DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya makalah ilmiah yang berjudul “Kerangka Konseptual, Karakteristik
Kualitatif, dan Standar Akuntansi Pemerintah” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Di dalam penyusunan makalah ilmiah ini, kami merasa bahwa banyak hambatan yang
kami hadapi. Namun, berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, hambatan-
hambatan tersebut dapat kami atasi sedikit demi sedikit.
Di samping itu, kami menyadari bahwa makalah ilmiah ini masih jauh dari sebuah
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mohon maaf apabila ada kesalahan-kesalahan di dalam
penulisan makalah ilmiah ini. Demikian pula halnya kami juga mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan makalah ilmiah ini untuk selanjutnya dapat
menjadi lebih baik
Dengan rampungnya makalah ilmiah ini kami harapkan mempunyai manfaat bagi
semua pihak yang membaca makalah ilmiah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian kerangka konseptual akuntansi pemerintahan.
2. Untuk mengetahui kerangka konseptual sebagai acuan pengembangan akuntansi
sektor public.
3. Untuk mengetahui karakteristik kualitatif akuntansi pemerintahan.
4. Untuk mengetahui Standar Akuntansi Pemerintah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan :
• Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan;
• Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antarpemerintah;
• Pengaruh proses politik;
• Hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah.
2. Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian :
• Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan sebagai alat
pengendalian;
• Investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan;
• Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan pengendalian; dan
• Penyusutan nilai aset sebagai sumber daya ekonomi karena digunakan dalam
kegiatan operasional pemerintahan.
Dalam kerangka konseptual, terdapat penjelasan terkait dua entitas, yakni
entitas pelaporan dan entitas akuntansi. Entitas Akuntansi adalah unit pada
pemerintahan yang mengelola anggaran, kekayaan, dan kewajiban yang
menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi
yang diselenggarakannya. Sedangkan Entitas Pelaporan merupakan unit
pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyajikan laporan
pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang bertujuan umum, yang terdiri
atas:
a. Pemerintah pusat;
b. Pemerintah daerah;
c. Masing-masing kementerian negara/lembaga di lingkungan pemerintah pusat;
d. Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi
lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi
dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.
Oleh karenanya, kerangka konseptual merupakan suatu konsep dasar
penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), dan
merupakan acuan bagi Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP), penyusunan
laporan keuangan, pemeriksa, dan pengguna laporan keuangan dalam mencari
pemecahan atas suatu masalah yang belum diatur dalam PSAP (PP Nomor 71 Tahun
2010 Pasal 1 Ayat 5). Kerangka konseptual berfungsi sebagai acuan dalam hal
4
terdapat masalah akuntansi yang belum dinyatakan dalam SAP. Namun apabila
terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan standar, maka ketentuan standar
relative diunggulkan terhadap kerangka konseptual.
Komponen laporan keuangan yang terdapat dalam Kerangka Konseptual
SAP Berbasis Akrual menyebutkan laporan keuangan pokok terdiri atas laporan
realisasi anggaran, laporan perubahan saldo anggaran lebih, neraca, laporan
operasional, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan laporan
keuangan. Namun, hanya empat dari tujuh laporan tersebut yang dijabarkan secara
jelas dan terperinci pada standar yaitu masing-masing PSAP Nomor 2 tentang
Laporan Realisasi Anggaran, PSAP Nomor 3 tentang Laporan Arus Kas, PSAP
Nomor 4 tentang Catatan atas Laporan Keuangan, dan PSAP Nomor 12 tentang
Laporan Operasional. Sementara, untuk neraca dijelaskan masing-masing akunnya
dalam PSAP tersendiri mulai dari PSAP Nomor 5, 6, 7, 8 dan 9. Format dan bentuk
penyajian neraca serta 2 laporan lainnya dijelaskan pada PSAP Nomor 1 tentang
Penyajian Laporan Keuangan. Sehingga apabila dilihat dari konsep keragaman
(uniformity), maka dipandang perlu bagi Komite Srandar Akuntansi Pemerintahan
(KSAP) untuk merumuskan standar baru yang berisi penjelasan yang lebih rinci
tentang Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih dan Laporan Perubahan Ekuitas.
Tentunya keseragaman yang dimaksud apabila sudah diatur di dalam standar
merupakan keseragaman yang bersifat rigid (rigid uniformity).
Keseragaman terlihat sebagai konsep yang memengaruhi keterbandingan
(comparability). Karena comparability dihubungkan dengan uniformity, tingkat
comparabilisy yang dapat diandalkan secara langsung tergantung pada tingkat
uniformisy yang disajikan dalam laporan keuangan.
Kerangka konseprual juga telah mengatur secara jelas masalah
keterbandingan ini pada paragraf 39 yang berbunyi sebagai berikur.
“Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika
dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau
laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan
dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara
internal dapas dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi
yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat
dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan
akuntansi yang sama, Apabila entitas pemerintah akan menerapkan
5
kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang
sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode
terjadinya perubahan.”
