Anda di halaman 1dari 41

TANFIDZ

MUSYCAB XXXII

1
TANFIDZ
MUSYAWARAH CABANG
XXXII
Penyusun : Muhammad Shoumil B. S.
Suherman
Nur Anisah T
M. Azharuddin F.
Devi Kurniawan
Desain Sampul : Adam Akbar
Penyuting : Adam Akbar

Diterbitkan oleh : Bidang Media dan Komunikasi PC IMM Kota Surabaya, 2021
Redaksi:
Sekretariat : Jl. Wuni No. 09 Surabaya, Telp. 085732714413
Telp. : 082337630372
Website : immsurabaya.or.id
Email : pcimm.surabaya@gmail.com

2
SAMBUTAN KETUA UMUM
PC IMM KOTA SURABAYA PERIODE 2021/2022

Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji Syukur hanya milik Allah SWT, Tuhan penguasa jagat raya, Tuhan yang telah ada
sebelum kata ad aitu ada, dan akan tetap ada setelah kata da sudah tidak ada. Alhamdulillah
Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Surabaya dapat mentanfidzkan hasil-
hasil keputusan Musyawarah Cabang ke XXXII, yang diselenggarakan pada tanggal 2-4 April
2021 di SMA Muhammadiyah 10 Surabaya.
Musyawarah Cabang (Musycab) adalah forum pengambilan keputusan tertinggi ditataran
IMM Kota Surabaya dan kedudukannya paling sahih sebagai rujukan untuk memahami arah dan
orientasi gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Surabaya. Oleh karena itu menjadi
kewajiban organisatoris bagi seluruh jajaran pimpinan baik di level Cabang maupun Komisariat
serta segenap anggota IMM untuk menaati dan melaksanakan dengan ikhlas dan penuh tanggung
jawab bagi Ikatan, Persyarikatan serta Ummat dan Bangsa, sehingga kita menjadi kader
intelektual islami yang rahmatan lil ‘alamin.
Akhirnya, ucapan terimakasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada Panitia Pengarah
(Steering Comitte), Panitia Pemilihan (Election Comitte) dan Panitia Pelaksana Musycab XXXII
IMM Kota Surabaya. Tak lupa ucapan terima kasih diucapkan kepada Tim Penyusun Tanfidz
Musycab XXXII IMM Kota Surabaya yang telah mengumpulkan dan menyusun materi hasil
Musycab IMM Kota Surabaya dan ucapan terima kasih juga saya ucapkan keberbagai pihak
yang telah ikut berpartisipasi membantu sehingga menjadi sebuah buku yang kami
persembahkan untuk seluruh Kader dan Pimpinan IMM se-Surabaya, semoga amal ibadahnya
diberi limpahan pahala yang setimpal.

Fastahiqul Khairat
Wassalamu’alaykum warahmatulahi Wabarokatuh.

Surabaya, 1 Juni 2021


Ketua Umum,

Fajar Tri Septiono

3
SAMBUTAN
PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH
KOTA SURABAYA

PEMUDA HARI INI


ADALAH PEMIMPIN MASA DEPAN
(Mahsun Djayadi, ketua PDM Kota Surabaya).

Bismillahirrahmanirrahim…

Suatu kebenaran yang tidak terorganisir, bisa dihancurkan oleh kebathilan yang
terorganisir secara rapi. Ungkapan popular ini sejatinya sudah cukup menjadi “ibrah” bagi kita
semuanya bahwa perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya (sebagaimana yang tertuang dalam anggaran
dasar yakni maksud dan tujuan Muhammadiyah), harus dilakukan dengan menggunakan
organisasi yang rapi dan canggih.
IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) sebagai salah satu ortom Angkatan muda
Muhammadiyah, sudah seharusnya menjadi organisasi yang kuat, solid, dan kompak dalam
mengemban Amanah persyarikatan dalam melaksanakan dakwah amar makruf nahi munkar,
khususnya di kalangan mahasiswa. Organisasi sebagai alat perjuangan harus kokoh kuat laksana
pohon yang mempunyai akar yang menghunjam dalan tanah, sedangkan dahannya mengembang
keatas, rimbun, menghijau, buahnya akan bermanfaat bagi siapa saja yang menghendakinya.
Kekuatan yang saya maksud adalah :
1. Kekuatan aqidah.
Eksistensi IMM harus selalu berbasis aqidah atau keimanan yang kokoh, sebab
aqidah atau keimanan yang kokoh akan menghasilkan kepribadian yang mantap, tidak
mudah goyah dalam memegang prinsip dasar ikatan, senantiasa berakhlaqul karimah, dan
hidup menjadi tenang.
2. Kekuatan Organisasi.
Eksistensi IMM harus mencerminkan sebuah tatanan organisasi yang teratur,
dinamis, solid, kaya kreasi, penuh inovasi. Jangan menjadi organisasi yang stagnan, dari
itu ke itu, status quo. Jika demikian halnya maka IMM hanya akan menjadi Menara
gading, cenderung eksklusif, jauh dari habitat kemanusiaan.
3. Kekuatan Intelektual.
Eksistensi IMM harus mencerminkan sebuah organisasi modern. Anggotanya terdiri
dari manusia-manusia cerdas, memiliki daya intelektual yang tinggi. Bukan hanya cerdas
otaknya, tetapi juga cerdas mata hatinya yakni memiliki kepekaan sosial yang tinggi, serta
jiwanya selalu disinari oleh iman dan taqwa.

Jika IMM benar-benar dibangun di atas tiga kekuatan tadi maka insyaallah kader-
kadernya sangat layak menjadi pemimpin masa depan. Umat dan bangsa kita saat ini sedang
mengalami krisis kepemimpinan dan krisis keteladanan. Maka kader-kader IMM harus mampu
menangkap fenomena tersebut secara cerdas, sehingga ke depan IMM mampu menjadi alternatif
“pemecah persoalan” dan bukan menjadi bagian dari persoalan itu sendiri.

4
Selaku ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya, saya mengapresiasi
kerja-kerja organisasi IMM, khususnya pelaksanaan Musycab IMM Kota Surabaya baru-baru
ini. Semoga hasil musycab benar-benar bisa diaplikasikan secara nyata dalam kehidupan nyata,
serta memiliki nilai-nilai universal berbasis moral etik Islam dalam bingkai generasi rahmatan
Lil alamin. Kader IMM adalah pemuda di hari ini, dan pemimpin di hari esok.
Nashrun Minalloh, wa Fathun Qorib, Wabasyyiril Mukminin.

Assalamualaykum wr wb.

Ttd

Dr. Mahsun Djayadi, M.Ag.


(ketua PDM Kota Surabaya)

5
SK STRUKTURAL
PC IMM KOTA SURABAYA PERIODE 2021/2022

6
7
8
SK PENGESAHAN TANFIDZ
MUSYCAB XXXII

9
SURAT INSTRUKSI PELAKSANAAN
TANFIDZ MUSYCAB XXXII

10
GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI
PC IMM KOTA SURABAYA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai bagian dari Angkatan Muda
Muhammadiyah (AMM), memiliki posisi yang strategis dalam rangka membangun tradisi
pembaharuan Muhammadiyah. Dengan basis kekuatan yang berada di kampus-kampus
Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan
Tinggi Swasta (PTS) lainnya, menjadikan IMM sebagai organisasi otonom (Ortom)
Muhammadiyah yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kader-kader akademis
Muhmmadiyah masa depan. Posisi ini meniscayakan IMM untuk selalu melakukan
reorientasi dan penajaman visi, misi, peran, agenda, strategi, metode serta teknik gerakan.
Dalam arti lain, IMM perlu melakukan penguatan gerakan, baik dari segi landasan
pemikiran maupun program aksinya.

2. Bahwa IMM sebagai bagian dari generasi muda Islam perlu mengambil peran lebih besar
dalam gerakan kultural partisipatoris yang selalu terlibat dengan secara intensif dalam
mengambil peran-peran sosial, baik di wilayah infrastruktur maupun suprastruktur.
Populasi kuantitatif umat yang masih belum diimbangi dengan posisi kualitatif menjadi
tanggung jawab IMM bersama generasi muda Islam lainnya untuk menyiapkan sumber
daya manusia yang berkualitas dan kompetitif. Karenanya dibutuhkan formulasi strategi
dan taktik yang tepat untuk berhadapan dengan banyaknya tantangan yang dihadapi umat
saat ini dan masa depan.

3. Bahwa IMM sebagai bagian dari generasi muda bangsa Indonesia tak bisa mengelakkan
diri dari berbagai kejadian, kecenderungan, dan perubahan yang mewarnai kehidupan
bangsa Indonesia baik dalam kerangka pemenuhan kebutuhan nasional maupun
konsekuensi interaksi antar bangsa. Oleh karena itu, IMM dituntut untuk memiliki
kemampuan yang tepat dalam memberikan jawaban terhadap dinamika bangsa Indonesia
dalam berbagai sektor diantaranya; ekonomi, politik, sosial, hankam, hukum,
kemasyarakatan, lingkungan, teknologi dan sebagainya. Peran ini merupakan keniscayaan
karena IMM bersama generasi muda lainnya adalah tumpuan harapan pelanjut nasib
bangsa. Karena itu IMM perlu segera melakukan antisipasi dan perencanaan strategis yang
tepat dalam memainkan perannya untuk umat dan bangsa.

