Dosen Pengampu :
Desembra Lisa S.Pd
Dr. Agus Joko Susanto, SKM., M.KKK
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Toksikologi Organ Sasaran “
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari pada mata
kuliah Toksikologi Lingkungan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan mengenai Toksikologi Organ Sasaran bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Desembra Lisa S.Pd dan Pak Dr. Agus Joko
Susanto, SKM., M.KKK selaku dosen mata kuliah Toksikologi Lingkungan yang telah
memberikan kami tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami pelajari. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian ilmunya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 4
Daftar Isi
Kata Pengantar..............................................................................................................................2
Daftar Isi.........................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
2.1 Toksikologi Sistem Pernafasan......................................................................................6
2.2 Toksikologi Hati............................................................................................................11
2.3 Toksikologi Ginjal.........................................................................................................12
BAB III.........................................................................................................................................14
PENUTUP....................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................14
Daftar Pustaka.............................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
Pajanan toksikan dapat berupa pajanan langsung atau pajanan tidak langsung.
Pajanan langsung terjadi jika ada kontak langsung antara sumber pajanan (toksikan) dan
manusia. Adapun pajanan tidak langsung terjadi melalui tahapan atau media antara sebelum
kontak dengan manusia.
Organ sasaran menjadi sangat krusial untuk dipelajari karena setelah masuk ke dalam
tubuh, berbagai toksikan dapat menimbulkan berbagai macam kerusakan pada bagian tubuh
(organ) yang spesifik menjadi sasaran toksikan tertentu. Beberapa organ yang banyak
menjadi target toksikan antara lain paru-paru, hati, kulit, ginjal, mata, dan sistem reproduksi.
Kalainan organ sasaran akibat pajanan toksikan harus dideteksi sedini mungkin agar tidak
menimbulkan kerusakan parah pada setiap organ sasaran. Toksikan, setelah masuk ke dalam
tubuh, dapat menimbulkan berbagai macam kerusakan pada bagian tubuh (organ) yang
menjadi sasaran toksikan.
PEMBAHASAN
C. Pertahanan Paru-paru
Banyak toksikan yang dapat masuk ke dalam paru-paru, terutama toksikan yang
masuk ke dalam tubuh melalui jalur inhalasi. Untuk melawan toksikan yang dapat
merusak struktur dan fungsinya, paruparu mempunyai beberapa mekanisme pertahanan.
Mekanisme pertahanan tersebut antara lain seperti berikut:
Toksikan paru-paru umumnya berbentuk gas, uap, atau aerosol. Semua bentuk
tersebut merupakan bentuk yang mudah terinhalasi untuk kemudian masuk ke dalam
paru-paru.
a. Gas, yang merupakan substansi yang pada tekanan (p) dan suhu (t) kamar berada
dalam fase gas. Misalnya adalah oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2).
b. Uap (vapor), yang merupakan fase gas dari substansi (zat) cair, misalnya uap air
(water vapor).
c. Aerosol, yang merupakan substansi yang stabil dari partikel padat atau cair di
udara. Aerosol terdiri atas berbagai macam bentuk: merupakan hasil pembakaran
organ smog, merupakan kompleks gas dan parikel di udara (smoke + fog).
E. Ukuran Partikel
c. Infeksi,
d. Imunologik,
e. Struktural,
f. Neoplasia
H. Uji Toksisitas
Fasilitas pajanan Pajanan toksikan diberikan pada seluruh tubuh hewan (minimal
20 kali volume hewan). Dapat juga diberikan hanya pada hidung dan kepala hewan. Cara
pemberian pajanan adalah dengan memasukkan minimal kepala dan hidung hewan coba
ke dalam ruangan yang telah dikontaminasikan dengan toksikan paru-paru (bentuk gas,
vapour, mist, fog, dan lain-lain). Hal-hal yang harus diperhatikan adalah kadar toksikan,
suhu ruang, serta dinding tempat.
