Anda di halaman 1dari 10

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN

MENGGUNAKAN METODE CUSH WORD

Aliem Bahri
aliem_bahri@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus,
mulai dari (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) evaluasi, dan (4) refleksi. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas X IPA-1 SMA Negeri I Sungguminasa Kabupaten Gowa
sebanyak 29 orang yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan perempuan 19 orang, dengan
nilai rata-rata pada siklus I 53,59 dan siklus II mencapai nilai rata-rata 74,59. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah tekhnik tes dan tekhnik observasi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) perencanaan pembelajaran menulis teks
eksposisi dapat dimaksimalkan dengan menggunakan metode cush word pada kriteria
penilaian menulis teks eksposisi (kesesuaian judul dan isi, pengorganisasian isi, diksi dan
ejaan, tata bahasa), (2) pelaksanaan pembelajaran menulis teks eksposisi melalui metode
cush word dapat meningkatkan keterampilan menulis teks eksposisi yang terlihat pada
munculnya motivasi, minat, serta adanya pembiasaan siswa dalam menuangkan ide atau
gagasannya, (3) penilaian pembelajaran menulis teks eksposisi tidak saja difokuskan pada
hasil pembelajaran, melainkan juga pada proses pembelajaran. Siswa yang sebelumnya
kurang siap dan kurang aktif dalam pembelajaran menjadi lebih siap dan lebih aktif
mengikuti pembelajaran. Penilaian tersebut merupakan perwujudan dari upaya
maksimalisasi penilaian objektif berdasarkan penilaian evaluasi bahasa Indonesia pada
pembelajaran keterampilan menulis khususnya menulis teks eksposisi.
Kata Kunci: Menulis Eksposisi, Metode Cush Word

Abstract
Singer study is classroom action research conducted hearts The prayer cycle, ranging
from (1) Planning, (2) Implementation, (3) evaluation, and (4) reflection. Subject
Research Singer is a Class X SMAN IPA-1 I Sungguminasa Gowa much as 29 orangutans
orangutan Consisting Of the 10 men and women 19 orangutans, WITH The average value
of ON CYCLE I CYCLE II reached 53.59 And the mean value average 74.59. Data
collection The technique used is the technique tests and techniques of observation.
Results Cantor showed that (1) Planning Learning to write text exposition can be
maximized WITH using methods cush said ON Criteria Evaluation write text exposition
(FITNESS title and contents, organizing content, diction Dan Spelling, grammar), (2)
Implementation of Learning to write text exposition through methods cush said can be
improving the writing skills of text exposition seen ON emergence of motivation, interest,
as well as their habituation Students hearts ideas OR ideas, (3) Assessment of Learning
to write text exposition not only focused on the findings of learning, but Also ON
Learning process. The former students Less And Less Active hearts Ready Learning
Being better prepared and actively participating in learning. ASSESSMENT is the
realization of Objective Assessment Of maximization efforts by Indonesian ON
ASSESSMENT Evaluation of Learning writing skills, especially writing text exposition.
Keywords: Writing Exposition, Cush Methods Word

