Anda di halaman 1dari 14

QO’IDAH ROSM UTSMANI, MELESTARIKAN KHAT

UTSMANI, BENTUK MAQTHU, MAWSHUL, TSABIT,


MAKHDZUF, DAN BENTUK IBDAL, DAN KETERANGAN
TANDA WAQAF
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Tajwid & Tahsin

Dosen Pengampu :

M. Masyrufin Nor, S. Ag

Disusun Oleh :

Kelompok IV

Hilma Rahmaniah 20.12.5103


M. Yazid Busthomi 20.12.5150
Muhammad Alpi 20.12.5251
Nuur Syifa Hilaliyah 20.12.5180
Siti Aisyah 20.12.5195
Siti Misbah 20.12.5198
Tazkiyah 20.12.5209

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA

2022
KATA PENGANTAR

‫الزحِ يم‬
‫الز ْح َم ِه ه‬
‫َّللا ه‬
ِ ‫س ِم ه‬
ْ ‫ِب‬

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Tasawuf Di Indonesia” ini tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami berterima kasih kepada Ayahanda Bapak Dr. H. A.


Fauzan Saleh, M. Pd selaku dosen pembimbing kami dalam mata kuliah Ilmu
Tasawuf. Semoga makalah ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat bagi
pembaca.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
untuk kesempurnaan makalah ini.

Martapura, 16 Desember 2022

Kelompok IV

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Memahami Qoidah Rosm Utsmani ........................................................... 3


B. Melestarikan Khat Utsmani ...................................................................... 5
C. Bentuk Maqtu, Mawshul, Tsabit, Makhdzuf, dan Bentuk Ibdal................. 5
D. Keterangan Tanda Waqaf ......................................................................... 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 10

A. Kesimpulan ............................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur‟an merupakan kitab suci umat islam yang disampaikan oleh malaikat
Jibril kepada Nabi Muhammad saw. untuk menjadi pedoman hidup bagi umat
manusia, cara membaca dan penulisan lafadz-lafadz al-Qur‟an mempunyai ilmu
tersendiri, ilmu tentang cara membaca al-Qur‟an disebut ilmu qira‟at. Dari
sebagian orang islam daerah Syam dan Irak ada perbedaan dalam bacaan al-
Qur‟an.

Hal ini yang melatar belakangi terbentuknya mushaf utsmani, di kota Madinah
pun ada perbedaan sampai diantara mereka saling menyalahkan satu sama lainnya
dan membenarkan bacaan mereka masing-masing. Hal itu terjadi karena memang
pada mulanya Nabi saw. Membolehkan orang-orang islam membaca al-Qur‟an
dengan dialek mereka masing-masing, yang mana dialek itu yang kita kenal
dengan tujuh huruf.

Dari peristiwa itu maka shahabat Utsman bin Affan sebagai khalifah perlu
membuat suatu kebijakan dan memutuskan untuk membuat satu dialek saja agar
diantara orang-orang islam tidak ada perdebatan dalan bacaan al-Qur‟an lalu
kemudian shahabat Utsman menyuruh beberapa shahabat untuk mengumpulkan
mushaf-mushaf al-Qur‟an dan menyusunnya berdasarkan kesepakatan bersama.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Memahami Qoidah Rosm Utsmani ?
2. Bagaimana Melestarikan Khat Utsmani ?
3. Bagaimana Bentuk Maqtu, Mawshul, Tsabit, Makhdzuf , dan Bentuk Ibdal
4. Bagaimana Keterangan Tanda Waqaf ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Memahami Qoidah Rosm Utsmani
2. Untuk Mengetahui Melestarikan Khat Utsmani

1
3. Untuk Mengetahui Bentuk Maqtu, Mawshul, Tsabit, Makhdzuf, dan
Bentuk Ibdal
4. Untuk Mengetahui Keterangan Tanda Waqaf

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Memahami Qoidah Rosm Utsmani

Dalam kitab Manahil al-„Irfan Fi „Ulum al-Qur‟an disebutkan bahwa yang


dimaksud dengan Rasm al-Qur‟an atau al-Mushaf adalah :

