Anda di halaman 1dari 14

MAKNA YOUTUBE BAGI VIEWERS

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif

Dosen Pengampu :

DR. Dra. Hj Purwanti Hadisiwi, M.Ext.Ed

Rachmaniar, S.Sos, M.I.Kom

Disusun Oleh :

Nama : Evi Sri Oktaviani

NPM : 210110164014

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI DI LUAR KAMPUS UTAMA

UNIVERSITAS PADJADJARAN

PANGANDARAN

2018
I. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara
interaksi individu dengan individu yang lain dalam hal berkomunikasi. Media
sosial menjadi sebuah ruang digital baru yang menciptakan sebuah ruang
kultural. Sehingga sekarang ini banyak sekali media sosial yang bermunculan,
dan yang saat ini sedang sangat digemari oleh anak remaja dan orang-orang
dewasa adalah Youtube. Beberapa orang bahkan ada yang sudah memiliki
youtuber favoritnya,dan biasanya mereka akan terus mengikuti youtuber
favoritnya bahkan bisa sampai meniru apa yang youtubernya tampilan dalam
vlog atau di beberapa media lain. Namun, sayangnya ada beberapa hal yang
terkadang tidak sesuai untuk ditiru malah mereka terapkan dalam
kesehariannya. Hal tersebut terjadi karena ada beberapa perbedaan makna
yang diterima viewers dari youtuber itu tergantung dari konten apa yang
mereka tonton. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa informan yaitu: “Ada
beberapa makna yang diutarakan oleh informan yang diterima mereka dari
menonton konten pada youtube. Beberapa informan mengatakan bahwa
mereka memaknai menonton youtube hanya sebagai hiburan ketika sedang
tidak ada pekerjaan atau kegiatan” informan lainnya mengungkapkan bahwa
“Makna yang mereka utarakan adalah menjadikan youtubers favoritnya
sebagai panutannya, sehingga apapun yang youtubers tersebut tampilkan
sebisa mungkin mereka ikuti.”
Akibat dari munculnya tren youtube tersebut, maka fenomena yang sedang
terjadi belakangan ini adalah bermunculannya youtubers. Youtubers
merupakan seorang atau bahkan sekelompok orang yang dengan sengaja
membuat sebuah video berdasarkan bidangnya masing-masing, kemudian
video tersebut di unggah melalui media sosial youtube. Dimana youtube
memiliki fungsi sebagai sarana untuk membagikan video secara online.
Konten video yang diunggah pada youtube memiliki beberapa klasifikasi
diantaranya ada vlog, challenge, tutorial, dan review.
Setiap orang yang mengakses media youtube tentunya memiliki
fashionnya masing-masing. Sehingga tidak semua orang bisa menyukai hal
yang sama. Namun, akibat munculnya beragam konten video di youtube
sekarang ini banyak sekali anak muda dan remaja yang sering mengaksesnya
baik itu untuk sekedar hiburan, sebagai mata pencaharian atau bahkan ada
beberapa hal yang memang mereka aplikasikan dalam kehidupannya sehari-
hari seperti yang saja jelaskan di atas. Maka dari itu, setiap viewers atau
bahkan pembuat video pada youtube tentunya akan memiliki pandangan yang
berbeda terkait pemaknaannya terhadap konten youtube yang diaksesnya atau
dibuatnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Filza Intan Mariezka, H.
h. (2018), pada 5 orang narasumber, ada beberapa orang yang menganggap
bahwa dengan mengakses video di youtube menjadi sebuah hiburan tersendiri
untuk mereka. Namun bagi beberapa pembuat video di youtube, makna yang
sebenarnya ingin mereka sampaikan pada viewersnya adalah bahwa yang
mereka lakukan bukan semata-mata untuk meraih popularitas saja melainkan
mereka lakukan untuk aktualisasi diri, sebagai mata pencaharian dan juga
sebagai panutan.
Berbagai pendapat telah mengemukakan bahwa sekarang ini media
youtube memang sedang sangat populer. Sehingga orang yang mengaksesnya
pun banyak, bagi orang-orang yang mengakses youtube tentu akan
memberikan makna yang berbeda tergantung dari kebutuhan serta konten yang
mereka tonton dan juga tergantung dari cara mereka menggunakannya.
Namun, terkadang akibat komunikasi yang dibuat pada konten youtube kurang
maximal, haal tersebut membuat viewers kurang memahami dengan apa yang
sebenarnya ingin disampaikan oleh youtubers itu sendiri. Sehingga terjadilah
perbedaan dalam pemaknaan antara yang ingin disampaikan oleh youtubers
dengan yang diterima viewers. Dengan demikian penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui bagaimana makna youtube bagi viewers.

II. Pertanyaan Penelitian


1. Bagaimana motif viewers mengakses youtube?
2. Bagaimana viewers memilih konten youtube?
3. Bagaimana manfaat youtube bagi viewers?
4. Bagaimana makna yang dirasakan viewers dalam mengakses youtube?
III. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:
1. Mengetahui bagaimana motif viewers mengakses youtube?
2. Mengetahui bagaimana viewers memilih konten youtube?
3. Mengetahui bagaimana manfaat youtube bagi viewers?
4. Mengetahui bagaimana makna yang dirasakan viewers dalam mengakses
youtube?

IV. Manfaat Penelitian


Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan kegunaan baik
secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis penelitian ini dilakukan sebagai
sarana untuk menerapkan ilmu yang sudah dipelajari oleh penulis terkait studi
fenomenologi, khususnya komunikasi massa yang dilakukan melalui media.
Selain itu, penelitian ini juga dibuat sebagai referensi bagi para peneliti lain
mengenai makna youtube bagi viewers.
Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan
stimulus kesadaran dan masukan bagi viewers bahwa dalam mengakses
sebuah konten atau menonton video itu perlu adanya makna agar ada
komunikasi yang terjalin dengan jelas dan akan memiliki manfaat tersendiri
bagi orang yang mengaksesnya.

