Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH NAHWU

Makalah ini untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Nahwu I

Dosen pegampu: Andriana. Lc, M.Pd I

Di susun oleh:
1. M. Abdurraachman Ar-Rashyid
2. Siti julianti
3. Dikdik Warsidik
4. Zikri Abdul Halim
5. Rahmi Ramadhiani Mansur

Fakultas Tarbiyah
Pendididkan Bahasa Arab
INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG

Singaparna, Tasikmalaya.
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulliah, puja dan puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah tentang ُ‫تَ ْع ِر ْي ف‬
ِ‫عالَ َماتِه‬
َ ‫ الفِ ْع ِل َو‬. Shalawat serta salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW., yang telah membawa Islam dari zaman kegelapan menuju zaman
yang terang benderang penuh dengan keimanan.

Tujuan pembuatan makalah ini adalah tidak lain untuk memenuhi tugas mata kuliah
Nahwu I sekaligus untuk lebih mengkaji dan memperdalam pengetahuan kita.
Meskipun demikian kami mengakui bahwa apa yang kita sajikan ke dalam makalah
ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pak dosen dan juga para pembaca yang budiman sangat
diharapkan untuk perbaikan selanjutnya, jikalau di dalam makalah ini terdapat
kebenaran dan berguna, semua itu berasal dari Allah SWT. Sebaliknya, jikalau
didalamnya terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan semua itu karena kekurangan
dan keterbatasan dari kami sendiri.

Akhirnya, kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Andriana. Lc, M.Pd I. yang telah
memberikan kesempatan bagi kami untuk membuat makalah ini, semoga kesediaan
tersebut mendapat berkah dan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, aminnn.

Tasikmalaya, 02 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................4
C. Tujuan................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN..........................................................................................................5
A. ‫تَ ْع ِريْفُ الفِ ْع ِل‬...............................................................................................5
B. ‫ َعاَل َمةُ ا ْلفِ ْع ِل‬................................................................................................5
C. ‫س ُم ا ْلفِ ْع ِل َو َأ ْمثِلَتِ ِه‬
َ ‫َأ ْق‬................................................................................6
PENUTUP.................................................................................................................. 11
A. Kesimpulan.......................................................................................................11
B. Saran.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari al-
Qur’an dan sunnah, sebagai dua sumber utama ajaran Islam yang harus kita pegang
teguh. Tentunya, kita tidak mungkin memahami kedua sumber itu kecuali setelah
mengetahui kaidah-kaidah Bahasa Arab, khususnya Ilmu Nahwu dan Ilmu Sharaf
karena keduanya merupakan kunci dalam mempelajari al- Qur’an. Ketika hendak
mempelajari Ilmu Nahwu, kebanyakan santri masih mempunyai pandangan bahwa
belajar Ilmu Nahwu itu sulit, sehingga banyak yang merasa malas untuk mempelajari
Ilmu Nahwu.
Salah satu cabang dari Ilmu Nahwu adalah Fi’il yaitu kata yang menunjukkan arti
pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada suatu masa atau waktu tertentu (lampau,
sekarang dan yang akan datang). Untuk mempermudah mempelajari Ilmu Nahwu
tentang fi’il, penulis membuat makalah yang berjudul ِ‫تَ ْع ِريْفُ الفِ ْع ِل َو َعالَ َماتِه‬.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Fi’il ?


2. Apa ciri dari Fi’il ?
3. Sebutkan pembagian Fi’il dan contohnya !

C. Tujuan

1. Mengetahui apa pengertian dari Fi’il;


2. Mengetahui apa ciri dari fi’il;
3. Memahami pembagian dari fi’il dan contohnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. ‫تَ ْع ِريْفُ الفِ ْع ِل‬

(Pengertian Fi’il)

ِ ‫ال ال َّش ْي ُخ ْال َع ْش َم‬


‫اويْ فِي ِكتَابِ ِه‬ َ َ‫َك َما ق‬
ْ ‫ت َعلَى َم ْعنًى فِي نَ ْف ِسهَا َوا ْقتُ ِرن‬
"‫َت بِ َز َما ٍن َوضْ عًا‬ ْ َّ‫" َكلِ َمةٌ َدل‬

“Syekh asmawi menjelaskan dalam kitabnya, fi'il adalah kalimat yang menunjukkan arti
dalam dirinya dan disertai zaman (waktu) saat ditempatkan.”

