Anda di halaman 1dari 97

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial sangat memerlukan komunikasi dalam

kehidupan sehari-harinya. Manusia setidaknya membutuhkan komunikasi dalam

melakukan kegiatan, seperti dalam melakukan sebuah pekerjaan tertentu yang

mengharuskan manusia melakukan kegiatan berkomunikasi satu dengan lainnya.

Hal ini membuktikan bahwa manusia sebagai makhluk sosial sangat

membutuhkan manusia lainnya untuk melakukan komunikasi sebagai upaya

membangun hubungan di antara manusia.

‘Menurut Nofrion, hal 1, [1] “komunikasi sebagai suatu proses pertukaran

ide, pesan, dan kontak, serta interaksi sosial termasuk aktivitas pokok dalam

kehidupan manusia”.

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dipahami bahwa manusia saling

melakukan kegiatan komunikasi untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dalam

rutinitasnya, manusia berinteraksi untuk bertukar informasi sebagai makhluk

sosial.

Didalam kehidupan manusia sendiri, memerlukan sebuah informasi yang di

butuhkan. Guna mendapatkan sebuah informasi manusia membutuhkan media

massa sebagai alat bantu untuk dapat menerima dan mengetahui sebuah informasi

yang sedang terjadi. Media massa di gunakan sebagai alat untuk memperpanjang

kejadian dari lokasi yang jauh menjadi dekast.

1
Media massa merupakan media yang menunjang masyarakat dalam

memperoleh informasi. Menurut Hafied Cangara dalam Thomas Pureklolon, hal

269, [2] ‘Media massa adalah alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan-

pesan dari sumber kepada khalayak yang luas dan heterogen dengan

menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio,

televisi’.

Informasi yang disampaikan oleh media massa sangatlah beragam jenisnya,

dengan proses penyampaian yang berbeda-beda pada setiap alat komunikasi yang

digunakan. Perkembangan media massa yang semakin pesat dan di dukung

dengan kemajuan teknologi, membuat proses penyampaian sebuah informasi

menjadi lebih mudah.

Media massa yang kita kenal berupa, surat kabar atau koran, majalah, radio

dan televisi. Masing – masing dari alat media massa tersebut memiliki berbagai

keunggulan. Berdasarkan jenisnya televisi merupakan media massa yang paling

digemari. Jika dibanding dengan media massa lainnya televisi jelas memiliki

keunggulan berupa audio dan visual yang bisa dinikmati langsung oleh audience.

Menurut Siti Karlinah Dkk, hal 67, [3], “Dibandingkan media massa yang

lain, televisi mempunyai kelebihan utama dalam sifatnya audio-visual, berarti dua

indera kita, yakni mata dan telinga terangsang bersamaan, sehingga menonton

televisi tidak perlu berimajinasi seperti dalam radio.”

Menurut data Badan Pusat Statistik [4], didapatkan bahwa:

‘Secara keseluruhan proporsi penduduk di Indonesia yang menonton


televisi sebanyak 93,21%. Dari survei ini didapatkan pula bahwa Jakarta
menjadi provinsi yang memiliki proporsi penduduk tertinggi yang menonton
acara televisi yaitu sebanyak 97,32% ‘.

2
Dari data yang ditampilkan oleh badan pusat statistic dapat disimpulkan,

bahwa mayoritas masyarakat memilih televisi sebagai media massa untuk

menerima berbagai macam informasi yang sedang terjadi.

Televisi hadir di Indonesia sejak tahun 1962 hingga pada saat ini. Pada saat

televisi hadir di Indonesia hanya ada siaran yang berasal dari siaran Televisi

Nasionalan pada masa itu. Seiring dengan kemajuan zaman, televisi di Indonesia

makin berkembang pesat, banyak televisi – televisi swasta yang ikut meramaikan

perkembangan pertelevisian di Indonesia seperti TVRI, RCTI, MNCTV, GTV,

iNews, SCTV, Indosiar, antv, tvOne, MetroTV, Trans7, TransTV, Kompas TV,

RTV, MYTV, Jawa Pos TV, dan NET TV[5].

Dalam perkembangannya televisi memberikan program – program tayangan

yang dapat menjadi sarana media informasi bagi khalayak umum. Menurut Andi

Fachruddin dalam Yoenarsih, hal 1.2, [6], “program televisi terbagi menjadi dua

yaitu program berita/informasi (hard news dan soft news) serta program hiburan

(drama, game, musik, dan pertunjukan)”.

Berdasarkan hasil survey yang di lakukan oleh Badan Pusat Statistik, [7]

memperlihatkan bahwa:

‘Program unggulan pada penyiaran dan pemrograman televisi, baik


Televisi Nasional maupun swasta didominasi oleh program berita/informasi
dengan presentase masing-masing 53,85% pada Televisi Nasional dan
46,15% pada televisi swasta’.

Dari data yang tersaji di atas, telihat bahwa program berita/informasi

menjadi program unggulan yang tepat untuk setiap perusahaan swasta dan

3
pemerintah yang bergerak di dunia televisi. Kebutuhan masyarakat yang tinggi

akan pemenuhan kebutuhan informasi dapat terpenuhi dengan baik.

Program berita yang tersedia di televisi nasional maupun televisi swasta

menyajikan berbagai macam kebutuhan informasi yang ingin diketahui oleh

masyarakat luas.

Menurut Radita Gora dan Irwanto, hal 244, [8] mengatakan bahwa “Setiap

statsiun televisi memiliki program tayangan berita regular. Misalkan berita pagi,

berita siang, dan berita malam. Dalam hal ini tidak termasuk breaking news atau

stop press. Karena tidak semua peristiwa yang dimasukan ke dalam kategori

breaking news”

Progam tayangan berita di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan

yang cukup pesat. Berita – berita yang di sebarluaskan dapat menjangkau pelosok

– pelosok yang jauh dari tempat kejadian secara cepat dan menyeluruh. Seiring

dengan majunya teknologi saat ini, televisi berita telah menjadi andalan bagi

masyarakat Indonesia. Majunya televisi berita di Indonesia tidak terlepas dari para

jurnalis hebat yang telah berlalu – lalang memberikan informasi – informasi yang

sedang terjadi dilapangan.

Menurut Rizky Nuraini, hal 50, [9] mengatakan bahwa “Jurnalis


merupakan salah satu pekerjaan yang mulia, dimana dengan adanya jurnalis
maka kita bisa mengetahui informasi yang baru. Tanpa harus bersusah
payah untuk mencari informasi, kita cukup menonton televisi dan kita akan
dihadapkan oleh kumpulan informasi penting”

Dalam pernyataan diatas dapat dilihat bahwa peran seorang jurnalis dalam

menyebarkan informasi berita merupakan peran yang penting. Jurnalis dituntut

untuk selalu up to date dalam menyampaikan informasi – informasi yang sedang

4
ramai diperbincangkan atau sedang terjadi dilapangan. Tanpa adanya peran dari

seorang jurnalis maka khalayak tidak dapat menerima informasi yang terjadi di

tempat yang jauh dari tempat tinggalnya.

Dalam proses komunikasi, terjadi yang namanya tahapan psikologis yang

salah satunya adalah tahapan minat. Menurut Susanto, hal 13, [10] “secara

sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi, perhatian

atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”. Menurut De Fleur dalam Sugiyono,

hal 102, [11] menyatakan bahwa “terdapat alat ukur untuk melihat minat

seseorang dalam menonton televisi yaitu frekuensi, durasi, jadwal, pilihan acara”.

Sehingga dari penilaian tersebut dapat terlihat apakah siswa dan siswi memiliki

ketertarikan dan kecenderungan untuk menjadi jurnalis yang hebat dan

berkompeten untuk dapat menyebarluaskan berita.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh

kualitas program tayangan CNN Indonesia terhadap minat Menonton pada siswa

dan siswi yang mengikuti kegiatan Ekstrakulikuler Jurnalistik di SMA

Muhammadiyah 12 Jakarta. Peneliti memilih SMA Muhammadiyah 12 Jakarta

sebagai populasi penelitian karena berdasarkan studi lapangan yang telah peneliti

lakukan siswa dan siswi SMA Muhammadiyah 12 Jakarta memiliki ketertarikan

untuk menjadi seorang jurnalis televisi. Peneliti berharap hasil dari penelitian ini

dapat bermanfaat sebagai upaya dalam mencari generasi – generasi muda yang

bisa menyampaikan dan mencari berita untuk dibagikan kepada khalayak luas.

1.2 Rumusan Masalah

5
Televisi merupakan salah satu media massa yang banyak diminati oleh

masyarakat dalam memperoleh informasi dan hiburan. Dalam programnya,

televisi menyajikan program-program yang dapat dinikmati oleh masyarakat.

Salah satu diantaranya adalah program televisi berita, rumusan masalah

berdasarkan uraian tersebut adalah: “Adakah pengaruh yang diberikan sebuah

tayangan CNN Indonesia terhadap minat menonton bagi murid – murid yang

mengikuti kegiatan Ekstrakulikuler Jurnalistik di SMA Muhammadiyah 12

Jakarta”

1.3.1 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari pembuatan penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan sarjana S1 Institut Bisnis

Nusantara (IBN) Program Studi Ilmu Komunikasi jurusan Broadcasting

dalam bentuk skripsi.

2. Untuk menjadikan referensi bagi mahasiswa lain yang memiliki persamaan

dalam melakukan penelitian.

1.1 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai:

1. Untuk mengetahui peran jurnalis bagi generasi muda yang mempunyai

ketertarikan terhadap peran jurnalis di penyebarluasan informasi.

2. Untuk mengetahui minat jurnalis pada siswa dan siswi di SMA

Muhammadiyah 12 Jakarta.

1.4 Manfaat Penelitian

6
1.4.2 Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah:

1. Diharapkan sebagai bahan masukan dalam pengembangan Ilmu

Pengetahuan Komunikasi.

2. Diharapkan Ilmu Komunikasi Antarpribadi dapat lebih dipahami dalam

dunia pendidikan.

3. Diharapkan dapat menjadi referensi dalam pembelajaran Ilmu Komunikasi

khususnya yang berkaitan dengan pendidikan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Adapun manfaat Praktis yang diharapkan bagi penulis adalah:

1. Diharapkan penelitian ini sebagai bahan masukan bagi Sekolah SMA

Muhammadiyah 12 Jakarta dalam pengembangan murid-murid dengan

pendekatan Komunikasi Antarpribadi sehingga terciptanya murid-murid

berprestasi.

2. Diharapkan lebih banyak memberikan informasi dan pengetahuan tentang

apapun yang memiliki sifat up to date, dan unik agar murid mendapatkan

banyak pengetahuan baru lainnya.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari penelitian ini terdiri dari lima bab, dengan uraian

sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan

7
BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori-teori yang terkait dengan penelitian berdasarkan

literatur-literatur ilmiah. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian

komunikasi, komunikasi massa, televisi dan programnya, program berita, standar

kualitas tayangan program televisi, keputusan menonton, operasional variabel,

kerangka pemikiran, dan hipotesis.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi penjelasan tentang metode dalam melakukan penelitian, yaitu

pendekatan penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, metode

pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, serta metode analisis data

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan hasil pengolahan data penelitian, analisis hasil penelitian, dan

pembahasan hasil penelitian

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang berkaitan

dengan hasil tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka berisi sumber/literatur penulisan yang valid dalan penyusunan

penelitian.

LAMPIRAN

8
Bab ini berisi lampiran tambahan berupa riwayat hidup peneliti, kuesioner, hasil

output SPSS, jadwal bimbingan, dan lainnya.

9
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Komunikasi

Saat ini, kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari aktivitas komunikasi,

karena komunikasi merupakan bagian internal dari sistem dan tatanan kehidupan

sosial manusia dan masyarakat. Aktivitas komunikasi dapat dilihat pada setiap

aspek kehidupan sehari-hari manusia, mulai dari bangun tidur sampai manusia

beristirahat pada malam hari.

Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan komunikasi sebagai

kebutuhan untuk saling berinteraksi dengan orang lain serta berperan penting

dalam kehidupan sehari-hari. Setiap saat manusia membutuhkan komunikasi

dengan orang lain di manapun mereka berada. Dapat dipastikan sebagian besar

dari kegiatan kehidupan kita mengunakan komunikasi, baik komunikasi verbal

maupun nonverbal.

Menurut Harold Lasswell dalam Anditha Sari, Hal 1, [12], mengatakan

bahwa:“Komunikasi merupakan suatu proses yang menjelaskan "siapa"

mengatakan "apa" "dengan saluran apa "kepada siapa", dan dengan akibat apa"

atau "hasil apa”.”

Komunikasi merupakan penyampaian informasi dan pengertian dari

seseorang kepada orang lain. Tanpa berkomunikasi seseorang tidak dapat

menjalin hubungan dan akan merasa kesepian dalam menjalankan berbagai bentuk

aktivitasnya. Seperti yang dijelaskan Harold dalam Anditha.

10
Menurut Effendy dalam Husniyatus, hal 50-51, [13], mengatakan
bahwa:"Proses komunikasi yang berlangsung saat ini dapat digolongkan ke
dalam dua, yaitu proses komunikasi primer dan komunikasi sekunder.
Proses komunikasi secara primer merupakan proses penyampaian pikiran
dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam
proses komunikasi meliputi bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain
sebagainya yang secara langsung mampu "meneriemahkan" pikiran dan atau
perasaan komunikator kepada komunikan. Pada keadaan nyata sehari-hari
lambang tersebut seringkali dipadukan untuk keefektifan komunikasi.
Proses komunikasi secara sekunder merupakan proses penyampaian pesan
oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan
komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat
yang relatif jauh, jumlahnya banyak, dan karena alasan-alasan khusus."
Dalam proses komunikasi harus memiliki kesamaan makna antara satu
dengan yang lainnya. Karena dalam melakukan kegiatan komunikasi tidak
hanya menyampaikan isi pesan yang ingin disampaikan ke orang lain
melainkan agar orang lain mengerti dan tahu maksud dari isi pesan yang
kita sampaikan. Di dalam proses komunikasi juga dibutuhkan kesadaran
dari dalam diri sendiri agar orang lain bersedia menerima isi pesan yang
disampaikan.

Dalam proses komunikasi harus memiliki kesamaan makna antara satu

dengan yang lainnya. Karena dalam melakukan kegiatan komunikasi tidak hanya

menyampaikan isi pesan yang ingin disampaikan ke orang lain melainkan agar

orang lain mengerti dan tahu maksud dari isi pesan yang kita sampaikan. Di dalam

proses komunikasi juga dibutuhkan kesadaran dari dalam diri sendiri agar orang

lain bersedia menerima isi pesan yang disampaikan.

Menurut Dance dan Larson dalam Nurani, Hal 56, [14] “komunikasi
adalah proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya
dalam kehidupan. Dalam hal ini, komunikasi adalah gejala yang umum ada
dalam kehidupan, tidak ada kehidupan manusia yang lepas dari proses
komunikasi”

11
Sehingga secara garis besar komunikasi adalah penyampaian informasi,

gagasan, pikiran, dan perasaan dari komunikator kepada komunikan untuk

mempengaruhi pikiran komunikan dan mendapatkan tanggapan balik sebagai

feedback bagi komunikator. Sehingga komunikator dapat mengukur berhasil atau

tidaknya pesan yang di sampaikan kepada komunikan.

2.1.2 Komunikasi Massa

Komunikasi massa membutuhkan sebuah media dalam menyampaikan

pesan. Sebagai contoh, saat terjadi kebakaran pasar, media massa datang untuk

melakukan peliputan utuk disiarkan. Proses menyiarkan peristiwa tersebut

dinamakan komunikasi massa. Penyampaian informasi menggunakan teknologi

untuk mempermudah proses dan mempercepat kinerja peliputan juga termasuk ke

dalam komunikasi massa.

Menurut Bittner dalam Khomsahrial Romli, hal 1, [15], “Komunikasi massa

adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar

orang”.

Komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang memanfaatkan

media massa untuk menyebarkan pesan kepada khalayak luas pada saat yang

bersamaan. Komunikasi massa menghasilkan suatu produk berupa pesan

komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas

secara terus menerus dalam jangka waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan,

atau bulanan. Menurut Rohim dan Syaiful hal 177, [16], mengatakan bahwa:

“Komunikasi massa pada satu sisi mengandung pengertian suatu


proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan
kepada public secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan
tersebut dicari, digunakan dan dikonsumsi oleh audience.”

12
Komunikasi massa yang dilakukan oleh komunikator melalui media massa

dalam penyampaian informasinya. Kita sudah mengetahui bahwa komunikasi

massa itu secara prinsip mengandung suatu makna yang sama, bahkan antara satu

definisi dengan definisi lainnya dianggap saling melengkapi.

Ada beberapa karakteristik yang dimiliki komunikasi massa menurut

Ardianto, hal 7-11, [18] yaitu:

1. Komunikator Terlembaga
Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan
lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi.
2. Pesan Bersifat Umum
Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum
karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan
umum
3. Komunikannya Anonim dan Heterogen
Khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang
terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang
dituju komunikator bersifat heterogen. Dalam keberadaanya
secara terpencar-pencar, dimana satu sama lainnya tidak saling
mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing
berbeda dalam hal jenis kelamin, usia, agama, pekerjaan,
pendidikan, pengalaman, dan sebagainya.
4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Ciri yang mampu menimbulkan keserempakan pada pihak
khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan.
Merupakan ciri paling hakiki dibanding dengan media
komunikasi lainnya.
5. Media Massa Mengutamakan Unsur Isi Daripada Hubungan
Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan hubungan. Dalam
komunikasi antar pribadi, unsur hubungan memainkan peran
penting.
6. Komunikasi massa bersifat satu arah
Artinya bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada
komunikator, jadi para komunikator tidak mengetahui tanggapan
dari khalayak yang menjadi sasarannya.
7. Stimulasi Alat Indra Terbatas

13
Kemampuan alat indra terbatas, pada komunikasi antarpesona
yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indra pelaku
komunikasi, komunikator, dan komnikan dapat digunakan
secara maksimal.
8. Umpan Balik Tertunda dan Tidak Langsung
Feedback merupakan faktor penting dalam proses komunikasi
antarpesona, komunikasi kelompok dan komunikasi massa.
Umpan baik sebagai respons mempunyai volume yang tidak
terbatas pada komunikasi antarpesona.

