Anda di halaman 1dari 15

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEMBANTU SEKOLAH MENCIPTAKAN

LINGKUNGAN BELAJAR YANG BERSIH DAN AMAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT

Dosen Pengampu:
Nauriatul Muharramah, M. Pd.I

Oleh:
Kelompok 5
Norhidayah : 180101050860
Muhammad Asqalani Haytami : 180101050153
Muhammad Abdul Karim : 180101050884

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayahnya kepada kita semua
khususnya kepada kami sehingga bisa menyelesaikan penulisan Makalah yang berjudul
“Partisipasi Masyarakat dalam Membantu Sekolah Menciptakan Lingkungan Belajar yang
Bersih dan Sehat” ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun untuk
memenuhi tugas pembelajaran mata kuliah “Manajemen Humas” dengan mengharap kerendahan
hati agar sekiranya makalah ini dapat diterima.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu
penyelesaian penulisan makalah ini yang telah memberikan masukan agar pembuatan makalah
ini dapat menghasilkan makalah yang bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya,
Disamping itu kami juga menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penulisan makalah
ini. Untuk itu kami mohon kritik dan saran yang membangun. Sehingga bisa melengkapi dan
menjadikan makalah ini bisa lebih baik lagi nantinya.

Akhir dari kami mohon maaf sebesar-besarnya jika terjadi kesalahan dalam penulisan
makalah ini, mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat dan menjadi referensi bagi pembaca.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Banjarmasin, 8 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................
2.1 Pengertian Manajemen Humas...............................................
2.2 Pengertian hubungan Sekolah dengan Masyrakat..................
2.3 Tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat........................
2.4 Partisipasi masyarakat dalam pendidikan menciptakan lingkungan belajar yang
bersih dan aman......................................................................
BAB III PENUTUP.....................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................
B. Saran ......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan serta kesuksesan suatu pendidikan melibatkan faktor internal dan eksternal,
diantara faktor tersebut yaitu lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar lingkungan sekolah.
Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah, keluarga dan
masyarakat. Ini berarti mengisyaratkan bahwa orang tua murid/wali murid dan masyarakat
mempunyai tanggung jawab untuk berpartisipasi, turut memikirkan dan memberikan bantuan
baik material maupun moril dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah agar tercapai tujuan
pendidikan secara maksimal.
Program Sekolah tentunya tidak dapat berjalan lancar apabila tidak mendapat dukungan
masyarakat. Oleh karena itu pemimpin sekolah perlu terus menerus membina hubungan yang
baik antara sekolah dan masyarakat. Sekolah perlu banyak memberi informasi kepada
masyarakat tentang program-program yang sedang dijalankan, agar masyarakat mengetahui dan
memahami program-program apa saja yang sedang berjalan, sehingga apabila
terjadi hal yang tidak diinginkan msyarakat turut serta mengantisipasi permasalahan yang ada.
Harapannya yaitu tumbuhnya rasa simpati dan partisipasi masyarakat.
Tingkat partisipasi masyarakat dalam proses pendidikan di sekolah memberikan
pengaruh yang positif bagi kemajuan sekolah, kualitas pelayanan pembelajaran di sekolah yang
pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kemajuan dan prestasi belajar anak-anak di sekolah.
Oleh karena itu,  untuk lebih memaksimalkan tujuan pendidikan yang ingin dicapai, diperlukan
adanya hubungan antara sekolah dengan masyarakat yang baik melalui partisipasi
masyarakat. Pada makalah ini kami akan membahas mengenai definisi Manajemen Humas,
peran serta masyarakat dalam pendidikan, partisipasi masyarakat dalam kegiatan pendidikan,
manfaat adanya partisipasi masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Manajemen Humas ?
2. Apa pengertian hubungan antara sekolah dengan masyarakat?
3. Apa saja tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat ?

