Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

AUDIT KINERJA PEMERINTAH DAERAH

OLEH :

NAMA : MELANI PERMATA KASIH

NIM : B1C1 18 196

KELAS :D

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
BAB 5

ILUSTRASI AUDIT KINERJA

5.1 PKA PERSIAPAN AUDIT

Terdapat dua langkah audit awal di dalam tahap ini, yang bersifat administratif
semata. Langkah awal adalah untuk melengkapi data auditan dalam Laporan Hasil Audit.
Langkah kedua adalah audit terhadap LHP terdahulu, yang dilaksanakan dalam rangka
mendapatkan gambaran awal tentang kondisi di RSUD ABC.

Berdasarkan evaluasi terhadap LHP terdahulu pada RSUD ABC, diketahui terdapat
permasalahan-permasalahan di dalam RSUD ABC sebagai berikut:

- pasokan air dan listrik untuk pelayanan kesehatan tidak memadai;


- SOP pelayanan yang belum lengkap;
- penggunaan barang inventaris yang belum maksimal;
- terdapat aset di bidang pelayanan berupa alat laboratorium yang rusak dan belum
diperbaiki;
- pelayanan Instalasi Farmasi belum sesuai standar;
- pengelolaan dan ketersediaan alat kesehatan belum memenuhi standar.

5.2 PKA SURVEI PENDAHULUAN

5.2.1 PEMAHAMAN ENTITAS DAN PROSES BISNIS

Dalam tahap ini, auditor harus memperoleh informasi tentang apa misi, tujuan, sasaran, dan
tugas pokok dan fungsi RSUD ABC. Hal tersebut dapat dilihat di bawah ini.

Visi Terwujudnya Rumah Sakit ABC sebagai pusat pelayanan kesehatan


yang berkualitas
Misi Memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan berkualitas
kepada masyarakat
Tujuan Tujuan Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dan mendorong kenaikan tingkat derajat kesehatan masyarakat
Sasaran - Menurunkan angka kematian
- Meningkatkan usia harapan hidup masyarakat
Tugas Pokok dan - Melaksanakan upaya kesehatan di bidang pelayanan umum, upaya
Fungsi kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan
secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan
dan melaksanakan upaya rujukan.
- Menyelenggarakan pelayanan umum di bidang kesehatan dan
melaksanakan tugas teknis operasional bidang pelayanan umum
yang meliputi keuangan, pelayanan medis dan keperawatan,
penunjang medis serta program dan pemasaran
Struktur - Direktur RSUD
Organisasi - Bagian Umum dan Keuangan
- Bagian Kepegawaian
- Bagian Umum dan Tata Usaha
- Bidang Pelayanan Medis
- Bidang Penunjang Pelayanan Medis
- Bidang Keperawatan
- Instalasi
- Kelompok Jabatan Fungsional
Dasar Hukum - Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
- Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
- Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 363/MENKES/PER/IV/1998
tanggal 8 April 1998 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan
pada Sarana Pelayanan Kesehatan
- Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004
tanggal 19 Oktober 2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di
Rumah Sakit.
- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/MENKES/SK/X/2004 tanggal 19 Oktober 2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
- Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 631/Menkes/SK/IV/2005
tanggal 25 April 2005 tentang Pedoman Peraturan Internal Staf
Medis (Medical Staff Bylaws) di Rumah Sakit
Outcome - Terlaksananya pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada
masyarakat
- tercapainya akreditasi RSUD ABC
Output - Persentase pelayanan kesehatan memenuhi standar 100%
- Tersedianya tenaga kesehatan yang bersertifikasi klinis 75%
- Tersedianya tenaga dokter dan bidan 100%
- Tersedianya obat dan perbekalan kesehatan sesuai kebutuhan
100%
- Tersedianya sarana dan prasarana gedung kantor 100%
- Tersedianya alat-alat kedokteran/kesehatan sesuai kebutuhan 100%
- Terlaksananya kegiatan administrasi perkantoran 100%
Indikator kinerja - Indeks Kepuasan Masyarakat 100%
utama - Tersedianya sarana den prasarana kesehatan yang bertaraf nasional

Selain itu, auditor harus dapat memperoleh informasi yang berhubungan dengan berbagai
macam program dan kegiatan RSUD ABC.

