Anda di halaman 1dari 12

‫امسالم ػليمك ورمحة هللا وبراكتو‬

‫هللا الرب ‪َ ٩‬لب ْ ًِْيا َوامْ َح ْمدُ ِ ه ِّلِل لَ ِش ْ َْيا َو ُس ْب َح َان ه ِ‬


‫اّلِل بُ ْك َر ًة َو َا ِص ْي َال‪َ ،‬ال ِا َ ََل ِااله‬
‫اّلِل َو َاله َ ْؼ ُبدُ ِااله ِا هَّي ُه ُمخْ ِل ِص ْ َْي َ َُل ّ ِال ْي َن‪َ ،‬وم َ ْو َل ِر َه امْاكَ ِف ُر ْو َن‪َ ،‬ال ِا َ ََل ِااله ه ُ‬
‫اّلِل‬ ‫هُ‬
‫ََص َغ ْبدَ ُه َو َا َغ هز ُج ْندَ ُه َو َى َز َم ْا َال ْح َز َاب َو ْحدَ ُه‪َ ،‬ال ِا َ ََل‬ ‫َو ْحدَ ُه َصدَ َق َو ْػدَ ُه َوه َ َ‬
‫اّلِل َا ه َّلِل اَ ْل َ ُرب‪َ ،‬ا ه ُّلِل اَ ْل َ ُرب َو ِ ه ِّلِل ْاحل َ ْمدُ ‪.‬‬
‫ِااله ه َ‬

‫ا هن امْ َح ْمدَ ِ ه ِّلِل َ َْن َمدُ ُه َوو َ ْس َت ِؼ ْي ُن ُو َوو َ ْس َت ْغ ِف ُر ُه‪َ ،‬وه َ ُؼو ُذ ِِب ِهلل ِم ْن ُ ُ‬
‫ُش ْو ِر َأهْ ُف ِس نَا َو ِم ْن‬
‫هللا فَ َال ُم ِض هل َ َُل َو َم ْن يُضْ ِل ْل فَ َال َىا ِد َي َ َُل َأ ْشيَدُ َأ ْن الَ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َس ِيّئَات أْعامنَا‪َ ،‬م ْن َيَ ْده ُ‬
‫ُشيْ َك ََلُ‪َ ،‬و َأ ْشيَدُ َأ هن ُم َح همدً ا َغ ْبدُ ُه َو َر ُس ْو َُلُ‪،.‬‬ ‫هللا َو ْحدَ ُه َال َ ِ‬ ‫ا َ ََل االه ُ‬
‫ِ ِ‬
‫َانلهي هُم َص ِ ّل ػَ ََل ُم َح هم ٍد َوػَ ََل أ ِل ُم َح هم ٍد‬
‫َأ هما ب َ ْؼدُ‬

‫هللا‪ُ ،‬أ ْو ِص ْي ُ ْمك َوه َ ْف ِ ْ‬


‫ِس ِب َت ْق َوى ِ‬
‫هللا‬ ‫ِغ َبا َد ِ‬
‫‪          ‬‬

‫اّلِل َو ُقومُوا قَ ْو ًال َس ِديدً ا يُ ْص ِل ْح مَ ُ ْمك َأ ْ َْعامَ ُ ْمك َوي َ ْغ ِف ْر مَ ُ ْمك‬


‫ََّي َأَيه َا ه ِاَّل َين أ ٓ َمنُوا ات ه ُقوا ه َ‬
‫وَل فَ َق ْد فَ َاز فَ ْو ًزا َغ ِظميًا‬ ‫ُذهُوبَ ُ ْمك َو َم ْن يُ ِطع ِ ه َ‬
‫اّلِل َو َر ُس َ ُ‬
‫‪            ‬‬

‫‪1‬‬
Bapak-ibu, saudara-saudari, kaum muslimin dan muslimat jamaah
idul adha yang dicintai Allah

Setelah terbenamnya matahari dipetang 9 Dzulhijjah, kemudian


dilanjutkan dengan malam takbiran, setelah itu, dipagi harinya, kini kita
hadir dirumah Allah untuk melaksanakan sholat Idul adha, „idul akbar,
gema takbir, tahmid, dan tahlil, memuji keagungan Allah terus berlanjut
hingga hari tasyrik yang 3.

