Anda di halaman 1dari 4

dgfghjgfd1

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam membentuk perilaku dan kepribadian
peserta didik. Pendidikan tidak hanya mengembangkan peserta didik menjadi pribadi yang
cerdas, tetapi juga membentuk pribadi yang berkarakter baik. Idealnya pendidikan harus
menghasilkan manusia yang terdidik ilmu dan budi pekerti, namun masih banyak peserta
didik yang tidak menampilkan sikap dan perilaku yang diajarkan. Oleh karena itu, sangat
penting bagi guru dan kurikulum sekolah untuk memperhatikan bagaimana mengembangkan
siswa agar mempunyai karakter dan kualitas yang terpuji. Sebab, hingga saat ini pendidikan
diyakini sebagai media terbaik dalam membentuk generasi penerus bangsa yang ideal dan
menjadi alat untuk menjamin kemajuan bangsa. Tentu saja “kepercayaan” tersebut tetap ada
meski pada awalnya kita mengabaikan fakta karena kita tidak bisa menjamin produk
pendidikan tersebut akan berjalan dengan baik.

Krisis karakter bangsa yang terjadi saat ini erat kaitannya dengan semakin tidak harmonisnya
keluarga. Banyak keluarga masih bergelut dengan disorientasi. Hal ini tidak hanya
disebabkan oleh kekayaan materi dan kesulitan ekonomi, namun juga akibat gempuran
globalisasi dan pola hidup yang tidak serta merta sesuai dengan nilai, moral dan agama, serta
sosial budaya nasional dan lokal. Berbicara mengenai karakter merupakan hal yang sangat
penting dan mendasar. Karakter merupakan keajaiban kehidupan yang membedakan manusia
dengan hewan. Seseorang yang tidak berkarakter adalah seseorang yang telah menjadi
“binatang”. Orang yang berkarakter kuat dan berprestasi baik secara pribadi maupun sosial
adalah orang yang mempunyai akhlak, akhlak, dan budi pekerti yang kokoh. Mengingat
pentingnya karakter, maka lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab untuk
menanamkan karakter dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi krisis moral yang terjadi
di negara kita saat ini, penguatan pendidikan karakter sangatlah penting. Diakui atau tidak,
saat ini terdapat krisis nyata dan mengkhawatirkan di masyarakat yang melibatkan harta kita
yang paling berharga: anak-anak.
Krisis itu antara lain berupa meningkatnya pergaulan seks bebas, maraknya angka kekerasan
anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek,
dan penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, perkosaan, perampasan, dan perusakan milik
orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara
tuntas. Perilaku remaja kita juga diwarnai dengan gemar mencontek, kebiasaan bullying di
sekolah dan tawuran. Akibat yang ditimbulkan cukup serius dan tidak dapat lagi dianggap
sebagai suatu persoalan sederhana karena tindakan-tindakan tersebut telah menjurus kepada
tindakan kriminal. Perilaku orang dewasa juga setali tiga uang, senang dengan konflik dan
kekerasan atau tawuran, perilaku korupsi yang merajalela, perselingkuhan dan sebagainya.
Krisis itu antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, meningkatnya kekerasan remaja,
pencurian, kebiasaan mencontek, bullying, perusakan milik orang lain dan tawuran. Hal
tersebut sudah menjadi masalah sosial yang sampai saat ini belum dapat teratasi. Perilaku
tersebut mengakibatkan permasalahan yang cukup serius dan tidak bisa dianggap sederhana
karena tindakan tersebut sudah mengarah kepada tindakan kriminal.

1
Sofyan Tsauri, “PENDIDIKAN KARAKTER ‘Peluang Dalam Membangun Karakter Bangsa,’” IAIN Jember Press,
2015, 3–4.
Pembentukan karakter sangatlah penting untuk kita kaji kembali, karena pembentukan
karakter merupakan salah satu wujud dari upaya pemerintah untuk membentuk
generasi muda yang berkarakter, untuk mewujudkan hal ini maka diperlukan dukungan
dari semua pihak, salah satunya adalah lembaga pendidikan. Pendidikan dapat
digunakan sebagai salah satu solusi yang tempat untuk membentuk dan membina
kepribadian peserta didik. Dalam lingkup pendidikan karakter bisa dibentuk
melalui pembelajaran langsung maupun tidak langsung dan dilakukan secara continue
supaya peserta didik bisa memahami dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembentukan karakter sangat penting untuk diperhatikan, karena dalam membentuk suatu
karakter merupakan sala
Penting sekali bagi kita untuk mengkaji pendidikan karakter, karena pembentukan karakter
merupakan wujud upaya pemerintah dalam mengembangkan generasi muda yang berkarakter.
Untuk mencapai hal tersebut diperlukan dukungan seluruh pihak, termasuk lembaga
pendidikan. Pendidikan dapat dijadikan solusi untuk membentuk dan mengembangkan
kepribadian siswa. Sebagai bagian dari pendidikan karakter, pembentukan karakter dapat
terus dilaksanakan melalui pembelajaran langsung maupun tidak langsung untuk dipahami
dan dipraktikkan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Karakter menurut Ratna Megawangi adalah sebuah usaha untuk mendidik
anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mengaplikasikan hal
tersebut dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga mereka dapat memberikan
sumbangsih yang positif kepada lingkungan sekitarnya. Nilai-nilai karakter yang perlu
ditanamkan kepada anak-anak adalah nilai-nilai universal yang mana seluruh agama,
tradisi, dan budaya pasti menjunjung tinggi nila-nilai tersebut. Nilai-nilai universal ini
harus dapat menjadi perekat bagi seluruh anggota masyarakat walaupun berbeda latar
belakang budaya, Suku, dan Agama
Raharjo memaknai pendidikan karakter sebagai suatu proses pendidikan secara holistic yang
menghubungkan dimensi moral dengan ranah sosial dalam kehidupan peserta didik sebagai pondasi
bagi terbentuknya generasi yang berkualitas yang mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu
kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan.