‫ف‬
ِ ‫زان و ُح ُز ْو‬ ِ ‫رضي هللا عَ ْنو ُ في ِكت َا َب ِة َك ِل َما‬
ِ ُ‫ت الق‬ ِ ‫ض ُع الذِى ارتَضَاه عُث َمان‬
ْ ‫الو‬
َ ‫المصحف ي ُ َزا ُد بو‬
ِ ‫س ُم‬
ْ ‫َر‬

“Rasm Mushaf yang dimaksud disini adalah kaidah yang disepakati oleh
Utsman RA dalam penulisan kalimat-kalimat al-Qur’an dan hurufnya”

Rasm bisa diartikan atsar (bekas), khat (tulisan) atau metode penulisan. Rasm
Utsmani atau disebut juga Rasmul Qur‟an adalah tata cara penulisan Al-Qur‟an
yang ditetapkan pada masa khlalifah Utsman bin Affan. Istilah Rasmul Qur‟an
diartikan sebagai pola penulisan al-Qur‟an yang digunakan Ustman bin Affan dan
sahabat-sahabatnya ketika menulis dan membukukan Al-Qur‟an. Yaitu mushaf
yang ditulis oleh panitia empat yang terdiri dari Mus bin zubair, Said bin Al-Ash,
dan Abdurrahman bin Al-harits. Mushaf Utsman ditulis dengan kaidah tertentu.

Kaidah rasm utsmani ada enam (6), yaitu :

ْ
1. Hadzf (‫)ان َح ْرف‬

Hadzf artinya membuang. Dalam penulisan Al-Qur‟an ada beberapa huruf


yang dibuang. Huruf yang dibuang diantaranya alif, wau, ya‟, lam dan nun.

 ُ ‫)ا َ ْنغَبوٌَ (ا َ ْنغ‬


Contoh wau yang dibuang : ٌَ‫َبو ْو‬
 Contoh ya‟ yang dibuang : ‫ِي ِدي ٍِْ ( ِد ْيُِ ْي‬
َ ‫)ون‬
َ
 Contoh lam yang dibuang : ‫(وانهَّي ِْم‬
َ ‫)وانَّ ْي ِم‬
َ
 Contoh nun yang dibuang : )ٍْ ُ‫نَ ْى ََكُ (ََك‬.
ِّ
2. Ziyadah (‫)انص َيبدَة‬

3
Ziyadah artinya menambah. Maksudnya dalam kaidah imla‟ huruf-huruf
tersebut tidak ada, namun dalam penulisan di Al-Qur‟an dimunculkan walaupun
tidak memengaruhi bacaan. Huruf yang ditambahkan diantaranya alif, wau, ya‟
dan Ha‟.

 َ ُ‫)أ َ ْو ََلَاذْبَ َحَُّه‬


Contoh penambahan alif : ُ‫(َلَذْبَ َحَُّه‬
 Contoh penambahan wau : ‫سأ ُ ِز ْيكُ ْى‬ ِ ُ ‫سأ‬
َ ( ‫وز ْيكُ ْى‬ َ )
 Contoh penambahan ya‟ : ‫)بِأَيْي ٍد (بِأ َ ْي ٍد‬
 َ ‫َيب ِهيَ ْه (ه‬
Contoh penambahan ha : )‫ِي‬
3. Badal (‫)ان َبدْل‬

Badal artinya mengganti. Adapun dalam rasm utsmani, badal adalah


mengganti huruf dengan huruf yang lain.

 ْ ًِ ‫شكَىةٍ ( َك‬
Mengganti alif dengan wau : ٍ‫شكَبة‬ َّ ‫صهَىة ُ (ان‬
ْ ًِ‫ َك‬،)ُ‫ص ََلة‬ َّ ‫)ان‬
 َ َ ‫سفَى (يأ‬
Mengganti alif dengan ya‟ : ‫سفَب‬ َ َ ‫ يأ‬،)‫ض َحى (انض َُّحب‬
ُّ ‫)ان‬
 ْ ،)َ‫(ز ْح ًَت‬
Mengganti ta‟ marbuthah dengan ta‟ maftuhah : ُ ‫اي َسا َثُ (ا ْي َساَة‬ َ َ‫)زحْ ًَج‬
َ
 Mengganti nun dengan alif : ٍْ ‫نََُ ْسفَ ًعب (نََُ ْسفَ َع‬
ْ
4. Hamzah (‫)ان َه ًْصَ ة‬

Hamzah ditulis dalam bentuk alif, ya‟, wau, atau seperti kepala ain.