4. IMM sebagai suatu organisasi juga tidak luput dari berbagai masalah, antara lain:
a. Adanya penurunan semangat kader IMM Surabaya dalam mengikuti kegiatan PC IMM
Kota Surabaya.
b. Kurangnya SDM (Sumber Daya Manusia) yang tidak sebanding dengan kondisi yang
ada.
c. Kurangnya komunikasi dan kerjasama antar pimpinan cabang Surabaya.
d. Kurangnya kolaborasi dan sinergi baik dalam internal maupun eksternal IMM.

11
e. Minimnya inovasi dalam program kerja pimpinan cabang.
f. Kurangnya pendampingan dari pimpinan cabang ke komisariat, dan kurangnya
sosialisasi mengenai apa yang akan dilakukan kedepan.

B. Pengertian
1. Garis-Garis Besar Haluan ORGANISASI(GBHO) IMM adalah pernyataan kehendak IMM
yang ditetapkan oleh Musyawarah Cabang. Di dalamnya merupakan rangkaian kebijakan
dan program yang menyeluruh, terarah, dan terpadu yang berlangsung secara terus
menerus dalam rangka mewujudkan tujuan IMM yaitu terbentuknya akademisi muslim
yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
2. Pola Dasar Kebijakan, adalah dasar-dasar yang dijadikan landasan disusun dan
dilaksanakannya suatu kebijakan (program), sehingga pelaksanaannya mengarah pada
tercapainya tujuan IMM.
3. Kebijakan IMM Periode MUSYCAB adalah suatu pedoman yang disusun sebagai arah
kebijakan atau program dalam satu periode MUSYCAB sebelumnya.

C. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan ditetapkannya Garis-Garis Besar Haluan Organisasi IMM adalah
untuk memberikan arah bagi pelaksanaan usaha-usaha IMM, yang pada pokoknya
diwujudkan dalam bentuk Kebijakan dan Program IMM. Sehingga dapat mencapai maksud
dan tujuan IMM sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi menurut keberadaan dan
kemampuan IMM sendiri.

D. Landasan Kebijakan
Kebijakan IMM berdasarkan pada :
1. Al-Qur’an dan As-Sunnah.
2. Kaidah Organisasi Otonom Muhammadiyah.
2. Keputusan dan Program Muhammadiyah.
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMM.
4. Tanfidz Hasil Musyawarah Cabang ke- XXXII

E. Sistematika
Penyusunan Garis Beras Haluan Ikatan mengandung sistematika sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan yang memaparkan tentang latar belakang permasalahan,


Pengertian- pengertian tentang Garis-Garis Besar Haluan Ikatan, Pola Dasar
Kebijakan. Serta memuat Maksud dan Tujuan, Landasan Kebijakan, dan
Sistematika.
Bab II : Pola Dasar Kebijakan memaparkan tentang Makna dan Hakikat Kebijakan,
Tujuan Kebijakan, Prinsip-Prinsip Kebijakan, serta Modal Dasar dan Faktor
Dominan.
Bab III : Kebijakan PC IMM Kota Surabaya Periode 2020-2021, memaparkan
tentang sasaran Program, Prioritas, dan Uraian.
Bab IV : Kebijakan IMM periode MUSYCAB XXXII
Bab V : Penutup

12
BAB II
POLA DASAR KEBIJAKAN

A. Makna dan Hakikat Kebijakan IMM


Pola Dasar Kebijakan IMM memberikan dasar-dasar bagi kebijakan IMM dalam upaya
mewujudkan tujuan IMM. Pola dasar kebijakan IMM memuat tentang tujuan kebijakan, prinsip-
prinsip kebijakan, sasaran kebijakan serta modal dasar dan faktor dominan. Oleh karena itu,
makna dan pola dasar kebijakan IMM adalah penegasan dari tujuan IMM dalam bentuk
penjabaran komponen-komponen yang mendasari serta berpengaruh bagi upaya pencapaian
tujuan IMM. Sedangkan hakikat pola dasar kebijakan IMM adalah wujud nyata dari upaya yang
dilakukan secara bersama-sama dalam suatu kerjasama antara pimpinan dan anggota IMM untuk
mencapai tujuan IMM.

B. Tujuan Kebijakan IMM


Tujuan kebijakan IMM diarahkan pada tercapainya tujuan IMM yaitu mengusahakan
terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan
Muhammadiyah.

C. Prinsip-prinsip Kebijakan IMM


Untuk mencapai tujuan IMM maka setiap kebijakan atau program yang dilaksanakan
hendaknya didasarkan atas prinsip-prinsip:
1. Prinsip Tujuan ialah bahwa segala usaha dan program senantiasa mengacu pada
pencapaian tujuan IMM yaitu mengusahakan terbentuknya Akademisi Islam yang
berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah. Dengan demikian segala
sesuatunya dilakukan bukan secara spontanitas insidental, melainkan sebagai bagian dari
upaya mendekati pencapaian tujuan itu sendiri.
2. Prinsip Perkaderan ialah bahwa segala kegiatan yang dilakukan merupakan pencerminan
dari arena didik diri dalam mempersiapkan dan melatih seluruh kader, sehingga menjadi
kader-kader terlatih dan berkualitas yang diproyeksikan sebagai kader pimpinan bagi
persyarikatan, umat dan bangsa. Target kualifikasi profil kader yang dituju dalam
keseluruhan proses IMM adalah kader yang memiliki kompetensi dasar keagamaan,
intelektual dan kemanusiaan.
3. Prinsip Dakwah Ialah bahwa aktivitas IMM dalam memerankan dirinya di tengah-tengah
masyarakat adalah cerminan dari upaya dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar. Dakwah
adalah landasan gerakan IMM dalam melakukan rekayasa kehidupan menuju pencerahan
kualitas hidup manusia di dunia dan akhirat.
4. Prinsip Kebersamaan Ialah bahwa segala bentuk program dan pilihan kebijakan IMM
merupakan hasil kehendak dan orientasi cita-cita seluruh bagian warga Ikatan. kolektivitas
dan kolegialitas adalah watak Ikatan dalam mengemban misi untuk mencapai tujuan
bersama dalam model “tim kerja” dan “kerja tim” bagi program kerja Ikatan.
5. Prinsip Keseimbangan Ialah bahwa pilihan gerakan IMM merupakan wujud apresiasi
yang seimbang dalam pemenuhan peran keagamaan, keilmuan dan kemasyarakatan.
6. Prinsip Relevansi Ialah bahwa kebijakan dan program kegiatan IMM adalah serangkaian
aktivitas yang dilaksanakan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan yang relevan
dengan sikap, watak dan kebutuhan warga Ikatan yaitu mahasiswa.

13
7. Prinsip Kemajuan atau Progresifitas Ialah bahwa segala bentuk program, kegiatan,
maupun pilihan kebijakan IMM senantiasa diambil sebagai usaha IMM ke arah yang lebih
baik, lebih progresif dan mencerahkan bagi persyarikatan, umat dan bangsa.

D. Modal Dasar dan Faktor Dominan


1. Modal Dasar
Modal dasar merupakan potensi obyektif lingkungan IMM yang menjadi modal
pertama untuk menggerakkan dan berjuang untuk organisasi. Modal Dasar IMM dalam
kiprahnya adalah :
a. Para mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia.
b. Para mahasiswa yang berada di perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi lainnya
yang menyetujui maksud dan tujuan IMM.
c. Karakteristik umum mahasiswa sebagai generasi muda potensial yang memiliki potensi
dasar aqidah Islam yang menjadi sumber motivasi, kompetensi dasar keagamaan,
intelektual dan kemanusiaan.

2. Faktor-Faktor Dominan
a. Berdirinya Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia.
b. Tersebarnya alumni dan jaringan IMM baik secara personal maupun institusional di
dalam tubuh persyarikatan maupun di luar persyarikatan.
c. Tersedianya sumber dana yang potensial dari anggota-anggotanya baik yang berada di
lingkungan perguruan tinggi Muhammadiyah maupun perguruan tinggi lainnya.
d. Kerjasama dan dukungan dari berbagai organ-organ institusi lain di luar
Muhammadiyah.

BAB III
KEBIJAKAN PC IMM KOTA SURABAYA
PERIODE 2020-2021

A. Sasaran dan Prioritas Kebijakan


Ikatan mahasiswa Muhammadiyah merupakan organisasi otonom di bawah naungan
persyarikatan Muhammadiyah yang memiliki peran strategis dalam usaha mewujudkan tujuan
Muhammadiyah. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sudah selayaknya apabila IMM
juga ikut membantu dalam kapasitasnya sebagai mahasiswa Muhammadiyah dalam
menuntaskan problem bangsa dan negara.
IMM sebagai eksponen mahasiswa Muhammadiyah, harus terus menunjukkan kualitas
serta kapabilitas keilmuan yang dimiliki kader IMM. Di tengah kondisi zaman yang semakin
berkembang serta pandemi Covid-19 tidak menjadi halangan bagi IMM untuk terus bergerak
serta berkarya demi terwujudnya cita-cita hidup Muhammadiyah. IMM tidak bisa
menerapkan cara-cara lama dalam melaksanakan setiap perannya, baik itu dalam ranah
keagamaan, ranah kemahasiswaan, maupun ranah kemasyarakatan. Sangat perlu bagi IMM
untuk melakukan pembaharuan atau tajdid dalam setiap geraknya. Semua itu bertujuan agar
IMM dapat terus eksis dan berperan sesuai dengan situasi dan kondisi ruang dan waktu.

