Anda di halaman 1dari 6

KAPAI-KAPAI POTRET

KEMISKINAN
MATERIAL, MORAL DAN
SPIRITUAL
Resensi Pementasan Teater Oleh : Ady Prakosa Dipayana
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dramaturgi
I. Identitas Pementasan

- Judul Pementasan : Pentas Produksi KSK WADAS 2019 dengan Naskah


Kapai-kapai
- Judul Naskah : Kapai-kapai
- Pengarang Naskah : Arifin C. Noer
- Waktu Pementasan : 17, Juni 2019
- Lembaga/Instansi : Komunitas Seni Kampus Wahana Aspirasi Dakwah
dan Seni.
- Sutradara : Muhammad Khoirun Nadhif

II. Sinopsis Cerita


Lakon Kapai-kapai karya Arifin C. Noer salah satu teaterawan Indonesia yang
sangat lendaris memuat sebuah kisah tentang tokoh Abu seorang lelaki yang masuk
dalam lubang kemiskinan material, moral dan spiritual. Harapan adalah satu-satunya
alasan untuk membuatnya bertahan dari lubang kemiskinan itu, keinginan yang tak
terbatas membuatnya terombang ambing oleh gelombang kehidupan dunia dan
menyalakan api imajinasi hingga akhir hayat hidupnya. Cermin tipu daya adalah alat
untuk mendapatkan kebahagiaannya, cermin itu bisa menolak segala bala yang hanya
bisa didapatkan ditoko milik nabi Sulaiman yang jauh nun disana.
Lakon kapai-kapai terdiri dari lima babak, pada babak pertama menampilkan
sosok Abu yang sedang mendengarkan dongeng indah dari Emak yang membuatnya
terhanyut dalam indahnya kisah yang disampaikan oleh Emak. Abu yang menjadi
anak buah dari majikannya dan Abu sebagai suami Iyem yang penuh dengan prahara
rumah tangga. Babak kedua menceritakan perjalanan Abu mencari ujung dunia dan
bencana-bencana yang menimpa Abu , disela-sela proses perjuangan Abu mencari
ujung dunia. tokoh Emak diselipkan dalam adegan ini untuk menghibur Abu, Abu
bertanya kepada siapapun untuk mencari ujung dunia hingga Abu dipertemukan
dengan tokoh Kakek sebagai seorang tokoh pemuka agama. Babak ketiga
menggambarkan rutinitas Abu sebagai buruh yang bekerja tiada hentinya dan tidak
punya hak kuasa atas dirinya. Abu dan Iyem digambarkan mengalami proses
bertambahnya usia yang semakin membuatnya lemah dan renta. Babak keempat Abu
tetap saja didera kemiskinan dan masih berjuang untuk menemukan cermin tipu daya.
Pada babak kelima Abu mati sebelum mendapatkan cermin tipu daya yang selalu
diceritakan oleh Emak dan meninggalkan istrinya Iyem sendiri.
III. Lembaga Pementasan

KSK WADAS (Komunitas Seni Kampus Wahana Aspirasi Dakwah dan Seni)
adalah unit kegiatan mahasiswa yang berada dalam naungan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negri Walisongo Semarang. KSK WADAS adalah
organisasi yang berkecimpung dalam bidang kesenian yang meliputi : Seni Teater,
Musik, Film dan Panembromo. KSK WADAS berdiri pada tahun 1979 yang di
dirikan oleh tiga orang mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi yaitu : Hambali
Yahya, Yasin dan Samsuri. Banyah sekali karya-karya yang di hasilkan oleh warga /
anggota KSK WADAS dari generasi ke generasi dan Banyak Seniman yang sudah
melalang buana ke seluruh penjuru Indonesia.