 َ ْ َ ‫ ا‬، َ‫أ َ َْعَ ًْج‬


ُ ‫ْل َْ َه‬
Hamzah di awal kata ditulis dalam bentuk alif. Contoh : ٍْ‫ اِب‬،‫بز‬
 Hamzah di tengah kata ditulis menyesuaikan dengan harakat pada hamzah
dan huruf sebelumnya. Urutan harakat terkuat antara hamzah dan huruf
sebelumnya adalah kasrah, dhammah, fathah dan sukun. Ditulis dalam
bentuk alif apabila mengacu pada harakat fathah, ditulis dalam bentuk ya‟
apabila mengacu pada harakat kasrah, ditulis dalam bentuk wau apabila
mengacu pada harakat dhammah. Contoh penulisan hamzah di tengah :
ُ ، َ‫سأَل‬
‫ سُ َؤال‬، َ‫سئِم‬ َ
 Adapula hamzah yang ditulis mufradah atau seperti kepala „ain apabila
berada diakhir kata dan sebelumnya adalah huruf sukun. Contoh : ،‫ َيبء‬،‫ي ِْمء‬
‫ش ْيء‬
َ ،‫سُ ْىء‬

4
5. Fashal dan Washal (‫ص ُم َو ْان َىصْم‬ ْ
ْ َ‫)انف‬

Yang dimaksud fashal atau washal adalah pemisahan atau penggabungan


dalam penulisan. Istilah lainnya adalah maqthu‟ dan maushul namun maksudnya
sama. Dalam Al-Qur‟an, ada dua kata yang ditulis bersambung, namun kadang
pula ditulis terpisah. Contoh :

‫يٍِ َّيب – ِي ًَّب أ َ ْو َّي ٍْ – أ َ َّي ٍْ كُمّ َيب – كُهّ ًَب‬


ْ ‫ع ًَّب‬ َ ‫أ َ ٌْ َّْل – أ َ َّْل ِإ ٌْ نَ ْى – ِإنَّ ْى أ َ ٌْ نَ ٍْ – أَنَّ ٍْ ِإ ٌْ َّيب – ِإ َّيب‬
َ – ‫ع ٍْ َّيب‬
‫فِ ْي َيب – فِ ْي ًَب يَ ْى َو هُ ْى – يَ ْى َي ُه ْى‬

6. Kata Yang Terdapat Dua Qiraat Dan Ditulis Salah Satunya.

Apabila ada kata yang dibaca berbeda oleh para ahli qiraat, maka
penulisannya hanya satu saja diambil dari yang paling banyak menggunakan.

ِ ّ‫ َيهِكِ يَ ْى ِو اند‬Kata ( ِ‫ ) َيهِك‬pada mimnya tidak terdapat alif walaupun


Contoh : ٍ‫ِي‬
dibaca panjang dalam riwayat Imam Hafsh karena kebanyak qiraat membacanya
dengan pendek.

َ ‫ط ْان ًُسخَق‬
‫ِيى‬ َ ‫ص َسا‬ َ ‫ص َسا‬
ّ ِ ‫ اه ِدََب ان‬Kata (‫ط‬ ّ ِ ‫ )ان‬ditulis dengan shad walaupun dalam qiraat
lain ada yang membacanya dengan sin. ...

ٌَ‫صظُ َو ِإنَ ْي ِه ح ُ ْس َجعُى‬ ُ ِ‫ّللاُ يَ ْقب‬


ُ ‫ض َويَ ْب‬ ُ ‫ص‬
ّ ‫ َو‬Pada Al-Baqarah 235, kata (‫ظ‬ ُ ‫ )يَ ْب‬ditulis dengan
shad walaupun dalam riwayat Imam Hafsh dibaca dengan sin. Hal ini karena
kebanyakan qiraat membacanya dengan shad.

