Oleh :
Sistem Informasi
Tenik Informatika
Fakultas Teknik dan Kejuruan
Unversitas Pendidikan Ganesha
2020
Pertanyaan
1. Jika Anda merupakan seorang pengembang perangkat lunak, dan ditugaskan untuk
mengembangkan sebuah perangkat lunak dalam waktu yang sangat singkat, apakah Anda
masih merasa memerlukan proses analisa kebutuhan? Jelaskan!
2. Apakah SRS telah benar-benar diterapkan di berbagai proyek perangkat lunak, khususnya
di Indonesia? Dan benarkah SRS menjadi acuan bagi para pengembang perangkat lunak di
Indonesia? Sertakan contohnya jika ada!
3. Menurut Anda, apakah analisa kebutuhan perangkat lunak benar-benar menjadi jembatan
sebelum memulai proses perancangan perangkat lunak? Jelaskan!
Jawaban
1. Perlu, karena kita sebagai pengembang perangkat lunak walaupun diberikan waktu yang
sangat singkat untuk mengembangkan sebuah perangkat lunak seorang pengambang tersebut
harus juga dapat menganalisa perangkat lunak yang diinginkan oleh si pengguna walaupun
dengan waktu yang singkat tetapi anilasa kebutuhan tersebut sangat penting di lakukan,
walaupun sedikit namun perangkat lunak yang dikembangkan akan ada tambahan aplikasi atau
fitur yang di perlukan oleh si pengguna tersebut.
2. SRS di proyek belum benar-benar diterapkan di karenakan masih banyak kasus proyek
perangkat lunak yang menghasilkan ketidak puasan perangkat lunak anatara pengembang
peranglat lunak dan pelanggan atau pengguna. Bagi pihak pengembang merasa bahwa
permitaan pengguna sangatlah berlebihan dibandingkan dengan nilai daru perangkat lunak.
Sedangkan bagi pengguna atau pelanggan juga sering merasa bahwa kebutuhannya belum
terpenuhi. Jenis jenis masalah ini tidak akan terjadi jika telah terdapat sebuah dokumen SRS
yang valid hukum (bisa perjanjuan anatara kedua belah pihak) sehingga pada saat perangkat
lunak selesai dikerjakan, kedua pihak dapat mengacu pada SRS secara bersama-sama. SRS
merupakan acuan dari pengembang perangkat lunak, dikarenakan terdapat 8 standard dari
IEEE yaitu :
2.1 Tepat
2.2 Tidak rancu
2.3 Lengkap
2.4 Konsisten
2.5 Diurutkan berdasarkan tingkat kepintingan
2.6 Bisa dicek kebenarannya
2.7 Dapat dimodifikasi
2.8 Dapat dilacak
3. Dari pendapat saya analisa kebutuhan perangkat lunak merupakan benar – benar menjadi
jembatan sebelum memulai proses peracangan perangkat lunak, karena disana pengembang
bisa berdikusi tentang apa yang diinginkan user dan disana pengembang dan user juga bisa
melakukan pembuatan dokumen SRS yang valid hokum supaya bisa melakukan keadilan dan
tidak ada salah paham antara pengembang perangkat lunak dan si user.
Soal Studi Kasus
Buatlah Analisis Kebutuhan untuk studi kasus pada soal di atas yang mengikuti 3 tahapan
analisis kebutuhan yaitu :
Jawab :
a. Pemakai atau actor dari perangkat lunak tersebut adalah dosen sebagai user,
bagian administrasi sebagai admin, mahasiswa sebagai user, ketua jurusan user
b. Dibagian akdemik
c. - Dari sisi dosen : bisa menginput nilai mahasiswa yang akan diberikan ke
bagian administrasi dimanapun dan kapanpun, tanpa menulis manual dan
bertemu atau langsung keruangan bagian administrasi.
- Dari sisi bagian administrasi : bisa melakukan pencatatan nilai – nilai akhir
mahasiswa tanpa harus menunggu dosen harus datang keruangan atau
menunggu dosen harus membawa kertas nilai satu satu mahasiswa yang akan di
inputkan. Tapi tinggal menunggu dosen telah menginputkan nilai, bagian
administrasi tinggal menghitung secara otomatis nilai tersbut.
- Dari sisi mahasiswa : bisa melihat nilai-nilai dengan secara upadate,cepat dan
bisa di unduh untuk dicentak hardcopy.
-Dari sisi ketua jurusan : lebih mudah mengontrol nilai mahasiswanya yang
begitu banyak.
d. Dari penginputan nilai mahsiswa oleh dosen di mata kuliahnya masing-masing
hingga muncul nilai-nilai yang bisa dilihat oleh mahasiswa, untuk mekanisme
pelaksaanya, yaitu : dimana setiap dosen meninput nilai dari masing masing
mahasiswa yang di empunya, setelah diinputkan ke bagian administrasi, disana
nilai-nilai dihitung dan dikonversikan menjadi nilai huruf dan untuk di upload
supaya mahasiswa bisa melihat nilai-nilai yang di dapatkan.
e. kendala yang di dapatakan ;
- Dari sisi teknologi : kemungkinan tidak mahasiswa bisa langsung
melihat nilainya dan mungkin binggung dengan rincian nilainya,
ataupun disaat ingin mencetak hasil nilai bertepat saat server sedang
update maka tidak bisa di cetak.
- Dari sisi hukum : jika sistemnya lemah dan mudah di bobol maka
pengubahan nilai bisa saja terlaksanakan tanpa sepengetahuan siapapun
untuk melaporkan nilai mahasiswa yang didapat ke orang tuanya.
- Dari sisi standar : orang tua mahasiswa bisa saja tidak tahu berapa saja
nilai anaknya di dapat, karena tidak bisa mengakses ssitem tersebut.
f. - Dengan cara wawancara, nah wawancara kepada pemakai sistem ini sangat
pentung karena kita dapat mengetahui apa saja pitur dan keamanan apa saja
yang harus ada di sistem ini.
- Kuesioner : dilakukan untuk mahasiswa dan dosen bagaimana ranting nilai
dari sistem yang sudah ada.
Deskripsi Rinci Analisis Kebutuhan Pada Soal Studi Kasus
Jawab :
a. Data atau informasi yang akan diproses di sistem adalah nama mata kuliah, nama
mahasiswa, nim mahasiswa, nama dosen pengempu mahasiswa dan nilai
matakuliah mahasiswa.
b. – dari dosen : dapat menginput nilai mahasiswa dikarenakan dosen tidak mengempu
satu matakuliah dan satu mahasiswa
- dari mahasiswa : mempermudah melihat nilai dari semua mata kuliah
- dari ketua jurusan : dapat melihat dan mengontrol mahasiswanya yang berada di
jurusannya yang dia pimpin karena banyak mahasiswa dan mendapatkan laporan
studi dengan mudah.
- dari bagian administrasi : mempermudah penghitungan nilai mahasiswa yang
diinputkan oleh dosen dan mendata dosen.
c. Sistem berupa mobile dan berbasis web yang bisa membantu permudah melakukan
penginputan dan pencetakan nilai.
jawab :
3. Pembahasan analisis kebutuhan “Mendefinisikan Kebutuhan Perangkat Lunak” berdasarkan
studi kasus yang diberikan terdiri dari :