Secara umum pula fungsi komunikasi dibagi menjadi tiga, menurut

Ardianto, hal 18 – 19, [17] yaitu:

1. Fungsi Informasi
Fungsi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar
informasi bagi pembaca, pendengar, atau pemirsa. Berbagai
informasi yang dibutuhkan oleh khalayak media massa yang
bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Sebagian
informasi yang didapat bukan dari sekolah atau tempat bekerja,
melainkan dari media.
2. Fungsi Pendidikan
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya.
Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya
mendidik, caranya melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-
aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa
melakukannya melalui drama, cerita, diskusi, atau artikel.
3. Fungsi Memengaruhi
Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat
pada tahuk/editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya.
Fungsi memengaruhi dapat dilihat antara lain dalam ruang atau
kolom khusus, iklan atau sebagai suatu artikel yang isinya
mempromosikan suatu produk.
Fungsi komunikasi massa yang dilakukan oleh stasiun televisi di Indonesia

berupa penyampauan sebuah informasi kepada khalayak umum dengan

menggunakan program – program yang mereka tayangkan, walaupun terkadang

pola komunikasi yang dilakukan merupakan komunikasi satu arah, hal ini

dikarenakan para komunikan (audience) tidak bisa memberikan umpan balik

kepada komunikator (statsiun televisi).

14
2.1.3 Media Massa

Media massa merupakan media komunikasi dan informasi yang

menyebarkan informasi secara menyeluruh. Media massa menyajikan informasi

yang cepat dan terpercaya untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat.

Informasi tersebut harus sesuai dengan fakta secara menyeluruh dan

dipertanggung jawabkan kebenarannya. Selain menyebarkan informasi media

massa juga berperan sebagai media penghibur, dan pendidik. Media massa

menjadi sarana publik untuk mengetahui informasi apa saja yang sedang terjadi

disekitarnya, menjadi hiburan disaat sedang beristirahat dan memberikan

pendidikan disaat sedang berada dirumah.

Menurut McLuhan dalam Lucy dan Adi hal 124, [18], mengatakan
bahwa: “Media Massa adalah perpanjangan alat indra kita. Melalui media
massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang, atau tempat yang
tidak kita alami secara langsung. Media bekerja untuk menyampaikan
informasi. Untuk khalayak informasi itu dapat membentuk,
mempertahankan atau mendefinisikan citra”.

Sesuai dengan fungsinya media massa menjadi media dalam segala hal,

media massa juga berperan untuk meningkatkan citra di masyarakat. Media massa

juga merupakan alat yang dapat digunakan masyarakat luas untuk mendapatkan

informasi yang diinginkan. Namun tak jarang media yang dapat membentuk citra

atau pengalaman buruk kepada khalayak luas hanya karena demi sebuah kata

eksklusifitas.

Menurut Dennis McQuail dalam Nurudin, hal 34, [19], mengatakan


bahwa: “Memberikan beberapa asumsi pokok tentang peran atau fungsi
media di tengah kehidupan masyarakat saat ini, antara lain:
1. Media merupakan sebuah industri, media terus berkembang seiring
dengan perkembangan teknologi dan menciptakan lapangan kerja,

15
barang dan jasa. Disisi lain, industri media tersebut diatur oleh
masyarakat.
2. Media berperan sebagai sumber kekuatan yaitu alat kontrol
manajemen dan inovasi dalam masyarakat. Komunikator menjadikan
media sebagai pengganti kekuatan, tameng atau sumber dasar lainnya
dalam kehidupan nyata.
3. Media menjadi wadah informasi yang menampilkan peristiwa –
peristiwa kehidupan masyarakat, baik dari dalam negeri maupun
internasional.
4. Media berperan sebagai wahana pengambangan budaya. Melalui
media seseorang dapat mengembangkan pengetahuannya akan budaya
lama, maupun memperoleh pemahaman tentang budaya baru.
Misalnya gaya hidup dan tren masa kini yang semuanya di dapat dari
informasi di media.
5. Media menyuguhkan nilai – nilai dan penilaian normatif yang
dikombinasikan dengan berita dan tayangan hiburan. Media telah
menjadi sumber dominan bagi individu dan kelompok masyarakat.”

Media massa merupakan suatu sumber informasi, hiburan, dan sarana

promosi atau iklan. Media massa dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: Media

Cetak, Media Elektronik, dan Media Online. Kategori media cetak adalah surat

kabar, majalah, dan tabloid. Televisi, radio, dan video atau film termasuk ke

dalam media elektronik. Sedangkan website, blog, portal berita, dan media sosial

masuk ke dalam media online.

2.1.5 Televisi

Televisi merupakan salah satu bentuk komunikasi massa. Komunikasi

massa merupakan sebuah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada

sejumlah besar orang. Media komunikasi yang termasuk media massa, yaitu

siaran radio, televisi, dan film yang dikenal sebagai media elektronik, serta surat

kabar dan majalah yang keduanya termasuk media cetak.

Menurut Siti Karlinah Dkk, hal 67, [3], “Dibandingkan media massa
yang lain, televisi mempunyai kelebihan utama dalam sifatnya audio-visual,
berarti dua indera kita, yakni mata dan telinga terangsang bersamaan,
sehingga menonton televisi tidak perlu berimajinasi seperti dalam radio.”

16
Sedangkan menurut Adi Badjuri dalam Rusman, hal 139, [20]
menyatakan : ‘Televisi adalah media pandang sekaligus media pendengar
(audiovisual), yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang
ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengarkan narasi atau mencerna
dari gambar tersebut’.

Televisi memiliki karakteristik yang sempurna yaitu gabungan antara audio

visual menjadi satu kesatuan yang menjadi daya tarik tersendiri, warna, suara,

pencahayaan, acara demi acara berkesinambungan, siaran langsung, interaktif

dengan penonton, juga program acara yang beragam, bahkan sepanjang hari dan

malam (24 jam nonstop).

Siaran televisi terbagi menjadi dua bagian, yaitu program hiburan disebut

program entertainment dan informasi disebut juga program berita (news).

Program informasi yaitu program yang sangat terikat dengan nilai aktualitas dan

faktualitasnya, pendekatan produksinya menekankan pada kaidah jurnalistik.

Adapun program hiburan yaitu program yang berorientasi memberikan hiburan

kepada penonton.

2.1.6 Program Televisi

Berdasarkan tayangannya televisi memiliki program – program dalam

menanyangkan tayangan. Jenis program pada televisi terbagi menjadi dua jenis,

entertaintment (hiburan) dan news (berita). Kedua program tersebut sangatlah

melekat pada televisi. Namun keduanya bukan merupakan saingan untuk program

televisi. Keduanya memiliki segmentasi tersendiridalam mencari dan memberikan

informasi kepada masyarakat luas untuk menjadi bagian dari dalam dirinya.

Menurut Naratama dalam Rusman Latief & Yusiatie Utud, Hal 43,
[21], “Program informasi adalah program yang bertujuan memberikan

17
informasi. Program informasi terbagi dalam dua format, yaitu hard news
dan soft news. Terdapat program hiburan, yaitu nondrama dan drama.
1. Berita Keras (Hard News)
Berita keras (hard news) adalah segala informasi penting dan menarik
yang harus segera disajikan oleh media penyiaran karena sifatnya
harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audience
secepatnya. Dalam hal ini berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa
bentuk berita yaitu:
a. Straight News
Straight News berarti berita “langsung” (Straight News).
Maksudnya suatu berita yang singkat (tidak detail) dengan hanya
menyajikan informasi terpenting saja yang mencangkup 5W+1H
(who, what, where, when, why, dan how) terhadap suatu peristiwa
yang diberitakan. Berita jenis ini sangat terkait waktu (deadline)
karena informasi nya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan
kepada penonton.
b. On The Spot Reporting
On the spot reporting adalah berita berupa laporan pandangan mata
dari tempat kejadian yang disiarkan stasiun televisi. On the spot
reporting sering juga dihubungkan dengan stand up reporting.
Format siaran berita di mana reporter langsung di depan kamera
melaporkan suatu kejadian, peristiwa, atau kondisi objek berita
langsung dari tempat kejadian.
c. Interview On Air
Wawancara dengan melihat langsung narasumber yang di
wawancarai atau hanya mendengarkan suaranya. Meskipun hanya
mendengar suaranya, format program wawancara menjadi suatu
program yang diminati penonton.
2. Berita Lunak (Soft News)
Berita lunak (soft news) adalah segala informasi yang penting dan
menarik yang disampaikan secara mendalam namun tidak bersifat
segera ditayangkan. Program yang masuk ke dalam kategori berita
lunak adalah:
a. Current Afair
Program yang menyajikan informasi terkait dengan suatu berita
penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan
mendalam, cukup terikat dengan waktu. Batasannya adalah bahwa
selama isu yang dibahas masih mendapat perhatian khalayak maka
current afair dapat disajikan. Misalnya, program yang menyajikan
cerita mengenai kehidupan masyarakat setelah ditimpa bencana
alam dahsyat, seperti gempa bumi atau tsunami.
b. Magazine
Diberi nama magazine karena topik atau tema yang disajikan mirip
dengan topik – topik atau tema yang terdapat dalam suatu majalah.
Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan
namun mendalam, dengan kata lain magazine adalah feature

18
dengan durasi lebih panjang, ditayangkan pada program tersendiri
yang terpisah dari program berita.
c. Infotainment
Infotainment berasalah dari kata information dan entertainment,
yaitu informasi dan hiburan. Hiburan dimaksudkan yang
berhubungan dengan orang orang terkenal dalam dunia hiburan.
Jadi, infotainment adalah program informasi yang menyajikan
berita kehidupan orang – orang terkenal (celebrities) yang bekerja
pada industry hiburan.
d. Feature
Feature adalah berita ringan namun menarik, tidak terikat dengan
waktu (timeless). Feature berita yang mengangkat human interest
atau hal hal yang dianggap menarik, bermanfaat, atau
mendatangkan rasa simpati dan perlu diketahui masyarakat luas.
e. Dokumenter
Dokumenter adalah program yang menyajikan cerita nyata,
dilakukan pada lokasi sesungguhnya didukung narasi. Program
dokumenter bukanlah suatu cerita tetapi merupakan urutan kejadian
yang sudah terjadi di masa lampau sehingga dalam produksinya
terkadang tidak menggunakan sinopsis, tetapi hanya treatment
sebagai kerangka cerita yang mengandung garis besar penuturan
jalan cerita dengan urutan kejadian atau peristiwa secara terperinci.
f. Sport
Sport atau berita olahraga digolongkan dalam jenis berita, karena
sport fakta kejadian tanpa rekayasa. “Berita dan Olahraga adalah
suatu format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi
dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada
kehidupan masyarakat sehari-hari.”
3. Program Hiburan
Program hiburan terbagi dua, yaitu program drama dan nondrama. Pemisah
ini dapat dilihat dalam teknik pelaksanaan produksi dan penyajian
materinya. Beberapa stasiun televisi pun memisahkan bagian drama dan
nondrama.
a. Nondrama
Program nondrama adalah format program yang sangat fleksibel, karena
terdiri dari unsur drama dan jurnalistik yang dikombinasikan menjadi
satu program Format program nondrama yang terdiri dari hal-hal yang
realistis dibagi dalam beberapa kategori, di antaranya musik, permainan,
reality show, talkshow, dan pertunjukan.
b. Musik
Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu video klip
atau konser. Program musik di televisi sangat ditentukan dengan
kemampuan artis yang menarik audience, tidak saja dari kualitas suara
namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar
menjadi menarik.
1) Video Clip

19
Video clip adalah hasil rekaman sebuah lagu dalam bentuk Audio
Video (AV) yang menampilkan penyanyi atau grup aslinya. Video
klip dapat disebut salah satu program siaran nondrama.
2) Live Music
Live music disebut juga konser musik adalah program yang secara
keseluruhan materialnya menampilkan musik. Dapat ditampilkan
secara live atau taping (rekaman) di dalam studio atau dari luar
studio.
c. Permainan
Program permainan adalah yang menampilkan permainan atau perlombaan
kepada para pesertanya untuk mendapatkan sebuah hadiah. Program ini
terdiri dari dua kelompok, yaitu:
1) Kuis
Kuis adalah program siaran televisi yang mengandung ajakan
melakukan tebakan dengan memberikan pertanyaan untuk menguji
pengetahuan seseoran atau sekelompok orang di studio atau di rumah
mengenai suatu persoalan.
2) Games Show
Games show adalah format program yang disajikan dalam bentuk
permainan atau perlombaan yang diikuti perorangan atau kelompok.
d. Reality Show
Program reality show adalah program yang diproduksi berdasarkan fakta
apa adanya, tanpa skenario dan arahan. Tetapi dalam realitasnya, program
reality show, tetap fleksibel dalam proses kreatif sebagai tontonan yang
menghibur dapat diberikan tambahan efek visual dan audio termasuk
menyusun skenario cerita untuk membangun suasana dramatik dan
artistik.
1) Hidden camera
Hidden camera atau kamera tersembunyi, dikenal juga dengan istilah
candid camera atau juga snap shot ada reality show yang dianggap
paling realistis.
2) Competition Show
Competition show adalah reality show yang dikenal juga dengan istilah
reality games show. Reality jenis ini paling popular dan disukai
penonton.
3) Relation Show
Relation show ini merupakan jenis program yang dengan sistem
permainan melibatkan persaingan di antara kontestan, baik kelompok
maupun perorangan.
4) Fly On The Wall
Fly on the wall adalah reality show yang memperlihatkan kegiatan
sehari-hari objek atau sekelompok objek yang direkam dengan
sepengetahuan objek.
5) Mistik
Program mistik adalah reality show menampilkan tayangan yang
berhubungan dengan dunia paranormal, mistik, dan alam gaib.

20
e. Pertunjukan
1) Pantonim
Pantonim adalah seni pertunjukan yang tidak menggunakan kata-kata
tetapi dengan gerak – gerik tubuh. Tema atau cerita yang disampaikan
dengan gerak – gerik tubuh dan ekspresi wajah. Seni pantonim ini
sudah dikenal sejak zaman Mesir kuno dan India yang menyebar ke
Yunani. Pantonim berasal dari Bahasa Yunani yang berarti serba
isyarat.
2) Sulap
Sulap atau yang lebih popular disebut illusion. Istilah sulap dan
illusion bagi masyarakat dianggap keduanya sama – sama karena
memberikan hiburan dengan memainkan kecepatan tangan, manipula
penglihatan, atau dengan reaksi alat pertunjukan yang tidak semua
orang bias melakukannya tanpa belajar dan berlatih lebih dahulu.
3) Tari
Program tari adalah program yang menampilkan gerakan-gerakan
bagian tubuh yang teratur dan artistic yang mengandung keindahan
yang biasanya diiringi bunyi-bunyian seperti musik atau sumber suara
lainnya.
4) Fashion Show
Fashion show adalah pertunjukan peragaan busana dari hasil karya
perancang busana atau industri fashion.
5) Boneka dan Wayang
Pertunjukan boneka adalah format program televisi di mana para
pemerannya ialah boneka.
6) Demo Masak
Demo masak populer disebut program kuliner, yaitu program yang
menyajikan cara memasak, menyajikan, atau menikmati berbagai jenis
masakan baik nasional maupun internasional.
7) Lawak
Lawak adalah program yang selalu disukai penonton Indonesia.
Progam lawak disebut juga program komedi, namun kedua istilah
format program ini berbeda. Apa yang lucu pada komedi bukan
lelucon yang dibuat-buat, melainkan suatu konflik logika atau kontras
karakter. Sementara lawakan kebanyakan biasanya hanya bermain kata
atau melakukan sesuatu yang aneh-aneh.
f. Variety show
Variety show adalah format program yang memadukan berbagi format,
diantaranya musik, komedi, lawak, tari, fashion show, interview, dan vox
vops.
g. Re-packaging
Format re-packaging adalah program dengan materi video dalam bentuk
shot – shot atau materi yang sudah dipublikasikan, digabungkan menjadi
satu program siaran.
h. Talkshow

21
Talkshow adalah program diskusi atau panel diskusi yang diikuti oleh
lebih dari satu pembicara atau narasumber untuk membicarakan suatu
topik.
i. Drama
1) Sinetron
Sinetron (sinema elektronik) atau popular disebut program drama.
Kata drama berasal dari Bahasa Yunani, artinya bertindak atau berbuat.
Sinetron adalah program televisi yang menyajikan cerita mengenai
kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang yang
diperankan oleh aktor/artis yang terlibat dalam konflik dan emosi.
2) Film
Film dimaksud adalah film layar lebar yang sudah diputar di bioskop,
Film tersebut ditayangkan lagi di stasiun televisi. Film layar lebar
nasional yang setia muncul di layar televisi adalah film “Ngenes”.
3) Kartun
Kartun adalah program televisi yang menggunakan animasi yang
disebut film kartun, seperti Doraemon, Naruto, Upin – ipin, dan
spongebob”

2.1.7 Standar Kualitas Tayangan

Dalam sebuah tayangan yang ada di dalam televisi tentu memiliki sebuah

standar yang harus dipenuhi, standar ini bertujuan untuk menilai apakah sebuah

tayangan layak untuk di tayangkan kepada khalayak umum atau tidak. Selain itu

dengan adanya standar tayangan meminimalisir tindakan – tindakan yang dapat

memicu terjadinya keributan antar suku, ras, dan agama. Standar kualitas

penayangan tersebut tercantum di dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan

Informatika Nomor 13 Tahun 2016 tentang Standar Program Siaran[22]:

1. Konten Siaran: Tayangan program televisi harus memuat nilai-nilai


positif, menghargai kebhinekaan, tidak diskriminatif, tidak mengandung
unsur kekerasan, pornografi, dan tindakan kejahatan.
2. Pemilihan Bahasa: Program siaran harus memperhatikan penggunaan
bahasa yang baik dan benar, serta memperhatikan penggunaan bahasa
daerah.
3. Kualitas Audio dan Video: Kualitas audio dan video yang baik dan jelas
harus dijaga dan tidak mengandung kesalahan.
4. Durasi Siaran: Durasi siaran harus sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan dan sesuai dengan jadwal acara yang telah ditetapkan.

