Anda di halaman 1dari 59

Diterbitkan KEPUTUSAN Oleh TANFIDZ MUKTAMAR XIV Dewan Pimpinan Pusat IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

BANDUNG Jl. Menteng Raya No. 62 Jakarta 10340 Telp./ Fax. : +62 21 390 1565 e-mail : dpp@imm.or.id website : http://imm.or.id

Tim Penyusun Editor : Bidang Organisasi Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Cover design : Fajar Winata Lay Out : Zaky Finishing : Ulul Azmi Rizal

Supported by :

Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

Genealitas dan historisitas kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai sebuah entitas mahasiswa yang khas dengan ciri keseimbangan intelektualitas dan praksis gerakan tak perlu kita PENGANTAR pertanyakan lagi. Sandaran normatif dan kelahiran IMM dengan tegas menjawab keraguan Dewan Pimpinan Pusathistoris Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah kader-kadernya akan pertanyaan-pertanyaan seputar relasi organisasi mahasiswa dan praksis gerakan politik horizontal (pemberdayaan) di satu sisi, dengan komitmen intelektualitas di sisi yang lain. Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Kita meyakini konsepsi teologi ideologi IMM tidakraya berhenti pada berkat tataraninayah-Nya wacana, Puji dan syukur hanyalah milik yang Allahmelatari SWT yang memiliki jagad ini, atas melainkan membumi dalam bentuk praksis pembebasan, apa yang olehtetap Farid Esack disebut sebagai sehingga kita bisa menikmati ciptaan-Nya. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kehadirat teologi yangSAW liberatif kaum tertindas. Allah dan Rasul dijadikan niat Rosullulloh yangterhadap membawa umat manusiaSehingga ini dari jalan jaman kegelapan menuju jaman poin terang transformasi mental, karena Allah dancahaya Rasul merupakan jati diri eksistensial kemanusiaan kita. Allah benderang diennul Islam yang penuh iman. merupakan poros moralitas universal yang pada poros itulah seluruh dimensi kemanusiaan itu kembali. Dengan kata lain Allah adalah kebenaran itu sendiri yang personifikasi moralitasnya adalah Rasul. Konsepsi ini meniscayakan kader-kader IMM memancangkan niat untuk turut merasakan dan terlibat dalam proses-proses substansialisasi manifestasi nilai-nilai kemanusiaan yang liberatif emansipatif itu menjadi fakta sosial yang membebaskan. Gerakan IMM sebagai mana pilihan ideologinya Islam untuk kemanusiaan universal (Islam rahmatallilalamin) meniscayakan penerjemahan cita-cita iman yang mutlak-abadi-universal menjadi bersifat menyejarah-lokal-temporer sekaligus memberikan fakta yang kongkrit bagi kemanusiaan sebagaimana manifest teologi Al-maun yang mendasari gerakan sosial Muhammadiyah. Karenanya, gerakan kader-kader IMM harus berangkat dari khittah kelahirannya sebagai minoritas creative berciri intelektual, memiliki pemahaman yang lengkap dan utuh tentang realitas yang diperjuangkannya melalui penguatan basis teoritik dan produk discourse di tengah kampus, sehingga kader-kader IMM mumpuni secara konseptual dan praksis metodologis. Kita perlu mengingat Ali Shari'ati, pelopor intelektual-aktifis politik yang menyemangati revolusi rakyat Iran melawan Pahlevi dengan melakukan konsolidasi dan pencerahan basis rakyat. Para intelektual-aktifis politik ini dalam melakukan aktifitas-aktifitasnya selalu berdasarkan kepada siklus dialektika diskursif-praksis-diskursif (diskusi ide-aksi-ide). Dengan kata lain, mereka berdiskusi secara intelektual tentang apa saja yang menjadi persoalan riil di masyarakat, menyusun strategi dan langkah aksi, lalu dilanjutkan dengan pencerahan berikutnya melalui sosialisasi pemikiran aksi tersebut kepada 2 T a n f luas. i d z Hal K e ini p udijelaskan tusan M u k t adengan m a r konsep XIV I katan M a h dalam asisw a masyarakat shari'ati raushan fikr-nya bukunya tugas M u h a m m muslim. adiyah cendekiawan Kita perlu menghindar dari stereotip atas fakta-fakta yang terjadi pada dunia aktifis sekarang, terutama pemilahan cukup tajam antara intelektual dan aktifis. Identifikasi gerakan yang ber gerak pada isu lalu demonstrasi, membuat posko, dukung ini-dukung itu namun demikian instan dan tanpa pendiskusian terlebih dahulu. Kerangka gerakan studi aksi yang dibangun IMM diharapkan mampu menjawab

