Anda di halaman 1dari 14

AKUNTANSI PERHOTELAN

Oleh :

Kelompok 2

Ni Putu Sega Okta Habrianna 1807531034

Ni Kadek Dwi Putri Antari 1807531039

Kelas EKA 412 (A4)


Dosen : Dr. Henny Triyana Hasibuan, S.E.,M.Si., Ak.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2021
POKOK BAHASAN:
1. Definisi dan Peran Akuntansi
2. Siklus Akuntansi
3. Pengendalian Intern, Sistem dan Prosedur Akuntansi
4. Struktur Pengendalian Intern
5. Rerangka Konseptual Informasi Akuntansi
6. Struktur Organisasi di Departemen Akuntansi

1. Definisi dan Peran Akuntansi


Akuntansi sangat erat kaitannya dengan informasi akuntansi. Pengertian
akuntansi sendiri juga terus berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman dan
kemajuan teknologi, khususnya kemajuan teknologi dibidang teknologi komputer dan
telekomunikasi. Pertama kali definisi akuntansi diajukan oleh Accounting Terminologi
Bulletin No.1 (1965) yang mendefinisikan akuntansi adalah seni pencatatan,
penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan
cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang dan menginterpretasikan hasil
proses tersebut. Karena semakin luas fungsi dan berkembangnya praktik akuntansi,
definisi tersebut dirasa kurang memadai. Dari hal tersebut maka terdapat beberapa
perubahan definisi akuntansi, yang menyatakan bahwa akuntansi tidak semata-mata
dipandang sebagai proses dan alat tetapi merupakan seperangkat pengetahuan tentang
bagaimana menghasilkan informasi keuangan untuk keperluan pengendalian perusahaan
dan pertanggungjawaban. Kemudian diperluas kembali yang menyatakan bahwa
akuntansi menghasilkan informasi tidak hanya untuk kepentingan pengendalian dan
pertanggungjawaban tetapi lebih luas lagi yaitu menghasilkan informasi untuk
mempengaruhi para pelaku ekonomi dalam perekonomian suatu Negara. Peran akuntansi
sendiri pada hotel ditunjukkan pada jenjang antara kos yang berhubungan dengan
layanan, dimana memerlukan keakuratan dan keandalan dalam pencatatannya sebab
operasional dalam usaha hotel yang cukup kompleks.

2. Siklus Akuntansi
Dalam setiap periode akuntansi, siklus akuntansi akan diawali dengan pencatatan
transaksi, dan berakhir dengan Post-closing trial balance. Proses akuntansi bisa
dilakukan secara manual maupun menggunakan aplikasi komputer. Siklus akuntansi
pada usaha perhotelan secara garis besar sama dengan siklus akuntansi pada jenis usaha
lainnya. Ada beberapa transaksi penting dalam operasi hotel, yaitu :
a. Penjualan produk dan jasa. Agar efisien dan mempermudah pekerjaan bagian
akuntansi maka transaksi harian penjualan produk dan jasa dicatat dalam buku khusus
penjualan.
b. Penerimaan kas dan pengeluaran kas (cash disbursement). Penjualan tunai dan
pengeluaran kas dicatat dalam buku khusus yang disebut dengan buku kas dan buku
bank. Setelah diakhir periode dibuatkan jurnal khusus penerimaan dan pengeluaran
kas.
c. Pembelian produk dan jasa secara kredit. Untuk efisien dan mempermudah pekerjaan
akuntansi, transaksi harian pembelian produk dan jasa secara kredit dicatat dalam
buku khusus pembelian.
d. Payroll, karena di hotel terdiri dari beberapa departemen maka bagian personalia
membuat rekapitulasi daftar gaji, upah dan Pph 21 sesuai dengan departemen dimana
karyawan tersebut bekerja. Setelah itu baru dibuat jurnal alokasi sesuai dengan
departemennya. Dasar akuntansi untuk usaha hotel menggunakan double-entry.