22
5. Iklan: Iklan tidak boleh mengganggu tayangan program, tidak boleh
menyesatkan, tidak boleh memperlihatkan kekerasan, pornografi dan
tindakan kejahatan.
6. Perlindungan Anak: Program yang mengandung konten yang tidak sesuai
untuk anak harus diberi label dengan jelas, waktu siaran harus
disesuaikan dengan waktu yang tepat untuk anak-anak, dan durasi siaran
tidak boleh terlalu lama.
7. Keluhan dan Pengaduan: Televisi harus menyediakan sarana keluhan dan
pengaduan dari pemirsa yang memperhatikan isi siaran tayangan televisi.

Tujuan dari Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tidak lain

sebagai pencegahan terjadinya hal – hal yang dapat merusak kesatuan negara

Republik Indonesia, peningkatan kualitas penayangan dari para pelaku usaha

dunia televisi, dan menjaga nilai – nilai norma sosial yang telah dijunjung tinggi

dari waktu ke waktu.

2.1.8 Keputusan Menonton

Dalam menentukan sebuah tayangan yang akan di tonton oleh khalayak,

tentunya di dalam diri khalayak memiliki perbedaan kepentingan dalam

menentukan informasi apa atau tayangan apa yang diminati. Perbedaan –

perbedaan kepentingan inilah yang akan menentukan khalayak dalam memilih

tayangan atau informasi apa yang akan diterimanya. Menurut teori uses and

gratification dalam Yoon Hi Sung dan Jiyoung Andrea Lee, hal 477, [23] “orang

memilih media dan konten tertentu untuk memuaskan kebutuhan psikologis dan

sosial mereka. Dalam konteks menonton, teori U&G dapat digunakan untuk

menjelaskan alasan mengapa orang memilih untuk menonton program tertentu.

Beberapa alasan mengapa seseorang memilih untuk menonton program TV


termasuk:
1. Mendapatkan hiburan dan relaksasi Orang dapat menonton TV untuk
menghilangkan stres dan menikmati hiburan.

23
2. Mendapatkan informasi dan pengetahuan - Orang dapat menonton TV
untuk memperoleh informasi dan pengetahuan tentang hal-hal seperti
berita, acara dokumenter, dan acara diskusi.
3. Mencari kepuasan emosional - Orang dapat menonton TV untuk
merasakan kepuasan emosional yang dihasilkan dari menyaksikan
cerita, drama, atau adegan-adegan romantis.
4. Menjalin koneksi sosial - Orang dapat menonton TV untuk merasa
terhubung dengan orang lain, terutama jika mereka menonton program
populer yang dibicarakan banyak orang.
5. Memenuhi kebutuhan identitas dan nilai - Orang dapat menonton TV
untuk menemukan program yang mencerminkan identitas atau nilai-
nilai mereka.

Beragam alasan dan kepentingan khalayak dalam menentukan pilihan

tayangan inilah yang membuat pelaku usaha televisi berlomba – lomba untuk

menarik perhatian khalayak. Selain itu, khalayak juga dapat menjadi penentu

apakah sebuah statsiun televisi dapat bertahan atau tidak. Kepuasan khalayak

umumnya menjadi fokus utama dari para pelaku usaha televisi.

2.1.9 Jurnalis

Dalam proses penyampaian berita baik hard news dan soft news, tidak

terlepas dari peran seorang jurnalis yang siap memberikan informasi kepada

khalayak umum tentang peristiwa yang sedang terjadi dilapangan. Peran dari

seorang jurnalis sangatlah penting, karena tanpa adanya peran dari jurnalis maka

khalayak luas tidak dapat mengetahui apa yang sedang terjadi di tempat lain.

Menurut Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat


dalam Asti Musman dan Nadi Mulyadi, hal 2, [24] mengatakan
“Jurnalistik atau journalism berasal dari kata journal, artinya catatan
harian atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau juga bisa
berarti surat kabar”

Sedangkan menurut Asti Musman dan Nadi Mulyadi, hal 7, [24]

mengatakan

24
“Wartawan atau jurnalis adalah orang yang secara teratur
melaksanakan kegiatan jurnalistik. Tidak ada kesepakatan tentang
bagaimana profil yang pasti dan ideal untuk seorang jurnalis. Kecuali
selama ini berdasarkan penilaian narasumber dan juga para pimpinan
di lingkungan kerja jurnalistik. Namun demikian, ada beberapa
kriteria umum yang acap kali menjadi kunci keberhasilan sebagai
calon jurnalis dan juga jurnalis profesional dalam memperoleh
pekerjaan dan karir yang sukses, yaitu memiliki modal pergaulan yang
luas.”

Dari kedua definisi tersebut maka dapat di simpulkan, jurnalis merupakan

elemen penting yang membawa berita tentang kejadian – kejadian yang tengah

terjadi dan disebarluaskan sehingga khalak mengetahui hal apa yang sedang

terjadi dari tempat yang berada jauh dari tempat tinggalnya.

Dalam hal ini peran jurnalis sangatlah penting, karena tanpa adanya seorang

jurnalis khalayak tidak dapat mengetahui tentang kejadian – kejadian yang terjadi

di tempat lain. Seorang jurnalis juga dituntut untuk selalu memberikan informasi

secepat mungkin agar khalayak umum tidak ketinggalan informasi yang sedang

terjadi.

2.1.10 Teori Uses and Effects

Teori Uses and Effect pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl pada

tahun 1979, dan merupakan kelanjutan dari pendekatan Uses and Gratifications

mengenai efek yang dapat diitimbulkan dari mengkonsumsi media [25]. Uses and

effect merupakan teori yang mengemukakan bagaimana penggunaan media dalam

menghasilkan banyak efek. Konsep dasar teori uses and effect merupakan bagian

penting dari pemikiran Sven Windahl. Menurut Windahl dalam Daryanto, hlm

156-157, [25] “pengetahuan mengenai penggunaan media dan penyebabnya,

menjadi bagian penting dalam teori uses and effect”.

25
Pengetahuan merupakan jalan bagi pemahaman serta hasil dari proses

komunikasi massa yang dihasilkan media. Penggunaan media massa dapat

menunjuk pada tindakan mempersepsi, dimana proses yang didapati dalam

mengkonsumsi media lebih kompleks. Media yang digunakan karena efek

kebutuhan khalayak. Penggunaan media oleh khalayak menurut teori uses and

effect, dipengaruhi oleh karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadap

media, dan tingkat akses kepada media.

Hasil dari proses menggunakan media massa dan kaitannya dengan

penggunaan media, berdampak kepada keputusan individu untuk menggunakan

media. Hasil dari sebuah proses komunikasi massa dan beberapa kaitannya

dengan penggunaan media akan membawa pada bagian penting yang dapat dilihat

dalam skema di bawah ini:

GAMBAR 2.1

PROSES KOMUNIKASI MASSA DAN PENGGUNAAN MEDIA

Sumber: Alfirahmi, hlm 28, [23]

Gambar di atas memperlihatkan bagaimana media berperan sebagai

perantara, dan dihubungkan dengan khalayak, yang akan menimbulkan efek.

26
Media hanya dianggap sebagai faktor perantara, dengan hasil yang didapat dari

mengkonsumsi khalayak. Efek yang ditimbulkan dalam menggunakan media,

pada akhirnya akan berimbas ke perusahaan dalam bentuk tindakan loyalitas dari

khalayak.

Ada dua proses yang bekerja secara serempak ketika menggunakan media,

yaitu konsekuensi dari penggunaan media dan efek dari penggunaan media.

Proses Pendidikan biasanya menyebabkan hasil yang menyebabkan pembelajaran

dari efek dan hasil dari penggunaan media menghasilkan pengetahuan. Karena

pengetahuan mengenai penggunaan media akan memberikan jalan bagi

pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa.

2.2 Definisi Operasi Variable

Menurut Siyoto, hal 51, [26] :

‘Variabel merupakan salah satu komponen penelitian. Variabel


mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan proses studi secara
komprehensif. Secara umum, variabel adalah suatu besaran yang dapat
diubah atau berubah sehingga dapat mempengaruhi peristiwa atau hasil
penelitian. Kriteria atau syarat suatu variabel yang baik dalam
pengembangannya harus dipahami dan dimengerti dengan baik sehingga
menjadi dasar identifikasi dan pengembangan variabel-variabel penelitian’.

Variabel dapat dikelompokkan melalui beragam cara, menurut Kalinger

dalam Siyoto, hal 52, [26] :

‘Variabel terbagi menjadi variabel bebas (independent) dan variabel


terikat (dependent). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat.
Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variabel bebas’.
Dalam penelitian penting adanya variabel, dengan adanya variabel membuat

peneliti mudah dalam menentukan sebuah hasil yang sudah ditetapkan.

27
Penjabaran yang dilakukan melalui variabel memudahkan peneliti dalam

mendefinisikan fenomena yang sedang diamati.

Chourmain dalam Febri, hal 33, [27], menyatakan bahwa:

‘Orasional variabel adalah penarikan batasan yang menjelaskan


ciriciri lebih spesifik yang lebih substansif dari suatu konsep. Tujuannya
agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai dengan hakikat
variabel yang sudah didefinisikan konsepnya, maka penelitian harus
memasukan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan
untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya’.
Dalam penelitian ini variabel X adalah Kualitas Tayangan Program Berita

dan variabel Y adalah Minat Menonton Bagi Siswa/I SMA Muhammadiyah 12

Jakarta.

TABEL 2.1

Variabel Dimensi Indikator

Variabel X Kebebasan 1. Program berita tidak


memihak dan tidak di
Kualitas Tayangan (Freedom) kuasai oleh pihak
Program menurut berwenang.
Walujo, hal 5, [28], 2. Informasi yang
adalah alat dalam disampaikan program
persaingan yang berita tidak
dipergunakan untuk menyudutkan pihak
menyesuaikan tertentu.
peningkatan kebutuhan 3. Program berita
tertentu sesuai yang menyampaikan
diharapkan, yaitu informasi
kebutuhan memperoleh berdasarkan kejadian
informasi melalui yang sedang terjadi
program televisi. 4. Program berita
memiliki peran
penting sebagai pilar
utama penyebar
luasan informasi
5. Program berita yang

28
disampaikan
berimbang dan
mengedepankan
praduga tak bersalah
Kesetaraan 1. Program berita
bersikap adil dan
(Equality) tidak menyudutkan
pihak manapun.
2. Program berita tidak
mendeskriminasi dan
tidak merendahkan
pihak manapun.
Keragaman 1. Program berita
menyajikan berbagai
(Diversity) macam informasi.
2. Program berita
disampaikan secara
proposional
Objektivitas 1. Program berita
menyampaikan
(Objectivity) informasi secara
faktual.
2. Program berita yang
disampaikan beragam
dan tidak memihak
dengan kata lain
informasi yang
disampaikan
berdasarkan kejadian
(subjektifitas)
Gambaran Realitas Program berita
merupakan perpanjangan
(Reality) dan penyebar luasan
informasi dari suatu
daerah ke daerah tertentu
dengan secara utuh.
Variabel Y a. Frekuensi Minat menonton
berdasarkan pada jumlah
Menurut Nurudin, hal terjadinya proses
104, [1 9], minat menonton dalam satuan
menonton adalah suatu waktu yang sering.
keadaan dimana diri b. Durasi Minat menonton
individu atau khalayak berdasarkan lama proses
mengarahkan menonton tayangan yang
perhatiannya secara lama.
sadar terhadap objek c. Jadwal Minat menonton

29
tontonan yang berdasarkan terjadinya
disenanginya. rutinitas atau
pengulangan dalam
menonton.
d. Pilihan Acara Minat menonton
berdasarkan pemilihan
tontonan yang dijadikan
prioritas.

2..3 Kerangka Pemikiran

Televisi memiliki berbagai macam program, dimulai dari program hiburan

sampai dengan program berita. Dalam menarik minat menonton tentu televisi

harus pintar – pintar dalam melakukan tayangan. Salah satu program andalan

televisi yaitu program berita. Seluruh pelaku usaha siaran televisi beramai – ramai

menarik minat menonton khalayak dengan menyampaikan berita – berita secara

aktual, faktual, dan terpercaya. Informasi yang disampaikan tentunya tidak luput

dari peran para jurnalis yang bertugas untuk mencari informasi dari berbagai

daerah untuk di sampaikan kepada khalayak luas yang jauh dari lokasi kejadin.

Kecepatan, dan ketepatan menjadi tuntutan bagi para jurnalis yang berada

dilapangan. Jurnalis memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi

kepada khalayak umum. Maka dari itu, penelitian ini akan menilai bagaimana

pengaruh peran program berita terhadap minat menjadi seorang jurnalis muda.

30
TABEL 2.2

KERANGKA PEMIKIRAN

Program Berita

Kualitas Tayangan Program


(Variabel Independent) Minat Menonton
(Variabel Dependent)
1. Kebebasan (Freedom)
2. Kesetaraan (Equality) 1. Frekuensi
3. Keragaman (Diversity) 2. Durasi
4. Objektivitas (Objectivity) 3. Jadwal
5. Gambaran Realita 4. Pilihan Acara
(Reality)

Siswa/I SMA
Muhammadiyah 12
Jakarta

31
BAB 3

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian merupakan proses sistematis untuk mengumpulkan, menganalisis,

dan menafsirkan informasi atau data untuk memperoleh hasil, pengujian hipotesis,

atau untuk menyelesaikan permasalahan tertentu. Penelitian tentunya dapat

dilakukan di berbagai bidang, seperti ilmu sosial, ilmu alam, kedokteran, teknik,

dan lain-lain.. Siyoto, hal 3, [26], mendefinisikan bahwa:

‘Metode penelitian adalah langkah-langkah serta cara pikir ilmiah


yang bersifat sistematis dalam upaya mencari ilmu pengetahuan. Dalam
metode penelitian, kebenaran dapat diperoleh melalui kegiatan penelitian
yang dilakukan secara terencana, sistematis, dan terkontrol berdasarkan
data-data empiris. Kebenaran yang diperoleh melalui penelitian biasanya
bersifat konsisten karena sesuai dengan sifatnya yang obyektif’.

Metode penelitian yang dikemukakan oleh Siyoto merupakan salah satu

metode dari penelitian, penelitian kuantitatif mengedepankan angka – angka yang

dirubah menjadi sebuah statistik untuk mendapatkan hasil absolut. Sugiyono

dalam Depi Pramika, hal 78, [29], mendefinisikan bahwa:

‘Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan juga sebagai metode


penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan’.

Dalam melakukan kegiatan penelitian ini, peneliti akan menggunakan

metode survey guna mendapatkan hasil yang akurat. “Metode survei adalah

metode penelitian yang tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus)

terhadap variabel-variabel yang diteliti”, Sugiyono dalam Depi Pramika, hal 78,

32
[29]. Pada umumnya, metode ini menggunakan kuesioner sebagai instrument

utama untuk mengumpulkan data.

Berdasarkan tujuan, penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif. Siyoto,

hal 8, [26] menjelaskan :

‘Penelitian eksplanatif merupakan penelitian yang mengkaji hubungan


sebab-akibat diantara dua fenomena (variabel) atau lebih. Penelitian ini
menentukan apakah keterkaitan sebab-akibat tersebut valid atau tidak, atau
menentukan mana yang lebih valid diantara dua (atau lebih) keterkaitan
yang saling bersaing’.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan cross sectional.

Siyoto, hal 10, [26], mengatakan bahwa “Penelitian dengan pendekatan cross

sectional adalah penelitian yang dilakukan dalam satu tahapan atau satu periode

waktu, dan hanya meneliti perkembangan dalam tahapan-tahapan tertentu saja”.

Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui

pengaruh kualitas program berita CNN Indonesia terhadap minat menonton

Siswa/I SMA Muhammadiyah 12 Jakarta, dengan menggunakan metode survei

dan penyebaran angket atau kuesioner sebagai instrument penilaian dari penelitian

ini serta dilakukan dalam satu tahapan atau satu periode waktu.

3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Sumpling

3.2.2 Populasi Penelitian

Populasi merupakan sekumpulan individu yang hidup dan berkembang di

suatu wilayah tertentu. Dalam penelitian populasi merupakan objek terpenting

untuk mendapatkan hasil yang akurat. Menurut Sugiyono dalam Depi Pramika,

hal 117, [29],

33
‘Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya’.

Populasi yang menjadi fokus penelitian ini adalah Siswa/I di kegiatan

ekstrakulikuler jurnalistik SMA Muhammadiyah 12 Jakarta. Pertimbangan

peneliti dalam menetapkan populasi tersebut karena berdasarkan studi

pendahuluan menunjukan bahwa seluruh Siswa/I memiliki televisi dan menonton

secara aktif.

3.2.2 Sampel Penelitian

Menurut Siyoto, hal 64, [26] menyatakan :

‘bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang
diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya’.

