Anda di halaman 1dari 8

MODUL 12

Sumber Daya Sekolah Dasar

PERSPEKTIF PENDIDIKAN DI SD

Indah Wahyuni, M.Pd

OLEH:

ENI YULAIKA (857931202)

AZIZAH NUR LAILY (857938402)

RIZA HAFIZH A.W (857938362)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIT PROGRAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH

UNIVERSITAS TERBUKA

YOGYAKARTA

2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Guru harus memiliki pemahaman yang mantap tentang sumber daya yang
berperan dalam pendidikan di SD, sehingga mampu menjelaskan secara komprehensif
keadaan dan profil sumber daya di SD.
Potret sumber daya yang di SD berperan penting dalam penyelenggaraan
pendidikan di SD, sehngga guru harus mampu mengidentifikasi jenis-jenis sumber daya
dan implikasinya dalam perkembangan dan kemajuan pendidikan di SD.
Untuk menciptakan suasana dan kondisi belajar yang menyenangkan, seorang
guru tidak bekerja sendirin butuh kerja sama dengan rekan guru, kepala sekolah dan
komite sekolah. Guru harus rajin berdialog dengan kepala sekolah agar terjadi
harmonisasi yang dapat menciptakan pendidikan yang bermutu..

B. RumusanMasalah
1. BagaimanaPotret Umum Sarana dan Prasarana SD?
2. Bagaimana Jenis-jenis Sumber Daya yang Berperan dalam Pendidikan di SD?
3. Bagaimana Profilf dan Peran Saran dan Prasaran yang Berperan dalam Pendidikan
di SD
4. Bagaimana Profil dan Peran Sumber Daya Manusia yang Berperan dalam
Pendidikan di SD?
5. Bagaimana Jenis-jenis Sumber Dana dalam Penyelenggaraan Pendidikan SD?

C. TujuanPenulisan
1. Mampumendeskripsikan Potret Umum Sarana dan Prasarana SD
2. Mampumenjelaskan Potret Sumber Daya Manusia di SD
3. Mampumenjelaskan Potret Sumber Dana Di SD
4. Mampu menjelaskn Sarana dan Prasarana dari Luar SD
5. Mampu menjelaskan Sumber Daya Manusia (SDM)

D. Manfaat Penulisan
1. Sebagai bahan referensi bagi pembaca / mahasiswa dalam membuat makalah
2. Bahan rujukan bagi guru/mahasiwa dalam memahami keadaan sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
SUMBER DAYA SEKOLAH DASAR

A. Potret Sumber Daya di Sekolah Dasar


Sumber daya yang berperan dalam penyelenggaraan pendidikan di SD dapat
dikelompokkan berdasarkan jenisnya dan dapat pula berdasarkan asalnya.
Berdasarkan jenisnya, sumber daya dapat dipilah menjadi: (a) sarana dan prasana,
(b) sumber daya manusia (SDM), dan (c) dana. Berdasarkan asalnya, sumber daya
dapat dikelompokkan menjadi sumber daya yang berada di SD sendiri dan sumber
daya yang berasal dari luar SD.
1. Potret Sarana dan Prasarana SD
Sesuai dengan PP. No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
sarana yang wajib ada pada setiap satuan pendidikan, termasuk SD meliputi:
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, bahan habis pakai, dan perlengkapan lain yang diperlukan; sedangka
prasarana meliputi: lahan, ruang kelas, ruang pimpinan/kepala sekolah, ruang
guru, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel
kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah
raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang lain yang
diperlukan.
Kenyataan menunjukkan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana di SD
sangat bervariasi , dari yang paling lengkap dan ideal sampai yang paling
minimal. Banyak SD yang memiliki sarana prasarana belajar seadanya, bahkan
ada yang sangat mengkhawatirkan, sehingga menimbulkan keluhan dari
masyarakat karena keterbatasan sarana dan prasarana ini membuat kualitas
pelayanan pendidikan yang diberikan menjadi rendah.
Pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan sangat tergantung dari
kemampuan dan kreativitas guru dan kepala sekolah. Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika terdapt sarana dan prasarana yang tidak dimanfaatkan secara
maksimal, disamping ada sarana dan prasarana yang terbatas yang dapat
dimanfaatkan secara optimal.