93
PENDAHULUAN pembelajaran yaitu cush word (tebak
kata) dalam pembelajaran menulis teks
Keterampilan menulis merupakan ekposisi. Seperti yang dipaparkan pada
kemampuan yang paling sulit untuk penjelasan sebelumnya, penulis memilih
dikuasai siswa dibandingkan dengan teks eksposisi sebagai bagian penelitian
keterampilan berbahasa yang lain. Selain ini karena metode ini dapat diterapkan
itu, pembelajaran keterampilan menulis dalam pembelajaran menulis teks
tampaknya belum menggembirakan. eksposisi karena dapat membantu peserta
Masalah yang timbul dalam proses didik yang masih banyak mengalami
pembelajaran menulis serta kemampuan kesulitan dalam mencari dan
siswa dalam menulis/mengarang yang menuangkan ide dalam menulis teks
belum memadai (masih rendah) eksposisi. Dengan demikian, penulis
sebagaimana uraian tersebut disebabkan menggunakan metode ini dalam
oleh dua faktor utama, yaitu: faktor siswa pembelajaran menulis teks eksposisi
dan faktor strategi pembelajaran yang dengan judul “Peningkatan Kemampuan
diterapkan oleh guru. Adapun faktor Menulis Teks Eksposisi dengan
yang berasal dari siswa, antara lain: (1) Menggunakan Metode Cush Word Pada
motivasi siswa dalam menulis sangat Siswa Kelas X IPA-1 SMA Negeri I
minim; (2) konsep atau bahan yang Sungguminasa”
dimiliki siswa untuk dikembangkan jadi
tulisan sangat terbatas; (3) kemampuan KAJIAN PUSTAKA
siswa menafsirkan fakta untuk ditulis
sangat rendah; (4) kemampuan siswa Menulis atau (mengarang) adalah
menuangkan gagasan atau pikiran ke suatu proses yang menggunakan
dalam bentuk kalimat-kalimat yang lambang–lambang (huruf) yang berisi
mempunyai kesatuan yang logis dan padu pesan, gagasan, atau ide yang ingin
serta diikat oleh struktur bahasa. Adapun disalurkan kepada orang lain. Pesan atau
faktor yang berasal dari luar diri siswa, gagasan yang ingin disampaikan itu dapat
antara lain: (1) pokok bahasan menulis berupa tulisan yang dapat menceritakan,
tidak memperoleh perhatian serius dari melukiskan, memberi informasi,
guru; (2) sarana dan metode atau strategi memengaruhi dan menambah
pembelajaran menulis belum efektif; (3) pengetahuan. Hasil kegiatan mengarang
kurangnya hubungan komunikatif antara seperti ini disebut karangan yang dapat
guru dan siswa serta siswa dengan siswa berwujud sebuah wacana narasi,
lainnya sehingga proses interaksi menjadi deskripsi, argumentasi, persuasi, dan
vakum. Hal tersebut mengisyaratkan eksposisi.
bahwa dibutuhkan pembenahan dalam Tarigan (1994:19) mengemukakan
pembelajaran menulis. bahwa menulis merupakan salah satu
Teks eksposisi tidak selalu terbagi keterampilan berbahasa yang
atas bagian-bagian yang disebut dipergunakan untuk berkomunikasi
pembukaan, pengembangan, dan secara tidak langsung, tidak secara tatap
penutup. Hal ini sangat tergantung dari muka dengan orang lain dengan orang
sifat karangan dan tujuan yang hendak lain.
dicapai. Dengan demikian, penggunaan Enre (dalam Muhammad Nawir
metode yang tepat tentu dapat 1994:2) mengemukakan bahwa menulis
memberikan hasil yang optimal dalam merupakan kemampuan mengungkapkan
menulis teks eksposisi. Oleh karena itu, pikiran dan juga perasaan dalam tulisan
penulis mencoba menggunakan metode yang efektif. Tentu saja segala lambang