V. Landasan Pemikiran
a. Landasan Konseptual
 Makna
Makna adalah arti atau maksud yang tersimpul dari suatu kata, jadi
makna dengan bendanya sangat bertautan dan saling menyatu. Jika
suatu kata tidak bisa dihubungkan dengan bendanya, peristiwa atau
keadaan tertentu maka kita tidak bisa memperoleh makna dari kata itu
(Tjiptadi, 1984:19).
Kata-kata yang bersal dari dasar yang sama sering menjadi sumber
kesulitan atau kesalahan berbahasa, maka pilihan dan penggunaannya
harus sesuai dengan makna yang terkandung dalam sebuah kata. Agar
bahasa yang dipergunakan mudah dipahami, dimengerti, dan tidak
salah penafsirannya, dari segi makna yang dapat menumbuhkan resksi
dalam pikiran pembaca atau pendengar karena rangsangan aspek
bentuk kata tertentu.
 Media Sosial
Media sosial merupakan sarana interaksi antara sejumlah orang
melalui “Sharing” informasi dan ide-ide melalui jaringan internet
untuk membentuk semacam komunitas visual. Perbedaan media sosial
sebagai media baru dengan media lama ialah dalam hal kualitas,
jangkauan, frekuensi, kegunaan, kedekatan dan sifat yang permanen.
Heidi Cohen mengatakan definisi media sosial terus berubah/
berkembang seiring perkembangan penggunaan media sosial itu
sendiri. Hal ini lantaran didukung oleh fakta bahwa media sosial
berkaitan dengan teknologi dan platform yang memungkinkan
pembuatan content pada web interaktif sehingga terjadinya kolaborasi
dan pertukaran pesan secara bebas antara para pengguna.
Jejaring sosial atau yang akrab kita sebut media sosial ini
merupakan situs dimana orang bisa memiliki web page atau akun
pribadi, agar bisa terhubung dengan sesama pengguna sosial media.
Media sosial digunakan untuk saling berbagi informasi, pengalaman,
dan cerita-cerita, dan saling berkomunikasi tentunya. Media sosial
mengajak kita untuk berpartisipasi secara aktif dengan memberi
kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta
membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas
(Lesmana, 2012).
Mandibergh mendefinisikan media sosial sebagai "media yang
mewadahi kerja sama di antara pengguna yang menghasilkan konten
(User generated content)" (Nasrullah, 2015:11). Media sosial
mempunyai ciri - ciri sebagai berikut:
a. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun
bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS
ataupun internet.
b. Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu
Gatekeeper.
c. Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat di banding media
lainnya.
d. Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.
Tipe Media Sosial, melalui media sosial orang atau sekelompok
orang menciptakan, mengorganisasikan, mengedit, memberikan
komentar dan mengshare content semuanya dalam proses untuk
mencapai misi tertentu. Berikut merupakan tipe dari media sosial :
1. Wikis, Website yang membolehkan siapa saja untuk mengisi atau
mengedit informasi di dalamnya, berlaku sebagai sebuah dokumen
atau database komunal. Misalnya Wikipedia
2. Blog, merupakan bentuk terbaik dari media sosial, berupa jurnal
online, dengan pemuatan tulisan (postingan) terbaik, yaitu tulisan
terbaru ada di halaman terdepan.
3. Microblog, situs jejaring sosial yang dikombinasi blog, yang
memberikan fasilitas bagi penggunanya untuk mengirimkan update
secara online melalui SMS, pesan instan, e-mail atau aplikasi.
Contohnya Twitter
4. Content, komunitas yang mengorganisir dan berbagi isi jenis
tertentu. Misalnya: Flickr untuk foto-foto, YouTube untuk video,
Slide Share untuk persentasi, Scribd untuk dokumen, Instagram
untuk foto.
5. Situs Jejaring Sosial, aplikasi/situs yang mengizinkan dan memberi
fasilitas ke pada penggunanya untuk membangun halaman web
pribadi dan kemudian terhubung dengan teman-temannya untuk
berbagi content dan komunikasi. Contohnya: MySpace, Facebook,
Linkendln dan Bebo.
6. Virtual Game World, dunia virtual di mana mengreplikasikan
lingkungan 3D dimana user bisa muncul dalam bentuk avatar yang
diinginkan untuk berinteraksi dengan orang lain selayaknya di
dunia nyata. Contohnya game online.
7. Virtual Social World, dunia virtual di mana penggunanya merasa
hidup di dunia virtual, sama seperti Virtual Game World
mengarahkan pengguna berinteraksi dengan orang lain. Bagi
penggemar Virtual Social World lebih bebas menikmati kehidupan
dunia nyata, contohnya Second Life.
8. Podcasts, berupa file-file audio dan video yang tersedia atau dapat
diakses dengan cara berlangganan (subscribe) e-mail, melalui
Apple iTunes.
9. Forum, sebuah area untuk diskusi online, seputar topik dan minat
tertentu. Forum sudah ada jauh sebelum media sosial populer yang