Billahi fi sabililhaq, fastabiqul khoirot Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Jakarta, 10 Juni 2010 Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Periode 2010 2012 Ketua Umum Sekretaris Jendral

Ton Abdillah Has

Yayan Sopyani Al Hadi

Kerangka gerakan di atas meniscayakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah concern pada basis kaderisasi, yaitu Cabang dan Komisariat, lebih tegas lagi kembali pada gera kan kampus. Kerja-kerja dedikatif seperti merekrut kader-kader potensial, membuka ruang diskusi, training dan pelatihan, bertarung secara intelektual dan politik dengan organisasi mahasiswa lain, serta menyiapkan diri untuk terlibat di tengah masyarakat, perlu memperoleh dukungan serius dari pimpinan pusat (DPP IMM).

Akhir kata, kiranya keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa Muhamamdiyah di Bandung pada tanggal 21 mampu memberikan kontribusi bagi 3 Ta n f 26 i d April z K 2010 e p ukemarin tusan Muk tamar X I V I kpositif atan MIkatan. a h a sNamun, i s w a kita yakin dan percaya M uha mm a d i ybahwa a h segala perjuangan dalam perjalanan organisasi akan terus mengalami dinamisasi menuju kematangan. Harapannya agar kepada seluruh level kepemimpinan di IMM menjadikan hasil Muktamar kali ini sebagai rujukan dan disosialisasikan sesuai kewenangannya masing-masing. Semoga Allah Subhanahu Wataala meridhoi setiap langkah perjuangan sebagai upaya perubahan atas kondisi umat dan bangsa. Amin..

DAFTAR ISI Kata Pengantar................................................................................................................ 2 Daftar Isi......................................................................................................................... 4 SK PP Muhammadiyah .................................................................................................. 5 Surat Keputusan DPP IMM Periode 2010 2012.......................................................... 6 Surat Instruksi DPP IMM Periode 2010 2012............................................................. 7 Anggaran Dasar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah..................................................... 8 Bab II Pola Dasar Kebijakan.. 25 Anggaran Rumah Tangga Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah..................................... 13 Bab III Pola Haluan Umum Organisasi Kebijakan Jangka Panjang 28 Garis Besar (GBHO)....................................................................... 23 Bab IV Kebijakan IMM Periode Muktamar 31 bab V Pelaksanaan Kebijakan dan Program XIV. Periode 2010 2012............................... 33 Rekomendasi Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah............................... 36 Badan Pimpinan Harian DPP IMM Periode 2010 2012. 38 Mekanisme Kerja DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Periode 2010 2012........ 40 Penutup............................................................................................................................ 49 Lampiran Tata Tertib Pemilihan Pimpinan..................................................................... 50 Daftar Alamat DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah se- Indonesia......................... 56 Profil BPH DPP IMM Periode 2010 2012.................. 59

Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH No. 134/KEP/I.0/B/2010 Tentang : PENGESAHAN KEPUTUSAN MUKTAMAR XIII IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH Bismillahirrahmanirrohim Pimpinan Pusat Muhammadiyah : Memperhatikan : Surat Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah nomor 02/B1/2010 tanggal 13 Jumadil Akhir 1431 H/26 Mei 2010 M perihal Permohonan Menimbang : Bahwa setelah dilakukan penelitian secukupnya, keputusan Muktamar XIII Ikatan Pengesahan Tanfidz Muktamar ; Mahasiswa Muhammadiyah dapat disahkan dengan koreksi; Mengingat : 1. Anggaran Dasar Muhammadiyah Pasal 21; 2. Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah Pasal 20; Qaidah Organisasi Otonom Muhammadiyah 3. Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor 92/KEP/I.0/B/2007 tentang Berdasar : Pembahasan dan keputusan rapat Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggal 29 Mei 2010; MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG PENGESAHAN KEPUTUSAN MUKTAMAR XIII IKATAN Pertama : Mengesahkan MUHAMMADIYAH keputusan Muktamar XIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang berlangsung pada tanggal 21-25 April 2010 di Lembang, Bandung tanpa koreksi. Kedua : Memerintahkan kepada Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah untuk segera mentanfidzkan keputusan tersebut. Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Ditetapkan di : Yogyakarta Pada Tanggal : 1 18Juni Jumadil 2010 Akhir M 1431 H