Bila kita melihat diluar sana ada jutaan manusia yang hadir dirumah Allah
untuk sujud dan rukuk pertanda pengabdian. Walaupun sebagian dari
mereka juga masih terhalang oleh protokol kesehatan.

Jamaah yang dirahmati Allah

Alhamdulillah, dua rakaat sholat telah selesai kita laksanakan, kini tiba
saatnya untuk mendengarkan wasiat khutbah.

Sambil melihat dan mendengar si khatib yang sedang menyampaikan ini,


kadang dipikiran kita terlintas bayangan akan sanak saudara yang jauh
dirantau, hari ini mereka tidak dapat bersama kita.

bagi mereka yang dirantau tentu masih ada harapan untuk bisa berjumpa
ditahun yang akan datang.

Namun bagaimana dengan sanak saudara kita yang telah pergi untuk
selamanya?

Bagaimana dengan para keluarga kita, yang kepergiannya menyisakan air


mata?

Bagaimana dengan para ayah bunda, yang hari ini mereka telah tiada?

Mungkin dapat dirasakan, Ketika kita pulang kerumah nanti, mereka tidak
ada lagi ditempat itu, raut wajahnya memang masih jelas dipelupuk mata,
2
tapi bila diajak bicara tak akan ada jawaban, bila diulurkan tangan tak akan
pernah sampai. air matapun jatuh.

Memang terasa berat untuk berpisah dengan mereka, kalaulah dapat apa
yang diminta, tentu kita masih ingin tetap bersama mereka sampai pada
hari ini. Tapi semua itu terjadi atas kehendak Allah Yang Maha Bijaksana.

Semoga kelak Allah kumpulkan kita disurganya bersama dengan orang-


orang yang kita cintai. Amin ya rabbal amin.

Takbir

Jamaah idul adha yang dimuliakan Allah

Pagi ini kita bersyukur kepada Allah, yang masih memudahkan, sehingga
kita dapat duduk bersama, dapat duduk dirumah Allah ini adalah nikmat
yang paling besar.

Kita duduk ditempat yang mulia ini, pada waktu yang mulia, dan saat
momen yang penuh dengan kemuliaan.

Semoga setiap langkah kaki yang dijalankan menuju rumah Allah ini dapat
menghapus dosa-dosa kita

Semoga setiap duduk kita dimasjid ini, dijadikan duduknya para penghuni
surga.

Semoga setiap wasiat khutbah yang disampaikan ini, dapat mengingatkan


kita untuk lebih dekat kepada Allah SWT.

Materi yang ingin khatib sampaikan ini bukanlah materi baru, tapi hanya
pesan-pesan lama yang coba di baca kembali, mudah-mudah jamaah
tetap istikomah untuk mendengarkannya.

3
Yang menyampaikan ini bukan seorang ustadz alim ulama, berilmu banyak
beribadah taat, namun khatib hanya seorang hamba yang sedang belajar.
Khatib sama dengan jamaah.

Jamaah idul adha yang dirahmati Allah

Bersolawat kita kepada Nabi Muhammad dengan mengucapkan (lafazd)

Sebagai wasiat khutbah, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada


Allah SWT. Jauhi larangan Allah, dan kerjakan perintah Allah.

Dan Untuk khutbah ini, tidak ada tema khusus yang akan khatib
sampaikan, hari ini khatib hanya ingin berbagi wasiat takwa untuk kita
semua.

Takbir

Bapak-Bapak, ibu-ibu, saudara-saudari, jamaah idul adha yang dirahmati


Allah.

Pagi itu seorang ibu dengan bayi dipangkuannya, kini ditinggalkan


oleh suaminya ditengah lembah padang pasir, dilembah itu tidak ada
tumbuhan, tidak ada ternak, tidak ada air, dan tidak ada manusia.
Apalah daya seorang wanita yang ditinggal sendiri dengan bekal terbatas?
Maka tak heran jika ia berkata, “wahai suamiku, apakah engkau akan
tinggalkan kami ditempat ini?”
Sang suami pun diam, dan ia terus berjalan meninggalkan mereka.

