Anda di halaman 1dari 5

Menganalisis Artikel Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

Indonesia
No.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Kalimat yang Menggunakan Penulisan


Huruf yang Salah dan Tanda Baca yang
Salah
Dalam suatu dimensi kehidupan
masyarakat yang begitu luas, tidaklah
cukup diatur dengan suatu peraturan
atau undang-undang, karena ciri
masyarakat bukanlah homogeny,
melainkan hitrogen yang masingmasing mempunyai perasaan, kemauan,
dan kebutuhan yang tidak sama.
Dalam upaya pembinanaan dan
pengembangan bahasa Indonesia, sejak
tahun 1938 hingga dewasa ini
setidaknya telah delapan kali kongres
bahasa diselenggarakan.
Landasan konstitusional ini
memberikan kedudukan yang kuat bagi
bahasa Indonesia untuk digunakan
dalam berbagai urusan kenegaraan dan
dalam menjalankan tatapemerintahan.
Bahasa pengantar di sekolah dasar di
daerah-daerah tertentu pada tingkat
permulaan untuk memperlancar
pengajaran bahasa Inodnesia serta
matapelajaran lain.
Berkaitan dengan pembinaan guru-guru
bahsa, pemerintah telah berupaya
melakukan lakah kebijakan dengan
melakukan bekal pemahaman yang
cukup terhadap guru-guru bahasa
Indonesia melalui penataran-penataran
kebahasaan.
Pembinanan bahasa dalam kaitannya
dengan kedudukan dan fungsi Bahasa
Indonesia sebagai sarana pembangunan
nasional.
Tanpa pembinaan yang berhati-hati dan
dilakukan dengan seksama, tidak
mustahil ragam-ragam tersebut akan
semakin menyimpang jauh dari poros

Perbaikan Penulisan Huruf yang Salah


dan Tanda Baca yang Salah
Dalam suatu dimensi kehidupan
masyarakat yang begitu luas, tidaklah
cukup diatur dengan suatu peraturan atau
undang-undang, karena ciri masyarakat
bukanlah homogeny, melainkan
heterogen yang masing-masing
mempunyai perasaan, kemauan, dan
kebutuhan yang tidak sama.
Dalam upaya pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia, sejak
tahun 1938 hingga dewasa ini setidaknya
telah delapan kali kongres bahasa
diselenggarakan.
Landasan konstitusional ini memberikan
kedudukan yang kuat bagi bahasa
Indonesia untuk digunakan dalam
berbagai urusan kenegaraan dan dalam
menjalankan tata pemerintahan.
Bahasa pengantar di sekolah dasar di
daerah-daerah tertentu pada tingkat
permulaan untuk memperlancar
pengajaran bahasa Inodnesia serta mata
pelajaran lain.
Berkaitan dengan pembinaan guru-guru
bahsa, pemerintah telah berupaya
melakukan langkah kebijakan dengan
melakukan bekal pemahaman yang cukup
terhadap guru-guru bahasa Indonesia
melalui penataran-penataran kebahasaan.
Pembinaan bahasa dalam kaitannya
dengan kedudukan dan fungsi Bahasa
Indonesia sebagai sarana pembangunan
nasional.
Tanpa pembinaan yang berhati-hati dan
dilakukan dengan saksama, tidak
mustahil ragam-ragam tersebut akan
semakin menyimpang jauh dari poros inti

inti bahasa kita.