14
IMM adalah gerakan dakwah ditengah-tengah masyarakat khususnya dikalangan
mahasiswa.kader IMM harus mampu memadukan ilmiah dan akidahnya sehingga dapat
berjalan beriringan dan seimbang.
IMM juga disebut sebagai gerakan intelektual yang tidaklah lengkap tanpa adanya
perbuatan (action). Perbuatan (action) adalah syarat utama, dalam meraih suatu perubahan,
meskipun tentunya ditopang oleh gagasan-gagasan progresif dan mencerahkan. Sebagai
intelektual, IMM tidak hanya berhenti di mendialogkan gagasan saja. Melainkan,
mengupayakan perwujudannya. Dalam merespons realitas, kader IMM memiliki bekal
fondasi teologis (Al-Quran dan sunah) serta fondasi teoritis (logis, reflektif, metodis), yang
sejalan dengan kebutuhan zaman. Hal tersebut tidak hanya menjadi bangunan menara gading
yang dengannya kita dapat melihat secara luas berbagai problematika dan berbagai tantangan.
Tapi juga IMM mampu menghasilkan ‘sesuatu’ alias produk intelektualnya. Baik itu berupa
gerakan sosial kemasyarakatan, gerakan dakwah mencerahkan, gerakan edukasi, dan lainnya.
Itulah bentuk nyata dari dialektika yang dilakukan IMM. Agar pemahaman setiap kader
mengkristal menjadi sebuah pengamalan. Maka, agenda-agenda mengaksikan slogan IMM
adalah sebuah konsekuensi logis untuk mewujudkan cita-cita besar IMM. Dengan spirit
mengaksikan slogan, serta senantiasa berupaya dan berorientasi kepada kristalisasi ideologi
kader, yang tidak hanya sampai di tataran pemahaman, tapi sampai ke pengamalan dan
kemudian menjadi pengalaman, IMM kemudian akan hadir dengan wajah yang
memasyarakat, sederhana, dan mudah berbaur dengan realitas. Sebagai modal dasar
membangun gerakan yang memiliki daya jual dimasyarakat.

B. Uraian Kebijakan
1. Bidang Kader
Kaderisasi merupakan soko guru IMM yang menopang berdirinya atap tempat
bernaung para kader. Dengan fungsi yang begitu vital, Bidang Kader PC IMM Kota
Surabaya telah menyusun beberapa kebijakan dalam menjalankan program kaderisasi di
lingkup PC IMM Kota Surabaya. Pada periode ini, seharusnya Bidang Kader PC IMM
Kota Surabaya berfokus pada perluasan lahan diaspora kader IMM atau setidaknya
memperluas tempat untuk pengembangan diri kader. Mengingat kondisi pandemi yang
belum memungkinkan untuk merealisasikannya, maka Bidang Kader PC IMM Kota
Surabaya lebih memfokuskan pada penyusunan pola dan strategi rekrutmen kader baru
serta penyusunan metode perkaderan ideal di tengah kondisi pandemi. Selain itu, Bidang
Kader PC IMM Kota Surabaya juga turut berkomitmen dalam usaha penertiban
administrasi perkaderan dan perawatan data kader. Diharapkan dari data-data yang
terkumpul, nantinya dapat menjadi acuan dalam penyusunan rencana rekayasa sumber
daya kader.

2. Bidang Organisasi
Organisasi adalah segolongan orang yang mengikat diri dalam sebuah kelompok.
Tentunya dalam setiap kelompok memiliki tata aturan masing-masing, tak terkecuali dalam
IMM. Bidang Organisasi, sebagai bidang yang bertanggungjawab terhadap perihal tata
aturan tersebut, dalam periode ini telah menyusun kebijakan untuk menjalankan tugasnya
sebagai pengawal jalannya regenerasi tiap-tiap pimpinan komisariat yang terdampak oleh
pandemi. Kedua, usaha untuk menertibkan administrasi dimulai pada periode ini dengan

15
pembuatan buku pedoman administrasi di lingkup PC IMM Kota Surabaya. Pedoman
administrasi yang disusun oleh Bidang Organisasi merupakan pengkhususan dari pedomaj
administrasi dan organisasi yang telah disusun sebelumnya oleh DPP IMM.

3. Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan


Bidang RPK PC IMM Kota Surabaya mewacanakan riset dan penggunaan data
sebagai dasar dalam perumusan gerakan dan perkaderan IMM. Selain itu, penguatan daya
nalar dan intelektualitas kader harus terus dipupuk agar dapat bersikap lebih bijak di era
post truth, yang mana seluruh informasi begitu deras berdatangan hingga sulit
membedakan mana yang benar dan mana yang mencoba menyesatkan.

4. Bidang Immawati
Bidang Immawati memiliki tujuan untuk memaksimalkan potensi Immawati. Karena
sebagai gerakan mahasiswa, IMM masih banyak didominasi oleh Immawan atau lelaki,
baik itu dalam kepemimpinan strategis IMM maupun dalam proses pengambilan
keputusan, hamper semuanya didominasi oleh lelaki. Sebagai bidang yang
bertanggungjawab dalam pemberdayaan sumber daya kader perempuan, Bidang Immawati
merasa perlu untuk meningkatkan peran Immawati dalam setiap gerakan dan kegiatan
IMM, karena sejatinya antara Immawan dan Immawati memiliki kedudukan dan derajat
yang sama. Oleh sebab itu, pengompimalan Korps Immawati menjadi sangat urgen sebagai
wadah bagi pengembangan Immawati IMM Kota Surabaya.

5. Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman


Pada periode ini, Bidang Tabligh PC IMM Kota Surabaya memiliki tujuan utama
yakni agar kader-kader IMM Kota Surabaya tidak ada yang tidak bisa mengaji al-Quran.
Mengingat al-Quran merupakan pedoman hidup kaum muslimin, maka mengaji al-Quran
merupakan sebuah keharusan dan amalan yang harus dilakukan setiap harinya.

6. Bidang Seni, Budaya, dan Olahraga


Bidang Senora memiliki tanggung jawab utama sebagai fasilitator dan perumus
kebijakan dalam bidang pengembangan minat dan bakat kader dalam bidang seni budaya
dan olahraga. Pada periode ini bidang Senora PC IMM Kota Surabaya menitikberatkan
kepada pengembangan minat dan bakat kader dalam bidang seni budaya, khususnya di
bidang seni musik. Bidang olahraga dan sastra belum menjadi focus utama pada periode
ini, karena akan sangat berat apabila harus dilaksanakan seluruhnya.

7. Bidang Hikmah
Sebagai sebuah organisasi mahasiswa, IMM pasti memiliki fungsi sebagai
dinamisator dan stabilitator dalam proses dinamika berbangsa dan bernegara. Nilai Dasar
Ikatan poin ketiga telah menegaskan bahwa ketidakadilan, kesewenang-wenangan, dan
kemunkaran merupakan musuh besar IMM. Maka dari itu PC IMM Kota Surabaya melalui
Bidang Hikmah berkomitmen untuk turut andil dalam setiap gerakan perlawanan terhadap
setiap tindak kemunkaran penguasa. Sebagai organisasi yang bernaung di bawah
Muhammadiyah, IMM harus menjalankan fungsi di atas dengan tetap mengindahkan
hukum serta mengedepankan etika dan moralitas agar setiap proses perlawanan terhadap

16
ketidakadilan dan kemunkaran tetap berdasar kepada aturan dan hukum positif yang
berlaku. Selain itu, perlu dilakukan kajian mendalam sebelum kader-kader IMM terjun
dalam medan perlawanan agar dapat bertindak sesuai aturan hukum dan nilai-nilai etika.

8. Bidang Kesehatan
Kondisi pandemi merupakan sesuatu yang tidak diharapkan kedatangannya oleh
siapapun, karena dapat merusak tatanan dunia yang sudah mapan dan akhirnya umat
manusia harus mengubah kebiasaan menyesuaikan dengan kondisi. Dengan kondisi
demikian, Bidang Kesehatan PC IMM Kota Surabaya menjadi salah satu bidang yang
harus turut berperan dalam usaha pencegahan dan penanganan pandemi Covid-19.
Walaupun berada dalam kondisi pandemi, kegiatan kaderisasi di IMM tidak boleh
berhenti. Oleh karena itu, Bidang Kesehatan memiliki posisi yang sangat sentral dalam
merumuskan kebijakan Kesehatan yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan kaderisasi
di IMM. Tujuannya ialah agar kader-kader IMM tetap dapat melaksanakan kaderisasi
dengan aman dan nyaman.

9. Bidang Media dan Komunikasi


Media komunikasi merupakan sebuah kebutuhan wajib bagi seluruh umat manusia
era sekarang. Oleh karena itu dakwah dan gerakan IMM haruslah turut merambah dunia
digital agar tidak ketinggalan jaman. Pada kondisi pandemi seperti sekarang, Bidang
Media dan Komunikasi PC IMM Kota Surabaya mewacanakan untuk memasifikasi peran
media sebagai langkah alternatif dalam gerakan, dakwah, dan upaya perkaderan IMM.

10. Bidang Lingkungan Hidup


Lingkungan hidup merupakan unsur penting dalam sebuah kehidupan. Di dalamnya
terdapat banyak unsur yang sangat dibutuhkan oleh manusia, seperti pasokan air bersih,
oksigen, sumber daya pangan, dan selainnya. Agar ketersediaan unsur di atas tetap
terpenuhi, maka kelestarian lingkungan hidup wajib untuk dijaga. Dr. Raghib as Sirjani,
seorang pakar sejarah Islam dari Mesir, menyatakan bahwa ciri-ciri sebuah peradaban yang
baik ditandai dengan baiknya interaksi antara manusia dengan alam. Oleh sebab itu,
Bidang Lingkungan Hidup memiliki peran yang sangat sentral dalam isu-isu lingkungan
dan perubahan iklim yang akhir-akhir ini sangat hot di berbagai media dan kajian
akademik.

11. Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan


Rasulullah SAW, nabi kita, merupakan seorang pedagang yang terbilang sukses di
tempat kelahirannya, Kota Mekkah. Setelah masa kenabian, Rasulullah menganjurkan
umatnya untuk berdagang, karena dalam berdagang terdapat banyak sekali keberkahan
rezeki. Dengan pertimbangan tersebut, Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan PC IMM
Kota Surabaya telah menetapkan tujuan untuk mengusahakan lahirnya pengusaha-
pengusaha muda dari rahim IMM. Karena ekonomi yang kuat akan mempermudah gerakan
IMM itu sendiri.

12. Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat

17
Selain komponen religiusitas dan intelektualitas, setiap kader IMM wajib hukumnya
memiliki kemampuan dalam gerakan sosial dan kemasyarakatan. Kota Surabaya
merupakan kota terbesar kedua di Indonesia sekaligus menjadi Ibukota Provinsi Jawa
Timur, sehingga problem sosial dan problem kependudukan lainnya muncul bak jamur di
musim penghujan. Pada periode ini, Bidang SPM berencana untuk membawa IMM sebagai
organisasi yang concern di bidang pemberdayaan masyarakat sebagai bentuk implementasi
dari surat al- Maun. Pemberdayaan tersebut berupa pendirian kampung binaan di
kampung-kampung yang di dalamnya terdapat berbagai problem sosial.

BAB IV
KEBIJAKAN IMM PERIODE
MUSYCAB XXXII

A. Sasaran Kebijakan
1. Sasaran Utama
Sasaran utama program tahunan IMM diarahkan pada; Grand design: HUMANITAS
a. Aktualisasi sinergitas internal maupun eksternal
b. Maksimalisasi kader potensial
c. Membangun budaya organisasi dan perkaderan yang berintegritas
d. Usaha mewujudkan tujuan Muhammadiyah
e. Luwes dalam gerakan, teguh dalam prinsip
f. Masifikasi gerakan pemberdayaan
Hal ini ditetapkan dalam rangka memantapkan keberadaan IMM demi tercapainya
tujuan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan
Muhammadiyah.
Rumusan program tahunan yang dimaksud merupakan strategi pembinaan dan
tahapan secara sistematis yang diantaranya meliputi;
a. Membangun budaya organisasi yang berintegritas dan sinergitas guna mencapai
keilmuan kader potensial dan masifikasi gerakan pemerdayaan
b. Pemberdayaan kader dan kmisariat yang didasarkan pada potensi dan minat bakat
c. Penguatan basis ideologi dan wawasan keilmuan
d. Digitalisasi gerakan IMM
e. Masifikasi dakwah kemasyarakatan
f. Sasaran tersebut dilaksanakan secara bertahap, berencana dan berkesinambungan
selama satu periode Kepemimpinan.
2. Sasaran Khusus
Sasaran khusus yang ingin dicapai dalam masing-masing bidang pelaksanaan
kebijakan bidang adalah:
a. Bidang Kader
Memetakan dan memberdayakan potensi kader sesuai dengan kultur komisariat
masing-masing
b. Bidang Organisasi
1) Terbangunnya budaya organisasi dan enejerial yang berintegritas melalui tertib
organisasi

18
2) Membantu ketua umum dalam manajemen fungsional
c. Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan
Responsif terhadap perkembangan isu dan permasalahan baik regional hingga
internasional melalui kajian diskusi dan riset penelitian. Berkolaborasi dengan bidang
lain terkait riset riset potensial
d. Bidang Immawati
Pengawalan isu-isu perempuan sampai tuntas
e. Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman
1) Mengawal permasalahan isu keagamaan kontemporer
2) Masifikasi gerakan dakwah mahasiswa
3) Meningkatkan moderasi dalam beragama yang dibingkai melalui dakwah kreatif
f. Bidang Seni, Budaya, dan Olahraga
1) Mewadahi minat bakat seni budaya dan olahraga bagi kader
2) Mengawal isu kebudayaan dan keolahragaan
g. Bidang Hikmah
1) Sosialisasi dan pengawalan intelektual politik kebbijakan untuk kader Surabaya
2) Berperan aktif dalam melakukan advokasi dan pendampingan terhadap berbagai isu
kebangsaan dan kemasyarakatan
h. Bidang Kesehatan
i. Bidang Media dan Komunikasi
j. Bidang Lingkungan Hidup

BAB V
PENUTUP
Garis-Garis Besar Haluan Ikatan ini disusun untuk menjadi acuan gerakan Ikatan di
setiap struktur kepemimpinan dalam menjalankan aktivitasnya. Dengan panduan GBHO
diharapkan keserasian gerak Ikatan secara nasional dapat diwujudkan. Hal ini dimaksudkan
untuk mendukung percepatan pelaksanaan program dan agenda organisasi guna mencapai
tujuan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan
Muhammadiyah.

Ditetapkan di : SMA Muhammadiyah 10,


Surabaya.
Pada tanggal : 21 Sya’ban 1442 H.
Bertepatan : 4 April 2021 M.

19
RANCANG BANGUN DAN PROGRAM KEBIJAKAN
PC IMM KOTA SURABAYA
TAHUN 2021-2022

A. RANCANG BANGUN
1. Bidang Organisasi
Bidang organisasi diarahkan pada tercapainya struktur, fungsi dan stabilitas
organisasi serta mekanisme kepemimpinan yang mantap dan mendukung gerakan Ikatan
dalam mencapai tujuannya. Program konsolidasi gerakan IMM juga diarahkan pada
terciptanya kekuatan gerak IMM baik kedalam maupun keluar sebagai modal penggerak
bagi pengembangan gerakan IMM.

2. Bidang Kader
Bidang Kader diarahkan pada penguatan tri kompetensi dasar (aqidah, intelektual
dan humanitas) yang secara dinamis mampu menempatkan diri sebagai pelaku perubahan
sosial masyarakat dan ikatan.

3. Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan


Diarahkan pada penguatan basis metodologi riset dan pengembangan sinergisitas
keilmuan kader di semua disiplin ilmu.

4. Bidang Media dan Komunikasi


Diarahkan pada terbangunya sistem komunikasi Internal dan eksternal IMM,
pembangunan image IMM, media komunitas yang mumpuni, meningkatnya bargaining
position dengan media dan menjadikan komunikasi sebagai bagian dari pengembangan
IMM.

5. Bidang Hikmah, Politik dan Kebijakan Publik


Diarahkan pada penguatan peran sosial-politik IMM di tengah kehidupan berbangsa
dan bernegara, khususnya dalam peran serta sosial politik generasi muda. Pemetaan basis
data sosial politik dan budaya, penguatan peran intelektual kader, laboratorium politik
dengan pengayaan khazanah sosial politik dan budaya.

6. Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat


Diarahkan pada kemampuan institusi IMM melakukan kerja-kerja pemberdayaan
masyarakat di akar rumput sebagai terjemahan humanitas kader. Aktivitas pemberdayaan
masyarakat yang dilakukan IMM harus sejalan dengan aktivitas basis Muhammadiyah dan
terintegrasi dengan dakwah Muhammadiyah.

7. Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan


Diarahkan pada pengembangan dan pemberdayaan kapasitas kewirausahaan kader
dan organisasi guna mencapai cita-cita kemandiran organisasi. Agenda kewirausahaan ini
harus berkelanjutan dan terkoneksi dengan aktivitas FOKAL IMM dan pihak lainnya.

20
8. Bidang Immawati
Diarahkan pada upaya penguatan penguatan jati diri dan peran aktif potensi sumber
daya putri dalam transformasi sosial menuju masyarakat utama. Peran-peran ini berbasis
pada paradigma Dakwah kesetaraan dan berkeadilan gender sesuai nilai-nilai Ke-
Muhammadiyahan.

9. Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman


Diarahkan pada gerakan dakwah Islam bernuansa pencerahan dan memakmurkan
masjid-masjid kampus sebagai basis gerakan dakwah IMM.

10. Bidang Seni, Budaya dan Olahraga


Diarahkan pada pembentukan paradigma multikultral sesuai nilai-nilai Ke-
Muhammadiyahan dan melakukan upaya penggalian dan aktualisasi kreatifitas seni,
budaya dan olahraga sebagai bagian dari gerakan dakwah Islam dan citarasa masyarakat
Islam.

11. Bidang Lingkungan Hidup


Diarahkan pada kemampuan para kader dalam merumuskan kebijakan bidang
lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,
pengawasan, pemberdayaan, dan penegakan hukum alam dalam rangka pelestarian
lingkungan hidup.

12. Bidang Kesehatan


Mengarahkan kepada isu-isu kemanusiaan dan aspek-aspek kesehatan yang berbasis
intelektuallitas dan humanitas untuk menunjang pendidikan kesehatan, pemberdayaan
kesehatan, yang dilakukan IMM guna mewujudkan pengembangan ilmu kesehatan di
masyarakat.