94
(tulisan) yang dipakai haruslah defenisi dan analisis. Defenisi merupakan
merupakan hasil kesepakatanpara jenis eksposisi yang sering digunakan
pemakai bahasa yang satu dengan yang karena mendasari penjelasan yang
lainnya harus saling memahami. Dalam disajikan dalam suatu karangan. Dapat
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) atau tidaknya pembaca memahami
dijelaskan bahwa menulis adalah penjelasan yang disajikan dalam suatu
kegiatan yang dilakukan dengan cara karangan, antara lain bergantung pada
menuangkan pesan (isi pikiran) melalui dapat atau tidaknya penulis
kalimat melalui tulisan agar dibaca dan mengemukakan defenisi yang memadai.
dimengerti orang lain, Umi Chulsum dkk, Analisis merupakan wacana eksposisi
2006: 752). yang menjelaskan suatu masalah dengan
Dari beberapa uraian di atas mengemukakan uraian keseluruhan
dapatlah disimpulkan bahwa menulis masalah menjadi bagian-bagian sehingga
merupakan suatu bentuk komunikasi pembaca dapat memahami masalah
yang tidak langsung untuk tersebut.
menyampaikan gagasan penulis kepada Eksposisi adalah ragam wacana
pembaca dengan menggunakan media yang dimaksudkan untuk menerangkan,
bahasa yang dilengkapi dengan unsur menyampaikan, atau menguraikan
suprasegmental. sesuatu hal yang dapat memperluas atau
Kegiatan penulis merupakan menambah pengetahuan dan pandangan
keterampilan mekanis yang dapat pembacanya. Sasarannya adalah
dipahami dan dipelajari. Menulis sebagai menginformasikan sesuatu tanpa ada
suatu proses terdiri atas beberapa maksud mempengaruhi pikiran ,
tahapan. Tompkinas dan Hoskinsson perasaan, dan sikap pembacanya. Fakta
(dalam Sirajuddin 1994:89) dan ilustrasi yang disampaikan penulis
menguraikan lima tahapan menulis, yaitu sekedar memperjelas apa yang akan
pramenulis, pengedrafan, perbaikan, disampaikan ( Suparno dan Yunus,
penyuntingan, dan publikasi, siswa diberi 2002:110).
kesempatan menentukan apa yang akan Syafi’ie (dalam Ernawati, 1988:25)
ditulis. Tujuan menulis dan karangka menandakan bahwa tujuan tulisan
tulisan. Setelah siswa menentukan apa eksposisi adalah menyampaikan fakta-
yang akan ditulis dan sistematika tulisan, fakta secara teratur dan saling bertautan.
siswa mengumpulkan bahan–bahan Hal itu untuk menjelaskan sesuatu ide,
tulisan dengan menggunakan buku–buku istilah, masalah proses, atau sebab-akibat.
dan sumber lainnya untuk memudahkan Penulis eksposisi harus mampu
dalam penulisan. mengembangkan suatu objek secara rinci
Menurut Tarigan (dalam Ahmad sehingga segala aspek atau unsur yang
Andis 1987:36) bahwa paragraf yang dianggap perlu untuk dijelaskan benar-
baik atau berkualitas harus memilih benar dipahami maksudnya.
syarat-syarat : (1) isi paragraf berpusat Menurut Taylor (dalam Ernawati
hanya pada satu hal, (2) paragraf harus 1982:34) siswa yang belajar membuat
koheren dan unity, (3) kaliamat topik ringkasan mampu mengingat wacana
harus dikembangkan dengan jelas dan eksposisi lebih baik dan mereka
sempurna, (4) struktur paragraf harus mempunyai kepekaan yang lebih besar
bervariasi, dan (5) paragraf tertulis dalam terhadap pengorganisasian wacana
bahasa Indonesia yang benar. tulisan eksposisi supaya lebih jelas dapat
Dalam teks eksposisi dikenal dilengkapi dengan deskripsi, contoh:
beberapa jenis pembagian, antara lain,

95
gambar, angka-angka, grafik, dan menjadikan karangan terlalu panjang,
sebagainya. atau menjadi karangan dangkal tidak
menarik. Misalnya, topik “Pesawat
Karakteristik Karangan Eksposisi Terbang di Indonesia”. Topik ini sangat
luas, sehingga akan sangat banyak yang
Menurut Suparno dan Yunus akan dipaparkan. Oleh karena itu, topik
(2002:5.4) karangan eksposisi adalah harus disederhanakan atau dibatasi
karangan yang bertujuan utama untuk supaya menjadi lebih sempit. Dengan
memberitahu, mengupas, menguraikan, demikian, akan lebih mudah
atau menerangkan sesuatu. Dalam mengolahnya menjadi karangan yang
karangan eksposisi, masalah yang cukup mendalam.
dikomunikasikan terutama adalah
informasi. Lebih lanjut Suparno & Yunus Teknik Penulisan Eksposisi
mengatakan bahwa sangat mungkin
sesuatu yang dikomunikasikan itu, Agar dapat menulis teks eksposisi
berupa (1) data faktual, misalnya tentang dengan baik, perlu pemahaman dan
suatu kondisi yang benar-benar bersifat penguasaan tekhnik menulis eksposisi.
historis, tentang bagaimana sesuatu Menurut Rofi’uddin & Zuhdi
(misalnya suatu mesin bekerja, dan (1998/1999:173) dalam Ernawati (2013),
bagaimana tentang suatu operasi ada enam cara dalam menulis eksposisi,
diperkenalkan, (2) suatu analisis atau yaitu (1) panjang karangan yang disusun,
suatu penafsiran yang objektif terhadap bisa diperkirakan dengan jumlah halaman
seperangkat fakta, dan (3) mungkin atau jumlah kata-kata, (2) tujuan
sekali berupa fakta tentang seseorang penulisan yakni, memberitahu,
yang berpegang teguh pada suatu menjelaskan, atau mengajari cara
pendirian yang khusus, asalkan tujuan melakukan sesuatu, (3) kesempatan untuk
utamanya adalah untuk memberikan menulis, yaitu tersedianya sumber
informasi. penulisan, waktu dan dana, (4) kondisi
pembaca yang dituju, yakni umur, jenis
Langkah-Langkah Penyusunan kelamin, pengetahuannya, lapisan
Eksposisi sosialnya, (5) pengetahuan dan
pengalaman yang berkaitan dengan
Langkah-langkah yang ditempuh masalah yang akan ditulis, yakni
dalam membuat eksposisi dapat seberapa luas dan dalam pengetahuan
dilakukan dalam tiga hal pokok, yaitu (1) yang akan ditulis itu, (6) hal-hal yang
menentukan topik karangan, (2) paling utama mengenai masalah yang
menentukan tujuan penulisan, dan (3) hendak disajikan kepada para pembaca.
merencanakan paparan dengan membuat Di antara enam butir di atas, yang
kerangka yang lengkap dan tersusun baik benar-benar harus diperhatikan adalah
(Suparno & Yunus, 2002:5.7). butir 2 dan butir 4. Butir 2 berkaitan
Sebelum memulai menulis, topik dengan tujuan menulis, yaitu untuk
atau tema eksposisi harus sudah memberitahu, menjelaskan atau
ditentukan. Topik itu pikiran, gagasan, mengajari pembaca melakukan sesuatu.
atau ide yang menjadi pusat dan akan Tujuan ini menentukan apa yang akan
menjiwai seluruh eksposisi. Topik inilah ditulis dan bagaimana
yang akan dikembangkan menjadi mengorganisasikannya. Butir 4 berkaitan
karangan. Oleh karena itu, topik tidak kondisi pembaca yang dimaksudkan
boleh terlalu luas, karena akan dalam kaitannya dengan apa yang akan

