Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 6: Peran Masyarakat Dalam Kebijakan

1. Kebijakan pendidikan yang dibuat oleh pemerintah yang melibatkan


masyarakat menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
Bab IV yang didalamnya memuat bahwasanya pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga.

Contoh bentuk partisipasi masyarakat dalam pendidikan yaitu:

 Partisipasi finansial yaitu berupa dana bantuan seperti beasiswa.


 Partisipasi material seperti sumbangan bahan-bahan material
bangunan untuk kegiatan belajar mengajar.
 Partisipasi akademik seperti pengawasan dan bimbingan belajar anak
 Partisipasi kultural yaitu menjaga nilai-nilai budaya yang ada
dilingkungan sekolah
 Partisipasi evaluatif seperti keterlibatan masyarakat dalam
pengendalian dan control terhadap penyelenggara pendidikan.
2. Dewan penyantun pendidikan adalah majelis atau badan yang dibentuk
untuk membantu pengembangan dan kemajuan pendidikan pada setiap
satuan pendidikan ( baik bersifat formal maupun non formal ).
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa tugas dari dewan penyantun adalah
memberikan arahan kebijakan strategis dalam pengelolaan Dana Abadi
Pendidikan ( sebagaimana yang terdapat dalam peraturan presiden RI No
12 Th 2019 tentang Dana Abadi Pendidikan pada BAB III “ Pengelola
Dana Abadi Pendidikan “ Pasal 5 Ayat 1 ).
Dewan penyantun diangkat oleh pimpinan Lembaga Pendidikan yang
bersangkutan. Terkait siapa saja orang yang akan menjadi dewan
penyantun, yang pasti dia adalah orang yang mampu dan bersedia
mengemban amanah seperti diantaranya tokoh masyarakat, pejabat,
pengusaha, pihak aparat ( dalam arti mereka yang peduli terhadap
pendidikan ).
3. Pemerintah sudah berupaya semaksimal mungkin dengan berbagai cara
untuk merumuskan rancangan kegiatan pendidikan, namun hal tersebut
belum dilakukan secara merata. Hal tersebut dapat kita amati secara teliti
terkait dengan adanya anggaran pendidikan sebesar 20% pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN ) dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah ( APBD ) itupun hanya berlaku secara formalitas. Ketika
mecoba penelusuran secara mendalam oleh para pemerhati pendidikan,
menurut Neraca Pendidikan Daerah yang diterbitkan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud ), banyaknya jumlah kota dan
kabupaten yang mengalokasikan kurang dari 10 persen APBD untuk
pendidikan.
Demikian pula hanya dengan adanya regulasi berupa UU No 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Namun sangat disayangkan
anggaran 20 persen tersebut tidak sepenuhnya berada pada kementrian
yang mengurus secara benar terkait dengan pendidikan.
4. Persuasi pendidikan adalah salah satu bentuk upaya ( pendekatan yang
dilakukan oleh orang-orang yang peduli terhadap pendidikan sehingga
tercapainya tujuan pendidikan ). Dalam hal ini banyak upaya yang
dilakukan harus oleh pemerintah agar tercapainya tujuan pendidikan
sebagaimana dalam pasal 3. Sebagai contoh pendekatan jangka pendek
yaitu adanya upaya dari pemerintah yang diberikan kepada masyarakat
mengenai pemberian bantuan beasiswa yang berprestasi ataupun kurang
mampu memenuhi kebutuhan pendidikan. dan contoh pendekatan jangka
panjang yaitu adanya ketersediaan lapangan pekerjaan yang bisa
menyesuaikan kebutuhan sehingga tidak adanya penambahan
pengangguran.
Kelompok 7 Implementasi Kebijakan Pendidikan