B. PROGRAM KEBIJAKAN
1. Bidang Organisasi
a. Database organisasi
b. Pelatihan administrasi
c. Membuat Tanfidz Musycab XXXII
d. Penertiban administrasi
e. Pendataan dan pendistribusian atribut IMM

2. Bidang Kader
a. Mengusulkan LIM
b. Sharing Season Bidang Kader se IMM Surabaya
c. Memberikan formula dan solusi perkaderan dimasa transisi era pandemi

3. Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan


a. Pelatihan riset dan sekolah kepenulisan
b. Perpustakaan online
c. Pendampingan riset bidang RPK

21
4. Bidang Media dan Komunikasi
a. LSO Jurnalistik
b. Kolaborasi media
c. Dakwah media, Digital konten

5. Bidang Hikmah, Politik dan Kebijakan Publik


a. Tanggap dan kawal isu
b. Pengawalan LSO sekolah aksi

6. Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat


a. Perencanaan penanganan bencana
b. Pembentukan desa Tangguh bencana
c. Kampung binaan

7. Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan


a. Wadah wirausaha komisariat

8. Bidang Immawati
a. Advokasi perempuan
b. Madrasah Sopo Tresno

9. Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman


a. Safari dakwah
b. Podcast tabligh

10. Bidang Seni, Budaya dan Olahraga


a. Turnamen dan pentas seni

11. Bidang Lingkungan Hidup


a. Pondok agraria
b. Kolaborasi dengan instansi terkait

12. Bidang Kesehatan


a. Kolaborasi dengan PMI
b. Kolaborasi dengan Dinas Kesehatan

Ditetapkan di : SMA Muhammadiyah 10,


Surabaya.
Pada tanggal : 21 Sya’ban 1442 H.
Bertepatan : 4 April 2021 M.

22
REKOMENDASI PIMPINAN CABANG
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
KOTA SURABAYA PERIODE 2021-2022

A. MASALAH URGEN DAN KEADAAN UMUM INTERNAL IMM


1. KEADAAN UMUM
a. Kuantitas IMM Surabaya yang sangat banyak
b. Potensi kader yang beragam
2. MASALAH URGEN
a. Dampak pandemi untuk adaptasi

B. REKOMENDASI IMM
PC IMM KOTA SURABAYA hendaknya :
1. Sistem Integrasi Pengkaderan
2. Konsistensi
3. Memaksimalkan LSO tiap bidang
4. Adanya porseni
5. Teks tertulis kejelasan komisariat percobaan untuk dimasukkan di buku pedoman
administrasi

C. REKOMENDASI PK DAN KORKOM IMM SE-SURABAYA


PC IMM KOTA SURABAYA hendaknya :
1. Lebih intens untuk seluruh komisariat
2. Mendesak PC mengadakan Jas
3. Mendampingi perkaderan
4. Membentuk Lembaga riset
5. Memasifkan pemberdayaan
6. Membuatkan program kerja sesuai minat bakat kader

D. REKOMENDASI MUHAMMADIYAH, LEMBAGA, MAJELIS, AMAL USAHA, DAN


ORTOM TINGKAT KOTA SURABAYA
PC IMM KOTA SURABAYA hendaknya :
1. Kolaborasi dengan KHM
2. Kolaborasi Lazismu (AUM)

E. KEADAAN UMUM KOTA SURABAYA


Merupakan kota metropolitan dan

F. REKOMENDASI KOTA SURABAYA


PC IMM KOTA SURABAYA hendaknya :
1. Lebih intens dalam perizinan dalam kota
2. Komunikasi terhadap Pemkot Surabaya
3. Pendampingan hukum untuk masyarakat
4. Sinergi dalam sosial
5. Mitra strategis

23
G. REKOMENDASI IMM UNTUK GERAKAN ORMEK SE-SURABAYA
1. Memperkuat peran dalam Aliansi Cipayung Plus
2. Sinergi antar ormek
3. Turut berpartisipasi dalam kompetisi peran

Ditetapkan di : SMA Muhammadiyah 10, Surabaya.


Pada tanggal : 21 Sya’ban 1442 H.
Bertepatan : 4 April 2021 M.

24
TATA TERTIB
MUSYAWARAH CABANG XXXII
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
KOTA SURABAYA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
1. Musyawarah Cabang XXXII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Surabaya Periode
2020/2021 yang selanjutnya dalam tata tertib ini disebut MUSYCAB XXXII adalah
permusyawaratan tertinggi dalam forum pengambilan keputusan Pimpinan Cabang Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah Kota Surabaya.
2. Pra Musyawarah Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Surabaya Periode
2020/2021 yang selanjutnya dalam tata tertib ini disebut Pra Musycab adalah agenda
penyerta yang menjadi satu kesatuan dengan MUSYCAB XXXII dan memiliki sebagian
tugas wewenang MUSYCAB XXXII.
3. Penyelenggaraan MUSYCAB XXXII dan Pra Musycab sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Surabaya Periode
2020/2021 yang selanjutnya disebut PC IMM Kota Surabaya.

Pasal 2
Waktu dan Tempat
1. Pra Musycab dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2021 M / 10 Sya’ban 1442 H di
Surabaya.
2. MUSYCAB XXXII dilaksanakan pada tanggal 3-4 April 2021 M / 21-22 Sya’ban 1442 H
di Surabaya.

BAB II
LANDASAN

Pasal 3
Pelaksanaan MUSYCAB XXXII dan Pra Musycab dilandaskan kepada:
1. Al-Quran Surat asy-Syurah ayat 38 dan Surat Ali-Imran ayat 159 tentang Musyawarah;
2. Anggaran Dasar IMM Pasal 15 tentang Pergantian Pimpinan;
3. Anggaran Dasar IMM Pasal 18 ayat (4) tentang Musyawarah Cabang;
4. Anggaran Rumah Tangga IMM pasal 23 tentang Musyawarah Cabang; dan
5. Rapat Pleno PC IMM Kota Surabaya tanggal 24 Februari 2021 M.

BAB III
PRA MUSYCAB

Pasal 4
Tugas
1. MUSYCAB XXXII dapat melimpahkan sebagian tugasnya kepada Pra Musycab.

25
2. Tugas Pra Musycab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Membacakan, membahas, dan menetapkan tata tertib persidangan;
b. Membacakan, membahas, dan menetapkan tata tertib pemilihan Ketua Umum dan
Formatur PC IMM Kota Surabaya periode 2021/2022; dan
c. Tugas MUSYCAB XXXII lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 yang dapat
ditambahkan dengan kesepakatan Anggota MUSYCAB XXXII.

Pasal 5
Wewenang
1. MUSYCAB XXXII dapat melimpahkan sebagian wewenangnya kepada Pra Musycab.
2. Wewenang Pra Musycab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Membuat ketetapan dan keputusan sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Pasal 9
angka 1; dan
b. Dan wewenang MUSYCAB XXXII lainnya yang dapat ditambahkan dengan
kesepakatan Anggota MUSYCAB XXXII.

Pasal 6
Anggota Pra Musycab
Anggota Pra Musycab adalah Anggota MUSYCAB XXXII sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10.

Pasal 7
Hak, Kewajiban, dan Sanksi Anggota Pra Musycab
1. Anggota Pra Musycab memilki hak dan kewajiban yang sama dengan Anggota
MUSYCAB XXXII sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 12.
2. Anggota Pra Musycab dapat diberikan sanksi yang sama dengan Anggota MUSYCAB
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13.

BAB IV
TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 8
Tugas
MUSYCAB XXXII mempunyai Tugas :
1. Membacakan, membahas, dan menetapkan tata tertib persidangan;
2. Mendengar, menanggapi, mengevaluasi dan menetapkan Laporan Pertanggungjawaban PC
IMM Kota Surabaya Periode 2020/2021;
3. Mendemisionerkan PC IMM Kota Surabaya Periode 2020/2021;
4. Membahas dan Menetapkan GBHO dan Struktur Organisasi PC IMM Kota Surabaya
periode 2021/2022;
5. Membahas dan Menetapkan Rancang Bangun dan Program Kebijakan PC IMM Kota
Surabaya periode 2021/2022;
6. Membahas dan Menetapkan Rekomendasi PC IMM Kota Surabaya periode 2021/2022;
7. Membacakan, membahas, dan menetapkan tata tertib pemilihan Ketua Umum dan
Formatur PC IMM Kota Surabaya periode 2021/2022;
8. Memilih dan menetapkan Ketua Umum PC IMM Kota Surabaya periode 2021/2022; dan

26
9. Memilih dan menetapkan Formatur PC IMM Kota Surabaya periode 2021/2022.
Pasal 9
Wewenang
MUSYCAB XXXII mempunyai wewenang:
1. Membuat ketetapan dan keputusan yang hanya dapat dibatalkan dalam musyawarah yang
setingkat; dan
2. Memilih Presidium Sidang tetap dari dan oleh Peserta.

BAB V
ANGGOTA MUSYCAB XXXII

Pasal 10
Kriteria
1. Anggota MUSYCAB XXXII adalah Peserta dan Peninjau.
2. Peserta MUSYCAB XXXII adalah:
a. Badan Pimpinan Harian PC IMM Kota Surabaya Periode 2020/2021, 30 Orang;
b. Perwakilan Pimpinan Komisariat masing-masing 4 (empat) orang; dan
c. Perwakilan Dewan Pimpinan Daerah IMM sebanyak 1 (satu) orang.
3. Peninjau MUSYCAB XXXII masing-masing sebanyak 2 (dua) orang yang terdiri dari:
a. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya, 1 orang;
b. Pimpinan Organisasi Otonom Muhammadiyah Tingkat Kota Surabaya;
c. Pimpinan Komisariat yang masih berada dalam masa percobaan;
d. Koordinator Komisariat IMM seluruh Kota Surabaya; dan
e. Pihak lain yang diundang secara resmi oleh PC IMM Kota Surabaya.