Sampel yang diambil akan dijadikan sebagai responden penelitian yaitu

sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi. Adapun kriteria responden dalam

penelitian ini adalah:

3.3.2 Kriteria Inklusi

a) Siswa/I yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler jurnalistik di SMA

Muhammadiyah 12 Jakarta.

b) Siswa/I yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler jurnalistik di SMA

Muhammadiyah 12 Jakarta kelas 10 sampai kelas 12

4.3.2 Kriteria Eksklusi

Siswa/I yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler jurnalistik di SMA

Muhammadiyah 12 Jakarta.

yang tidak hadir saat penelitian.

34
Data yang diperoleh melalui bagian kesiswaan SMA Muhammadiyah 12

adalah 8 Murid laki – laki terbagi kedalam tiga kelas yaitu Murid kelas 10 sampai

12 serta 22 Murid perempuan terbagi kedalam tiga kelas yaitu Murid kelas 10

sampai dengan kelas 12.

Tabel 3.1

Data Siswa/I kegiatan Ekstrakulikuler Jurnalistik

SMA Muhammadiyah 12 Jakarta

Daftar nama murid kegiatan Ekstrakulikuler Jurnalistik

No Nama Kelas Jenis Kelamin


1 AFFIQ FAEYZA L
2 AKBAR FADHILLA X L
3 CAHYA FITRI AMALIA P
4 EILLENA AGNES P
5 ESA AMANDA RAHMADHANI XII P
6 FADIYA RIFANI HARYANTO P
7 IFFAH NANDA SUKRENDA P
8 IRFAN HAKIM RAMADHAN P
9 JASMINE GHAIDAH P
10 KAILLA DESTYANASITI P
11 KAILA SALSABILLA WAESA XI P
12 KAYLA PUTRI AZLIA P
KIRANA ZAHRA PUTRI
13 RACHMATULLAH P
14 MARSYA NAILA PUTRI P
15 MAURA NURUL AINI P
XII
16 MIRZA NUR MALIKI BAKTI P
17 MOCHAMMAD RAPLY ALPATRI L
18 MUHAMMAD ARIQOH BURAIRAH L
19 MUHAMMAD NAUFAL HADAFFIZ L
X
20 NABILA RAMADHANI P
21 NASYA SALSABILLA YUNUS P
22 PUTRI RAHMI LESTARI P
23 QAISYA AULIA MAHARANI XI P
24 RAFFA AMMAR MEINDRA X L

35
25 RAJWA NAILA HUSNA P
26 REFHA FAIZA HUSEIN L
27 SABIAN NARISWARI WAHYONO P
28 SYANA PUTRI ROSADI P
XII
29 TEUKU RAFLY FRIANSYAH L
30 ZARNITA KHAERANI P

Sumber: Arsip Ekstrakulikuler SMA Muhammadiyah 12 Jakarta

Pada penelitiaan ini, peneliti menggunakan rumus Slovin. Siregar, hal 31,

[30] mengatakan bahwa rumus Slovin adalah:

N
n=
1+ Ne 2

Keterangan :

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Taraf kesalahan (error) atau taraf signifikansi

Hasil perhitungan besar sampel pada penelitian ini adalah :

N
n=
1+ Ne 2

30
¿ 2
1+ 30× ( 0 , 05 )

30
¿
1+ 30× 0,0025

30
¿
1+ 0,0075

30
¿
1075

= 0.036 ≈ 4

Menurut Kriyantono, hal 45, [31] mengatakan bahwa “penentuan jumlah

sampel populasi tertentu dapat menggunakan taraf kesalahan yang dapat ditolerir

36
yaitu 1 %, 5 %, atau 10 %. Semakin besar taraf kesalahan maka akan semakin

kecil ukuran sampel tetapi jika makin besar jumlah sampel mendekati populasi

maka peluang kesalahan akan semakin kecil begitupun sebaliknya”. Dalam

penelitian ini penulis memilih taraf kesalahan 5% untuk menentukan sampel.

3.2.3 Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan Teknik yang digunakan dalam penelitian untuk

memilih sejumlah individu dari populasi yang telah ditentukan dalam sebuah

penelitian. Sugiono dalam Depi Pramika, hal 82, [29] mengatakan bahwa :

‘Teknik sampling yaitu merupakan teknik pengambilan sampel.


Terdapat berbagai macam teknik sampling yang dapat digunakan dalam
penelitian. Teknik sampling pada dasarnya bisa dikelompokkan menjadi 2
(dua) macam yaitu :
1. Probability Sampling
Merupakan teknik sampling yang memberikan peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipililh menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:
a) Simple Random Sampling
Dikatakan sederhana karena pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi.
b) Proportionate Stratified Random
Sampling Teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai
anggota yang tidak homgen dan berstrata secara proporsional.
c) Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila
populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
d) Cluster Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek atau
sumber yang akan diteliti mencakup wilayah yang luas. Adapun
rumus dalam penelitian Cluster Random Sampling ialah sebagai
berikut:
fi= ¿
N

Kemudian didapatkan besarnya sampel per cluster dengan


menggunakan rumusan sebagai berikut:
Ni = fi × N
Keterangan :

37
fi = sampel pecahan cluster
Ni = banyak inndividu dalam cluster
N = banyak keseluruhan populasi
n = banyaknya individu yang ditetapkan sebagai sampel
2. Non-probability Sampling
Merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang
atau kesempatan bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Teknik ini meliputi:
a) Sampling Sistematis
Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut.
b) Sampling Kuota
Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel dari populasi yang
memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan.
c) Sampling Accidental
Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan cocok untuk
dijadikan sampel.
d) Purposive Sampling
Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau
seleksi khusus.
e) Sampling Jenuh
Teknik penentuan sampel jika semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini dapat dilakukan jika jumlah populasi relatif
kecil/sedikit yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang relatif kecil
f)Snowball Sampling
Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil atau
sedikit, lalu kemudian membesar. Atau sampel berdasarkan
penelusuran dari sampel sebelumnya’.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Probability Sampling

dengan menggunakan Simple Random Sampling karena sampel yang akan diteliti

berasal dari populasi yang berjumlah 30 siswa di SMA Muhammadiyah 12

Jakarta.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merujuk pada teknik atau pendekatan yang

digunakan untuk mengumpulkan informasi atau data yang relevan dalam konteks

penelitian atau survei. Metode pengumpulan data juga merupakan langkah jelas

38
yang dilakukan dalam proses pengumpulan informasi dari responden atau sumber

data lainnya. Menurut Sugiyono dalam Depi Pramika, hal 103, [29] “Teknik

pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview

(wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi, dan gabungan keempatnya”

3.3.1 Data Primer

Data primer dalam penelitian merupakan sebuah jenis data yang

dikumpulkan secara langsung dari sumbernya untuk keperluan sebuah penelitian.

Data primer tersebut diperoleh melalui sebuah penelitian yang dilakukan oleh

peneliti dengan menggunakan metode pengumpulan data tertentu. Data ini belum

pernah dikumpulkan atau digunakan sebelumnya didalam sebuah penelitian.

Menurut Siregar, hal 16-17, [30] menyatakan :


‘Dalam suatu penelitian pengumpulan data merupakan langkah yang
sangat penting karena data yang dikumpulkan akan digunakan untuk
pemecahan masalah yang diteliti. Pengumpulan data adalah suatu proses
pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat
objek penelitian’.
Pada penelitian kali ini, peneliti mengumpulkan data primer menggunakan

metode penyebaran kuesioner kepada responden. Menurut Sugiyono dalam Depi

Pramika, hal 142, [29], “Kuesioner merupakan Teknik pengumpulan data yang di

lakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada reponden untuk dijawabnya.” Kuesioner diberikan kepada Siswa/I

ekstrakulikuler jurnalistik di SMA Muhammadiyah 12 Jakarta. Tujuan dari

penyebaran kuesioner untuk mencari data yang relevan melalui pengalaman dan

pengetahuan responden sehingga peneliti mendapatkan data dengan reliabilitas

dan validitas yang tinggi.

39
Sumber data primer dalam penelitian ini bersumber langsung dari Siswa/I

ekstrakulikuler jurnalistik SMA Muhammadiyah 12 Jakarta melalui kuesioner

yang berisi pertanyaan atau pernyataan terstruktur. Pertanyaan tersebut di

sebarkan kepada siswa/I dalam bentuk kuesioner. Setelah siswa/I atau responden

mengisi kuesioner tersebut peneliti akan menindak lanjuti ke tahap selanjutnya.

Tahapan selanjutnya merupakan pengolahan data kuesioner dengan menggunakan

metode statistik melalui aplikasi Statistical Program for Social Science (SPSS)

versi 27.0.

3.3.2 Data Sekunder

Dalam sebuah penelitian, data sekunder mengarah kepada data – data yang

telah dikumpulkan oleh peneliti untuk tujuan penelitian. Data sekunder berasal

dari sumber – sumber seperti publikasi ilmiah, laporan pemerintah, atau sumber

lainnya yang menyediakan informasi yang relevan dengan pertanyaan penelitian

yang sedang diteliti.

Menurut Siregar, hal 16-17, [30] menyatakan bahwa “Pengumpulan


data adalah suatu proses pengumpulan data primer dan data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang
bukan pengolahnya”.
Sedangkan menurut Kriyantono, hal.49-50, [31] menyatakan : ‘Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sekunder. Data
sekunder yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah berupa buku-
buku pustaka, skripsi, jurnal nasional dan jurnal internasional yang memiliki
keterkaitan dengan bahasan yang diteliti’.

Data sekunder pada penelitian ini diperoleh melalui literatur buku-buku,

situs website, dan sumber-sumber terkait penelitian yang valid.

40
3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merujuk pada alat, metode, atau teknik yang digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Instrumen

penelitian dirancang untuk membantu peneliti mengumpulkan informasi yang

tepat untuk menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan. Menurut Sugiyono

dalam Depi Pramika, hal 142, [29] “kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”. Dalam menyusun

kuesioner, masing-masing variabel diurai menjadi indikator inti kemudian

dirumuskan menjadi sebuah pertanyaan atau pernyataan. Siregar, hal 97, [30],

mendefinisikan bahwa:

‘Jenis kusioner ada dua, yaitu kuesioner tertutup dan kuesioner


terbuka. Kuesioner tertutup merupakan kuesioner dengan pertanyaan
yang diberikan kepada responden sudah ada dalam bentuk pilihan
ganda. Jadi kuesioner jenis ini responden tidak diberi kesempatan
untuk mengeluaran pendapat. Sedangkan kusioner terbuka merupakan
kuesioner dengan pertanyaan yang diberikan kepada responden yang
memberikan keleluasaan kepada responden untuk memberikan
pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka’.

Variabel akan diukur dan dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

dari indikator tersebut menjadi arah untuk menyusun item-item instrument, baik

berupa pertanyaan maupun pernyataan. Berdasarkan dari jenisnya, penelitian ini

menggunakan kuesioner pertanyaan tertutup kepada responden di SMA

Muhammadiyah 12 Jakarta, sehingga responden hanya dapat memilih salah satu

jawaban yang tersedia dari pertanyaan tanpa menjabarkan alasan atas

jawaban yang dipilih.

41
Jawaban dari setiap pertanyaan pada kuisioner akan dihitung menggunakan

skala penilaian sesuai dengan variabel yang telah ditentukan, dalam hal ini

peneliti menggunakan Skala Linkert.

Menurut Sugiyono dalam Depi Pramika, hal 93-94, [29]

mendefinsikan bahwa:

‘Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan


persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomenal sosial.
Pertanyaan maupun pernyataan pada penelitian dengan Skala Likert dapat
dibuat dalam berbagai macam bentuk. Instrument penelitian yang
menggunakan Skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist atau pilihan
ganda. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert
mempunyai gradisi dari sangat positif sampai sangat negatif’.

Skor yang dihasilkan dari instrument penelitian bergantung dengan sifat dari

pertanyaan atau pernyataan kuisioner. Siregar, hal 25, [30] menjelaskan bahwa:

‘Skala Likert memiliki dua sifat pertanyaan atau pernyataan, yaitu


positif dan negatif. Pertanyaan atau pernyataan positif diberi skor 5, 4, 3, 2,
dan 1, sedangkan pertanyaan atau pernyataan negatif diberi skor 1,2,3,4, dan
5. Bentuk jawaban dari Skala Likert terdiri dari sangan setuju, setuju, tidak
setuju, dan sangat tidak setuju’.
Pada beberapa riset, ditemukan bahwa Skala Likert dapat digunakan dengan

meniadakan pilihan jawaban ragu-ragu (undecided). Kriyantono, hal 139, [31]

menyatakan bahwa:

‘Alasan meniadakan pilihan ragu-ragu adalah, teori ragu-ragu


memiliki makna ganda, yaitu bisa diartikan belum bisa memberikan
jawaban, netral, dan ragu-ragu. Disediakannya jawaban ditengah-tengah
terutama bagi responden yang ragu-ragu akan memilih jawaban yang mana’.

Table 3.2

Skor Penilaian Skala Linkert

No Keterangan Skor Positif Skor Negatif

1 Sangat Setuju 4 1

42
2 Setuju 3 2

3 Tidak Setuju 2 3

4 Sangat Tidak Setuju 1 4

Sumber: Sofiyan Siregar, hal 25, [30]

3.4.1 Uji Validitas

Uji validitas mengacu pada sejauh mana sebuah alat pengukuran benar-

benar mengukur apa yang diinginkan atau apa yang dimaksudkan untuk diukur.

Validitas merupakan salah satu elemen penting dalam penelitian ilmiah karena

penting untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan secara akurat dan dapat

dipercaya. Menurut Sugiyono dalam Depi Pramika, hal 125, [29] menyatakan

bahwa:

‘Dalam hal ini untuk menghindari kesalahan dalam menggunakan


instrumen penelitian, maka peneliti akan melakukan pengujian instrumen
dengan menggunakan teknik validasi konstruk, yaitu setelah instrument
dikonstruksi tentang beberapa aspek yang akan diukur dengan berlandaskan
teori tertentu, kemudian dinilai berdasarkan penilaian validitas yang telah
ditetapkan, hingga diputuskan adakah perbaikan, tanpa perbaikan, atau
mungkin dirombak total pada instrument tersebut’.
Kriyantono, hal. 175, [31] menjelaskan bahwa:

‘Pearson’s Correlation (Product Moment) adalah rumus atau teknik


statistik ini digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi atau derajat
kekuatan hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan antara
variabel/data/skala interval dengan interval lainnya’.

Keterangan :

x = masing-masing pertanyaan

y = skor total

xy = skor masing-masing pertanyaan dikalikan dengan skor total

43
Keputusan uji menurut Dwi Priyanto, hal 20, [] adalah sebagai berikut:

r hitung > r table = Valid

r hitung < r table = Tidak Valid.

Berikut ini adalah hasil uji validitas variabel X “Kualitas Program CNN

Indonesia” dan variabel Y “Minat Menonton” dengan menggunakan program

statistik SPSS versi 27.0 :

TABEL 3.3

HASIL UJI VALIDITAS AKHIR VARIABEL X

“KUALITAS PROGRAM”

Item-Total Statistics

Scale Cronbach's
Scale Mean Corrected
Variance if Alpha if
if Item Item-Total
Item Item
Deleted Correlation
Deleted Deleted

Kualitas1 51.67 6.920 0.516 0.689


Kualitas2 51.70 6.976 0.408 0.696
Kualitas3 51.63 7.275 0.366 0.703
Kuliatas4 51.67 7.126 0.381 0.700
Kualitas5 51.77 6.599 0.515 0.682
Kualitas6 51.63 6.999 0.579 0.689
Kualitas7 51.77 6.254 0.558 0.672
Kualitas8 51.70 6.079 0.734 0.652
Kualitas9 51.73 6.616 0.426 0.690
Kualitas10 52.57 7.495 0.102 0.725
Kualitas11 51.93 7.789 -0.069 0.752
Kualitas12 51.87 6.947 0.275 0.710
Kualitas13 52.07 6.685 0.341 0.702
Kualitas14 52.20 7.476 0.046 0.739
Kualitas15 52.03 7.275 0.113 0.732
Sumber: Hasil olah data SPSS 27.0

44
Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan metode Corrected

item-Total Correlation di atas, dapat diketahui bahwa nilai korelasi antar

pernyataan dengan skor total pernyataan sudah terkoreksi. Nilai koreksi ini

kemudian dibandingkan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5% (0,05) dengan

pengujian dua sisi dan jumlah populasi (n) = 30, didapatkan r tabel sebesar 0,361.

Dengan demikian, butir pernyataan dengan nilai koreksi di bawah r tabel

akan digugurkan.

Pada variabel X yaitu kualitas program terdapat 15 butir pernyataan dan

terdapat 2 (dua) butir pernyataan yang gugur atau dengan nilai koreksi di bawah r

tabel yaitu butir pernyataan nomor 11 dan 14 sehingga tersisa 13 butir pernyataan

yang dapat digunakan dalam pengolahan data.

TABEL 3.4

HASIL UJI VALIDITAS AKHIR VARIABEL Y

“MINAT MENONTON”

Item-Total Statistics

Scale Scale Cronbach's


Corrected
Mean if Variance if Alpha if
Item-Total
Item Item Item
Correlation
Deleted Deleted Deleted

Minat_1 20.93 9.030 0.834 0.972


Minat_2 21.00 8.483 0.894 0.969
Minat_3 21.00 8.345 0.950 0.965
Minat_4 20.97 8.723 0.873 0.970
Minat_5 21.03 8.309 0.897 0.969
Minat_6 20.93 8.823 0.928 0.967
Minat_7 20.97 8.792 0.844 0.971
Minat_8 20.93 8.823 0.928 0.967

Sumber: Hasil olah data SPSS 27.0

45
Pada variabel Y yaitu minat menonton terdapat 8 butir pernyataan dan nilai

koreksi pada seluruh butir pernyataan lebih besar dari r tabel sehingga seluruh 8

butir pernyataan dapat digunakan dalam pengolahan data.