96
ditulis. Dalam hal ini, harus dapat kemudian ditempelkan di dahi atau
memperkirakan setepat mungkin apa diselipkan ditelinga (dengan syarat
yang sudah diketahui oleh pembaca siswa yang memegang kartu yang
mengenai hal yang akan ditulis. berukuran 10x10cm bisa melihat apa
jawabannya).
Metode Cush Word (Tebak Kata) 5. Peserta didik yang memegang kartu
10x10 cm membacakan kata-kata
Tebak kata merupakan penyampaian yang tertulis didalamnya sementara
materi ajar dengan menggunakan kata- pasanganya menebak apa yang
kata singkat dalam bentuk kartu dimaksud dalam kartu 10x10 cm.
permainan sehingga anak dapat Jawaban tepat apabila sesuai isi
menerima pesan pembelajaran melalui kartu yang berukuran 5x2 cm
kartu itu. Untuk itu, buatlah kartu yang tersebut.
didalamnya mengandung berbagai 6. Apabila jawabannya tepat (sesuai
pertanyaan yang membutuhkan satu kartu yang tertulis dikartu) maka pasangan
jawaban yang dapat mewakili dari itu boleh duduk. Bila belum tepat
seluruh pertanyaan atau pertanyaan yang pada waktu yang ditetapkan, peserta
ada. didik boleh mengarahkan dengan
Menebak kata merupakan aktivitas kata-kata lain, dengan syarat tidak
pembelajaran yang pertama dan utama langsung memberikan jawabannya.
dalam mewujudkan keberhasilan proses 7. Pengambilan kesimpulan.
belajar mengajar. Melalui tebak kata, 8. Penutup.
siswa diarahkan untuk memahami dan
mengetahui pesan-pesan yang METODE PENELITIAN
terkandung dalam materi. Jadi dengan
mampunya siswa menebak kata berarti Jenis Penelitian
mencerminkan kemampuan siswa dalam
menguasai dan memahami materi yang Penelitian ini merupakan penelitian
ada. tindakan kelas (classroom action
research) yang bertujuan untuk
Langkah-langkah Metode Crush Word meningkatkan kemampuan menulis teks
(Tebak Kata) eksposisi pada siswa Kelas X IPA-1
SMA Negeri I Sungguminasa melalui
1. Guru mempersiapkan kartu yang metode cush word.
akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Lokasi dan Subjek Penelitian
2. Guru menjelaskan kompetensi yang
ingin dicapai atau materi pelajaran Penelitian ini akan dilaksanakan di
selama + 45 menit. Kelas X IPA-1 SMA Negeri I
3. Guru menyuruh peserta didik berdiri Sungguminasa yang terletak di
berpasangan di depan kelas. Kabupaten Gowa, dengan jumlah siswa
4. Seorang peserta didik diberi kartu 29 orang, yang terdiri dari laki-laki
yang berukuran 10x10 cm yang berjumlah 10 orang dan perempuan 19
nantinya dibacakan kepada orang.
pasanganya. Seorang peserta didik
lainnya diberikan kartu dengan Prosedur Penelitian
ukuran 5x2 cm yang isinya tidak
boleh dibaca (kertasnya dilipat)