1
4. Bagaimana Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan Menciptakan Lingkungan Belajar
Yang Bersih dan Aman ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk megetahui pengertian Manajemen Humas.
2. untuk mengetahui hubungan antara sekolah dengan masyarakat.
3. Untuk mengetahui tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat.
4. Untuk mengetahui Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan Menciptakan Lingkungan
Belajar Yang Bersih dan Aman.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Humas

Definisi manajemen menurut James A.F. Stoner dalam bukunya yang


berjudul Management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
“hubungan masyarakat merupakan komunikasi dua arah yang menunjang kearah penciptaan
kebijaksanaan ini, kemudian menjelaskan, mengumumkan , mempertahankan, atau
mempromosikan  kepada publik sehingga diperoleh saling pengertian dan itikad baik Webster's
New Collegiate Dictionary mendefinisikan humas sebagai "usaha mendorong masyarakat untuk
memiliki goodwill terhadap seseorang, perusahaan atau lembaga.
Humas merupakan upaya terencana untuk mempengaruhi opini melalui kinerja tanggung
jawab sosial dan dapat diterima, berdasarkan komunikasi dua arah yang saling memuaskan."
Humas dapat digunakan untuk membangun hubungan dengan karyawan, pelanggan,
investor, pemilih, atau masyarakat umum. Publik dianggap sebagai penghubung antara
perusahaan dan media.
Pada dasarnya manajemen humas (hubungan masyarakat) merupakan bidang atau fungsi
tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi ysng bersifat komersial
maupun organisasi yang non komersial. Manajemen humas yang merupakan terjemahan bebas
dari istilah public relation.  kedua istilah ini akan dipakai secara bergantian itu terdiri dari semua
bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja
yang berkepentingan dengannya. Setiap orang pada dasarnya juga selalu mengalami humas,
kecuali jika ia adalah sejenis tarzan atau tidak bertemu atau menyalin kontak dengan manusia
lainnya. Humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian
antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Jadi, humas adalah suatu rangkaian

3
kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian kampanye atau program
terpadu dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan  dan teratur. Tujuan humas itu
sendiri adalah untuk memastikan bahwa niat baik dan kiprah organisasi yang bersangkutan
senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak lain yang berkepentingan. Manajemen hubungan
masyarakat merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik (masyarakat) secara
timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan
pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama.
2.2 Pengertian Manajemen Sekolah Dengan Masyarakat

Hubungan antara sekolah dan masyarakat pada hakekatnya adalah suatu sarana yang
cukup mempunyai peranan yang menentukan dalam rangka usaha mengadakan pembinaan
pertumbuhan dan pengembangan murid-murid di sekolah. Secara umum orang dapat mengatakan
apabila terjadi kontak, pertemuan dan lain-lain antara sekolah dengan orang di luar sekolah,
adalah kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat. Arthur B. Mochlan menyatakan school
public relation adalah kegiatan yang dilakukan sekolah atau sekolah untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Ada suatu kebutuhan yang sama antara keduanya, baik dilihat dari segi edukatif, maupun dilihat
dari segi psikologi. Hubungan antar sekolah dan masyarakat lebih dibutuhkan dan lebih terasa
fungsinya, karena adanya kecenderungan perubahan dalam pendidikan yang menekankan
perkembangan pribadi dan sosial anak melalui pengalaman-pengalaman anak dibawah
bimbingan guru, baik diluar maupun di dalam sekolah.
Ada tiga faktor yang menyebabkan sekolah harus berhubungan dengan masyarakat :
a.       Faktor perubahan sifat, tujuan dan metode mengajar di sekolah.
b.      Faktor masyarakat, yang menuntut adanya perubahan-perubahan dalam pendidikan di
sekolah dan perlunya bantuan masyarakat terhadap sekolah.
c.       Faktor perkembangan ide demokrasi bagi masyarakat terhadap pendidikan.
Pengertian di atas memberikan isyarat kepada kita bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat
lebih banyak menekankan pada pemenuhan akan kebutuhan masyarakat yang terkait dengan
sekolah. Di sisi lain pengertian
tersebut di atas menggambarkan bahwa pelaksanaan hubungan masyarakat tidak menunggu
adanya permintaan masyarakat, tetapi sekolah berusaha secara aktif serta mengambil inisiatif
untuk melakukan berbagai aktivitas agar tercipta hubungan dan kerjasama harmonis.

