Anda di halaman 1dari 36

KONSEP DASAR

DALAM PENELITIAN KUANTITATIF


(Pengertian, Prosedur, dan Dimensi-dimensi dalam Penelitian Kuantitatif)
HALAMAN JUDUL

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Perkuliahan Mata Kuliah
Metodologi Penelitian

Oleh:

NASRAH
80400222019

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022

i
KATA PENGANTAR

ِ‫الر ِحي ِْم‬


َّ ‫ن‬ِِ ‫الرحْ َم‬
َّ ‫للا‬
ِِّ ‫س ِِم‬
ْ ‫ِب‬
Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuhu
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanaahu
Wata’ala, atas berkat rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini yang insya Allah sesuai dengan yang
diharapkan. Salawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah Shallallaahu
’alaihiwasallam, Nabi dan Rasul yang berhasil menyelamatkan umatnya dari
tebing-tebing kehancuran menuju puncak-puncak kejayaan.
Makalah dengan pembahasan “Konsep Dasar dalam Penelitian
Kuantitatif (Pengertian, Prosedur, dan Dimensi-dimensi dalam Penelitian
Kuantitatif)” ini penulis buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi
Penelitian.
Dalam penulisan makalah ini, dengan tulus ikhlas penulis menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
partisipasinya untuk keberhasilan dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki
kekurangan dan memerlukan perbaikan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah berikutnya.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat untuk kita semua.

Samata, 17 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .................................................................................................... 4
A. Definisi Penelitian Kuantitatif .................................................................. 4
B. Karakteristik Penelitian Kuantitatif .......................................................... 5
C. Prosedur Penelitian Kuantitatif................................................................. 6
D. Ragam Penelitian Kuantitatif ................................................................... 8
E. Teori dalam Penelitian Kuantitatif ......................................................... 17
F. Penyusunan Kerangka Teori dan Pengukuran Data............................... 17
G. Teknik Penarikan Sampel dan Pengumpulan Data ................................ 19
H. Pengolahan dan Analisis Data ................................................................ 27
BAB III ................................................................................................................. 31
PENUTUP ............................................................................................................ 31
A. Kesimpulan ............................................................................................. 31
B. Saran ....................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 33

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti
kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris
dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara
yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti
cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang
lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis
artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-
langkah tertentu dan tersusun dengan baik.
Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai
sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis penelitian. Dalam arti luas
rancangan penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan
penlitian. Dalam rancangan perencaan dimulai dengan megadakan
observasi dan evaluasi terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan
diketahui, sampai pada penetapan kerangka konsep dan hipotesis
penelitian yang perlu pembuktian lebih lanjut. Rancangan pelaksanaan
penelitian meliputi proses membuat percobaan ataupun pengamatan serta
memilih pengukuran variabel, prosedur dan teknik sampling, instrument,
pengumpulan data, analisis data yang terkumpul, dan pelaporan hasil
penelitian.

1
2

Secara umum desain atau metode penelitian diartikan sebagai cara


ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Untuk mendapatkan data yang langsung valid dalam penelitian sering sulit
dilakukan, oleh karena itu data yang telah terkumpul sebelum diketahui
validitasnya, dapat di uji melalui pengujian reliabilitas dan obyeksitas.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang menggunakan angka-angka. Angka-angka tersebut
digunakan sebagai representasi dari informasi yang didapatkan dalam
penelitian.
Data yang didapatkan selama penelitian disajikan dalam bentuk
angka, statistik dan sebagainya yang kemudian dianalisa dan disimpulkan.
Jadi penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bersifat deduktif, yakni
dari khusus ke umum atau bersifat menggenaralisasi data-data yang
didapatkan di lapangan kepada sebuahkesimpulan umum.
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan hal di atas, penulis membuat makalah dengan topik
“Konsep Dasar dalam Penelitian Kuantitatif (Pengertian, Prosedur,
dan Dimensi-dimensi dalam Penelitian Kuantitatif)” yang diharapkan
dapat membantu pembaca memahami dan mengenal penelitian kuantitatif.
3

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi, karakteristik, prosedur, dan ragam penelitian
kuantitatif?
2. Bagaimana menentukan teori dalam penelitian kuantitatif?
3. Bagaimana cara menyusun kerangka teori dan pengukuran data dalam
penelitian kuantitatif?
4. Bagaimana teknik penarikan sampel dan pengumpulan data dalam
penelitian kuantitatif?
5. Bagaimana pengolahan dan analisis data pada penelitian kuantitatif?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui definisi, karakteristik, prosedur, dan ragam
penelitian kuantitatif.
2. Untuk mengetahui cara menentukan teori dalam penelitian kuantitatif.
3. Untuk mengetahui cara menyusun kerangka teori dan pengukuran data
dalam penelitian kuantitatif.
4. Untuk mengetahui teknik penarikan sampel dan pengumpulan data
dalam penelitian kuantitatif.
5. Untuk mengetahui pengolahan dan analisis data pada penelitian
kuantitatif.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Penelitian Kuantitatif


Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang datanya menggunakan
data kuantitatif sehingga analisis datanya adalah analisis kuantitatif atau
menggunakan formula statistika matematis. Penelitian ini dilandaskan pada
asumsi bahwa realitas yang menjadi objek penelitian berdimensi tunggal dan
cenderung bersifat tetap sehingga bisa diprediksi dan variabel bisa diidentifikasi
dan diukur dengan instrument yang objektif, terstandar, dan baku.1
Menurut Nanang Martono, Penelitian kuantitatif merupakan penelitian
yang menggunakan metode kuantitatif, yaitu sebuah metode penelitian yang
bertujuan menggambarkan fenomena atau gejala sosial yang terjadi di masyarakat
saling berhubungan satu sama lain. Metode Kuantitatif yang biasanya
menggunakan logika deduktif berupaya mencari keteraturan dalam kehidupan
manusia, dengan memisahkan dunia sosial menjadi komponen-komponen empiris
yang disebut variabel.2
Variabel tersebut dapat direpresentaikan secara numerik sebagai frekuensi
atau tingkat. Hubungan antar variabel tersebut juga dapat dieksplorasi dengan
tehnik statistik, dan diakses melalui penelitian yang memperkenalkan rangsangan
dan pengkuran sistematis. Metode ini mendasarkan penelitian pada penyelidikan
jumlah atau frekuensi suatu kejadian atau fenomena. Dalam penelitian sosial,
metode kuantitatif diterapkan dalam dalam empat metode yaitu: survei,
eksperimen, analisis isi kuantitatif, dan analisis data sekunder. Umumnya
penelitian kuantitatif lebih menekankan pada keluasan informasi (bukan
kedalaman) sehingga metode ini cocok digunakan populasi yang luas dengan
variabel yang terbatas.

1
Asep Kurniawan, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2018), h. 35.
2
Sudaryono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Mix Method (Depok: PT
Raja Grafindo Persada, 2019), h. 98.

