ABSTRAK
Media Komik sebagai Upaya Peningkatan Penguasaan Kosakata dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan penggunaan media komik untuk
meningkatkan penguasaan kosakata peserta dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
(BIPA) di Pusat Bahasa Universitas Trisakti Jakarta. Salah satu masalah terbesar yang dihadapi dalam
pembelajaran BIPA ialah minimnya penguasaan kosakata peserta, khususnya peserta yang pertama
kali belajar bahasa Indonesia. Upaya meningkatkan penguasaan kosakata peserta adalah dengan
memberikan suatu hal yang luar biasa dan baru di dalam pembelajaran BIPA, terutama di antara
peserta usia remaja dan dewasa awal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komik dapat digunakan
secara efisien untuk meningkatkan penguasaan kosakata peserta BIPA. Oleh karena itu, penggunaan
komik ke dalam pembelajaran memiliki dampak yang sama dengan penggunan metode permainan di
dalam pembelajaran BIPA. Hal tersebut memberikan atmosfer yang menyenangkan di dalam kelas.
Komik tidak hanya menghibur dan menarik peserta, tetapi banyak manfaat dalam pembelajaran
BIPA.
Kata Kunci: kosakata; komik; media; BIPA
ABSTRACT
Comics as a Medium to Increase Mastery Learning Vocabulary in Indonesian for Foreign Speakers
(BIPA). This study used a qualitative method with case study approach. The purpose of this study
describes the use of comics media to increase vocabulary of participants in learning Indonesian for
Foreign Speakers (BIPA) at Trisakti University Language Center. One of the biggest problems faced
in learning vocabulary BIPA is a lack of participants, especially first participants learn Indonesian.
To improve the vocabulary of participants is to give something extraordinary and new in BIPA
learning, especially among participants adolescence and early adulthood. The results showed that
comics can be used efficiently to improve the mastery of vocabulary BIPA participants. Therefore, the
use of comics into learning will have the same impact with the use of the method of learning the game
in BIPA. It provides a pleasant atmosphere in the classroom. Comics are not just entertaining and
engaging participants, but many benefits in learning BIPA.
Keywords: vocabulary; comic; media; indonesian for foreign speakers.
207
Randi Ramliyana
Media Komik sebagai Upaya Peningkatan Penguasaan Kosakata
Banyak cara yang dapat dilakukan sekumpulan orang dari lingkungan tertentu,
pengajar BIPA dalam menciptakan suasana (3) kata-kata yang dipakai dalam satu
yang menyenangkan dalam pembelajaran bidang ilmu pengetahuan, dan (4) daftar
BIPA. Salah satunya adalah dengan seluruh kaidah frase dari suatu bahasa yang
menggunakan media pembelajaran yang disusun secara alfabetis dari batasan dan
disukai peserta didik, terutama anak-anak, keterangan.”
yaitu komik. Anak-anak menyukai komik Kosakata dapat bertambah seiring
karena sangat menyenangkan. Selain anak- dengan perkembangan ilmu pengetahuan
anak, orang dewasa pun menyukainya dan usia. Bahasa berkembang seiring
karena komik juga memberikan beragam dengan perkembangan bangsa sebagai hasil
informasi di dalamnya. Oleh karena itu, buah pikiran dan perbuatan. Kosakata
komik dapat menjadi media pembelajaran bahasa Indonesia merupakan satuan
yang efektif. kebudayaan bangsa Indonesia yang
Komik sebagai media pembelajaran, keberadaaannya harus dilestarikan dan
sudah lama diterapkan yang dapat memberi dikembangkan. Kosakata dasar itu berupa
dampak positif selama proses pembelajaran. nama-nama benda, nama-nama perbuatan,
Selain menyenangkan, media komik juga atau tindakan yang bersifat umum yang ada
digunakan sebagai langkah awal untuk di lingkungan atau kehidupan masyarakat
membangkitkan minat membaca peserta, bahasa.
terutama yang tidak suka membaca. Selain Soedjito dalam Annisa (2008)
karena komik menghibur, menyenangkan, menjelaskan bahwa “Kosakata merupakan
dan edukatif, komik juga merupakan perbendaharaan kata, dapat diartikan
jembatan untuk membaca buku yang lebih sebagai (1) semua kata yang terdapat dalam
serius. suatu bahasa, (2) kekayaan kata yang
Jadi, jika media komik dapat dimiliki oleh seseorang pembicara atau
berpengaruh penting dalam peningkatan minat penulis, (3) kata yang dipakai dalam suatu
membaca peserta, secara otomatis bidang ilmu pengetahuan, dan (4) daftar
kemampuan peserta dalam menulis pun akan kata yang disusun seperti kamus disertai
meningkat. Oleh sebab itu, penelitian ini penjelasan secara singkat dan praktis.”
bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan Dapat diungkapkan bahwa kosakata
media komik sebagai media peningkatan merupakan komponen bahasa yang memuat
penguasaan kosakata pada pembelajaran daftar kata-kata beserta batasannya yang
Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) penggunaannya disesuaikan dengan makna
di Pusat Bahasa Universitas Trisakti Jakarta. dan fungsinya. Kosakata berarti semua kata
Peneliti berharap penelitian ini berguna bagi yang terdapat dalam suatu bahasa yang
dunia pendidikan bahasa, terutama BIPA. dimiliki seorang pembicara atau penulis,
Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat dipakai dalam suatu ilmu pengetahuan,
memberi solusi baru dengan menggunakan daftar kata disusun seperti kamus disertai
komik sebagai media pembelajaran yang penjelasan singkat dan praktis. Kosakata
menyenangkan dan tepat bagi semua peserta. juga berarti jumlah kata yang dimiliki
Banyak pendapat yang memberikan seseorang dari kegiatan berbahasa yaitu
batasan mengenai pengertian kosakata, membaca, menulis, berbicara, dan
tetapi pada dasarnya semua saling menyimak untuk menambah pengetahuan
melengkapi. Adiwimarta dalam Usman dkk. dan wawasan.
(1979) mendefinisikan “Kosakata, yaitu (1) Dalam bidang psikolinguistik,
semua kata yang dipakai dalam suatu aktivitas pemerolehan kecakapan kosakata
bahasa, (2) kata-kata yang dipakai oleh diartikan sebagai akuisisi bahasa atau
seseorang atau kata-kata yang digunakan pemerolehan bahasa. Dalam hal ini ada
208
Riksa Bahasa
Volume 2, Nomor 2, November 2016
209
Randi Ramliyana
Media Komik sebagai Upaya Peningkatan Penguasaan Kosakata
210
Riksa Bahasa
Volume 2, Nomor 2, November 2016
211
Randi Ramliyana
Media Komik sebagai Upaya Peningkatan Penguasaan Kosakata
anak-anak usia sekolah menyukai komik terputus, frase diatur secara acak. Kosakata
karena beberapa hal di antaranya: dan bahasa dapat dipelajari dalam konteks.
1. melalui identifikasi dengan karakter di Namun, Oller selangkah lebih maju dan
dalam komik, anak memperoleh menyatakan bahwa konteks itu sendiri tidak
kesempatan yang baik untuk mendapat cukup. Hal yang terpenting adalah dialog
wawasan mengenal masalah pribadi dan atau teks harus memiliki struktur logis dan
sosialnya. Hal ini akan membantu simpulan yang logis. Dengan cara ini,
memecahkan masalahnya, peserta dapat mengikuti alur cerita
2. komik menarik imajinasi anak dan rasa selangkah demi selangkah dan dapat
ingin tahu tentang masalah mengingat struktur lebih mudah karena
supranatural, logika membantu mereka.
3. komik memberi anak pelarian Teori Oller dapat diterapkan pada
sementara hirup-pikuk hidup sehari- penggunaan komik dalam pengajaran
hari, bahasa. Komik memiliki alur cerita yang
4. komik mudah dibaca, bahkan anak yang mampu membawa peserta pada simpulan
kurang mampu membaca dapat dari materi yang dibawakan. Dengan cara
memahami arti dari gambarnya, itu, peserta termotivasi melanjutkan untuk
5. karena komik tidak mahal dan juga membaca dan kembali lebih terlibat ke
ditayangkan di televisi sehingga semua dalam isi daripada bahasa. Konsekuensinya,
anak mengenalnya, peserta akan lebih asyik mengetahui apa
6. karena banyak komik yang yang akan terjadi, bagaimana akhir dari
menggairahkan, misterius, dan lucu, cerita (rasa pensaran mereka muncul), dan
komik mendorong anak untuk membaca akan mengingat bentuk kata, ekspresi, dan
yang tidak banyak diberikan buku lain, gramatikal lebih mudah. Komik juga dapat
7. bila berbentuk serial, komik memberi digunakan sebagai fasilitas pengajaran
sesuatu yang diharapkan, kosakata.
