Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

NAMA KELOMPOK :
1. JAYA KLANA
2. MUHAMMAD HAIKAL FIKRI
3. MUHAMMAD ZONY SAPUTRA
4. MUHAMMAD HAIRUL RIZKI MAULANA

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”. Kemudian shalawat beserta salam kita
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup
yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam di program studi
teknik pertambangan Fakultas teknik Universitas Syiah Kuala. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Irwandi, S.H.,M.H., selaku
dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Agama Islam dan kepada segenap pihak yang
telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini..

Mataram, 17 Oktober 2022

Kelompok
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Sains dan Teknologi, Serta Karakteristik dan Sumbernya
B. Akal dan Wahyu dalam Islam
C. Motivasi Islam dalam Mengembangkan Ilmu Pengetahuan

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
BAB I Pendahuluan

I. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran agama Islam,
sebab kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya “tunduk patuh”, mempunyai
makna “tunduk patuh kepada kehendak atau ketentuan Allah”.

Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan


pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat,
ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang
dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.

II. Rumusan Masalah

Dari uraian tersebut, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian dari Ilmu?

2. Apakah kepentingan Ilmu Pengetahuan dalam Islam?

3. Bagaimana pandangan Ilmu Pengetahuan menurut sumbernya?

4. Bagaimana kedudukan Ilmu Pengetahuan dalam Islam?

I. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai syarat penilaian mata kuliah Agama dan
untuk mengetahui seberapa pentingnya ilmu pengetahuan dalam Islam, serta diharapkan
dapat memberi manfaat dan dapat dipahami oleh pembaca.
BAB II Permasalahan

Pada zaman sekarang banyak sekali masyarakat yang kurang menganggap ilmu
pengetahuan itu penting. Padahal ilmu pengetahuan itu sangatlah penting bagi masyarakat di
dunia. Baik kehidupan yang sedang dijalani sekarang, maupun kehidupan yang akan datang
di akhirat nanti.

Pembahasan

I. Pengertian Ilmu dan Ilmu Pengetahuan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Ilmu adalah pengetahuan tentang
sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan. Sedangkan
menurut And English Reader’s Dictionary, Science is knowledge arranged in a system,
especially obtained by observation and testing of fact yang artinya ilmu adalah pengetahuan
yang disusun dalam sebuah sistem khususnya didapat dari observasi dan pemeriksaan fakta,
dan menurut Webster’s Super New School and Office Dictionary, dikatakan bahwa Science is
a systematized knowledge obtained by study, observation, experiment yang memiliki arti
kurang lebih sama dengan pengertian ilmu yang dijabarkan di buku And English Reader’s
Dictionary.

Pengertian Ilmu Pengetahuan dalam Al-Qur’an, ada dalam surat:

QS. Al-Mujadalah, 58 : 11.

،‫ َوِإ َذا قِي َْل ا ْن ُش ُزوا فَا ْن ُش ُزوا يَرْ فَ ِع هللاُ الَّ ِذ ْينَ َأ َمنُوْ ا ِم ْن ُك ْم‬،‫خ هللاُ لَ ُك ْم‬ ِ ِ‫يَاَيُّهاَالَّ ِذ ْينَ َأ َمنُوْ ا ِإ َذا قِ ْي َل لَ ُك ْم تَفَ َّس ُخوْ ا فِ ْي ْال َم َجال‬
ِ ‫س فَا ْف َس ُخوْ ا يَ ْف َس‬
)١١:‫ َوهللاُ بِ َما تَعء َملُوْ نَ خَ بِ ْيرٌ(المجادله‬،‫ت‬ ْ ُ‫َوالَّ ِذ ْينَ ُأت‬
ٍ ‫واال ِع ْل َم د ََر َجا‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan keoadamu:”berlapang-lapanglah
kamu dalam majelis”, maka lapangkanlah. Niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan:”berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.
Al-Mujadalah, 58:11)

 QS. Al-Fathir, 35:27-28.

‫ف اَ ْل َونُهَا َو‬
ٌ ِ‫ال ُج َد ٌد بِيْضٌ َو ُح ْم ٌر ُّم ْختَل‬ ِ َ‫ َو ِمنَ ْال ِجب‬،‫ت ُّم ْختَلِفًا اَ ْل َوانُهَا‬ٍ ‫ فََأ ْخ َرجْ نَا بِ ِه ثَ َم َرا‬،‫اَلَ ْم تَ َر َأ َّن هللاَ اَ ْن َز َل ِمنَ ال َّس َما ِء َما ًء‬
ِ ‫ ِإ َّن هللاَ ع‬،‫ ِإنَّ َما يَ ْخ َشى هللاَ ِم ْن ِعبَا ِد ِه ْال ُعلَ َماُئوْ ا‬،َ‫ف اَ ْل َوانُهُ َك َذلِك‬
‫َز ْي ٌز‬ ٌ ِ‫ب َواَأْل ْن َع ِام ُم ْختَل‬ ِ َّ‫) َو ِمنَ الن‬٢٧( ‫غ ََرابِيْبُ سُوْ ٌد‬
ِ ‫اس َوال َّد َوا‬
)٢٨(ٌ‫َغفُوْ ر‬

Artinya: Tidaklah kamu melihat bahwasannya Allah menurunkan hujan dari langit lalu kami
hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka ragam jenisnya. Dan diantara gunung-
gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula)
yang hitam pekat. Dan demikian (pula) diantara manusia, binatang-binatang melata dan
binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Al-Fathir,
35:27-28)

I. Kepentingan Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan amat penting bagi setiap individu bahkan dapat meingkatkan
martabat manusia. Di dalam Islam, menuntut ilmu juga merupakan suatu ibadah kepada Allah
dan terdapat beberapa matlamat tertentu dalam proses menuntut ilmu.

Pentingnya mempnyai imu adalah untuk membuktikan kekuasaan Allah SWT.


Matlamat ini adalah untuk menguatkan kepercayaan dan keimanan manusia terhadap Allah
SWT. Dengan adanya ilmu, manusia dapart membaca Al-Qur’an yang mana terkandung
segala persoalan yang eujud di muka bumi ini. Ilmu juga membolehkan manusia mengkaji
alam semesta ciptaan Allah ini.

Menuntut ilmu tidak hanya terbatas pada hal-hal ke akhiratan saja, tetapi juga tentang
keduniaan. Jelaslah kunci utama keberhasilan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di
akhirat adalah ilmu. Rasulullah SAW pernah bersabda: “Barangsiapa menghendaki
kehidupan dunia maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat
maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki keduanya (kehidupan dunia dan
akhirat) maka dengan ilmu.”

Untuk kehidupan dunia kita memerlukan ilmu yang dapat menopang kehidupan
dunia, untuk persiapan di akhirat. Kita juga memerlukan ilmu yang sekiranya dapat
membekali kehidupan akhirat. Dengan demikian, kebahagiaan di dunia dan di akhirat sebagai
tujuan hidup insya Allah akan tercapai.

Tambahan lagi, dengan ilmu jugalah manusia dapat menjalankan tugas sebagai hamba
dan khalifah di muka bumi ini. Sebagai hamba Allah, manusia perlu melaksanakan ibadah-
ibadah umum dan khusus. Dalam pada masa yang sama, manusia juga merupakan khalifah
Allah di muka bumi ini. Ilmu yang diperoleh dengan keizinan Allah SWT perlulah di kongsi
dan disampaikan kepada individu dan masyarakat.

II. Sumber Ilmu Pengetahuan

Melihat dari pyramid di atas, ilmu pegetahuan diperoleh dari berbagai sumber. Perkara
ini menjelaskan tiada kekangan atau sempada untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Sebuah
hadist telah diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Bar: “Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina,
karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Sesungguhnya para
malaikat meletakkan sayap-sayap mereka kepada para penuntut ilmu karena senang (rela)
dengan yang ia tuntut.”
Oleh demikian, sumber ilmu telah di klasifikasikan kepada beberapa jenis agar manusia
faham akan sumber dan konsep ilmu pengetahuan. Wahyu diturunkan oleh Allah melalui
malaikat Jibril kepada pesuruhNya. Ia merupakan teras kepada segala ilmu, dimana ia telah
diturunkan dan dikumpulkan di dalam Al-Qur’an. Wahyu yang diturunkan mengandungi
segala ilmu pengetahuan yang diperlukan oleh manusia untuk kemaslahatan hidup serta
perkara ghaib yang tidak terjangkau oleh akal manusia.

Dengan akal manusia dapat menimbang dan membedakan antara yang baik dan buruk
walaupun mungkin ianya tidak bersifat kebenaran mutlak namun memadai untuk mengatasi
masalah kehidupan seharian. Semua makhluk ciptaan Allah dikaruniakan otak, namun hanya
manusia yang dikaruniakan akal supaya dapat berpikir dan menerpakan sifat perikemanusiaan
di dalam diri.

Allah telah menciptakan manusia dengan lima pancaindra yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari untuk beribadah kepada Allah SWT. Pancaindra juga merupakan
sumber untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Ia digunakan melalui beberapa percobaan
dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan.

III. Kedudukan Ilmu

Hadist riwayat Ar-Rabbi’:

“Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza
Wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh.
Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan terhormat dan
mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat”.
Hadits di atas telah menyebut sesungguhnya dengan ilmu pengetahuan seseorang itu
akan diangkat derajatnya dalam golongan orang terhormat. Manusia juga memerlukan ilmu
untuk membedakan antara hak dan batil. Dengan menuntut ilmu, seorang manusia itu dapat
mengetahui sebab dan akibat atas perlakuannya.

Hukum mencari ilmu itu wajib, menjadi fardhu ‘ain untuk setiap manusia
mempelajari ilmu sama ada ilmu agama ataupun ilmu duniawi. Ilmu-ilmu ini bersifat praktis,
artinya setiap hambaNya wajib memahami dan mempraktiskan dengan niat karena Allah
SWT. Di dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Bari nabi juga telah disebut bahwa
menuntut ilmu adalah wajib.

Hadist menjelaskan bahwa tuntutan ilmu bukan hanya pada kaum lelaki, tetapi kaum
perempuan juga. Namun begitu ilmu yang dituntut perlulah sesuai dan mengikut ketentuan
Islam.

Hadir ke majelis ilmu boleh menghidupkan hati yang telah mati. Pengertiannya,
dengan adanya ilmu di dada seseorang hamba itu dapat melakukan amal ibadah kepada Allah
SWT yang mana mampu menjadi cahata kepada hambaNya itu. Tambahan lagi, Allah telah
menjanjikan ganjaran yang besar kepada orang yang menuntut ilmu dan mengamalkannua
dengan niat karena Allah.

Anda mungkin juga menyukai