Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TUJUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


Semester II

DOSEN PEMBIMBING
Hariyanto, M.Pd.I.

DISUSUN OLEH
Sri Lindayani

UNIVERSITAS IBRAHIMI SUKOREJO SITUBONDO


FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil, alamin. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT.,


Rabb Yang Maha Esa, Rabb Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Atas
kehendaknya , penulis mampu menyelesaikan makalah dengan judul Memahami Tujuan
Pendidikan Anak Usia Dini. Meskipun selama penyusunan, banyak menghadapi
kesulitan, namun berkat usaha yang keras serta dorongan semua pihak, penulis berhasil
menyelesaikan tulisan ini.
Makalah ini memberikan uraian tentang tujuan pendidikan anak usia dini yang
diambil dari beberapa sumber, sehingga mampu diambil kesimpulan mengenai
pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini diterapkan dalam pembelajaran anak usia dini.
Agar pembaca memahami tujuan Pendidikan Anak Usia Dini, penulis juga memberikan
contoh penerapan pembelajarannya. Dengan demikian, harapannya bahwa pembaca
benar-benar mampu memahami dan menerapkannya sesuai dengan apa yang dipahami.
Akhir kata, penulis mengharap agar makalah yang membahas tujuan Pendidikan
Anak Usia Dini ini bermanfaat bagi pembaca khususnya pendidik dan calon pendidik
(orang tua ) untuk memberikan pembelajaran yang efektif dan efisien pada anak usia dini.
Kepada pembaca, kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnakan
tulisan ini, sangat penulis harapkan.

Situbondo, 12 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 2
C. Tujuan Masalah................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 3
A. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini ................................................................. 3
B. Fungsi Pedidikan Anak Usia Dini.................................................................... 6
C. Prinsip-prinsip Pendidikan Anak Usia Dini..................................................... 9
D. Karakteristik Pendidikan Anak Usia Dini........................................................ 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dirjen PAUDNI Prof. Dr. Lydia Freyani dalam sebuah seminar tentang
Pendidikan Anak Usia Dini menjelaskan bahwa masa depan bangsa sesungguhnya
berawal dari Pendidikan Anak Usia Dini, oleh sebab itu sangatlah terlambat jika kita
memberikan stimultan di saat mereka berajak dewasa. Hal tersebut sejalan dengan
hasil riset saat ini yang menyebutkan investasi terbesar pendidikan berada diusia dini.
Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menerangkan dalam pasal 1ayat (14) bahwa Pendidikan anak usia dini adalah suatu
upaya pembinaan yang diajukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasukin pendidikan lebih lanjut.
Memahami pengertian pendidikan anak usia dini diatas, perlu juga memahami
mengenai tujuan, prinsip, fungsi dan karakteristik pendidikan anak usia dini. Dengan
memahami tujuan prinsip, fungsi dan karakteristik pendidikan anak usia dini,
peyelenggaraan pendidikan terarah secara jelas dan sesuai dengan apa yang
diharapkan. Agar tercipta pembangunan pendidikan yang lebih baik dan generasi
bangsa yang berkualitas.
Yang menjadi pertimbangan dalam merumuskan tujuan dan fungsi pendidikan
anak usia dini adalah penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada
peletakkan dasar ke beberapa arah berikut ini:
1. Pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motoric halus dan kasar)
2. Kecerdasan (data piker, daya cipta, kecerdasan spiritual)
3. Sosioemosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, yang
disesuaikan dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak
usia dini (Hasan, Maimunah,2009:25).

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah
penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Apa yang menjadi tujuan dari pendidikan anak usia dini dan bagaimana
penerapannya?
2. Apa yang menjadi fungsi dari pendidikan anak usia dini dan bagaimana
penerapannya?
3. Apa yang menjadi prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini dan bagaimana
penerapannya?
4. Apa yang menjadi karakteristik pendidikan anak usia dini dan bagaimana
penerapannya?

C. Tujuan Masalah
Tujuan penulisan makalah ini, berdasarkan uraian rumusan masalahdi atas,
sebagai berikut:
1. Memahami dan mampu menerapkan tujuan dari pendidikan anak usia dini
2. Memahami dan mampu menerapkan fungsi dari pendidikan anak usia dini
3. Memahami dan mampu menerapkan prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini
4. Memahami karakteristik pendidikan anak usia dini

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini


Menurut Hasan Maimunah (2009: 16) tujuan diselenggarakannya pendidikan
anak usia dini, yaitu sebagai berikut:
1. Membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya, sehingga memiliki
kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi
kehidupan dimasa dewasa.
2. Membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.

Menurut Eti Nurhayati (2011:4) dalam bukunya psikologi pendidikan,


menjelaskan bahwa yang menjadi tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah untuk
memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh,
sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai kehidupan yang dianut. Melalui pendidikan
ini diharapkan anak dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya, yang
mencakup aspek agama, intelektual, social, emosi, dan fisik. Memiliki kebiasaan-
kebiasaan perilaku yang diharapkan, menguasai sejumlah pengetahuan dan
keterampilan dasar sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangannya, serta
memiliki motivasi dan sikap belajar yang positif.
Yuliani Nurani Sujiono (2009:42), menjelaskan tujuan pendidikan anak usia dini
yang ingin dicapai adalah untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman orang
tua dan guru serta pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan dan perkembangan
anak usia dini. Secara khusus yang ingin dicapai, adalah:
1. Dapat mengidentifikasi perkembangan fisiologis anak usia dini dan
mengaplikasikan hasil identifikasi tersebut dalam pengembangan fisiologis yang
bersangkutan.
2. Dapat memahami perkembangan kreatifitas anak usia dini dan usaha-usaha yang
terkait dengan pengembangannya.

3
3. Dapat memahami kecerdasa jamak dan kaitannya dengan perkembangan anak usia
dini
4. Dapat memahami arti bermain bagi perkembangan anak usia dini
5. Dapat memahami pendekatan pembelajaran dan aplikasinya bagi pengembangan
anak usia kanak-kank
Tujuan pendidikan anak usia dini secara umum adalah mengembangkan
berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Secara khusus kegiatan pendidikan
bertujuan agar:
1. Anak mampu melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan Ciptaan Tuhan dan
mencintai sesame. Contoh: pendidikan mengenalkan kepada anak didik bahwa
ALLAH SWT menciptakan berbagai makhluk selain manusia, seperti binatang,
tumbuhan, dan sebagainya yang semua itu harus kita sayangi.
2. Anak mampu mengelola keterampilan tubuuh termasuk gerakan-gerakan yang
mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus dan gerakan kasar, serta menerima
rangsangan sensorik (panca indra). Contoh: menari, bermain bola, menulis, ataupun
mewarnai.
3. Anak mampu menggunakan bahsa untuk pemahaman bahsa pasif dan dapat
berkomunikasi secara aktif yang bermanfaat untuk berfikir dan belajar. Contoh:
ketika sudah melakukan pembahasan tema diberikan kepada anak didik untuk
bertanya atau menjawab isi tema yang telah dibahas.
4. Anak mampu berfikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan
menemukan hubungan sebab akibat. Contoh: mencari pasangan gambar yang
berkaitan dengan sebab akibat , lalu anak berusaha memecahkan masalah dan
memberikan alasan tersebut
5. Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat
dan menghargai keragaman sosial dan budaya serta mampu mengembangkan
konsep diri, sikap posesif terhadap belajar, control diri dan rasa memilki
6. Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi, bertepuk
tangan, serta menghargai hasil karya yang kreatif. Contoh: anak yang senang dan
menyukai dengan musik, saat mendengar lagu maka akan segera mengikutinya,
ataupun ketika diminta melanjutkan syair kedua hingga selesai, maka anak mampu
melakukannya.

4
Selain itu, tujuan pendidikan anak usia dini adalah:
1. Untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memilki kesiapan
yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di
masa dewasa
2. Untuk membantu menyiapkan anak mecapai kesiapan belajar (akademik) disekolah
3. Intervensi dini dengan memberikan rangsangan sehingga dapat menumbuhkan
potensi-potensi yang tersembunyi (hidden potency) yaitu dimensi perkembangan
anak ( bahasa intelektual) yaitu dimensi perkembangan anak (bahasa intelektual,
emosi, sosial, motorik, konsep diri, minat dan bakat)
4. Melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dalam
pertumbuhan dan perkembangan potensi-potensi yang dimiliki anak.
Urgensinya pendidikan anak usia dini akan dapat
1. Menumbuh kembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan agar mampu
menolong diri sendiri (self help), yaitu mandiri dan bertanggung jawab terhadap
diri sendiri, seperti mampu merawat dan menjaga kondisi fisiknya, mampu
mengendalikan emosinyan, dan mampu membangun hubungan dengan orang lain
dan
2. Meletakkan dasar-dasar tentang bagaimana seharusnya belajar (learning how to
learn)
Hal ini sejalan dengan empat pilar yang di cangkan oleh UNESCO yaitu
learning to know (melalui media dan penjelasan guru). Learning to do (melakukan
aktivitas langsung), learning to be (dengan bermain peran), dan learning to live
together (berinteraksi dengan anak lain dengan mentaati ketentuan dan peraturan yang
berlaku). Tujuan dari program layanan anak usia dini adalah membantu meletakkan
dasar kea rah perkembangan sikap pengetahuan, keterampilan dan kreativitas/daya
cipta yang diperlukan oleh anak dapatmenyesuaikan diri denagn lingkungannya dan
untuk pertumbuhan serta perkembangan pada tahapan selanjutnya. Adapun tujuan
utama dari program pengembangan PAUD di Indonesia yaitu untuk membantu anak
Indonesia dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga
memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta
mengarungi kehidupan di masa dewasa, sedangkan tujuan penyertanya adalah untuk
membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar akademik di sekolah.