97
Prosedur penelitian ini dirancang
atas dua siklus yaitu, siklus pertama (2 HASIL PENELITIAN DAN
minggu) 4 x pertemuan dan, siklus kedua PEMBAHASAN
(2 minggu) 4 x pertemuan.
Prosedur penelitian tindakan kelas A. Hasil Penelitian
ini dilaksanakan sesuai dengan
perubahan yang ingin dicapai dan Hasil Tes siklus I
pelaksanaannya dilaksanakan menurut
prosedur tahapan yaitu, tahap Pada siklus ini, hasil kemampuan
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap menulis siswa diukur dari tes evaluasi
observasi, evaluasi, dan tahap refleksi. yang diberikan setelah menyelesaikan
satu pokok bahasan. Hasil analisis
Instrumen Penelitian deskriftif skor siswa yang diperoleh
setelah penggunaan metode cush word
Instrumen yang digunakan dalam dapat dilihat dari tabel 4.1 berikut :
penelitian ini, yaitu lembar observasi dan Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil
tes tentang menulis teks ekposisi. kemampuan Menulis Eksposisi Siswa
Observasi digunakan untuk memperoleh Kelas X IPA-1 SMA Negeri I
data aktivitas guru dan siswa. Tes Sungguminasa pada Siklus I
digunakan untuk memperoleh data Statistik Nilai
kemampuan menulis teks eksposisi Statistik
melalui metode cush word pada siswa Jumlah Siswa 29
kelas X IPA-1 SMA Negeri I Skor Ideal 100
Sungguminasa.
Nilai Maksimum 80
Teknik Pengumpulan Data Nilai Minimum 30
Rentang Skor 50
Cara pengambilan data dalam Skor Rata-rata 53,59
penelitian ini adalah sebagai berikut : Standar Deviasi 14, 09
1. Teknik tes
Data hasil belajar diambil dengan Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh
memberikan tes essay berupa bahwa skor rata-rata hasil kemampuan
pertanyaan mengenai keterampilan menulis eksposisi siswa kelas X IPA-1
menulis teks eksposisi kepada siswa SMA Negeri I Sungguminasa setelah
setiap akhir siklus. menggunakan metode Cush Word pada
2. Teknik Observasi siklus I adalah 53,59 dari skor ideal yang
Observasi dilakukan selama proses mungkin dicapai yaitu 100. Skor tertinggi
pembelajaran untuk memperoleh yakni 80 dan terendah 30 dengan standar
informasi proses pembelajaran deviasi 14,09.
dalam menulis eksposisi.
Hasil Tes siklus II
Teknik Analisis Data
Pada siklus II ini dilaksanakan tes
Data yang diperoleh melalui bentuk hasil menulis eksposisi dengan bentuk
tes akan dianalisis secara kuantitatif, tes essay. Tes hasil belajar tersebut
sedangkan data yang diperoleh melalui dilaksanakan setelah penyajian satu
observasi, pencatatan lapangan, akan pokok bahasan yaitu pengertian
dianalisis secara kualitatif. eksposisi, jenis-jenis eksposisi, ciri-ciri