4
5

B. Karakteristik Penelitian Kuantitatif


Adapun karakteristik penelitian kuantitatif menurut Sugiyono adalah
sebagai berikut:3
a. Desain:
1) Spesifik, jelas, dan rinci.
2) Ditentukan secara mantap sejak awal.
3) Menjadi pegangan langkah-demi langkah.
b. Tujuan:
1) Menunjukan hubungan antar variabel.
2) Menguji teori.
3) Mencari generalisasi yang memiliki nilai prediktif
c. Teknik Pengumpulan Data:
1) Kuesioner.
2) Observasi/pengamatan.
3) Wawancara terstruktur.
d. Instrumen Penelitian:
1) Test, angket, dan wawancara terstruktur.
2) Instrumen yang telah terstandar.
e. Data:
1) Jenis datanya adalah kuantitatif.
2) Hasil pengukuran variabel yang telah dioperasionalkan dengan
menggunakan Instrumen.
f. Sampel:
1) Relatif besar.
2) Representatif.
3) Sedapat mungkin random.
4) Ditentukan sejak awal.
g. Analisis:
1) Analisis dilakukan setelah pengumpulan data rangkum.

3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Penelitian dan Pengembangan
(Bandung: Alfabeta, 2011), h. 26-28.
6

2) Deduktif.
3) Menggunakan statistik untuk menguji hipotesis.
h. Hubungan Peneliti dengan Responden:
1) Dibuat berjarak bahkan sering tanpa kontak agar penelitian objektif.
2) Kedudukan peneliti lebih tinggi dari responden.
3) Jangka pendek sampai hipotesis dapat dibuktikan.
i. Usulan Desain:
1) Luas dan rinci.
2) Menggunakan literatur yang berhubungan dengan masalah dan variabel
yang diteliti.
3) Memiliki prosedur yang spesifik dan rinci langkah-langkahnya.
4) Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas.
5) Hipotesis dirumuskan dengan jelas.
6) Ditulis secara rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan.
C. Prosedur Penelitian Kuantitatif
Adapun prosedur atau langkah-langkah dalam penelitian kuantitatif adalah
sebagai berikut:
7

a. Membuat Rumusan Masalah


Setiap penelitian harus bersumber dari adanya masalah. Seperti penjelasan
di atas tentang desain penelitian dengan metode kuantitatif. Maka penelitian
dengan metode kuantitatif memiliki masalah yang jelas. Setelah selesai untuk
mengidentitikasi dan membatasi masalah. Selanjutnya peneliti membuat rumusan
masalah. Rumusan masalah ditulis dalam bentuk kalimat tanya.
b. Menentukan Landasan Teori
Masalah yang sudah dirumuskan menjadi rumusan masalah. Selanjutnya
dicarikan jawabannya. Jawaban tersebut diperoleh dari pencarian terhadap teori-
teori yang relevan. Bahasa sederhananya, peneliti mencari tahu teori yang
sekiranya mendukung jawaban terhadap masalah yang sudah dirumuskan.
c. Merumuskan Hipotesis
Dari rumusan masalah tersebut, peneliti mencoba menjawab (memberikan
solusi) yang diperoleh dari pencarian teori-teori yang relevan. Jawaban yang
diperoleh selanjutnya disebut dengan jawaban sementara atau hipotesis.
Jawaban sementara adalah hipotesisi. Jadi hipotesis dirumuskan dengan
cara membaca atau mencari teori-teori yang cocok dengan solusi dari rumusan
masalah dalam penelitian.
d. Melakukan pengumpulan data
Sebelum melakukan pengumpulan data, seorang peneliti harus terlebih
dahulu:
1) Membuat instrumen penelitian berupa: kuisioner, angket, test, lembar
observasi, wawancara terstruktur dan instrumen yang telah terstandar.
2) Menguji instrumen dengan menguji validitas dan rebilitas dari
instrumen tersebut.
3) Bila instrumen sudah selesai dibuat selanjutnya peneliti mengumpulkan
data. Data dalam penelitian kuantitatif dapat berupa data angka atau
data deskripsi yang dikuantitatifkan.
e. Melakukan Analisis Data
Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis data. Analisis data
dilakukan untuk menjawab hipotesis yang sudah dibuat sebelumnya. Teknik
8

analisis yang digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah statistik. Statistik yang
dapat digunakan adalah statistik deskriptif dan statistik induktif. Data hasil
analisis tersebut selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data
dapat menggunakan tabel, grafik, dan diagram. Kemudian dilakukan pembahasan
yang dimana pembahasan tersebut merupakan pembahasan yang mendalam dari
data-data tersebut.
f. Menyimpulkan
Setelah peneliti melakukan analisis data, maka tahap terakhir adalah
menyimpulkan. Kesimpulan adalah hasil dari pengujian hipotesis apakah diterima
atau hipotesis di tolak. Kesimpulan di tulis dengan singkat, padat dan jelas.
D. Ragam Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif, seperti juga penelitian kualitatif terdiri dari
berbagai jenis. Tiap jenis mempunyai maksud tersendiri. Oleh karena itu,
pemilihan tipe yang tepat sesuai dengan tujuan penelitian sangat
diharapkan dan menentukan pencapaian hasil yang telah dirumuskan.
Beberapa tipe penelitian kuantitif sebagai berikut:
a. Penelitian Eksploratif
Penelitian eksploratif merupakan studi penjajakan, terutama sekali
dalam pemantapan konsep yang akan digunakan dalam ruang lingkup
penelitian yang lebih luas dengan jangkauan konseptual yang lebih besar.
Penelitian eksploratif mencoba menyediakan jawaban dari pertanyaan
yang telah dirumuskan dalam masalah yang akan dijadikan prioritas dalam
penelitian selanjutnya. Oleh karena itu, penelitian eksploratif merupakan
penelitian pendahulu an. Melalui penelitian eksploratif akan di hubungkan
di antara gejala/fenomena sosial dan bagaimana bentuk hubungan itu.
Kerlinger menyatakan, bahwa penelitian eksploratif bertujuan: Pertama,
menemukan variabel yang berarti dalam situa si lapangan. Kedua;
Menemukan hubungan di antara variabelvariabel. Ketiga, meletakkan
dasar kerja untuk penelitian selanjutnya, yang bersifat pengujian
hipotesis yang lebih sistematis dan teliti. Oleh karena
itu, penelitian eksploratif mempunyai fungsi strategis dalam kerangka
9

penelitian yang lebih rumit dan kompleks. Untuk itu diperlukan


rancangan penelitian yang baik dan benar sesuai dengan tujuan penelitian.4
1) Ciri-ciri Penelitian Eksploratif
Berbeda dengan penelitian historis, yang mencoba mencari
informasi atau kejadian masa lampau, maka penelitian eksploratif ingin
mencari, menemukan sesuatu atau pemantapan suatu konsep. Beberapa
ciri jenis penelitian ini yang membedakan dari jenis penelitian lain sebagai
berikut:
a) Secara harfiah, eksplore berarti menyelidiki atau memeriksa
sesuatu. Jadi, penelitian eksploratif ingin menemukan sesuatu
apa adanya, sebagai langkah awal untuk mendeskripsikan
fenomena tersebut secara lebih jelas dan tuntas.
b) Penelitian ini terbatas sampelnya.
c) Sifat penelitian ini merupakan penjajakan, bukan akan
menerangkan fenomena itu, atau dapat juga dinyatakan
sebagai studi pendahuluan untuk penelitian yang lebih luas.
d) Instrumen yang dipakai harus mampu mengungkapkan
sebanyak mungkin in formasi yang dibutuhkan sesuai dengan
tujuan penelitian.
e) Bentuk pertanyaan yang dipakai lebih banyak yang bersifat
terbuka daripada yang bersifat terstruktur, sehingga mampu
menampung atau mendeteksi sebanyak mungkin informasi
yang dibutuhkan.
f) Sumber informasi yaitu primer dan sekunder. Kedua
sumber itu sangat perlu digunakan karena akan saling
melengkapi dan menjelaskan.5