3.4.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan langkah untuk mengukur instrumen atau

merupakan alat pengukuran yang konsisten serta dapat diandalkan untuk

mengukur variabel yang sedang diteliti. Uji reliabilitas merupakan sebuah aspek

penting untuk melakukan kegiatan penelitian, karena uji reliabilitas menunjukkan

tingkat kestabilan dan konsistensi dari alat pengukuran yang digunakan.

Nawawi, hal 148, [32] menyatakan bahwa:

‘Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat


pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu akurat, tetap konsisten dan
stabil bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dengan menggunakan alat ukur yang sama’.

Uji reliabilitas dilakukan setelah instrument diuji coba, kemudian dianalisis

dengan menggunakan metode Alpha Cronbach.

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

∑ 𝜎𝑏 2 = Jumlah varians butir

𝜎1 2 = Varians total

Keputusan uji menurut Dwi Priyanto, hal. 20, [33] adalah sebagai berikut:

46
1. Cronbach’s Alpha 0,8 = reliabilitas baik

2. Cronbach’s Alpha 0,6 – 0,8 = reliabilitas diterima

3. Cronbach’s Alpha >0,8 = reliabilitas baik

Pada uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program

SPSS versi 27.0. Berikut ini merupakan hasil yang didapatkan pada uji reliabilitas

variabel X “kualitas program” dan variabel Y “minat menonton”.

TABEL 3.5

HASIL UJI RELIABILITAS VARIABEL X

“KUALITAS PROGRAM”

Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
0.718 15
Sumber: Hasil olah data SPSS 27.0

Hasil uji reliabilitas pada 13 butir pernyataan variabel kualitas program

menggunakan program SPSS versi 27.0 didapatkan hasil nilai Alpha Cronbach’s

sebesar 0.478. Hasil ini menunjukkan bahwa reliabilitas pada instrumen pengujian

variabel X memiliki reliabilitas yang baik.

TABEL 3.6

HASIL UJI RELIABILITAS VARIABEL Y

“MINAT MENONTON”

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
0.973 8
Sumber: Hasil olah data SPSS 27.0

47
Hasil uji reliabilitas pada 8 butir pernyataan variabel kualitas program

menggunakan program SPSS versi 27.0 didapatkan hasil nilai Alpha Cronbach’s

sebesar 0.973. Hasil ini menunjukkan bahwa reliabilitas pada instrumen pengujian

variabel Y memiliki reliabilitas yang dapat diterima sebagai alat pengujian dalam

penelitian.

3.5 Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat sistematis agar

sesuai dengan jenis penelitian yang akan diuji. Salah satu tahapan proses yang

akan dilakukan adalah proses analisis data. Sugiyono dalam Depi Pramika, hal.

244, [29] menyatakan bahwa:

‘Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden


terkumpul. Kegiatan dalam analisis adalah mengelompokan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel
yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang
diajukan’.

Berdasarkan keterangan di atas, maka setiap tahap dalam proses tersebut

dilakukan untuk mendapatkan validasi data dengan menelaah seluruh data yang

ada dari berbagai yang telah didapat dari lapangan dan dokumen pribadi,

dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya melalui metode wawancara yang

didukung dengan studi dokumentasi.

Adapun tahapan proses analisis atau pengolahan data menurut Siregar, hal

86-87, [30] yaitu:

‘Pengolahan data untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif


adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan dengan
menggunakan cara – cara tertentu sebagai berikut:
1. Editing, adalah proses pengecekan atau memeriksa data yang telah
berhasil dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan data
yang telah masuk tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan.

48
2. Coding, adalah kegiatan pemberian kode tertentu pada tiap-tiap data
yang termasuk kategori yang sama. Kode isyarat yang dibuat dalam
bentuk angka-angka atau huruf. Melakukan klasifikasi jawaban
responden ke dalam kategori.
3. Tabulasi/Entry Data, adalah proses penempatan data ke dalam bentuk
tabel yang telah diberi kode sesuai dengan kebutuhan analisis. Data
yang diperoleh dari sampel yang sudah di uji dan sudah berbentuk kode
dimasukan kedalam program (Software) komputer.’

Software yang akan digunakan dalam pengolahan data pada penelitian ini

adalah paket program SPSS for Windows versi 27.0.

3.5.1 Analisis Korelasi

Analisis korelasi merupakan salah satu teknik statistik yang dapat digunakan

untuk mengukur serta menganalisis hubungan antara dua atau lebih variabel.

Analisis korelasi juga memberikan informasi dan kekuatan hubungan antara

variable – variable tersebut.

Menurut Siregar, hal 250, [30] menyatakan :

‘Analisis Korelasi (hubungan) adalah suatu bentuk analisis data dalam


penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan atau bentuk arah
hubungan di antara dua variabel atau lebih dan besarnya pengaruh yang
disebabkan oleh variabel yang satu (variabel X) terhadap variabel lainnya
(variabel Y)’.

Pada penelitian ini, untuk menganalisis korelasi antara variabel X terhadap

variabel Y peneliti menggunakan korelasi Pearson’s melalui software SPSS versi

27.0. Tingkat korelasi antar variabel ditentukan melalui pengukuran nilai

koefisien korelasi.

49
TABEL 3.7

PENGUKURAN NILAI KOEFISIEN KORELASI

Nilai Koefisien Tingkat Korelasi


0,00 – 0,199 Sangat Lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Syofian Siregar, hal 61, [30]

3.5.3 Uji Determinasi

Uji determinasi atau dikenal sebagai koefisien determinasi merupakan

sebuah metode statistik yang digunakan untuk mengukur seberapa baik sebuah

variabel independen (faktor penyebab) yang dapat menjelaskan variasi lain atau

perubahan dalam variabel dependen (variabel yang ingin diprediksi).

Sugiyono dalam Depi Pramika, 278, [29] menyatakan “Uji determinasi

untuk menyatakan besar kecilnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y”.

Dapat disimpulkan bahwa setelah analisis koefisien korelasi diketahui, maka

dilakukan uji determinasi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X

(Kualitas Program CNN Indonesia di TransTV) terhadap variabel Y (Minat

Menonton).

Menurut Sarwono, hal. 99, [34] mengemukakan rumus koefisien

determinasi antara lain:

Keterangan :
Kd = Koefisien Determinasi
r = Korelasi Berganda

50
3.5.4 Uji Regresi

Uji regresi merupakan sebuah metode statistik yang digunakan untuk

mempelajari hubungan antara satu atau lebih variable. Uji regresi juga dapat

membantu dalam memahami sejauh mana variabel saling mempengaruhi.

Regresi linier merupakan model persamaan yang menggambarkan hubungan

antar variabel. Siregar, hal 284, [30] menjelaskan bahwa:

‘Regeresi linier dibagi ke dalam dua kategori, yaitu regresi linier


sederhana dan regresi linier berganda. Regresi linier sederhana digunakan
hanya untuk satu variabel bebas (X) dan satu variabel tak bebas (Y),
sedangkan regresi linier berganda digunakan untuk satu variabel tak bebas
(Y) dan dua atau lebih variabel bebas (X). Tujuan penerapan kedua metode
ini adalah untuk meramalkan atau memprediksi besaran nilai variabel tak
bebas (Y) yang dipengaruhi oleh variabel bebas (X)’.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menggunakan metode analisis regresi

linier sederhana, karena penelitian ini menganalisis 1 variabel X (CNN Indonesia

di TransTV) dan 1 variabel Y (Minat Menonton Siswa/I SMA Muhammadiyah 12

Jakarta). Persamaan umum regresi linier sederhana adalah:

Keterangan :

Y = Variabel tidak bebas (dependent yang di prediksi)

a = Nilai intercept (konstan) atau harga Y bila X = 0

b = Koefisien regresi, yaitu angka peningkatan atau penurunan variabel

X = Variabel Bebas (independent variable)

3.5.4 Uji Hipotesis (Uji T)

Uji hipotesis merupakan sebuah prosedur statistik yang dapat digunakan

untuk menguji atau hipotesis yang diajukan tentang populasi atau sampel data.

51
Tujuan dari uji hipotesis merupakan pembuat keputusan tentang kebenaran dari

hipotesis berdasarkan bukti yang diperoleh dari data. Menurut Cooper dan

Schindler dalam Edi Suryadi, hal 119, [35] “Hipotesis adalah sebuah pernyataan

sementara yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antar variabel, dimana

pernyataan tersebut dirumuskan kemudian diuji secara empirik”.

Hipotesis memiliki beragam bentuk. Sudaryono, hal 354, [36] menyatakan :

‘Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka ada tiga bentuk rumusan
masalah yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif atau perbandingan,
dan asosiatif atau hubungan. Oleh karena itu, bentuk hipotesis ada tiga yaitu
hipotesis deskriptif, komparatif dan asosiatif’.

Berdasarkan pengertian diatas, penelitian ini menggunakan hipotesis

asosiatif karena merumuskan masalah yang berkaitan dengan hubungan sebab

akibat antara dua variabel, yaitu pengaruh kualitas program CNN Indonesia di

TransTV bagi minat menonton Siswa/I SMA Muhammadiyah 12 Jakarta.

Dasar pengambilan keputusan dalam menentukan hipotesis menurut Ghozali

Imam, hal. 84, [37] adalah:

‘Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu:


1. Apabila probabilitas signifikansi > 0.05, maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
2. Apabila probabilitas signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima’

Uji hipotesis digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara

variabel X dan Y, apakah variabel X (Kualitas Program CNN Indonesia di

TransTV) benar-benar berpengaruh terhadap variabel Y (Minat Menonton Siswa/I

SMA Muhammadiyah 12 Jakarta).

Berdasarkan definisi tersebut maka perumusan hipotesis dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

52
Hₒ : Tidak ada Pengaruh Kualitas Program CNN Indonesia di TransTV

Terhadap Minat Menonton Siswa/I SMA Muhammadiyah 12 Jakarta.

Hₐ : Ada Pengaruh Kualitas Program CNN Indonesia di TransTV Terhadap

Minat Menonton Siswa/I SMA Muhammadiyah 12 Jakarta.

Dalam hipotesis ini ada ketentuan apabila Hₒ terbukti maka Hₐ ditolak, yang

berarti tidak ada pengaruh antara Kualitas Program CNN Indonesia terhadap

Minat Menonton Siswa/I SMA Muhammadiyah 12 Jakarta. Sebaliknya jika Ha

terbukti maka H0 ditolak, yang berarti ada Pengaruh Kualitas Program CNN

Indonesia di TransTV Terhadap Minat Menonton Siswa/I SMA Muhammadiyah

12 Jakarta.

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Hₐ, artinya

minat khalayak (Siswa/I SMA Muhammadiyah 12 Jakarta.) untuk menyaksikan

tayangan CNN Indonesia dipengaruhi oleh tingkat kualitas dari program CNN

Indonesia tersebut. Semakin baik kualitas program CNN Indonesia di TransTV,

maka semakin tinggi minat Siswa/I untuk menyaksikan program tersebut.

53
BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Objek Penelitian

4.1.1 Program Tayangan Prime News

CNN Indonesia adalah sebuah stasiun televisi berita 24 jam yang

diluncurkan pada tanggal 15 Agustus 2014. Stasiun ini merupakan hasil kerja

sama antara Trans Media dan Turner Broadcasting System, sebuah perusahaan

media Amerika Serikat yang juga memiliki jaringan berita internasional CNN.

CNN Indonesia didirikan dengan tujuan untuk menyediakan berita dan informasi

terkini kepada masyarakat Indonesia dengan standar kualitas yang tinggi. Stasiun

ini menggunakan format berita yang menggabungkan konten lokal dan

internasional untuk memberikan pandangan yang komprehensif mengenai

peristiwa-peristiwa terkini di Indonesia dan dunia.

GAMBAR 4.1
LOGO PROGRAM PRIME NEWS

Sumber: Wikipedia, diakses pada tahun 2022

CNN Indonesia merupakan siaran televisi berita digital gratis dan berbayar

(di Transvision dan IndiHomeTV), serta situs berita milik Trans Media dengan

mengambil lisensi nama CNN dari WarnerBros. Discovery (melalui WarnerBros.

Discovery Asia-Pacific). Saluran ini disiarkan pertama kalinya pada Senin, 17

54
Agustus 2015. Peluncuran utamanya berlangsung sejak 15 Desember 2015 dalam

rangka memperingati ulang tahun Trans Media yang ke-14.

Gambar 4.2
LOGO TELEVISI TRANSTV

Sumber: Wikipedia, diakses pada tahun 2022

Dengan dukungan dari jaringan internasional CNN, CNN Indonesia telah

mengembangkan reputasi sebagai sumber berita terpercaya dan objektif. Stasiun

ini terus berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat dan berimbang

kepada masyarakat Indonesia, serta memainkan peran penting dalam membentuk

opini dan pemahaman publik mengenai berbagai isu penting di dalam negeri

maupun global.

4.1.2 Pra dan Proses Produksi CNN Indonesia TransTV

Keberhasilan yang terjadi pada suatu program acara televisi memerlukan

suatu struktur organisasi yang terorganisir dengan baik dan kesiapan tim yang

matang dalam suatu tahap pelaksanaan produksinya, tidak terkecuali pada

program tayangan CNN Indonesia. Proses produksi tayangan program CNN

Indonesia di Trans 7 menurut Nadian, hal 55-56, [39] terdiri dari beberapa bagian

dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai berikut:

1. Pra Produksi
Pada tahap pra produksi meliputi 3 bagian, yaitu penemuan ide,
perencanaan, dan persiapan.
a) Penemuan ide
Penentuan suatu tema dalam program acara CNN
Indonesia yaitu dimulai melalui pencarian dan penemuan ide
yang dilakukan oleh eksekutif dan produser dengan melihat isu
atau topik hangat yang sedang terjadi di masyarakat. Namun, hal

55
tersebut juga tidak terlepas dari hal-hal yang dianggap memiliki
manfaat untuk masyarakat atau penonton.
b) Perencanaan
Setelah menentukan tema yang akan dibawakan pada
program acara, selanjutnya dilakukan rapat besar dengan seluruh
staf redaksi CNN Indonesia dalam menentukan tema episode,
narasumber, serta alur yang akan ditayangkan. Setelah diperoleh
kesepakatan, selanjutnya dilakukan riset dan tahap pra interview
kepada calon narasumber yang kemudian akan diundang.
c) Persiapan
Setelah melalui tahap penemuan ide, tema, dan
perencanaan, kemudian dilanjutkan dengan tahap persiapan
dengan mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk
keberlangsungan acara seperti instrumen wawancara, persiapan
alat produksi, proses surat-menyurat, persiapan materi,
pembawa acara, dan mempersiapkan studio sebagai tempat
berlangsungnya acara yang akan ditayangkan.
2. Proses Produksi CNN Indonesia Beberapa hal yang harus
dilaksanakan dalam proses produksi program tayangan CNN
Indonesia adalah sebagai berikut:
a) Materi produksi
Materi atau tema yang akan diangkat dilihat melalui nilai
berita yang menarik dari suatu kejadian yang saat ini terjadi di
masyarakat atau berita tersebut mengandung pro dan kontra atau
sebuah konflik ataupun perseteruan antara dua pihak atau lebih.
b) Sarana produksi
Faktor-faktor pendukung dalam pelaksanaan produksi
suatu program televisi merupakan sarana produksi yang
diantaranya adalah kamera, unit kontrol kamera, audio/sound,
video tape recorder (VTR), lighting atau pencahayaan, switcher,
dan character generator. Masing – masing sarana produksi ini
harus dioperasikan oleh operator yang ahli di bidangnya dan
dibutuhkan kerja sama dari setiap divisinya.
c) Organisasi pelaksana produksi
Tanpa adanya struktur organisasi yang terstruktur dengan
baik maka program CNN Indonesia tidak akan mampu
menghasilkan acara yang berkualitas bagi penonton. Oleh sebab
itu, dibutuhkan organisasi berupa tim yang memiliki tanggung
jawab pada masing-masing tugasnya untuk memproduksi
program acara agar pekerjaan saat produksi terjadi lebih mudah.