BAB VI
HAK, KEWAJIBAN, DAN SANKSI
ANGGOTA MUSYCAB XXXII

Pasal 11
Hak
1. Setiap anggota MUSYCAB XXXII berhak mendapatkan salinan naskah materi
MUSYCAB XXXII yang telah disediakan.
2. Peserta memiliki hak bicara, hak pilih, dan hak untuk dipilih.
3. Peninjau hanya memiliki hak bicara.

Pasal 12
Kewajiban
1. Setiap anggota MUSYCAB XXXII wajib mengikuti seluruh rangkaian acara MUSYCAB
XXXII dengan tetap memperhatikan ketentuan yang terdapat dalam Pasal 11.
2. Setiap anggota MUSYCAB XXXII wajib mematuhi semua peraturan yang dikeluarkan
oleh panitia pelaksana serta berkewajiban memenuhi semua ketentuan yang diatur dalam
tata tertib ini.
3. Setiap anggota MUSYCAB XXXII wajib mematuhi protokol kesehatan yang telah
ditetapkan oleh panitia penyelenggara MUSYCAB XXXII.

27
4. Peserta wajib meminta izin kepada Presidium Sidang apabila hendak meninggalkan atau
memasuki ruangan persidangan.

Pasal 13
Sanksi
1. Presidium Sidang dan Pimpinan Sidang dapat memberikan sanksi kepada setiap Anggota
MUSYCAB XXXII yang melanggar kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.
2. Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. Peringatan dari Presidium Sidang atau Pimpinan Sidang;
b. Apabila anggota MUSYCAB XXXII tetap melakukan pelanggaran setelah tiga kali
diberi peringatan oleh Presidium Sidang, maka Presidium Sidang mengeluarkan
anggota MUSYCAB XXXII tersebut dari agenda persidangan yang sedang berlangsung
dan diperbolehkan untuk mengikuti agenda persidangan selanjutnya; dan
c. Apabila anggota MUSYCAB XXXII tetap melakukan pelanggaran setelah
mendapatkan sanksi sebagaimana dimaksud pada huruf b, maka anggota MUSYCAB
XXXII yang bersangkutan kembali dikeluarkan dari persidangan dan disertai dengan
pencabutan hak-hak anggota MUSYCAB XXXII sebagaimana diatur dalam Pasal 11.
3. Anggota MUSYCAB XXXII dianggap mengundurkan diri apabila tidak mengikuti 2 (dua)
kali persidangan tanpa keterangan.

BAB VII
ALAT-ALAT KELENGKAPAN MUSYCAB XXXII

Pasal 14
Alat-alat kelengkapan MUSYCAB XXXII terdiri dari:
1. Pimpinan MUSYCAB XXXII;
2. Steering Committee;
3. Panitia Pemilihan;
4. Panitia Pelaksana;
5. Presidium Sidang;
6. Pimpinan Sidang; dan
7. Tim Perumus Hasil Persidangan.

Pasal 15
Pimpinan MUSYCAB XXXII
1. Pimpinan MUSYCAB XXXII adalah PC IMM Kota Surabaya Periode 2020/2021.
2. Pimpinan MUSYCAB XXXII bertugas:
a. Bertanggungjawab atas ketertiban, kelancaran dan kesuksesan MUSYCAB XXXII; dan
b. Dalam hal-hal yang mendesak, Pimpinan MUSYCAB XXXII berhak bertindak sebagai
Pimpinan Organisasi dan bersifat sementara.

28
Pasal 16
Steering Committee
Steering Committee MUSYCAB XXXII dibentuk berdasarkan SK PC IMM Kota
Surabaya Periode 2020/2021, yang bertugas mengarahkan acara serta menyiapkan dan
menyerahkan materi yang akan dibahas dan disahkan dalam MUSYCAB XXXII.

Pasal 17
Panitia Pemilihan
Panitia Pemilihan dibentuk berdasarkan SK PC IMM Kota Surabaya Periode 2020/2021,
yang bertugas meneliti dan menyeleksi persyaratan calon ketua umum dan calon formatur dan
memimpin sidang pemilihan sampai terpilih ketua umum dan formatur..

Pasal 18
Panitia Pelaksana
Panitia Pelaksana MUSYCAB XXXII dibentuk berdasarkan SK PC IMM Kota Surabaya
Periode 2020/2021, yang bertugas menyiapkan teknis penyelenggaraan MUSYCAB XXXII agar
berjalan lancar, tertib, dan sukses.
Pasal 19
Presidium Sidang
1. Presidium Sidang bertugas memimpin seluruh Sidang Pleno pada MUSYCAB XXXII.
2. Presidium Sidang merupakan satu kesatuan kolektif pimpinan yang terdiri dari seorang
ketua, wakil ketua dan sekretaris.
3. Presidium Sidang dipilih dari dan oleh Peserta MUSYCAB XXXII.
4. Presidium Sidang berkewajiban:
a. Memimpin persidangan agar tetap dalam suasana kebersamaan sehingga dapat berjalan
lancar dan tertib;
b. Berusaha mempertemukan pendapat, menyimpulkan pembicaraan, persoalan pada
proporsinya, serta meluruskan pembicaraan sesuai dengan acara persidangan; dan
c. Mengecek presensi peserta.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemilihan Presidium Sidang diatur dalam tata tertib
pemilihan Presidium Sidang.

Pasal 20
Pimpinan Sidang
1. Pimpinan Sidang bertugas memimpin Sidang Komisi pada MUSYCAB XXXII.
2. Pimpinan Sidang merupakan satu kesatuan kolektif pimpinan yang terdiri dari seorang
ketua, wakil ketua dan sekretaris.
3. Pimpinan Sidang dipilih dari dan oleh anggota Sidang Komisi dengan tetap
memperhatikan ketentuan Pasal 11.
4. Pimpinan Sidang berkewajiban:
a. Memimpin persidangan agar tetap dalam suasana kebersamaan sehingga dapat berjalan
lancar dan tertib;
b. Berusaha mempertemukan pendapat, menyimpulkan pembicaraan, persoalan pada
proporsinya, serta meluruskan pembicaraan sesuai dengan acara persidangan;
c. Membuat notula Sidang Komisi; dan
d. Mengecek presensi peserta.

29
Pasal 21
Tim Perumus Hasil Persidangan
1. Tim Perumus hasil persidangan MUSYCAB XXXII adalah suatu tim yang dipilih dari dan
oleh anggota komisi yang bersangkutan atas persetujuan sidang komisi tersebut.
2. Tim perumus hasil persidangan komisi-komisi bertugas merumuskan hasil-hasil
persidangan komisi dan disampaikan hasilnya di sidang pleno.

BAB VIII
PERSIDANGAN

Pasal 22
Macam-macam Persidangan
Persidangan dalam MUSYCAB XXXII terdiri dari:
1. Sidang Pleno, yaitu sidang yang dipimpin oleh Presidium Sidang dan diikuti oleh seluruh
anggota MUSYCAB XXXII;
2. Sidang Komisi, yaitu sidang yang diikuti oleh anggota MUSYCAB XXXII yang telah
dibagi ke dalam beberapa komisi dan dipimpin oleh Presidium Sidang yang dipilih dari
dan oleh anggota komisi; dan
3. Sidang Formatur, yaitu sidang yang dipimpin oleh ketua umum terpilih dan diikuti oleh
anggota formatur terpilih.

Pasal 23
Sidang Pleno
Sidang Pleno dalam MUSYCAB XXXII terdiri dari:
1. Sidang Pleno I:
a. Membacakan tata tertib MUSYCAB XXXII Periode 2020/2021 yang telah ditetapkan
dalam Pra Musycab.
2. Sidang Pleno II:
a. Membacakan, membahas, dan mengesahkan tata tertib pemilihan Presidium Sidang
MUSYCAB XXXII Periode 2020/2021; dan
b. Memilih dan menetapkan Presidium Sidang.
3. Sidang Pleno III
a. Mendengar, menanggapi, mengevaluasi, dan menetapkan Laporan Pertanggungjawaban
PC IMM Kota Surabaya Periode 2020/2021; dan
b. Mendemisionerkan PC IMM Kota Surabaya Periode 2020/2021.
4. Sidang Pleno IV
a. Membahas dan menetapkan naskah rancangan sidang komisi.
5. Sidang Pleno V
a. Membacakan tata tertib pemilihan Calon Ketua Umum dan Calon Formatur PC IMM
Kota Surabaya yang telah ditetapkan dalam Pramusycab;
b. Memilih dan menetapkan Formatur Cabang IMM Kota Surabaya; dan
c. Memilih dan menetapkan Ketua Umum Pimpinan Cabang IMM Kota Surabaya.

30
Pasal 24
Sidang Komisi
1. Sidang komisi dalam MUSYCAB XXXII terdiri dari:
a. Komisi A: Membahas dan Menetapkan GBHO dan Struktur Organisasi PC IMM
Kota Surabaya periode 2021.
b Komisi B : Membahas dan Menetapkan Rancang Bangun dan Program
. Kebijakan PC IMM Kota Surabaya periode 2021.
c. Komisi C : Membahas dan Menetapkan Rekomendasi PC IMM Kota Surabaya
periode 2021.
2. Steering Committe berwenang menentukan anggota setiap komisi.