98
eksposisi dan langkah-langkah menyusun penelitian pada siklus I dan siklus II
eksposisi. Adapun data skor hasil tercatat sejumlah perubahan yang terjadi
menulis eksposisi siswa siklus II dapat selama proses belajar mengajar
dilihat pada tabel berikut: berlangsung. Perubahan tersebut
Tabel 4.2 Statistik Skor Hasil merupakan data kualitatif yang diperoleh
Kemampuan Menulis Eksposisi Siswa dari lembar observasi pada setiap
Kelas X IPA-1 SMA Negeri I pertemuan yang dicatat pada tiap siklus
Sungguminasa pada Siklus II untuk mengetahui perubahan kesiapan
Statistik Nilai Statistik siswa dalam mengikuti proses belajar
Jumlah Siswa 29 mengajar selama penelitian ini
Skor Ideal 100 berlangsung.
Nilai Maksimum 98
Nilai Minimum 50 Siklus I
Rentang Skor 48
Skor Rata-rata 74,59 Data aktivitas siswa pada siklus I
Standar Deviasi 10,48 diperoleh melalui hasil pengamatan
aktivitas dan sikap siswa selama proses
Analisis data kualitatif pembelajaran di setiap pertemuan.
Adapun deskripsi aktivitas siswa pada
Di samping peningkatan siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.3
kemampuan menulis eksposisi, selama berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Aktivitas dan Sikap Siswa pada Siklus I
No Kriteria Penilaian Pertemuan Persentase
1 2 3 ∑ (%)
1. Jumlah siswa yang hadir 26 21 25 72 82,75
2. Siswa yang memperhatikan 24 19 23 66 75,86
pembahasan materi pembelajaran
3. Siswa yang mengajukan pertanyaan 3 5 6 14 16,09
tentang materi yang belum
dimengerti
4. Siswa yang mengerjakan soal 10 12 14 36 33,33
latihan
5. Siswa yang melakukan kegiatan 2 2 2 6 6,89
lain pada saat proses belajar
mengajar berlangsung

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas 16,09%. Kemudian Siswa yang


diperoleh bahwa dari 29 siswa kelas X mengerjakan soal latihan mencapai
IPA-1 SMA Negeri I Sungguminasa yang 41,38%. Siswa yang melakukan kegiatan
terlampir pada lembar observasi dan lain pada saat proses belajar mengajar
absensi siswa, kehadiran siswa rata-rata berlangsung mencapai 6,89%.
pada siklus I mencapai 82,75%. Siswa
yang memperhatikan pembahasan materi Siklus II
pembelajaran rata-rata 75,86%, siswa
yang mengajukan pertanyaan tentang Data aktivitas siswa pada siklus II
materi yang belum dimengerti rata-rata diperoleh melalui hasil pengamatan

99
aktivitas dan sikap siswa selama proses siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.4
pembelajaran di setiap pertemuan. berikut:
Adapun deskripsi aktivitas siswa pada

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Aktivitas dan Sikap Siswa pada Siklus II
No Kriteria Penilaian Pertemuan Persen-tase
1 2 3 ∑ (%)
1. Jumlah siswa yang hadir 28 28 28 84 96,55
Siswa yang memperhatikan
2. pembahasan materi pembelajaran 27 29 29 85 97,70
3. Siswa yang mengajukan pertanyaan 5 8 9 22 25,29
tentang materi yang belum
dimengerti
4. Siswa yang mengerjakan soal 10 12 16 38 43,68
latihan
5. Siswa yang melakukan kegiatan 2 1 - 3 3,45
lain pada saat proses belajar
mengajar berlangsung

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas pembelajaran menulis eksposisi melalui


diperoleh bahwa dari 29 siswa kelas X metode cush word siswa kelas X, pada
IPA-1 SMA Negeri I Sungguminasa yang siklus I dan siklus II dilihat dari penilaian
terlampir pada absen kelas, kehadiran aspek isi, aspek kosakata penggunaan
siswa rata-rata mencapai 96,55%. Siswa bahasa dan hasil observasi. Skor rata-rata
yang memperhatikan pembahasan materi pada siklus I siswa memperoleh 53,59
pembelajaran rata-rata 97,70%, Siswa sedangkan pada akhir siklus II skor rata-
yang mengajukan pertanyaan tentang rata yang dicapai siswa adalah 74,59.
materi yang belum dimengerti rata-rata Pada siklus I masih dikategorikan rendah
25,29%. Kemudian Siswa yang karena belum mencapai Ketuntasan
melakukan kegiatan lain pada saat proses Kriteria Minimal (KKM), setelah
belajar mengajar berlangsung mencapai diterapkan kembali pembelajaran pada
3,45%, Siswa yang mengerjakan soal siklus II sudah meningkat karena
latihan mencapai 43,68%. mencapai Ketuntasan Kriteria Minimal
(KKM) sebesar 70%.
SIMPULAN DAN SARAN
Saran
Simpulan
Hal-hal yang dapat disarankan
Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan hasil penelitian tindakan
disimpulkan bahwa pembelajaran kelas ini sebagai berikut :
menulis eksposisi melalui metode cush 1. Bagi siswa kelas X IPA-1 SMA
word pada siswa kelas X IPA-1 SMA Negeri I Sungguminasa yang telah
Negeri I Sungguminasa dapat terlaksana mencapai hasil baik agar berupaya
dengan baik dan terjadi peningkatan pada mempertahankannya. Siswa yang
pembelajaran menulis eksposisi siswa belum mencapai hasil baik agar
setelah diadakan tindakan selama dua berupaya untuk meningkatkan hasil
siklus. Dari hasil penilaian dalam menulis dengan cara selalu berlatih