Program Kegiatan Indikator Kinerja Target Output Outcome


Kegiatan Terlaksananya 100% Terlaksananya Terlaksananya
pelaksanaan pelaksanaan kegiatan pelayanan
Program administrasi administrasi administrasi kesehatan
pelayanan perkantoran perkantoran perkantoran yang
Administrasi dengan baik 100% berkualitas
Perkantoran kepada
masyarakat
Kegiatan Tersedianya 100% Tersedianya Terlaksananya
penyediaan jasa tenaga pendukung tenaga dokter pelayanan
tenaga administrasi dan bidan kesahatan
pendukung perkantoran/tenaga 100% yang
administrasi teknis pelayanan berkualitas
perkantoran/teknis yang memadai kepada
pelayanan masyarakat
Program Kegiatan Tersedianya 100% Tersedianya Terlaksananya
peningkatan pengadaan dan sarana dan sarana dan pelayanan
Sarana dan pemeliharaan prasarana dalam prasarana kesehatan
Prasarana sarana dan kondisi baik gedung kantor yang
Aparatur prasarana 100% berkualitas
kepada
masyarakat.
Program Kegiatan Persentase 75% Tersedianya Terlaksananya
Peningkatan pendidikan dan kesehatan yang tenaga pelayanan
kapasitas pelatihan formal bersertifikasi klinis kesehatan kesehatan
sumber daya yang yang
aparatur bersertifikasi berkualitas
klinis 75% kepada
masyarakat
Program Kegiatan Tersedianya obat- 100% Tersedianya Terlaksananya
Obat dan pengadaan obat obatan dan obat dan pelayanan
Perbekalan dan perbekalan perbekalan perbekalan kesehatan
Kesehatan kesehatan kesehatan dengan kesehatan yang
memadai sesuai berkualitas
kebutuhan kepada
100% masyarakat
Program Kegiatan Terlaksananya 100% Persentase Terlaksananya
Peningkatan pelayanan kepada kegiatan pelayanan pelayanan pelayanan
Pelayanan pasien kepada pasien kesehatan kesehatan
Badan dengan efektif memenuhi yang
Layanan standar 100% berkualitas
Umum kepada
Daerah masyarakat
(BLUD)
Program Kegiatan Meningkatnya 100% Persentase Tercapainya
Standarisasi Akreditas Rumah kualitas pelayanan pelayanan akreditas
Pelayanan Sakit kesehatan kesehatan RSUD ABC
Kesehatan memenuhi
standar 100%

Dalam melaksanakan PKA Survei Pendahuluan - Pemahaman Entitas dan Proses


Bisnis, auditor harus dapat memperoleh data tentang bagaimanakah proses perencanaan,
penganggaran dan pelaporan kegiatan yang dilaksanakan di RSUD. Hal ini meliputi data
tentang seperti apa struktur organisasi RSUD, Dokumen Pelaksanaan Anggaran dan
perubahannya, serta SOP yang digunakan di RSUD.

Selain itu, auditor harus memperoleh data tentang aturan dan kebijakan-kebijakan
yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan di RSUD, dokumen Realisasi Fisik dan Keuangan
(RFK) dan dokumen Indikator Kinerja Utama yang digunakan di RSUD. Auditor juga harus
memperoleh informasi tentang input, proses, output dan outcome, sebagaimana akan
dijelaskan di bawah ini.

Input RSUD ABC berupa pegawai berjumlah 277 orang pegawai, yang terdiri atas
142 orang PNS dan 135 orang pegawai non-PNS. Pejabat Struktural di RSUD ABC
berjumlah 15 orang. Jumlah dokter yang bekerja pada RSUD ABC berjumlah 46 orang,
terdiri atas 24 dokter spesialis dan 22 dokter umum. Jumlah tenaga nonmedis (perawat,
bidan, apoteker, dan tenaga laboratorium) di RSUD ABC berjumlah 216 orang.

Input kedua berupa fasilitas pelayanan berupa poliklinik. Poliklinik yang terdapat di
RSUD ABC terdiri atas Poliklinik Umum, Poliklinik Bedah, Poliklinik Penyakit Dalam,
Poliklinik Anak, Poliklinik Mata, Poliklinik THT, Poliklinik Kulit, Poliklinik Jantung, Poliklinik
Gigi, Poliklinik Saraf, dan Poliklinik Fisioterapi.
Selain itu, RSUD ABC juga memiliki fasilitas pendukung berupa Laboratorium
Patologi, Radiologi, Instalasi Gizi, Instalasi Rehabilitasi Medis, Instalasi Pengolahan Air
Limbah dan Fasilitas Laundry, Pelayanan Administrasi, Instalasi Rekam Medis, Instalasi
Pengelolaan Sarana Rumah Sakit, dan Pelayanan Ambulans. Input RSUD ABC berikutnya
berupa anggaran.