B. ‫عاَل َمةُ ا ْلفِ ْع ِل‬


َ

(Ciri kalimah Fi’il)

َّ ‫" َك َما قَا َل ال َّش ْي ُخ اَبِ ْي َع ْب ِد هّٰللا ُم َح َّم ْد بِ ْن ُم َح َّم ْد ال‬


ِ ‫ص ْنهَا ِجي " َو ْالفِ ْع ُل يُ ْع َرفُ بِقَ ْد َوال ِّسی ِْن َو َسوْ فَ َوتَا ِء التَّْأنِ ْي‬
‫ث ال َّس ِك ْينَ ِة‬
Ciri Fi'il itu ada empat, yaitu :
‫قَ ْد‬.١ (Qod)
‫س‬.٢ (Sin)
َ‫ َسوْ ف‬.٣ (Saufa)
ِ ‫تا َ ُء التَّْأنِ ْي‬.٤ (Ta'tanis Yang Sukun)
‫ث ال َّس ِك ْينَ ِة‬

‫ قَد‬.‫( ا‬Qod)
Qod masuk pada fi'il madi dan mudori,
1. qod yang masuk pada fi’il madi memiliki 2 makna yaitu;

a. Makna taqrib (Dekat) Contonya seperti lafadz :


‫صاَل ْة‬
َّ ‫قَ ْد قَا َم ِة ال‬
Artinya: “Sholat akan segera didirikan.”
b. Makna tahqiq (Sesungguhnya), contohnya seperti lafadz :
َ‫قَ ْد َأ ْفلَ َح ْال ُمْؤ ِمنُون‬
Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman.”

2. Qod yang masuk pada fi'il mudhori mempunyai dua makna;

a. Makna ‫ ( تَ ْقلِيْل‬Sedikit ), Contohnya seperti lafadz :


ُ‫ق ال َك ُذوْ ب‬
ُ ‫قَ ْد يَصْ ُد‬
Artinya: "Sedikit benarnya orang yang bohong"

b. Makna ْ‫ ( تَ ْكثِيْر‬Banyak ), Contohnya seperti lafadz :


‫قَ ْد يَبْخَ ُل ْالبَ ِخ ْي ُل‬
"Banyak pelitnya orang yang pelit"

‫س‬.٢ (sin)
Sin hanya masuk pada fi'il mudhori, sin memiliki makna ‫( تَ ْنفِيْس‬Dekat), Contohnya
seperti lafadz:
‫َسيَقُوْ ُل‬
"Akan berkata"

َ‫س ْوف‬
َ .٣ (Saufa)
Saufa juga hanya masuk pada fi'il mudhori, saufa memiliki ma'na ‫( ت َْس• ِويْف‬Jauh),
contohnya seperti pada lafadz :
‫َسوْ فَ يُ َر ٰى‬
"Akan di perlihatkan"

‫س ِك ْينَ ِة‬ ِ ‫تاَء التَّْأنِ ْي‬. ٤ (Ta’tanis yang sukun)


َّ ‫ث ال‬
Ta'tanis yang sukun hanya masuk pada fi'il madhi, contohnya seperti pada lafadz :
ْ َ‫ض َرب‬
‫ت‬ َ
“telah memukul”

C. ‫س ُم ا ْلفِ ْع ِل َو َأ ْمثِلَتِ ِه‬


َ ‫أَ ْق‬
(Pembagian Fi'il dan Contoh-contohnya)