2. Potret Sumber Daya Manusia di SD


Sumber daya manusia (SDM) yang ada di SD sekurang-kurangnya
meliputi guru (pendidik), kepala sekolah, tenaga administrasi, tenaga
perpustakaan, dan tenaga kebersihan. Pada kenyatannya, banyak SD yang tidak
memiliki tenaga administrasi dan tenaga perpustakaan.
Guru atau pendidik dan kepala sekolah dapat dikatakan merupakan motor
berputarnya roda pendidikan di SD. Idealnya, pada satu SD yang memiliki enam
kelas (kelas 1 s.d 6) terdapat enam orang guru kelas, guru Pendidikan Agama,
guru Pendidikan Jasmani, dan Kepala sekolah. Namun, pada kenyataannya,
sebaran guru yang melimpah, terutama di kota, ada pula SD yang mempunyai
guru yang melimpah, terutama di kota, ada pula SD yang mempunyai guru yang
terbatas, terutama di daerah-daerah terpencil.
Kualifikasi dan kompetensi guru SD sangat beragam, yang berimplikasi
pada beragamnya kualitas layanan ahli yang dapat diberikan oleh guru.
Kepala sekolah merupakan pimpinan satuan pendidikan yang sangat
menentukan iklim kerja dalam menyelenggarakan layanan pendidikan. Oleh
karena itu, seorang kepala sekolah dipersyaratkan berpengalaman sebagai guru
SD minimal selama lima tahun dan memiliki kemampuan kepemimpinan dan
kewirausahaan di bidang pendidikan. Sejalan dengan itu, kapala sekolah harus
menguasai standar kompetensi kepala sekolah.

3. Potret Sumber Dana Di SD


Sesuai dengan PP. No. 19/2005, dana atau biaya pendidikan dapat
dikelompokkan menjadi : biaya investasi, biaya personal, dan biaya operasi.
Dana pendidikan di SD dapat berasal dari berbagai sumber, seperti dari
pemerintah, masyarakat, SPP, atau dari dermawan.
Ketersediaan dana pendidikan sering digunakan sebagai alasan lancar
tidaknya penyelenggaraan suatu usaha, termasuk dalam penyelenggaraan
pendidikan. Ketersediaan dana pendidikan di SD juga sangat bervariasi, dari
yang melimpah sampai yang hanya mempu beroperasi seadanya.
Banyaknya pungutan yang harus dibayar oleh orang tua siswa merupakan
masalah yang ditemukan dalam satu survei, dan dikeluhkan oleh orang tua yang
berdomisili di kota karena kualitas pelayanan pendidikan yang diberikan masih
rendah.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa potret sarana prasarana,
SDM, dan dana di berbagai SD sangat bervariasi atau beragam. Kesenjangan
yang besar terdapat antara SD unggulan atau SD favorit dengan SD yang berasal
di daerah tepencil. Sebagai implikasinya, pelayanan pendidikan yang diberikan
pun sangat bervariasi. Dampak dari semua ini adalah kualitas lulusan SD yang
sangat bervariasi pula.

B. Sumber Daya Yang Berasal dari Luar Sekolah Dasar


1. Sarana dan Prasarana dari Luar SD
Keterbatasan sarana dan prasarana di SD dapat diatasi dengan berbagai
cara, antara lain dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada
dilingkungan sekolah, yang dapat dijangkau oleh SD. Sarana dan prasarana
tersebut antara lain sumber belajar yang ada di lingkungan seperti gejala alam,
sanggar seni, balai budaya, perpustakaan, lapangan olah raga, ruang
pertemuan/ruang kelas, atau tempat ibadah. Agar dapat memanfaatkan sarana
dan prasarana tersebut, sekolah harus menjalin komunikasi profesional dengan
pihak-pihak yang memiliki atau bertanggung jawab terhadap sarana dan
prasarana yang akan dimanfaatkan. Prakarsa dari guru dan kepala sekolah
merupakan awal proses pemanfaatan tersebut.