Pemilihan hewan Hewan coba yang umum dipilih untuk uji toksisitas toksikan
paru-paru adalah kuda atau keledai (lebih banyak kuda). Pertimbangan pemilihan kuda
atau keledai adalah karena anatomi, respons biokimia dan fisiologis kedua hewan
tersebut mirip dengan manusia.
Dosis Dosis merupakan banyaknya toksikan yang masuk ke dalam tubuh. Dosis
dapat berbeda pada tiap-tiap hewan coba atau manusia berbeda-beda bergantung pada
konsentrasi pajanan, waktu pajanan, dan kerentanan individu. Dosis dapat diperoleh dari
formulasi konsentrasi pajanan (C) dikalikan dengan waktu (lama) pajanan (t). D = C x t
Apabila uji toksisitas bertujuan untuk mengetahui pajanan kronik terhadap toksikan
paru-paru, uji toksisitas dilakukan terusmenerus selama 23 jam/hari atau terputus selama
8 jam/hari.
Umumnya uji toksisitas pun dilakukan untuk mengetahui dosis letal (lethal dose/
LD) dari setiap toksikan paru-paru, misalnya LD50, LD5090, LD10-50, dan sebagainya.
Pada saat uji toksisitas, dilakukan pengamatan umum terhadap hewan coba, fungsi
pernafasan hewan coba, serta perubahan morfologis dan biokimiawi yang terjadi selama
hewan coba terkena pajanan toksikan paru-paru.
Setelah hewan coba selesai diberi pajanan toksikan, dilakukan uji invitro terhadap
hewan coba. Uji invitro tersebut dapat dilakukan dengan cara perfusi terisolasi, biakan
trakea, atau sel terisolasi.
Pemeriksaan fungsional ginjal secara rutin dilakukan sebagai bagian integral dari
penelitian toksisitas jangka pendek dan jangka panjang. Parameter fungsi ginjal dapat diamati
dari análisis darah seperti kadar nitrogen urea darah (Blood Urea Nitrogen, BUN) atau ureum
dan kreatinin. Nitrogen urea darah diperoleh dari metabolisme protein normal dan diekskresi
melalui urin. Biasanya ureum yang meningkat menunjukkan kerusakan glomerulus.
Kadar ureum juga dapat dipengaruhi oleh kurangnya zat makanan dan hepatotoksisitas
yang merupakan efek umum beberapa toksikan. Sedangkan kreatinin adalah suatu metabolit
kreatin dan diekskresi seluruhnya dalam urin melalui filtrasi glomerulus. Dengan demikian,
meningkatnya kadar kreatinin dalam darah merupakan indikasi rusaknya fungsi ginjal, yang
seringkali digunakan secara klinis (Hook and Hewitt 1986).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem pernapasan merupakan pompa udara dengan fungsi utama untuk menyuplai
oksigen ke seluruh sel tubuh dan mengangkut karbon dioksida keluar dari tubuh. Apabila
sistem pernapasan tidak berfungsi dengan baik, pertukaran gas di dalam tubuh tidak
dapat berjalan dan akan berbahaya bagi tubuh manusia. Banyak toksikan yang dapat
masuk ke dalam paru-paru. Toksikan paru-paru umumnya berbentuk gas, uap, atau
aerosol.
Hati terlibat dalam metabolisme zat makanan serta sebagian besar obat dan toksikan.
Toksikan biasanya dapat mengalami detoksifikasi, tetapi banyak toksikan dapat
dibioaktifkan dan menjadi lebih toksik. Kerusakan hati dapat terjadi sebagai akibat dari
paparan sejumlah bahan kimia atau obat- obatan, melalui inhalasi, ingesti, atau
parenteral. Bahan yang bersifat hepatotoksik dapat menyebabkan kerusakan hati secara
langsung.
https://lmsparalel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=%2F79683%2Fmod_resource
%2Fcontent%2F1%2F6_7199_KMK351_102018_KJ010_pdf.pdf
Lestari, Fatma, L. Meily Kurniawidjaja, Mila Tejamaya, Doni Hikmat Ramdhan. Konsep Dasar
Toksikologi Industri. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Srinovauli. https://www.scribd.com/document/260338286/makalah-toksikologi-hati