DISUSUN
OLEH :
ZULKARNAIN LUBIS
107STYC16
MATARAM
2020
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan...........................................................................................4
1.3 Tujuan..................................................................................................5
BAB II Pembahasan..........................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................13
iii
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pada akhir tahun 2019, tepatnya tanggal 31 Desember WHO
China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak
diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Pada
tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi pneumonia yang tidak
diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (novel
coronavirus). Pada awal tahun 2020 NCP mulai menjadi pendemi
global dan menjadi masalah kesehatan di beberapa negara di luar
RRC. Berdasarkan World Health Organization (WHO) kasus kluster
pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan telah
menjadi permasalahan kesehatan di seluruh dunia. Penyebaran
epidemi ini terus berkembang hingga akhirnya diketahui bahwa
penyebab kluster pneumonia ini adalah Novel Coronavirus. Pandemi
ini terus berkembang hingga adanya laporan kematian dan kasus-
kasus baru di luar China. Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO
menetapkan COVID-19 sebagai Public Health Emergency of
International Concern (PHEIC)/ Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
Yang Meresahkan Dunia (KKMMD). Pada tanggal 12 Februari 2020,
WHO resmi me- netapkan penyakit novel coronavirus pada manusia
ini dengan sebutan Coronavirus Disease (COVID-19). COVID-19
disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besar
coronavirus yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003,
hanya berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan SARS, namun
angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19 (saat
ini kurang dari 5%), walaupun jumlah kasus COVID-19 jauh lebih
banyak dibanding SARS. COVID-19 juga memiliki penyebaran yang
lebih luas dan cepat ke beberapa negara dibanding SARS.
4
Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat
dan sudah terjadi penyebaran ke luar wilayah Wuhan dan negara lain.
Sampai dengan Saat ini di Indonesia sendiri sudah mencapai angka
9.906 dengan jumlah pasien yang meninggal dunia sebanyak 765
orang dan yang sembuh 1.151 orang. Dilihat dari angka tersebut
untuk pasien yang sembuh lebih banyak dibandingkan dengan yang
meninggal. Hal ini tidak luput dari kerja keras pemerintah maupun
tenaga kesehatan yang berada di garis depan melawan wabah ini dan
serta peran masyarakat khususnya keluarga dalam upaya
pencegahan meluasnya penyebaran Covid-19 ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana upaya keluarga dalam pencegahan Covid-19 dikaitkan
dengan fungsi dan tahap perkembanagn keluarga?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui upaya keluarga dalam pencegahan Covid-19
yang dikaitkan dengan fungsi dan tahap perkembangan keluarga
5
BAB II
Pembahasan
6
4. Fungsi perlindungan adalah fungsi yang sangat penting dan harus
ada didalam keluarga, karena didalam keluarga kita harus saling
melindungi antar satu sama lain baik itu dari ibu, bapak, anak, dan
anggota keluarga lainnya. Jika fungsi perlindungan ini berjalan
dengan baik, maka keluarga jadi tempat berlindung yang aman dan
nyaman bagi anggotanya. “Untuk mencegah penyebaran dan
terjadinya penularan covid-19, diharapkan didalam keluarga
diterapkan etika, cara berhubungan antara satu dengan yang lain
dan saling mengingatkan. Ketika semua anggota keluarga taat
dengan aturan dan himbauan untuk mencegah covid-19, maka
semua anggota keluarga akan merasa aman. Itulah peran keluarga
dalam perlindungan”.
5. Fungsi reproduksi. Untuk mengantisipasi penularan covid-19
kepada keluarga, keluarga yang rentan seperti ibu hamil, bayi, dan
balita harus dilindungi. “Kalau ada ibu hamil yang panas, batuk,
pilek apalagi positif corona, maka sangat besar pengaruhnya
terhadap kesejahteraan janin yang ada di dalamnya dan tentu
menjadi suatu ancaman kesehatan bagi ibu dan juga bayinya. Oleh
karena itu, kita harus lindungi bersama. Begitu juga bayi. Jadi,
ketika bayi demam, batuk, filek dan kemudian rewel maka ini
efeknya akan menjadi banyak ketika bayi dan balita daya tahannya
belum begitu bagus” Mengajak agar bersama-sama bisa
meningkatkan daya tahan tubuh anggota keluarga khususnya yang
rentan dengan memberikan nutrisi yang cukup, gizi yang cukup,
makanan yang cukup kemudian juga memberikan perlindungan
yang cukup. “Dengan demikian fungsi keluarga dalam hal
reproduksi bisa berjalan dengan baik”.