‫ع َواَ ْم ٌر‬
ٌ ‫ار‬
ِ ‫ض‬ ٍ ‫اجى "اَاْل َ ْف َعا ُل ثَالَثَةٌ َم‬
َ ‫اض َو ُم‬ َّ ‫ال ال َّشيْخ َأبِ ْي َع ْب ِدهّٰللا ُم َح َّم ْد بِ ْن ُم َح َّمد بِ ْن دَا ُو ْد ال‬
ِ َ‫ص ْنه‬ َ َ‫" َك َما ق‬

Syekh Ibnu Ajurum menjelaskan dalam kitabnya Fi'il itu ada tiga, yaitu:
1. Fi'il madhi
2. Fi'il mudhori
3. Fi'il amar

1. Fi'il madhi
Yang pertama adalah fi'il madhi, syekh Asnawi menjelaskan dalam kitabnya:
َ َ‫ضى َوا ْنق‬
"‫ضى‬ ٍ ‫" َما َد َّل َعلَى َح َد‬
َ ‫ث َم‬
Fi'il madhi adalah fi'il yang menunjukkan pekerjaan yang sudah terlewat dan telah
َ َ‫ ن‬artinya telah menolong.
selesai, contohnya seperti lafadz ‫ص َر‬

Baris akhir harokat pada fi'il madhi ada tiga, yaitu :


a. Mabni Fatah
b. Mabni sukun
c. Mabni dhommah

a. Mabni Fatah
Jika tidak kemasukan dhomir mutaharik marfu' atau tidak kemasukan wau jamak
maka akhir fi'il madhi tersebut mabni Fatah, fotonya seperti pada lafadz َ‫ فَتَح‬.

b. Mabni sukun
ُ ‫تُ َّن‬،‫تُ َما‬،‫ت‬
Jika fi'il madhi kemasukan dhomir mutaharik marfu' ( َ‫ن‬،‫ت‬، ِ ،‫تُ ْم‬،‫تُ َما‬، َ‫ )ت‬maka fi'il
َ َ‫ن‬.
madhi tersebut mabni sukun, contohnya seperti lafadz َ‫صرْ ت‬

c. Mabni dhommah
Jika akhir fi'il Madhi kemasukan wau jamak, maka fi'il madhi tersebut mabni
َ َ‫ن‬
dhommah, contohnya seperti lafadz ْ‫صرُو‬

2. Fi'il Mudhori
Yang kedua adalah fi'il mudhori, syekh asmawi menjelaskan dalam kitabnya :
" ْ‫ال َواِإْل ْستِ ْقبَال‬
َ ‫ث يَ ْقبَ ُل ال َح‬
ٍ ‫" َما َد َّل َعلَى َح َد‬
Fi'il mudhori adalah fi'il yang menunjukkan pekerjaan yang menerima zaman (waktu)
sedang atau akan datang, contohnya seperti lafadz ُ ‫ يَ ْن‬artinya sedang / akan
‫ص • ُر‬
menolong.
Ciri fi'il mudhari yaitu jika fi'il, diawali dengan salah satu huruf penambah yang
empat yaitu : ‫ت‬،‫ي‬،‫ن‬،‫ء‬

a. ‫( ء‬Hamzah)
Menunjukan ma'na dhomir ana (mutakalim wahdah)

b. ‫( ن‬nun)
Menunjukkan makna dhomir nahnu (mutakalim ma'al goir) atau mutakalim wahdah
ِ ‫)تَ ْن ِظ ْي ُم النَّ ْف‬, contoh menunjukan ma'na mutakalim ma'al
tapi untuk mengagungkan diri (‫س‬
ُ ‫ نَ ْن‬artinya kita telah monolog, dan contoh menunjukan ma'na
goir seperti lafadz ‫ص ُر‬
mutakalim wahdah untuk mengagungkan diri seperti dalam firman Allah SWT
"‫"اليَوْ َم ن َْختِ ُم َعلَى َأ ْف َوا ِه ِه ْم‬
Artinya : “pada hari ini kami tutup mulut mereka.”