Jenis Pelayanan Kesehatán yang diberikan RSUD ABC adalah sebagai berikut:

1. Pelayanan Gawat Darurat (24 Jam);


2. Pelayanan Rawat Jalan;
3. Pelayanan Rawat Inap; dan
4. Pelayanan Farmasi.

Auditor harus memperoleh informasi tentang seperti apakah proses-proses bisnis


yang dilaksanakan pada RSUD ABC. Proses bisnis adalah seluruh kegiatan pelayanan yang
dilakukan oleh dokter dan tenaga medis lainnya kepada pasien. Proses bisnis utama (core
business processes) dalam RSUD ABC terdiri atas proses bisnis pelayanan rawat jalan,
proses bisnis pelayanan rawat inap, proses bisnis pelayanan instalasi gawat darurat dan
proses bisnis farmasi. Bagaimana alur pelayanan di keempat jenis proses bisnis tersebut
dapat dilihat sebagai berikut:

1. Alur Pelayanan Rawat Jalan


Alur pelayanan pada instalasi rawat jalan diawali ketika pasien mendaftarkan diri ke
bagian front office. Dari proses pendaftaran yang dilakukan, pasien akan dibagi ke
dalam pasien umum dan pasien BPJS. Pasien umum diharuskan membayar biaya
pendaftaran di kasir dan mendapatkan karcis, lalu bagian Medical Record (MR)
membuat status pasien dan pasien menunggu di poliklinik yang dituju.
Pasien BPJS harus menunjukkan surat rujukan dari puskesmas, fotokopi KTP dan
kartu BPJS untuk kemudian dibuatkan Surat Eligibilitas Pasien. bagian MR kemudian
akan membuat status pasien dan pasien akan menunggu di poliklinik yang dituju. .

2. Alur Pelayanan Rawat Inap

Pasien rawat inap berasal dari Instalasi Rawat Jalan atau Instalasi Gawat Darurat
(IGD). Pasien rawat inap akan ditempatkan di kamar perawatan sesuai dengan
kelasnya. Perawat ruangan akan menyiapkan tempat ti- dur pasien, surat permintaan
perawatan dan status pasien.

3. Alur Perawatan Instalasi Gawat Darurat


Pasien yang datang ke IGD dapat berupa pasien baru atau pasien lama. Pasien yang
datang ke IGD akan menjalani proses triase untuk memilah pasien sesuai dengan
tingkat keparahan penyakit untuk menentukan seperti apa tindakan gawat darurat yang
akan dilakukan terhadap pa- sien tersebut.

4. Alur Pelayanan Fasilitas Farmasi

Pasien yang mendatangi fasilitas farmasi akan menyerahkan resep kepada petugas
farmasi. Petugas farmasi kemudian akan memberikan nomor antrean resep kepada
pasien tersebut. Ketika resep diterima, petugas akan melihat ketersediaan obat,
mencatat screening resep dan mencatat jam resep diterima. Apabila persediaan obat
habis maka petugas akan memberikan informasi kepada penulis resep untuk
memperoleh saran obat substitusi. Obat yang sudah disiapkan akan diperiksa kembali
berkaitan dengan identitas pasien, nama obat, dosis obat, cara penggunaan, dan lama
pemakaian. Petugas farmasi kemudian akan memanggil nama pasien berdasarkan
nomor antrean untuk menyerahkan obat kepada pasieg disertai dengan penjelasan
tentang tata cara penggunaan obat. Pasien menerima obat dan menandatangani daftar
penerimaan obat.

Output RSUD ABC adalah persentase pelayanan kesehatan memenuhi standar,


tersedianya tenaga kesehatan yang bersertifikasi klinis, tersedianya tenaga dokter dan
bidan, tersedianya obat dan perbekalan kesehatan sesuai kebutuhan, tersedianya sarana
dan prasarana gedung kantor, tersedianya alat-alat kedokteran/kesehatan sesuai kebutuhan
dan terlaksananya kegiatan administrasi perkantoran.

Outcome RSUD ABC berupa terlaksananya pelayanan kesehatan yang berkualitas


kepada masyarakat dan tercapainya akreditasi RSUD ABC. Outcome RSUD ABC diketahui
melalui respons yang diberikan. Outcome RSUD ABC diukur melalui Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) yang diperoleh berdasarkan pengukuran opini masyarakat pengguna jasa
pelayanan RSUD ABC secara kualitatif dan kuantitatif.

