Anda di halaman 1dari 1

KEGIATAN BELAJAR 2

Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

A. LATAR BELAKANG
Pendekatan Komunikati (PK) adalah sebuah pendekatan pengajaran Bahasa. Dalam
pengajaran Bahasa kedu (B2) dan pengajaran Bahasa asing.
Telah diketahui bahwaberbahasa adalah “Menggunakan Bahasa untuk
Berkomunikasi”, yaitu menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain, atau
dari penulis kepada pembacanya, dari pembicara kepada pendengarnya.
Pendekatan Komunikatif lahir dari pengajaran Bahasa Inggris, Amerika Serikat, dan
Kanada. Sebelumnya, di negara-negara itu perkembangan pandangan struktual dengan
mulai surat. Pengajaran Bahasa sebelumnya lebih mementingkan aspek struktur
dengan memisahkannya dari penggunaan Bahasa yang nyata. Pengajaran Bahasa
mengabaikan aspek komunikasi. Setelah itu mulai timbul kesadaran bahwatidak
mungkin mengajarkan Bahasa dengan mengabaikan aspek komunikasi berbahasa.

B. LANDASAN TEORETIS
Pendekatan Komunikatif mendata dukungan dari dua kelompok ahil lingustik, yaitu
1. Ahli Sosiologistik yang dipelopori oleh Dell Hymes (di Amerika).
2. Ahli Sosial yang dipelopori oleh Firth dan Halliday (di Inggris)
Kedua kelompok memiliki pandanagn yang sama tentang hakikat Bahasa, yaitu
“Bahasa sebagai alat komunikasi yang tidak dapat dipisahkan dari aspek sosial-
budaya”. Bahasa haruslah dipandang dar sudut fungsi dan aspek sosial.
Halliday menjabarkan pandangan Hymes melalui teorinya tentang 7 fungsi Bahasa berikut.

1. Fungsi instrumental ( untuk mendapatkan sesuatu)


2. Fungsi aturan (untuk mengendalikan tingkah laku individu lain).
3. Fungsi interaksi ( untuk menciptakan hubungan antarindividu lain).
4. Fungsi pribadi ( untuk menyatakan perasaan dan makna).
5. Fungsi penggalian pribadi ( untuk menciptakan imajinasi)
6. Fungsi imajinatif ( untuk menciptakan imajinasi)
7. Fungsi penggambaran ( untuk menyampaikan informasi)

Cazden (1972:137) menyatakan bahwa kompetensi komunikatif itu mencakup dua aspek
yaitu : Kompetensi Lingual dan Kompetensi Sosiolingual. Dengan demikian, untuk dapat
berkomunikasi dengan baik seseorang tidak hanya menguasai pengetahuan tentang Bahasa, seperti
fonologi, sintaksis, dan semantic (makna kata), tetapi juga pengetahuan tentang konteks sosial yang
digunakan dalam komunikasi pada Bahasa tersebut.

C. MERANCANG PENGAJARAN BERPENDEKATAN KOMUNIKATIF


Yalden (1982 :235) merumuskan bahwa dalam pengajaran Bahasa komunikatif disepakati
1. Kompetensi komunikatif merupakan tujuan yang tepat pada seluruh tingkat.
2. Isi yang dikomunikasikan merupakan masalah utama yang harus direncanakan, bukan
bentuk-bentuk bahasa.
3. Pengajaran harus berorientasi pada siswa.

Anda mungkin juga menyukai