Pengembangan selanjutnya yang dapat dilakukan pada kerangka konseptual
adalah masalah pengukuran. Beberapa standar akuntansi sudah secara jelas
menjabarkan pengukuran yang dilakukan terkait dengan konteks yang dibahas.
Misalnya, pada PSAP Nomor 8 centang Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan. Di
mana pengukuran yang dilakukan menggunakan biaya perolehan sesuai dengan
kerangka konseptual yang memegang prinsip nilai historis (historical cost). Nilai
historis dipergunakan sebagai dasar dengan pertimbangan bahwa mulai historis lebih
dapat diandalkan karena lebih objektif dan dapat diverifikasi. Padahal mulai historis
sendiri memiliki kelemahan apabila terjadi inflasi.
Kerangka konseptual juga menjadi acuan untuk menentukan apakah suatu
laporan keuangan berkualitas atau tidak. Untuk menilai kualitas dari laporan
keuangan, maka laporan keuangan harus memenuhi karakteristik kualitatif seperti
yang telah disebutkan dalam kerangka konseptual, yakni sebagai berikut:
a. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di
dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan,
serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Infromasi
yang relevan akan bercirikan :
• Memiliki manfaat umpan balik (feedback value) : Informasi memungkinkan
pengguna untuk menegaskan atau mengoreksiekspektasi mereka di masa lalu.
• Memiliki manfaat prediktif (predictive value) : Informasi dapat membantu
pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa
lalu dan kejadian masa kini.
• Tepat waktu : Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan
bergunadalam pengambilan keputusan.
• Lengkap : Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap
mungkin,mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada.
6
b. Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi.
Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak daapat
diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat
menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik antara lain.
• Penyajian Jujur : Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat
diharapkan untuk disajikan.
• Dapat Diverifikasi (Verifiability) : Informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh
pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukan simpulan yang tidak berbeda
jauh.
• Netralitas : Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak
pada kebutuhan pihak tertentu.
c. Dapat Dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan
keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan
secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila
suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.
Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama.
d. Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna
dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas
pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas
pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang
dimaksud.
7
2.2 Karakteristik Kualitatif Akuntansi Pemerintahan
Karakteristik kualitatif adalah ciri-ciri khusus dari sebuah mutu. Jika
diimplementasikan pada akuntansi sektor publik, karakteristik kualitatif akuntansi sektor
publik adalah ciri khas informasi akuntansi dalam organisasi sektor publik yang
berkontribusi pada penentuan kualitas produk setiap unsur akuntansi sektor publik.
a. Relevan
Relevan mengacu pada kemampuan informasi untuk mempengaruhi keputusan
pengelola organisasi, dengan mengubah atau menginformasi harapan mereka tentang
hasil, atau konsekuensi tindakan atau kejadian. Dalam konsep kerangka konseptual
akuntansi, informasi yang relevan dapat membantu investor, kreditor, dan pengguna
lainya untuk mengevaluasi kondisi masa lalu, saat ini dan masa depan atau untuk
menginformasikan dan mengoreksi nilai umpan balik/feedback agar relevan.
b. Keandalan /Reliabilitas
Keandalan mengacu pada kualitas informasi yang sesuai dengan kebutuhan para
peggunanya. Keandalan akan membedakan pengguna stu dengan pengguana yang
lainyatergantug pada keluasan pengetahuan tentang aturan yang digunakan untuk
mempersiapkan informasi. Dengan kata lain, di antara pengguna yang berbeda,
informasi dengan derajat keandalan yang berbeda akan ditemukan. Dalam konteks
kerangka konseptual, agar menjadi andal informasi harus dapat diuji, netral, dan
disajikan dengan jujur.
c. Pertimbangan Biaya dan Manfaat
Pertimbangan biaya dan memanfaat dikenal dengan keterbatasan parpasif. Informasi
akuntansi keuangan akan dicari jika manfaat yang diperoleh dari informasi tersebut
melebihi biayanya. Oleh karnanya, sebelum mempersiapkan dan mendeseminasikan
informasi keuangan, manfaat serta biaya penyiapan informasi itu harus dibandingkan.
d. Materialitas
Materialitas dianggap sebagai ambang pengakuan. Pada dasarnnya materialitas adalah
pertimbangan yang harus diberikan atau tidak tentang informasi yang signifikan dan
berdampak besar terhadap keputusan yang diambil.
9
10. PSAP 10: Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang Tidak Dilanjutkan
11. PSAP 11 : Laporan Keuangan Konsolidasian
12. PSAP 12 : Laporan Operasional
Penerapan basis Standar Akuntansi Pemerintahan meliputi :
• SAP Berbasis Akrual
Pemerintah menerapkan SAP Berbasis Akrual, yaitu SAP yang mengakui
pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis
akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan
pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD. SAP
Berbasis Akrual tersebut dinyatakan dalam bentuk PSAP dan dilengkapi dengan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. PSAP dan Kerangka Konseptual
Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Akrual dimaksud tercantum
dalam Lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
• SAP Berbasis Kas Menuju Akrual.