c. ‫( ي‬ya)
ُ ‫ يَ ْن‬artinya
Tunjukkan makna dhomir huwa (‫ )هو‬atau goib, contohnya seperti lafadz ‫ص ُر‬
sedang atau akan menolong dia (seorang laki-laki).

d. ‫( ت‬Ta)
Menunjukkan makna dhomir ‫ ِه َي‬، َ‫َأ ْنت‬،‫ت‬ ِ ‫ ََأ ْن‬atau ghoibah, mukhotob, mukhotabah,
ُ ‫ تَ ْن‬artinya telah menolong kamu (seorang laki-laki).
contohnya seperti lafadz ‫ص ُر‬

Baris akhir harokat fi'il mudhori ada tiga, yaitu :


1.Rofa'
2.Nasob
3.Jazm

1. Rofa'
Jika fi'il mudhoriq tidak kemasukan Amil nawasib dan Amil jawazim, maka fi'il
ُ ‫يَ ْن‬
mudhori tersebut baris akhirnya rofa', contohnya seperti lafadz ‫ص ُر‬

2. Nasob
Jika fi'il mudhori awalnya kemasukan Amil nawasib, maka baris akhir fi'il mudhari
tersebut nasob, contohnya seperti lafadz
‫َأ ْن تَ ْنص َُر‬

3. Jazm
Jika fill motor awalnya kemasukan Amil jawazim, maka fi’il mudhari tersebut baris
akhirnya adalah jazm.
Amil jawazim ada 18, yaitu :

, َ‫َأيَّان‬، َ‫َأ ْين‬,‫ َمتَى‬، ُّ‫َأي‬،‫ِإ ْذ َما‬,‫ َم ْه َما‬،‫ َم ْن‬،‫ َما‬،‫ِإ ْن‬,‫اَل فِي اَلنَّه ِْي اَل فِي ال ُّدعَاء‬,‫ال ُّدعَا ِء‬،‫اَل ُم اََأْل ْم ِر‬,‫َألَ َّما‬,‫َألَ ْم‬,‫ لَ َّما‬,‫لَ ْم‬
)‫ْر خاصة‬ ِ ‫ِإ ًذا( فِي اَل ِّشع‬,‫ َك ْيفَ َما‬,‫ َح ْيثُ َما‬,‫َأنَّى‬.

3. Fi'il Amar
Syekh Asnawi menjelaskan dalam kitabnya
ْ َ‫ث فِي ااْل ِ ْستِ ْقبَالْ فَق‬
"‫ط‬ ٍ ‫" َما َد َّل َعلَى َح َد‬
Fi'il Amar adalah fi'il yang menunjukkan pekerjaan di zaman (waktu) yang akan
datang, baris akhir fi'il Amar adalah jazm.

 ِ ْ‫ْرفُ ْال َحر‬


ُ‫ف َو َعاَل َمتُه‬ ِ ‫تَع‬

ْ َّ‫اوي فِي ِكتَابِ ِه " َكلِ َمةٌدَل‬


‫ت َعلَى َم ْعنًى فِي َغي ِْرهَا‬ ِ ‫" َك َما قَا َل ال َّشي ُخ ال َع ْش َم‬
Syekh asmawi menjelaskan dalam kitabnya, harap adalah kalimat yang menunjukkan
arti ketika disatukan dengan kalimat lain.

