Anda di halaman 1dari 10

Unsur penting dalam hadits

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah studi hadits

Dosen pembimbing :
Rahmad Yulianto

Disusun oleh:
1.Muhammad Shobirin Wahyu Anshori Hasibuan
2. Sultan Fatahillah P

PROGRAM STUDI USHULUDDIN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah Swt, Rabb semesta alam. Tidak ada daya dan
upaya selain dari Nya. Semoga kita selalu dilimpahkan rahmat dan karunia Nya dalam
mengarungi kehidupan ini.
Sholawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Beserta
keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya sampai akhir zaman di manapun mereka
berada.
Alhamdulillah dengan izin dan kehendak dari Nyalah, sehingga makalah ini dapat kami
selesaikan. Makalah ini berisi tentang “Unsur Penting dalam Hadits”. Dalam makalah
dijelaskan tentang unsur-unsur penting dalam hadits seperti Sanad,Matan,Dan Rawi.
Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan gambaran tentang materi yang harus diselesaikan ini

Surabaya, 14 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTARISI.........................................................................................................................iii

BAB I......................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.................................................................................................................1

A. Latar Belakangan..........................................................................................................1
B. Tujuan Pembahasan......................................................................................................1
BAB II....................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................2

A. SANAD..........................................................................................................................2
B. MATAN.........................................................................................................................3
C. RAWI.............................................................................................................................4
BAB III...................................................................................................................................5
A. Kesimpulan....................................................................................................................5
DAFTARPUSTAKA.............................................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Islam adalah agama yang sempurna dimuka bumi ini . Semua sisi kehidupan manusia
dan makhluk Allah telah digariskan oleh Islam melalui Kalam Allah swt (Al-Qur’an dan Al-
hadits). Al Qur’an sudah jelas di tanggung keasliannya oleh Allah swt sampai akhir nanti ,
bagaimana dengan Al-hadits. Hadits merupakan salah satu sumber Islam yang utama, tetapi
tidak sedikit umat Islam yang belum memahami apa itu hadis. Sehingga dikhawatirkan suatu
saat nanti akan terjadi kerancuan dalam hadis, karena tidak mengertinya dan mungkin karena
kepentingan sebagian kelompok untuk membenarkan pendapat kelompok tersebut. Sehingga
mereka menganggap yang memakai bahasa arab dan dikatakan hadits oleh orang yang tidak
bertanggung jawab itu mereka anggap hadits.
Hadits juga memiliki beberapa bentuk dan unsur-unsur yang terkandung didalamnya.
Sehingga penulisan makalah ini dapat memecahkan dan menjelaskan lebih detail salah satu
masalah-masalah yang berkembang. pembahasan dalam makalah ini bertujuan
mendeskripsikan dari mana atau siapa yang menjadi sandaran dalam hadits, bagaimana hadits
tersebut dilahirkan serta apa saja unsur yang terkandung didalam hadits.

B. Tujuan pembahasan :
     Dapat mengetahui dengan pasti dan jelas mengenai ilmu hadits serta lebih jelasnya lagi
mampu membedakan antara bentuk-bentuk dengan unsur-unsur hadits. makalah ini juga
bertujuan menyebutkan dan menjelaskan bentuk-bentuk dan unsur-unsur hadits .
1.
BAB II
PEMBAHASAN

UNSUR- UNSUR HADITS


Dalam suatu hadis harus memenuhi 3 unsur. Dimana unsur tersebut dapat mempengaruhi
tingkatan hadis,apakah hadis tersebut Asli atau tidak. Unsur – unsur tersebutyaitu:

1. SANAD:
     yaitu sandaran atau jalan yang menyampaikan kepada matan hadith. Sanad inilah orang yang
mengkabarkan hadis dari Rasulullah saw kepada orang yang berikutnya sampai kepada orang
yang menulis atau mengeluarkan hadis . Secara bahasa, sanad berasal dari kata ‫سند‬ yang berarti
‫انضمام الشيئ الى الشيئ‬ (penggabungan sesuatu ke sesuatu yang lain) [4], karena di dalamnya tersusun
banyak nama yang tergabung dalam satu rentetan jalan. Bisa juga berarti ‫المعتمد‬ (pegangan).
Dinamakan demikian karena hadis merupakan sesuatu yang menjadi sandaran dan pegangan [5].
     Sementara termenologi, sanad adalah jalan yang dapat menghubungkan matan hadis sampai
kepada Nabi Muhammad saw sebagaimana juga telah dijelaskan diatas . Dengan kata lain,
sanad adalah rentetan perawi-perawi (beberapa orang) yang sampai kepada matan hadis.

Sebagai contoh sanad:


ُ‫لَّى هللا‬Z‫ص‬ َ ِ ‫و َل هَّللا‬Z‫ َأ َّن َر ُس‬،‫ ِه‬B‫َأبِي‬ ‫ ع َْن‬،ِ ‫ ِد هَّللا‬B‫سالِ ِم ْب ِن َع ْب‬
َ  ‫ ع َْن‬،‫ب‬
ٍ ‫ش َها‬ ِ ‫ا ْب ِن‬ ‫ ع َِن‬،‫س‬ٍ َ‫ َمالِ ُك بْنُ َأن‬ ‫ َأ ْخبَ َرنَا‬:‫ال‬
َ َ‫ ق‬، َ‫ َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ يُوسُف‬ ‫َح َّدثَنَا‬
َ ‫ِإ َّن‬Zَ‫ هُ ف‬Z‫ َد ْع‬:‫لَّ َم‬Z‫ ِه َو َس‬Zْ‫لَّى هللاُ َعلَي‬Z‫ص‬
َ‫ا َء ِمن‬Zَ‫الحي‬ َ ِ ‫و ُل هَّللا‬Z‫ال َر ُس‬Zَ َ‫ فَق‬،‫ا ِء‬Zَ‫اهُ فِي ال َحي‬Zَ‫ َوه َُو يَ ِعظُ َأخ‬،‫ار‬
ِ ‫ص‬ َ ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َم َّر َعلَى َرج ٍُل ِمنَ اَأل ْن‬
‫اِإل ي َما ِن‬

 Abdullah bin Yusuf  telah menceritakan hadits kepadaku (imam Bukhari), ia


berkata :  Malik bin Anas  mengabarkan padaku (Abdullah bin Yusuf), dari  Ibnu Syihab,
dari  Salim bin Abdullah, dari  bapaknya, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam
melewati seorang lelaki dari anshar yang sedang memberikan nasehat pada saudaranya
tentang rasa malu. Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Tinggalkanlah dia karena sesungguhnya rasa malu merupakan bagian dari iman.”

 (HR. Bukhari)

 Dari contoh di atas yang disebut sanad adalah : Abdullah bin Yusuf, Malik bin Anas,
Ibnu Syihab, Salim bin Abdullah, dan bapaknya Salim (Abdullah bin Umar).

 Artinya Abdullah bin Umar mendapatkan hadits dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam.


Lalu hadits itu disampaikan kepada anaknya yakni Salim bin Abdullah lalu kepada Ibnu
Syihab lalu kepada Malik bin Anas lalu kepada Abdullah bin Yusuf lalu kepada penulis
hadits yakni imam Al-Bukhari

2. MATAN:
yakni sabda Nabi atau isi dari hadits tersebut. Matan ini adalah inti dari apa yang
dimaksud oleh hadis ,misalnya 

)‫المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا (رواه الشيخان عن ابى موسى‬
Matan, berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari huruf ‫ ن‬-‫ ت‬-‫م‬Matan memiliki makna
“punggung jalan” atau bagian tanah yang keras dan menonjol ke atas. [1]Apabila dirangkai
menjadi kalimat matn al-hads maka defenisinya adalah:

‫ألفاظ الحديث التى تتقوم بها المعانى‬


“Kata-kata hadis yang dengannya terbentuk makna-makna”. [2]

Dapat juga diartikan sebagai ‫(ما ينتهى إليه السند من الكل‬Apa yang berhenti dari sanad berupa
perkataan).[3]Adapun matan hadis itu terdiri dari dua elemen yaitu teks atau lafal dan makna
(konsep).
Contohnya:

‫رأة‬Z‫يبها أو إلى ام‬Z‫ا يص‬Z‫إنما األعمال بالنيات وإنما لكل امرىء ما نوى فمن كانت هجرته إلى دني‬
‫…ينكحها فهجرته إلى ما هاجر‬

“Amal-amal perbuatan itu hanya tergantung niatnya dan setipa orang akan mendapatkan apa
yang dia niatkan. Barangsiapa yang hijrah karena untuk mendapatkan dunia atau karena
perempuan yang akan dinikahinya maka hijrahnya (akan mendapatkan) sesuai dengan tujuan
hijrahnya.
3. RAWI
Yaitu orang yang meriwayatkan hadis. Antara rawi dan sanad orang – orangnya sama,
yaitu – itu saja. Misalnya pada contoh sanad, yaitu sanad terakhir Abu Hurairah adalah perawi
hadis yang pertama, begitu seterusnya hingga kepada Imam Bukhari. Sedangkan Imam Bukhari
sendiri adalah perawi hadis yang terakhir.
Untuk menyeleksi hadis yang sekian banyaknya dan pada waktu Nabi Muhammad saw
masih hidup tidak banyak sahabat yang menulis hadis, dan penyampaian hadis Nabi SAW
masih terbatas dari mulut ke mulut berdasarkan hafalan dan ingatan saja sampai pada masa
khalifah Umar bin Abdul Azis tahun 99 – 101 H.
Kata perawi atau al-rawi dalam bahasa Arab dari kata riwayat yang berarti
memindahkan atau menukilkan, yakni memindahkan suatu berita dari seseoarang kepada
orang lain.Dalam istilah hadis, al-rawi adalah orang yang meriwayatkan hadis dari seorang guru
kepada orang lain yang tercantum dalam buku hadis. [8]  Jadi, nama-nama yang terdapat dalam
sanad disebut rawi, seperti:

‫حدثنا الحميدي عبد هللا بن الزبير قال حدثنا سفيان قال حدثنا يحيى بن سعيد األنصارى قال‬
‫أخبرني محمد بن إبراهيم التيمي أنه سمع علقمة بن وقاص الليثي يقول سمعت عمر بن الخطاب‬
‫…رضي هللا عنه على المنبر‬
Nama-nama  dalam sanad di atas disebut rawi.
Sebenarnya antara rawi dan sanad merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan
karena sanad hadis pada setiap generasi terdiri dari beberapa perawi. [9]Singkatnya sanad  itu
lebih menekankan pada mata rantai/silsilah sedangkan rawi adalah orang yang terdapat dalam
silsilah tersebut.
Maka untuk menjaga keaslihan hadis diperlukan Perawi – Perawi hadis yang memenuhi
syarat sebagai berikut :
1.    Perawi itu harus orang yang adil, arti adil dalam periwayatan hadis yaitu : muslim, baligh,
berakal, tidak pernah melakukan dosa besar dan tidak sering melakukan dosa kecil.
2.    Perawi itu harus seorang yang dabit , Dhabith ini mempunyai dua pengertian yaitu :                           

  1.   Dabit dalam arti bahwa perawi hadis harus kuat hafalan serta daya ingatnya dan bukan
orang yang pelupa

   2.  Dabit dalam arti bahwa perawi hadis itu dapat menjaga atau memelihara kitab hadis yang
diterima dari gurunya sebaik – baiknya, sehingga tidak mungkin ada orang mengadakan
perubahandidalamnya.
Adapun para sahabat yang banyak meriwayatkan hadits:

1.Abu Hurairah, beliau meriwayatkan hadis sebanyak 5374 buah hadis

2.Abdullah bin Umar, beliau meriwayatkan hadis sebanyak 2630 buah hadis

3.Anas bin Malik, beliau meriwayatkan hadis sebanyak 2286 buah hadis

4.Aisyah Ummul Mukminin, beliau meriwayatkan hadis sebanyak 2210 buah hadis

5. Abdullah bin Abbas, beliau meriwayatkan hadis sebanyak 1660 buah hadis

6.Jabir bin Abdullah, beliau meriwayatkan hadis sebanyak 1540 buah hadis

7.Abu Sa’id Al Khudri, beliau meriwayatkan hadis sebanyak 1170 buah hadis

Selain tujuh sahabat tersebut masih banyak yang meriwayatkan hadis tetapi tidak ada
yang meriwayatkan hadis lebih dari seribu hadis. Para sahabat Nabi saw ini menjadi perawi
hadis pertama dan sanad terakhir dan mereka inilah yang pada umumnya disebut sanad dalam
hadis. Kemudian yang disebut perawi hadis terakhir adalah mereka yang membukukan hadis
dalam kitab-kitabnya seperti, Muwatha’nya Imam Malik, Al Kutub Al Sittah, setelah itu sangat
sulit untuk menemukan orang yang dapat dikatagorikan sebagai perawi hadis.
BAB III
KESIMPULAN

1. Sanad Secara bahasa berarti sandaran. Adapun secara istilah adalah : ‫الرجا ِل‬
َ ُ‫ِس ْل ِسلَة‬
‫ْالموصلة لِ ْل َمت‬
*Rangkaian para periwayat hadits yang menghubungkan sampai kepada redaksi hadits
 Atau bisa juga didefinisikan :
‫َر َواةُ ْال َح ِديْث الِّ ِذ ْينَ نَقَلُوْ هُ ِإلَ ْينَا‬
Para periwayat hadits yang menukilkan (menyampaikan) hadits kepada kita.
Dengan kata lain sanad adalah orang-orang yang meriwayatkan hadits dari tingkatan sahabat
hingga hadits itu sampai kepada kita.

2. Pengertian Matan menurut istilah adalah sebuah kalimat yang terletak setelah
berakhirnya sanad suatu hadits. Sederhanya matan yaitu isi hadits, yang mengandung
ungkapan Nabi Muhammad SAW

Sebab terjadinya perbedaan kadnungan Matan. Penyebab utama terjadinya perbedaan


kandungan matan suatu Hadits adalah karena adanya periwayatan Hadits secara makna
(riwayat bi al-ma’na), yang telah berlangsung sejak masa Sahabat, meskipun di kalangan
para Sahabat sendiri terdapat kontroversi pendapat mengenai periwayatan secara makna
tersebut

3. Rawi berarti orang yang meriwayatkan hadis. Ada pula yang mengartikan bahwa rawi
adalah orang yang memindahkan hadis dari seorang guru kepada orang lain atau
membukukannya ke dalam suatu kitab hadis.Istilah rawi yang pertama sama dengan
sanad, yaitu oarng yan menerima hadis dan menyampaikan kepada orang lain tanpa
membukukannya. Pada pengertian kedua, rawi lebih cepat disebut mudawwin (orang
yang mengumpulkan dan membukukan hadis).
Syarat-Syarat Rawi sebagai berikut :Islam, karena itu, hadis dari orang kafir tidak
diterima.Baligh, hadis dari anak kecil di tolak‘Adalah (sifat adil)Dhobth (teliti, cerdas dan
kuat hafalannya)

DAFTAR PUSTAKA

https://artikelpendidikanrpp.blogspot.com/2016/01/makalah-unsur-unsur-sebuah-hadist.html?
m=1

http://anaksawahombo.blogspot.com/2015/11/makalh-unsur-unsur-hadits.html

Anda mungkin juga menyukai