B. Melestarikan Khat Utsmani


1. Memelihara dan melestarikan penulisan Alquran sesuai dengan pola
penulisan Alquran pada awal penulisan dan pengkodifikasiannya.
2. Sebagai wadah penulisan beberapa qira‟at, sehingga memungkinkan
lafadz yang sama dibaca dengan versi qira‟at berbeda.
C. Bentuk Maqtu, Mawshul, Tsabit, Makhdzuf, dan Bentuk Ibdal
1. Maqthu‟ : Dua kata yang ditulis terpisah dalam Rasm Utsmani.
2. Mawshul : Dua kata yang ditulis bersambung dalamMushaf Utsmani.
3. Tsabit : Tetap

5
4. Makhdzuf : Dibuang
5. Ibdal : Ibdal adalah peristiwa suatu huruf menempati posisi huruf yang
lain dalam satu kata. Berikut ini sebagian keadaan yang terjadi padanya
ibdal.
 Merubah Fa‟ ‫ انفخعبل‬Menjadi Ta‟
Apabila fi‟il tsulatsi fa‟nya wawu (contoh ‫ف‬ َ ‫ص‬
َ ‫)و‬,
َ dan dijadikan wazan
( َ‫)اِ ْفخَعَم‬, maka wawu diubah menjadi ta‟.
َ َّ ‫ اِح‬: ‫ف َوسَ َى‬
Contoh : ‫س َى‬ َ َّ ‫ اِح‬: ‫ف‬
َ ‫ص‬ َ ‫ص‬
َ ‫ َو‬Hal ini juga terjadi pada fi‟il mudhari‟ dan
mashdar.
َ ّ ‫ اِ ِح‬: ‫صبفًب َيخ َّ ِس ُى‬
Contoh : ‫سب ًيب‬ َ ّ ‫ اِ ِح‬: ‫ف‬ ِ َّ ‫َيخ‬
ُ ‫ص‬
 Merubah Ta‟ ‫ انفخعبل‬Menjadi Dal
Apabila fi‟il tsulatsi fa‟nya dal (contoh ‫ )دَخ ََس‬dan dijadikan wazan ( َ‫)اِ ْفخَعَم‬,
maka ta‟ َ‫ اِ ْفخ َ َعم‬diubah menjadi dal.
َ َّ‫ اِد‬: ‫عى‬
Contoh : ‫عى‬ َ َ‫ اِدَّخ ََس د‬: ‫ دَخ ََس‬Hal ini juga terjadi pada fi‟il mudhari‟ dan
mashdar.
َ ّ‫ اِ ِد‬: ‫َبزا يَدَّعِي‬
Contoh : ‫عب ًء‬ ً ‫ اِ ِدّخ‬: ‫يَدَّخِ ُس‬
 Merubah Ta‟ ‫ انفخعبل‬Menjadi Tha‟
Apabila fi‟il tsulatsi fa‟nya shadm dhad, tha‟ atau zha‟ dan dijadikan
wazan ( َ‫)اِ ْفخ َ َعم‬, maka fa‟ َ‫ اِ ْفخ َ َعم‬diubah menjadi tha‟.
Contoh: َ‫ِط َسد‬ َّ ‫ ا‬: َ‫ط َسد‬ َّ ‫ ا‬: ‫طهَ َع‬
َ ‫ِطهَ َع‬ َ ‫ة‬ َ ‫ض‬
َ ‫ط َس‬ ْ ِ‫ ا‬: ‫ة‬
َ ‫ض َس‬ َ ‫ص‬
َ َ‫طبد‬ ْ ِ‫ ا‬: َ‫صبد‬
َ Hal ini juga terjadi
pada fi‟il mudhari‟ dan mashdar.
ّ ِ ِ‫ ا‬,ُ ‫ط ِسد‬
Contoh: ‫ط َسادًا‬ َّ َ‫عب – ي‬ ّ ِ ِ‫ ا‬,‫ط ِه ُع‬
ً ‫ط ََل‬ َّ َ‫ضطِ َسابًب – ي‬
ْ ِ‫ ا‬,‫ة‬ َ ‫ض‬
ُ ‫ط ِس‬ َ ‫ص‬
ْ َ‫ اِصْطِ يَبدًا – ي‬,ُ ‫طبد‬ ْ َ‫ي‬
D. Keterangan Tanda Waqaf
1. Waqaf Tamm adalah waqaf sempurnya, yaitu waqaf yang dibaca secara
sempurna tanpa memotong di tengah-tengah bacaan. Arti ayatnya pun
tidak akan terpengaruh karena tidak berhubungan dengan bacaan sebelum
maupun selanjutnya.
2. Waqaf Kafi disebut juga sebagai waqaf yang memadai, yaitu waqaf yang
dibaca dengan tidak melakukan pemotongan di tengah kalimat, tetapi
masih memiliki hubungan makna dengan kalimat sebelum maupun
selanjutnya.