4
Muri Yusuf, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan (Jakarta:
Kencana, 2017), h. 60-61.
5
Muri Yusuf, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan, h. 61.
10

2) Langkah-langkah Pokok Penelitian Eksploratif


Seperti juga penelitian yang lain, langkahlangkah pokok dalam
penelitian eksploratif sebagai berikut:
a) Tetapkan terlebih dahulu bidang yang akan diselidiki
dan rumuskan masalahnya secara jelas.
b) Rumuskan tujuan yang akan dicapai.
c) Lakukan penelaahan kepustakaan atau literatur untuk
mendukung pengumpulan informasi lebih mendalam
sewaktu di lapangan.
d) Susun rancangan pendekatannya, antara lain: Cara
pengumpulan data, alat pengumpulan data, sumber informasi,
latihan para pengumpul data.
e) Kumpulkan data sesuai dengan rancangan yang telah disusun.
f) Susun laporan menurut sistematika tertentu.6
b. Penelitian Deskriptif Kuantitatif
Berbeda dengan penelitian eksploratif, penelitian deskriptif
kuantitatif mencoba memberikan gambaran keadaan masa sekarang secara
mendalam, sedangkan penelitian historis hanya tertuju untuk masa
lampau. Adapun penelitian eksploratif merupakan studi pendahuluan
yang dapat digunakan sebagai informasi untuk penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang
bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta dan sifat populasi tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena
secara detail. Oleh karena itu, penelitian deskriptif dapat berupa
penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif maupun
kualitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan usaha sadar dan
sistematis untuk memberikan jawaban terhadap suatu masalah dan/atau
mendapatkan informasi lebih mendalam dan luas terhadap suatu
fenomena dengan menggunakan tahaptahap penelitian dengan
pendekatan kuantitatif.

6
Muri Yusuf, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan, h. 61-62.
11

1) Ciri-ciri Penelitian Deskriptif Kuantitatif


Beberapa ciri utama penelitian deskriptif ini yang dapat
membedakannya dari jenis penelitian yang lain, yaitu:
a) Memusatkan pemecahan masalah yang ada pada masa
sekarang, ataumasalah kejadian yang aktual dan berarti.
b) Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan situasi atau
kejadian secara tepat dan akurat, bukan untuk mencari
hubungan atau sebab akibat.
2) Langkah-langkah Pokok Penelitian Deskriptif Kuantitatif
Seperti juga jenis penelitian yang lain, langkah-langkah pokok
penelitian deskriptif sebagai berikut:
a) Tentukan masalah atau bidang yang diamati dan
rumuskan sub masalah secara jelas dan terperinci.
b) Rumuskan secara jelas tujuan yang akan dicapai.
c) Lakukan penelaahan kepustakaan yang tepat dan benar.
d) Rumuskan metodologi penelitian, antara lain: prosedur
pengumpulan data, pilih/susun alat/instrumen yang tepat,
populasi dan sampel, pembakuan instrument, dan latihan
pengumpul data.
e) Turun ke lapangan dalam rangka pengumpulan data.
f) Analisis Data
g) Penulisan Laporan.7
c. Penelitian Korelasional
Berbeda dengan penelitian eksploratif atau deskriptif; penelitian
korelasional merupakan suatu tipe penelitian yang melihat hubungan
antara satu atau bebeapa ubahan dengan satu atau beberapa ubahan yang
lain. Penelitian korelasional kadang- kadang disebut juga dengan
“associational research”. Dalam associational research, relasi hubungan
di antara dua atau lebih ubahan yang dipelajari tanpa mencoba
memengaruhi ubahan-ubahan tersebut.

7
Muri Yusuf, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan, h. 63.
12

Tujuan utama melakukan penelitian korelasional yaitu menolong


menjelaskan pentingnya tingkah laku manusia atau untuk meramalkan
suatu hasil. Dengan demikian, penelitian korelasional kadangkadang
berbentuk penelitian deskriptif karena menggambarkan hubungan antara
ubahanubahan yang diteliti. Oleh karena itu, penelitian korelasional
merupakan upaya untuk menerangkan dan meramalkan sesuatu
(explanatory studies dan prediction studies).8
1) Ciri-ciri Penelitian Korelasional
Beberapa ciri penelitian korelasional yang dapat membedakan tipe
penelitian ini dari tipe penelitian yang lain sebagai berikut:
a) Penelitian korelasional tepat digunakan apabila ubahan-
ubahan yang diteliti kompleks dan/atau tidak dapat diteliti
dengan metode eksperimen dan tidak dapat pula
dimanipulasi. Dengan menggunakan berbagai instrumen,
seorang peneliti dapat melakukan penelitian dengan materi
yang luas dan kompleks. Di samping itu, dapat pula
diberikan kepada responden dalam lokasi yang berbeda-beda
provinsinya, selagi dalam kategori sampel yang sama.
Contoh:hubungan antara kreativitas dan pola tindakan orangtua
dalam keluarga.
b) Penelitian korelasional memungkinkan pengukuran beberapa
ubahan sekaligus, saling hubungannya dan dalam latar
realistik (realistic setting). Mengingat instrumen utama
penelitian korelasional ialah angket, maka berbagai jenis
instrumen dapat disiapkan untuk meneliti beberapa ubahan
sekaligus. Disamping itu, instrumen yang sama dapat pula
disebarkan pada lokasi yang luas dalam waktu yang terbatas.

8
Muri Yusuf, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan, h. 64.
13

c) Apa yang diperoleh adalah kadar (degree) hubungan, bukan ada


atau tidak ada nya pengaruh di antara ubahan yang diteliti,
kecuali apabila menggunakan teknik analisis yang lebih
kompleks sehingga dapat dicari pengaruhnya.9
2) Langkah-langkah Penelitian Korelasional
Seperti juga tipe penelitian yang lain, penelitian korelasional
mengikuti beberapa langkah sebagai berikut:
a) Pilih dan rumuskan masalah yang akan diteliti.
b) Lakukan studi literatur untuk memperkuat landasan teori
dan untuk mengungkapkan temuan penelitian yang sudah ada.
c) Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, identifikasi
ubahan yangrelevan untuk diteliti.
d) Tentukan sampel, susun dan pilih instrumen yang cocok serta
tentukan pulateknik analisis data.
e) Kumpulkan data.
f) Analisis data dan interpretasi.
g) Susun laporan penelitian.10
d. Penelitian Kausal Komparatif
Tipe penelitian ini seperti juga tipe penelitian yang lain bersifat
expost-facto. Ini berarti bahwa data dikumpulkan setelah semua
fenomena/kejadian yang diteliti berlangsung, atau tentang hal-hal yang
telah terjadi sehingga tidak ada yang dikontrol. Walaupun melalui
penelitian kausal komparatif telah banyak dihasilkan informasi,
penelitian kausal komparartif dapat pula dimanfaatkan untuk melihat
hubungan sebab akibat yang sederhana, namun ada beberapa
kelemahan yang perlu mendapat perhatian sehingga tidak terjadi salah
penafsiran terhadap hasil yang didapat melalui penelitian ini.11
Beberapa langkah utama yang perlu dilalui dalam penelitian
kausalkomparatif sebagai berikut:
9
Muri Yusuf, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan, h. 65.
10
Muri Yusuf, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan, h. 66.
11
Muri Yusuf, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan, h. 68.
14

