OLEH :
KELAS :D
JURUSAN AKUNTANSI
KENDARI
2021
BAB 5
Terdapat dua langkah audit awal di dalam tahap ini, yang bersifat administratif
semata. Langkah awal adalah untuk melengkapi data auditan dalam Laporan Hasil Audit.
Langkah kedua adalah audit terhadap LHP terdahulu, yang dilaksanakan dalam rangka
mendapatkan gambaran awal tentang kondisi di RSUD ABC.
Berdasarkan evaluasi terhadap LHP terdahulu pada RSUD ABC, diketahui terdapat
permasalahan-permasalahan di dalam RSUD ABC sebagai berikut:
Dalam tahap ini, auditor harus memperoleh informasi tentang apa misi, tujuan, sasaran, dan
tugas pokok dan fungsi RSUD ABC. Hal tersebut dapat dilihat di bawah ini.
Selain itu, auditor harus dapat memperoleh informasi yang berhubungan dengan berbagai
macam program dan kegiatan RSUD ABC.
Selain itu, auditor harus memperoleh data tentang aturan dan kebijakan-kebijakan
yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan di RSUD, dokumen Realisasi Fisik dan Keuangan
(RFK) dan dokumen Indikator Kinerja Utama yang digunakan di RSUD. Auditor juga harus
memperoleh informasi tentang input, proses, output dan outcome, sebagaimana akan
dijelaskan di bawah ini.
Input RSUD ABC berupa pegawai berjumlah 277 orang pegawai, yang terdiri atas
142 orang PNS dan 135 orang pegawai non-PNS. Pejabat Struktural di RSUD ABC
berjumlah 15 orang. Jumlah dokter yang bekerja pada RSUD ABC berjumlah 46 orang,
terdiri atas 24 dokter spesialis dan 22 dokter umum. Jumlah tenaga nonmedis (perawat,
bidan, apoteker, dan tenaga laboratorium) di RSUD ABC berjumlah 216 orang.
Input kedua berupa fasilitas pelayanan berupa poliklinik. Poliklinik yang terdapat di
RSUD ABC terdiri atas Poliklinik Umum, Poliklinik Bedah, Poliklinik Penyakit Dalam,
Poliklinik Anak, Poliklinik Mata, Poliklinik THT, Poliklinik Kulit, Poliklinik Jantung, Poliklinik
Gigi, Poliklinik Saraf, dan Poliklinik Fisioterapi.
Selain itu, RSUD ABC juga memiliki fasilitas pendukung berupa Laboratorium
Patologi, Radiologi, Instalasi Gizi, Instalasi Rehabilitasi Medis, Instalasi Pengolahan Air
Limbah dan Fasilitas Laundry, Pelayanan Administrasi, Instalasi Rekam Medis, Instalasi
Pengelolaan Sarana Rumah Sakit, dan Pelayanan Ambulans. Input RSUD ABC berikutnya
berupa anggaran.
Jenis Pelayanan Kesehatán yang diberikan RSUD ABC adalah sebagai berikut:
Pasien rawat inap berasal dari Instalasi Rawat Jalan atau Instalasi Gawat Darurat
(IGD). Pasien rawat inap akan ditempatkan di kamar perawatan sesuai dengan
kelasnya. Perawat ruangan akan menyiapkan tempat ti- dur pasien, surat permintaan
perawatan dan status pasien.
Pasien yang mendatangi fasilitas farmasi akan menyerahkan resep kepada petugas
farmasi. Petugas farmasi kemudian akan memberikan nomor antrean resep kepada
pasien tersebut. Ketika resep diterima, petugas akan melihat ketersediaan obat,
mencatat screening resep dan mencatat jam resep diterima. Apabila persediaan obat
habis maka petugas akan memberikan informasi kepada penulis resep untuk
memperoleh saran obat substitusi. Obat yang sudah disiapkan akan diperiksa kembali
berkaitan dengan identitas pasien, nama obat, dosis obat, cara penggunaan, dan lama
pemakaian. Petugas farmasi kemudian akan memanggil nama pasien berdasarkan
nomor antrean untuk menyerahkan obat kepada pasieg disertai dengan penjelasan
tentang tata cara penggunaan obat. Pasien menerima obat dan menandatangani daftar
penerimaan obat.