1. Pandemi Covid-19 yang menghambat semua bidang termasuk pendidikan


memang tidak bisa kita cegah. Bahkan pemerintah menyatakan bahwa UN
dibatalkan, dan anggarannya akan dialokasikan untuk membantu
menyelesaikan Pandemi Covid-19, hal tersebut merupakan salah satu
kebijakan yang sedang diimplementasikan sekarang. Hal tersebut juga
disebabkan karena pada bidang kesehatan yang memerlukan banyak dana
untuk untuk penanganan Covid-19. Dan kebijakan tersebut merupakan
kebijakan yang paling bijak untuk di implementasikan dalam keadaan
yang seperti ini
2. Nilai kelulusan yang menjadi tolak ukur ditengah Pandemi Covid-19
adalah berdasarkan nilai UAMBN dan UASBN disekolah masing-masing.
Seperti yang kita ketahui bahwa nilai UN tidak lagi menjadi patokan
kelulusan siswa/i di Indonesia. Dan nilai UN pun tidak menjamin seorang
peserta didik akan kompeten saat dia bekerja nantinya.
3. Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya gaji yang diterima oleh
guru honorer adalah:
 Tidak adanya anggaran dari APBN ( anggaran Pendapatan Belanja
Negara ) jadi pemerintah tidak bisa secara resmi menggaji para
guru honorer sedangkan jumlah guru honorer di Indonesia sendiri
50.000 ( Lima Puluh Ribu ).
 Tidak terikat dengan instansi pemerintah manapun jadi guru
honorer tidk terikat kerja resmi dengan kepemerintahan.
 Guru honorer hanya diangkat oleh kepala sekolah tidak secara
resmi dipilih seperti guru atau ASN pada umumnya.

Pemerintah bukannya tidak melek akan honorer. Buktinya pemerintah


sampai sekarang membuka tes-tes CPNS untuk memberikan
kesempatan kepada guru honorer.
4. Pembuat kebijakan harus memiliki strategi negosiasi kepada pelaksana
kebijakan agar kebijakannya disetujui. (Nakamura dan Smallwood, 1980)
menjelaskan bahwa pelaksana formal biasanya memiliki tanggung jawab
untuk mengoordinasi aktor-aktor yang berbeda, tetapi tidak serta merta
menghasilkan kewenangan yang cukup dan karenanya harus bernegosiasi
dan berkompromi selama proses implementasi.
Kelompok 8: Evaluasi pendidikan

1. Mengenai peniadaan ujian nasional, sebenarnya itu bukan sebuah wacana lagi.
Akan tetapi sudah ada pengkajian secara mendalam oleh apakar menganai hal
tersebut dan juga ada usulan dari berbagai pihak (masyarakat dan guru).
Kerana ada wabah covid-19 UN langsung diberhentikan. Karena
ditiadakannya UN maka untuk melakukan evaluasi itu dikembalikan kepada
sekolah yang bersangkutan. Adun kebijakan yang dibuatoleh pak Nadiem 1),
adanya penghapusan USBN ini diganti dengan UAS saja jadi sekolah
memiliki tulak ukurnya sendiri dalam menilai para muridnya, 2) adanya
pergantian sistem Un menjadi assessment competency dan survey karekter
(yang menjadi tolak ukur bukan siswa lagi tetapi pada pembelajaran yang
diterapkan oleh sekolah, 3) perampingan RPP dan 4), adanya kegiatan
presentase sistem dalm proses PPDB (80% menggunakan sistem Zonasi, 15%
jalur prestasi, dan 5% perpindahan.
2. Mengenai masalah penganguran ini memang sangat rumit karena setiap
tahuannya angka pengangguran yang ada di Indonesia semakin tahun semakin
bertambah, untuk mengatasi hal ini pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dia
harus bekerja sama dengan swasta agar dapat mengurangi angka
pengangguran, ada beberapa kebijakan mengenai hal tersebut 1) adanya
kerjasama pemerintah (semua unsur) untuk menemukan solusi untuk
menyelenggarakan JOB FAIR, 2) memberikan pelatihan kerja untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki, 3) meningkatkan
jiwa kewirausahaan dan mutu pendidikan.
3. Mengenai kendala biologis ialah faktor pelaksanaan yang memandang
evaluasi kebijakan berkaitan dengan prestasi dirinya sendiri, ia mera
keputusannya itu telah dianggapnya baik dan tidak memiliki keinginan untuk
mengubahnya. Yang mana hal ini dapat menghambat karir mereka
kedepannya, apalagi mereka yang nyaman dengan kondisi yang ada. Jadi kita
harus mengentropeksi diri dan juga menerima berbagai masukan dari pihak
yang terkait agar ia sadar bahwa apa yang iya lakukan itu salah atau kurang
tetap.
4. Mengenai penerapan kebijakan itu ahrus benar –benar memahami bagaimana
proses pengambilan kebijakan itu sendiri, sebagaimana teori proses kebijakan
tersebut mencakup beberapa kegiatan diantaranya, adalah perencanaan,
penyusunan, pengorganisasian, pelaksanaan dan adanya evaluasi kebijakan.
Sehingga dalam pelaksanaan itu sdh benar benar di indentifikasi serta
dilakukan evaluasi secara mendalam sehingga dapat meminimalisir kegagalan-
kegagalan yang akan terjadi. Mengenai syarat perubahan kebijakan besar
kemungkinan apabila tidak bisa membawa dampak baik maka bisa dilakukan
perubahan kebijakan pendidikan, tapi hal tersebut memerlukan pengkajian
ulang mengenai kegagallan pelaksanaan kebijakan tersebut.
Kelompok 9: Beberapa Isu dalam Sistem Pendidikan Nasional