8. dalam komik, tokoh sering melakukan Brown (1994: 365) menunjukkan
atau mengatakan hal-hal yang tidak bahwa, “Internalisasi terbaik dari kosakata
berani mereka lakukan sendiri, berasal dari pertemuan (komprehensi dan
walaupun mereka ingin melakukannya, produksi) kata dalam konteks sekitarnya.”
ini memberikan kegembiraan, Dengan cara ini, peserta akan
9. tokoh dalam komik sering kuat, berani, mengasosiasikan kata dengan konteks
dan berwajah tampan, jadi memberikan sebenarnya dan mereka dapat mengingat
tokoh pahlawan bagi anak untuk dan menggunakannya lebih baik daripada
mengidentifikasikannya, hanya mempelajari setah kata dan maknanya
10. gambar dalam komik berwarna-warni secara korespondensinya. Selain kosakata,
dan cukup sederhana untuk dimengerti kompetensi tata bahasa dapat ditingkatkan
anak-anak. dengan baik. Dengan bantuan komik, tata
Oller (1983 : 44) mengatakan, “Teks bahasa baru dapat diperkenalkan dan
(bentuk ujaran dan tulis dalam wacana) yang dipraktikan, dan sejak materi tata bahasa
lebih tidak sengaja tersusun dapat disimpan ditanamkan di dalam cerita dengan struktur
dan diingat kembali lebih mudah daripada yang logis, peserta akan mampu mengingat
bahan yang kurang tersusun secara tidak lebih baik selanjutnya.
sengaja.” Karakteristik komik juga mampu
Dengan kata lain, hal itu lebih mudah meningkatkan motivasi (khususnya komik
bagi peserta belajar bahasa jika mereka yang berwarna). Hal yang lebih penting jika
diberikan kalimat terhubung yang memiliki kata, ekspresi, atau konsep disertai oleh
struktur logis dan alur cerita, bukannya gambar (visual gambar dalam satu pikiran),
212
Riksa Bahasa
Volume 2, Nomor 2, November 2016
213
Randi Ramliyana
Media Komik sebagai Upaya Peningkatan Penguasaan Kosakata
metode mengajar sebelum proses membaca dan tata bahasa. Mereka belajar
pembelajaran BIPA dilaksanakan. Metode setiap harinya dari pukul 09.00 sampai
yang direncanakan pengajar ialah metode dengan pukul 12.30 WIB. Berdasarkan
pembelajaran kooperatif yang menggunakan pengamatan pada Senin, 11 Januari 2016,
model pembelajaran picture and picture. dan Selasa, 12 Januari 2016, proses
Metode pembelajaran kooperatif merupakan pelaksanaan pembelajaran BIPA pada
suatu model pembelajaran yang tingkat pemula diuraikan berikut ini.
mengutamakan adanya kelompok- Pembelajaran BIPA pada tingkat
kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pemula sesuai dengan jadwal pembelajaran
pembelajaran yang secara sadar dan yang sudah dituliskan di atas, dilaksanakan
sistematis mengembangkan interaksi yang dari Senin hingga Kamis dari pukul 09.00
saling asah, silih asih, dan silih asuh. s.d. 12.30 WIB. Sebelum membuka
Model pembelajaran picture and pelajaran pengajar menyapa dan
picture adalah suatu metode belajar yang memperkenalkan diri kepada peserta
menggunakan gambar yang diurutkan secara terlebih dahulu. Seperti biasa, pengajar
logis. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, langsung membuka pembelajaran dengan
inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Model mengucapkan salam, “Selamat Pagi!” Salam
apapun yang digunakan selalu menekankan tersebut kemudian dijawab dengan antusias
aktifnya peserta didik dalam setiap proses oleh para peserta BIPA “Selamat Pagi,
pembelajaran. Model pembelajaran ini Pak!”
mengandalkan gambar sebagai media dalam Pengajar kemudian menanyakan
proses pembelajaran. Gambar-gambar ini kabar kepada peserta, “Apa kabarnya?”
menjadi faktor utama dalam proses Sebagian peserta akan menjawab dan
pembelajaran, salah satunya adalah media sebagian lagi mencoba untuk menjawab
komik. meskipun malu. Hari ini adalah hari pertama
Penilaian hasil belajar perlu pada semester awal Program BIPA di Pusat
dilakukan untuk mengetahui perkembangan Bahasa Universitas Trisakti Jakarta. Para
dan kemajuan belajar peserta. Dalam lesson peserta semua berasal dari Korea Selatan.