Transaksi Bukti Pencatatan Klasifikasi Peringkasan


akuntansi transaksi
buku kas Buku besar
Bukti kas buku penjualan
Bukti penjualan buku pembelian
Bukti pembelian Buku retur &
Bukti retur & potongan
Jurnal potongan Umum & khusus
balik Umum & khusus
(akun riil) Jurnal Khusus Neraca
Buku
percobaan
pembantu
JK kas masuk
JK kas keluar Piutang
Jurnal JK penjualan Persediaan
penutup JK pembelian Aktiva tetap
(akun nominal) JK retur & Hutang
potongan
Jurnal Umum

Penyusunan Penyesuaian
laporan Neraca lajur
akrual
keuangan (opsional)
Pembayaran uang
Neraca, muka
Laba rugi, Neraca saldo yang
Pos-pos taksiran
Perubahan disesuaikan Penyusutan aktiva
modal, tetap
Aliran kas
Analisis dan Penggunaan
interpretasi laporan
keuangan

Siklus Akuntansi

investor Pembagian laba ke


investor
9 Pembayan hutang
kreditor
1 ke kreditor

Investor = setor modal


Kreditor = member 8 Menjual:
pinjaman
1. barang
Uang 2. jasa
2 7
tunai
3
6
Aktiva tetap = alat produksi Aktivitas: Menghasilakan:
Persediaan = untuk melakukan 1. barang
produksi
aktivitas produksi :
Bahan baku, BTKL, 4 pemasaran 5 2. jasa
BOP adminstrasi
Biaya pemasaran & umum
Biaya
administrasi & umum

Siklus Kegiatan Perusahaan (Business Cycle)

Penjelasan:
a. Salah satu asumsi dasar yang mendasari struktur dalam akuntansi keuangan adalah
asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption) artinya setiap badan usaha yang
didirikan harus terpisah kepemilikannya dari hak pribadi dan kepemilikan badan
usaha.
b. Seorang pemodal atau investor akan mendirikan hotel maka dia akan
menginvestasikan (uang tunai) ke hotel yang akan didirikannya.
c. Manajemen hotel memanfaatkan uang tunai (kas) untuk membeli tanah dan
membangun gedung sesuai dengan keinginan pemilik modal.
d. Setelah proses pembangunan hotel selesai maka kamar-kamar siap dipasarkan ke
pelanggan.
e. Hotel adalah perusahaan jasa yang aktivitas utamanya menyewakan kamar dan
memberi pelayanan makanan dan minuman.
f. Kamar-kamar hotel yang telah diisi perlengkapannya maka kamar-kamar tersebut
dihuni oleh tamu hotel.
g. Hasil penjualan kamar-kamar tersebut akan menghasilkan uang tunai jika sistem
penjualannya adalah tunai.
h. Uang tersebut akan digunakan untuk pembagian laba dan pembayaran hutang
i. Pembagian laba diberikan kepada investor dan pembayaran hutang diberikan kepada
kreditor
Dasar akuntansi untuk usaha hotel menggunakan double-entry bookkeeping,
dimana setiap entry data minimal akan mempengaruhi dua akun yang berbeda atau
berlawanan sehingga nilai atau hasil dua sisi yang berlawan akan sama. Adapun dokumen-
dokumen umum yang digunakan adalah
a. Jurnal entry, mencatat perubahan neto setiap akun yang mempengaruhi saldo debet
dan kredit, jurnal biasa dilakukan secara bulanan (monthly journal), yang biasa
digunakan untuk mempermudah jurnal harian, dimana jurnal secara harian
diakumulasi dan jurnal tunggal dibuat atas transaksi bulanan
b. General ledger, mencatat pengelompokkan secara kolektif dari akun individual
c. Trial balance, menunjukkan daftar saldo akun dalam suatu periode
d. Financial statement, menggambarkan posisi keuangan usaha yang biasanya disisipkan
pada akhir periode akuntansi, bisa secara bulanan atau tahunan.