8. Pengejaan kata atau frase yang tidak
taat asas.
9. Sedangkan tujuan nasional dalam
pengembangan ketrampilan berbahasa
asing (dalam hal ini adalah bahasa
Inggris) sesuai dengan keputusan
pemerintah dan sesuai kgunaannya
ialah agar kita memilki kompetensi.
10. Bahkan, bahasa Melayu sendiri pada
saat ini sudah dianggap sebagai bahasa
asing bila di sandingkan dengan
bahasa Indonesia.
11. Berkenaan dengan pembangunan,
kongres bahasa Indonesia III
menyerukan terhadap perlunya
penyusunan pedoman lafal baru, kamus
baku, tatabahasa baku, dan perlu pula
ada usaha pemodeman bahasa Indnesia.
12. Fungsi ketiga bahasa Indonesia sebagai
penambah wibawa merupakan unsur
yang menduduki tempat tertinggi pada
skala tatanilai dalam masyarakat
bahasa.
13. Kegiatan yang demikian ini secara
mental psikologik membebani anak,
baik anak yang mampu, lebi-lebih anakanak yang tidak mampu memenuhi
tuntutan tersebut.
14. Hal ini dapat dilakukan dengan
penentuan strategi pengajaran,
pengembangan tatabahasa anutan,
penggunnaan tatabahasa yang baik
dan benar.
15. Ketetuan mengenai lalulintas
(sirkulasi) buku dan barang cetakan
yang tertulis dalam bahasa Indonesia,
terutama di kawasan ASEAN perlu
ditinjau kembali.
16. Upaya lebih konkrit tidak lagi menjadi
agenda pemerintah.
17. Hasil kongres bahasa Indonesia I tahun
1938 di Solo Jawa Tengah, memberikan
penegasan tentang kedudukan bahasa
Indonesia serta pengembangan dan

bahasa kita.
Pengejaan kata atau frasa yang tidak taat
asas.
Sedangkan tujuan nasional dalam
pengembangan keterampilan berbahasa
asing (dalam hal ini adalah bahasa
Inggris) sesuai dengan keputusan
pemerintah dan sesuai kgunaannya ialah
agar kita memilki kompetensi.
Bahkan, bahasa Melayu sendiri pada saat
ini sudah dianggap sebagai bahasa asing
bila di sandingkan dengan bahasa
Indonesia.
Berkenaan dengan pembangunan,
kongres bahasa Indonesia III menyerukan
terhadap perlunya penyusunan pedoman
lafal baru, kamus baku, tata bahasa
baku, dan perlu pula ada usaha
pemodeman bahasa Indnesia.
Fungsi ketiga bahasa Indonesia sebagai
penambah wibawa merupakan unsur
yang menduduki tempat tertinggi pada
skala tata nilai dalam masyarakat
bahasa.
Kegiatan yang demikian ini secara
mental psikologik membebani anak, baik
anak yang mampu, lebi-lebih anak-anak
yang tidak mampu memenuhi tuntutan
tersebut.
Hal ini dapat dilakukan dengan
penentuan strategi pengajaran,
pengembangan tata bahasa anutan,
penggunaan tata bahasa yang baik dan
benar.
Ketetuan mengenai lalu lintas (sirkulasi)
buku dan barang cetakan yang tertulis
dalam bahasa Indonesia, terutama di
kawasan ASEAN perlu ditinjau kembali.
Upaya lebih konkret tidak lagi menjadi
agenda pemerintah.
Hasil kongres bahasa Indonesia I tahun
1938 di Solo, Jawa Tengah, memberikan
penegasan tentang kedudukan bahasa
Indonesia serta pengembangan dan