5.2.2. PEMAHAMAN ATAS SPIP PADA RSUD

Agar dapat memperoleh pemahaman penerapan SPIP pada RSUD ABC, auditor
harus memperoleh pemahaman tentang bagaimanakah kualitas unsur-unsur SPIP yang
meliputi lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan
komunikasi serta aspek pemantauan pada RSUD tersebut.

Dalam memperoleh pemaharman atas lingkungan pengendalian, auditor harus


memperoleh informasi tentang keberadaan kode etik di RSUD. Kode etik adalah media
fundamental dalam mewujudkan lingkungan pengendalian yang efektif. Unsur lain yang
penting di dalam lingkungan pengendalian adalah penerapan sistem manajemen kinerja.
Sistem manajemen kinerja yang dilaksanakan dengan baik akan mendorontg semua orang
yang bekerja di RSUD untuk mencapai kinerja yang memuaskan.

Unsur SPIP yang kedua adalah penilaian risiko. Auditor harus menilai apakah RSUD
telah melakukan identifikasi dan pemutakhiran terhadap seluruh risiko yang dihadapi RSUD.
Selain itu, auditor harus mengetahui apakah telah dilakukah analisis terhadap risiko-risiko
yang telah dildentifikasi, berupa analisis tentang probabilitas terjadinya risiko dan andlisis
tentang dampak yang akan ditimbulkan apabila risiko benar-benar terjadi.

Selanjutnya, auditor harus melakukan observasi untuk mengetahui efektivitas


kegiatan pengendalian di RSUD. Kegiatan pengendalian yang dimaksud berupa seperti
apakah terdapat praktik pemisahan fungsi, pembatasan akses atas sumber daya,
pengendalian fisik hingga bagaimanakah proses akuntabilitas dalam penggunaan sumber
daya di dalam RSUD.

Auditor juga harus memperoleh informasi tentang sistem dan prosedur yang
dilaksanakan dalam rangka memperoleh informasi yang penting dalam mencapai tujuan
RSUD. Dalam hal ini, apakah terdapat wadah bagi pegawai RSUD untuk menyampaikan
pendapatnya dan bagaimanakah komitmen pimpinan mendengar keluhan dari bawahannya.
Selain itu, apakah terdapat mekanisme perlindungan bagi pegawai yang hendak melaporkan
ketidakwajaran dan penyimpangan yang diketahuinya kepada pimpinan.

Unsur SPIP yang terakhir adalah pemantauan. Auditor harus memperoleh informasi
apakah pimpinan RSUD telah melakukan pemantauan atas pekerjaan anak buahnya secara
berkala. Bentuk-bentuk pemantauan yang dilaksanakan oleh pimpinan dapat berupa
supervisi kegiatan, pembandingan, rekonsiliasi, dan inspeksi mendadak.

5.2.3 IDENTIFIKASI MASALAH

Dalam rangka mengidentifikasi masalah yang terdapat di RSUD, auditor harus


memahami dan mempelajari dokumen SOP, petunjuk teknis, peturik pelaksanaan dan
peraturan perundang-undangan yang mengatur kegiatan entitas. Selanjutnya auditor harus
melakukan wawancara dan FGO dengan pegawai yang melaksanakan proses bisnis di
dalam RSUD, serta melakukan observasi terhadap pelaksanaan proses bisnis. Wawancara,
FGD dan observasi yang dilaksanakan tersebut akan membantu auditor dalam menilai
apakah terdapat kegiatan dan proses bisnis di dalam RSUD yang tidak sesua dengan SOP
dan aturan-aturan yang berlaku. Di samping itu, auditor harus melakukan analisis terhadap
proses bisnis yang terjadi di dalam RSUD.

5.2.4 IDENTIFIKASI AREA KUNCI

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah didentifikasi, auditor akan


menetapkan area-area potensial di dalam RSUD sebagai berikut:

Masalah Area Potensial

 Jumlah pegawai tidak memadai  Poliklinik Gawat Darurat (24 Jam)

 Kompetensi pegawai tidak sesuai standar  Poliklinik Rawat Inap


pendidikan
 Unit Farmasi
 Antrean tunggu yang lama
 Poliklinik Rawat Jalan
 Dokter yang datang tidak tepat waktu
 Poliklinik Rawat Darurat (24 Jam)
 Jumlah sarana dan prasana tidak sesuai
 Poliklinik Rawat Inap
dengan kebutuhan
 Unit Farmasi
 Banyak poliklinik tidak memiliki fasilitas
yang sesuai standar  Poliklinik Rawat Jalan

 Kondisi gedung RSUD yang tidak


memadai untuk memberikan pelayanan

Area-area potensial yang telah ditetapkan di atas kemudian akan ditetapkan sebagai
area kunci dalam audit kinerja dengan menggunakan teknik pembobotan yang
mempertimbangkan empat faktor. Empat faktor tersebut adalah :

1. Tingkat risiko terhadap manajemen

2. Signifikasi

3. Dampak audit

4. Auditabilitas

1. Risiko Terhadap Manajemen


Dalam menentukan risiko terhadap manajemen, terdapat beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan. Faktor-faktor tersebut antara lain efektivitas pengendalian dan
hubungan antara area potensial dengan tugas pokok dan fungsi RSUD.

2. Signifikasi

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentuka signifikan area


porensial di dalam RSUD ABC antara lain :

a. Materialitas keuangan -> besarnya alokasi anggaran yang dikelola dan jumlah
aset yang dikelola.

b. Batas kritis keberhasilan -> pentingnya suatu area potensial dalam menentukan
keberhasilan suatu entitas.

c. Visibilitas -> tingkat manfaat yang diterima atau besarnya kebutuhan dari
stakeholder dan auditan atas kegiatan yang akan diperiksa.

Keterangan : Selain ketiga faktor di atas, auditor dapat mengembangkan faktor-faktor


lain yang dianggap relevan.

3. Dampak

Di dalam menentukan aspek dampak audit, auditor harus mempertimbangkan


beberapa hal berikut :

a. Nilai tambah perbaikan kinerja entitas (3E). Misalnya saja, apabila kinerja dalam
area potensial telah baik, maka audit kinerja pada area tersebut tidak akan
memberikan nilai tambah yang signifikan.

b. Auditor juga dapat mengembangkan analisis faktor pemilihan ini dengan


mengidentifikasi aspek-aspek perbaikan kinerja entitas yang mungkin terjadi
sebagai dampak dari hasil audit kinerja.

Auditabilitas

Pada faktor pemilihan "Auditabilitas“, auditor perlu mempertimbangkan beberapa hal


berikut:

1. Sumber daya auditor, yang meliputi:


a) jumlah dan kompetensi auditor; dan
b) alokasi waktu yang ada.
2. Tingkat kesulitan akses ke lokasi
5.2.5 PENGEMBANGAN KRITERIA AUDIT

Di dalam tahap ini, auditor akan menetapkan area-area kunci, tujuan dan
pendekatan audit kinerja.

5.2.6 PENGEMBANGAN DESAIN AUDIT MENGGUNAKAN AUDIT DESIGN MATRIX

Pendekatan audit yang digunakan adalah pendekatan sistem. Selain itu, auditor
akan menetapkan Good Management Model RSUD ABC sebagai kriteria audit. Kriteria audit
yang telah ditetapkan kemudian akan diuji, dikembangkan, dan dikomunikasikan dengan
pihak auditan. Selanjutnya dalam menyusun program kerja audit, auditor mengembangkan
rencana audit dalam bentuk audit design matrix. Matriks ini sangat bermanfaat dalam
membantu auditor fokus pada tujuan audit kinerja yang telah ditetapkan.

5.3 PKA RINCI

Di dalam pelaksanaan PKA Rinci, auditor akan melakukan teknik pengumpulan data berupa
observasi, wawancara, survei, review dan analisis terhadap kegiatan-kegiatan di dalam
Proses Bisnis Poliklinik Rawat Inap RSUD ABC.

Kegiatan yang dilakukan auditor antara lain adalah :