Agar dapat memperoleh pemahaman penerapan SPIP pada RSUD ABC, auditor
harus memperoleh pemahaman tentang bagaimanakah kualitas unsur-unsur SPIP yang
meliputi lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan
komunikasi serta aspek pemantauan pada RSUD tersebut.
Unsur SPIP yang kedua adalah penilaian risiko. Auditor harus menilai apakah RSUD
telah melakukan identifikasi dan pemutakhiran terhadap seluruh risiko yang dihadapi RSUD.
Selain itu, auditor harus mengetahui apakah telah dilakukah analisis terhadap risiko-risiko
yang telah dildentifikasi, berupa analisis tentang probabilitas terjadinya risiko dan andlisis
tentang dampak yang akan ditimbulkan apabila risiko benar-benar terjadi.
Auditor juga harus memperoleh informasi tentang sistem dan prosedur yang
dilaksanakan dalam rangka memperoleh informasi yang penting dalam mencapai tujuan
RSUD. Dalam hal ini, apakah terdapat wadah bagi pegawai RSUD untuk menyampaikan
pendapatnya dan bagaimanakah komitmen pimpinan mendengar keluhan dari bawahannya.
Selain itu, apakah terdapat mekanisme perlindungan bagi pegawai yang hendak melaporkan
ketidakwajaran dan penyimpangan yang diketahuinya kepada pimpinan.
Unsur SPIP yang terakhir adalah pemantauan. Auditor harus memperoleh informasi
apakah pimpinan RSUD telah melakukan pemantauan atas pekerjaan anak buahnya secara
berkala. Bentuk-bentuk pemantauan yang dilaksanakan oleh pimpinan dapat berupa
supervisi kegiatan, pembandingan, rekonsiliasi, dan inspeksi mendadak.
Area-area potensial yang telah ditetapkan di atas kemudian akan ditetapkan sebagai
area kunci dalam audit kinerja dengan menggunakan teknik pembobotan yang
mempertimbangkan empat faktor. Empat faktor tersebut adalah :
2. Signifikasi
3. Dampak audit
4. Auditabilitas
2. Signifikasi
a. Materialitas keuangan -> besarnya alokasi anggaran yang dikelola dan jumlah
aset yang dikelola.
b. Batas kritis keberhasilan -> pentingnya suatu area potensial dalam menentukan
keberhasilan suatu entitas.
c. Visibilitas -> tingkat manfaat yang diterima atau besarnya kebutuhan dari
stakeholder dan auditan atas kegiatan yang akan diperiksa.
3. Dampak
a. Nilai tambah perbaikan kinerja entitas (3E). Misalnya saja, apabila kinerja dalam
area potensial telah baik, maka audit kinerja pada area tersebut tidak akan
memberikan nilai tambah yang signifikan.
Auditabilitas
Di dalam tahap ini, auditor akan menetapkan area-area kunci, tujuan dan
pendekatan audit kinerja.
Pendekatan audit yang digunakan adalah pendekatan sistem. Selain itu, auditor
akan menetapkan Good Management Model RSUD ABC sebagai kriteria audit. Kriteria audit
yang telah ditetapkan kemudian akan diuji, dikembangkan, dan dikomunikasikan dengan
pihak auditan. Selanjutnya dalam menyusun program kerja audit, auditor mengembangkan
rencana audit dalam bentuk audit design matrix. Matriks ini sangat bermanfaat dalam
membantu auditor fokus pada tujuan audit kinerja yang telah ditetapkan.
Di dalam pelaksanaan PKA Rinci, auditor akan melakukan teknik pengumpulan data berupa
observasi, wawancara, survei, review dan analisis terhadap kegiatan-kegiatan di dalam
Proses Bisnis Poliklinik Rawat Inap RSUD ABC.