pembinaannya untuk semakin


dimantapkan.
18. Mulai dari judul film, judul buku, judul
lagu sampai pemberian nama merk
produk dalam negeri.
19. Kemudian pada suatu masa transisi
masyarakat tersebut menjadi
dwibahasawan sebagai satu tahapan
sebelum kepunahan bahasa aslinya (BI)
dan dalam jangka waktu beberapa
generasi mereka bertrasformasi
menjadi masyarakat ekabahasawan
kembali.
20. Dengan demikian, pergeseran bahasa
mencakup pertama-pertama
kedwibahasaan (seringkali bersama
diglosia).
21. Blum dalam Sparingga (2003)
mengatakan bahwa ada empat nilai
yang berbeda namun saling
berhubungan dalam pendidikan
masyarakat muktikuktural, yaitu
antirasisme, multikulturalisme,
komunitas antar-ras, dan penghargaan
terhadap manusia sebagai individu.
22. Pada umumnya, di dalam persaingan
kebahasaan terjadi fenomena-fenomena
kebahasaan yang diawali dengan
kedwibahsaan.
23. Di dalam kedudukannnya sebagai
bahasa asing, bahasa-bahasa terebut
bertugas sebagai sarana perhubungan
antarbangsa.
24. Penulis terkesima dengan cerita sahabat
penulis1.
25. Sejak tahun 1973 keinginan untuk
mekakukan uoaya menerjemahan bukubuku ilmu pengetahuan sudah
didengungkan oleh Prof.Dr. Sutan
Takdir Alisyahbana, tetapi hasilnya
pada tahun anggaran 1979/1980
pemerintah hanya mampu mendanai
penerjemahan 31 judul buku dengan
biaya Rp. 34.837.250 (Bakry,

pembinaannya untuk semakin


dimantapkan.
Mulai dari judul film, judul buku, judul
lagu sampai pemberian nama merek
produk dalam negeri.
Kemudian pada suatu masa transisi
masyarakat tersebut menjadi
dwibahasawan sebagai satu tahapan
sebelum kepunahan bahasa aslinya (BI)
dan dalam jangka waktu beberapa
generasi mereka bertransformasi
menjadi masyarakat ekabahasawan
kembali.
Dengan demikian, pergeseran bahasa
mencakup pertama-tama
kedwibahasaan (seringkali bersama
diglosia).
Belum dalam Sparingga (2003)
mengatakan bahwa ada empat nilai yang
berbeda namun saling berhubungan
dalam pendidikan masyarakat
muktikuktural, yaitu antirasisme,
multikulturalisme, komunitas antar-ras,
dan penghargaan terhadap manusia
sebagai individu.
Pada umumnya, di dalam persaingan
kebahasaan terjadi fenomena-fenomena
kebahasaan yang diawali dengan
kedwibahasaan.
Di dalam kedudukannnya sebagai bahasa
asing, bahasa-bahasa tersebut bertugas
sebagai sarana perhubungan antarbangsa.
Penulis terkesima dengan cerita sahabat
penulis.
Sejak tahun 1973 keinginan untuk
mekakukan uoaya menerjemahan bukubuku ilmu pengetahuan sudah
didengungkan oleh Prof.Dr. Sutan Takdir
Alisyahbana, tetapi hasilnya pada tahun
anggaran 1979/1980 pemerintah hanya
mampu mendanai penerjemahan 31 judul
buku dengan biaya Rp 34.837.250
(Bakry, 1981:173).

No.

1981:173).
26. Fenomena pemertahanan dan
pergeseran bahasa sebenarnya sudah
ada sejak bahasa-bahasa itu mulai
mengadakan kontak dengan bahasa
lainnya (Grosjean 1982).

Fenomena pemertahanan dan pergeseran


bahasa sebenarnya sudah ada sejak
bahasa-bahasa itu mulai mengadakan
kontak dengan bahasa lainnya (Grosjean,
1982).

27. Tidak jarang bahasa yang ditelantarkan


oleh penuturnya itu lambat laun
mengakibatkan kematian bahasa
(Dorian 1982)

Tidak jarang bahasa yang ditelantarkan


oleh penuturnya itu lambat laun
mengakibatkan kematian bahasa (Dorian,
1982)

Penulisan Unsur Asing yang salah


1. Chatting

Perbaikan Penulisan Unsur Asing


Chatting

2. Nonformal

Non-formal

3. Nondepartmen

Non-departemen

4. Mendownload

Men-download

5. Menguploud

Meng-uploud

6. Mengupdate

Meng-update

7. Dienter

Di-enter

8. Direlease

Di-release

9. Didiscount

Di-discount

10. Side effect

Side effect

11. Plural

Plural

Nama : A.A. Istri Diah Berlianthy


NIM : 1613031027

Kelas : 1A

Anda mungkin juga menyukai