3. Pengendalian Intern, Sistem dan Prosedur Akuntansi


a. Pengendalian Intern
Dalam arti sempit pengendalian intern (Internal control) adalah pengecekan
penjumlahan, baik mendatar (cross footing) maupun menurun (footing). Dalam arti
luas pengendalian intern meliputi struktur organisasi, cara serta alat yang digunakan
dalam perusahaan dengan tujuan menjaga keamanan harta perusahaan, memeriksa
ketelitian dan kebenaran data akuntansi, meningkatkan efisiensi dalam operasi, dan
membantu agar dipatuhinya kebijakan perusahaan. Secara garis besar pengendalian
intern dapat dikelompokkan menjadi:
1) Pengendalian Akuntansi (accounting control) biasa disebut preventive control
untuk mencegah ketidak efisienan. Terdiri dari struktur organisasi dan prosedur
yang berkaitan dengan pengamanan aktiva. Biasanya mencakup prosedur
pengesahan atau persetujuan dan pemisahan tugas pihak pencatat dan
penyimpan aktiva.
2) Pengendalian Administratif (administrative control) biasa disebut feedback
control untuk memperoleh informasi mengenai hasil operasi. Terdiri dari
struktur organisasi dan semua metode dan prosedur berkaitan dengan efisiensi
dan dipatuhinya peraturan dalam perusahaan. Biasanya mencakup analisis
statistik, program pelatihan karyawan, dan kontrol kualitas pelayanan.
b. Sistem dan Prosedur Akuntansi
Sistem dapat dijelaskan dari dua pendekatan yaitu: pendekatan prosedur dan
pendekatan komponen. Dari pendekatan prosedur, sistem adalah kumpulan dari
prosedur-prosedur yang dilengkapi dengan formulir dan catatan untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu. Cecil Gillespie (1971) menyatakan bahwa sistem akuntansi
terdiri dari:
i. Subsistem akuntansi utama, terdiri dari; kode rekening, buku besar dan buku
pembantu. jurnal, dan bukti transaksi.
ii. Subsistem penjualan dan penerimaan uang, terdiri dari; order penjualan,
perintah pengiriman dan pembuatan faktur, distribusi penjualan, piutang dan
penerimaan uang dan pengawasan kredit.
iii. Subsistem pembelian dan pengeluaran uang, terdiri dari; order pembelian dan
laporan penerimaan barang, distribusi pembelian dan biaya, hutang, prosedur
pengeluaran uang.
iv. Subsistem pencatatan waktu dan penggajian, terdiri dari; personalia, pencatatan
personalia dan waktu, penggajian, distribusi gaji dan upah.
v. Subsistem produksi dan biaya produksi, terdiri dari; order produksi, pengawasan
persediaan, akuntansi biaya.
Sedangkan dari pendekatan komponen, sistem adalah kumpulan dari komponen-
komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu
kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh sistem yang didefinisikan dari
pendekatan komponen misalnya adalah sistem komputer yang terdiri dari kumpulan
dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).
Prosedur adalah urutan pekerjaan klerikal yang melibatkan beberapa orang
dalam satu bagian/departemen atau lebih untuk menangani transaksi secara seragam
dari transaksi yang sama dan terjadi berulang-ulang.
Tujuan utama dari sistem khususnya sistem informasi adalah untuk
menghasilkan informasi. Informasi harus didukung oleh tiga pilar, yaitu: Tepat
kepada orangnya (relevance), Tepat waktu (timeliness), Tepat nilainya atau akurat
(accurate)
Tugas dari sistem informasi adalah melakukan siklus pengolahan data atau
disebut juga siklus informasi. Ada enam buah komponen sistem informasi yaitu:

Data Diolah Informasi


Input Model Output

Tehnologi
Data
Base

Control

1) Komponen input, input dari sistem informasi berupa data yang akan diolah oleh
sistem informasi.
2) Komponen model, model-model yang digunakan dalam sistem informasi dapat
berupa model logika dan model matematika.
3) Komponen output, output dari sistem informasi dibuat dengan menggunakan
data yang ada di data base dan diproses menggunakan model tertentu.
4) Komponen data base, adalah kumpulan dari data base yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan
digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
5) Komponen teknologi, adalah komponen yang penting dari sistem informasi.
tanpa adanya teknologi maka sistem informasi tidak akan dapat menghasilkan
informasi yang tepat waktu.
6) Komponen kontrol, komponen control diperlukan untuk menjamin bahwa
informasi yang dihasilkan dari sistem informasi adalah informasi yang akurat.