4
2.3 Tujuan Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat
Elsbree menggariskan tujuan tentang hubungan antara sekolah dan masyarakat adalah
sebagai berikut:
a.       Untuk memajukan kualitas belajar dan pertumbuhan anak.
b.      Untuk memperkokoh tujuan dan memajukan kualitas penghidupan masyarakat.
c.       Untuk mendorong masyarakat dalam membantu progam bantuan sekolah dan masyarakat
di sekolah.
Di dalam masyarakat ada sumberdaya manusia dan sumber daya non manusia. Dari kedua
sumber daya itu, sekolah dapat memilih dan memanfaatkan untuk program pendidikan sekolah.
Jika sekolah itu berhasil memanfaatkan secara maksimal, maka hasil belajar anak akan lebih
baik. Dengan demikian potensi anak akan bertumbuh dan berkembang secara maksimal.
Pengaruh yang lebih jauh dari perkembangan anak tersebut adalah tujuan pendidikan sekolah
akan tercapai dengan meyakinkan. Hal ini berarti bahwa tamatan (output) sekolah secara
langsung akan ikut serta dalam memajukan penghidupan dan kehidupan masyarakat.
Karena itu hubungan timbal balik antara sekolah dengan masyarakat perlu dipelihara dan
dikembangkan secara terus menerus.
2.4 Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan Menciptakan Lingkungan Belajar Yang
Bersih dan Aman
Sekolah dan masyarakat merupakan dua aspek yang tidak dapat dipisahkan. Karena
keduanya saling membutuhkan. Sekolah ada karena masyarakat. Dan masyarakatlah yang
berpartisipasi dalam pendidikan di sekolah. Keterlibatan masyarakat dalam pendidikan akan
mempengaruhi pendidikan itu sendiri. Maju dan tidaknya pendidikan tergantung dari bagaimana
dan sejauh mana masyarakat memandang pendidikan. Partisipasi dari merekalah yang membuat
pendidikan penting. Banyak sekali hal yang dapat dilakukan masyarakat dalam pendidikan.
Partisipasi masyarakat dalam pendidikan, tidak hanya dalam hal mendidik anak belak.
Apalagi orang tua dan sekolah bersama-sama untuk mencerdaskan mereka. Tetapi banyak hal
dan hubungan yang dapat dilakukan bersama-sama. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang
mendidik anak-anak yang nantinya akan hidup sebagai anggota masyarakat yang terdiri atas
bermacam-macam golongan, jabatan, status sosial dan bermacam-macam pekerjaan, sangat
memerlukan adanya adanya hubungan kerjasama itu.Selain itu, partisipasi masyarakat juga
diharapkan dalam hal perubahan dalam pendidikan. Masyarakat diharapkan dapat memberikan

5
kritik dan saran yang membangun dalam pendidikan di sekolah demi majunya sebuah
pendidikan. Karena masyarakat juga menginginkan agar sekolah bisa memberi pengaruh positif
terhadap perkembangan masyarakat terutama untuk meningkatkan perkembangan putra-putri
mereka. Maka dari itu, perlu adanya pengelolaan yang baik dalam hubungan antara masyarakat
dan sekolah. Agar tercipta pendidikan yang baik dan berkualitas.
1. Lingkungan Belajar
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai bulatan
yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di suatu
daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan lingkungan ini cukup beragam diantaranya ada
istilah circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment, yang artinya kurang
lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling.
Dalam literatur lain disebutkan bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan
semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta
makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik
(benda mati) dan budaya manusia.
Lingkungan belajar oleh para ahli sering disebut sebagailingkungan pendidikan.
Lingkungan pendidikan adalah segala kondisidan pengaruh dari luar terhadap kegiatan
pendidikan (Hadikusumo,1996:74). Sedangkan lingkungan pendidikan menurut Tirtarahardjadan
La Sulo (1994:168) adalah latar tempat berlangsungnyapendidikan. 
Lingkungan itu mencakup segala material dan stimulus didalam dan diluar diri individhu,
baik bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosial-kultural. Setain (seorang ahli psikologi
Amerika) mengatakan bahwa apa yang dimaksud dengan lingkungan (environment) ialah
meliputi kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah
laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen dan bahkan gen-
gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan (to provide environment) bagi gen
yang lain.
Berdasarkan pengertian dari definisi-definisi di atas dapatdisimpulkan bahwa yang
dimaksud lingkungan belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan
pengaruh dari luarterhadap keberlangsungan kegiatan tersebut.
2. Sekolah Sehat