1. mengenai Ungkapan “Dengan adanya SD-SMP Satu Atap ini diharapkan


anak-anak lebih termotivasi untuk melanjutkan studi, tidak menambah beban
keuangan keluarga”. adanya Program SD-SMP Satu Atap (merupakan
program pemerintah yang sudah direncanakan sejak th2005 sebagai upaya
untuk mensukseskan wajib belajar 9 tahun, yg tentunya bertujuan agar
masyarakat menedapat kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang lebih
layak hingga jenjang SLTP. Adapun program tsb tentunya juga berdasarkan
hasil data dan obsereva yang harus memenuhi beberapa ketentuan, seperti
Sekolah yg terpencil, dan terisolir (sulit diakses melalui darat, air, maupun
sulitnya jangkauan alat komunikasi serta jangkauan listrik yg krg memadai.
Hal ini tentunya pasti melibatkan banyak pihak, sehingg mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat setempat. Perlu kita ketahui dulu bhwa SLTP/ SMP
satu atap ini merupakan regulasi (aturan) dari pemerintah dalam pasal 1 dalam
PP Nomor 47 Tahun 2008 mengenai wajib belajar yg merupakan program
pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia yg telah
menjadi tanggung jawab pemerintah pusat maupun daerah (adanya upaya
perluasan dan pemerataan atas kesempatan untuk memeroleh pendidikan yang
bermutu, agar mamapu mengembangkan potensi dirinya shingga dapat hidup
mandiri di dalam masyarakat atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi. Oleh karena itu dg adanya SATAP ini diharapkan anak-anak
lebih termotivasi untuk melanjutkan studi mereka (karena pada umumnya
beasiswa sekolah bisa mereka peroleh kita duduk pada jenjang yg lebih tinggi,
setidaknya mampu mengurangi beban hidup keluarga).
2. mengenai Apakah sistem pendidikan Islam bisa selalu berjalan berdampingan
dengan baik dan dapat selalu diterima di masyarakat dengan sistem
pendidikan Nasional di era modernisasi sekarang. memang Nyata ini polemik
baru yang dihadapi oleh pendidikan Islam Zaman sekarang (yang mana
ceritanya ada pengurangan jam pelajaran) dan bahkan santer ada wacana ada
penghapusan jam pelajaran agama (bpk rasa itu polemik besar dalam arti
melanggar UU) karena dalam UU Pasal 12 (1) butir a Undang2 tsb
mengamanatkan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan
berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya
dan diajarkan oleh pendidik yang seagama. jadi setiap peserta didik yang
menempuh pendidikan baik itu di jalur formal, nonformal maupun informal
itu berhak mendapatkan pendidikan agama (artinya pihak sekolah sebagai
pengelola pendidikan jalur formal wajib memberikan pendidikan agama.
Kewajiban tersebut tidak bisa disubstitusikan kepada lembaga pendidikan
yang lain). Upaya untuk meniadakan pendidikan agama itu tidak ada dalam
agenda reformasi sekolah sesuai arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
dengan demikian dapat dsimpulkan bhwa mngenai apakah berjalan jwabnya
iya, justru pndidikan Nasional harus mengikuti (menggandeng pendidikan
Islam, dalam arti pendidikan Islam adalah sub sistem pend Nasional).
3. Mengeani protes pendidikan islam nah perlu kita ketahui bhwa diluar
indonesia saja malah mewajibkan pendidikan Agama, kita Indonesia jua ada
UU (nah kita lihat sendiri bahwa Indonesia merupakan negara yang bisa
dikatakan bangsa religius, mustahil pelajaran agama dianggap tidak penting,
apalagi mau dihilangkan (jadi itu HOAX) yang mana hal itu pasti ada Indikasi
Politik didalamnya, dan perlu kita ketahui bahwa pada pelaksanaannya
lembaga-lembaga pendidikan justru dianjurkan menjalin kerja sama dengan
lembaga-lembaga pendidikan agama lain di luar sekolah (yang tentunya
dengan tujuan untuk penguatan karakter religius peserta didik. jadi dapat
disimpulkan bahwa kerja sama tersebut tidak ada langkah untuk menghapus
pelajaran agama, tapi sebaliknya justru untuk memperkuat keberadaan
pelajaran agama pada setiap lembaga pendidikan khususnya Islam.
Kelompok 10 : Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan Nasional

1. Tujuan inovasi adalah berusaha mreningkatkan kemampuan, yakni


kemampuan dari sumber-sumber tenaga, uang, sarana dan prasarana,
termasuk struktur dan prosedur organisasi. Lebih rincinya mengenai tujuan
inovasi adalah sebagai upaya untuk mengembangkan pendekatan yang
lebih efektif dan ekonomis.Inovasi dalam pendidikan tentunya harus
dilakukan dengan adanya latar belakang. Ada beberapa latar belakang
yang mengharuskan inovasi itu dilakukan seperti masalah mutu
pendidikan, relevansi pendidikan, dan hal-hal yang lain mengenai
pendidikan. Cara melakukan inovasi yang ekonomis seperti halnya
terlebih dahulu dengan cara melihat sumber daya dan biaya yang dimiliki
dan dapat dimanfaatkan. Permisalan jika ada sebuah inovasi yang mampu
menjadi jawaban dari permasalahan sebelumnya serta menggunakan biaya
yang sedikit dan ternyata berkualitas itu lebih menguntungkan daripada
harus melakukan inovasi yang memerlukan biaya yang besar dan kualitas
yang sama dengan biaya yang lebih sedikit. Bermutu atau tidaknya suatu
institusi, tidak dapat diukur dari mahalnya institusi tersebut. Untuk inovasi
yang dilakukan pemerintah, pemerintah membuat sebuah program yang
dicanangkan untuk mendorong lahirnya suatu sistem alternatif unutk
pendidikan di Indonesia. Harapannya akan tercipta sebuah institusi
pendidikan hyang bermutu tetapi tidak mengeluarkan biaya yang mahal.
2. Masalah yang menuntut inovasi dengan ditiadakannya standar nilai
kelulusan untuk UN karena ada kebijakan untuk dihapuskan dan dengan
nilai raport dengan tidak ditunjukkannya tingkatan kompetensi siswa
didalamnya (rangking) dapat membuat motivasi siswa untuk belajar
menunun sehingga menurunkan kualitas pendidikan. Sehubungan dengan
ditiadakannya UN sebagai bahan pertimbangan untuk kelulusan peserta
didik maka kelulusan tersebut diserahkan sepenuhnya kepada pihak
sekolah yang mana nilai raport lah yang dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan kelulusan peserta didik. Inovasi
kebijakan yang harus dilakukan sekolah adalah dikembalikan lagi
kepada tenaga pendidiknya, yang mana tenaga pendidik tersebut harus
paham betul terhadap kurikulum yang dipakai pada sekarang ini agar
memudahkan dalam penyampaian materi di kelas.
3. Untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia agar lebih berkuliatas,
pemerintah membuat kesepakatan kepada masyarakat sekiranya agar
tidak terjadi perpecahan. Apabila saling menyetujui maka dengan mudah
menerapkan kebijakan yang dibuat dengan baik dan sesuai prosedur
antara pemerintah dengan masyarakat.
Kelompok 11 : Kebijakan Pendidikan di Masa Akan Datang