4. Struktur Pengendalian Intern


Dalam arti sempit pengendalian intern (Internal control) adalah pengecekan
penjumlahan, baik penjumlahan mendatar (cross footing) maupun penjumlahan menurun
(footing). Dalam arti luas AICPA mendefinisikan pengendalian intern meliputi struktur
organisasi dan semua cara serta alat yang dikoordinasikan dan digunakan dalam
perusahaan dengan tujuannya yaitu :
1) Menjaga keamanan harta milik perusahaan.
2) Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
3) Meningkatkan efisiensi di dalam operasi.
4) Membantu agar dipatuhinya kebijakan perusahaan.
Secara garis besar pengendalian intern dapat dikelompokkan menjadi:
1) Pengendalian Akuntansi (accounting control) biasa disebut preventive control untuk
mencegah ketidakefisienan. Terdiri dari struktur organisasi dan prosedur yang
berkaitan dengan pengamanan aktiva. Biasanya mencakup prosedur pengesahan atau
persetujuan dan pemisahan tugas pihak pencatat dan penyimpan aktiva.
2) Pengendalian Administratif (administrative control) biasa disebut feedback control
untuk memperoleh informasi mengenai hasil operasi. Terdiri dari struktur organisasi
dan semua metode dan prosedur berkaitan dengan efisiensi dan dipatuhinya
peraturan dalam perusahaan. Biasanya mencakup analisis statistik, program
pelatihan karyawan, dan kontrol kualitas pelayanan, dll.
Untuk memenuhi tujuan diatas, terdapat beberapa elemen yang merupakan ciri pokok
dari sistem pengendalian intern yang baik, yaitu:
1) Adanya struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional dengan
tepat dan tegas.
2) Adanya sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang baik untuk melakukan
pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta milik perusahaan, utang,
pendapatan, dan biaya.
3) Adanya praktik yang sehat didalam nıenjalankan tugas dan fungsi di setiap bagian
dalam organisasi.
4) Tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan fungsi, tugas dan tanggung
jawabnya.
5) Adanya pengecekan independen.
Struktur pengendalian intern menurut COSO (Committee of Sponsoring Organizations
of the Treadway) yaitu proses yang dipengaruhi dewan komisaris, manajemen dan
pegawai lainnya yang didesain untuk memperoleh keyakinan yang memadai terkait
dengan tujuan efektivitas dan efisiensi dari aktivitas operasi, keandalan dari laporan
keuangan, serta ketaatan kepada peraturan perundangan dan kebijakan terkait. Dimana
struktur tersebut terdiri dari lima komponen yakni:
1) Lingkungan pengendalian (control environment).
2) Penilaian risiko (risk assessment).
3) Aktivitas pengendalian (control activities).
4) Informasi dan komunikasi (information and communication).
5) Pemantauan (monitoring)
Model pengendalian intern menurut The Canadian institute of Chartered Accountants
Criteria of Control Committee (CoCo) memfokuskan diri pada empat pertanyaan utama
yakni:
1) Apakah perusahaan mempunyai tujuan yang benar?
2) Apakah perusahaan mempunyai aktivitas pengendalian yang memadai?
3) Apakah perusahaan mempunyai kapabilitas, komitmen dan lingkungan yang tepat?
4) Apakah perusahaan melakukan monitoring, pembelajaran dan mengadaptasi?