menjadi elemen yang kuat dan populer di kalangan komunitas
online. Contohnya : Kaskus, Forum Komas, Forum Viva.
 Youtube
Diluncurkan pada bulan Mei 2005, YouTube telah memudahkan
miliaran orang untuk menemukan, menonton, dan membagikan
beragam video. YouTube menyediakan forum bagi orang-orang untuk
saling berhubungan, memberikan informasi, dan menginspirasi orang
lain di seluruh dunia, serta bertindak sebagai platform distribusi bagi
pembuat konten asli dan pengiklan, baik yang besar maupun kecil.
YouTube merupakan salah satu perusahaan milik Google. YouTube
diciptakan oleh 3 orang mantan karyawan PayPal (website online
komersial), Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim pada Februari
2005. Sejak awal diluncurkan, YouTube langsung mendapat sambutan
baik di masyarakat.
YouTube adalah sebuah web video sharing (berbagi video) di mana
para pengguna dapat membuat, menonton dan berbagi klip video
secara gratis. Umumnya video-video YouTube adalah video klip, film,
Tv serta video buatan para penggunanya sendiri. Format yang
digunakan video di YouTube adalah flv yang dapat diputar di
penjelajahan web yang memiliki plugin flash player. Menurut data dari
Google Indonesia, sebanyak 23 persen pengakses YouTube dari
perangkat smartphone rata-rata menonton video selama 30 menit atau
lebih. Sebanyak 43 persennya membuka YouTube selama 15 menit
atau lebih lama lagi.
Youtube adalah video online dan yang utama dari kegunaan situs
ini ialah sebagai media untuk mencari, melihat dan berbagi video yang
asli ke dan dari segala penjuru dunia melalui suatu web (Budiargo,
2015; 47). Kehadiran YouTube membawa pengaruh luar biasa kepada
masyarakat, khususnya masyarakat yang memiliki gairah di bidang
pembuatan video, mulai dari film pendek, dokumenter, hingga video
blog, tetapi tidak memiliki lahan “untuk mempublikasikan karyanya”.
YouTube mudah dipergunakan, tidak memerlukan biaya tinggi, dan
dapat diakses dimanapun, tentunya dengan gadget yang kompatibel.
Hal itu membuat pembuat video amatir dapat dengan bebas
mengunggah konten-konten video mereka untuk dipublikasikan. Jika
video mereka mendapat sambutan baik, jumlah viewers akan
bertambah. Viewers banyak akan mengundang pengiklan untuk
memasang iklan dalam video-video mereka selanjutnya. Senada
dengan televisi, konten program televisi yang disukai masyarakat,
dalam hal ini ratingnya tinggi, akan menarik pengiklan secara
otomatis.
Terdapat karakteristik dari YouTube yang membuat banyak dari
sebagian pengguna betah menggunakannya yaitu sebagai berikut :
1. Tidak ada batasan durasi untuk mengunggah video. Hal ini yang
membedakan YouTube dengan beberapa aplikasi lain yang
mempunyai batasan durasi minimal waktu misalnya Instagram,
Snapchat dan sebagainya.
2. Sistem pengamanan yang mulai akurat. YouTube membatasi
pengamanannya dengan tidak mengizinkan video yang
mengandung sara, illegal dan akan memberikan pertanyaan
konfirmasi sebelum menggunggah video.
3. Berbayar. Saat ini seperti yang sedang menjadi viral dimana-
dimana, YouTube memberikan penawaran bagi siapapun yang
mengunggah videonya ke YouTube dan mendapatkan minimal
1000 viewers atau penonton maka akan diberikan honorarium.
4. System offline. YouTube mempunyai fitur baru bagi para
pengguna untuk menonton videonya yaitu system offline. System
ini memudahkan para pengguna untuk memonton videonya pada
saat offline tetapi sebelumnya video tersebut harus didownload
terlebih dahulu.
5. Tersedia editor sederhana. Pada menu awal mengunggah video,
pengguna akan ditawarkan untuk mengedit videonya terlebih
dahulu. Menu yang ditawarkan adalah memotong video, memfilter
warna, atau menambah efek perpindahan video.
 Viewers
Orang yang menonton suatu pertunjukan atau apapun yang
ditampilkan di media khususnya media youtube sehingga viewers
disini bisa dikatakan penonton suatu pertunjukan yang dilakukan
melalui perantara media.
b. Landasan Teoritis
Komunikasi adalah proses pembentukan makna melalui pesan,
baik pesan verbal maupun pesan non-verbal yang berupa simbol-simbol,
tanda-tanda, dan perilaku. Makna sebagai pemahaman pesan yang
diberikan oleh orang lain tidak dapat terjadi kecuali kedua belah pihak atau
para partisipan komunikasi dapat memperoleh makna yang sama bagi
setiap kata, frasa, atau kode verbal yang ada. Sebagai suatu proses
pembentukan makna, komunikasi memiliki beberapa prinsip-prinsip
komunikasi diantaranya adalah bahwa komunikasi diawali dengan diri (the
self) dan komunikasi selalu melibatkan orang lain misalnya masyarakat
(society) dalam konteks luas. Sehingga bisa dikatakan bahwahal ini akan
berkaitan erat dengan teori interaksi simbolik.