5
Berdasarkan aspek agama, tujuan, pendidikan yaitu untuk memberikan
pengetahua, penghayatan, dan pengalaman nilai-nilai ajaran agama, sehingga
mendorong terbentuknya kepribadian yang dilandasi nilai-nilai ajaran agama yang
tercermin pada sikap dan perilaku sehari-hari. Adapun tujuan lain menurut
Depdiknas(2001: 15), seperti:
1. Mengembangkan potensi yang ada pada anak secara optimal:
2. Mewujudkan anak yang cerdas, sehat ceria, berakhlak mulia yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan
yang optimal untuk fase kehidupan selanjutnya.

B. Fungsi Pedidikan Anak Usia Dini


Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasiaonal bab II
pasal 3, menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agarv menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan YME,
berkahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang
demikratis serta bertanggung jawab.
Secara garis besar ada ilmu fungsi utama pendidikan anak usia dini menurut
Solehuddin (200:56), yaitu untuk:
1. Pengembangan potensi
2. Penanaman dasar-dasar akidah keimanan,
3. Pembentukan dan pembiasaan perilaku-perilaku yang diharapkan
4. Pengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan, dan
5. Pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif
Untuk mewujudkan fungsi tersebut, guru perlu ,menciptakan suatu atmosfer
mencintai anak-anak, sehingga dapat mengembangkan semua potensi pribadi anak,
baik aspek sosial, emosional, fisik, dan intelektua. Disamping itu menciptakan
atmosfer yang tepat pada pengembangan orang tua dan kanak-kanak.
Yuliani Nurani Sujiono (2009:46), menjelaskan beberapa fungsi pendidikan
bagi anak usia dini yang harus diperhatikan, sebagai berikut:

6
1. Untuk mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak usia dini sesuai
dengan tahapan perkembangannya. Contoh: menyiapkan media pembelajaran yang
layak dan sesuai dengan kebutuhan dan minat anak.
2. Mengenalkan anak dengan dunia sekitar. Contoh:field trip ke Taman Safari, selain
dapat mengenal bermacam-macam hewan ciptaan Allah juga dapat mengenal
berbagai macam tumbuhan dan hewan serta mengenal perbedaan udara panas dan
dingin.
3. Mengembangkan sosialisasi anak. Contoh: bermain bersama teman, melalui
bermain maka ank dapat berinteraksi dan berkomunikasi sehingga proses sosialisasi
anak dapat berkembang.
4. Mengenal peraturan dan menanamkan displin pada anak. Contoh: mengikuti
peraturan atau tata cara bendera, dapat menanamkan peraturan dan mengenal arti
penghormatan kepada pahlawan perjuangan bangsa.
5. Memberikan kesempatan pada anak untuk menikmati masa bermainnya. Contoh:
bermain bebas sesuai dengan minat dan keinginan anak.
6. Memberikan stimulus kultural pada anak. Contoh: memberikan ekspresi stimulus
kultural.
Fungsi lainnya yang perlu diperhatikan, yakni penyiapan bahan perumusan
kebijakan dibidang pendidikan anak usia dini; penyiapan bahan perumusan standar,
kriteria, pedoman, dan prosedur di bidang pendidikan anak usia dini; pemberian
bimbingan teknis dan evaluasi dibidang pendidikan anak usia dini; pelaksanakan
pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang pendidikan anak usia dini;
pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat. (Direktorat PAUD,2000:6)
Selain itu, fungsi PAUD lainnya yang penting diperhatikan adalah:
1. Sebagai upaya pemberian stimulus pengembangan potensi fisik, jasmani, dan
indrawi melalui metode yang dapat memberikan dorongan perkembangan
fisik/motoric dan fungsi indrawi anak,
2. Memberikan stimulus pengembangan motivasi hasrat, dorongann dan emosi kea rah
yang benar dan sejalan dengan tuntutan agama,
3. Stimulus pengembangan fungsi akal dengan mengoptimalkan daya kognisi dan
kapasitas mental anak melalui metode yang dapat mengintegrasikan pembelajaran
agama dengan upaya mendorong kemmpuan kognitif anak.

7
Adapun hubungan antara karakter anak usia dini dan fungsi pendidikan bagi
anak usia dini sangat jelas dan dapat dikategorikan, sebagai berikut:
1. Setiap anak memiliki potensi (pembawaan) yang diberikan oleh Tuhan;
2. Potensi anak yang dikembangkan hanya mengandalkan stimulasi alam (nature)
hasilnya tidak akan maksimal;
3. Potensi anak yang dikembangkan hanya mengandalkan stimulasi kultural (nurture)
hasilnya tidak akan maksimal
4. Fungsi PAUD adalah dapat memberikan stimulasi kultural kepada anak sampai
dengan usia enam tahun.
Dari beberapa fungsinya yang telah dipaparkan, yang menjadi fungsi
pendidikan anak usia dini adalah memberikan stimulasi kultural pada anak.
Pendidikan anak usia dini sebenarnya merupakan ekspresi dari stimulasi kultural.
Berdasarkan tujuan pendidikan anak usia dini dapat ditelaah beberapa fungsi
program stimulasi edukasi, yaitu;
1. Fungsi Adaptasi
Fungsi adaptasi berperan dalam membantu anak melakukan penyesuain diri
dengan berbagai lingkungan serta menyesuaikan diri dengan keadaan dalam
dirinya sendiri..
2. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi berperan dalam membantu anak agar memiliki keterampilan-
keterampilan sosial yang berguna dalam pergaulan dan kehidupan sehari-hari
dimana anak berada.
3. Fungi Pengembangan
Fungsi pengembangan berkaitan dengan pengembangan berbagai potensi yang
dimiliki anak. Setiap unsur potensi yang dimiliki anak membutuhkan suatu
situasi atau lingkungan yang dapat menumbuhkan kembangkan potensi
tersebut kearah perkembangan yang optimal sehingga menjadi potensi yang
bermanfaat bagi anak itu sendiri maupun lingkungannya.
4. Fungsi Bermain
Fungsi bermain berkaitan dengan pemberian kesempatan pada anak untuk
bermain, karena pada hakikatnya bermain itu sendiri merupakan hak anak
sepanjang rentang hidupnya. Melalui kegiatan bermain anak akan
mengeksplorasi dunianya serta membangun pengetahuannya sendiri.

8
5. Fungsi Ekonomik
Pendidikan yang terencana pada anak merupakan investasi jangka panjang yang
dapat menguntungkan pada setiap rentang perkembangan selanjutnya. Terlebih
lagi investasi yang dilakukan berada pada masa keemasan yang akan
memberikan keuntungan berlipat ganda. Pendidikan di Taman Kanak-Kanak
merupakan salah satu peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya(Sujiono,
Yuliani Nurani. 2009;42-47)

C. Prinsip-prinsip Pendidikan Anak Usia Dini


1. Prinsip-prinsip Teoritis Dalam Pembelajaran PAUD
Para pakar pendidikan anak usia dini terutama Wilhem (1782-1852). Maria
Montessori(1869-1952) dan Steiner (1861-1925) mengembangkan teori dan
praktisinya di zamannya masing-masing, yang kemudian oleh Tina Bruce(1987)[1]
dirangkum dalam sepuluh prinsip pendidikan anak usia dini sebagai berikut;
a. Usia anak adalah sebagian dari kehidupan secara keseluruhan, merupakan masa
persiapan untuk menghadapi khidupan yang akan dating.
b. Fisik, mental dan kesehatan sama pentingnya dengan berfikir maupun aspek
psikis (spiritual). Oleh karena itu keseluruhan (holistis) aspek perkembangan
anak merupakan pertimbangan yang sama pentingnya.
c. Pembelajaran pada usia dinj saling terkait, tidak dapat dipisahkan.
d. Motivasi intrinsik (motivasi dari dalam diri ) anak akan menghasilkan inisiatif
sendiri (self directed activity) yang sangat bernilai.
e. Program pendidikan pada anak usia dini perlu menekankan pada pentingnya
sikap disiplin karena sikap tersebut dapat membentuk watak dan kepribadiannya.
f. Masa peka (0-3 tahun) untuk mempelajari sesuatu pada tahap perkembangan
tertentu, perlu diobservasikan lebih detail.
g. Tolak ukur pembelajaran hendaknya bertumpu pada hal-hal ataupun kegiatan
yang telah mampu dikerjakan anak, bukan apa yang tidak dapat dikerjakan anak.
h. Suatu kehidupan terjadi dalam diri anal (innerlife) khususnya pada kondisi yang
menunjang.
i. Orang-orang sekitar dalam berinteraksi pada anak merupakan hal yang penting
karena mereka secara otomatis menjadi guru yang terbaik.

9
j. Pada hakikatnya, pendidikan anak usia dini merupakan interaksi antara anak,
lingkungan, orang dewasa dan pengetahuan.

2. Prinsip-prinsip Dalam Praktis Pembelajaran PAUD


Salah satu pilar konsep dasar PAUD adalah prinsip-prinip peaksanaan
pembelajaran. Terdapat tigabelas prinsip pelaksanaan pembelajaran PAUD;
a. Berorientasi pada kebutuhan anak kegiatan pembelajaran anak harus
berorientasi pada kebutuhan manusia terdapat tujuh tingkatan yang tersusun
secara hierarki, yakini: kebutuhan fisik, keamanan, kasih sayang, harga diri,
kognisi, estetika dan aktualisasi diri. Kebutuhan memdasar bagi anak adalah
kebutuhan fisik (makan, minum, dan lain-lain). Kebutuhan berikutnya adalah
keamanan (aman, nyaman, terlindung dan bebas dari bahaya). Berikutnya
adalah kasih sayang (dimengerti, dikasihi dan dihargai). Orientasi belajar anak
usia dini bukn untuk mengejar prestasi, sperti kemampuan membaca, menulis,
berhitung, dan pengetahuan lain yang sifatnya akademis. Namun orientasi
belajar yang sesungguhnya adalah mengembangkan sikap dan minat belajar
serta berbagai potensi dan kemampuan dasar anak.
b. Pembelajaran Anak sesuai dengan perkembangan anak. Pembelajaran anak
usia dini harus disesuaikan dengann perkembangan anak, baik usia maupun
kebutuhan individual anak. Setiap anak berbeda perkembangannya dengan
anak lain, ada yang cepat ada yang lambat. Oleh karena itu, guru harus
memahami kebutuhan khusus atau kebutuhan inidividu anak. Akan tetapi
didasari pula pada factor-faktor yang sulit atau tidak dapat diubah dalam diri
anak yaitu factor genetis. Oleh karena itu, PAUD di arahkan untuk
memfasilitasi setiap anak dengan lingkungan dan bimbingan belajar yang tepat
agar anak dapat berkembang sesuai kapasitas genetisnya.
c. Mengembangkan kecerdasan majemuk. Untuk kecerdasan anak bukan pada
kemampuan kognitif (calistung), melainkan kepada kematangan emosi.
Dengan demikian meskipun anak telah mampu membaca, menulis dan
berhitung dengan baik, belum tentu anak tersebut cerdas. Justru sebaliknya, ada
kemungkinan stimulasi yang berlebihan untuk perkembangan kognitif,
sehingga pengembangan kecerdasan yang lain (linguistic, kinestetik,
interpersonal dan seterusnya) menjadi terabaikan.