100
dalam penulisan eksposisi dan Pendidikan:Kompetensi dan
memperbaiki kosakata dan Praktiknya. Jakarta: Bumi
penggunaan bahasa yang tepat. Aksara.
2. Perencanaan yang diterapkan oleh
guru harus sesuai dengan langkah Ernawati. 2013. Peningkatan
kegiatan pembelajaran dan Kemampuan Menulis Karangan
memungkinkan siswa dapat Eksposisi Melalui Strategi
melaksanakan tugas menulis Rangsangan Visual Siswa Kelas
eksposisi. Dengan cara ini, VIII SMP Negeri I Bungoro Kab.
diharapkan kemampuan menulis Pangkep. Skripsi tidak
siswa memiliki motivasi untuk diterbitkan. Unismuh Makassar
menulis lebih meningkat.
3. Sebagai tindak lanjut penerapan Http://www.pojok
pembelajaran bahasa Indonesia manfaat.com/2013/05/paragraf
dengan menggunakan metode Cush eksposisi-pengertian-ciri-jenis-
Word, diharapkan guru lebih kreatif
dalam menyajikan pelajaran agar Irfan. 2014. Peningkatan Kemampuan
siswa dapat lebih termotivasi, dan Menulis Paragraf Ekposisi
lebih terlatih dalam berpikir untuk Dengan Model Pembelajaran
menemukan penyelesaian Cooperative Integrated Reading
soal/masalah khususnya dalam And Composition(CIRC).
menulis. Terhadap Siswa Kelas X/A SMA
Negeri I Liukang Tupabbiring
DAFTARA PUSTAKA Kabupaten Pangkep

Ahmad Andis. 2010. Peningkatan Muhammad Nawir. 2012. Peningkatan


Kemampuan Menulis Paragraf Kemampuan Menulis Paragraf
Melalui Media Gambar Siswa Persuasif Melalui penerapan
Kelas V SDN 75 Palopo. Tesis Teknik Mind Mapping Pada
tidak diterbitkan. Unismuh Siswa Kelas VII MTS
Makassar. Muhammadiyah Tallo Makassar.
Skripsi tidak diterbitkan.
Akhadiah, Sabarti,dkk. 1998. Pembinaan Unismuh Makassar.
Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. IKIP Jakarta. Munirah. 2012. Bahan Ajar Karya Tulis
Erlangga. Ilmiah. Diktat, Unismuh
Makassar
Arikunto, Suharsimin. 2008. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Poyoth-P. blogspot.com/2012/11/model-
Aksara. pembelajaran-guided-teaching-
html
Chulsum Umi, dkk. 2006. Kamus Besar
bahasa Indonesia. Surabaya: Rahmi. 2011. Penerapan Teknik Mind
Kashiko Mapping Dalam Meningkatkan
contoh.html. Kemampuan Menulis Karangan
Persuasif Siswa Kelas XI SMA
D.Ph. Sukardi, 2003. Metodologi Muhammadiyah Wilayah
Penelitian

101
Makassar. Skripsi tidak
diterbitkan. Unismuh Makassar.

Said, D. M. M. Ide. 2008. Aspek


kebahasaan dan Tata Cara
Penulisan. Makalah. Worshop
Penulisan Bahan Ajar.
Universitas Muhammadiyah
Makassar.

Sirajuddin. 2012. Peningkatan


Pembelajaran keterampilan
Menulis Karangan Argumentasi
dengan Menggunakan Metode
Brainstorming Siswa Kelas X
SMA Negeri I Kelara. Skripsi
tidak diterbitkan.Unismuh
Makassar

Suparno & Yunus, M. 2002.


Keterampilan Dasar Menulis.
Jakarta: Universitas Terbuka,
Depdiknas.

Syamsuddin, AR. 2009. Kompetensi


Berbahasa dan Sastra Indonesia
3. Departemen Pendidikan
Nasional.

Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis


Sebagai suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung : Angkasa.

102

Anda mungkin juga menyukai