Anda di halaman 1dari 8

Dear Nostalgia

[21:26, 10/14/2019] Tbe Mbak Is:

SEORANG PEREMPUAN

Perempuan bukan hanya tubuh

Hatinya bagai air

meski pecah dan terpisah

ia kembali menyatu

Di laut, menguap jadi awan

Lalu menjelma hujan, jadi sungai

Dan kembali bermuara di samudra

Perempuan bukan hanya rapuh

Tapi di jantungnya terpompa cinta

Tak peduli sakit yang mendera

Tak peduli tangis mengiris

Perempuan terus berjalan

Melupakan darah yang tumpah

Melepas lelah yang meruah

Agar peluk hangat tetap tertebar

Hanya saja,

perempuan masih menginginkan

Tidur dalam dekapan

Karena akulah perempuan

Pemalang, 30 April. 2019

[21:26, 10/14/2019] Tbe Mbak Is: SAMBIL MASAK, INGAT EMAK


mak..

rindu datang menyesak,lagi

apa yang bisa ku peluk?

ragamu sudah tak berwujud

aku menangis,meremas sesal

tak sempat melepasmu dengan sakral

mak..

air mataku lupa jalan keluar

berputar - putar di dada

memanggil namamu sampai beribu-ribu

jeritku hilang suara

disekap hening yang teramat diam

menikmati ingatan tentang bumbu di tangan

tentang pembeli berjejalan dan

tentang piring-piring berserakan

sedihku kehabisan duka

diam dan bersembunyi sambil tertawa

menekan tekan semburan sunyi

kehilanganmu

mak..

aku sudah menjadi yang ingin kau saksikan

menjadi ibu

belajar berjalan,belajar tersenyum

sepertimu

Kaligading, 20 juli 2019

[21:26, 10/14/2019] Tbe Mbak Is: PAGI

sebentar lagi,orangorang berlari


memasang bendera yang sering bukan dirinya

berkampanye, berjanji membangun negeri

hanya berhenti pada khotbah dan spandukspanduk janji

kadang aku benci pagi

karena berita perebutan bermunculan

saling jatuh dan menjatuhkan

saling makan dan memakan

sementara

lapar semakin mahal

anakanak jadi tumbal

tak bisa memilih

hanyut

dalam deras arus tak jelas

lalu doadoa penuh semoga mulai berkeliaran

mungkin Tuhan segera mengirim keajaiban

mungkin...

Kaligading, 17 Desember 2018

~ Roro ~

[21:28, 10/14/2019] Tbe Mbak Is: SEMBUNYI

seseorang bertanya

"apa yang kau lihat

di mataku?"

lelah,kataku

selelah pelarianmu

melompat dari satu ruang

ke ruang lain

sembunyi
seperti lari

dan tak pernah sampai

pada yang kau tuju

kaligading, 11 januari 2018

[21:28, 10/14/2019] Tbe Mbak Is: Refleksi “RINDU BIRU "

langit memerah saat itu

karena api yang membakar gedung

dan jasadjasad yang sering entah siapa

sejarahku di beberapa tahun sebelumnya

ikut terbakar

aku menangis,tak berair mata

aku menjerit takut bersuara

aku sakit enggan mengerang

aku marah tak sudi meradang

aku hanya sempat membeku

98 itu,kerap memutari ingatan

menanamkan kengerian jauh di dalamku

karena bisaku hanya menelan berita

dan gambargambar kematian

hitam, berdarah

sudah berlalu dari ketika itu

anakanak sisa tetap membawa luka

sebagian,diamdiam menyusun barisan

siap menggali langit

menumpah darah

Kaligading ; 06 Januari 2018


[21:29, 10/14/2019] Tbe Mbak Is: DARI MAWAR YANG KAU BERIKAN

di belakang, mawar2 berulang mekar

akar menjalar,resapi sari tanah

seperti rinduku

meresap dalam-dalam di urat nadi dan jantung

kau yang masih sering jauh

membuat aku terus mencari

sisa-sisa pelukanmu,ketika malam telah sunyi

untuk menyeka dingin yang menyengat

menawar sepi jadi hangat

kau yang masih sering melempar sauh

membuat aku terus menapaki jalan sendiri

tanpa tau ujung

dan menangis, ketika lelah berdiri gagah

kau yang masih sering menakar peluh

membuat aku sering jatuh

jatuh cinta padamu

berulang

dan terus berulang

sampai aku benar luluh

di dadamu,di desah nafasmu

di setiap sentuhanmu

di segala hidupmu

kau yang masih sering melampaui jarak tempuh

kapan kembali?

aku rindu
Kaligading ; 15 Oktober 2018

[22:42, 10/14/2019] Tbe Mbak Is: KITA KAH IBU ?

ibuibu mulai kehilangan iba

anakanak telantar di penitipan

jika ada kebejatan

guru yang jadi soal

dibantai,sampai dipenjarakan

bukankah ibu awal guru ?

di rahimnya sekolah berasal

setiap jantung berdetak, muasal akhlaq dicetak

bukankah ibu wanita ?

menjadi tiang negara

berdiri kokoh dalam rapat barisan

tanpa senapan tanpa kemarahan

menggiring buah hati menegakkan panji negeri

bukankah kita juga ibu ?

__ lalu,semua hening

Kaligading, 17 Desember 2018

[22:43, 10/14/2019] Tbe Mbak Is: KEMANA LAGI ??

_ kita tak bisa sembunyi

di kota

rakyat diterjang gelombang demonstrasi

sampai darah tumpah


air mata kehilangan basah

beberapa nyawa juga musnah

di tanah

gempa mengguncang

meratakan rumah sejajar tanah

orang-orang bingung

mencari tempat berlindung

lari ke gunung

di gunung

hutan terbakar

menggulung pohon-pohon lepas dari akar

langit kelam, udara menghitam

cahaya tenggelam

dan, anak-anak menangis

nafas di dadanya kian menipis

Alloh..ya Alloh..

Engkau yang Maha berkehendak

Engkau yang memiliki segala ridlo

Engkau yang menguasai segala kekuasaan

tolong kami..

Kaligading, 01 oktober 2019

[22:47, 10/14/2019] Tbe Mbak Is: KAMU

_ tak pernah habis

Dan, rindu membuatku sering teringat

Tentangmu

Mencari persembunyian
Ketika panas menyengat

Sambil sesekali mengurai cerita

yang sesak

Sisamu tak pernah lepas

Meski berkali kuhempas

Siang malam seperti tak lagi berbatas

Hanya nafasmu lantang bergerak

Di dadaku

Kaligading, 30 april 2019

Anda mungkin juga menyukai