Lakon kapai-kapai karya Arifin C. Noer ini disadur ulang oleh Komunitas
Seni Kampus Wahana Aspirasi Dakwah dan Seni atau biasa disebut KSK WADAS
yang berada di UIN Walisongo Semarang. Lakon kapai-kapai digarap secara apik
oleh KSK WADAS yang disutradarai oleh Muhammad Khoirun Nadhif dan dibantu
oleh asisten sutradara Ahmad Iqbal Fauzi dan seluruh tim panggung maupun belakang
panggung adalah semua warga KSK WADAS. lakon kapai-kapai dirombak total oleh
KSK WADAS untuk menampilkan sebuah pementasan lakon kapai-kapai yang
berbeda dari yang pernah di pentaskan sebelumnya baik dari segi tata panggung,
lighting, make up, kostum maupun ilustrasi musik untuk mendukung suasana dalam
pementasan tersebut namun tidak meninggalkan esensi dari lakon kapai-kapai
tersebut. Pada kesempatan kali ini saya akan meresensi pementasan lakon kapai-kapai
oleh Komunitas Seni Kampus Wahana Aspirasi Dakwah dan Seni untuk mengulas
seperti apakah pementasan lakon kapai-kapai oleh KSK WADAS.
Pada awal pementasan ditampilkan sebuah kisah Abu yang diperankan oleh
Syukron Mubbarok mengalami banyak prahara dalam proses kehidupannya dan di
iringi alunan musik yang sangat megah dan menggetarkan hati. Selanjutnya Emak
yang diperankan oleh Eva Fauziah muncul dari atas panggung untuk mengisahkan
dongeng tentang pangeran yang sangat bahagia berkat cermin tipu daya yang
dimilikinya. Mendengan dongen dari Emak tentang cermin tipu daya, Abu tertarik
untuk mencari cermin tipu daya ke ujung dunia. Ditengah perjalanan cermin tipu
daya, banyak sekali rintangan yang dihadapi oleh tokoh Abu sampai Abu tak sadarkan
diri bahwa dia sudah mulai menua. Hingga akhir hayatnya Abu tetap saja tidak
mendapatkan cermin tipu daya.
IV. Managemen Pementasan

Penasehat : Drs. Fachrurrozi M,Ag.


Penanggung Jawab : M. Singgang Saputra
Ketua Produksi : Muhammad Nurrohman
Bendahara : Titin Khoiro Ummatin
Sekretaris : Herdinda Rahma Firdani
Humas : Hafidz Syaifullah
Dana Usaha : Anif Ana’afi
Konsumsi : Ana Zaskiya
: Fathkiyatul M. N. S.
Dokumentasi : Dadang Supriyatna

V. Kru Pementasan

Sutradara : M. Khoirun Nadhif


Assisten Sutradara : Ahmad Iqbal Fauzi
Lighting : Hakam M. Hakim
: Modrik Nur Santri
Setting : Syarifuddin Affandi
: Fuadi Alif
Ilustrasi Musik : Handoko (kang Jendol)
: Shodiq M. Hamid
: Ady Prakosa Dipayana
: M. Lukman Hakin
: Siti Zulaikha
Make Up & Kostum : Ida Rahmiati
: Siti Yuliana
Pemeran :

Abu : syukron Mubarrok


Iyem : Khuzaimatul Amaliyah
Emak : Eva Fauziah
Bulan : Zahrotul Munawaroh
Yang Kelam : Abdan Rozaq Tahajuddin
Pangeran : Hamzah Nurrosyid
Putri Cina : Zunaidah Al Farisyah Putri
Jin Baghdad : Jamalul Lail
Kakek : Hafidz Syaifullah
Majikan : Sifaul Fuad
Bel : Finalanah Diyana
Pasukan Yang Kelam : Titin Khoiro Ummatin
: Nisa Ayuningtyas
: Ida Rahmiati
: Singgih Frendiansyah
: Finalanah Diyana
: Zunaidah al Farisyah Putri
Gelandangan : Titin Khoiro Ummatin
: Nisa Ayuningtyas
: Ida Rahmiati
: Singgih Frendiansyah
: Finalanah Diyana
: Zunaidah al Farisyah Putri
VI. Resensi Film

A. Kelebihan
Lakon kapai-kapai dipentaskan secara apik oleh KSK WADAS baik dari
segi cerita, keaktoran, make up, kostum setting panggung maupun ilustrasi
musik. Perpaduan dari seluruh elemen tersebut menampilkan sebuah
pementasan yang sangat menarik dan tidak membosankan dengan seluruh
panjangnya rentetan cerita lakon kapai-kapai.
B. Kekurangan
Pementasan lakon kapai-kapai KSK WADAS memang ditampilkan
sangat berbeda dari yang lainnya dan dibuat secara menarik namun banyak
sekali hal-hal yang dirasa masih kurang dalam pementasan tersebut. Dari segi
keaktoran masih ada salah satu dari pemeran tokoh kapai-kapai yang
mengucapkan dialog yang tidak sesuai dengan ekspresi yang diperankan. Dari
lgihting ada salah satu transisi adegan yang terlalu lama dan monoton. Dari segi
ilustrasi ada nada yang tidak sesuai dengan suasana cerita seperti pada cerita
Emak.

Anda mungkin juga menyukai