6
Sehat adalah keadaan badan dan jiwa yang baik. Artinya, sesuatu dikatakan sehat jika
secara lahiriah, batiniah, dan sosial berjalan secara normal dan baik, sehingga memungkinkan
sesuatu dapat produktif, baik secara sosial maupun ekonomis.  Jika hal ini dikaitkan dengan lem-
baga pendidikan, maka sekolah sehat dapat dimaknai sebagai adalah lembaga pendidikan yang
memiliki unsur-unsur yang baik (normal) secara lahiriah (jasmani) dan batiniah (rohani).
Sekolah sehat pada prinsipnya terfokus pada usaha bagaimana membuat sekolah tersebut
memiliki kondisi lingkungan belajar yang normal (tidak sakit) baik secara jasmani maupun
rohani. Hal ini ditandai dengan situasi sekolah yang bersih, indah, tertib, dan menjunjung tinggi
nilai-nilai kekeluargaan dalam kerangka mencapai kesejahteraan lahir dan batin setiap warga
sekolah. Dengan begitu, sekolah sehat memungkinkan setiap warganya dapat melakukan
aktivitas yang bermanfaat, berdaya guna dan berhasil guna untuk sekolah tersebut dan
lingkungan di luar sekolah.
Lingkungan sekolah merupakan bagian dari kehidupan yang tidak terpisahkan, apa lagi
generasi penerus bangsa seperti kita bergantung pada kegiatan akademik di sekolah. Karenanya,
menjaganya agar tetap bersih dan sehat sangat penting untuk dilakukan.
Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat bisa diwujudkan asalkan dengan
partisipasi seluruh warga sekolah serta dukungan dari jajaran internal sekolah. Karenanya,
penting untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bisa membangun Indonesia dengan
semangat kebersihan lingkungan yang kental.

Berikut standar sekolah sehat adalah :

a. Memiliki lingkungan sekolah bersih, indah, tertib, rindang dan memiliki penghijauan
yang memadai.
b. Memiliki tempat pembuangan dan pengelolaan sampah yang memadai dan representatif.
c. Memiliki air bersih yang memadai dan memenuhi syarat kesehatan.
d. Memiliki kantin dan petugas kantin yang bersih dan rapi, serta menyediakan menu
bergizi seimbang
e. Memiliki saluran pembuangan air tertutup dan tidak menimbulkan bau tak
menyenangkan
f. Memiliki ruang kelas yang memenuhi syarat kesehatan (ventilasi/AC dan pencahayaan
cukup). 

7
g. Memiliki ruang kelas yang representatif dengan ratio kepadatan jumlah siswa di dalam
kelas adalah 1: 2 m2.
h. Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran memenuhi standar kesehatan, kenyamanan
dan keamanan.
i. Memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal. (tersedia tempat tidur; timbangan berat
badan, alat ukur tinggi badan, snellen chart; kotak P3K berisi obat; lemari obat, buku
rujukan, KMS, poster-poster, struktur organisasi, jadwal piket, tempat cuci
tangan/wastafel, data angka kesakitan siswa; peralatan perawatan gigi, unit gigi; contoh-
contoh model organ tubuh, rangka torso dan lain-lain).
j. Memiliki toilet (WC) dengan ratio untuk siswi 1 : 25 dan siswa 1: 40
k. Memiliki taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi tabel (untuk sarana belajar)
dan pengolahan  hasil kebun
l. Memiliki kurikulum pembelajaran yang baik bagi tumbuh kembang siswa
m. Memiliki kehidupan sekolah yang menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan
n. Memiliki pola hidup bersih, higienis dan sehat

Cara Menciptakan Lingkungan Sehat di Sekolah :

1. Hal pertama yang bisa dilakukan adalah membuat program sekolah hijau (green school).
Program penghijauan sekolah, selain bisa membuat sekolah menjadi rindang dan indah,
juga bisa memberi kenyaman saat kegiatan belajar mengajar karena sejuknya udara di
sekolah.
2. Melaksanakan tata tertib sekolah dan tetap menjaga kebersihan dan keseimbangan
lingkungan sekolah. Jika semua warga sekolah memiliki kesadaran untuk melaksanakan
tata tertib sekolah dengan baik, lingkungan sekolah pun akan terjaga.
3. Menanamkan sikap peduli lingkungan dengan melaksanakan berbagai program yang bisa
menimbulkan betapa pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah,
berbagai kegiatan yang bisa dilakukan seperti menulis artikel lingkungan, praktek
menanam tumbuhan, atau berbagai aktivitas lain yang ramah lingkungan.
4. Melakukan penegakkan peraturan sekolah yang tegas agar para warga sekolah mau dan
secara sadar bersedia untuk melaksanakan ketertiban dan peraturan sekolah. Dalam hal

