Anda di halaman 1dari 10

AUDIT KINERJA P

EMERINTAH DAER
AH
MELANI PERMATA KASIH
B1C1 18 196
BAB 1
SEKTOR PUBLIK DAN AUDIT KINERJA
1.1 Definisi Sektor Publik
Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang kompleks dan heterogen.
Kompleksitas organisasi sektor publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi untuk
perencanaan dan pengendalian manajemen dalam organisasi sektor publik menjadi lebih
bervariasi. Demikian juga bagi stakeholders sektor publik yang membutuhkan informasi
yang lebih bervariasi, andal, dan relevan untuk pengambilan keputusan mereka.
Sebagai sebuah organisasi sektor publik, instansi pemerintah tentu memiliki
beberapa karakteristik tertentu. Karakteristik-karakteristik tersebut antara lain:
1. Bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan tidak mencari laba atas
aktivitas-aktivitas yang dilakukan;
2. Memberikan pelayanan-pelayanan dalam bidang-bidang tertentu seperti bidang
pendidikan, keamanan, transportasi, dan penegakan hukum;
3. Memiliki sumber pendanaan yang berasal dari pajak, retribusi, hutang, laba
BUMN/BUMD, dan pendapatan-pendapatan yang lain selama tidak bertentangan
dengan peraturan yang berlaku; dan
4. Memiliki struktur organisasi yang bersifat birokratis dan berjenjang.
1.2 Kinerja Sektor Publik
Kinerja sejatinya adalah pencapaian sebuah kegiatan yang telah
melebih standar atau sasaran yang ditetapkan. Di dalam konteks
organisasi pemerintah, kinerja juga dapat bermakna kegiatan
yang dilaksanakan telah dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat, sebagi stakeholder utama pemerintah.
Dimensi kinerja dalam instansi pemerintah ditunjukkan
ketika instansi tersebut dapat memperoleh input dengan harga
ekonomis, dapat melaksanakan kegiatan dengan efisien dan dapat
menghasil output sebagaimana yang diharapkan. Kinerja di dalam
sebuah instansi pemerintah itu sendiri meliputi kinerja dalam aspek
keuangan, kinerja dalam aspek kuantitatif, dan kinerja dalam aspek
kualitatif.
1. Kegiatan yang 2. Kegiatan yang
dilaksanakan dapat dilaksanakan dapat
menghasilkan barang dan menghasilkan barang dan
jasa yang berkualitas Dimensi kinerja jasa yang sesuai dengan
di dalam target atau bahkan melebih
instansi target yang ditetapkan
pemerintah
dapat berupa :

3. Kegiatan yang 4. Adanya penghematan


dilaksanakan dapat biaya di dalam pelaksanaan
memberikan kontribusi kegiatan.
riil dan nyata bagi .
masyarakat;
1.3 Audit Kinerja
Apabila kita menggunakan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Peme
riksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, maka jenis-jenis audit ya
ng dilaksanakan oleh auditor pemerintah akan dapat dikategorikan ke dalam audit-audit
berikut ini:

1. Audit keuangan 2. Audit kinerja


3. Audit dengan tujuan
Audit kinerja adalah audit
Audit keuangan adalah audit yang dilakukan untuk tertentu adalah jenis
yang dilaksanakan dengan menilai aspek ekonomis, audit-audit lain, di
tujuan untuk menilai laporan efisiensi, dan efektivitas
keuangan sebuah instansi luar audit keuangan
berkaitan dengan
pemerintah. pelaksanaan kegiatan dan audit kinerja.
dalam sebuah instansi
pemerintah
Filosofi utama audit kinerja adalah nilai tambah. Itulah esensi audit
kinerja, yaitu untuk memberikan nilai tambah yang riil bagi auditan. Audit
harus benar-benar dapat memberikan nilai tambah bagi auditan agar
auditan dapat mencapai kinerja yang lebih baik. Dengan demikian, audit
akan dapat memberikan jaminan bahwa kegiatan yang dilaksanakan
auditan memang dapat mendorong peningkatan kesejahteraan dan
peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Berdasarkan Pasal 4 Ayat 3 Undang-undang Nomor 15 Tahun
2004, definisi audit kinerja adalah audit atas pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan Negara yang terdiri atas aspek ekonomi, aspek
efisiensi serta aspek efektivitas.
Tujuan audit kinerja adalah mencegah terjadinya
ketidakekonomisan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan di dalam
pelaksanaan kegiatan instansi pemerintahan.
1.4 Dimensi-dimensi Audit Kinerja
Dalam audit kinerja terdapat beberapa jenis evaluasi, antara lain:

1. Evaluasi proses.
Evaluasi proses (process evaluation) dilakukan untuk menilai apakah proses telah
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau tidak. Di dalam
evaluasi proses, akan dilakukan pemetaan proses bisnis dan bagaimanakah
pelaksanaan proses bisnis tersebut.

2. Evaluasi outcome.
Evaluasi outcome (outcome evaluation) dilakukan untuk menilai apakah proses
dan kegiatan yang dilakukan dapat mencapai outcome yang diharapkan atau tidak.
Outcome yang dimaksud tentu dapat meliputi outcome yang direncanakan maupun
outcome yang tidak direncanakan (spill over effect).

3. Evaluasi dampak.
Evaluasi dampak (impact evaluation). Dilaukan dengan cara membandingkan antara
outcome yang dihasilkan dari sebuah kegiatan dengan estimasi tentang keadaan
seperti apa yang akan terjadi apabila kegiatan tersebut tidak dilakukan.
1.4 Dimensi-dimensi Audit Kinerja

4. Cost-benefit evaluation.
Evaluasi ini dilaksanakan dengan cara membandingkan antara output dan
outcome yang dihasilkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
output dan outcome tersebut.

5. Cost effectiveness evaluation


Cost effectiveness evaluation akan menilai apakah kegiatan dapat mencapai tujuan
yang diinginkan, dengan melakukan pengeluaran yang sekecil mungkin. Evaluasi ini
akan menilai apakah tujuan telah dicapai dengan mengeluarkan biaya yang
serendah mungkin.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai