OLEH :
KELOMPOK 6
MUHAMAD FACHRUL B1C1 18 161
NUR ANISA ANWAR B1C1 18 172
MUHAMMAD AZHAR PRATAMA B1C1 18 175
WA ODE UMI KALSUM B1C1 18 178
LUSI NASRA B1C1 18 180
ERA FAZIRAH B1C1 18 193
MELANI PERMATA KASIH B1C1 18 196
TUTY HAJRIATI B1C1 18 197
LILIS SUSI SUSANTI B1C1 18 199
JURUSAN AKUNTANSI
KENDARI
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
menambah ilmu pengetahuan mengenai mata kuliah Metodologi Penelitian.
Dalam makalah ini penulis membahas mengenai “ Teknik Pengumpulan Data ”.
Penulis menyadari, masih banyak sekali kekurangan yang dibuat dalam penulisan makalah ini
oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kepada pembaca untuk
memberikan masukan untuk perbaikan penulisan makalah ini di masa yang akan datang.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak
membantu dalam penulisan makalah “ Teknik Pengumpulan Data ” ini, semoga apa yang
telah diberikan kepada penulis baik materil maupun moril mendapatkan pahala dari Allah
Swt, Amin.
Kelompok 6
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................3
1.1 Latar Belakang................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................................3
1.3 Tujuan.............................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................5
2.1 Interview (Wawancara)...................................................................................................5
2.2 Kuesioner (Angket).........................................................................................................8
2.3 Observasi.......................................................................................................................11
BAB III PENUTUP............................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................14
3.2 Saran..............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................16
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami interview (wawancara) dalam teknik
pengumpulan data.
3
2. Untuk mengetahui dan memahami kuesioner (angket) dalam teknik pengumpulan
data.
3. Untuk mengetahui dan memahami observasi dalam teknik pengumpulan data.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul
data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis
yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini
setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpulan data mencatatnya.
Dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan data dapat menggunakan
beberapa wawancara sebagai pengumpul data. Supaya setiap pewawancara
mempunyai keterampilan yang sama, maka diperlukan training kepada calon
pewawancara.
5
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai
pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunkan alat
bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu
pelaksanaan wawancara menjadi lancar. Peneliti bidang pemasaran misalnya, bila
akan melakukan penelitian untuk mengetahui respon masyarakat terhadap produk
tertentu, maka perlu membawa foto-foto atau brosur tentang produk tersebut.
7
2.2 Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau peryataaan tertulis kepada responden untuk di
jawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur atau tahu apa yang akan diharapkan dari
responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup
besar dan terbesar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan
tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim
melalui pos, atau internet.
Bila peneliti dilakukan pada lingkup yang tidak terlalu luas, sehingga
kuesioner dapat diantarkan langsung dalam waktu yang tidak terlalu lama, maka
pengiriman angket kepada responden tidak terlalu melalui pos. Dengan adanya kontak
langsung antara peneliti dengan responden akan menciptakan suatu kondisi yang cukup
baik, sehingga responden dengan sukarela akan memberikan data objektif dan cepat.
Uma Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket
sebagai teknik pengumpulan data yaitu: prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan
fisik.
8
c. Tipe dan bentuk pertanyaan
Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup, (kalau dalam
wawancara: terstruktur dan tidak terstruktur) dan terbentuknya dapat
menggunakan kalimat positif atau negatif.
Pertanyaan terbuka, adalah pertanyaan yang mengharapkan responden untuk
menuliskan jawabannya terbentuk uraian tentang sesuatu hal. Contoh:
Bagaimanakah tanggapan anda terhadap iklan-iklan yang di TV saat ini?
Sebaiknya pertanyaan tertutup, adalah pertanyaan yang mengharapkan jawaban
singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif
jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia. Setiap pertanyaan angket yang
mengharapkan jawaban berbentuk data nominal, ordinal, interval dan ratio,
adalah bentuk pertanyaan tertutup.
Pertanyaan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat,
dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terdapat seluruh
angket yang telah terkumpul. Pertanyaan atau pernyataan dalam angket perlu
dibuat positif atau negatif agar responden dalam memberikan jawaban setiap
pertanyaan lebih serius, dan tidak mekanistis.
d. Pertanyaan tidak mendua
Setiap pertanyaan dalam angket jangan mendua (double-barreled) sehingga
menyulitkan responden untuk memberikan jawaban. Contoh: Bagaimana
pendapat anda tentang kualitas dan harga barang tersebut? Ini adalah pertanyaan
yang mendua, karena menanyakan tentang 2 hal sekaligus, yaitu kualitas dan
harga. Sebaiknya pertanyaan tersebut dijadikan menjadi dua yaitu: bagaimanakah
kualitas barang tersebut? bagaimanakah harga barang tersebut?
e. Tidak menanyakan yang sudah lupa
Setiap pertanyaan dalam instrumen angket, sebaiknya juga tidak menanyakan
hal-hal yang sekiranya responden sudah lupa, atau pertanyaan yang memerlukan
jawaban dengan berpikir berat. Contoh misalnya: bagaimanakah kinerja para
penguasa Indonesia 30 tahun yang lalu? Menurut anda, bagaimanakah cara
mengatasi krisis ekonomi saat ini? (kecuali peneliti yang menggunakan pendapat
para ahli). Kalau misalnya umur responden baru 25 tahun, dan pendidikannya
rendah, maka akan sulit memberikan jawaban.
9
f. Pertanyaan tidak mengiring
Pertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak menggiring ke jawaban bonus
atas jasa pemasaran di tingkatkan? jawaban responden tentu yang baik saja atau
ke yang jelek saja. Misalnya: bagaimanakah kalau bonus atau jasa pemasaran
ditingkatkan? jawaban responden tentu cenderung akan setuju. Bagaimanakah
prestasi kerja anda selama setahun terakhir? jawabannya akan cenderung baik.
g. Panjang pertanyaan
Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan
membuat jenuh responden dalam mengisi. Bila jumlah variabel banyak, sehingga
memerlukan instrumen yang banyak, maka instrumen tersebut dibuat bervariasi
dalam model skala pengukuran yang digunakan, dan cara mengisinya. Disarankan
secara empirik jumlah pertanyaan yang memadai adalah antara 20 s/d 30
pertanyaan.
h. Urutan pertanyaan
Urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju hal yang
spesifik, atau dari yang mudah menuju ke hal yang sulit atau diacak. Hal ini perlu
dipertimbangkan karena secara psikologis akan mempengaruhi semangat
responden untuk menjawab. Kalau awalnya sudah diberi pertanyaan yang sulit,
atau yang spesifik, responden akan patah semangat untuk mengisi angket yang
mereka terima. Urutan pertanyaan yang diacak perlu dibuat bila tingkat
kematangan responden terhadap masalah sudah tinggi.
2. Prinsip Pengukuran
Angket yang diberikan kepada responden merupakan instrumen penelitian,
yang digunakan untuk mengukur variabel akan diteliti. Oleh karena itu instrumen
angket tersebut harus digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel
tentang variabel yang diukur. Supaya diperoleh data penelitian yang valid dan
reliabel, maka sebelum instrumen angket tersebut diberikan kepada responden, maka
perlu di uji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Instrumen yang tidak valid
dan reliabel bila digunakan untuk mengumpulkan data, akan menghasilkan data yang
tidak valid dan reliabel pula.
10
3. Penampilan Fisik Angket
Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi
respon atau keseriusan responden dalam mengisi angket. Angket yang dibuat di kertas
buram, akan mendapat respon yang kurang menarik bagi responden, bila
dibandingkan angket yang dicetak dalam kertas yang bagus dan berwarna. Tetapi
angket yang dicetak di kertas yang bagus dan berwarna
2.3 Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau
wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak
terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden
yang diamati tidak terlalu besar.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan
menjadi participant observation (observasi berperan serta) non participant observation
selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan
menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.
11
karyawan dengan supervisor dan pimpinan, keluhan dalam melaksanakan pekerjaan
dan lain-lain.
2. Observasi Nonpartisipan
Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktivitas
orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observas nonpartisipan peneliti tidak
terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Misalnya dalam suatu pusat belanja,
peneliti dapat mengamati bagaimana perilaku pembeli terhadap barang-barang
barang-barang apa saja yang paling diminati pembeli saat itu. Peneliti mencatat,
menganalisis dan selanjutnya dapat membuat kesimpulan tentang perilaku pembeli,
dan barang-barang apa saja yang paling diminati pembeli. Pengumpulan data dengan
observasi nonpartisipan ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam, dan tidak
sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai di balik perilaku yang tampak,
yang terucapkan dan yang tertulis.
Dalam suatu proses produksi peneliti dapat mengamati bagaimana mesin
mesin bekerja dalam mengelola bahan baku, komponen mesin mana yang masih
bagus dan yang kurang bagus, bagaimana kualitas barang yang dihasilkan, dan
bagaimana performance tenaga kerja atau operator mesinnya.
3. Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis,
tentang apa yang akan diamati, dimana tempatnya. Jadi observasi terstruktur
dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan
diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrumen penelitian
yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Pedoman wawancara terstruktur, atau
angket tertutup dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi.
Misalnya peneliti akan melakukan pengukuran terhadap kinerja karyawan bidang
pemasaran melalui pengamatan, maka peneliti dapat menilai setiap perilaku dengan
menggunakan instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan tersebut.
13
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti akan
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit/kecil. Wawancara terdiri dari wawancara terstruktur dan
wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik
pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti
tentang informasi apa yang akan diperoleh sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau peryataaan tertulis kepada responden untuk di
jawabnya. Uma Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan
angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu: prinsip penulisan, pengukuran dan
penampilan fisik. (1) Prinsip penulisan angket, menyangkut beberapa faktor yaitu: isi dan
tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup terbuka, dan
negatif positif. (2) Prinsip pengukuran, dimana angket yang diberikan kepada responden
adalah merupakan instrumen penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel akan
diteliti. (3) Penampilan fisik angket, sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi
respon atau keseriusan responden dalam mengisi angket.
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau
wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak
terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Observasi terdiri dari (1)
Observasi berperanserta, dimana peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. (2) Observasi
nonpartisipan, dimana peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. (3)
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang
14
apa yang akan diamati, dimana tempatnya. (4) Observasi tidak terstruktur adalah
observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.
1.2 Saran
Bagi pembaca setelah membaca makalah ini di harapkan lebih memahami
tentang materi teknik pengumpulan data.
15
DAFTAR PUSTAKA
16