Teori ekologi media berupusat pada prinsip-prinsip bahwa
masyarakat tidak dapat melarikan diri dari pengaruh teknologi. Teori
memusatkan pada banyak jenis media dan memandang media sebagai
sebuah lingkungan. Media membentuk dan mengorganisasikan sebuah
budaya. Ekologi media adalah kajian mengenai lingkungan media, ide
bahwa teknologi dan teknik, mode (cara penyampaian), informasi, dan
kode komunikasi memainkan peran utama dalam kehidupan manusia.
Menurut Harold Innis, media mempunyai kekuatan membentuk opini
masyarakat. Orang menggunakan media untuk memperoleh kekuasaan
politik dan ekonomi bahkan mengubah susunan sosial dari sebuah
masyarakat. Media komunikasi memiliki bias yang terdapat dalam diri
mereka untuk mengendalikan aliran ide dalam masyarakat. Untuk
memahami teori ini, kita perlu mengetahui 3 asumsi yang mendasari teori
ekologi media.
Pertama, media melingkupi setiap tindakan di dalam masyarakat.
Berangkat dari asumsi ini, kita menyadari bahwa kita tidak dapat
melarikan diri dari media. Media-media ini mentransformasikan
masyarakat kita, baik melalui permainan yang kita mainkan, radio yang
kita dengarkan, televisi yang kita tonton. Pada saat yang bersamaan, media
bergantung pada masyarakat untuk “pertukaran dan evolusi”.
Kedua, media memperbaiki persepsi kita dan mengorganisasikan
pengalaman kita. Media cukup kuat dalam mengorganisasikan
pandangan kita mengenai dunia.
Ketiga, media menyatukan seluruh dunia. McLuhan menggunakan
istilah Global Village untuk mendeskripsikan bagaimana media mengikat
dunia menjadi sebuah sitem politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang
besar. Media elektronik secara khusus memiliki kemampuan untuk
menjembatani budaya-budaya yang tidak akan pernah berkomunikasi
sebelum adanya koneksi ini, sehingga seolah-olahdunia mengerut tanpa
dibatasi ruang dan waktu.
Dalam hal ini saya memposisikan diri sebagai seorang remaja yang
sering menggunakan sosial media untuk berinteraksi dengan teman-teman,
baik sekolah maupun luar sekolah. Namun, ada saat saya jenuh untuk
berinteraksi dengan teman-teman yang sudah saya kenal. Oleh sebab itu,
saya mencoba chat room X yang dapat digunakan di belahan dunia
manapun. Dari chat room tersebut, saya berkenalan dengan Harry yang
berasal dari Kota London. Kami saling bertukar cerita tentang Jakarta dan
London, membicarakan sekolah, teman, dan pengalaman kami masing-
masing. Saya menyadari bahwa media dapat menyatukan dunia, seperti
saya di Jakarta dan Harry di London. Kami saling bertukar e-mail agar
berinteraksi lebih mudah, bahkan bertukar nomor telepon. Hampir
seminggu berkomunikasi, saya mulai tertarik dengan Harry begitu pula
dengan Harry. Namun, berita yang sedang hangat ditayangkan di televisi
adalah aksi-aksi kejahatan yang terjadi karena hubungan melalui dunia
maya. Hal tersebut membuat saya takut untuk melanjutkan hubungan
dengan Harry. Dari berita-berita tentang aksi kejahatan tersebut, media
memperbaiki persepsi dan mengorganisasikan pengalaman.
Dalam perkembangannya, media saat ini telah memasuki era
elektronik. Namun, sebelum memasuki era ini, media memiliki sejarah
yang panjang, yaitu era tribal, era melek huruf, dan era cetak. Pada era
tribal, komunikasi masih bersifat tradisional melaluikomunikasi lisan
untuk menyampaikan pesan dan pendengaran merupakan indera yang
sangat penting dalam menerima pesan. Selanjutnya pada era melek huruf,
komunikasi sudah menggunakan tulisan dan mata menjadi indera yang
dominan. Pada era ini, dibutuhkan kemampuan menyampaikan pesan
dengan menulis dan menerima pesan dengan membaca. Berbeda halnya
dengan dua era sebelumnya, era cetak jauh lebih modern. Informasi
menggunakan kata-kata tercetak merupakan hal yang biasa. Yang terakhir
era elektronik atau era yang saat ini sedang kita jalani.
Pada era elektronik komunikasi sudah menggunakan media
elektronik yang tidak hanya menggunakan indera penglihatan dan
pendengaran saja,dan memungkinkan seluruh orang di belahan dunia
manapun terhubung dalam satu waktu. Satu hal yang perlu kita ketahui
dalam teori ini adalah bahwa medium adalah pesan. Frase tersebut
merujuk pada kekuatan dan pengaruh meium terhadap masyarakat, bukan
isi pesannya. Medium mampu mengubah bagaimana kita berpikir
mengenai orang lain, diri kita sendiri, dan dunia di sekeliling kita. Dari
seluruh uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa ekologi media adalah
lingkungan media yang saling mempengaruhi, media akan mempengaruhi
sekelilingnya melalui pesan yang disampaikannya, begitu juga orang-
orang disekelilingnya akan mempengaruhi media.

VI. Metode Penelitian


1. Jenis Penelitian
Metode yang akan digunakan pada penelitian kali ini adalah metode
kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologi.Sebuah pendekatan yang
memberi pemahaman bahwa dunia adalah sesuatu yang dikonstruksi
secara intersubjektif dan merefleksikan pengalaman langsung manusia.
fenomenologi memandang manusia secara aktif menginterpretasikan
pengalaman mereka sehingga kita memahami lingkungannya melalui
pengalaman personal dan langsung dengan lingkungannya. Tradisi
fenomenologi memberikan penekanan sangat kuat pada persepsi dan
interpretasi pada pengalaman subjektif manusia (Griffin, 2014:45-46).
2. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kampus PSDKU Universitas
Padjadjaran Pangandaran.
3. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah remaja yang sedang duduk di bangku
perkuliahan di Universitas Padjadjaran Pangandaran yang sering
mengakses youtube baik itu sebagai viewers atau sebagai pembuat konten.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah
wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, dan penelusuran online
5. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara
sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, untuk
meningkatkan pemahaman peneliti tentang temuan-temuan yang
berdasarkan permasalahn yang diteliti. Analisis data menurut Patton
(dalam Moleong, 2003:103) adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan urutan dasar.
Dalam penelitian kualitatif, analisis dilakukan sepanjang penelitian
berlangsung.Sejak pengumpulan data dimulai, analisis data dilangsungkan
secara terus menerus hingga pembuatan laporan penelitian.
Daftar Pustaka

Diny Fitriawati, M. R. (2016). Eksistensi Diri Youtuber "JONESHOOD". Jurnal


Signal Unswagati Cirebon , 1-9.

ma, F. S. (2017). Pemaknaan Followers terhadap Gaya Hidup Selebgram (Studi


Resepsi pada Viewers Vlog Akun Youtube Karin Novilda). Prosiding Konferensi
Nasional Komunikasi , Vol. 01, No.01,.

Filza Intan Mariezka, H. h. (2018). Pemaknaan Profesi Beauty Vlogger Melalui


Pengalaman Komunikasi. Nyimak Journal of Communication , Vol. 2, No. 2,
September 2018, pp. 95–111.

aisyah. (n.d.). skripsi. Retrieved oktober 18, 2018, from unhas:


http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/24519/SITI%20AISYA
H%20-%20E31113001.pdf?sequence=1

Ambar. (2017, mei 22). teori interaksi simbolik. Retrieved oktober 5, 2018, from
pakar komunikasi.com: https://pakarkomunikasi.com/teori-interaksi-simbolik

Riadi, M. (2013, maret 27). Pengertian dan jenis-jenis Makna Kata dalam
Bahasa. Retrieved oktober 5, 2018, from Kajian Pustaka.com:
https://www.kajianpustaka.com/2013/03/pengertian-dan-jenis-jenis-makna-
kata.html

Anda mungkin juga menyukai