BAB IX
TATA CARA PENYAMPAIAN
HAK BICARA DAN HAK SUARA

Pasal 25
1. Penyampaian hak bicara wajib terlebih dahulu mendapat izin dari Presidium Sidang
2. Penyampaian hak bicara wajib dilakukan dengan berdiri dan sopan
3. Penyampaian hak suara tidak dapat diwakilkan
4. Presidium Sidang berhak memperingatkan anggota Musycab XXXII apabila diperlukan

BAB X
QUORUM DAN TATA CARA
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 26
Quorum
1. Sidang Pleno MUSYCAB XXXII dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sedikitnya 2/3 dari
anggota MUSYCAB XXXII.
2. Apabila quorum sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) diatas tidak tercapai maka
sidang dapat ditunda dengan selang waktu paling lama 2 x 15 menit.
3. Apabila setelah dua kali penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) masih juga belum
tercapai quorum, maka sidang dapat dilanjutkan dan dianggap sah (memenuhi quorum) dan
dapat mengambil keputusan dengan kesepakatan forum.

Pasal 27
Pengambilan Keputusan
1. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah mufakat, namun apabila tidak
mencapai mufakat maka dilakukan lobbying selama 1 x 15 menit, dan apabila belum ada
kesepakatan maka akan diputuskan berdasarkan suara terbanyak oleh Peserta MUSYCAB
XXXII dengan catatan abstain dianggap gugur.
2. Apabila dalam pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak diperoleh hasil yang
sama, maka pemungutan suara diulang paling banyak 2 kali.

31
3. Apabila dari hasil pemungutan suara yang terakhir masih menghasilkan suara yang sama,
maka usul atau hal yang akan diputuskan dikembalikan ke forum.
4. Penyampaian suara dilakukan peserta untuk menyatakan sikap setuju, menolak atau
abstain, dilakukan secara lisan, mengacungkan tangan, berdiri atau tertulis.
5. Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dilakukan dengan mengadakan
perhitungan secara langsung.
6. Khusus pemilihan Formatur dan Ketua Umum dilakukan secara tertulis, bebas, dan rahasia.
7. Setiap Peserta MUSYCAB XXXII mempunyai satu hak suara yang dapat dipergunakan
dalam pengambilan keputusan.

BAB XI
TATA CARA PEMILIHAN PRESIDIUM SIDANG

Pasal 28
1. Pemilihan Presidium Sidang dilaksanakan dalam Sidang Pleno II MUSYCAB XXXII.
2. Sidang Pleno II sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Presidium Sidang
sementara yang dipilih oleh Pimpinan MUSYCAB XXXII.
3. Tata cara pemilihan dan pembentukan Presidium Sidang diatur lebih lanjut dalam tata
tertib pemilihan Presidium Sidang.

BAB XII
PEMILIHAN KETUA UMUM DAN FORMATUR

Pasal 29
1. Pemilihan Ketua Umum dan Formatur dilaksanakan dalam sidang pleno V MUSYCAB
XXXII
2. Pemilihan Ketua Umum dan Formatur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipimpin
oleh Panitia Pemilihan.
3. Tata cara pemilihan dan pembentukan Ketua Umum dan Formatur lebih lanjut diatur
dalam tata tertib pemilihan.

BAB XIII
KETUKAN PALU

Pasal 30
1. Ketukan palu satu kali adalah suatu ketetapan yang merupakan bagian dari keseluruhan
ketetapan yang akan diputuskan
2. Ketukan palu dua kali adalah memutuskan suatu ketetapan atau keputusan yang
menyeluruh, menskorsing sidang dan mencabutnya.
3. Ketukan palu tiga kali adalah membuka dan menutup acara resmi.
4. Ketukan palu lebih dari tiga kali berturut-turut adalah memperingatkan peserta sidang.

32
BAB XIV
BERITA ACARA DAN SURAT KEPUTUSAN SIDANG

Pasal 31
1. Setiap sidang harus dibuat berita acara, yakni laporan jalannya sidang secara tertulis yang
berisi:
a. Tempat dan agenda sidang;
b. Hari, tanggal, dan jam dilaksanakannya sidang;
c. Presidium Sidang;
d. Jumlah utusan yang hadir;
e. Keputusan dan kesimpulan; dan
f. Pendapat anggota musycab dan keterangan lain yang dianggap perlu.
2. Setiap sidang yang menghasilkan ketetapan wajib dibuatkan Surat Keputusan (SK).

BAB XV
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 32
Segala sesuatu yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diputuskan kemudian oleh
MUSYCAB XXXII sejauh tidak bertentangan dengan AD/ART IMM.

BAB XVI
PENUTUP

Pasal 33
Tata tertib ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Surabaya.


Pada tanggal : 10 Sya’ban 1442 H.
Bertepatan : 24 Maret 2021 M.

33
TATA TERTIB
PEMILIHAN PRESIDIUM SIDANG
MUSYAWARAH CABANG XXXII
PIMPINAN CABANG
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
KOTA SURABAYA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
1. Musyawarah Cabang XXXII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Surabaya. Periode
2020/2021 yang selanjutnya dalam tata tertib ini disebut MUSYCAB XXXII adalah
permusyawaratan tertinggi dalam forum pengambilan keputusan Pimpinan Cabang Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah Kota Surabaya.
2. Presidium Sidang adalah pemimpin tertinggi dalam Sidang Pleno MUSYCAB XXXII.
3. Presidium Sidang terdiri dari 3 (tiga) orang terpilih yang terdiri dari seorang ketua, wakil
ketua, dan sekretaris.

BAB II
PEMILIHAN Presidium Sidang

Pasal 2
Hak Pilih
1. Hanya Peserta yang memiliki hak memilih dan dipilih.
2. Peserta wajib hadir sebelum sidang pemilihan dimulai.

Pasal 3
Persyaratan Presidium Sidang
Syarat menjadi calon Presidium Sidang adalah:
1. Berakal sehat;
2. Bertakwa ;
3. Sanggup memimpin persidangan;
4. Sudah dinyatakan lulus Darul Arqam Dasar;
5. Menguasai teknik persidangan;
6. Mampu mengendalikan emosil
7. Merupakan Peserta dalam MUSYCAB XXXII

Pasal 4
Pencalonan Presidium Sidang
1. Presidium Sidang dicalonkan dan dipilih dari dan oleh Peserta MUSYCAB XXXII.
2. Calon Presidium Sidang dinyatakan sah apabila mengajukan diri dan/atau diajukan oleh
Peserta.

34
Pasal 5
Pemilihan Presidium Sidang
1. Presidium Sidang dipilih dari calon yang sah.
2. Pemungutan suara dilakukan secara terbuka.
3. Presidium Sidang terpilih adalah 3 (tiga) calon dengan suara terbanyak.
4. Apabila calon Presidium Sidang terdapat suara yang sama pada terbanyak ketiga dan
keempat, diadakan pemilihan ulang hanya terhadap calon tersebut.

BAB III
WEWENANG

Pasal 6
1. Presidium Sidang memimpin sidang pleno dalam MUSYCAB XXXII.
2. Presidium Sidang berwenang memberikan sanksi kepada seluruh Anggota MUSYCAB
XXXII yang melanggar tata tertib.

BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 7
1. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diatur kemudian dengan tetap
berpegang teguh kepada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah.
2. Tata tertib ini secara mutatis mutandis berlaku untuk pemilihan Pimpinan Sidang pada
Sidang Komisi.

Ditetapkan di : SMA Muhammadiyah 10, Surabaya.


Pada tanggal : 20 Sya’ban 1442 H.
Bertepatan : 3 April 2021 M.

35
TATA TERTIB
PEMILIHAN KETUA UMUM DAN FORMATUR
MUSYAWARAH CABANG XXXII
PIMPINAN CABANG
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
KOTA SURABAYA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
1. Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Surabaya yang selanjutnya
disebut Pimpinan, adalah penyelenggara sekaligus penanggungjawab Musyawarah Cabang
XXXII.
2. Pemilihan dilakukan oleh permusyawaratan tertinggi di tingkat Pimpinan, yaitu
Musyawarah Cabang Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Surabaya.
3. Calon Ketua Umum adalah Calon Ketua Umum Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah Kota Surabaya untuk periode 2021/2022.
4. Calon Formatur adalah Calon Formatur Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah Kota Surabaya untuk periode 2021/2022.
5. Panitia Pemilihan yang selanjutnya disebut panlih adalah panitia yang dibentuk oleh
Pimpinan untuk melaksanakan tugas untuk melaksanakan serangkaian kegiatan pemilihan
Ketua Umum dan Formatur PC IMM Kota Surabaya Periode 2021/2022.

BAB II
PANITIA PEMILIHAN

Pasal 2
Penaggungjawab pelaksana pemilihan Ketua Umum dan Formatur adalah Pimpinan
Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Surabaya periode 2020-2021.

Pasal 3
PC IMM Kota Surabaya membentuk Panlih dan ditetapkan dengan Surat Keputusan PC
IMM Kota Surabaya untuk membantu melaksanakan kegiatan pemilihan Ketua Umum dan
Formatur PC IMM Kota Surabaya.

Pasal 4
Panlih terdiri 3 (tiga) orang Pimpinan.

Pasal 5
Panlih memiliki tugas untuk:
1. Menerima, meneliti dan menyeleksi persyaratan administrasi calon ketua umum dan
formatur.
2. Mengumumkan nama-nama calon ketua umum dan calon formatur, selambat-lambatnya 1
(satu) hari sebelum pemilihan.

