Koor. Distribusi barang, 1 Apoteker sebagai Koor. Pelayanan
farmasi Rawat Jalan, 1 Apoteker sebagai Koor. Pelayanan Farmasi Rawat Inap, 1
Apoteker sebagai Koor. Pelayanan Farmasi di IGD, dan 4 Apoteker untuk memberi KIE
(Konseling, Informasi, dan Edukasi baik kepada pasien langsung ataupun dengan
keluarga pasien). Sedangkan dari 4 Tenaga Farmasi (TTK) terdistribusi dalam membantu
Apoteker memberikan KIE, tenaga jaga siklus, tenaga administrasi. Dari 11 tenaga non
farmasi terdistribusi menjadi tenaga membantu apoteker dan tenaga farmasi dalam
menyiapkan obat, tenaga juru resep, tenaga administrasi.
 Pengaturan Jaga
Mengingat Rumah Sakit merupakan instansi yang melakukan pelayanan langsung
kepada masyarakat, maka diberlakukan kebijakan 6 hari kerja. Penghitungan jam kerja
efektif mengacu pada Keppres No. 58 tahun 1964 jo Keppres No 24 tahun 1972 jo
Keppres No. 68 tahun 1995, disertai Permendagri No.12 tahun 2008 Tentang Pedoman
analisis beban kerja di lingkungan departemen dalam negeri dan pemerintah daerah,
dimana jumlah jam kerja formal per minggu adalah 37,5 jam.Untuk tenaga non shift rutin
bekerja dari senin s/d sabtu. Dari 27 karyawan yang ada, ada 24 tenaga yang diikutkan
siklus jaga, dimana sistem siklus yang digunakan adalah :
Tanggal merah / Hari Raya : 5 pagi, 3 sore, 3 malam
Hari sabtu : 6 pagi, 3 sore, 3 malam
Hari minggu : 4 pagi, 3 sore, 3 malam
Hari biasa (senin – jumat) : 21 pagi, 3 sore, 3 malam

27
BAB IX

KEGIATAN ORIENTASI

HARI PENANGGUNG
MATERI WAKTU METODA
KE JAWAB
Membaca
1 Mempelajari SPO 08.00-15.00 dan diskusi Ka. IFRS

Belajar alur Observasi


2 pelayanan farmasi 08.00-15.00 dan diskusi Koord. IFRJ
rawat jalan
Menyiapkan obat Observasi
3 (dispensing) 08.00-15.00 dan diskusi JR Senior on duty

Menulis etiket obat / Observasi Apt/AA senior on


4 pelayanan pasien 08.00-15.00 dan diskusi duty
umum
Menulis etiket obat /
pelayanan pasien 08.00-15.00 Observasi Apt/AA senior on
5 BPJS / KPS dan diskusi duty

Menulis etiket
obat/pelayana 08.00-15.00 Observasi Apt/AA senior on
6 n Jamkesmas dan diskusi duty

Menyerahkan obat Observasi Apt/AA senior on


7 dan KIE 08.00-15.00 dan diskusi duty

Pelayanan obat dan Observasi Apt/AA senior on


8 alkes farmasi Rawat 08.00-15.00 dan diskusi duty
Inap
Alur administrasi dan
pelayanan obat 08.00-15.00 Observasi Apt/AA senior on
9 pasien rawat inap dan diskusi duty

28
Cek status pasien Observasi Apt/AA senior on
10 di ruangan 08.00-15.00 dan diskusi duty

Observasi Apt/AA senior on


11 Order obat ke pengadaan 08.00-15.00 dan diskusi duty

Pengambilan barang Observasi Apt/AA senior on


12 di gudang 08.00-15.00 dan diskusi duty

BAB X

PERTEMUAN RAPAT

PERTEMUAN RUTIN WAKTU TEMPAT


Rapat Kerja Bulanan Minggu ke 1 Ruang Rapat
Koordinasi Rawat Jalan Setiap Kamis Ruang Rapat
Koordinasi rawat inap Setiap Rabu Ruang Rapat
Koordinasi Instalasi Setiap 3 bulan Ruang Rapat
farmasi
Rapat Tenaga Farmasi Minggu ke 2 Ruang Rapat

29
BAB XI

PELAPORAN

A. PELAPORAN PENGGUNAAN OBAT NARKOTIK – PSIKOTROPIK

B. LAPORAN BULANAN PELAYANAN MEDIS


 Jumlah obat generik dan non generik

 Jumlah resep generik dan non generik

 Rasio indikator pelayanan farmasi


 Jumlah klaim obat BPJS, BPJS obat Kronis, KPS, Jasa Raharja, dan
beberapa perusahaan yang bekerja sama dengan rumah sakit
 Pelaporan jumlah pembelian, pendapatan, dan nilai stok awal bulan.

 Pelaporan Neraca Tahunan

 Pelaporan stok opname


 Laporan pemakaian obat psikotropika, narkotika dan obat khusus
tertentu
 Laporan RKO (Perencanaan Kebutuhan Obat)
 Laporan EPO (Evaluasi Penggunaan Obat)
 Laporan pemasukan dan pengeluaran Obat dan BHP berdasarkan
sumber dana
 Laporan perekapan resep setiap bulan
 Laporan bulanan sisa stok perbekalan farmasi

30
Mengetahui,
Plt. Direktur RSJD Abepura

dr. Anton Tony Mote


NIP. 19790804 200909 1 001

31

Anda mungkin juga menyukai