1. Kriteria Utama 1 - Proses Bisnis Layanan pasien datang


Pertanyaan audit:
Apakah pelayanan pasien datang untuk Rawat Inap di RSUD ABC Kota ABC TA
2018 telah dilaksanakan dengan éfektif?
Prosedur audit:
1) Observasi sarana dan prasarana terkait Informasi Layanan Rawat Inap.
Bandingkan kelengkapan sarana dan prasarana hasil obser- vasi dengan
Standar Pelayanan.
2) Review SOP pelayanan pasien datang. Analisis SOP, bandingkan dengan
Standar Pelayanan untuk mengetahui apakah SOP telah to memenuhi Standar
Pelayanan.
3) Wawancara petugas penerima layanan pasien datang, pastikan bahwa petugas
layanan pasien datang telah melaksanakan tugas sesuai dengan SOP dan
melaksanakan pelayanan prima.
4) Buat survei secara uji petik persepsi pasien atas pelayanan pasien datang ke
RSUD, identifikasi keluhan-keluhan pasien. Review kue- sioner hasil survei.
Pastikan semua keluhan pasien dengan cepat ditindaklanjuti petugas penerima
layanan pasien dating.
5) Review dokumen administrasi layanan pasien datang yang didapat kan, Analisis
dokumen pasien datang, pastikan bahwa:
 Informasi Layanan Rawat Inap sudah efektif
 Registrasi pasien datang sudah dilaksanakan dengan efektit
 Adanya verifikasi pasien dalam Sistem Informasi RS (SIMRS)
6) Buat kesimpulan efektivitas pelayanan RSUD, dokumentasikan pe laksanaan
langkah audit dalam Kertas Kerja Audit.

2. Kriteria Utama 2-Proses Bisnis Layanan Assessment Pasien


Pertanyaan audit:
Apakah pelayanan assessment pasien datang untuk Rawat Inap di RSUD ABC Kota
ABC TA 2018 telah dilaksanakan dengan efektif?
Prosedur audit:
1) Observasi sarana dan prasarana pelayanan assessment pasien datang untuk
Rawat Inap di RSUD ABC. Bandingkan kelengkapan sarana dan prasarana hasil
observasi dengan Standar Pelayanan.
2) Review SOP pelayanan assessment pasien datang. Analisis SOP bandingkan
dengan Standar Pelayanan apakah SOP telah me- menuhi Standar Felayanan.
3) Wawancara petugas assessment layanan pasien, pastikan bahwa petugas
layanan assessment pasien telah melaksanakan tugas ses- uai dengan SOP dan
melaksanakan pelayanan prima.
4) Review secara uji petik persepsi pasien atas pelayanan assess ment pasien,
identifikasi keluhan-keluhan pasien. Pastikan semua keluhan pasien dengan cepat
ditindaklanjuti petugas pelayanan assessment pasien.
5) Dapatkan dan Review dokumen administrasi pelayanan asses ment pasien.
Analisis dokumen pelayanan assessment pasien, pas- tikan bahwa:
 Anamnesa Pasien telah dilaksanakan secara komprehensif
 Pemeriksaan Fisik Pasien dilaksanakan sesuai SOP
 Adanya assessment dari masing-masing Profesi Pemberi
 Perawat telah melakukan Orientasi Layanan Rawat Inap kepada Pasien
Asuhan
6) Buat kesimpulan efektivitas pelayanan assessment pasien RSUD,
dokumentasikan pelaksanaan langkah audit dalam Kertas Kerja Audit.
3. Kriteria Utama 3 - Proses Bisnis Layanan Asuhan Profesi
Pertanyaan audit: Apakah pelayanan asuhan profesi untuk Rawat Jalan di RSUD
ABC Kota ABC TA 2018 telah dilaksanakan dengan efektif?
Prosedur audit:
1) Observasi sarana dan prasarana rekam medikdi RSUD ABC. Review kesiapan
status rekam medik kesesuaian dengan ERM dan SIMRS
2) Review SOP terkait rekam medik, SIMRS dan ERM. Bandingkan dengan Standar
Pelayanan apakah SOP telah memenuhi Standar Pelayanan.
3) Wawancara petugas layanan asuhan profesi, pastikan bahwa petugas layanan
asuhan profesi telah melaksanakan tugas sesuai dengan SOP dan
melaksanakan pelayanan prima.
4) Review secara uji petik persepsi pasien atas layanan asuhan profesi, identifikasi
keluhan-keluhan pasien. Pastikan semua keluhan pasien dengan cepat ditindak
lanjuti petugas layanan asuhan profesi.
5) Review dokumen administrasi layanan asuhan profesi yang didapatkan. Analisis
dokumen layanan asuhan profesi, pastikan bahwa:
 Kesiapan RM dengan ERM dan SIMRS
 Kolaborasi dalam Pelayanan Asuhan Pasien termasuk Konsultasi
Pelayanan
 Layanan pemeriksaan penunjang dilaksanakan sesuai SOP
 Layanan Tindakan: OK, ICU, HD, Kemoterapi dan lain-lain telah
dilaksanakan sesuai SOP
6) Buat kesimpulan efektivitas pelayanan asuhan profesi RSUD, dokumentasikan
pelaksanaan langkah audit dalam Kertas Kerja Audit

Anda mungkin juga menyukai