Anda di halaman 1dari 2

KONSEP PROFIL PELAJAR PANCASILA PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH


Oleh: Imam Muddin, S.Pd.I
Guru SKI di MIN 15 Magetan
A. Pendahuluan
Generasi milineal dituntut menjadi agen perubahan (agen of change) bagi
kemajuan bangsa Indonesia. Besar harapan bangsa kepada generasi ini. Namun jauh
disana, masih banyak problem yang menjadi persoalan tersediri bagi generasi milineal
ini, yaitu persoalan krisis moral. Problem ini tentunya berakibat tidak terwujudnya cita-
cita bangsa ini. Semboyan Tut Wuri Handayani yang getol dengan Ki Hajar Dewantara,
seolah telah kehilangan kekuatan magisnya dalam paradigma pendidikan. Munculnya
degradasi moral ditandai dengan kebiasaan menyimpang yang dilakukan oleh generasi
muda. Diantaranya tayangan televisi yang tidak senonoh, kecurangan akademik,
mencontek, kasus bullying, dan konten menyimpang lainnya di medsos. Peristiwa-
peristiwa tersebut menciptakan stigma buruk masyarakat terhadap dunia pendidikan.
Pendidikan dianggap gagal mendidik dan mencetak siswanya menjadi insan yang mulia.
Padahal, tenaga pendidik telah berupaya maksimal. Namun celakanya moral siswa
memang telah tergerus dan terdoktrin oleh berbagai pengaruh buruk dari luar.1
Belum lagi persoalan penyalah gunaan narkoba menjadi momok tersendiri bagi
generasi milineal. Pengikutsertaan generasi milenial pada perdagangan narkoba
mempermudah para bandar memanfaatkan hal ini, yang ikut terlibat pun bukan hanya
para generasi remaja saja akan tetapi mereka menjebak anak-anak untuk ikut serta dalam
pengedaran narkoba, bahkan sampai mereka menawarkan para kaum generasi Z ini untuk
memakai narkoba dan pada akhirnya mereka yang mulanya hanya coba-coba nantinya
akan kecanduan. Bukan hanya itu saja banyak sekali penyebab yang dapat
menjerumuskan para generasi milenial yang akhirnya terjebak dalam lingkaran kejahatan
ini. Tanpa disadari pengguna narkoba sudah mencapai 4,5 juta orang diseluruh Indonesia.
Menurut pendataan dari Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2019 tercatat
sebanyak 3.419,188 jiwa atau bila di persenkan hampir 1.80% prevalensi penyalahgunaan
narkoba di seluruh Indonesia (dikutip dari Dr H Multazam Ahmad MA, Ketua Gerakan

1
https://www.its.ac.id/news/2019/12/19/degradasi-moral-akademik-generasi-milenial-salah-siapa/, diakses pada hari
Sabtu, 5 November 2022.
Nasional Anti Narkoba (GANAS ANNAR) MUI Jawa Tengah dan Pengajar FITK
UNSIQ Jawa Tengah. Jatengdaily.com–st). Jelas sekali ini membuktikan bahwa masalah
ini sangat serius terkait setengah dari pengguna narkoba tersebut kebanyakan berusia
produktif dan yang lebih sangat disayangkan lagi adalah para kaum milenial yang
ternyata juga ikut andil dalam penyebaran narkoba ini.2 Hal lain yang tak kalah
memilukan dalam dekadensi moral adalah terkait dengan tata karma terhadap orang yang
lebih tua, etika dalam memanfaatkan teknologi informasi, terutama komunikasi di dunia
maya.
Kecepatan globalisasi ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perubahan ini tentunya menuntut manusia untuk bisa menguasai teknologi atau
sebaliknya. Manusia tetap menjadi actor dalam mengoperasikan kecanggihan teknologi.
Tuntutan dalam dunia sosial pun menjadi semakin banyak. Contohnya pendidikan harus
semakin tinggi jika ingin mempunyai pekerjaan yang layak.
Pertarungan ideology, paham dan pandangan yang beragam merupakan
pemandangan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat saat ini. Desakan nilai-nilai
budaya yang bersumber dari Barat mengalir deras sejalan dengan proses globalisasi
ditengarai mewarnai degradasi moral bangsa ini.3

2
https://sumsel.bnn.go.id/penyalahgunaan-narkoba-pada-generasi-milenial/, diakses pada hari Sabtu, 5 November
2022
3
Saleh, F., Revitalisasi Nilai-nilai Moral Keagamaan dalam Merespon Realitas Zaman (SLAMICA: Jurnal Studi
Keislaman, 6(1), 2011), 134-152.

Anda mungkin juga menyukai