 ِ ْ‫َعاَل َمةُ ْال َحر‬


‫ف‬

‫" َك َما قَا َل ال َّشيْخ اِبْنُ َأ ُجرُوْ م " َو ْال َحرْ فُ َما اَل يَصْ لُ ُح َم َعهُ َدلِ ْي ُل ااْل ِ س ِْم َواَل َدلِ ْي ُل ْالفِع ِْل‬
Syekh Ibnu ajurum menjelaskan dalam kitabnya bahwa harap adalah kalimat yang
menunjukkan arti ketika disatukan dengan kalimat lain.
 ِ ْ‫َعاَل َمةُ ْال َحر‬
‫ف‬
(Ciri Karimah haraf)
‫" َك َما قَا َل ال َّش ْي ُخ اِبْنُ اَ ُجرُوْ م " َو ْال َحرْ فُ َمااَل يَصْ لُ ُح َم َعهُ َدلِيْـ ُل ااْل ِ س ِْم َواَل َدلِ ْي ُل ْالفِع ِْل‬
Syekh Ibnu ajir menjelaskan kalimah harap adalah kalimah yang tidak kemasukan ciri
isim dan tidak kemasukan ciri fi'il.

 ِ ْ‫َأ ْن َواع ُْال َحر‬


‫ف‬
(Macam-macam kalimah haraf)

Huruf terbagi menjadi dua, yaitu huruf mabani dan huruf ma'ani.

1. Huruf mabani (huruf hijaiyyah)


Huruf mabani adalah suatu huruf dalam ilmu Nahwu yang digunakan untuk
menyusun suatu kata dalam bahasa Arab, huruf mabani ini sering dikenal dengan
huruf hijaiyyah.
Huruf mabani terbagi menjadi dua, yaitu huruf shahih dan 'illah.

a. Huruf shohih
Huruf shahih adalah huruf hijaiyyah selain ‫أ‬،‫و‬،‫ي‬

b. Huruf 'illah
Huruf ma'ani yaitu huruf ‫أ‬،‫و‬،‫ي‬

2. Huruf ma'ani
Huruf ma'ani adalah huruf-huruf yang telah mempunyai makna, syekh Ibnu ajurum
mengistilahkannya dengan
"‫ف َجا َء لِ َم ْعنًى‬
ٌ ْ‫" َو َحر‬
Huruf ma'ani ini terdiri dari banyak jenis, contohnya seperti huruf jar, huruf 'atof dan
lain sebagainya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. fi'il adalah kalimat yang menunjukkan arti dalam dirinya dan disertai zaman
(waktu) saat ditempatkan.
2. Ciri Fi'il itu ada empat, yaitu :
‫قَ ْد‬.١ (Qod)
‫س‬.٢ (Sin)
َ‫ َسوْ ف‬.٣ (Saufa)
ِ ‫تا َ ُء التَّْأنِ ْي‬.٤ (Ta'tanis Yang Sukun)
‫ث ال َّس ِك ْينَ ِة‬
3. Syekh Ibnu Ajurum menjelaskan dalam kitabnya Fi'il itu ada tiga, yaitu:
1. Fi'il madhi
Fi'il madhi adalah fi'il yang menunjukkan pekerjaan yang sudah terlewat dan
َ َ‫ ن‬artinya telah menolong.
telah selesai, contohnya seperti lafadz ‫ص َر‬
2. Fi'il mudhori
Fi'il mudhori adalah fi'il yang menunjukkan pekerjaan yang menerima zaman
(waktu) sedang atau akan datang, contohnya seperti lafadz ُ ‫ يَ ْن‬artinya
‫ص • ُر‬
sedang / akan menolong.
3. Fi'il amar
Fi'il Amar adalah fi'il yang menunjukkan pekerjaan di zaman (waktu) yang
akan datang, baris akhir fi'il Amar adalah jazm.

B. Saran

Saran yang dapat penyusun sampaikan yaitu kita sebagai calon pendidik, harus selalu
menggali potensi yang ada pada diri kita. Salah satu cara untuk menggali potensi yaitu
dapat dilakukan dengan cara mempelajari makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini
dapat bermanfaat untuk kita kedepanya, Amiinn.

DAFTAR PUSTAKA

Kitab jurumiyah karangan syekh Abi Abdillah Muhammad Bin


Muahammad Asson Haji.

Kitab syekh Asmawi.

Anda mungkin juga menyukai