CoCo mempunyai empat komponen untuk menjawab keempat pertanyaan tersebut
yakni:
1) PURPOSE
a. Tujuan harus dinyatakan dan dikomunikasikan kepada seluruh stakeholders.
b. Risiko signifikan baik dari dalam maupun luar organisasi yang terkait dengan
pencapaian tujuan harus diidentifikasikan dan dinilai.
c. Kebijakan yang didesain untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi dan
pengelolaan risiko harus dibuat, dikomunikasikan dan dipraktekkan sehingga
pegawai mengerti apa yang diharapkan dan kebebasan yang diperlukan untuk
bertindak.
d. Perencanaan untuk menuntun pencapaian tujuan organisasi harus disusun dan
dikomunikasikan.
e. Tujuan dan perencanaan terkait harus mencantumkan target dan indikator
kinerja
2) COMMITMENT
a. Nilai-nilai etika termasuk integritas harus dibuat secara formal,
dikomunikasikan kepada seluruh stakeholders dalam organisasi.
b. Kebijakan dan praktik manajemen SDM harus konsisten dengan etika dan nilai-
nilai dan pencapaian tujuan.
c. Wewenang dan tanggungjawab dan tanggunggugat harus secara jelas
didefinisikan dan konsisten dengan tujuan organisasi sehingga keputusan-
keputusan dan perilaku-perilaku diperagakan dengan benar oleh pegawai.
d. Kepercayaan yang tinggi harus dipelihara dan didukung oleh informasi yang
mengalir antara pegawai dan kinerja mereka dalam mendukung pencapaian
organisasi.
3) CAPABILITY
a. Pegawai harus memiliki pengetahuan, keahlian dan peralatan yang cukup untuk
mendukung pencapaian tujuan organisasi.
b. Proses komunikasi mendukung nilai dan pencapaian organisasi atas tujuan yang
telah ditetapkan.
c. Informasi yang cukup dan relevan harus diidentifikasikan dan dikomunikasikan
saat tepat sehingga pegawai dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
d. Tujuan dan aktivitas dari bagian-bagian yang berbeda dalam suatu organisasi
harus dikoordinasikan.
e. Aktivitas pengendalian harus didesain sebagai kesatuan yang menyeluruh dari
suatu organisasi dengan mempertimbangkan tujuan, risiko dan hubungan terkait
antara komponen pengendalian.
4) MONITORING AND LEARNING
a. Lingkungan internal dan eksternal harus dimonitor untuk memperoleh informasi
sehingga tujuan dan pengendalian organisasi tetap mutakhir.
b. Kinerja harus dimonitor dibandingkan dengan target dan indikator yang telah
ditetapkan.
c. Asumsi yang digunakan dalam penentuan tujuan dan sistem harus secara
periodik dikaji ulang.
d. Informasi yang dibutuhkan harus dikaji terus menerus sesuai dengan adanya
perubahan tujuan atau adanya pelaporan yang menunjukan penyimpangan.
e. Prosedur tindak lanjut harus disusun dan dilakukan untuk menjamin bahwa
perubahan dan kegiatan tepat dilakukan.
f. Manajemen secara periodik menilai efektivitas pengendalian dan kemudian
mengkomunikasikan hasilnya kepada para pihak yang bertanggung jawab.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun sistem pengendalian intern yang baik:
1) Dilihat sebagai rangkaian aktivitas secara berkesinambungan.
2) Manfaat lebih besar dari pada biaya.
3) Fleksibel pada semua lini dari manajemen puncak sampai pegawai.
4) Memperhatikan budaya.