1. Pemerintah harus mempertimbangkan dalam merncang dan mengkaji


secara mendalam sebelum membuat kebijakan sekiranya agar
pembentukan kebijakan untuk masa yang akan datang lebih berjalan sesuai
prosedur yang efekitif dan efisien. Perlu diperhatikan dalam penerapannya
yaitu adanya keterkaitan masayarakat dalam pengambilan keputusan
maupun dalam pengimplementasiannya didunia pendidikan. Kebijakan
dinilai kurang efektif mungkin dengan contoh di bagian pelaksanaan misal
kurikulum k13 saat pertama di terapkan tidak semua sekolah di Indonesia
dapat menerapkan kurikulum tersebut, walaupun pemerintah tidak
mewajibkan tetapi kurikulum sendiri dibuat agar menyeragamkan sistem
pendidikan di Indonesia. Kebijakannya jadi kurang efektif, dan ada juga
seperti ini misal suatu kebijakan yang apabila berganti menteri kebijakan
itu bisa berubah juga seperti kurikulum lagi misalnya kan suatu sekolah
mempersiapkan supaya dapat mengejar ketertinggalan meraka dalam
melaksanakan kurikulum namun beberapa tahun setelah mereka mulai siap
malah kurikulumnya dirubah lagi sehingga sekolah akan memulai lagi dari
awal untuk mempersiapkan kurikulum yang baru. Mengenai bagaimana
kebijakan masa akan datang agar lebih efektif, pemerintah harus
memperhitungkan kesiapan masyarakat dalam menerima suatu kebijakan
baru sehingga masyarakat tidak kaget dengan kebijakan tersebut. Apabila
ada keterkaitan masyarakat dalam penerapannya, maka akan lebih mudah
dan berjalan sesuai dengan prosedur yang dibuat oleh pemerintah.
Nama : Nanda Aulia
TTl : 19 Juli 2000
Agama : Islam
Asal sekolah : SMKN 1Pelaihari
Asal Daerah : Tanah Laut
Asal Sekarang : Tanah Laut
Ayah : Mardani
Pekerjaan : Swasta
Ibu : Samsiah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Motivasi : Ingin memperdalam apa itu manajemen
Organisasi : HMJ MPI
Pesan : -
Kesan : Selam perkuliahan cukup menyenangkan
Sosial Media IG : _auliand
Motivasi Hidup : Struggle that you dp today is the single wy to build a
Better future

Foto :
Nama : Muhammad Abdul Karim
TTl : Kertak Hanyar, 13 Januari 2001
Agama : Islam
Asal sekolah : MAN 2 MODEL BANJARMASIN
Asal Daerah : Kab. Banjar
Asal Sekarang : Jl. A. Yani Km 8.200 Manarap Baru Handil Jambu
Ayah : Ardiansyah
Pekerjaan : Petani
Ibu : Mistawati
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Motivasi : Ingin menjadi seorang pemimpin / kepala sekolah
Organisasi : -
Pesan : -
Kesan : menyenangkan
Sosial Media IG : muhammad_karim01
Motivasi Hidup : Menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain

Foto :

Anda mungkin juga menyukai