Tembusan : 1. Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kantor Jakarta 3. Pusat Organisasi Otonom. 2. Pimpinan Majelis, Badan, Lembaga tingkat Pusat 5 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

SURAT KEPUTUSAN Nomor: II/A-1/2010

Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, setelah : 21 s.d. 26 April 2010 M / 07 12 Jumadil Awal 1431 H di Bandung, Membaca : Keputusan Muktamar IMM ke XIV yang berlangsung pada tanggal Jawa Barat. XIV IMM telah menetapkan keputusan-keputusan Menimbang : 1. Bahwa Muktamar yang telah sesuai dengan peraturan-peraturan organisasi. 2. Bahwa untuk dapat diberlakukan keputusan Muktamar sebagaimana yang dimaksud dalam point satu diatas, DPP IMM perlu Mengingat : 1. Amanah Muktamar XIV di Bandung. mengeluarkan SKIMM tentang Tanfidz Keputusan Muktamar. 2. Anggaran Dasar IMM Pasal 18 ayat 3. Anggaran Rumah Tangga Pasal 1921 ayat 10. Memperhatika : 1. 3. Hasil Rapat BPH DPP IMM tanggal Mei 2010 di Jakarta. MEMUTUSKAN Menetapkan : Keputusan DPP IMM tentang Tanfidz Keputusan Muktamar XIV IMM. PERTAMA : Mentanfidzkan Keputusan Muktamar IMM ke XIV yang berlangsung pada tanggal 21 s.d. 26 April 2010 M / 07 12 Jumadil Awal 1431 H Bandung, Jawa Barat. XIV IMM sebagai Pedoman KEDUA : MenetapkandiKeputusan Muktamar Pelaksanaan dalam menetapkan Kebijakan Organisasi dan KETIGA : Keputusan Pelaksanaan ini berlaku Kegiatan sejak tanggal sampai diadakan IMM ditetapkan . perubahan atau dicabut kembali. Ditetapkan : di Jakarta Tanggal : 8 Rajab 1431 H PIMPINAN Bertepatan : 21 Juni 2010 M Ketua Umum, dto Ton Abdillah Has Tembusan : PP Muhammadiyah Yogyakarta dan Jakarta Sekretaris Jenderal, dto Yayan Sopyani Al Hadi

Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

SURAT INSTRUKSI Nomor: III/A-4/2010

Membaca : Keputusan Muktamar IMM ke XIV yang berlangsung pada tanggal 21 s.d. 26 April 2010 M / 07 12 Jumadil Awal 1431 H di Bandung, Jawa Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, setelah : Barat. Menimbang : 1. Bahwa Muktamar XIV IMM telah disahkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan ditanfidzkan oleh DPP IMM. 2. Bahwa untuk melaksanakan keputusan Muktamar tersebut perlu dikeluarkan Instruksi pelaksanaannya. Mengingat : 4. Amanah Muktamar XIV IMM di Bandung 5. Anggaran Dasar IMM Pasal 18 ayat 3 Memperhatikan : 2. Surat Keputusan Pimpinan Muhammadiyah No. 6. Anggaran Rumah TanggaPusat Pasal 19 ayat 10 134/KEP/I.0/B/2010 tanggal 1 Juni 2010/18 Jumadil Akhir 1431 H tentang pengesahan keputusan Muktamar XIV IMM. 3. Surat Keputusan Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah nomor II/A-1/2010 tanggal 13 Jumadil Akhir 1431 H/27 Mei 2010 M, tentang : Tanfidz keputusan Muktamar XIV MENGINSTRUKSIKAN IMM. Kepada seluruh Pimpinan IMM pada semua level tingkat kepemimpinan untuk; PERTAMA : Melaksanakan keputusan Muktamar XIV IMM sesuai dengan kewenangan masing-masing. KEDUA : Menyebarluaskan Instruksi ini kepada pihak-pihak yang berkepentingan. KETIGA : Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan instruksi ini sampai tingkatan kepemimpinan di bawahnya. Ditetapkan : di Jakarta Tanggal : 8 Rajab 1431 H PIMPINAN Ketua Umum, dto Ton Abdillah Has Tembusan : PP Muhammadiyah Yogyakarta dan Jakarta 7 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa Bertepatan : 21 Juni 2010 M Sekretaris Jenderal, Dto Yayan Sopyani Al Hadi