6
3. Waqaf Hasan yaitu mewaqafkan kalimat yang tidak memiliki hubungan
arti dengan kalimat selanjutnya, tetapi kalimat tersebut masih berhubungan
kalimat selanjutnya.
4. Waqaf Qabih mewaqafkan kalimat secara tidak sempurna atau memotong
kalimat yang tidak memiliki hubungan arti, tetapi masih punya hubungan
dengan kalimat sesudahnya.

Berikut adalah macam-macam tanda waqaf yang terdapat dalam Al Quran :

1. Waqaf Lazim (‫ )و‬atau tanda waqaf mim

Tanda baca (‫ )و‬artinya “harus berhenti”. Waqaf lazim juga disebut waqaf
tamm (waqaf yang sempurna), karena tanda waqaf ini menandakan sempurna atau
tidaknya suatu kalimat. Contoh waqaf lazim (‫ )و‬terdapat dalam surat Al-An‟am
ayat 20

2. Waqaf laa washal (‫)ْل‬

Tanda waqaf laa washal (‫ )ْل‬artinya “tidak boleh berhenti”. Jika terdapat tanda
waqaf(‫ )ْل‬pada tengah ayat, maka tidak diperbolehkan untuk berhenti. Tetapi jika
tanda waqaf (‫ )ْل‬berada di akhir ayat, maka diperbolehkan berhenti. Contoh Waqaf
La Washal (‫ )ْل‬terdapat dalam surat An-Nahl ayat 32

3. Tanda Waqaf Waslu Ula (‫)صهى‬

Tanda waqaf waslu ula (‫ )صهى‬artinya “diutamakan untuk melanjutkan”. Jika


kita menemukan tanda waqaf waslu ula, maka kita diperbolehkan untuk berhenti
atau melanjutkan. Tetapi lebih diutamakan lagi untuk melanjutkan. Contoh Waqaf
Waslu Ula (‫ )صهى‬terdapatpada surat Az-Zukhruf ayat 44

4. Waqaf Mu‟anaqah / Muraqabah (∴....... ∴)

Tanda waqaf (.‟. …..‟.) artinya “berhenti di salah satu tanda”. Waqaf ini akan
selalu muncul sebanyak dua kali, dan kita harus berhenti disalah satu tanda waqah
tersebut. Contoh Waqaf Muraqabah / Mu‟anaqah terdapat dalam surat Al-
Baqarah ayat 2

7
5. Tanda Waqaf Jaiz (‫)ج‬

Tanda waqaf (‫ )ج‬artinya “boleh berhenti atau boleh melanjutan”. Contoh


waqaf jaiz terdapat pada surat Az-Zukhruf ayat 35

6. Waqaf Waqfu Aula (‫)قبل‬

Tanda waqaf (‫)قبل‬berarti “diutamakan berhenti”. Apabila pada ayat Al Quran


terdapat tanda waqaf (‫)قبل‬, lebih baik diutamakan untuk berhenti pada kata yang
terdapat tanda tersebut. Contoh Waqaf Waqfu Aula terdapat dalam surat Al-
Maidah : 38

7. Tanda Waqaf Saktah (‫)سبكخه‬

Tanda waqafini berarti “berhenti sejenak tanpa bernafas”. Apabila terdapat


tanda waqaf (‫)ض‬, maka yang harus dilakukan yaitu berhenti sejenak sehingga
memutus bacaan tetapi tidak diperbolehkan bernafas. Di dalam Al-Quran Saktah
hanya ada 4 tempat, yaitu : QS: Al-Qiyaamah, ayat 27, QS: Yaasiin, ayat 52, QS:
Al-Kahfi, ayat 1, QS: Al-Muthaffifin, ayat 14 :

Tanda waqaf lainnya, nаmun jarang ditemui аntаrа lаіn :

8. Waqaf Mutlaq (‫)ط‬

Tanda waqaf (‫ )ط‬artinya “harus berhenti”. Maka apabila kalian menemukan


tanda waqaf (‫ )ط‬pada bacaan, maka kalian harus berhenti.