a) Rumuskan masalah dengan jelas; apakah dalam bentuk sebab,


efek, ataukahkonsekuensi.
b) Lakukan penelaahan kepustakaan dengan baik, sehingga dapat
diperkirakan dengan teliti dan konseptual faktorfaktor
determinan terhadap kejadian yangakan diteliti.
c) Rumuskan teori yang mendasari hipotesis. Rumuskan hipotesis.
d) Pilih subjek yang relevan.
e) Susun instrumen.
f) Pilih teknik pengumpul data yang tepat.
g) Validasi instrumen.
h) Kumpulkan data.
i) Analisis data.
j) Susun laporan.12
e. Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan diawali dengan suatu rencana tindakan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Untuk menyusun rencana, perlu
dilakukan need assessment atau observasi, ataupun teknikteknik lain untuk
pengumpulan data awal sehingga data dasar lengkap, sebagai dasar
perlunya aksi/tindakan dilakukan. Selama tindakan dilakukan, dan
sesudahnya diperlukan pula observasi untuk mengetahui bagaimana
tindakan itu dilakukannya. Selanjutnya memasuki langkah refleksi,
individu yang ikut serta dalam kegiatan memberikan informasi masukan
tentang pelaksanaan kegiatan. Hal itu akan digunakan untuk perbaikan
rencana tindakan pada kegiatan kedua siklus 1. Begitulah seterusnya
sampai siklus 1 selesai dan dilanjutkan dengan siklus 2 dan 3, dan
seterusnya sampai tidak ada lagi kesalahan dalam melakukan tin
dakan dan tujuan tercapai. Oleh karena itu, penelitian tindakan
dilaksanakan dengan menggunakan data berbagai teknik (multi methods)
dalam pengumpulan data maupundalam refleksi.13

12
Muri Yusuf, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan, h. 68-69.
13
Muri Yusuf, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan, h. 70.
15

Konsep penelitian tindakan ada dua kata, yaitu penelitian dan


tindakan. Penelitian merupakan suatu studi sistematis untuk memecahkan
suatu masalah. Berawal dari suatu masalah yang dirasakan dan kemudian
berubah manjadi masalah yang wajar untuk diteliti. Tindakan merupakan
suatu aksi (action) untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh karena itu,
penelitian tindakan dapat diartikan sebagai suatu studi sitematis dalam
memecahkan masalah dalam situasi sosial, melalui suatu tindakan dan
ditujukan un uk meningkatkan pemahaman, dan penalaran mereka yang
ikut serta dalam situasi tersebut dan orangorang yang dilibatkan dalam
pemecahanmasalah tersebut.
Penelitian tindakan merupakan salah satu jenis penelitian yang
membutuhkan suatu rencana, tindakan, observasi dan refleksi secara
berkesinambungan, melalui berbagai tahap dan siklus penelitian secara
ilmiah. Pada setiap siklus dilakukan pula berbagai kegiatan/pertemuan
penelitian.
1) Ciri-ciri Penelitian Tindakan
a) Bersifat praktis dan relevan dengan situasi aktual di
masyarakat.
b) Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan
masalah atau pengembangan.
c) Fleksibel dan adaptif.
d) Partisipatori.
e) Self Evaluation.14
2) Langkah-langkah Penelitian Tindakan
a) Mengidentifikasi area yang akan dijadikan masalah penelitian.
(1) Apa yang sedang terjadi sekarang; kekuatan dan
kelemahannya.
(2) Merumuskan ideide umum tentang keadaan yang terjadi.
(3) Meninjau dan mengeksplorasi keadaan menjadi lebih
spesifik sehingga terdeteksi.

14
Muri Yusuf, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan, h. 72.
16

(4) Berbagai masalah yang membutuhkan tindakan perbaikan.


(5) Menetapkan masalah yang menjadi prioritas dan bidang
penelitian tindakan.
b) Memformulasikan rencana tindakan, yang mencakup antara
lain:
(1) Identifikasi masalah.
(2) Analisis dan perumusan masalah.
(3) Memilih tindakan yang tepat sesuai dengan masalah yang
dirumuskan.
(4) Menyusun langkahlangkah rencana tindakan dengan baik
dan benar.
c) Tindakan dan pengamatan.
Melakukan tindakan sesuai dengan rencana solusi yang telah
ditetapkan dan berbarengan dengan itu tim peneliti yang lain mengamati
pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti, antara lain ketepatan,
kelemahan, kekurangan, maupun kelebihannya.
d) Evaluasi tindakan.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan,
dilakukan evaluasi tindakan oleh tim peneliti. Kegiatan ini secara
prinsip diarahkan untuk mengetahui kekurangan, kelemahan, atau
ketidaktepatan peneliti dalam menggunakan tindakan.
e) Refleksi.
Selanjutnya tim peneliti memberikan refleksi tentang kelemahan
atau kekurangtepatan (kurang tepat) peneliti melaksanakan tindakan.
Berdasarkan masukan tersebut peneliti menyempurnakan perencanaan
pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan pada pertemuan kedua,
siklus pertama. Demikian juga untuk pertemuan ketiga, keempat, dan
kelima siklus pertama. Apabila siklus pertama selesai, namun tindakan
belum terlaksana sesuai dengan yang seharusnya, penelitian dilanjutkan
17

ke siklus kedua atau ketiga, dan seterusnya.15


E. Teori dalam Penelitian Kuantitatif
Tujuan penelitian adalah menemukan atau mengembangkan teori.
Teori akan memandu ke arah pengumpulan data variabel dan
perumusan dugaan sementara jawaban atas pertanyaan penelitian yang
merupakan hubungan variabel. Dalam penelitian kuantitatif, teori
dikembangkan sebagai usaha mencari jawaban pertanyaan penelitian.
Usaha pencarian jawaban pertanyaan penelitian dengan mengembangkan
teori akan menghasilkan dua hal, yaitu: Pertama, memahami tentang
variabel-variabel yang dipersoalkan dalam rumusan pertanyaaan
penelitian. Kedeua mengajukan jawaban sementara mengenai hubungan
variabel yang kebenarannya masih bersifat teoritik, hipotetik dan tentatif.
Teori dalam penelitian kuantitatif yakni: Pertama, teori
memberikan pemahaman mengenai variabel-variabel yang
dirumuskan dalam pertanyaan penelitian. Pemahaman tentang variabel-
variabel diperlukan sebagai panduan untuk mengumpulkan data.
Kemudian data tentang variabel digunakan untuk melakukan pembuktian
secara empirik atas kebenaran hipotetik dari teori. Kedua, pengembangan
teori diperlukan untuk memperoleh panduan dalam pengujian dengan
mengajukan hipotesa yang kebenarannya tentatif dan berlaku pada tingkat
teoretik. Kebenaran sementara yang diajukan dalam pernyataan hipotesis
kemudian akan diuji menggunakan data yang dikumpulkan secara
empiris.16
F. Penyusunan Kerangka Teori dan Pengukuran Data
Kerangka teori pada prinsipnya bukan sekadar kumpulan definisi
dari berbagai macam buku namun lebih pada upaya penggalian teori yang dapat
digunakan peneliti untuk menjelaskan hakikat dari gejala yang ditelitinya.
Neuman menjelaskan bahwa teori memberikan suatu kerangka yang membantu
dalam melihat permasalahan. Teori menyediakan konsep-konsep yang relevan,

15
Muri Yusuf, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan, h. 73-74.
16
Jamal Wiwoho, Konsep Dasar Penelitian, jamalwiwoho.com (14 Oktober 2020).
18

asumsi-asumsi dasar yang dapat digunakan dan mengarahkan pertanyaan


penelitian yang diajukan, serta membimbing memberikan makna terhadap data.
Dalam penelitian kuantitatif peranan karangka teori adalah sebagai dasar untuk
mengajukan pertanyaan sementara (hipotesis) atas pertanyaan penelitian yang
telah dirumuskan.17
a. Tinjauan Kepustakaan
Pada tahap ini penelitian kuantitaif akan melakukan proses kajian
terhadap teori-teori atau hasil studi terdahulu. Proses ini disebut theoritikal
assessment. Kajian terhadap teori atau hasil studi terdahulu difokuskan pada
konsep utama yangdigunakan yaitu variabel dependennya.
Variabel dalam penelitian kuantitatif dibedakan menjadi dua, yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah suatu variabel yang ada
atau terjadi mendahului variabel terikat dan merupakan variabel yang menjelaskan
terjadinya fokus atau topik penelitian. Sementara variabel terikat adalah variabel
yang diakubatkan atau yang dipengaruhi oleh variabel bebas dan sebagai variabel
yang dijelaskan dalam fokus atau topik penelitian. Namun bukan berarti dalam
penelitian kuantitatif pasti akan terdiri dari dua variabel saja, ada juga penelitian
yang terdiri dari tiga variabel atau bahkan lebih. Variabel inilah yang disebut
variabel kontrol.
b. Konstruksi Model Teoritis
Pembentukan model teoritis didasarkan pada proposisi-proposisi yang
telah dinyatakan dalam teori yang ada pada tinjauan kepustakaan dengan cara
mengubah konsep menjadi variabel sehingga lebih mudah diukur dan
memunculkan variabel- variabel bebas.
c. Model Analisis
Model analisis merupakan gambaran sederhana tentang hubungan di
antara variabel. Tidak selamanya penelitian dapat membuat model analisis. Hal
ini tergantung pada bagaimana variabel yang satu dapat dihubungkan dengan
variabel yang lain.

17
Hidayat Huang, Metodologi Penelitian Kuantitatif, globalstatistik.com (14 Oktober
2020).
19

d. Hipotesis
Teori yang digunakan dalam penelitian kuantitatif akan
mengidentifikasikan hubungan antar variabel. Hubungan antar variabel bersifat
hipotesisi. Hipotesis adalah proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau
merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Hipotesis dalam
penelitian kuantitatif dapat berupa hipotesis satu variabel dan hipotesisi dua atau
lebih yang dikenal sebagai hipotesis kausal.
Hipotesis kausal memiliki ciri-ciri, yaitu: sekurang-kurangnya
mengandung dua variabel, menggambarkan hubungan sebab akibat, dapat
memprediksikan hasil yang akan terjadi, berkaitan logis dengan pertanyaan
penelitian, dan dapat dibuktikan keberlakuan atau ketidakberlakuannya.
Adapun jenis hipotesis dalam dunia statistik dikenal ada 2 macam, yaitu
hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha). Hipotesis nol adalah hipotesis
yang menyatakan adanya atau tidak adanya perbedaan atau tidak ada pengaruh
antara dua variabel yang dipersoalkan. Hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis
yang menyatakan ketidaksamaan, perbedaan, atau adanya pengaruh antara dua
variabel yang dipersoalkan.
G. Teknik Penarikan Sampel dan Pengumpulan Data
a. Teknik Penarikan Sampel
Konsep yang berhubungan erat dengan sampel adalah populasi. Populasi
adalah keseluruhan gejala atau satuan yang ingin diteliti. Sampel merupakan
bagian dari populasi yang ingin diteliti. Untuk membuat sebuah batasan populasi,
terdapat tiga kriteria yang harus terpenuhi, yaitu isi, cakupan, waktu.18
Dalam penjabaran tentang sampel, kita juga diperkenalkan dengan konsep
unit analisis dan unit observasi. Dalam proses penarikan sampel, terdapat juga
konsep sampling unit dan sampling element. Sampling unit adalah satuan yang
muncul dalam proses penarikan sampel secara berthap, sedangkan sampling
element adalah satuan yang menjadi target akhir dalam proses penarikan sampel.
Dengan kata lain, sampling unit akan sama dengan sampling element

18
Hidayat Huang, Metodologi Penelitian Kuantitatif, globalstatistik.com (14 Oktober
2020).
20

jika proses penarikan sampel dilakukan dalam satu tahap, sedang sampling unit
akan berbeda dengan sampling element jika proses penarikan sampel dilakukan
dalam beberapa tahap. Ada dua jenis teknik penarikan sampel, yaitu teknik
penarikan sampel probabilita dan teknik penarikan sampel non probabilita.19
b. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan proses mengidentifikasi dan mengoleksi
informasi yang dilakukan oleh peneliti yang dimana hal ini sesuai dengan tujuan
penelitian. Menurut Ibnu, setiap kegiatan penelitian selalu mengupayakan
diperolehnya data yang sesuai (valid) dan terpercaya (reliabel).20 Data penelitian
adalah semua informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah penelitian.
Pengumpulan data penelitian biasanya menjadi hal yang sulit dan berat bagi
seorang peneliti karena berbagai faktor. Banyak waktu, tenaga, biaya, dan pikiran
yang dibutuhkan oleh seorang pengumpul data, misalnya jika ia harus mendatangi
banyak orang dari rumah ke rumah, dari sekolah ke sekolah, dari satu tempat ke
tempat lain yang berjauhan dalam satu wilayah tertentu (kecamatan, kabupaten,
propinsi) untuk mengumpulkan data.
Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data atau alat
pengukurannya. Kalau alat pengambilan datanya cukup reliabel dan valid, maka
datanya juga akan cukup reliabel dan valid. Namun masih ada satu hal lagi yang
perlu dipertimbangkan, yaitu kualifikasi si pengambil data. Proses pengumpulan
data tidak selamanya berjalan dengan lancar, banyak situasi dan kondisi di luar
dugaan seorang peneliti yang terjadi di lapangan. Bisa jadi peneliti datang sampai
satu atau dua kali namun tidak berhasil bertemu dengan orang yang dicari. Selain
itu saat peneliti susah payah bertemu dengan sumber data, ia memberikan respon
yang kurang simpatik terhadap peneliti. Hal itu dapat menimbulkan keputusasaan
bagi seorang peneliti bahkan kegagalan dalam melakukan penelitian. Oleh karena
itu, seorang peneliti atau pengumpul data harus memiliki kepribadian yang
mendukung seperti tekun, sabar, tahan mental, terampil dan fleksibel.

19
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 69.
20
Ibnu S., Mukhadis A., dan Dasna, I.W, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian (Malang:
Penerbit Universitas Negeri Malang, 2003), h. 89.
21

Jika pengumpul data melakukan kesalahan sikap ketika melakukan


wawancara misalnya, data yang diperoleh mungkin tidak lagi akurat. Akibatnya,
kesimpulan yang diambil bisa salah. Dengan demikian, pengumpulan data
merupakan kegiatan yang harus mendapat perhatian seksama pula dalam proses
penelitian.
Apa yang telah dibicarakan di atas itu ialah seluk beluk pengambilan data
primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau petugas-
petugasnya) dari sumber pertamanya. Disamping data primer terdapat data
sekunder, yang sering kali juga diperlukan oleh penelitian. Data sekunder itu
biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen, misalnya data
mengenai keadaan demografis suatu daerah, data mengenai produktifitas sesuatu
perguruan tinggi, data mengenai persediaan pangan, di suatu daerah dan
sebagainya. Mengenai data sekunder ini, peneliti tidak banyak dapat berbuat
untuk menjamin mutunya. Dalam banyak hal peneliti akan harus menerima
menurut apa adanya.
Pada umunya teknik pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, yang dimana dalam penelitian kuantitatif terbagi menjadi dua, yaitu tes
dan non-tes.
1) Instrumen Tes
Beberapa penelitian menggunakan instrument tes untuk memperoleh data.
Tes merupakan sekumpulan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki individu atau kelompok.21 Ada bermacam-macam instrument tes
yang dapat digunakan oleh peneliti, diantaranya tes kepribadian, tes bakat, tes
intelegensi, tes minat dan tes prestasi.
Tes kepribadian yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian
seseorang. Yang diukur bisa self-concept, kreativitas, disiplin, kemampuan
khusus, dll. Tes bakat yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui
tingkat bakat seseorang. Tes intelegensi yaitu tes yang digunakan untuk

21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002), h. 129.
22

mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan


cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
Sering disebut dengan istilah tes IQ. Tes sikap yaitu alat yang digunakan untuk
mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang. Tes minat yaitu alat
untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu. Tes prestasi yaitu tes yang
digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
Misalnya pencapaian siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru.
2) Instrumen Non-Tes
Yang termasuk insstrumen non tes diantaranya angket atau kuesioner,
interview, observasi, dan dokumentasi.
a) Angket atau Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dipandang dari bentuknya terbagi menjadi 4,
yaitu:
(1) Kuesioner pilihan ganda (kuesioner tertutup)
(2) Kuesioner isian (kuesioner terbuka)
(3) Check list yaitu responden tinggal membubuhkan tanda
check(√)
(4) Rating-scale yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom
yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari
sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.
Kuesioner mempunyai kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya.
Adapun keuntungan penggunaan kuesioner dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
(1) Kelebihan untuk kuesioner tertutup adalah mudah diolah dan
Dapat dijawab oleh responden menurut waktu senggang
responden. Karena responden cukup memberikan ceklist pada
tempat yang disediakan.
(2) Kelebihan untuk kuesioner terbuka adalah responden dapat
mengungkapkan buah pikirannya yang dimana hal ini berguna
23

bagi peneliti bila ingin mengetahui keadaan responden lebih


mendalam.
(3) Tidak memerlukan hadirnya peneliti. Pemberian instrumen
dapat diwakilkan kepada orang lain untuk menemui responden.
(4) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
Pelaksanaan perolehan data dapat dilakukan secara bersama-
sama.22
Disamping kelebihan, kuesioner juga mempunyai kelemahan. Adapun
kelemahan dari instrumen yang berbentuk kuesioner adalah:
(1) Kelemahan untuk kuesioner terbuka Seringkali sukar diolah atau
dicari validitasnya karena nilai jawaban yang tidak sama serta
perlu waktu yang relative lama untuk mengisinya. Padahal
instrumen yang diberikan harus memenuhi syarat validitas.
(2) Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan
sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
(3) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan terkadang
ada responden yang terlalu lama mengumpulkan kuesionernya
sehingga hasil pengumpulan data terlambat diperoleh oleh
peneliti.23
b) Interview/Wawancara
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan
adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh
informasi dari terwawancara. Peneliti sebagai pewawancara, sedangkan
narasumber selaku responden menjadi terwawancara. Interview digunakan oleh
peneliti untuk meneliti keadaan seseorang misalnya untuk mencari data tentang
variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap
sesuatu.

22
Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi
Aksara, 2003), h. 72.
23
Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, h. 72.
24

Ditinjau dari pelaksanaannya, maka interview dibedakan atas :


(1) Wawancara terpimpin. Dalam wawancara ini, pertanyaan
diajukan menrut daftar pertanyaan yang telah disusun. Jika
peneliti bukan pewawancara yang hebat Maka sebaiknya
peneliti tidak menggunakan cara ini. Karena akan terkesan
monoton dan kaku. Sehingga responden merasa tidak nyaman.
(2) Wawancaa bebas. Pada wawancara ini, terjadi Tanya jawab
bebas antara pewawancara dan responden, tetapi juga mengingat
akan data apa yang akan dikumpulkan sehingga pewawancara
harus tetap menjadikan tujuan penelitian senagai pedoman.
Pewawancara harus benar-benar menguasai situasi untuk dapat
memperoleh informasi yang diinginkan. Peneliti sebagai
pewawancara harus benar-benar paham dan pandai membawa
diri agar suasana wawancara terasa nyaman sehingga responden
tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang diwawancarai.
(3) Wawancara bebas terpimpin. Wawancara ini merupakan
perpaduan antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin.
Dalam pelaksanaannya, pewawancara membawa pedoman yang
hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan
ditanyakan.24
Teknik wawancara memiliki kelebihan sebagai bentuk instrumen
penelitian. Adapun kelebihan teknik wawancara menurut Nasution adalah:
(1) Dengan wawancara peneliti dapat memperoleh keterangan yang
sedalam-dalamnya tentang suatu masalah, khususnya yang
berkenaan dengan pribadi seseorang.
(2) Peneliti dapat dengan cepat memperoleh informasi yang
diinginkannya.
(3) Dengan wawancara peneliti dapat memastikan bahwa
respondenlah yang memberi jawaban. Dalam angket kepastian
ini tidak ada.

24
Sudaryono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Mix Method, h. 223.
25

(4) Peneliti dapat memebantu menjelaskan lebih, jika ternyata


responden mengalami kesulitan menjawab yang diakibatkan
oleh ketidakjelasan pertanyaan.
(5) Peneliti dapat mengontrol jawaban responden secara lebih teliti
dengan mengamati reaksi atau tingkah laku yang diakibatkan
oleh pertanyaan dalam proses wawancara.
(6) Peneliti dapat memperoleh informasi yang tidak dapat
diungkapkan dengan cara kuesioner ataupun observasi.25
Menurut Riyanto wawancara juga mempunyai sejumlah kelemahan yang
perlu diperhatikan agar peneliti sedapat mungkin menghindarinya, yaitu:
(1) Kurang efisien, dilihat dari waktu, tenga dan biaya.
(2) Faktor bahasa, baik dari segi pewawancara maupun responden
sangat mempengaruhi hasil atau data yang diperoleh.
(3) Dapat menyulitkan dalam pengolahan dan analisis data yang
diperoleh.
(4) Menekan responden untuk segera memberikan jawaban dari
pertanyaan yang dilakukan oleh pewawancara.
(5) Diperlukan adanya keahlian atau penguasaan bahasa dari
pewawancara.
(6) Memberi kemungkinan pewawancara dengan sengaja
memutarbalikkan jawaban. Bahkan memberikan kemungkinan
pewawancara untuk memalsukan jawaban yang dicatat di dalam
catatan waancara atau tidak jujur.
(7) Apabila pewawancara dan responden mempunyai perbedaan
yang sangat mencolok sulit untuk mengadakan komunikasi
interpersonal sehingga data yang diperoleh kurang akurat.
(8) Jalannya pewawancara sangat dipengaruhi oleh situasi dan
kondisi sekitar yang akan menghambat dan mempengaruhi
jawaban dan data yang diperoleh.26

25
Nasution, Metode Research: Penelitian Ilmiah (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 125
26
Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan (Surabaya: Penerbit SIC, 2001), h. 86.
26

c) Observasi
Observasi atau yang disebut dengan pengamatan, meliputi kegiatan
pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indera. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,
pendengaran, peraba, dan pengecap. Apa yang di katakan ini sebenarnya adalah
pengamatan langsung. Di dalam artian penelitian observasi dapat dilakuka dengan
tes, kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara. Observasi dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu:
(1) Observasi non-sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan
tidak menggunakan instrumen pengamatan.
(2) Observasi sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan
menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.
Selain itu, pengambilan data dengan menggunakan metode observasi dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
(1) Observasi terbuka, yaitu pada posisi ini kehadiran peneliti dalam
menjalankan tugasnya di tengah-tengah kegiatan responden
diketahui secara terbuka, sehingga antara responden dengan
peneliti terjadi interaksi secara langsung.
(2) Observasi tertutup, yaitu pada kondisi ini kehadiran peneliti
dalam menjalankan misinya, yaitu mengambil data dari
responden, tidak diketahui responden yang bersangkutan.
(3) Observasi tidak langsung, yaitu pada kondisi inipeneliti dapat
melakukan pengambilan data dari responden walaupun mereka
tidak hadir secara langsung di tengah-tengah responden.
d) Dokumentasi
Peneliti selaku individu yang memperhatikan objek yang akan diteliti
dalam memperoleh informasi, kita memperhatikan tiga macam sumber, yaitu
tulisan (paper), tempat (place) dan orang (people). Dalam mengadakan penelitian
yang bersumber pada tulisan inilah kita telah menggunakan metode dokumentasi.
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di
dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda
27

tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat,


catatan harian, dan sebagainya. Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan:
(1) Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau
kategori yang akan dicari datanya.
(2) Check-list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan
datanya. Dalam hal ini peneliti tinggal memberikan tanda setiap
pemunculan gejala yang dimaksud.
H. Pengolahan dan Analisis Data
a. Pengolahan Data
Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk
memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan data mentah yang ada dengan
menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan.
Proses pengolahan data ini dilakukan setelah peneliti melakukan proses
pengumpulan data.
Pengolahan data bertujuan untuk memperoleh penyajian data dan
kesimpulan yang baik. Data yang diperoleh dari sebuah penelitian masih berupa
data mentah, yang dimana belum dapat memberikan informasi, maka diperlukan
pengolahan data. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengolahan data oleh
peneliti, diantaranya: editing, coding, processing, dan cleaning.
1) Editing
Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh
peneliti sendiri melalui proses wawancara dan lain sebagainya kepada responden
penelitian. Peneliti memeriksa daftar pertanyaan yang telah terisi antara lain
kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan, dan relevansi jawaban dari responden.
2) Coding
Coding adalah kegiatan mengubah data berbentuk huruf menjadi data
berbentuk angka atau bilangan. Pengklasifikasian dilakukan peneliti dengan cara
memberi tanda atau kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban.
Kegunaan dari coding adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan
juga mempercepat pada saat entry data.
28

Misalnya untuk variabel pendidikan dilakukan coding; 1=SD, 2=SMP,


3=SMA, 4=Perguruan Tinggi. Contoh lainnya misalkan untuk variabel jenis
kelamin, 1=Laki-laki dan 2=Perempuan, dsb.
3) Processing
Processing adalah proses memasukkan data ke dalam tabel dilakukan
dengan program yang ada di computer. Data kuesioner yang sudah dikoding
dimasukkan sesuai dengan tabel program perangkat komputer. Program perangkat
komputer dapat menggunakan SPSS, Excel, dll.
4) Cleaning
Cleaning merupakan teknik pembersihan data, data-data yang tidak sesuai
dengan kebutuhan akan terhapus. Peneliti melakukan kegiatan pengecekan
kembali terhadap data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak dalam
program perangkat computer.kesalahan tersebut bisa jadi terjadi pada saat kita
meng-entry data ke program komputer.
Misalnya untuk variabel pendidikan tadi pada saat di-entry terdapat nilai 7,
mestinya berdasarkan coding yang ada, pendidikan hanya antara 1 sampai dengan
4 (1=SD, 2=SMP, 3=SMA, 4=Perguruan Tinggi).
b. Analisis Data
Teknik analisis data yang biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif
adalah analisis statistik. Teknik analisis data ini terbagi ke dalam dua kelompok,
yaitu:
1) Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran secara
umum. Statistik deskriptif adalah menganalisa data dengan cara menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum.27
Analisis ini hanya berupa akumulasi data dasar dalam bentuk deskripsi
semata dalam artian tidak mencari atau menerangkan suatu hubungan, menguji
hipotesis, membuat ramalan, atau melakukan penarikan kesimpulan. Teknik

27
Sugiono, Statistik Untuk penelitian (Bandung: Alfabeta, 1999), h. 57.
29

analisis ini biasa digunakan untuk penelitian-penelitian yang bersifat eksplorasi,


misalnya ingin mengetahui persepsi masyarakat terhadap kenaikan harga BBM,
ingin mengetahui sikap guru terhadap pemberlakuan UU Guru dan Dosen, ingin
mengetahui minat mahasiswa terhadap profesi guru, dan sebagainya. Penelitian-
penelitian jenis ini biasanya hanya mencoba untuk mengungkap dan
mendeskripsikan hasil penelitiannya. Biasanya teknik statistik yang digunakan
adalah statistik deskriptif.
Teknik analisis statistik deskriptif yang dapat digunakan antara lain:
a) Penyajian data dalam bentuk tabel atau distribusi frekuensi dan
tabulasi silang (crosstab). Dengan analisis ini akan diketahui
kecenderungan hasil temuan penelitian, apakah masuk dalam
kategori rendah, sedang atau tinggi.
b) Penyajian data dalam bentuk visual seperti histogram, poligon,
ogive, diagram batang, diagram lingkaran, diagram pastel (pie chart),
dan diagram lambang.
c) Penghitungan ukuran tendensi sentral (mean, median modus).
d) Penghitungan ukuran letak (kuartil, desil, dan persentil).
e) Penghitungan ukuran penyebaran (standar deviasi, varians, range,
deviasi kuartil, mean deviasi, dan sebagainya).
2) Statistik Inferensial
Kalau dalam statistic deskriptif hanya bersifat memaparkan data, maka
dalam statistik inferensial sudah ada upaya untuk mengadakan penarikan
kesimpulan dan membuat keputusan berdasarkan analisis yang telah dilakukan.
Biasanya analisis ini mengambil sampel tertentu dari sebuah populasi yang
jumlahnya banyak, dan dari hasil analisis terhadap sampel tersebut
digeneralisasikan terhadap populasi. Oleh karena itulah statistik inferensial ini
juga disebut dengan istilah statistik induktif. Berdasarkan jenis analisisnya,
statistik inferensial terbagi ke dalam dua bagian, diantaranya:
30

a) Analisis Korelasional
Analisis korelasional adalah analisis statistik yang berusaha untuk mencari
hubungan atau pengaruh antara dua buah variabel atau lebih. Dalam analisis
korelasional ini, variabel dibagi ke dalam dua bagian, yaitu:
(1) Variabel bebas (Independent Variable), yaitu variabel yang
keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain.
(2) Variabel terikat (Dependent Variable), yaitu variabel yang
keberadaannya dipengaruhi oleh variabel yang lain.
Misalnya penelitian tentang hubungan antara jumlah sales dengan volume
penjualan. Jumlah sales merupakan variabel bebas (X) dan volume penjualan
sebagai variabel terikat (Y).
b) Analisis Komparasi
Analisis komparasi adalah teknik analisis statistik yang bertujuan untuk
membandingkan antara kondisi dua buah kelompok atau lebih. Teknik analisis
yang digunakan juga cukup banyak, penggunaan teknik analisis tersebut
tergantung pada jenis skala data dan banyak sedikitnya kelompok.
Di samping teknik analisis di atas, terdapat dua kelompok analisis statistik
ditinjau dari bentuk parameternya, yakni statistik parametrik dan nonparametrik.
Statistik parametrik adalah analisis statistik yang pengujiannya menetapkan
syaratsyarat tertentu tentang bentuk distribusi parameter atau populasinya, seperti
data berskala interval dan berdistribusi normal. Sedangkan statistik nonparametrik
adalah analisis statistik yang tidak menetapkan syarat-syarat tersebut. Dengan
demikian, untuk dapat menggunakan teknik statistik parametrik harus ditinjau
terlebih dahulu persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang datanya menggunakan
data kuantitatif sehingga analisis datanya adalah analisis kuantitatif atau
menggunakan formula statistika matematis.
Adapun karakteristik penelitian kuantitatif menurut Sugiono adalah
sebagai berikut: Desainnya spesifik, jelas, rinci ditentukan secara mantap sejak
awal. Tujuannya adalah menunjukan hubungan antar variabel dan menguji teori.
Kemudian dari segi teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner,
Observasi/Pengamatan, dan wawancara terstruktur. Instrumen Penelitiannya
adalah berupa test, angket, wawancara terstruktur dan Instrumen yang telah
terstandar. Jenis datanya adalah kuantitatif. Sampelnya relatif besar,
representative, Sedapat mungkin random dan ditentukan sejak awal. Analisis
dilakukan setelah pengumpulan data rangkum, deduktif, Menggunakan statistik
untuk menguji hipotesis.
Adapun prosedur atau langkah-langkah dalam penelitian kuantitatif adalah
sebagai berikut: pertama membuat rumusan masalah, kedua menentukan landasan
teori, ketiga merumuskan hipotesis, keempat mengumpulkan data yang dimana
mencakup penentuan populasi dan sampel, pengembangan instrumen dan
pengujiannya. Kelima adalah melakukan analisis data dan terakhir adalah
penarikan kesimpulan.
Penelitian Kuantitatif memiliki beberapa ragam penelitian dan diantaranya
adalah penelitian eksploratif, deskriptif kuantitatif, korelasional, kausal
komparatif, dan penelitian tindakan. Adapun penyusunan kerangka teori pada
penelitian kuantitatif adalah: pertama melakukan tinjauan pustaka, kedua
membuat konstruksi model teoritis, ketiga membuat atau menentukan model
analisis dan terakhir adalah membuat hipotesis.
Pengumpulan data merupakan proses mengidentifikasi dan mengoleksi
informasi yang dilakukan oleh peneliti yang dimana hal ini sesuai dengan tujuan

31
32

penelitian. Instumen pengumpulan data yang digunakan secara garis besar ada dua
yaitu instrumen tes dan non-tes, yang dimana non-tes ini mencakup
angket/kuesioner, interview/wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah
pengumpulan data rangkum kemudian dilakukan pengolahan data yang dimana
prosesnya melalui editing, coding, processing, dan cleaning.
Teknik analisis data yang biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif
adalah analisis statistik. Teknik analisis data ini terbagi ke dalam dua kelompok,
yaitu statistic deskriptif dan statistic Inferensial.
B. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembacanya
terutama para mahasiswa yang memerlukan pembahasan ini untuk keperluan
tugas kuliah ataupun tugas akhirnya. Demi penyempurnaan atau perbaikan
makalah ini, penulis berharap adanya saran ataupun kritik yang konstruktif dari
pembaca terutama dari teman diskusi penulis.
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Asep. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosda Karya, 2018.
Sudaryono. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Mix Method. Cet.
III; Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2019.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Penelitian dan
Pengembangan. Bandung: Alfabeta, 2011.
Yusuf, Muri. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan.
Jakarta: Kencana, 2017.
Wiwoho, Jamal. Konsep Dasar Penelitian. jamalwiwoho.com (14
Oktober 2020).
Huang, Hidayat. Metodologi Penelitian Kuantitatif. globalstatistik.com (14
Oktober 2020).
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.
S, Ibnu, Mukhadis A., dan Dasna I.W. Dasar-dasar Metodologi
Penelitian. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang,
2003.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2002.
Usman dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi
Aksara, 2003.
Nasution. Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Riyanto, Y. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Penerbit SIC, 2001.
Sugiono. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 1999.
P, Sinambela Lijan dan Sarton Sinambela. Metodologi Penelitian Kuantitatif:
Teoretik dan Praktik. Cet. I; Depok: PT Raja Grafino Persada, 2021.

33

Anda mungkin juga menyukai