Penerapan SAP Berbasis Akrual dilaksanakan secara bertahap dari penerapan SAP
Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi penerapan SAP Berbasis Akrual. SAP
Berbasis Kas Menuju Akrual yaitu SAP yang mengakui pendapatan, belanja, dan
pembiayaan berbasis kas, serta mengakui aset, utang, dan ekuitas dana berbasis
akrual. Penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap dilakukan dengan
memperhatikan urutan persiapan dan ruang lingkup laporan. SAP Berbasis Kas
Menuju Akrual dinyatakan dalam bentuk PSAP dan dilengkapi dengan Kerangka
Konseptual Akuntansi Pemerintahan. PSAP dan Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Kas Menuju Akrual tercantum dalam
Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
SAP menganut asas lex specialis derogate lex generalis, artinya hal uang diatur
secara spesifik dalam pernyataan standar mengalahkan hal yang diatur secara umum dalam
Kerangka Konseptual. SAP mengatur mengenai informasi yang harus disajikan dalam
laporan keuangan, bagaimana menetapkan, mengukur, dan melaporkannya. Oleh karena
itu, SAP mengatur penyajian pos-pos yang harus disajikan dalam laporan keuangan seperti
pos kas, piutang, asset tetap, dan seterusnya.
10
Laporan keuangan pokok yang wajib disusun dan disajikan oleh entitas pelaporan
menurut SAP Berbasis Kas Menuju Akrual yaitu sebagai berikut :
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas
4. Catatan atas Laporan Keuangan
Sedangkan, SAP Berbasis Akrual mewajibkan entitas pelaporan menyusun dan
menyajikan tujuh laporan keuangan pokok yang terbagi ke dalam dua jenis pelaporan,
yaitu pelaporan finansial berbasis akrual, pelaporan pelaksanaan anggaran berbasis kas,
dan CaLK. Pelaporan finansial terdiri atas:
1. Neraca : menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
2. Laporan Operasional (LO) : menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang
menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah
untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan.
3. Laporan Arus Kas (LAK) : menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas
operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal,
penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama
periode tertentu.
4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) : menyajikan informasi kenaikan atau penurunan
ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Laporan pelaksanaan anggaran terdiri atas:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) berbasis kas : menyajikan ikhtisar sumber,
alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah
pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya
dalam satu periode pelaporan.
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih : menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
Ditambah dengan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) yang merupakan laporan yang
merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan pelaksanaan anggaran maupun
laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak terpisahkan dari laporan pelaksanaan
anggaran maupun laporan finansial.
11
Laporan keuangan yang dihasilkan dari penerapan SAP Berbasis Akrual
dimaksudkan untuk memberi manfaat lebih baik bagi para pemangku kepentingan
(Stakeholder), untuk para pengguna maupun peemeriksa laporan keuangan pemerintah,
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip
akuntansi yaitu bahwa biaya yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang diperoleh.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan merupakan konsep dasar penyusunan dan
pengembangan standar akuntansi pemerintahan (SAP). Kerangka konseptual akuntansi
pemerintahan disusun dengan berbagai tujuan, yaitu sebagai acuan bagi penyusunan standar
akuntansi sektor publik dalam melaksanakan tugas perumusan standar, penyusunan laporan
keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar
akuntansi, pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun
sesuai dengan standar akuntansi sektor public, dan para pengguna laporan keuangan dalam
menafsirkan informasi yang disajikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
standar akuntansi sektor publik.
Karakteristik kualitatif akuntansi pemerintahan meliputi: relevan,
keandalan/reliabilitas, pertimbangan biaya dan manfaat, serta materialitas. Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun
dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah, yang terdiri atas Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), dalam rangka
transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan akuntansi pemerintahan, serta peningkatan
kualitas LKPP dan LKPD.
3.2 Saran
Akhirnya makalah yang berjudul “Kerangka Konseptual, Karakteristik Kualitatif,
dan Standar Akuntansi Pemerintah” dapat penulis selesaikan. Penulis menyadari makalah ini
jauh dari kata kesempurnaan, Untuk para pembaca, penulis mengharapkan makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna sebagai pelengkap belajar. Besar harapan kami makalah ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran tentang pembahasan diatas.
13
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim dan M Syam Kusufi, 2018. Akuntansi Sektor Publik. Edisi 2: Selemba empat
Yogyakarta.
Biduri, Sarwenda, 2018. BUKU AJAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK. Jawa Timur:
UMSIDA Press.
Accounting.binus.ac.id. (2017, 14 Juni). Standar Akuntansi Pemerintah. Diakses pada tanggal
20 Oktober 2021, dari https://accounting.binus.ac.id/2017/06/14/standar-akuntansi-
pemerintahan-2/
14