Kerja sama tim yang baik sangat dibutuhkan dan perlu adanya pembagian

tugas yang tercatat sebagai struktur sebagai berikut:

56
Editor in Chief : Titin Rosmasari
Deputy Editor in Chief : Ike Agestu
Managing Editors : Gusti M. Anugerah Perkasa,
Vetriciawizach Simbolon, Suriyanto
Editors : Ardita, Ahmad Bachrain,
Christina Andhika Setyanti, Christine
Novita Nababan, Gilang Fauzi, Haryanto
Tri Wibowo, Muhammad Ikhsan, S. Yugo
Hindarto, Wishnugroho Akbar
Writers : Agniya Khoiri, Agus Triyono,
Angga Indrawan, Arif Hulwan, Asri Wuni,
Bimo Wiwoho, Dika Dania Kardi, Eka
Santhika, Endro Priherdityo, Febri Ardani,
Feri Agus Setyawan, Hanna Azarya
Samosir, Ihsan J. Dalimunthe, Jun Mahares,
Juprianto Alexander, M. Fajar Fadhillah,
Nova Arifianto, Prima Gumilang, Putra
Permata Tegar Idaman, Safyra Primadhyta,
Surya Sumirat, Fersita Felicia Facette
News Developers : Avinda Eka Utami, Christie Stefanie,
Damar Iradat, Dhio Faiz, Dinda Audriene
Muthmainah, Elise Dwi Ratnasari, Khaira
Ummah, Martahan Sohuturon, Melani
Hermalia Putri, Michael Josua, Diah Ayu
Saraswati, Naely Himami, Puput Tripeni
Juniman, Ramadhan Rizki, Rayhand
Purnama Karim, Riva Dessthania Suastha,
Ryan Hadi Suhendra, Tiara Sutari, Titi
Fajriyah, Tohirin, Yogi Anugrah, Yuli
Yanna Fauzie, Wella Andany
Head of Multimedia : Fajrian
Photographers : Adhi Wicaksono, Andry Novelino,
Mohammad Safir Makki
Creative Designers : Asfahan Yahsyi, Basith Subastian
Video Journalists : Aulia Bintang Pratama, Hamka Winovan
Photo Researcher : Hesti Rika Pratiwi, Mundri Winanto
HTML Specialist : Muhammad Ali
Editorial Secretary : Amira Rinita, Innesyifa Haqien
Social Media : Katri Adiningtyas, Rorien Novriana,
Rista Tri Darisman
SEO Research : Aulia Diza, Donni Iskandar
Marketing & Business : Frederick Freinademetz Jebada
Development Division Head
Marketing Strategic Lead : Jefta Trifena Winowod
Marketing Strategic Staff : Vincentius Bismo Saputro,
Danya Farras Nandita

57
BNR Staff : Oscar Ferry, Renata Angelica
Programme Development Lead: Geraldy Reinhart Lumelle
Business Development Staff : Ayumas Cherliska Putri, Sheila Georgina
Programme Implementer Lead : Nova Riszki Manaf
Implementer Staff : Maya Puspita Sintesa
Admin and : Istiqomah
Reporting Coordinator
Order and : Edlyn Janri
Processing Coordinator
Traffic Staff : Deny Irvan
Event Coordinator : Marangkup Tua Hutauruk
Marketing Public Relation : Enggal Refli Siregar
Coordinator
MPR Staff : Cinthia Kusuma Rani, Mufti Syahidi
Sales & Customer Relation : Ahmad Cahyani
Division Head
Sales Manager : Muhammad Bahar
Admin and : Syiffa Fauzia Defriana
Customer Relation Lead
Admin Staff : Azzahra, Deva
Sales Group Head : Adhitya Aprilliano, Adi Pratama Putra,
Hendrik Anastyawan, Fahri Abas
Government Sales Group Head : Neni Ariani
Sales : Siti Nur Tania, Anastasia Merr,
Oke Agustina, Arini Oktafiani, Anastasia
Agnes, Dwity Septyani Soerono, Savina
Monica, Fanya Rachiem

4.1.3 SMA Muhammadiyah 12 Jakarta

Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah 12 Jakarta merupakan

sekolah yang beralamat di Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 20 Kelurahan Kayu Manis

Kecamatan Matraman Kota Administrasi Jakarta Timur. SMA Muhammadiyah 12

Jakarta merupakan bagian dari Amal Usaha Muhammadiyah di bawah

Persyarikatan Muhammadiyah Matraman yang didirikan sejak tahun 1982 dengan

Surat Keputusan Izin Pendirian 3012/II-08/DKI.82/1982.

5.1.3

58
Gambar 4.3
Logo Sekolah SMA Muhammadiyah 12 Jakarta

Sumber: Dokumen Sekolah SMA Muhammadiyah 12 Jakarta

Keberhasilan penyelenggaran pendidikan di SMA Muhammadiyah 12

Jakarta didukung oleh tenaga guru yang profesional dengan latar belakang

pendidikannya sarjana pendidikan. Jumlah tenaga pendidik dan kependidikannya

sebanyak 42 orang, yang terdiri dari 33 orang, yakni kepala sekolah dan para

guru, serta 4 orang bagian tata usaha dan 4 orang bagian pekarya.

Gambar 4.4
Struktural Sekolah

Sumber: Dok Sekolah

59
4.1.3.1 Ekstrakulikuler Jurnalistik (Media 12)

Salah satu kegiatan ekstrakulikuler yang dimiliki oleh SMA

Muhammadiyah 12 Jakarta dikenal dengan sebutan Youth Journalist atau Media

12 yang berdiri sejak tahun 2017 oleh salah satu alumni dari SMA

Muhammadiyah 12 Jakarta. Pada perkembangannya, Media 12 terus tumbuh dan

berkembang di lingkungan sekolah. Saat ini, Media 12 memiliki peserta didik

yang tersebar dari kelas X (sepuluh) hingga XII (dua belas) sebanyak 30 orang

siswa.

Siswa/I yang tergabung dalam ekstrakulikuler jurnalistik ini berkegiatan

dalam keseharian untuk menyampaikan berita – berita kepada seluruh masyarakat

SMA Muhammadiyah 12 Jakarta secara up to date yang dapat menarik minat

membaca bagi siswa/I atau masyarakat SMA Muhammadiyah 12 Jakarta lainnya

yang membacanya. Penggunaan bahasa yang sederhana menjadi minat tersendiri.

Siswa/I yang tergabung di dalam Ekstrakulikuler Jurnalistik tidak hanya

memberikan informasi yang terjadi diluar sekolah, tidak jarang mereka

mengangkat topik – topik dalam lingkungan sekolah yang diubah menjadi kritik

kepada pihak sekolah dengan penggunaan bahasa yang sederhana serta tidak

memprovokasi bagi yang membaca.

Gambar 4.5
Logo Ekstrakulikuler Media 12

Sumber: Arsip Ekstrakulikuler SMA Muhammadiyah 12 Jakarta

60
61
4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, persiapan yang dilakukan terlebih dahulu

oleh peneliti adalah menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian

ini, yaitu alat ukur kualitas tayangan dan alat ukur minat menonton. Setelah itu

peneliti membuat kuisioner yang kemudian dikirimkan kepada dosen pembimbing

untuk melakukan pengecekan ulang dan mendapatkan persetujuan untuk

melakukan pengambilan data. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan

kuisioner kepada Siswa/I SMA Muhammadiyah 12 Jakarta.

Gambar 4.6
Permohonan ijin dan pengarahan penelitian dari kepala sekolah

Sumber: Dokumentasi penulis

Penelitian ini menggunakan metode Simple Random Sampling di mana data

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi yang diperoleh melalui satu kali

pengambilan data akan digunakan untuk menguji akat ukur dan menguji hipotesis.

62
Peneliti melakukan pengambilan data dengan cara menyebar kuesioner melalui

teleconference atau secara daring dikarenakan adanya wabah Virus Covid-19 yang

membuat seluruh Siswa/I SMA Muhammadiyah 12 Jakarta tidak diperbolehkan

datang ke sekolah selain guru dan pegawai sekolah sesuai dengan keputusan

Menteri Pendidikan. Pengambilan data melalui kuesioner ini dilakukan secara

bertahap dan berlangsung selama 3 hari dimulai dari tanggal 14 Februari – 17

Februari 2022.

Gambar 4.7
Proses pengambilan data responden

Gambar 4.8 dan Gambar 4.9


Proses pengambilan data responden

63
Hasil akhir dari pengambilan data, peneliti memperoleh total 30 orang

responden yang telah melakukan pengisian kuisioner dengan rincian sebagai

berikut: 12 Siswa/I kelas 10, 8 Siswa/I kelas 11, 9 Siswa/I kelas 12.

Selanjutnya peneliti melakukan analisis data dengan menggunakan program

Statistical Package for Social Science (SPSS) version 27.0 for Windows.

4.2.2 Karakteristik Responden

Berdasarkan kuisioner yang telah disebarkan kepada responden, diperoleh

hasil bahwa responden terbanyak adalah perempuan sebanyak 22 responden atau

sebesar 73.3%, sedangkan responden laki-laki sebanyak 8 responden atau berkisar

26.7%. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
L 8 26.7 26.7 26.7
Valid P 22 73.3 73.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Sumber: Hasil olah data SPSS 27.0

Peneliti juga menyebarkan kuisioner untuk mengetahui umur dari

responden, data yang diperoleh dari hasil penyebaran tersebut yaitu sebanyak 6

responden atau 20.0% berusia 14 tahun, 7 responden atau 23.3% berusia 15 tahun,

4 responden atau 13.3% berusia 16 tahun, 3 responden atau 10.0% berusia 17

tahun, 7 responden atau 23.3% berusia 18 tahun, dan 3 responden atau 10.0%

berusia 19 tahun.

64
Tabel 4.2
Usia Responden
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
14 6 20.0 20.0 20.0
15 7 23.3 23.3 43.3
16 4 13.3 13.3 56.7
Valid 17 3 10.0 10.0 66.7
18 7 23.3 23.3 90.0
19 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Sumber: Hasil olah data SPSS 27.0

Selain dari kedua kuisioner diatas peneliti juga menyebar kuisioner lain

untuk mengetahui apakah responden pernah atau tidak pernah menonton tayangan

program CNN Indonesia di TransTV, didapatkan dari hasil penyebaran kepada 30

responden menyatakan bahwa responden pernah menyaksikan program CNN

Indonesia di TransTV. Berikut merupakan data yang telah diolah peniliti:

Tabel 4.3
Pernah menonton program CNN Indonesia
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Pernah 30 100.0 100.0 100.0
Valid Tidak pernah 0 0.0 0.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Sumber: Hasil olah data SPSS 27.0

4.2.5 Analisis Variabel X (Kualitas Program CNN Indonesia)

Dalam penelitian yang telah dilakukan, peneliti menggunakan skala

instrumen dengan tujuan mengetahui keputusan responden mengenai masing –

masing item pertanyaan atau alat ukur variabel melalui nilai rata-rata atau mean

pada jawaban kuisioner. Perhitungan kelas interval untuk mengkategorikan setiap

65
nilai rata – rata (mean) dari jawaban responden didapatkan pada perhitungan

berikut:

Kelas Interval =

Kelas Interval = 0,75

Dari perhitungan di atas, interval setiap kelas rerata adalah sebesar 0,75 dan

dapat dikelompokkan berdasarkan kategori sebagai berikut:

Tabel 4.4

Klasifikasi Nilai Kategori Jawaban

3,25 – 4,00 Sangat Setuju


2,50 – 3,24 Setuju
1,75 – 2,49 Tidak Setuju
1,00 – 1,74 Sangat Tidak Setuju
Sumber: Sofiyan Siregar, hal 25, [30]

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari penyebaran kuisioner sebanyak 15

pernyataan kuisioner yang diberikan kepada 30 responden, berikut adalah statistik

jawaban dari responden:

Tabel 4.5
Kualitas Program CNN Indonesia
Jumlah Responden
No Dimensi Pertanyaan Mean
STS TS S SS

Program CNN Indonesia memberikan


1 0 0 3 27 3.90
informasi yang relevean?

Program CNN Indonesia memberikan


2 0 0 4 26 3.87
informasi yang faktual dan aktual?

66
Program CNN Indonesia memberikan
3 informasi realistis secara utuh 0 0 2 28 3.93
kepada masyarakat?
Program CNN Indonesia memberikan
4 informasi yang tepat dan tidak bersifat 0 0 3 27 3.90
subjektifitas?

Program CNN Indonesia memberikan


5 informasi yang penting dan relevan bagi 0 0 6 24 3.80
masyarakat secara umum?

Program CNN Indonesia memberikan ruang


6 0 0 2 28 3.93
bagi opini dan pandangan yang beragam?

Program CNN Indonesia memberikan sumber


7 informasi berita yang relevan atas dasar kerja 0 1 4 25 3.80
dari jurnalistik?

Program CNN Indonesia memberikan liputan


8 yang adil terhadap berbagai pihak yang terlibat 0 1 2 27 3.87
dalam berita tersebut?

Program CNN Indonesia memberikan liputan


9 yang komprehensif terhadap berbagai topik 0 1 3 26 3.83
berita?

Program CNN Indonesia memberikan liputan


10 yang objektif tanpa adanya bias atau preferensi 0 2 26 2 3.00
tertentu?

Program CNN Indonesia memberikan sudut


11 0 0 11 19 3.63
pandang yang berimbang dan objektif?

Program CNN Indonesia memberikan liputan


12 yang tidak terlalu berfokus pada 0 0 9 21 3.70
sensasionalisme atau kontroversi semata?

Program CNN Indonesia menyajikan informasi


13 0 0 15 15 3.50
dengan cara yang mudah dipahami dan jelas?

67
Program CNN Indonesia dapat memenuhi
14 kebutuhan informasi yang 0 0 19 11 3.37
dibutuhkan masyarakat?

Program CNN Indonesia mengedepankan


15 integritas dan etika jurnalisme yang tinggi 0 0 14 16 3.53
dalam penyajiannya?

Sumber: Hasil olah data SPSS 27.0

Berdasarkan tabel di atas, maka setiap item pernyataan dapat

diinterpretasikan terhadap indikator kualitas tayangan sebagai berikut:

1. Program CNN Indonesia memberikan informasi yang relevan?

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, pertanyaan 1 memiliki mean sebesar 3.90

sehingga didapatkan sebanyak 30 responden menyatakan setuju bahwa

program CNN Indonesia menyebarluaskan informasi yang relevan.

2. Program CNN Indonesia memberikan informasi yang

faktual dan aktual?

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, pertanyaan 2 memiliki mean sebesar 3.87

sehingga didapatkan sebanyak 30 responden menyatakan setuju bahwa

program CNN Indonesia memberikan informasi yang faktual dan aktual.

3. Program CNN Indonesia memberikan informasi realistis secara utuh

kepada masyarakat?

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, pertanyaan 3 memiliki mean sebesar 3.93

sehingga didapatkan sebanyak 30 responden menyatakan setuju bahwa

program CNN Indonesia memberikan informasi realistis secara utuh kepada

masyarakat.

68
4. Program CNN Indonesia memberikan informasi yang tepat dan tidak

bersifat subjektifitas?

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, pertanyaan 4 memiliki mean sebesar 3.90

sehingga didapatkan sebanyak 30 responden menyatakan setuju bahwa

program CNN Indonesia memberikan informasi yang tepat dan tidak

bersifat subjektif.

5. Program CNN Indonesia memberikan informasi yang penting dan

relevan bagi masyarakat secara umum?

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, pertanyaan 5 memiliki mean sebesar 3.80

sehingga didapatkan sebanyak 30 responden menyatakan setuju bahwa

program CNN Indonesia memberikan informasi yang penting dan relevan

bagi masyarakat secara umum.

6. Program CNN Indonesia memberikan ruang bagi opini dan pandangan

yang beragam?

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, pertanyaan 6 memiliki mean sebesar 3.93

sehingga didapatkan sebanyak 30 responden menyatakan setuju bahwa

program CNN Indonesia memberikan ruang bagi opini dan pandangan yang

beragam.

7. Program CNN Indonesia memberikan sumber informasi berita yang

relevan atas dasar kerja dari jurnalistik?

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, pertanyaan 7 memiliki mean sebesar 3.80

sehingga didapatkan sebanyak 29 responden menyatakan setuju bahwa

69
program CNN Indonesia memberikan sumber informasi berita yang relevan

atas dasar kerja dari jurnalistik.

8. Program CNN Indonesia memberikan liputan yang adil terhadap

berbagai pihak yang terlibat dalam berita tersebut?

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, pertanyaan 8 memiliki mean sebesar 3.87

sehingga didapatkan sebanyak 29 responden menyatakan setuju bahwa

program CNN Indonesia memberikan liputan yang adil terhadap berbagai

pihak yang terlibat dalam berita tersebut.

9. Program CNN Indonesia memberikan liputan yang komprehensif

terhadap berbagai topik berita?

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, pertanyaan 9 memiliki mean sebesar 3.83

sehingga didapatkan sebanyak 29 responden menyatakan setuju bahwa

program CNN Indonesia memberikan liputan yang komprehensif terhadap

berbagai topik berita.

10. Program CNN Indonesia memberikan liputan yang objektif tanpa

adanya bias atau preferensi tertentu?

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, pertanyaan 10 memiliki mean sebesar 3.00

sehingga didapatkan sebanyak 28 responden menyatakan setuju bahwa

program CNN Indonesia memberikan liputan yang objektif tanpa adanya

bias atau preferensi tertentu.

70
11. Program CNN Indonesia memberikan sudut pandang yang

berimbang dan objektif?

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, pertanyaan 11 memiliki mean sebesar 3.63

sehingga didapatkan sebanyak 30 responden menyatakan setuju bahwa

program CNN Indonesia memberikan sudut pandang yang

berimbang dan objektif.

12. Program CNN Indonesia memberikan liputan yang tidak terlalu

berfokus pada sensasionalisme atau kontroversi semata?

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, pertanyaan 12 memiliki mean sebesar 3.70

sehingga didapatkan sebanyak 30 responden menyatakan setuju bahwa

program CNN Indonesia memberikan liputan yang tidak terlalu berfokus

pada sensasionalisme atau kontroversi semata.

13. Program CNN Indonesia menyajikan informasi dengan cara yang

mudah dipahami dan jelas?

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, pertanyaan 13 memiliki mean sebesar 3.50

sehingga didapatkan sebanyak 30 responden menyatakan setuju bahwa

program CNN Indonesia menyajikan informasi dengan cara yang mudah

dipahami dan jelas.

14. Program CNN Indonesia dapat memenuhi kebutuhan informasi yang

dibutuhkan masyarakat?

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, pertanyaan 14 memiliki mean sebesar 3.37

sehingga didapatkan sebanyak 30 responden menyatakan setuju bahwa

71
program CNN Indonesia dapat memenuhi kebutuhan informasi yang

dibutuhkan masyarakat.

15. Program CNN Indonesia mengedepankan integritas dan etika

jurnalisme yang tinggi dalam penyajiannya?

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, pertanyaan 15 memiliki mean sebesar 3.53

sehingga didapatkan sebanyak 30 responden menyatakan setuju bahwa

program CNN Indonesia mengedepankan integritas dan etika jurnalisme

yang tinggi dalam penyajiannya.