9. Waqaf Murakhas (‫)ص‬

Tanda waqaf (‫ )ص‬berarti “tidak berhenti”. Selama tidak menemukan alasan


untuk berhenti atau kita kehabisan napas karena panjangnya suatu ayat, maka kita
meneruskan bacaan.

10. Waqaf Qobih (‫)ق‬

8
Tanda waqaf (‫ )ق‬artinya “diutamakan untuk melanjutkan”. Apabila pada ayat
Al Quran terdapat tanda waqaf (‫ )ق‬ini, lebih baik diutamakan untuk melanjutkan
bacaan.

11. Waqaf Mujawwaz (‫)ش‬

Tanda waqaf (‫ )ش‬berarti “diutamakan untuk melanjutkan”. Untuk tanda waqaf


mujawaz (‫ )ش‬ini maka kalian dianjurkan untuk melanjutkan membaca.

12. Waqaf Kadzalik (‫)ﻙ‬

Tanda waqaf (‫)ﻙ‬ berarti “sama dengan waqaf sebelumnya”. Jadi apabila
kalain menemukan tanda waqaf (‫ )ﻙ‬ini, maka kalian harus menyamakan dengan
tanda waqaf sebelumnya.

13. Waqaf Mustahab (‫)قيف‬

Tanda waqaf (‫ )قيف‬berarti “diutamakan berhenti”. Apabila jika tedapat tanda


waqaf (‫ )قيف‬ini dianjurkan lebih baik untuk berhenti daripada melanjutkan.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Rasm bisa diartikan atsar (bekas), khat (tulisan) atau metode penulisan.
Rasm Utsmani atau disebut juga Rasmul Qur‟an adalah tata cara penulisan
Al-Qur‟an yang ditetapkan pada masa khlalifah Utsman bin Affan. Istilah
Rasmul Qur‟an diartikan sebagai pola penulisan al-Qur‟an yang digunakan
Ustman bin Affan dan sahabat-sahabatnya ketika menulis dan
membukukan Al-Qur‟an. Yaitu mushaf yang ditulis oleh panitia empat
yang terdiri dari Mus bin zubair, Said bin Al-Ash, dan Abdurrahman bin
Al-harits. Mushaf Utsman ditulis dengan kaidah tertentu.
 Adapun cara melestarikannya yaitu :
1. Memelihara dan melestarikan penulisan Alquran sesuai dengan pola
penulisan Alquran pada awal penulisan dan pengkodifikasiannya.
2. Sebagai wadah penulisan beberapa qira‟at, sehingga memungkinkan
lafadz yang sama dibaca dengan versi qira‟at berbeda.
 Maqthu‟ : Dua kata yang ditulis terpisah dalam Rasm Utsmani.
 Mawshul : Dua kata yang ditulis bersambung dalamMushaf Utsmani.
 Tsabit : Tetap
 Makhdzuf : Dibuang
 Ibdal : Ibdal adalah peristiwa suatu huruf menempati posisi huruf yang
lain dalam satu kata. Berikut ini sebagian keadaan yang terjadi padanya
ibdal.
 Adapun waqaf, tanda baca ini dikenal dengan sebutan waqaf yang
memutus suara di akhir kalimat pada waktu tertentu. Saat bertemu waqaf,
muslim yang membaca Al Quran bisa mengambil nafas dengan niat
melanjutkan kembali bacaannya. Waqaf menurut bahasa artinya adalah
menahan sebelum dilanjutkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Zaenal Arifin, 2012. Mengenal Rasm Utsmani, Jakarta : Lajnah Pentahsihan


Mushaf Al-Qur'an.

Misnawati, 2021.Kaidah Al Hafz dalam Rasm Utsmani.

Amin Fathul, 2020. Kaidah Rasm Utsmani dalam Mushaf al-Qur'an Indonesia
Sebagai Sumber Belajar Baca Tulis al-Qur'an.

Sholihah, Amilatu. 2020. Analisis Ibdal Dalam Al-Qur’an Perspektif Abu Hayyan
Al-Andalusia An-Naysaburi Dan An-Nasafi.

11

Anda mungkin juga menyukai