plan yang disusun pengajar, juga dituliskan Jumlah peserta di kelas pemula ini adalah
rencana penilaian yang akan dilakukan. lima orang. Mereka memiliki latar belakang
Penilaian dilakukan secara tertulis dan lisan. yang berbeda dan pengalaman berbeda
Penilaian tertulis dilakukan dalam bentuk dengan bahasa Indonesia. Setelah menyapa
mengisi kalimat rumpang, sedangkan dan menanyakan kabar, pengajar kemudian
penilaian lisan dilakukan dalam bentuk memperkenalkan diri dalam bahasa
berbicara. Penilaian direncanakan dilakukan Indonesia, “Kenalkan nama saya Bari
pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Pratama.” Pengajar lalu mengecek presensi
Jadi, jika satu kompetensi dasar peserta BIPA dan mencoba mengenal lebih
disampaikan dalam dua kali tatap muka, dekat dengan para peserta. Pengajar
penilaian pun dilakukan guru sebanyak dua memanggil nama mereka dan mencoba
kali. berinteraksi dalam bahasa Indonesia. Hal
Pembelajaran BIPA pada tingkat tersebut bertujuan untuk mengukur sejauh
pemula dilaksanakan dari Senin hingga mana keterampilan mereka berbahasa
Kamis. Dalam seminggu, para peserta Indonesia.
mendapatkan waktu selama 16 jam dalam Setelah mengenal latar belakang para
belajar BIPA. Pada Senin dan Rabu, peserta peserta, pengajar mulai menyampaikan
mempelajari mata kuliah berbicara dan tujuan pembelajaran hari itu. Pada saat
menyimak. Sementara pada Selasa dan observasi tanggal 11 Januari 2016 dan 12
Kamis, peserta mempelajari mata kuliah Januari 2016, para peserta BIPA pada
214
Riksa Bahasa
Volume 2, Nomor 2, November 2016
tingkat pemula sedang mempelajari bahasa akan dipelajari, yaitu tentang mengenal
Indonesia dengan kompetensi dasar huruf dan memperkanalkan diri. Media yang
“Mengenal huruf” Berdasarkan lesson plan, digunakan untuk materi ini adalah komik.
tujuan pembelajaran mata kuliah berbicara Komik ini digunakan untuk membantu
dan menyimak yang dilaksanakan pada peserta menyimak kosakata yang mereka
Senin, 11 Januari 2016 adalah melalui dengar dari rekaman. Di dalam komik, balon
metode picture and picture dengan komik, kata yang kosong dapat mereka isi sesuai
peserta dapat menyebutkan huruf dalam dengan kata-kata yang mereka dengar dari
bahasa Indonesia dan memperkenalkan diri rekaman. Namun, sebelum memulainya,
mereka dalam bahasa Indonesia. pengajar harus mengajarkan terlebih dahulu
Pada 12 Januari 2016, para peserta huruf-huruf dalam bahasa Indonesia dan
BIPA mempelajari mata kuliah membaca mengucapkannya bersama-sama dengan
dan tata bahasa. Kompetensi dasarnya sudah para peserta.
berganti, yaitu “Mengenal pronomina Pada Senin, 11 Januari 2016,
bahasa Indonesia” Tujuan pembelajarannya Pengajar harus mengajarkan peserta
adalah peserta dapat menggunakan kata membaca huruf dikarenakan seluruh peserta
pronomina orang pertama, kedua, dan ketiga berasal dari Korea Selatan. Mereka tidak
dengan baik. menggunakan tulisan Latin dalam tulisan
Uraian kegiatan awal dalam mereka, tetapi menggunakan tulisan
pembelajaran BIPA yang dilakukan Hangeul (aksara dalam bahasa Korea
pengajar tersebut sesuai dengan pendapat Selatan). Para peserta pun tidak mahir
Darmadi (2009), “Bahwa kegiatan awal berbahasa Inggris dengan baik. Oleh karena
pembelajaran dilaksanakan untuk itu, penting sekali pengajar memulai dengan
membangkitkan motivasi dan perhatian pengenalan huruf-huruf bahasa Indonesia.
peserta didik dalam mengikuti Setelah peserta selesai belajar
pembelajaran, memberikan gambaran yang mengenai huruf-huruf, pada mata kuliah
jelas tentang batas-batas tugas atau kegiatan menyimak dan berbicara, peserta diharuskan
yang akan dilaksanakan, dan menunjukkan mengisi setiap balon kata yang kosong
hubungan antara pengalaman peserta dengan tersebut. Adapun tampilan dari komik
materi yang akan dipelajari.” tersebut adalah sebagai berikut.
Pengajar melanjutkan kegiatan
belajar mengajar sesuai dengan materi yang
215
Randi Ramliyana
Media Komik sebagai Upaya Peningkatan Penguasaan Kosakata
Pengajar meminta peserta untuk tata bahasa yang ada di dalam komik
membuka kembali komik yang kemarin tersebut. Adapun langkah-langkah dari
sudah diterima mereka. Peserta diminta penerapan komik pada mata kuliah
membaca setiap kata dan kalimat yang ada membaca dan tata bahasa adalah sebagai
di dalam balon kata komik tersebut. berikut.
Pembelajaran ini menyenangkan bagi para
peserta yang baru pertama kali belajar Aktivitas 1
bahasa Indonesia. Setelah membaca, peserta Pengajar membagi peran setiap
mengerjakan soal yang berkaitan dengan peserta sesuai dengan tokoh yang ada di
216
Riksa Bahasa
Volume 2, Nomor 2, November 2016
dalam komik. Pengajar mengulangi instruksi pemahaman. Hal ini tampak dari teknik
hingga peserta memahami apa yang harus yang digunakan berupa tes dan
dilakukan mereka. instrumennya berupa soal serta praktik.
Hasil belajar peserta pada hakikatnya
Aktivitas 2 adalah perubahan tingkah laku. Tingkah
Setelah memahami instruksi, peserta laku sebagai hasil belajar dalam pengertian
dapat membaca setiap dialog bagian mereka yang luas mencakup aspek kognitif, afektif,
masing-masing. Aktivitas ini dapat dan psikomotor. Salah satu fungsi penilaian
dilakukan berulang-ulang hingga peserta menurut Sudjana (2006) “Sebagai alat
terbiasa dengan kata-kata dan kalimat di untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan
dalamnya. Agar tidak membosankan, pembelajaran. Dengan fungsi ini, penilaian
pengajar dapat membuat peserta berganti harus mengacu pada rumusan-rumusan
peran di dalam komik tersebut. tujuan pembelajaran sebagai penjabaran dari
kompetensi mata kuliah.”
Aktivitas 3 Berdasarkan hasil pengamatan dan
Selesai dari aktivitas 2, pengajar lesson plan, pengajar hanya melakukan
dapat menanyakan atau menjelaskan penilaian hasil belajar pada aspek
kosakata yang tidak dipahami mereka. keterampilan dan pemahaman saja. Hal
tersebut nampak dari instrumen penilaian.
Aktivitas 4
Pada aktivitas ini, pengajar dapat SIMPULAN
menjelaskan mengenai budaya Berdasarkan hasil penelitian yang
memperkenalkan diri di depan kelas telah dilakukan di Pusat Bahasa Universitas
merupakan suatu budaya yang melekat di Trisakti Jakarta, disimpulkan bahwa cara
Indonesia, speerti kata pepatah, “Tak kenal, pengajar BIPA dalam merencanakan
maka tak sayang”. program pembelajaran adalah dengan
menyiapkan materi pelajaran untuk tiap-tiap
Aktivitas 5 pertemuan sesuai dengan standar
Pada aktivitas 5, pengajar sudah kompetensi dan kompetensi dasar yang
yakin bahwa kosakata yang ada di dalam harus dikuasai peserta. Materi BIPA
komik sudah dipahami mereka. Pengajar bersumber dari buku BIPA Dahsyat terbitan
mulai memberikan latihan tata bahasa yang GSA Press. Perencanaan yang dibuat
ada pada akhir buku komik. Pengajar pengajar secara tertulis tersebut dituangkan
membimbing peserta ketika menjawab dalam bentuk lesson plan. Selain materi,
pertanyaan yang ada di akhir buku komik. lesson plan juga berisi tentang tujuan
Pada akhir pembelajaran, pengajar pembelajaran, metode pembelajaran, dan
tidak lupa menyimpulkan pembelajaran, penilaian hasil belajar.
memberikan evaluasi, dan budaya kepada Proses pembelajaran BIPA di Pusat
para peserta BIPA. Pengajar kemudian Bahasa Universitas Trisakti Jakarta dimulai
menutup pembelajaran dengan dengan beberapa kegiatan sebagai berikut.
menyampaikan salam. Pengajar juga Kegiatan mengawali pembelajaran dengan
menuliskan laporan harian pembelajaran di menyampaikan salam, mengecek kehadiran
kelas. peserta, menyampaikan tujuan
Cara yang dilakukan oleh pengajar pembelajaran, dan melakukan apersepsi.
untuk mengetahui kemampuan peserta Pengajar BIPA pada tingkat pemula
dalam penguasaan materi adalah melalui mengelola proses belajar mengajar dengan
penilaian. Kriteria penilaian yang dilakukan cara menyampaikan materi kepada peserta
pengajar ialah aspek keterampilan dan dengan menggunakan metode pembelajaran
217
Randi Ramliyana
Media Komik sebagai Upaya Peningkatan Penguasaan Kosakata
218