Latar Belakang Peran Guru Akidah Akhlak


A. Pentingnya Pendidikan Akidah Akhlak

Pendidikan akidah akhlak merupakan salah satu pilar fundamental dalam


membangun generasi muda yang bermoral dan berkarakter mulia. Di tengah arus
globalisasi dan modernisasi yang kian deras, nilai-nilai moral dan akhlak mulia
semakin tergerus. Oleh karena itu, pendidikan akidah akhlak menjadi semakin
penting untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan kepada
generasi muda sejak dini.

B. Peran Strategis Guru Akidah Akhlak

Guru akidah akhlak memiliki peran strategis dalam upaya penanaman nilai-nilai
moral dan akhlak mulia kepada peserta didik. Guru tidak hanya sebagai pengajar
ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pembimbing dan pembentuk karakter peserta
didik. Guru akidah akhlak diharapkan mampu menjadi teladan bagi peserta didik
dalam berperilaku dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai agama dan moral.

C. Tantangan Guru Akidah Akhlak

Di era digital ini, guru akidah akhlak dihadapkan dengan berbagai tantangan, seperti:

 Perkembangan teknologi yang pesat, yang dapat membawa pengaruh


positif dan negatif bagi peserta didik. Guru akidah akhlak perlu menguasai
teknologi dan memanfaatkannya untuk pembelajaran yang lebih efektif dan
menarik.
 Perubahan sosial dan budaya, yang dapat menggeser nilai-nilai moral dan
akhlak tradisional. Guru akidah akhlak perlu memahami perubahan ini dan
membantu peserta didik untuk beradaptasi dengan tetap berpegang teguh
pada nilai-nilai agama dan moral.
 Keterbatasan sumber daya dan sarana prasarana, yang dapat
menghambat proses pembelajaran akidah akhlak. Guru akidah akhlak perlu
kreatif dan inovatif dalam menggunakan sumber daya yang tersedia.

D. Urgensi Memperkuat Peran Guru Akidah Akhlak

Melihat pentingnya pendidikan akidah akhlak dan peran strategis guru akidah
akhlak, maka perlu dilakukan upaya untuk memperkuat peran mereka dalam upaya
penanaman nilai-nilai moral dan akhlak mulia kepada generasi muda. Upaya
tersebut dapat dilakukan dengan:

 Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan guru akidah akhlak


 Memberikan penghargaan dan insentif kepada guru akidah akhlak
 Memfasilitasi guru akidah akhlak dengan sumber daya dan sarana
prasarana yang memadai
 Mendorong peran serta masyarakat dalam mendukung pendidikan
akidah akhlak

E. Harapan

Dengan memperkuat peran guru akidah akhlak, diharapkan generasi muda


Indonesia dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang bermoral,
berkarakter mulia, dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Generasi muda ini
akan menjadi penerus bangsa yang mampu membangun Indonesia yang lebih baik
dan bermartabat.

F. Kesimpulan

Guru akidah akhlak memiliki peran penting dan strategis dalam membangun
generasi muda yang bermoral dan berkarakter mulia. Oleh karena itu, perlu
dilakukan upaya untuk memperkuat peran mereka dalam upaya penanaman nilai-
nilai moral dan akhlak mulia kepada generasi muda.

Daftar Pustaka
 Departemen Agama Republik Indonesia. (2014). Kurikulum Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti Luhur. Jakarta: Kementerian Agama Republik
Indonesia.
 Mulyasa, E. (2014). Kurikulum 2013: Panduan untuk Guru dan Calon Guru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
 Supriadi, D. (2013). Peran Guru Agama dalam Membentuk Akhlak Mulia
Siswa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Guru harus bersifat multifungsi dan kreatif. Guru tidak hanya berfungsi sebagai pendidik,
namun juga sebagai pembimbing, penasihat, pengajar, teladan, pribadi, peneliti,
pendorong kreatifitas, pembaharu, yang berarti memiliki peran dan fungsi yang beragam.
Strategi guru berikutnya adalah mewajibkan siswa untuk menjaga kebersihan madrasah
dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, karena sudah disediakan tempat
sampah. Membuang sampah pada tempatnya dilakukan agar tidak membuat keadaan kelas
berantakan baik dari susunan bangku dan sarana-prasarana kelas

Anda mungkin juga menyukai