10
d. Belajar melalui bermain. Bermain adalah salah satu pendekatan dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan untuk anak usia dini. Dengan menggunakan
strategi, metode, bahan dan media yang menarik, permainan dapat diikuti anak
secara menyenangkan. Melalui permainan, anak dapat diajak bereksplorasi,
menemukan dan memanfaatkan benda-benda disekitarnya.
e. Tahapan Perkembangan Anak Usia Dini. Pembelajaran anak usia dini
hendaknya dilakukan secraa bertahap, mulai dari yang konkret ke yang abstrak,
dari yang sederhana ke yang kompleks dan dari diri sendiri kelingkungan
f. Anak Adalah Peserta Didik Aktif. Pembelajaran ditujukan untuk
membangkitkan anak untuk turut berpartisipasi secara aktif dalam proses
belajar. Anak adalah subjek dan pelaku utama dalam proses pendidikan, bukan
objek. Tugas guru menciptakan situasi dan kondisi belajar sehingga anak
termotifikasi dan muncul inisiatif untuk berperan secara aktif. Anak bukan
hanya pendengar dan pengamat, melainkan pelaku utama, sedangkan guru
adalah pelayan dan pendamping utama.
g. Interaksi Sosial Anak. Anak sangat membutuhkan interaksi, dengan orang
dewasa, orang tua, guru, dan teman sebayanya maka anak tersebut akan
belajar. Tanpa belajar bahasa, pada usia 4-5 tahun ia telah mempunyai kosakata
lebih dari 14.000 kosa kata.
h. Lingkungan Yang Kondusif. Lingkungan harus dicptakan sedemikian rupa
sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan dan
kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain. Artinya
lingkungan belajat harus bebas dari benda-benda tajam yang dapat mengancam
keselamatan anak termasuk bahan mainan dan cat pewarna yang tidak
menimbulkan iritasi pada kulit saat digunakan.
i. Merangsang Kreatifitas Dan Inovasi. Kegiatan pembelajaran di PAUD harus
merangsang daya kreativitas dengan tingkat inovasi tinggi.

D. Karakteristik Pendidikan Anak Usia Dini


Masa usia dini merupakan masa ketika anak memiliki berbagai khasan dalam
bertingkah laku. Sebagai orang tua dan pendidik wajib mengerti karakteristik-
karakteristik anak usia dini, supaya segala bentuk perkembangan anak dapat terpantau
dengan baik.

11
Berikut ini adalah beberapa karakteristik anak usia dini menurut berbagai
pendapat:
1. Unik, yaitu sifat anak itu berbeda satu sama lain. Anak memiliki bawaan, minat,
kapabilitas dan latar belakang kehidupan masing-masing.
2. Egosentris, yaitu anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut
pandang dan kepentingannya sendiri. Bagi anak sesuatu itu sepanjang hal tersebut
berkaitan dengan dirinya
3. Aktif dan Energik, yaitu anak lazimnya senang melakukan berbagai aktivitas.
Selama terjaga dari tidur, anka seolah-olah tidak pernah lelah, tidak pernah bosan,
dan tidak pernah berhenti dari aktivitasnya. Terlebih lagi kalau anak dihadapkan
pada aktivitas yang baru
4. Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal. Yaitu anak cenderung
memerhatikan, membicarakan, dan mempertanyakan berbagai hal yang sempat
dilihat dan didengarnya terutama terhadap hal-hal baru
5. Eksploratif dan berjiwa petualang, yaitu anak terdorong oleh rasa ingin tahu yang
kuat dan senang menjelajah, mencoba dan mempelajari hal-hal yang baru
6. Spontan, yaitu perilaku yang ditampilkan anak umumnya relative asli dan tidak
ditutup-tutupi sehingga merekleksikan apa yang ada dalam perasaan dan
pikirannya.
7. Senang kaya fantasi, yaitu anak senang denga hal-hal yang imajinatif. Anka tidak
saja senang dengan cerita-cerita khayal yang disampaikan orang lain, tetapi juga ia
sendiri senang bercerita kepada orang lain.
8. Masih mudah frustasi, yaitu anak masih muda kecewa bila menghadapi sesuatu
yang tidak memuaskan.
9. Masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu. Yaitu anak masih kurang
memiliki pertimbangan yang matang termasuk berkenaan dengan hal-hal yang
membahayakannya
10. Daya perhatian yang pendek, yaitu anak lazimnya memiliki daya perhatian yang
pendek, kecuali terhadap hal-hal yang secara intstrinsik menarik dan
menyenangkan..

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun tujuan utama dari program pengembangan PAUD di Indonesia yaitu
untuk membantu anak Indonesia dan berkembang sesuai dengan tingkat
perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal didalam memasuki
pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan dimasa dewasa, sedangkan tujuan
penyertanya adalah untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar
akademik disekolah.
Dalam UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab II pasal
3, menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang
demokratif serta bertanggung jawab.

B. Saran
Orang tua dan guru adalah pihak yang paling banyak terlibatkan dalam proses
pendidikan anak. Merekalah yang mendampingi anak untuk tumbuh berkembang dan
bermain. Apa yang pendidik itu lakukan sangat berpengaruh besar terhadap
pemahaman anak. Sehingga pendidik (orang tua dan guru) perlu memahami secara
baik mengenai bagaimana mendidik anak usia dini, agar tercapai tujuan pendidikan
yang diharapkan.

13

Anda mungkin juga menyukai