4.2.4 Analisis Variabel Y (Minat Menonton Program CNN Indonesia)

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari penyebaran kuisioner sebanyak 8

pernyataan kuisioner yang diberikan kepada 30 responden, berikut adalah statistik

jawaban dari responden :

Tabel 4.6
Minat Menonton

Jumlah Responden
No Dimensi Pertanyaan Mean
STS TS S SS

Saya memiliki minat yang tinggi untuk


1 menonton program CNN Indonesia secara 0 2 25 3 2.13
rutin

Saya merasa terpanggil untuk mendapatkan


2 informasi terbaru melalui program CNN 0 4 23 3 2.13
Indonesia

Saya merasa bahwa menonton program CNN


3 Indonesia penting untuk tetap up-to-date 0 4 23 3 3
dengan perkembangan di dunia

72
Saya merasa antusias dan tertarik ketika
4 menonton berita terbaru yang ditayangkan 0 3 24 3 3
oleh program CNN Indonesia

Saya menemukan kepuasan dalam


5 memperoleh informasi aktual melalui 0 5 22 3 3
menonton program CNN Indonesia

Saya merasa program CNN Indonesia


6 memberikan konten yang relevan dan menarik 0 2 25 3 2.5
bagi kebutuhan informasi saya

Saya merasa terdorong untuk membahas


berita terkini dengan teman, keluarga, atau
7 0 3 24 3 3
rekan kerja setelah menonton program CNN
Indonesia

Saya merasa bahwa menonton berita adalah


tanggung jawab warga negara yang
8 bertanggung jawab untuk tetap terinformasi 0 2 25 3 2.5
tentang hal-hal yang terjadi di lingkungan
sekitar

Sumber: Hasil olah data SPSS 27.0

1. Saya memiliki minat yang tinggi untuk menonton program CNN

Indonesia secara rutin

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, pernyataan 1 memiliki mean sebesar 2,13

sehingga didapatkan sebanyak 28 responden menyatakan memiliki

keinginan minat yang tinggi untuk menonton program CNN Indonesia

secara rutin.

73
2. Saya merasa terpanggil untuk mendapatkan informasi terbaru melalui

program CNN Indonesia

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, pernyataan 2 memiliki mean sebesar 2,13

sehingga didapatkan sebanyak 26 responden merasa terpanggil untuk

mendapatkan informasi terbaru melalui program CNN Indonesia.

3. Saya merasa bahwa menonton program CNN Indonesia penting untuk

tetap up-to-date dengan perkembangan di dunia

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, pernyataan 3 memiliki mean sebesar 3,00

sehingga didapatkan sebanyak 26 responden merasa penting untuk tetap

mendapatkan informasi yang up-to-date dengan perkembangan di dunia.

4. Saya merasa antusias dan tertarik ketika menonton berita terbaru yang

ditayangkan oleh program CNN Indonesia

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, pernyataan 4 memiliki mean sebesar 3,00

sehingga didapatkan sebanyak 27 responden merasa antusias dan tertarik

ketika menonton berita terbaru yang ditayangkan oleh program CNN

Indonesia.

5. Saya menemukan kepuasan dalam memperoleh informasi aktual

melalui menonton program CNN Indonesia

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, pernyataan 5 memiliki mean sebesar 3,00

sehingga didapatkan sebanyak 25 responden merasa menemukan kepuasan

dalam memperoleh informasi aktual melalui menonton program CNN

Indonesia.

74
6. Saya merasa program CNN Indonesia memberikan konten yang

relevan dan menarik bagi kebutuhan informasi saya

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, pernyataan 6 memiliki mean sebesar 2,50

sehingga didapatkan sebanyak 28 responden merasa program CNN

Indonesia memberikan konten yang relevan dan menarik bagi kebutuhan

informasi penonton.

7. Saya merasa terdorong untuk membahas berita terkini dengan teman,

keluarga, atau rekan kerja setelah menonton program CNN Indonesia

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, pernyataan 7 memiliki mean sebesar 3,00

sehingga didapatkan sebanyak 27 responden merasa terdorong untuk

membahas berita terkini dengan teman, keluarga, atau rekan kerja setelah

menonton program CNN Indonesia.

8. Saya merasa bahwa menonton berita adalah tanggung jawab warga

negara yang bertanggung jawab untuk tetap terinformasi tentang hal-

hal yang terjadi di lingkungan sekitar

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, pernyataan 8 memiliki mean sebesar 2,50

sehingga didapatkan sebanyak 28 responden merasa bahwa menonton berita

adalah tanggung jawab warga negara yang bertanggung jawab untuk tetap

terinformasi tentang hal-hal yang terjadi di lingkungan sekitar.

4.2.5 Uji Korelasi

Uji korelasi merupakan sebuah metode statistik yang digunakan untuk

mengukur hubungan antara dua variabel. Metode ini sangat membantu dalam

memahami hubungan antara variabel – variabel tersebut serta untuk menentukan

75
sejauh mana variabel – variabel tersebut bergerak bersama-sama. Uji korelasi juga

sangat berguna dalam menganalisis data di dalam penelitian untuk

menggambarkan hubungan antara variabel – variabel yang diukur.

Menurut Andy Field dkk dalam Ce Gunawan, hal 95 [40] mengatakan


"Uji korelasi adalah teknik statistik yang digunakan untuk mengevaluasi
hubungan antara dua variabel. Ini menghasilkan koefisien korelasi yang
mengukur tingkat kekuatan dan arah hubungan linier antara variabel-
variabel tersebut."
Untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel “Kualitas Tayangan”

dengan variabel “Minat Menonton”, peneliti menggunakan program SPSS 27.0

dengan metode analisis korelasi bivariate. Pengukuran kekuatan hubungan antar

kedua variabel tersebut dapat dilakukan dengan melihat nilai pada koefisien

korelasi. Hasil data antara variabel kualitas tayangan dengan variabel minat

menonton dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7
Correlations
Kualitas_ Minat_
Program Menonton
Kualitas_Pearson Correlation 1 .393**
Program Sig. (2-tailed) .000
N 30 30
Minat_ Pearson Correlation .393** 1
Menonton Sig. (2-tailed) .000
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Hasil olah data SPSS 27.0

Berdasarkan pada tabel korelasi di atas menunjukkan bahwa koefisien

korelasi variabel kualitas tayangan (X) adalah 0,393. Jika dibandingkan dengan

tabel kategori koefisien korelasi, besarnya nilai korelasi 0,393 termasuk pada

76
hubungan yang rendah atau dapat dikatakan bahwa hubungan antara kualitas

tayangan dengan minat menonton memiliki hubungan yang lemah.

4.2.7 Analisis Regresi dan Koefisien Regresi

Analisis regresi merupakan sebuah metode statistik yang digunakan untuk

mempelajari hubungan antara satu variabel dependen (y) dan satu atau lebih

variabel independen (x). Tujuan dari analisis regresi untuk mengidentifikasi dan

memahami hubungan antara variabel dependen dan variabel independen.

Koefisien regresi merupakan estimasi statistik yang mengukur perubahan

dalam variabel dependen (y) yang terkait dengan perubahan satu unit dalam

variabel independen (x).

Menurut Montgomery dan Vining dalam David J. Olive, hal 117, [41]
"analisis regresi adalah metode yang paling umum digunakan dalam statistik
untuk mempelajari hubungan antara variabel dependen dan independen.
Mereka menjelaskan bahwa koefisien regresi adalah perkiraan"

Hasil uji korelasi antara variabel “Kualitas Tayangan” dengan variabel

“Minat Menonton” yang menyatakan bahwa keduanya memiliki hubungan, maka

dalam analisis regresi akan menunjukkan adanya arah pengaruh signifikan atau

tidaknya kedua variabel yang diteliti. Untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh yang signifikan antara kualitas tayangan (X) dengan minat menonton

(Y) dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai F yang didapatkan pada

perhitungan tabel ANOVA menggunakan program SPSS.

Jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka dapat dikatakan bahwa

variabel kualitas tayangan (X) memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel

minat menonton (Y), namun jika F hitung bernilai lebih kecil dari F tabel maka

variabel kualitas tayangan (X) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

77
variabel minat menonton (Y). Berdasarkan hasil uji regresi yang dilakukan

menggunakan program SPSS 27.0 didapatkan hasil pada tabel ANOVA sebagai

berikut :

Tabel 4.8
ANOVAa
Model Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
1 Regressio
42.105 1 42.105 2.967 .096b
n
Residual 397.362 28 14.192
Total 439.467 29
a. Dependent Variable: Minat_Menonton
b. Predictors: (Constant), Kualitas_Program

Sumber: Hasil olah data SPSS 27.0

Berdasarkan tabel ANOVA di atas, didapatkan nilai Fhitung sebesar 2,967.

Sedangkan jika dibandingkan dengan Ftabel untuk sampel berjumlah 30 dengan

derajat kebebasan (df) = n-2 = 30-2 = 28 dan derajat signifikansi 0,05 yaitu

bernilai 0,683 maka nilai Fhitung (2,967) > Ftabel (0,683), sehingga didapatkan

bahwa adanya pengaruh signifikan antara kualitas tayangan (X) program CNN

Indonesia terhadap minat menonton (Y).

Jika telah diketahui bahwa variabel X memiliki pengaruh signifikan

terhadap variabel Y, maka untuk mengetahui hasil regresi antara variabel kualitas

tayangan (X) dengan variabel minat menonton (Y) dilakukan analisis regresi linier

menggunakan program SPSS 27.0. Menurut Rahmat Kriyantono [31] dan Supardi,

hal 229, [42], untuk mengukur tingkat pengaruh variabel tersebut dapat dilakukan

dengan menggunakan rumus berikut:

78
Keterangan :

Y = Varibel terikat (dependen yang diprediksi)

α = Nilai Intercept (konstan) atau harga Y bila X = 0

b = Koefisien regresi, yaitu angka peningkatan atau penurunan variabel

X = Varibel Bebas (independen)

Berdasarkan pengolahan data antara kedua variabel mengenai analisis

regresi linear, didapatkan hasil sebagai berikut:

TABEL 4.9
UJI KOEFISIEN REGRESI ANTARA VARIABEL (X) DAN
VARIABEL (Y)
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 35.057 2.926 11.98 0.000
3
Kualitas_Progra 0.427 0.058 0.813 7.385 0.000
m
a. Dependent Variable: Minat_Menonton
Sumber: Hasil olah data SPSS 27.0

Berdasarkan tabel di atas, nilai a sebagai konstanta dan nilai b sebagai

koefisien regresi ditunjukkan pada kolom B (unstandardized coefficients), maka

diperoleh persamaan dari rumus regresi adalah Y = 35,057 + 0,427X. Perhitungan

yang didapatkan pada rumus regresi menandakan bahwa jika tidak ada kualitas

tayangan (X) maka nilai konstanta minat menonton (Y) sebesar 35,057.

Sedangkan nilai koefisien regresi sebesar 0,427 yang artinya bahwa setiap ada

peningkatan kualitas tayangan dalam program CNN Indonesia maka akan

meningkatkan minat menonton responden sebesar 0,427.

79
80
4.2.9 Koefisiensi Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk menyatakan besar atau kecilnya

nilai kontribusi variabel kualitas tayangan (X) terhadap variabel minat menonton

(Y). Besaran angka koefisien determinasi dapat diketahui dengan rumus menurut

Sugiyono sebagai berikut:

Keterangan :

KD = Koefisien determinasi

r = Koefisien korelasi

Berdasarkan rumus tersebut, nilai r square (r2) diperoleh pada hasil

perhitungan yang terdapat pada tabel kolom R square. Data yang telah diolah

menggunakan program SPSS 27.0 didapatkan tabel summary dengan

menampilkan nilai R square yang dimaksud. Hasil perhitungan nilai determinasi

antara kedua variabel dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10
Hasil Uji Koefisiensi Determinasi
Model Summaryb
R Adjusted R Std. Error of
Model R Square Square the Estimate
a
1 .813 0.661 0.649 2.308
a. Predictors: (Constant), Kualitas_Program
b. Dependent Variable: Minat_Menonton
Sumber: Hasil olah data SPSS 27.0

Berdasarkan hasil pada tabel di atas didapatkan bahwa nilai r 2 atau r square

adalah 0,661 sehingga diperoleh persentase nilai koefisien determinasi sebagai

berikut:

81
K𝐷 = 0,661 × 100%

K𝐷 = 66.1 %

Dari perhitungan di atas maka dapat dikatakan bahwa variabel kualitas

tayangan (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel minat menonton (Y)

sebesar 66,1%, sedangkan sisanya 33,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak diukur dalam penelitian ini.

4.2.8 Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan sebuah prosedur statistik yang digunakan untuk

mengambil keputusan tentang suatu klaim atau pernyataan yang dibuat tentang

populasi berdasarkan data sampel yang ada. Uji hipotesis melibatkan

pembentukan hipotesis nol (H0) yang ingin diuji dan hipotesis alternatif (H1)

yang menyatakan klaim yang ingin didukung.

Menurut Howell D.C dalam Jimmie Leppink, hal 275, [43]


mengatakan "Pembentukan Hipotesis Nol (H0) dan Hipotesis Alternatif
(H1): Howell menjelaskan bahwa hipotesis nol (H0) adalah klaim yang
diajukan untuk diuji atau dibuktikan salah, sementara hipotesis alternatif
(H1) adalah klaim yang ingin didukung atau dibuktikan benar”

Dalam uji hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Ha : Adanya pengaruh kualitas program CNN Indonesia di TransTV terhadap

minat menonton bagi Siswa/I Ekstrakulikuler Jurnalistik SMA

Muhammadiyah 12 Jakarta.

H0 : Tidak adanya pengaruh kualitas program CNN Indonesia di TransTV

terhadap minat menonton bagi Siswa/I Ekstrakulikuler Jurnalistik SMA

Muhammadiyah 12 Jakarta.

82
Berdasarkan hasil uji hipotesis melalui perhitungan nilai statistik t yang

menunjukkan seberapa besar pengaruh satu variabel bebas (independen atau X)

dalam menjelaskan variasi variabel terikat (dependen atau Y), dengan melihat

perbandingan nilai t pada tabel distribusi. Rachmat Kriyantono [31] mengatakan :

1. “Jika nilai t yang diperoleh dari penelitian lebih atau sama besar dengan
batas nilai yang terdapat dalam tabel distribusi t, maka terdapat
hubungan yang berarti atau signifikan dan hipotesis diterima.
2. Jika nilai t diperoleh dari penelitian lebih kecil dari batas nilai yang
terdapat dalam tabel distribusi nilai t, maka tidak terdapat hubungan
yang berarti atau tidak signifikan dan hipotesis ditolak”.
Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan menggunakan SPSS 27.0

didapatkan hasil nilai statistik t melalui tabel koefisien sebagai berikut:

TABEL 4.11
HASIL UJI KOEFISIEN UNTUK UJI T
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 35.057 2.926 11.98 0.000
3
Kualitas_Progra 0.427 0.058 0.813 7.385 0.000
m
a. Dependent Variable: Minat_Menonton
Sumber: Hasil olah data SPSS 27.0

Pada tabel di atas diperoleh nilai t dengan derajat kebebasan (df) = n-2

dengan hasil 30 – 1 = 29 dan dengan taraf signifikansi 5% (0,05) maka diperoleh t

tabel sebesar 2,042. Jika dibandingkan dengan nilai t yang didapatkan pada

penelitian ini adalah sebesar 7,385 sehingga nilai thitung > ttabel yang berarti H0

ditolak dan Ha diterima bahwa adanya pengaruh signifikan antara kualitas

83
program CNN Indonesia di TransTV terhadap minat menonton Siswa/I

Ekstrakulikuler Jurnalistik SMA Muhammadiyah 12 Jakarta.

84
4.3 Pembahasan

Peneliti telah melakukan olah hasil data kuisioner menggunakan program

software Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 27.0 yang telah

peneliti sebarkan kepada sebanyak 30 responden pada tanggal 14 Februari – 17

Februari 2022 untuk mengetahui pengaruh kualitas program CNN Indonesia

terhadap minat menonton Siswa/I Ekstrakulikuler Jurnalistik SMA

Muhammadiyah 12 Jakarta maka didapatkan hasil bahwa adanya pengaruh

signifikan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) atau adanya

pengaruh kualitas program CNN Indonesia terhadap minat menonton, berdasarkan

teori uses and effect yang dikemukakan oleh Sven Windahl, hal 27, [25] mengenai

efek yang ditimbulkan dari mengkonsumsi media menyatakan bahwa kualitas

suatu program acara yang terbentuk oleh karakteristik isi dapat memberikan efek

pada penonton yang salah satunya dapat membentuk minat menonton di

masyarakat.

Menurut Sandjaja dalam Ramadhan, hal. 4, [44]:

“Minat bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir, melainkan hasil


belajar, mempengaruhi proses belajar selanjutnya, serta mempengaruhi
penerimaan minat-minat baru sehingga seseorang memberikan perhatian
yang lebih besar terhadap subjek tertentu, misalnya pada sebuah tayangan di
televisi. Minat menonton merupakan suatu keadaan di mana
individu/khalayak terbangkit untuk mengarahkan perhatiannya secara sadar
terhadap objek yang disenanginya. Oleh sebab itu untuk menggugah minat
penonton untuk menyaksikan satu tayangan di televisi perlu adanya kiat
yang dilakukan oleh produsen sebuah acara untuk menarik perhatian
penonton.”

Nurfikria dan Tawulo, hal. 46, [45] menyatakan bahwa,“Komodifikasi

konflik yang dikemas dalam sebuah tayangan di televisi salah satunya pada jenis

acara talkshow menurut merupakan salah satu strategi produsen acara televisi

85
dalam menarik perhatian audiens.”. Program CNN Indonesia merupakan salah

satu program berita yang seringkali memberikan informasi – informasi yang

tengah terjadi pada suatu konflik atau isu yang sedang ramai menjadi topik

pembicaraan di masyarakat.