Sekali lagi istri itu mengejar suaminya dan bertanya “wahai suamiku,
apakah engkau akan tinggal kami ditempat ini, yang tidak ada kehidupan?
Suami pun diam dan ia terus berajalan, namun kini air matanya mulai
menetes.

4
Setelah sekian kali sang istri bertanya dengan pertanyaan yang
serupa, akhirnya kini ia bertanya dengan satu kalimat yang baru.
“wahai suamiku, apakah engkau tinggalkan kami disini karna
perintah Allah?”
Lalu sang suami mengaguk, ya.

Kemudian si istri dengan tegas mengatakan.


“kalau begitu maka tidak mungkin Allah menzolimi kami dengan
perintahnya, maka pergilah suamiku, silakan pergi, tidak masalah
tinggalkan kami”

Itulah kisah nabi ibrahim yang meninggalkan istrinya siti hajar dengan
anaknya ismail dilembah yang hari ini menjadi kota mekah al mukoromah.

Jamaah yang dirahmati Allah

sebelum kisahnya di lanjutkan, maka disini khatib sampaikan ibrah,


pelajaran, yang terdapat dalam kisah tersebut.
tentu akan ada banyak pelajaran yang dapat diambil dari setiap cerita,
tergantung bagaimana seseorang memahami kisahnya.

Untuk saat ini khatib akan sampaikan satu pelajaran pada poin ini. Yaitu
iman yang kuat.
Kisah tersebut menunjukan betapa kuatnya keimanan siti hajar dalam
kondisi seperti itu. Iya tidak takut ditinggalkan dilembah tandus yang tak
ada kehidupan, sebab ia yakin dan percaya bahwa Allah Maha bijaksana
dengan perintahnya. Iya yakin dan percaya, tak mungkin Allah
mezoliminya dengan perintah yang telah ditetapkan.
Inilah pelajarannya.

Jamaah yang dirahmati Allah

5
Kita lanjut kisahnya
Setelah nabi ibrahim AS pergi dan meninggalkan anak istrinya

Maka kemudian Siti Hajar mencoba berusaha untuk mencari air,


ia naik ke atas bukit soffa, setelah itu turun.
Dan ia naik juga ke atas bukit marwa, setelah itu turun,
Kejadian itu terus berulang-ulang. sebab air belum ditemukan.

Sesaat kemudian
Dengan izin Allah, tiba-tiba memancar mata air baru, persis di didekat kaki
Nabi Ismali AS.
Maka dengan segera Siti Hajar mendekatinya dan membuat bendungan
kecil agar air itu berkumpul, zam, zam, berkumpullah, berkumpullah.
Jamaah yang dirahmati Allah

Apa pelajarannya?
Pelajaran yang dapat diambil ialah bahwa tidak semua usaha itu
mendapatkan hasil, tapi sudah pasti bahwa setiap usaha itu akan
mendatangkan rezki, yang mungkin rezki itu datangnya lewat cara lain.

Maksudnya begini
Bahwa antara usaha dan rezki dalam kisah siti hajar ini adalah contoh
nyata bagi kita.

Usahanya adalah siti hajar naik keatas bukit untuk melihat dimana ada air.
rezkinya adalah air muncul di dekat kaki sang anaknya, ismail.

Artinya usaha siti hajar naik keatas bukit itu tidak membuahkan hasil.
Namun karena ia telah berusaha maka Allah berikan rezki,
Dan rezki yang diberikan kepada siti Hajar, itu Allah yang menentukan
caranya. Dan setiap cara yang ditentukan oleh Allah itu pasti baik.
Apa baiknya dalam kisah siti hajar ini?
6
Baiknya ialah, dia tidak perlu lagi mengangkut air, sebab air itu ada didekat
dia dan anaknya.
Itu baik yang pertama

Baik yang kedua adalah.


Mari kita lanjut kisahnya terlebih dahulu.

Setelah tadi mata air baru muncul, kemudian dibendung.


Maka menjelang sore datanglah rombongan kafilah musafir dari Yaman,
mereka singgah disana, yang kemudian mereka menetap disana, dan
mereka membayar sejumlah imbalan atas penggunaan air tersebut kepada
Siti Hajar sebagai pemiliknya.
Inilah baik yang kedua. Bahwa Siti hajar menerima imbalan atas
kepemilikan airnya.

Maksudnya begini, jika mata air yang ditemukan oleh siti hajar itu adalah
mata air yang sudah lama, maka itu belum tentu menjadi hak milik dia.
Tapi karena ini adalah mata air baru, yang muncul karena mukjizat
anaknya, maka otomatis menjadi miliknya.

Dan aturanya pada waktu itu ialah, bahwa setiap orang yang
menggunakan air yang sudah ada pemiliknya, maka mesti diberikan
imbalan kepada pemiliknya tersebut
Begitulah hukum yang berlaku pada waktu itu.

Jamaah yang dirahmati Allah

Kemudian
Hari berganti musim berubah, tahun demi tahun berjalan, dan Nabi Ismail
pun kini tumbuh menjadi remaja.

7
Maka saat itu tibalah perintah Allah kepada Nabi Ibrahim As untuk
mengorbankan anaknya Ismail, maka Nabi Ibrahim pun bertanya kepada
anaknya.

          

Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku menyembelihmu.


Maka bagaimana pendapatmu?

Maka dijawab oleh Ismail

          

Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu,


insyallah engkau mendapati aku termasuk orang yang sabar.

Maka dilakukanlan penyembelihan terhadap nabi Ismail, tapi disaat itu juga
malaikat Jibril gantikan Ismali dengan seekor domba dari surga.
Alhasil Nabi Ismail pun selamat.

Apa pelajaran dari momen penyembelihan Nabi Ismail ini?


Pelajarannya ialah bahwa perintah Allah itu tidak pernah menzolimi,
menyakiti, atau memberi kemudorotan terhadap hambanya.

Perhatikan kisahnya, awalnya tadi bahwa perintah itu memang nampak


seperti menyakitkan, tapi ketika perintah itu dilakukan dengan penuh
keikhlasan dan ketaatan kepada Allah, maka Allah selamatkan Ismail dan
diganti dengan domba dari surga, dan juga yang lebih menguntungkan
lagi, Allah abadikan momen itu menjadi syariat agama untuk umat
selanjutnya, sampai hari ini.
Setiap kali ada umat islam menyembelih kurban pada hari raya Idul Adha,
maka Nabi Ibrahim dan Ismail dapat pahala jariyah darinya. subhannalllah
8
Bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudari jamaah idul adha yang
dirahmati Allah.

Itulah sedikit kisah keluarga Nabi Ibrahim As,


Kesimpulan dari semua pelajarannya ialah:

Yang pertama tidak semua usaha itu akan mebuahkan hasil, tapi
sudah pasti bahwa setiap usaha itu akan mendatangkan rezki.

Yang kedua semua perintah Allah itu pasti baik, dan tidak akan ada
perintah Allah itu yang akan merugikan hambanya.

......

Ini segaja khatib diamkan, supaya dua poin ini masuk kejiwa kita, sebab ini
adalah wasiat takwa.

Kalau penyampaian-penyampaian terus, nanti tidak ada waktu untuk


memahaminya.

Ini khatib ulang kembali. 10 detik

Pertama, Tidak semua usaha itu akan mendatangkan hasil, tapi sudah
pasti bahwa setiap usaha itu akan mendatangkan rezki. mungkin lewat
cara yang lain.

Kedua, semua perintah Allah pasti baik lagi menguntungkan, dan tidak ada
perintah Allah itu yang merugikan hambanya, apalagi yang mendatangkan
mudorat.

Takbir

9
Jamaah idul adha yang dirahmati Allah

Momen hari raya idul adha ini, itu dipenuhi oleh kisah-kisah hidup keluarga
nabi Ibrahim AS, nabi ibrahim juga disebut sebagai bapaknya para Nabi,
nabi ibrahim juga digelari kholillullah.

Mungkin ada yang bertanya, Berapa usia Nabi Ibrahim? Usia Nabi Ibrahim
adalah lebih kurang 175 tahun, makam atau kubur Nabi Ibrahim itu berada
di Palestina. wallahalam

Kenapa Nabi Ibrahim disebut bapaknya para nabi? Karena anak cucu
kuturunannya juga menjadi nabi dan rasul,

anak pertamanya Ismail dari istrinya yang bernama Hajar, silsilah


keturunannya sampai ke Nabi Muhammad SAW.