6. Fungsi keluarga dalam hal pendidikan dan juga sosialisasi. Pada
fungsi ini keluarga berperan serta untuk bisa memberikan pelajaran
yang terbaik untuk anggota keluarga dan anak-anaknya. Suatu hal
7
yang penting, bagaimana mengecek anak apakah ketika anak
batuk ia sudah bisa menutup mulutnya dengan baik atau belum,
kemudian kalau dia perlu pakai masker apakah sudah pakai
masker dengan baik atau belum, lalu bagaimana dia menggunakan
fasilitas-fasilitas yang bersifat umum dan tangan bersentuhan
apakah sudah tertib mencuci tangan dengan baik atau belum. “Ini
adalah bagaimana cara memberikan pelajaran kepada anggota
keluarga yang menjadi tanggungjawab dalam fungsi pendidikan
bagi keluarga bagaiman cara menjaga diri dan anggota keluarga
agar tidak tertular covid-19”.
7. Fungsi ekonomi. Dalam situasi seperti ini kita bisa melakukan
hidup hemat. Pihaknya menyarankan semua keluarga untuk tidak
berpergian yang tidak penting. Begitu juga ketika pendapatan tidak
berlebihan, kemudian ada pengeluaran yang tidak berguna kita
harus dihindari. “Ini adalah bentuk-bentuk bagaimana kita bisa
efisien, hemat dan bisa menahan diri dari hal-hal yang tidak
berkepentingan secara ekonomi” .
8. Fungsi pembinaan lingkungan, Dikala ada wabah covid-19, tidak
mudah untuk mengadakan kegiatan yang sifatnya berkumpul
bersama untuk bergotong-royong. Akan tetapi, masyarakat masih
bisa melakukan kegiatan-kegiatan untuk membersihkan
lingkungan. Seperti membersihkan lingkungan tanpa harus gotong-
royong serentak. Namun, masing-masing dengan tetap menjaga
jarak antar satu dengan yang lain untuk menciptakan lingkungan
yang bersih. “Ini merupakan contoh kepedulian kepada lingkungan.
Oleh karena itu, tanpa harus mengurangi kehati-hatian untuk saling
menular, tentu gotong royang dalam arti menyelesaikan kepedulian
terhadap lingkungan tetap bisa dikerjakan untuk mencegah
penyebaran Covid-19”.
8
Dalam ilmu keperawatan, keluarga memiliki banyak fungsi dan
peran yang harus dipenuhi untuk mencapai kesehatan seluruh
anggota keluarganya. Sehat yang dimaksud adalah suatu keadaan
sejahtera bagi seluruh anggota keluarga yang meliputi sehat fisik,
psikologis, dan sosial dari suatu penyakit dan kecacatan (WHO, 2015).
9
untuk seluruh anggota keluarga, dan kamar tidur yang nyaman
bagi anggota keluarga yang sakit.
10
b. Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut
c. Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan
mulut dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah
tisu ke tempat sampah
d. Pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan
melakukan kebersihan tangan setelah membuang masker
e. Menjaga jarak (minimal 1 m) dari orang yang mengalami gejala
gangguan pernapasan
11
BAB III
Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J, Zang Li, Fan G, etc. Clinical features
of patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. The
Lancet
The Straits Times. China reports first death in Wuhan pneumonia outbreak
[Homepage on The Internet]. Cited Feb 27th 2020. Available on:
https://www.straitstimes.com/asia/east-asia/china- reports-first-death-in-
wuhan-pneumonia-outbreak.Jan 11st 2020.
13