Pengisi kuisioner yang berjumlah 30 responden terdiri atas 8 responden

berjenis kelamin laki – laki atau sekitar 26,7% dan 22 responden berjenis kelamin

perempuan atau sekitar 73,3%. Seluruh responden menyatakan pernah menonton

tayangan program CNN Indonesia di TransTV, hal ini menunjukkan bahwa

tayangan program CNN Indonesia meupakan program yang berhasil diminati

target penonton di seluruh khalayak umum.

Para responden berusia 14 tahun yaitu sebanyak 6 responden atau 20.0%

berusia 14 tahun, 7 responden atau 23.3% berusia 15 tahun, 4 responden atau

13.3% berusia 16 tahun, 3 responden atau 10.0% berusia 17 tahun, 7 responden

atau 23.3% berusia 18 tahun, dan 3 responden atau 10.0% berusia 19 tahun. Hal

ini dapat dikatakan bahwa program CNN Indonesia juga diminati tidak hanya dari

kalangan pekerja atau khalayak dewasa.

Pada dasarnya, masyarakat pada jenis kelamin dan rentang usia berapapun

sebaiknya memilih tayangan yang berkualitas sebagai sarana untuk mencari

hiburan atau mencari informasi yang dibutuhkan. Tayangan juga harus dikemas

secara informatif dan bersifat netral atau tidak memiliki keberpihakan sehingga

pemirsa yang menyaksikan tayangan televisi mampu memiliki sikap kritis pada

informasi yang sedang disaksikan. Hal tersebut merupakan tugas penting dari

86
penyedia tayangan program televisi untuk mampu menyajikan tayangan yang

berkualitas dalam menarik minat penonton.

Kuisioner yang disebarkan pada 30 responden terdiri dari 15 butir

pernyataan untuk variabel bebas serta 8 butir pernyataan untuk variabel terikat dan

diisi berdasarkan skala Likert. Menurut Dwi Priyanto hal 50 [46]:

“Uji validitas yang dilakukan untuk menentukan aitem pernyataan


mana saja yang dapat digunakan atau diolah secara statistik diambil
berdasarkan indikator berikut:
1. Jika rhitung > rtabel, butir pernyataan valid atau dapat digunakan untuk
analisis data.
2. Jika rhitung < rtabel, butir pernyataan tidak valid atau tidak dapat
digunakan dan butir pernyataan tersebut harus digugurkan.”

Berdasarkan tabel r untuk jumlah responden 30 adalah 0,361. Hasil pada

tabel 3.3 diperoleh dari 15 butir pernyataan mengenai kualitas program CNN

Indonesia yang diuji kepada responden terdapat 2 butir pernyataan yang nilai r

hitungnya berada di bawah r tabel yaitu pada pernyataan nomor 11 dan pernyataan

nomor 14. Dengan demikian, terdapat 13 butir pernyataan yang valid pada

variabel kualitas tayangan program CNN Indonesia. Sedangkan pada 8 butir

pernyataan mengenai minat menonton Siswa/I yang diuji tidak terdapat butir

pernyataan yang nilai r hitungnya lebih rendah dari r tabel sehingga seluruh butir

pernyataan mengenai minat menonton dinyatakan valid.

Setelah dilakukan uji validitas, dilakukan uji reliabilitas menggunakan

metode Cronbach”s Alpha. Menurut Dwi Priyanto [46], kriteria untuk

pengambilan keputusan pada uji reliabilitas adalah sebagai berikut:

“1. Cronbach”s Alpha < 0,6 = reliabilitas buruk


2. Cronbach”s Alpha 0,6 – 0,8 = reliabilitas diterima
3. Cronbach”s Alpha > 0,8 = reliabilitas baik”

87
Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan, didapatkan bahwa

nilai reliabilitas Cronbach”s Alpha pada variabel X sebesar 0.753 sehingga

dinyatakan memiliki reliabilitas yang baik. Sedangkan nilai reliabilitas

Cronbach”s Alpha pada variabel Y sebesar 0.973 sehingga dinyatakan memiliki

reliabilitas yang dapat diterima.

Butir pernyataan pada variabel X yang menonjol dengan nilai mean 3,93

adalah butir pernyataan nomor 6 yang menyatakan 28 responden atau 93,3%

responden menyetujui bahwa program CNN Indonesia memberikan ruang bagi

opini dan pandangan yang beragam. Kemudian diikuti pada butir pernyataan

nomor 1 yang didapatkan nilai mean 3,90 dan sebanyak 27 responden atau 90%

menyatakan setuju pada pernyataan bahwa Program CNN Indonesia memberikan

informasi yang relevean kepada khalayak umum. Dengan demikian, informasi

yang disampaikan oleh Program CNN Indonesia tidak direkayasa atau dibuat –

buat untuk memenuhi suatu keperluan suatu kelompok.

Menurut data yang telah peneliti olah menggunakan program software

Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 27.0 didapatkan kualitas

program CNN Indonesia di TransTV memiliki nilai korelasi sebesar 0,390

terhadap minat menonton Siswa/I Ekstrakulikuler Jurnalistik SMA

Muhammaduyah 12 Jakarta. Hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara

kualitas program CNN Indonesia terhadap minat menonton Siswa/I

Ekstrakulikuler Jurnalistik SMA Muhammaduyah 12 Jakarta berada pada kategori

rendah. Nilai positif yang didapatkan pada nilai korelasi menunjukkan bahwa

adanya hubungan yang berarah positif antara kedua variabel walaupun

88
hubungannya lemah, artinya jika kualitas program CNN Indonesia meningkat

maka minat menonton dari Siswa/I Ekstrakulikuler Jurnalistik SMA

Muhammaduyah 12 Jakarta juga dapat meningkat dan begitupun sebaliknya jika

kualitas program CNN Indonesia menurun maka juga dapat menurunkan minat

menonton.

Berdasarkan dari hasil uji regresi pada tabel ANOVA didapatkan nilai F

yang lebih besar dibandingkan F tabel sehingga diperoleh bahwa variabel kualitas

program CNN Indonesia mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

minat menonton. Pada perhitungan regresi selanjutnya didtapatkan nilai a sebagai

konstanta dan nilai b sebagai koefisien regresi yang ditunjukkan kolom B pada

bagian unstandardized coefficients, diperoleh persamaan regresi Y = 35,057 +

0,427X.

Gambar 4.10

89
Sumber: Hasil olah data SPSS 27.0

Perhitungan yang didapatkan pada rumus regresi menandakan bahwa jika

tidak ada kualitas tayangan (X) maka nilai konstanta minat menonton (Y) sebesar

35,057. Sedangkan nilai koefisien regresi sebesar 0,427 yang mempunyai arti

setiap ada peningkatan kualitas tayangan program CNN Indonesia maka akan

meningkatkan minat menonton responden sebesar 0,427. Angka pada b yang

bernilai positif menandakan kumpulan data penelitian berada pada suatu garis

lurus atau linear di mana peningkatan nilai kualitas program CNN Indonesia

diikuti oleh minat menonton responden pada arah yang sama dan dapat dibuktikan

pada grafik plot yang tertera pada gambar 4.7.

Pada hasil Uji Determinasi didapatkan bahwa r2 atau r square bernilai 0,661

sehingga diperoleh persentase koefisien determinasi sebesar 66,1% persentase

tersebut menunjukan bahwa variabel kualitas tayangan program CNN Indonesia

memberikan kontribusi atau pengaruh sebesar 66,1% terhadap variabel minat

menonton, sedangkan sisanya 33,9% merupakan hubungan variabel lain yang

tidak diukur dalam penelitian ini.

Hal ini sejalan dengan keeratan hubungan atau korelasi antara kualitas

tayangan suatu program terhadap minat penonton yang tergolong lemah. Kualitas

suatu tayangan memang dinilai dapat menarik minat penonton untuk menyaksikan

acara tersebut sesuai dengan teori uses and effect yang menyatakan adanya efek

yang diberikan pada kualitas suatu program yang dikonsumsi oleh masyarakat dan

salah satu efeknya adalah minat untuk menonton.

90
Analisis data yang terakhir pada penelitian ini adalah pengujian hipotesis

dengan membandingkan nilai t hasil perhitungan (t hitung) dengan t tabel. Nilai t

tabel diperoleh dengan menentukan derajat kebebasan (df) dan taraf signifikansi

sebesar 5% atau 0,05 sehingga diperoleh nilai t tabel untuk 30 responden adalah

2,042. Sementara hasil perhitungan statistik untuk t hitung didapatkan sebesar

7,385. Jika dibandingkan, maka diperoleh nilai t hitung (7,385) lebih besar dari t

tabel (2,042) sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh

kualitas program CNN Indonesia di TransTV terhadap minat menonton Siswa/I

Ekstrakulikuler Jurnalistik SMA Muhammadiyah 12 Jakarta.

91
BAB 5

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

kepada 30 responden yang merupakan Siswa/I Ekstrakulikuler Jurnalistik SMA

Muhammadiyah 12 Jakarta dengan teknik pengambilan sampel dengan

probability sampling dan metode Simple Random Sampling dengan kriteria

responden berada pada usia 14 hingga 19 tahun dan pernah menyaksikan tayangan

program CNN Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

adakah Pengaruh Kualitas Program CNN Indonesia terhadap Minat Menonton

Siswa/I Ekstrakulikuler Jurnalistik SMA Muhammadiyah 12 Jakarta. Kualitas

suatu tayangan menurut teori uses and effect yang dikemukakan oleh Sven

Windahl dapat mempengaruhi perilaku penonton dan menimbulkan efek berupa

minat menonton.

Berdasarkan dari keseluruhan hasil penelitian ini, mendapati kesimpulan

bahwa besarnya terdapat pengaruh signifikan antara kualitas program CNN

Indonesia di TransTV terhadap minat menonton Siswa/I Ekstrakulikuler

Jurnalistik SMA Muhammadiyah 12 Jakarta dengan besar pengaruh 66,1%,

sedangkan sisanya 33,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diukur dalam

penelitian ini. Kemudian pengujian statistik dilakukan menggunakan bantuan

program perangkat lunak Statistical Program for Social Science (SPSS) versi

27.0.

92
Hasil uji validitas dan reliabilitas berdasarkan total 15 pernyataan yang

diajukan pada variabel kualitas program Mata Najwa, didapatkan reliabilitas yang

baik dengan nilai Alpha Cronbach sebesar 0.753 dan 2 butir pernyataan yang

gugur karena nilai r hitung berada di bawah r tabel. Nilai r tabel untuk jumlah

responden 30 adalah sebesar 0,361. Sedangkan pada variabel minat menonton

dengan 8 butir pernyataan memiliki reliabilitas yang cukup atau diterima dengan

nilai Alpha Cronbach sebesar 0,973.

Hasil uji analisis korelasi antara kualitas program tayangan CNN Indonesia

dengan minat menonton didapatkan hasil bahwa kedua variabel tersebut memiliki

hubungan yang lemah dengan nilai signifikansi 0,393. Jika dibandingkan dengan

pengaruhnya sebesar 66,1% maka dapat dikatakan hubungan yang lemah ini

dimungkinkan terjadi.

Pada hasil analisis regresi didapatkan F hitung sebesar 2,967 dengan rumus

regresi linear Y = 35,057 + 0,427X yang berarti jika tidak ada kualitas pada

program tayangan CNN Indonesia maka, nilai konstanta minat menonton sebesar

35,057 dan setiap adanya peningkatan kualitas tayangan program CNN Indonesia

akan meningkatkan minat menonton Siswa/I Ekstrakulikuler Jurnalistik SMA

Muhammaduyah 12 Jakarta sebesar 0,427. Sedangkan pada F hitung jika

dibandingkan dengan F tabel untuk 30 responden dengan derajat kebebasan 28

atau (n-2) sebesar 2,967 maka nilai F hitung pada penelitian ini lebih tinggi dari F

tabel, sehingga dinyatakan bahwa variabel bebas (kualitas program CNN

Indonesia) memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya (minat

menonton).

93
Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengukur nilai t menggunakan SPSS

27.0. Didapatkan nilai t hitung pada penelitian ini sebesar 7,385. Sedangkan jika

dibandingkan dengan nilai t tabel untuk 30 responden yaitu sebesar 2,042 maka

nilai t hitung yang didapatkan lebih besar dari t tabel sehingga hipotesis alternatif

(Ha) diterima. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa adanya

pengaruh kualitas program CNN Indonesia terhadap minat menonton Siswa/I

Ekstrakulikuler Jurnalistik SMA Muhammaduyah 12 Jakarta.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat dijabarkan beberapa

saran yang dapat dilakukan dalam membantu peningkatan kualitas suatu program

atau tayangan agar memperoleh respon positif:

1. Program tayangan CNN Indonesia berhasil menyampaikan informasi

kepada khalayak luas dengan memberikan ruang opini public dan tidak

adanya keberpihakan. Program CNN Indonesia diharapkan menjadi

program unggulan dalam menyampaikan informasi yang sedang terjadi

secara transparansi.

2. Apabila dilihat dari keseluruhan hasil yang telah diperoleh, responden

menjawab bahwa responden pernah menonton tayangan program CNN

Indonesia. Dengan hal ini CNN Indonesia menjadi sebuah wadah untuk

masyarakat luas menerima informasi secara berkala.

94
BAB 5

Kesimpulan

6.1 Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

kepada 30 responden yang merupakan Siswa/I Ekstrakulikuler Jurnalistik SMA

Muhammadiyah 12 Jakarta dengan teknik pengambilan sampel dengan

probability sampling dan metode Simple Random Sampling dengan kriteria

responden berada pada usia 14 hingga 19 tahun dan pernah menyaksikan tayangan

program CNN Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

adakah Pengaruh Kualitas Program CNN Indonesia terhadap Minat Menonton

Siswa/I Ekstrakulikuler Jurnalistik SMA Muhammadiyah 12 Jakarta. Kualitas

suatu tayangan menurut teori uses and effect yang dikemukakan oleh Sven

Windahl dapat mempengaruhi perilaku penonton dan menimbulkan efek berupa

minat menonton.

Berdasarkan dari keseluruhan hasil penelitian ini, mendapati kesimpulan

bahwa besarnya terdapat pengaruh signifikan antara kualitas program CNN

Indonesia di TransTV terhadap minat menonton Siswa/I Ekstrakulikuler

Jurnalistik SMA Muhammadiyah 12 Jakarta dengan besar pengaruh 66,1%,

sedangkan sisanya 33,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diukur dalam

penelitian ini. Kemudian pengujian statistik dilakukan menggunakan bantuan

program perangkat lunak Statistical Program for Social Science (SPSS) versi

27.0.

95
Hasil uji validitas dan reliabilitas berdasarkan total 15 pernyataan yang

diajukan pada variabel kualitas program Mata Najwa, didapatkan reliabilitas yang

baik dengan nilai Alpha Cronbach sebesar 0.753 dan 2 butir pernyataan yang

gugur karena nilai r hitung berada di bawah r tabel. Nilai r tabel untuk jumlah

responden 30 adalah sebesar 0,361. Sedangkan pada variabel minat menonton

dengan 8 butir pernyataan memiliki reliabilitas yang cukup atau diterima dengan

nilai Alpha Cronbach sebesar 0,973.

Hasil uji analisis korelasi antara kualitas program tayangan CNN Indonesia

dengan minat menonton didapatkan hasil bahwa kedua variabel tersebut memiliki

hubungan yang lemah dengan nilai signifikansi 0,393. Jika dibandingkan dengan

pengaruhnya sebesar 66,1% maka dapat dikatakan hubungan yang lemah ini

dimungkinkan terjadi.

Pada hasil analisis regresi didapatkan F hitung sebesar 2,967 dengan rumus

regresi linear Y = 35,057 + 0,427X yang berarti jika tidak ada kualitas pada

program tayangan CNN Indonesia maka, nilai konstanta minat menonton sebesar

35,057 dan setiap adanya peningkatan kualitas tayangan program CNN Indonesia

akan meningkatkan minat menonton Siswa/I Ekstrakulikuler Jurnalistik SMA

Muhammaduyah 12 Jakarta sebesar 0,427. Sedangkan pada F hitung jika

dibandingkan dengan F tabel untuk 30 responden dengan derajat kebebasan 28

atau (n-2) sebesar 2,967 maka nilai F hitung pada penelitian ini lebih tinggi dari F

tabel, sehingga dinyatakan bahwa variabel bebas (kualitas program CNN

Indonesia) memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya (minat

menonton).

96
Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengukur nilai t menggunakan SPSS

27.0. Didapatkan nilai t hitung pada penelitian ini sebesar 7,385. Sedangkan jika

dibandingkan dengan nilai t tabel untuk 30 responden yaitu sebesar 2,042 maka

nilai t hitung yang didapatkan lebih besar dari t tabel sehingga hipotesis alternatif

(Ha) diterima. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa adanya

pengaruh kualitas program CNN Indonesia terhadap minat menonton Siswa/I

Ekstrakulikuler Jurnalistik SMA Muhammaduyah 12 Jakarta.

6.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat dijabarkan beberapa

saran yang dapat dilakukan dalam membantu peningkatan kualitas suatu program

atau tayangan agar memperoleh respon positif:

3. Program tayangan CNN Indonesia berhasil menyampaikan informasi

kepada khalayak luas dengan memberikan ruang opini public dan tidak

adanya keberpihakan. Program CNN Indonesia diharapkan menjadi

program unggulan dalam menyampaikan informasi yang sedang terjadi

secara transparansi.

4. Apabila dilihat dari keseluruhan hasil yang telah diperoleh, responden

menjawab bahwa responden pernah menonton tayangan program CNN

Indonesia. Dengan hal ini CNN Indonesia menjadi sebuah wadah untuk

masyarakat luas menerima informasi secara berkala.

97

Anda mungkin juga menyukai