36
3. Menetapkan daftar pemilih.
4. Memimpin pelaksanaan pemilihan sampai terpilih ketua umum dan formatur.
5. Menetapkan dan mengumumkan seluruh hasil pemilihan kepada peserta musyawarah.
Sebelum penutupan Musyawarah Cabang (MUSYCAB) XXXII Pimpinan Cabang Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah Kota Surabaya.

Pasal 6
Panlih dilarang mencalonkan diri sebagai Calon Ketua Umum atau Calon Formatur.

Pasal 7
Tugas Panlih dinyatakan selesai setelah menyerahkan hasil berkas pemilihan kepada ketua
umum terpilih dan formatur terpilih.

BAB III
SYARAT CALON KETUA UMUM DAN CALON FORMATUR

Pasal 8
Syarat Umum
Syarat umum Calon Ketua Umum dan Calon Formatur:
1. Telah menjadi anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
2. Setia kepada asas, tujuan dan perjuangan ikatan dan persyarikatan.
3. Taat kepada garis kebijaksanaan pimpinan ikatan dan pimpinan persyarikatan.
4. Mampu membaca Al-Qur‘an secara tartil.
5. Mampu dan cakap melaksanakan tugas.
6. Dapat menjadi tauladan utama dalam organisasi terutama dalam bidang akhlaq dan
beribadahnya.
7. Tidak merangkap dengan pimpinan organisasi politik dan anggota organisasi politik.
8. Berpengalaman dalam memimpin ikatan setingkat di bawahnya.
9. Bersedia berdomisili di kota dimana sekretariat berkedudukan Apabila terpilih menjadi
pimpinan

Pasal 9
Syarat Khusus
Syarat khusus Calon Ketua Umum dan Calon Formatur adalah:
1. Telah menjadi Warga Muhamammadiyah, dibuktikan dengan Kartu Anggota
Muhammadiyah dan/atau Kartu Tanda Anggota IMM.
2. Calon Ketua Umum telah menjadi pimpinan cabang sekurang-kurangnya satu periode.
3. Telah mengikuti Darul Arqom Madya dan dinyakatan lulus, dibuktikan dengan syahadah
Darul Arqam Madya dan/atau surat keterangan lulus Darul Arqam Madya.
4. Tidak rangkap jabatan sebagai pimpinan maupun anggota organisasi pemuda dan/atau
masyarakat setingkat IMM.
5. Calon Ketua Umum tidak sedang menjadi ketua pada organisasi otonom Muhammadiyah.
6. Calon Ketua Umum bersedia berdomisili di wilayah sekretariat PC IMM Kota Surabaya
apabila terpilih.
7. Mendapat rekomendasi dari komisariat.

37
8. Usia maksimal 26 tahun, dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk.
9. Terdaftar sebagai mahasiswa pada perguruan tinggi atau sesuai dengan pasal 3 ayat 1b
Anggaran Rumah Tangga.

BAB IV
PENCALONAN

Pasal 10
Ketua Umum
1. Setiap pimpinan komisariat secara kelembagaan berhak mencalonkan 1 (satu) orang calon
Ketua Umum, disampaikan secara tertulis kepada Panlih.
2. Pengajuan nama calon Ketua Umum disampaikan secara tertulis oleh pimpinan komisariat
kepada Panlih selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum diselenggarakan Musyawarah
Cabang (MUSYCAB) XXXII Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota
Surabaya.
3. Berkas pencalonan disampaikan oleh Panlih kepada Pimpinan selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari sebelum diselenggarakan Musyawarah Cabang (MUSYCAB) XXXII Pimpinan
Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Surabaya.
4. Apabila Calon Ketua Umum yang memenuhi syarat kurang dari 2 (dua) orang, maka batas
waktu pengesahan Calon Ketua Umum diperpanjang 1 x 24 (satu kali dua puluh empat)
jam.
5. Dalam hal setelah perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4) masih belum
terdapat 1 (satu) orang Calon Ketua Umum, maka otomatis ditetapkan sebagai Ketua
Umum terpilih dalam MUSYCAB XXXII.
6. Dalam hal setelah perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menemukan
ketiadaan Calon Ketua Umum, maka sistem pemilihan diubah mengikuti Tanfidz Solo.

Pasal 11
Formatur
1. Setiap pimpinan komisariat secara kelembagaan berhak mengusung 12 (dua belas) orang
calon Formatur, disampaikan secara tertulis kepada Panlih.
2. Pengajuan nama calon Formatur disampaikan secara tertulis kepada Panlih selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum diselenggarakan Musyawarah Cabang (MUSYCAB)
XXXII Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Surabaya.
3. Berkas pencalonan disampaikan oleh Panlih kepada Pimpinan selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari sebelum diselenggarakan Musyawarah Cabang (MUSYCAB) XXXII Pimpinan
Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Surabaya.
4. Apabila calon formatur yang memenuhi syarat kurang dari 12 (dua belas) orang, maka
batas waktu pengesahan calon formatur diperpanjang 1 x 24 (satu kali dua puluh empat)
jam.
5. Dalam hal ditemukan kondisi ketiadaan Calon Ketua Umum sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 ayat (6), maka jumlah Calon Formatur diubah paling sedikit 13 orang.
6. Dalam hal setelah perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4) masih belum
terdapat 12 (dua belas) orang Calon Formatur atau 13 (tiga belas) orang Calon Formatur

38
ketika ditemukan kondisi ketiadaan Calon Ketua Umum sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 ayat (6), maka keputusan dikembalikan kepada Peserta MUSYCAB XXXII.

Pasal 12
Setiap kader IMM yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan
Pasal 9 dilarang mencalonkan diri sebagai Calon Ketua Umum dan Calon Formatur secara
bersamaan.

BAB V
PELAKSANAAN PEMILIHAN

Pasal 13
Pemilihan Ketua Umum dan Formatur dalam MUSYCAB XXXII dilakukan secara
langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Pasal 14
Pemilihan Ketua Umum dilakukan melalui:
1. Pemilihan langsung satu putaran apabila terdapat calon Ketua Umum yang mendapat suara
50% (lima puluh persen) tambah 1 (satu) suara.
2. Apabila tidak ada calon Ketua Umum yang mendapat suara 50% (lima puluh persen)
tambah 1 (satu) suara, pemilihan dilanjut ke tahap dua, dengan peserta pemilihan 2 (dua)
Calon Ketua Umum dengan suara terbanyak).
3. Apabila pemilihan putaran kedua tidak terdapat selisih suara, maka dilakukan pemilihan
ulang terhadap 2 (dua) calon dengan suara imbang.
4. Apabila tetap tidak terdapat selisih suara, dilakukan musyawarah formatur terpilih dengan
Calon Ketua Umum yang memiliki suara sama.

Pasal 15
Pemilihan Formatur dilakukan melalui:
1. Pemilihan langsung satu putaran apabila terpilih 12 (dua belas) formatur.
2. Bila terdapat suara sama pada urutan perolehan terbanyak untuk menduduki peringkat ke
12 (dua belas), maka dilakukan pemungutan suara ulang terhadap calon Formatur yang
memiliki suara sama pada urutan tersebut sampai terdapat selisih suara.
3. Apabila ditemukan kondisi ketiadaan Calon Ketua Umum sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 ayat (6), maka formatur dipilih sebanyak 13 (tiga belas) orang.

BAB VI
TATA CARA PEMILIHAN

Pasal 16
Pemilihan Ketua Umum
1. Calon Ketua Umum dinyatakan sah apabila ditetapkan oleh Panlih melalui verifikasi
kelengkapan persyaratan calon.
2. Calon Ketua Umum dinyatakan sah apabila mengikuti interview dengan Pimpinan Daerah
Muhammadiyah Kota Surabaya.

39
3. Calon Ketua Umum yang dinyatakan sah, wajib menyampaikan konsep dan visi
kepemimpinan di depan peserta Musyawarah Cabang (MUSYCAB) XXXII Pimpinan
Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Surabaya
4. Calon Ketua Umum yang masuk putaran kedua dilarang mengundurkan diri.
5. Apabila calon Ketua Umum yang dinyatakan sah, hanya terdapat satu orang, maka
dinyatakan sah sebagai Ketua Umum terpilih.

Pasal 17
Pemilihan Formatur
1. Setiap Peserta memilih sebanyak 12 (dua belas) nama Calon Formatur.
2. 12 (dua belas) calon Formatur dengan suara terbanyak dinyatakan sah sebagai Formatur
terpilih.
3. Dalam hal ketiadaan Calon Ketua Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (6),
maka Peserta memilih sebanyak 13 (tiga belas) nama Calon Formatur

BAB VII
TUGAS KETUA UMUM DAN FORMATUR TERPILIH

Pasal 18
Ketua Umum dan Formatur terpilih menyelenggarakan sidang formatur untuk:
1. Menyusun personalia Pimpinan secara lengkap dan sudah harus terbentuk selambat-
lambatnya sebelum acara penutupan musyawarah.
2. Apabila Pasal 18 huruf a tidak terpenuhi, maka penentuan personalia Pimpinan secara
lengkap paling lambat 14 (empat belas) hari setelah sidang formatur
3. Komposisi Pimpinan sedapat mungkin ditetapkan dari formatur terpilih dan calon formatur

BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 19
Segala hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diatur kemudian dengan tetap
berpegang teguh pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah.

BAB IX
PENUTUP

Pasal 20
Tata tertib ini menjadi pengganti tata tertib pemilihan sebelumnya dan belaku sejak tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di : Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Surabaya.


Pada tanggal : 10 Sya’ban 1442 H.
Bertepatan : 24 Maret 2021 M

40

Anda mungkin juga menyukai