2. Sumber Daya Manusia (SDM)


Disamping sumber daya manusia (SDM) yang ada di SD, SDM, dan
lembaga yang sangat berperan dalam penyelenggaraan pendidikan SD, meliputi
Pengawas SD, Kepala Dinas Pendidikan, Menteri Pendidikan Nasional, yang
semuanya merupakan pejabat pemerintah, serta Dewan Pendidikan dan Komite
Sekolah yang anggota-anggotanya merupakan representasi dari masyarakat yang
peduli pendidikan.
a. Pengawas Pendidikan
Pengawas SD adalah “tenaga kependidikan profesional berstatus
PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh
pejabat berwenang untuk melakukan pembinaan dan pengawasan
pendidikan pada sekolah/satuan pendidikan”. Seorang pengawas SD harus
berpengalaman sebagai guru SD minimal 8 tahun atau kepala SD selama
minimal 4 tahun. Tugas utama pengawas SD adalah berfungsi sebagai
supervisor akademik dan supervisor manajerial bagi guru dan kepala
sekolah.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kualifikasi dan
kompetensi Pengawas Satuan Pendidikan, termasuk Pengawas SD sangat
heterogen. Pembinaan yang disediakan bagi para pengawas dianggap
belum memadai, sehingga para pengawas banyak yang merasa ketinggalan
dari para guru yang harus di supervisinya. Oleh karena itu, pengawasan
yang dilakukan lebih banyak bersifat teknis administratif.
b. Kepala Dinas Pendidikan
Kepala Dinas Pendidikan, baik di tingkat propinsi maupun kabupaten
bertugas menjabarkan dan melaksanakan kebijakan nasional sesuai dengan
kondisi daerah masing-masing. Jabaran kebijakan tersebut tercermin dalam
rencana tahunan pemerintah daerah.
c. Menteri Pendidikan Nasional
Menteri Pendidikan Nasional bertanggung jawab atas pengelolaan
sistem pendidikan nasional. Untuk menjamin mutu pendidikan nasional,
pemerintah pusat menentukan kebijakan nasional dan standar nasional
pendidikan.
d. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah
Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah merupakan lembaga mandiri
yang beranggotakan unsur masyarakat yang peduli pendidikan. Kedua
lembaga ini dibentuk dan berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan
pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program
pendidikan.
Dalam menjalankan perannya, Dewan Pendidikan memberikan
pertimbangan, arahan, dukungan tenaga, sarana, dan prasarana, serta
pengawasan pendidikan pada tingkat nasional, propinsi, dan
kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan hierarkis.
Komite Sekolah menjalankan perannya dengan memberikan
pertimbangan, arahan, dukungan tenaga, sarana, dan prasarana, serta
pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan/sekolah.
Komite Sekolah melakukan pengambilan keputusan dalam bidang
non akademik,s eperti struktur organisasi sekolah dan biaya operasional
satuan pendidikan dengan dihadiri oleh kepala sekolah. Kepala Sekolah
juga dapat memberi pertimbangan pada tata tertib satuan pendidikan dan
rencana tahunan satuan pendidikan/sekolah. Kenyataan menunjukkan
bahwa masih banyak orang tua siswa yang belum tahu tentang keberadaan
Komite Sekolah, di samping perannya yang belum tampak dalam
peningkatan mutu pelayanan pendidikan.

3. Sumber Dana
Dana penyelenggaraan pendidikan di SD berasal dari pemerintah daerah
berupa DOP, dari pemerintah pusat berupa Dana BOS, di samping sumbangan
dari orang tua siswa yang disalurkan melalui Komite Sekolah.
Dana BOS merupakan program pemerintah yang berasal dari dana subsidi
BBM yang bertujuan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa yang
tidak mampu dan meringankan bagi siswa lain dalam rangka menuntaskan wajib
belajar 9 tahun. Sehubungan dengan itu, yang berhak menerima dana BOS
adalah semua sekolah tingkat SD dan SMP, baik negeri maupun swasta di
seluruh Indonesia.
Besar dana BOS dihitung berdasarkan jumlah siswa per tahun ajaran di
satu sekolah, dan hanya boleh digunakan untuk pembiayaan komponen-
komponen yang sudah ditentukan secara ketat.
Jika dana BOS dikelola dengan benar, siswa SD semestinya bebas dari
segala pungutan. Namun kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak
pungutan yang dikenakan kepada siswa SD.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sumber daya dikelompokkan berdasarkan jenis dan asalnya.


2. Setiap satuan pendidikan harus memiliki sarana sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan.
3. Ketersediaan sarana dan parasana setiap satuan pendidikan bervariasi.
4. Sumber daya manusia di SD meliputi guru, kepala sekolah, tenaga adminsitrasi,
pustakawan, dan tenaga kebersihan.
5. Keterbatasan sarana dan parasana di SD dapat diatasi dengan berbagai cara.
6. Semuja stakeholder harus saling mendukung dalam meningkatkan sarana dan
prasaran yang dibutuhka di SD
7. Dana penyelenggaaraan pendidikan di SD berasal dari pemerintah yang disebut
dengan Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

B. Saran
1. Supaya guru dalam mengajar memahami keadaan dan kondisi pendukung
penyelenggaraan pendidikan di SD.
2. Guru diharapkan memiliki kepekaan terhadap kemajuan pendidikan di SD meskipun
dangan sarana dan parasana yang belum memadai.
3. Guru harus memahami sumber dana yang ada di SD.
DAFTAR PUSTAKA

IG.A.K Wardani, dkk. (2014). Persepketif Pendidikan SD. Jakarta.: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai