Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

PROSEDUR PENELITIAN KUANTITATIF


Diajukan untuk memenuhi tugas makalah pada mata kuliah Metode Penelitian
Pendidikan Kuantitatif

D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
1. Rahmah Rizka
2. Saskia Salsabila
3. Widya Eka Putri Pohan

Dosen Pengampu:
Dr.Hj.Neliwati,S.Ag, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYYAH (PGMI) STIT AL-HIKMAH
TEBING TINGGI
T.A. 2024
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Ta’ala, kami memuji dan memohon pertolongan kepada-
Nya. Kami berlindung kepada-Nya dari kejahatan amal perbuatan.Sholawat serta
salam, tercurah kepada Nabi besar Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wasallam.

Alhamdulillah, dengan anugrah Allah Ta’ala, kami mampu menyelesaikan


makalah ini, yang berjudul, “Prosedur Penelitian Kuantitatif”. Tak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada Ibu Dr.Hj.Neliwati,S.Ag, M.Pd, selaku Dosen pengampu pada mata
kuliah Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif yang telah membimbing dan
medukung penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna
serta kesalahan yang kami yakini di luar batas kemampuan kami. Maka dari itu, kami
dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Tebing Tinggi, 9 Maret 2024

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
A. Pengertian Langkah – Langkah Umum Penelitian.................................................3
B. Prosedur Penelitian Kuantitatif...............................................................................6
C. Variabel Dan Definisi Operasional Penelitian.....................................................21
BAB III PENUTUP.......................................................................................................27
A. Kesimpulan...........................................................................................................27
B. Saran.....................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................28

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian kuantitatif merupakan hal yang dapat mengembangkan dan


menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang
berkaitan dengan suatu fenomena.
Penelitian menurut Kerlinger dalam Sukardi adalah proses penemuan
yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris dan mendasarkan
pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara. Beberapa karakteristik
penelitian sengaja ditekankan oleh Kerlinger agar kegiatan penelitian memang
berbeda dengan kegiatan profesional lainnya. Penelitian berbeda dengan
kegiatan yang menyangkut tugas-tugas wartawan yang biasa meliputi dan
melaporkan berita atas dasar fakta. Pekerjaan mereka belum dikatakan penelitian
karena tidak dilengkapi karakteristik lain yang mendukung agar dapat dikatakan
hasil penelitian, yaitu karakteristik mendasarkan pada teori yang ada dan relevan
dan dilakukan secara intensif dan dikontrol dalam pelaksanaannya.1

Penelitian ini tidak hanya memiliki nilai teoretis, tetapi juga memberikan
manfaat praktis. Dengan demikian, sehingga temuan penelitian itu dapat
digunakan sebagai hal dasar yang dapat digunakan untuk merumuskan
kebijakan, mengembangkan program, atau memberikan rekomendasi yang dapat
meningkatkan suatu variabel yang diteliti.

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana Langkah-Langkah Umum Penelitian?


2. Bagaimana prosedur penelitian Kuantitatif?
3. Bagaimana variabel dan definisi operasional penelitian?

C. Tujuan
1
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya, hal. 15

1
1. Mengetahui Langkah-Langkah Umum Penelitian
2. Mengetahui prosedur penelitian Kuantitatif
3. Mengetahui Variabel Dan Definisi Operasional Penelitian

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Langkah – Langkah Umum Penelitian

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa penelitian merupakan cara –


cara yang sistematis untuk menjawab masalah yang sedang di teliti. Sistematis
merupakan kata kunci dalam metode ilmiah karena mengharuskan adanya
prosedur yang ditandai dengan keteraturan dan ketuntasan. Dan penelitian
kuantitatif adalah suatu metode ilmiah yang menggunakan data yang bersifat
kuantitatif berupa angka, grafik, tabel, dan analisis datanya bersifat kuantitatif
/statistik untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Prosedur penelitian merupakan langkah – langkah yang digunakan


sebagai alat untuk mengumpulkan data dan menyelesaikan permasalahan dalam
penelitian. Dalam prosedur penelitian kuantitatif sebagai kegiatan ilmiah yang
berawal dari masalah, merujuk teori, mengemukakan hipotesis, mengumpulkan
data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Terdapat sejumlah langkah
penelitian kuantitatif yang harus ditempuh yang diharapkan dapat menjamin
kesahihan (validitas) hasilnya. Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai
berikut: Menentukan masalah, Melakukan riset pendahuluan (Preliminary
Research), Mengidentifikasi dan merumuskan masalah, Merumuskan hipotesis,
Menentukan variabel, Menentukan metode dan instrument penelitian,
Menentukan sumber data (Populasi dan Sampling), Mengumpulkan data,
Analisis data, Menarik kesimpulan dan Menulis laporan.

Adapun jalur proses penelitian kuantitatif dapat dilihat pada gambar


berikut :2

2
Suratno. “Jalur Proses Penelitian Kuantitatif”. Disampaikan dalam kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan,
Banjarmasin: IAIN Antasari, tanggal 19 September 2016.

3
Kegiatan penelitian dimulai dengan mengidentifikasikan permaslahan atau isu –
isu yang penting, aktual dan menarik. Masalah dapat digali dari berbagai sumber
empiris ataupun teoritis sebagai aktivitas penelitian pendahuluan (pra-penelitian). Agar
masalah ditemukan dengan baik diperlukan fakta – fakta empiris diiringi penguasaan
teori yang diperoleh melalui pengkajian berbagai literatur relevan. Pada tahap
selanjutnya, penelitian diarahkan untuk mencari data dan didasari oleh rumusan masalah
dan hipotesis yang dikemukakan sebelumnya. Dalam hal ini diperlukan desain
penelitian yang berisi tahapan penelitian, metode penelitian, tekhnik pengumpulan data,
sumber data (populasi dan sampel), serta alasan mengapa menggunakan metode
tersebut.

Sebelum kegiatan pengumpulan data dilakukan, terlebih dahulu harus ditetapkan


tekhnik penyusunan dan pengujian instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan
data. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan tekhnik statistik. Hasil
analisis data merupakan temuan yang belum diberi makna.

4
Langkah ke-1 sampai dengan ke-6 mengisi kegiatan pembuatan rancangan
penelitian. Langkah ke-7 sampai dengan ke-9 merupakan pelaksanaan penelitian, dan
langkah terakhir pembuatan laporan penelitian.Kesepuluh langkah ini dapat dilihat
dalam bagan berikut:

Bagan 1. Prosedur Penelitian Kuantitatif

Langkah 1
Memilih Masalah

Langkah 2
Riset Pendahuluan

Langkah 3
Mengidentifikasi &
Merumuskan Masalah
Tahap
Pembuatan
Langkah 4 Menentukan Rancangan
Variabel Penelitian
Merumuskan Hipotesis

Langkah 5
Menentukan Metode &
Instrumen Penelitian

Populasi
Langkah 6
Menentukan Sumber Data Sampling

Langkah 7
Mengumpulkan Data

Langkah 8
Tahap
Memilih Pendekatan Pelaksanaan
Penelitian
Langkah 9
Memilih Pendekatan

Langkah 10
TahapPembuatan
Memilih Pendekatan Laporan
Penelitian

5
B. Prosedur Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif memberikan kontribusi yang signifikan terhadap


pengembangan ilmu pengetahuan dan pengambilan keputusan dalam berbagai
bidang, mulai dari ilmu sosial, ekonomi, hingga ilmu alam. Dengan pendekatan
yang sistematis dan menggunakan teknik statistik, penelitian ini membantu
menghasilkan bukti empiris yang kuat untuk mendukung klaim dan generalisasi.
Penelitian dilakukan secara sistematis, empiris, dan kritis mengenai fenomena–
fenomena yang dipandu oleh teori serta hipotesis. Adapun prosedur penelitian
kuantitatif yaitu :

1. Memilih Masalah Penelitian


Awal dari suatu penelitian adalah masalah. Masalah merupakan suatu
kesulitan yang dirasakan, suatu perasaan tidak menyenangkan atas suatu situasi atau
gejala tertentu. Jika ada keraguan, kesangsian, kebingungan, atau kemenduaan
tentang suatu fenomena, itu dianggap sebagai masalah penelitian. Setiap situasi yang
di dalamnya terdapat ketidaksesuaian antara aktual dan ideal diharapan atau antara
apa yang ada dan seharusnya ada dapat disebut sebagai masalah.
Mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan dimulai dengan studi
lapangan (Studi awal) yang dituangkan dalam latar belakang masalah. Peneliti
biasanya menuangkan alasan yang mendasari perlunya dilakukan penelitian dalam
latar belakang masalah ini.3
Mengidentifikasi masalah dilakukan dengan pelacakan dan penemuan masalah
yang akan diteliti.Tujuan identifikasi adalah untuk memperjelas arah permasalahan
yang akan diteliti dan mempermudahpeneliti itu sendiri.4
Adapun langkah pertama dalam penentuan masalah secara umum adalah
memilih sebuah topik penelitian secara umum dalam bidang pendidikan, seperti
pemebelajaran, kurikulum, evaluasi, administrasi, dan pendidikan luar biasa.
Pada umumnya, peneliti dalam bidang pendidikan memfokuskan kajiannya
pada usaha untuk mendekripsikan fenomena kependidikan, menjelaskan kejadian

3
Riduwan, Metode&Teknik Menyusun Proposal Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 5
4
Riduwan,Metode&Teknik...,h.6.

6
yang terobservasi, serta mengembangkan suatu pemecahan masalah kependidikan.
Disamping itu, peneliti juga mengajukan berbagai pertanyaan baik yang bersifat
teoritis maupun yang bersifat praktis di bidang pendidikan.
Ciri-ciri masalah yang yang baik dan layak adalah dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Dapat diteliti
Suatu permasalahan dapat dikatakan teliti, apabila masalah tersebut dapat
diungkap kejelasannya melalui tindakan koleksi data dan kemudian
dianalisis. Agar memperoleh jawaban secara pasti, hendaknya peneliti
mencari informasi dengan beberapa cara, yaitu: 5
a. Bertanya pada responden, yaitu dengan melakukan wawancara,
dengan orang-orang yang terlibat langsung, para pemimpin dikantor
tenaga kerja, atau para pakar yang menguasai bidang
ketenagakerjaan.
b. Melakukan observasi langsung dimana para pencari kerja berada.
c. Melakukan studi kepustakaan dengan buku, selebaran, dan
dokumentasi lainyang berkaitan erat dengan masalah tenaga kerja.
d. Menggunakan angket dan menyebarkannya kepada responden yang
terkait.
2. Mempunyai kontribusi signifikan
Ciri-ciri suatu masalah yang baik adalah mempunyai kontribusi nyata.
Masalah penelitian dikatakan baik jika itu mempunyai manfaat bagi peneliti
yang bersangkutan maupun bagi masayrakat pada umumnya.
3. Dapat didukung dengan data empiris.
Dukungan data empiris memberikan hubungan yang erat antara fakta
dengan konstruk suatu fenomena.
4. Sesuai dengan kemampuan dan keinginan peneliti.
Penelitian yang mempunyai tiga karakter tersebut akan memberikan
keyakinan untuk dapat meneliti dan mengumpulkan data pendukung.
Adapun langkah dan proses penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut:

5
J.W. Creswell, Educational Researc: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitaive and Qualitative
Research, 4th Edition, (Boston: Pearson Education, Inc., 2002), h. 51.
pengukuran

7
1) Mengidentifikasi problem penelitian, hal ini berorientasi pada
deskripsi dan eksplanasi.
2) Mereview Literatur, merupakan suatu kerangka, konsep atau
orientasi untuk melakukan analisis dan klasifikasi fakta yang
dikumpulkan dalam penelitian yang dilakukan.
3) Menetapkan tujuan. Penelitian kuantitatif berkriteria memiliki
tujuan yang khusus dan sempit dan datanya dapat diobservasi
diukur.
4) Mengumpulkan data, dengan cara instrumen ditentukan sebelumnya,
data berwujud angka atau diangkakan, dan jumlah subjeknya
banyak.
5) Menganalisa dan menginterpretasikan data Analisis statistik. Dngan
cara mendeskripsikan kecenderungan, pembandingan kelompok,
atau hubungan antar variabel dan pembandingan hasil dengan
prediksi juga dengan hasil penelitian sebelumnya.
6) Melaporkan dan mengevaluasi penelitian. Laporan evaluasi yang
terstandar dan pasti, objektif dan tidak biasa.
McMillan & Schumacher mengemukakan bahwa diantara sumber – sumber yang
dapat dijadikan acuan untuk mengidentifikasi masalah penelitian adalah observasi,
deduksi dari teori, ulasan kepustakaan, masalah sosial yang sedang terjadi, situasi
praktis, dan pengalaman pribadi.6
Seorang peneliti harus menghubungkan penelitian yang dilakukannya dengan
teori dan hasil riset yang ada, baik dalam tataran konsep maupun pengembangan
ilmu pengetahuan itu sendiri. Sebuah penelitian yang tidak didukung oleh teori, hasil
riset dan fakta empiris yang ada, menunjukkan bahwa penelitian yang dilaksanakan
tidak dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
2. Melakukan Riset Pendahuluan

Riset pendahuluan adalah riset yang dilakukan sebelum riset yang sesungguhnya
dilakukan. Riset pendahuluan ini perlu dilakukan dalam rangka menemukan masalah
penelitian secara tepat, benar, dan komprehensif. Hal ini perlu dilakukan, karena sebuah

6
Mc. Millan, J.H dan Schumacher, S., Research in Education, A Conceptual Introduction, (Glenview:
IL.Scott, Foresman and Co, 1989), h.22

8
masalah penelitian bukan didasarkan pada tebak-tebakan atau perkiraan-perkiraan,
melainkan fakta-fakta dan data-data.

Ketika peneliti ingin meneliti adanya perubahan yang terjadi pada sebuah
lembaga pendidikan misalnya, maka si peneliti terlebih dahulu harus melakukan
pendekatan terhadap pimpinan dan berbagai pihak yang terdapat di lembaga pendidikan
tersebut, fakta-fakta sumber data yang mungkin didapat, lokasi lembaga dengan tempat
tinggal si peneliti, beberapa literature yang mungkin dapat digunakan.

Riset pendahuluan dapat dilakukan tinjauan pustaka atau kajian terhadap hasil
penelitian sejenis yang pernah dilakukan peneliti sebelumnya, yaitu kajian terhadap
skripsi, tesis, disertasi, dan publikasi lainnya. Kajian tersebut sesungguhnya bukan
hanya berkaitan dengan masalah atau ruang lingkup yang dikaji dalam hasil penelitian
tersebut, melainkan dapat pula dilakukan terhadap metodologi dan pendekatan yang
dilakukan.

Seperti teori pengumpulan data pada umumnya, maka sumber


pengumpulan informasi untuk mengadakan riset pendahuluan ini dapat
dilakukan pada tiga objek. Yang dimaksud dengan objek di sini adalah apa
yang harus dihubungi, dilihat, diteliti, atau dikunjungi yang kira-kira akan
memberikan informasi tentang data yang akan dikumpulkan. Ketiga objek
tersebut ada yang berupa tulisan-tulisan dalam kertas (paper), manusia
(person), dan tempat (place). Oleh karena dinyatakan dalam kata bahasa
Inggris, untuk lebih mudahnya mengingat, disingkat dengan 3P.
1. Paper; dokumen, buku-buku, majalah atau bahan tertulis lainnya,
baik berupa teori, laporan penelitian atau penemuan sebelumnya
(findings). Studi ini juga disebut kepustakaan atau literature studi.
2. Person; bertemu, bertanya, dan berkonsultasi dengan para ahli atau
manusia sumber.
3. Place; tempat, lokasi, atau benda-benda yang terdapat di tempat
penelitian. Seseorang yang berhasrat besar untuk mengadakan
penelitian ke daerah pedalaman, mungkin mengurungkan niatnya
setelah mengadakan penelitian pendahuluan, karena ternyata daerah
yang akan dikunjungi terlalu sulit untuk dicapai sehingga tidak akan

9
seimbang antara biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang akan
dicapai (Suharsimi Arikunto, 2010).

Sebagai pedoman perlu tidaknya atau dapat tidaknya penelitian


dilaksanakan, ada 5 hal yang perlu diperhatikan:
1. Apakah judul penelitian yang akan dilakukan benar-benar sesuai
dengan minatnya?
2. Apakah peneliti memang akan senang melaksanakan karena
menguasai permasalahannya?
Pertanyaan ini penting untuk dijawab karena minat, perhatian,
penguasaan pemecahan masalah merupakan modal utama dalam
meneliti. Sebagai contoh mungkin terjadi demikian, mula-mula
peneliti (tepatnya calon peneliti) berminat meneliti masalah anak
berkelainan bicara.
Setelah mengadakan riset pendahuluan diketahui bahwa sngat
sulit mengumpulkan data karena anak itu sendiri sukar diajak bicara,
orang tuanya tidak bersifat terbuka, dan kurang sekali literatur yang
mendukung. Semangat untuk meneliti lalu mengendor. Oleh karena
itu, sebelum melanjutkan niatnya, sebaiknya calon peneliti ini
mempertimbangkan sekali lagi, apakah ia memang masih berminat
terhadap permasalahan anak berkelainan bicara tersebut, atau tidak.
3. Apakah penelitian ini dapat dilaksanakan? Banyak sekali faktor yang
menyebabkan seorang peneliti tidak dapat melaksanakan
rencananya. Faktor-faktor tersebut antara lain: kemampuan, waktu,
tenaga, dan dana. Misalnya saja seorang mahasiswa yang akan
menyusun skripsi bermaksud meneliti pengelolaan perusahaan rokok
kretek. Dari riset pendahuluan diketahui bahwa untuk dapat bertemu
pimpinan sebuah perusahaan diperlukan waktu yang tidak sedikit,
karena setiap kali ia dating, ada-ada saja alasan pimpinan untuk tidak
menemuinya. Pada hari tertentu ia sedang ada tamu penting dan
terhormat. Kali lain lagi ia sangat lelah karena baru selesai
mengikuti seminar. Dengan pengalaman riset pendahuluan,
mahasiswa tahu bahwa judul skripsi dan permasalahan penelitian

10
harus diganti karena mahasiswa tersebut terikat pada masa studi
yang terbatas. Jika dilaksanakan penelitiannya harus mundur, maka
dikhawatirkan waktu batas meneliti segera habis. Disamping itu,
dana untuk berkali-kali dating ke lokasi akan cukup banyak.
4. Apakah untuk penelitian yang akan dilakukan tersedia faktor
pendukung? Yang dimaksud dengan faktor pendukung di sini adalah
ketersediaan data, dana, dan izin dari yang berwenang. Misalnya:
seorang calon peneliti ingin meneliti bagaimana sikap remaja di desa
Kayu Bawang terhadap Program Kejar Paket C. Dari riset
pendahuluan diketahui bahwa di desa Kayu Bawang tidak cukup
terdapat remaja karena sebagian besar anak usia Sekolah lanjutan
atau yang tidak tamat sekolah pergi ke kota untuk mencari
pekerjaan disebabkan karena keadaan sosial ekonomi penduduk
rendah. Mereka meninggalkan tempat tinggal dalam jangka waktu
yang cukup lama. Dengan demikian, maka penelitian ini tidak dapat
diteruskan.
5. Apakah hasil penelitian cukup bermanfaat? Misalnya peneliti ingin
mengetahui perbedaan efektivitas pengajaran modul dibandingkan
dengan pengajaran klasifikasi. Dari riset pendahuluan, yakni
membaca buku-buku di perpustakaan, diketahui bahwa sudah ada
beberapa laporan penelitian yang menjelaskan bagaimana efektivitas
pengajaran modul, baik secara terpisah maupun dibandingkan
dengan pengajaran system lain. Dengan demikian, calon peneliti
sudah memperoleh jawaban atas pertanyaan walaupun belum
melaksanakan penelitiannya. Dalam keadaan seperti ini mau tidak
mau calon peneliti tersebut harus mengurungkan niatnya (Suharsimi
Arikunto, 2010).

3. Mengidentifikasi & Merumuskan Masalah


Identifikasi masalah dapat pula disebut sebagai analisis masalah, yaitu dengan
bantuan menyusunnya ke dalam pohon masalah. Dengan analisis masalah ini, maka
permasalahan dapat diketahui tingkat signifikasi, urgensi, urutan, dan hubungannya.

11
Untuk dapat melakukan analisis masalah, maka pertama-tama peneliti harus
mampu mendudukkan masalah dalam konteks keseluruhan secara sistematik. Dengan
usaha ini, akan terlihat hubungan antara satu masalah dengan masalah yang lain, baik
masalah yang memengaruhi secara langsung maupun tidak langsung. Selanjutnya
seorang peneliti harus menetapkan dan memilih masalah dari sejumlah masalah yang
ada untuk ditetapkan sebagai masalah yang akan diteliti.

Menurut Bordens dan Abbott, pertanyaan-pertanyaan penelitian yang baik


mempunyai tiga karakteristik, yaitu: 1) Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
dijawab (asking answerable questions); merumuskan ide atau masalah umum menjadi
pertanyaan spesifik yang dapat dijawab melalui aplikasi metode ilmiah. 2) Tanyakan
pertanyaan-pertanyaan yang benar (asking the right questions); ada banyak pertanyaan
yang tidak dapat dijawab melalui sarana ilmiah, karena jawaban-jawaban tidak dapat
diperoleh melalui observasi objektif. Untuk menjadi objektif, suatu obersvasi harus
dibuat dibawah kondisi yang didefinisikan secara tepat, menghasilkan hasil yang sama
jika dilakukan lagi dalam kondisi yang sama, dapat dikonfirmasi oleh yang lain.
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab melalui observasi objektif dinamakan
pertanyaan-pertanyaan empiris. 3) Tanyakan pertanyaan-pertanyaan yang penting
(asking important questions); Satu pertanyaan mungkin penting jika jawabannya akan
menjelaskan hubungan antara variabel, jika jawaban dapat mendukung salah satu dari
masing-masing hipotesis atau pandangan teoritikal, dan jika jawabannya memengaruhi
aplikasi pratek nyata (Kenneth S. Bordens & Bruce B. Abbott, 2003).
Satu skema kategorisasi dasar untuk tipe pertanyaan penelitian (research
questions) adalah dikenal dengan rangkaian: "whats, which, who, whom, where, when,
hows, whys, to what extent, how much, how far, how significant." (Gordon Taylor,
1994). Umumnya, pertanyaan penelitian 'how' dan 'why' digunakan untuk penelitian
eksperimen; 'who', 'what', 'where', 'how many', 'how much' digunakan untuk penelitian
survey; 'what', 'who', 'where', 'whom', dan 'which' digunakan untuk penelitian
eksploratori; 'how', 'why', 'to what extent', 'how much', 'how far', dan 'how significant'
merupakan pertanyaan-pertanyaan yang lebih eksplanatori (Robert K. Yin, 1989).

Perumusan masalah harus dibuat dalam bentuk kalimat tanya. Langkah-


langkah dalam merumuskan masalah sebagai berikut:

12
1. Menganalisis masalah-masalah utama atau masalah turunannya;
2. Membatasi lingkup studi
3. Memfokuskan masalah yang unik, yaitu dengan menelusuri dan menganalisis
sebab munculnya masalah tersebut melalui studi awal.7

Pertanyaan penelitian adalah krusial. Tidak adanya pertanyaan


penelitian atau pertanyaan penelitian yang dirumuskan secara buruk akan
berdampak pada buruknya penelitian. Konsiderasi yang perlu diperhatikan
ketika mengembangkan pertanyaan penelitian untuk skripsi, tesis,
disertasi, atau proyek adalah: Jelas (be clear), Dapat diteliti (be
researchable), Berhubungan dengan penetapan teori dan penelitian
(connect with established theory and research), Berhubungan dengan
yang lain (be linked to each otheri), Memiliki potensi untuk pembuatan
satu kontribusi untuk pengetahuan (have potential for making a
contribution to knowledge) dan Spesifik, mempunyai presisi dan tidak
mendua; rumusan masalah harus mencakup analisis unsur-unsur yang
paling sederhana, ruang lingkup dan batasan-batasannya, dan spesifikasi
terperinci dari arti semua kata yang berarti dalam penelitian (Alan
Bryman, 2004).

Dilihat dari segi level of explanation suatu gejala, maka secara


umum terdapat tiga bentuk rumusan masalah, yaitu masalah yang
bersifat deskriptif, komparatif, dan asosiatif.

Rumusan masalah deskriptif atau disebut juga eksploratif adalah


suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi
dan atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh,
luas, dan mendalam.

Rumusan masalah komparatif atau disebut juga eksplanatif, yaitu


rumusan masalah yang memandu peneliti untuk membandingkan antara
konteks sosial atau domain satu dibandingkan dengan yang lain.
Misalnya: Adakah perbedaan dinamika murid di kelas yang diajar dengan

7
Nanang Martono,Metode Penelitian...,h. 33-34

13
metode ceramah dan demonstrasi?

Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah yang


memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi sosial
atau domain satu dengan yang lainnya. Rumusan masalah asosiatif ini
dapat dibagi lagi menjadi hubungan yang bersifat simetris, kausal, dan
resiprokal atau interaktif. Hubungan simetris adalah hubungan suatu
gejala yang munculnya bersamaan sehingga bukan merupakan hubungan
sebab akibat atau interaktif. Hubungan kausal adalah hubungan yang
bersifat sebab dan akibat. Hubungan ini merupakan salah satu asumsi
ilmu dalam metode kuantitatif, di mana segala sesuatu itu ada, karena
ada sebabnya. Selanjutnya hubungan resiprokal adalah hubungan yang
saling mempengaruhi antara satu fenomena dengan fenomena lainnya.
Hubungan interaktif adalah hubungan timbal balik antara dua variabel
atau lebih.

4. Merumuskan Hipotesis

Masalah penelitian dapat dirumuskan dalam bentuk pernyataan tentang tujuan,


pertanyaan atau hipotesis. Hipotesis berasal dari kata 'hypo' yang berate 'di bawah' dan
'thesa' yang berarti 'kebenaran.' Istilah hipotesis telah didefiniskan dalam beberapa
definisi, antara lain adalah:

1. Hipotesis adalah pernyataan dugaan (conjectural) tentang hubungan antara


dua variabel atau lebih (Fred N. Kerlinger, 1995).
2. hypothesis is a proposition that is stated in testable form and predicts a
particular relationship two (or more) variables (Kenneth D. Bailey, 1987).
3. Hypotheses are tentative answers to research problems (Nachmias, 1987).

Jadi, hipotesis adalah sebuah kesimpulan atau jawaban sementara yang berrsifat
teoritis yang dihasilkan melalui kajian secara mendalam dan saksama terhadap berbagai
teori (referensi) yang relevan. Hipotesis inilah yang selanjutnya perlu dibuktikan
melalui penelitian.

14
Dengan demikian, untuk merumuskan sebuah hipotesis, peneliti dapat membaca
referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berpikir. Selain itu penemuan
penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk
memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (hipotesis).
Dengan demikian, jika jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada
teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara
empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis.

Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam


penelitian. Oleh karena itulah maka dari peneliti dituntut kemampuannya untuk dapat
merumuskan hipotesis ini dengan jelas. Adapun persyaratan untuk hipotesis adalah
sebagai berikut: (a) Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas; (b)
Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih
variabel; (c) Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli
atau hasil penelitian yang relevan (Suharsimi, 2010).8

Setelah selesai dalam menyusun landasan teori, maka peneliti biasanya akan
sampai pada kesimpulan tentang permasalahan penelitian. Bertolak dari apa yang telah
dilakukan dalam mencari landasan teori, para peneliti akan mempunyai peluang dalam
memberi jawaban sementara terkait dengan permasalahan penelitian.

Perumusan hipotesis dibagi menjadi tigatahapan: Pertama, penentuan hipotesis


penelitian yang didasarkan atas asumsi penulis terhadap hubungan variabel yang sedang
diteliti. Kedua, menentukan hipotesis operasional yang terdiri atas Hipotesis 0 (H0)
yang bersifat netral dan Hipotesis 1 (H1) yang bersifat tidak netral.9

Adapun ciri hipotesis yang baik adalah sebagai berikut:

1) Hipotesis didasarkan atas fakta yang ada;


2) Hipotesis dirumuskan dalam bentuk kalimat sederhana;
3) Hipotesis didasarkan atas teori dan pengembagan teori;

8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta, 2010.
9
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. (Yogyakarta: GrahaIlmu, 2006),
h.26

15
4) Hipotesis dapat mengungkapkan fakta yang ada.10
5) Menentukan metode dan menyusun indtrumen.

Sesuai dengan sifat dan karakter penelitian kuantitatif, maka metode yang
dapat digunakan dalam penelitian kuantitatif ini dapat berupa metode survey, ex post
facto, eksperimen, evaluasi, action research, dan policy research. Setelah metode
penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrument penelitian.
Instrument ini digunakan sebagai alat pengumpul data yang dapat berbentuk tes,
angket/koesioner, pedoman wawancara, dan panduan observasi. Dalam hal
instrument merupakan alat bantu bagi peneliti dalam menggunakan metode
pengumpul data. Terdapat kaintan antara metode dan instrument pengumpul data.
Pemilihan satu jenis metode pengumpul data kadang-kadang dapat memerlukan
lebih dari satu jenis instrument. Sebaliknya, satu jenis instrument dapat digunakan
untuk berbagai macam metode (Suharsimi Arikunto, 1995).

Sullivan dan Rassel mengatakan: "clearly written hypothesis helps


researchers decide what data to collect and how to analyze them". (Ulber
Silalahi, 2009). Hal itu karena dalam hipotesis yang ditulis dengan jelas
akan dapat diidentifikasi variabel, baik variabel independen maupun
variabel dependen, nilai atau kategori respons, Dan juga diketahui
bagaimana satu perubahan dalam satu variabel berkaitan dengan atau
disebabkan oleh satu perubahan dalam variabel lain.
Hal lain yang harus dipahami untuk merumuskan hipotesis yang jelas
adalah tipe-tipe hipotesis. Ada beberapa variasi tipe hipotesis yang
digunakan dalam penelitian, diantaranya adalah:
Hipotesis deskriptif (descriptive hypotheses) untuk menggambarkan
variabel independen atau dependen, hipotesis korelasional (corelational
hypotheses) tentang dua atau lebih variabel independen dan dependen yang
meliputi hipotesis asosiatif (associative hypotheses), hipotesis kausal
(causal hypotheses), dan hipotesis perbedaan (different hypotheses) atau
hipotesis perbandingan (comparative hypotheses) antara dua atau lebih

10
Bahdin Nur Tanjung & Ardial, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal,Skripsi,danTesis) dan
Mempersiapkan Diri Menjadi PenulisArti kel Ilmiah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007),
h. 152.

16
kelompok dalam istilah variabel independen (Robert B. Burns, 2000).
Hipotesis alternative (alternative hypotheses) dan hipotesis nol (null
hypotheses). Hipotesis terarah (directional) dan tidak terarah
(nondirectional).

Dari hipotesis dapat ditentukan variabel dalam penelitian. Misalnya,


hipotesis sebuah penelitian adalah ada hubungan antara kecerdasan
emosional dan kecerdasan spiritual, terhadap komitmen dosen. Maka yang
menjadi variabelnya adalah kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual
sebagai variabel dependen; dan komitmen sebagai variabel independen.

Penelitian kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang


menggunakan metode ilmiah dan teknik statistik untuk mengumpulkan,
menganalisis, dan menginterpretasikan data dalam bentuk angka atau
variabel-variabel kuantitatif. Pendekatan ini bertujuan untuk menyelidiki
hubungan sebab-akibat, menguji hipotesis, dan membuat generalisasi
berdasarkan data yang terkumpul. Berikut adalah elemen-elemen penting
dan langkah-langkah yang terlibat dalam penelitian kuantitatif:

Elemen-elemen Penting dalam Penelitian Kuantitatif:

1. Variabel:

Identifikasi variabel-variabel yang akan diukur dan dianalisis. Variabel


dapat bersifat dependen (dipengaruhi) atau independen (memengaruhi).

2. Hipotesis:

Rumuskan hipotesis sebagai prediksi terhadap hubungan antar


variabel. Hipotesis membimbing proses penelitian dan dapat diuji
menggunakan analisis statistik.

3. Populasi dan Sampel:

Tetapkan populasi (kelompok yang akan diinvestigasi) dan pilih


sampel yang mewakili populasi tersebut. Hasil dari sampel diharapkan

17
mencerminkan karakteristik populasi secara umum.

4. Instrumen Pengumpulan Data:

Desain alat atau instrumen untuk mengumpulkan data, seperti


kuisioner, wawancara, atau pengamatan. Pastikan alat tersebut valid
dan reliabel.

a. Metode Pengumpulan Data:

Pilih metode pengumpulan data yang sesuai, seperti survei, eksperimen,


atau observasi. Proses ini harus sesuai dengan desain penelitian yang telah
ditetapkan.

6. Analisis Statistik:

Pilih dan terapkan metode analisis statistik yang sesuai dengan jenis data
dan tujuan penelitian. Analisis ini dapat mencakup uji hipotesis, analisis
regresi, atau analisis varians.

7. Interpretasi Hasil:

Terjemahkan hasil analisis statistik ke dalam temuan yang dapat dipahami.


Identifikasi apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak.

8. Generalisasi:

Jika mungkin, generalisasikan hasil penelitian ke populasi yang lebih besar.


Ini membantu membuat klaim yang lebih luas berdasarkan sampel yang
telah diteliti.

9. Implikasi dan Relevansi:

Diskusikan implikasi temuan terhadap teori, praktik, dan kebijakan. Apa


dampaknya terhadap bidang penelitian atau masalah yang diteliti?

Langkah-langkah dalam Penelitian Kuantitatif:

18
1. Perumusan Masalah:

Identifikasi area penelitian, masalah yang ingin dipecahkan, dan


perumusan pertanyaan penelitian.

2. Tinjauan Pustaka:

Kaji literatur yang relevan untuk mendapatkan pemahaman tentang


penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan mengidentifikasi
kesenjangan pengetahuan.

3. Perumusan Kerangka Konseptual

Bangun kerangka konseptual untuk merinci hubungan antar variabel-


variabel yang diteliti.

4. Rancangan Penelitian:

Tentukan jenis penelitian, metode pengumpulan data, dan desain


penelitian yang akan digunakan.

5. Pengumpulan Data:

Lakukan pengumpulan data sesuai dengan rencana penelitian yang


telah dibuat.

6. Analisis Data:

Terapkan analisis statistik untuk mengolah data dan menguji


hipotesis.

7. Interpretasi dan Pembahasan:

Interpretasikan hasil analisis statistik, diskusikan temuan, dan


hubungkan dengan literatur yang relevan.

8. Kesimpulan dan Saran:

Ringkas temuan utama, berikan saran untuk penelitian selanjutnya,

19
dan tarik kesimpulan akhir.

9. Penyusunan Laporan:

Susun laporan penelitian yang mencakup semua langkah dan hasil


penelitian. Penelitian kuantitatif memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan pengambilan keputusan
dalam berbagai bidang, mulai dari ilmu sosial, ekonomi, hingga ilmu alam.
Dengan pendekatan yang sistematis dan menggunakan teknik statistik,
penelitian ini membantu menghasilkan bukti empiris yang kuat untuk
mendukung klaim dan generalisasi.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis bahwa intensitas


sentuhan manusia dalam lingkungan rumah sakit berkontribusi signifikan
terhadap kesejahteraan pasien.

Berikut merupskan prosedur penelian:

1. Perumusan Masalah

2. Pemilihan Variabel

3. Populasi

4. DesainPenelitian
Jenis penelitian korelasional untuk mengukur hubungan antara
variabel intensitas sentuhan dan tingkat kesejahteraan.

5. Instrumen Pengumpulan Data

6. Metode Pengumpulan Data

7. Analisis Data

8. Interpretasi Hasil

C. Variabel Dan Definisi Operasional Penelitian

20
1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa


saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.Terdapat dua variable penelitian, yaitu variable terikat
(dependent variable) dan variable bebas (independent
variable).Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada
variable lainnya, sedangkan variable bebas adalah variabel yang tidak
tergantung pada variabel lainnya.

a. Variabel Independen: Tingkat Pendidikan (X)

Tingkat pendidikan diukur dalam kategori tertentu, seperti


tingkat pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Variabel
independen (independent variable) atau variable bebas adalah
variabel yang mempengaruhi variable dependen (terikat), baik
yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif.5
Variabel independen dalam penelitian ini adalah :

a) BuktiFisik (X1)

b) Kehandalan (X2)

c) DayaTanggap (X3)

d) Jaminan (X4)

e) Empati (X5)

b. Variabel Dependen: Penghasilan Pekerja (Y)

Penghasilan pekerja diukur dalam mata uang tertentu per


bulan atau per tahun. Variabel dependen atau variabel terikat
adalah variabel yang nilainya tergantung dari variabel lain,
dimana nilainya dapat berubah. Variabel dependen sering juga

21
disebut variabel respon yang dilambangkan dengan Y.

c. Variabel Kontrol: Pengalaman Kerja (Z)

Pengalaman kerja pekerja dapat mempengaruhi penghasilan.


Variabel ini digunakan sebagai kontrol untuk memastikan bahwa
pengaruh tingkat pendidikan tidak disebabkan oleh pengalaman
kerja.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional variable adalah suatu atribut atau sifat


atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.

Adapun definisi instrumen penelitian adalah alat-alat yang


akan digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen penelitian ini
dapat berupa kuesioner, formulir observasi, formulir-formulir lain
yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya Instrumen
disusun berdasarkan operasionalisasi variabel yang telah dibuat
dengan disusun berdasarkan skala yang sesuai. Karena instrumen
penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan
tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap
instrument harus mempunyai skala. Peneliti memiliki peran sebagai
instrumen pengumpulan data. Dalam pengumpulan data tersebut juga
digunakan perangkat bantu berupa kuesioner.

Kuesioner merupakan sekumpulan pertanyaan tertulis yang


diberikan kepada responden untuk memperoleh informasi. Skala
yang digunakan dalam penulisan ini adalah skala likert. Skala likert
merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Untuk mengetahui pengukuran jawaban responden pada
penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner,

22
penulis menggunakan metode skala likert (likert’s summated ratings).
Teknik pengumpulan data yaitu pengumpulan data yang dilakukan
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka
mencapai suatu tujuan penelitian.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam


penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Kuisioner/angket

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang


dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan secara tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.

2) Dokumentasi

Dokumentasi adalah sebuah cara untuk memperoleh


informasi dan data dalam bentuk buku, arsip, dokumen,
tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta
keterangan yang bisa mendukung sebuah penelitian.

Dan Analisis data adalah proses mengatur urutan data,


mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian
dasar11. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
statistik deskriptif. Statistik deskriptif atau statistik deduktif adalah
bagian dari statistik mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian
data sehingga mudah dipahami.

Statistik deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau


memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan
atau fenomena. Dengan kata lain, statistik deskriptif berfungsi
menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan. Alat uji yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berkut:

1. Uji Validitas

23
Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat
instrumen bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan
diukur. Teknik uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini
metode korelasi person dengan alat bantu program SPSS 16.0 for
windows. Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan angka r
hitung dengan r tabel serta nilai.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau alat ukur


yang mempunyai konsistensi jika pengukuran yang dilakukan
dengan alat ukur itu dilakukan dengan berulang.12 Reliabilitas tes
adalah tingkat keajegan atau konsistensi dalam suatu tes, yaitu
sejauh mana suatu tes bisa dipercaya dalam menghasilkan skor
yang tetap, relatif dan tak berubah meskipun dites dalam situasi
yang berbeda- beda. Pada penulisan ini, uji reliabilitas
menggunakan alat bantu program SPSS 16.0 for windows dengan
kriteria suatu instrumen dikatakan reliabel apabila koefisien
reliabilitas alpha cronbach > 0,60.

3. Uji Asumsi Klasik

Dalam analisis regresi terdapat beberapa asumsi yang harus


dipenuhi sehingga persamaan regresi yang dihasilkan akan valid
jika digunakan untuk memprediksi suatu masalah. Model regresi
linier, khususnya regresi berganda dapat disebut sebagai model
yang baik jika model tersebut memenuhi kriteria BLUE (Best
Linier Unbiased Estimator).

Adapun, tujuan dan manfaat penelitian, antara lain:

a. Tujuan

Tujuan dari penelitian kuantitatif dapat dibagi menjadi


dua yaitu:

24
a. Mengembangkan dan menggunakan model-model
matematis, Teori-teori atau hipotesis yang berkaitan
dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah
bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif
karenahal ini memberikan hubungan yang fundamental
antara pengamatan empirisdan ekspresi matematis dari
hubungan-hubungan kuantitatif.

b. Menentukan hubungan antar variabel dalam sebuah


populasi. Desain penelitian kuantitatif ada dua macam
yaitu deskriptif daneksperimental. Studi kuantitatif
deskriptif melakukan pengukuran hanya sekali.

Artinya relasi antar variabel yang diselidiki hanya


berlangsungsekali. Sedangkan studi eksperimental
melakukan pengukuran antarvariabel pada sebelum dan
sesudahnya untuk melihat hubungan sebab-akibat dari
fenomena yang diteliti.

b. Manfaat

Prosedur penelitian kuantitatif memiliki manfaat yang


signifikan dalammengumpulkan data dan menyelesaikan
permasalahan dalam penelitian. Beberapamanfaat utama
dari prosedur penelitian kuantitatif adalah:

1. Sistematis, terencana, dan terstruktur:

Penelitian kuantitatif memilikispesifikasi yang jelas


sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya.Hal
ini memastikan bahwa penelitian dilakukan dengan
langkah-langkahyang terorganisir dan terarah.

2. Menggunakan angka:

Penelitian kuantitatif banyak menuntut

25
penggunaanangka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data tersebut,hingga penampilan
hasilnya. Penggunaan angka ini memungkinkan
penelitiuntuk melakukan analisis yang lebih objektif dan
mendapatkan informasiyang lebih akurat.

c. Memfokuskan pada variabel: Dalam penelitian


kuantitatif, peneliti dapatmemilih beberapa variabel
yang akan diteliti dan mempelajari hubungankausal
antara variabel- variabel tersebut. Hal ini
memungkinkan penelitiuntuk lebih fokus dalam
mengidentifikasi pola hubungan antara variabelyang
diteliti.

d. Menggunakan instrumen dan alat pengumpul data:


Proses penelitian kuantitatif melibatkan penyusunan
instrumen atau alat pengumpul data yangdapat
digunakan untuk mengumpulkan data secara
sistematis. Penggunaaninstrumen dan alat
pengumpul data ini memudahkan peneliti
dalammengumpulkan data dengan cara yang
konsisten dan dapat diulang.

e. Menghasilkan laporan yang jelas: Hasil penelitian


kuantitatif disajikandalam bentuk laporan yang jelas
dan terstruktur. Laporan ini memungkinkan
pembaca untuk memahami dengan mudah tujuan
penelitian, metode yangdigunakan, hasil yang
diperoleh, dan kesimpulan yang diambil dari
penelitian tersebut.11

11
Nikmatur Ridha, 2017,Proses Penelitian, Masalah, Variabel Dan Paradigma Penelitian,
JurnalHikmah,Volume14,No1, hlm.64-65

26
1

Anda mungkin juga menyukai