5. Rerangka Konseptual Informasi Akuntansi


Rerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren
yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi
landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-
batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Selama bertahun-tahun, berbagai
organisasi, komite, dan individu telah mengembangkan serta mempublikasikan rerangka
kerja konseptual mereka. Tetapi tidak ada rerangka kerja yang diterima secara universal
dan dapat diandalkan dalam praktik. Barangkali yang paling sukses adalah Accounting
Principle Board Statement No. 4: ”Basic concepts and accounting principle underlying
financial statement of business enterprises,” yang hanya menjelaskan praktik-praktik
yang telah ada tetapi tidak menentukan praktik apa yang akan digunakan. Menyadari hal
itu, FASB 1976 menerbitkan Memorandum Diskusi tiga bagian yang berjudul:
“Conceptual framework for financial accounting and reporting: Elements of Financial
Statements and their Measurement”. Sejak dokumen tersebut diterbitkan, FASB
(Financial Accounting Standard Board) telah menerbitkan enam Statement of Financial
Accounting Concept (SFAC) yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas
bisnis, yaitu:
1) SFAC No. I “Objective of Financial Reporting by Business Enterprises”, yang
menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
2) SFAC No. 2 “Qualitative Characteristics of Accounting Information”, yang
menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
3) SFAC No. 3 “Element of Financial Statement of Business Enterprises”, yang
memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti
aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
4) SFAC No. 5 “Recognition and Measurement in Financial Statement of Business
Enterprises”, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental
serta pedoman tentang informasi apa yang harus dimasukkan dalam laporan
keuangan dan kapan waktunya.
5) SFAC No. 6 “Element of Financial Statement”, yang menggantikan SFAC No. 3 dan
memperluas SFAC No. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.
6) SFAC No. 7 “Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting
Measurement”, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa
depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran.

6. Struktur Organisasi di Departemen Akuntansi


Departemen akuntansi pada usaha hotel biasanya terdiri dari beberapa bagian
yang saling terkait satu sama lainnya, seperti bagian kredit dengan account receivable,
cost control dengan purchasing dan lain sebagainya. Adapun bagian-bagian yang ada
dalam departemen akuntansi adalah sebagai berikut.
1) General Cashier, merupakan kasir yang mempunyai tanggungjawab atas semua
penerimaan dan pengeluaran hotel.
2) Cashier outlet, seperti front office, restoran, kasir outlet bertanggungjawab atas
penerimaan masing-masing outlet.
3) Income auditor, merupakan orang yang mempunyai tugas untuk memeriksa dan
mencocokkan semua hasil penjualan hotel dan mengoreksi kembali pekerjaan night
auditor.
4) Night Audit, merupakan orang yang memiliki tanggung jawab atas kebenaran dan
ketelitian dalam memasukkan data penjualan ke dalam satu hari dari masing-masing
outlet.
5) Credit, merupakan bagian yang mempunyai tanggung jawab atas besarnya kredit
yang digunakan oleh tamu dan menyetujui batas kredit setiap tamu serta melakukan
analisa atas guest bill.
6) Account receivable, merupakan orang yang bertanggung jawab atas bagian
penyiapan tagihan dan penagihan kepada tamu yang melakukan reservasi melalui
agen. Account receivable juga bertugas dan memiliki tanggung jawab atas
pencatatan piutang untuk tamu yang menginap di hotel (guest ledger) dan untuk
tamu yang sudah keluar dari hotel.
7) Account payable, merupakan bagian yang bertanggungjawab atas hutang hotel
kepada pihak luar khususnya supplier.
8) Cost control, merupakan bagian yang bertanggung jawab atas pengendalian biaya-
biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing departemen, mengecek harga barang
dipasar serta menyetujui pembelian barang untuk keperluan hotel.
9) Personalia, merupakan bagian yang bertanggung jawab atas perhitungan,
pengalokasian, dan pembayaran gaji para karyawan hotel.
10) Electronic data processing (EDP), merupakan bagian yang bertanggung jawab atas
sistem informasi yang digunakan di hotel, khususnya dalam pemrosesan data.
11) Purchasing, bertanggungjawab dalam pembelian barang keperluan hotel.
12) Storeroom, merupakan bagian yang bertanggungjawab dalam menerima barang yang
dibeli dan menyimpannya, serta tugas melakukan pencatatan atas persediaan di
gudang.
13) Accounting atau bookkeeper, merupakan bagian yang bertanggungjawab dalam
menyiapkan laporan keuangan.

Gambar 6.1 Struktur Organisasi Departemen Akuntansi

DAFTAR PUSTAKA
Widanaputra, dkk. 2009. Akuntansi Perhotelan. Yogyakarta: GRAHA ILMU.

Anda mungkin juga menyukai