Anak keduanya Ishaq dari istrinya yang bernama Sarah,

Keturunan Ishaq banyak yang menjadi nabi dan rasul, diantaranya adalah
Nabi Ayyub, Ya‟qub, Yusuf, Musa, Harun, Dawud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa,
Yunus, Zakaria, Yahya, dan Isa AS.

Bagaimana dengan silsilah dari Nabi Muhammad SAW sampai ke Nabi


ibrahim As?

Silsilahnya adalah, Nabi Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin
Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka‟ab bin
Luaiy bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Al-Nadhr bin Kinanah bin
Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma‟ad bin
Adnan sampai kepada nabi Ismail bin Ibrahim as.

Mengapa khatib baca semua nama-nama ini, supaya anak-anak kita tahu
bahwa keturunan para nabi kita itu jelas silsilahnya.

Takbir
10
Inilah khutbah kita pada hari Raya Idul Adha tahun ini, 1442 H, Semoga
materi yang disampaikan bermanfaat untuk kita semua.

Diakhir khutbah ini khatib sampaikan pesan kebaikan untuk kita semua,
wahai para jamaah, selepas khutbah ini pulanglah kerumah sebagai ayah
yang baik, ibu yang baik, adek yang baik, kakak yang baik, abang yang
baik, tetangga yang baik, masyarakat yang baik. dan penuhi negeri ini
dengan orang-orang baik, sehingga dengan itu akan turun kebaikan dari
Allah, Zat Yang Maha Baik. Amin ya rabbal alamin.

Barakallah

Khutbah ke 2

ُ ‫ َال ِا َ ََل ِااله ه‬،‫اّلِل ُب ْك َر ًة َو َا ِص ْي َال‬


‫اّلِل‬ ِ ‫هللا الرب َلب ْ ًِْيا َوامْ َح ْمدُ ِ ه ِّلِل َل ِش ْ َْيا َو ُس ْب َح َان ه‬
‫اّلِل َو ْحدَ ُه َصدَ َق‬ ُ ‫ َال ِا َ ََل ِااله ه‬،‫ َومَ ْو َل ِر َه ا ْماكَ ِف ُر ْو َن‬،‫َو َاله َ ْؼ ُبدُ ِااله ِا هَّي ُه ُم ْخ ِل ِص ْ َْي َ َُل ّ ِال ْي َن‬
‫ َا ه ُّلِل‬،‫اّلِل َا ه َّلِل اَ ْل َ ُرب‬
َ ‫ َال ِا َ ََل ِااله ه‬،‫ََص َغ ْبدَ ُه َو َا َغ هز ُج ْندَ ُه َو َى َز َم ْا َال ْح َز َاب َو ْحدَ ُه‬ َ َ ‫َو ْػدَ ُه َوه‬
. ُ‫اَ ْل َ ُرب َو ِ ه ِّلِل ْاحلَ ْمد‬

َ ْ ‫َامْ َح ْمدُ ِ ه ِاَّلى َج َؼ َل نِلْ ُم ْس ِل ِم ْ َْي ِغ ْيدَ ْام ِف ْط ِر ب َ ْؼدَ ِص ََّي ِم َر َمضَ َان َو غْيدَ ْا َال‬
‫ْضى‬
‫ب َ ْؼدَ ي َ ْو ِم َغ َر فَ َة‬
،.ُ‫ َو َأ ْشيَدُ َأ هن ُم َح همدً ا َغ ْبدُ ُه َو َر ُس ْو َُل‬،ُ‫ُشيْ َك ََل‬ ُ ‫َأ ْشيَدُ َأ ْن َال ا َ ََل االه‬
ِ َ ‫هللا َو ْحدَ ُه َال‬
ِ ِ
‫َانلهي هُم َص ِ ّل ػَ ََل ُم َح هم ٍد َوػَ ََل أ ِل ُم َح هم ٍد‬
ُ‫َأ هما ب َ ْؼد‬
ِ ‫ِس ِب َت ْق َوى‬
‫هللا‬ ْ ِ ‫ ُأ ْو ِص ْي ُ ْمك َوه َ ْف‬،‫هللا‬
ِ ‫ِغ َبا َد‬
          