8
ini, pihak sekolah harus dilibatkan untuk memastikan bahwa semua peraturan yang sudah
dibuat dapat dilaksanakan sepenuhnya oleh seluruh warga sekolah.
5. Merancang kegiatan cinta lingkungan atau kegiatan kebersihan sekolah. Ini bisa
membantu memberi pendidikan kepada para siswa untuk selalu sadar akan pentingnya
menjaga lingkungan agar tetap sehat dan seimbang.
6. Jika memungkinkan, sekolah sebaiknya memanfaatkan hari besar nasional atau hari libur
nasional untuk kegiatan positif, seperti kerja bakti membersihkan sekolah atau
menjalankan kegiatan peduli lingkungan. Ini juga bisa membantu menciptakan kesadaran
yang lebih bagi para siswa untuk peduli dan cinta lingkungan
3. Sekolah Aman

Aman adalah situasi dimana seseorang bebas dari bahaya dan rasa takut. Dengan
demikian, sekolah aman adalah lembaga pendidikan yang warganya bebas dari bahaya baik
secara internal maupun eksternal.
Pada prinsipinya sekolah aman dapat dibedakan menjadi dua hal, yakni aman secara
jasmani (fisik) dan rohani (mental). Prinsip-prinsip sekolah aman dapat dilihat dari beberapa
indikator, seperti warganya bebas rasa takut dari segala ancaman keamanan sekolah, memiliki
komitmen terhadap budaya aman, suasana kondusif untuk belajar, hubungan antar warga sekolah
positif, sadar terhadap resiko bencana, lingkungan fisik (gedung, halaman dan ruang, ruang
kelas) dibangun dengan mempertimbangkan faktor keamanan warganya, memiliki rencana yang
matang dan mampu sebelum, saat, dan sesudah bencana dan selalu siap untuk merespon pada
saat darurat dan bencana terjadi, dan sebagainya.
Berikut standar sekolah sehat adalah :

a. Bebas dari intimidasi dan tindak kekerasan (bullying) baik yang berasal dari dalam
lingkungan  maupun luar lingkungan sekolah
b. Bebes Bebas dari rasa sentimen yang bersifat suku,   agama ras antar golongan  (SARA).
c. Bebas dari pengaruh narkotika, obat-obat terlarang dan zat-zat adaptif (narkoba), serta
minum-minuman keras (miras).
d. Bebas dari rokok dan asap rokok
e. Bebas dari pornografi dan pornoaksi
f. Bebas dari pelecehan seksual baik dari dalam maupun dari luar sekolah

9
g. Bebas dari pemerasan baik yang berasal dari dalam lingkungan sekolah maupun luar
sekolah
h. Bebas dari rasa khawatir kehilangan sesuatu benda atau barang yang dibawa ke sekolah
i. Bebas dari pengaruh pemikiran yang tidak sesuai ajaran agama, budaya, dan nilai-nilai
kehidupan sosial baik yang berasal dari dalam lingkungan sekolah maupun luar
lingkungan sekolah
j. Aman dari bencana alam (gempa bumi dan tsunami, letusan gunung api, angin topan,
banjir dan longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan).Aman dari bencana non alam
(wabah penyakit, mal praktik teknologi, kelaparan). Aman dari bencana sosial (kerusuhan
sosial, konflik sosial).
k. Aman dari praktik-praktik vandalisme (coret-coret yang tidak pada tempat selayaknya)
dan kekerasan visual (terhindar dari penempelan gambar-gambar yang tidak edukatif di
lingkungan sekolah.
l. Memiliki sarana prasarana yang memadai yang menjamin rasa aman seluruh warga
sekolah (seperti memiliki pagar dan pintu gerbang yang dapat dikunci, kaca jendela yang
tidak mudah pecah, dll.).
m. Memiliki aturan sekolah yang disepakati secara bersama-sama dan dapat ditegakkan
dengan baik.
n. Memiliki pendidikan pencegahan dan pengurangan resiko bencana
o. Memiliki petugas keamanan yang dapat melaksanakan tugas dengan baik.
p. Memiliki hubungan yang baik dengan kepolisian, TNI, tokoh masyarakat, dan tokoh
agama, lembaga lain yang mendukung program keamanan sekolah.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

11
DAFTAR PUSTAKA

Drs. M. Dalyono. 2005. Psikologi pendidikan. Jakarta; jl jend. Sudirman. Kav 36-A. penerbit Rineka Cipta

http://www.tasikzone.com/6-langkah-menciptakan-kenyamanan-lingkungan-sekolah-yang-sehat/

https://dianatrilestari.blogspot.com/2016/03/partisipasi-masyarakat-dalam-kegiatan.html

http://uray-iskandar.blogspot.com/2015/08/pengertian-dan-standar-sekolah-sehat.html

12

Anda mungkin juga menyukai