11
‫‪+ayat‬‬
‫اّلِل َو َم ٰلٰۤى َكتَو يُ َصل ه ْو َن ػَ ََل امنه ِ ِ ّ يب ٰ ٓ ََّيَيه َا ه ِاَّل ْي َن ٰا َمنُ ْوا َصل ه ْوا ػَلَ ْي ِو َو َس ِل ّ ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‬
‫ِا هن ٰ ّ َ‬
‫ِ‬

‫ات‪َ ،‬وامْ ُم ْؤ ِم ِن ْ َْي َوامْ ُم ْؤ ِمنَ ِ‬


‫ات ْا َأل ْح َيا ِء ِم ْ ُْن ْم‬ ‫َانلهي هُم ا ْغ ِف ْر مَنَا َونِلْ ُم ْس ِل ِم ْ َْي َوامْ ُم ْس ِل َم ِ‬
‫َو ْا َأل ْم َو ِات‪ ،‬اه َهك َ َِس ْي ٌع قَ ِريْ ٌب ُم ِج ْي ُب الّ َغ َو ِات‬
‫ِ‬
‫َانليم َس ِل ّ ْمنَا َو َس ِ ّ ِْل ِديْنَنَا َو َس ِ ّ ِْل َأ ْج َسا َدَنَ َو َس ِ ّ ِْل َأ ْم َوامَنَا ِم ْن بَلٓ ِء اله هْ َيا َوػَ َذ ِاب‬
‫ْاألٓ ِخ َر ِة‬
‫خـْي َو َابْو َاب امْ َرب َاكة َو َابْو َاب منّ ْؼ َمو َو َابْو َاب ّامر ْز ِق َو َابْو َاب‬ ‫ليـم فْتَ َح ػَلَ ْينا َابْ َو َاب امْ ْ‬ ‫َان ّ ّ‬
‫امسال َمة ِب َر ْ َمحتِ َك ََّي َا ْر َح َم ّامر ِ ِمح ْـْي‬‫امص َح ِة َو َابْو َاب ّ‬ ‫امْ ُقوة َو َابْو َاب ّ‬

‫َان ٰل ّي هُم َال تَدَ ْع مَنَا ِِف َم َقا ِمنَا ى َٰذا َذهْ ًبا ا هال غَ َف ْرتَ ُو َو َال َغ ْي ًبا ا هال َس َ َْتتَ ُو َو َال ََهًّا ا هال‬
‫َ ِِ ً ه ه ِ‬ ‫ِ‬
‫فَ هر ْجتَ ُو َو َال َل ْر ًِب ا هال َلشَ ْفتَ ُو َو َال َديْنًا ا هال قَضَ ْي َت ُو َوال َجاىال اال ػَل ْم َت ُو َو‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َال َم َرضً ا ا هال َش َف ْي َت ُو َو َالػَدُ ًّوا ا هال خ ََذمْ َت ُو َو َال غَائِ ًبا ا هال َر َد ْدتَ ُو َو َال َحا َج ًة ِم ْن َح َوائِ ِج‬
‫ِ‬ ‫يِ‬ ‫ْ ِْ‬
‫ََّسَتَ َا ََّي َر هب امْ َؼامَ ِم ْ َْي‪.‬‬ ‫و‬ ‫ا‬
‫َْ َ هْ‬ ‫َتَ‬ ‫ي‬ ‫ضَ‬‫َ‬ ‫ق‬ ‫ه‬
‫ال‬ ‫ا‬ ‫ِ‬
‫ة‬ ‫ر‬‫َ‬ ‫ِ‬
‫خ‬ ‫ٓ‬ ‫اله ه َيا َواأل‬
‫ِ‬
‫َربهنَا أٓتِنَا ِف اله هْ َيا َح َس نَ ًة‪َ ،‬و ِف ْاأل ٓ ِخ َر ِة َح َس نَ ًة‪َ ،‬و ِقنَا ػَ َذ َاب امنها ِر‬
‫َوامْ َح ْمدُ ِ ّ ِّلِل َر ِّب امْ َؼامَ ِم ْ َْي‬
‫‪takaballallah‬‬
‫‪wasalam‬‬

‫‪12‬‬

Anda mungkin juga menyukai