Muhammadiyah

ANGGARAN DASAR (AD) IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

MUQADIMAH Dengan nama Allah yang Maha Pemurah, Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah yang mengasuh semesta alam, yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada engkau kami menyembah dan hanya kepada engkau kami memohon pertolongan. Tunjukanlah kami jalan yang lurus yakni jalan orangorang yang telah engkau beri kenikmatan atas mereka, bukan jalan orang-orang yang engkau murkai Bahwa sesungguhnya Islam adalah satu-satunya agama tauhid yang haq di sisi Allah dengan berprinsip atas mereka dan bukan jalan orang-orang yang sesat. pada aqidah tauhid dan membawa misi sebagai hudan rahmatan lilalamin (petunjuk dan rahmat bagi sekalian alam). Oleh sebab itu, Islam harus ditegakan dan dilaksanakan dalam kehidupan bersama ditengah-tengah masyarakat. Hal tersebut merupakan sunnatullah bagi manusia, khususnya umat islam sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya di muka bumi ini.

Persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam Amar Maruf Nahi Mungkar dan tajdid, adalah salah satu kreasi manusia Muslim dalam upaya menggerakan dan membimbing umat agar mampu melaksanakan fungsi dan perannya. Dalam rangka kelangsungan hakikat dan misinya, Muhammadiyah memerlukan tumbuhnya kader pelopor, pelangsung dan penyempurna cita-cita sekaligus sebagai stabilisator, dinamisator dan gerakan perjuangannya.

BAB Itanggal 14 Maret 1964 M. didirikan Ikatan Maka pada 29 Syawal 1384 H. bertepatan dengan NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai salah satu organisasi otonom Muhammadiyah, yang Pasal 1 disingkat IMM adalah gerakan Mahasiswa Organisasi ini bernama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan wadah perjuangan untuk menghimpun, menggerakkan dan membina potensi mahasiswa Islam yang beraqidah Islam bersumber Al-Quran dan As-Sunah. Islam guna meningkatkan peran dan tanggung jawabnya sebagai kader persyarikatan, kader umat dan Pasal 2 IMM didirikan pada tanggal Syawal 1384 bertepatan dengan tanggal 14 Maret 1964 M di kader bangsa, sehingga tumbuh29 kader-kader yang H memiliki kerangka berpikir ilmu amaliyah dan kader Yogyakarta waktu yang tidak terbatas. amal ilmiahuntuk sesuai dengan Kepribadian Muhammadiyah, Kesemuanya itu dilaksanakan secara Pasal 3 1. Tempat kedudukan IMM adalah ditempat kedudukan Pimpinan bersama dengan menjunjung tinggi musyawarah atas Dewan dasar iman dan Pusatnya. taqwa serta hanya mengharap Negara Republik Indonesia. 2. Tempat kedudukan Dewan Pimpinan Pusatnya seperti tersebut pada ayat 1 adalah di Ibukota ridha Allah SWT. 8 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Dengan ketaqwaan kepada Allah SWT, maka penyelenggaraan organisasi Ikatan M u h a dilandasi m m a d semangat iyah Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) berpedoman kepada Anggaran Dasar sebagai berikut:

BAB II ASAS, GERAKAN, DAN LAMBANG Pasal 4 Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah berazas Islam. 5 di bidang keagamaan, kemasyarakatan dan IMM adalah gerakan Mahasiswa Islam yang Pasal bergerak kemahasiswaan. Pasal 6 Lambang IMM adalah pena yang berlapis dengan 3 warna, ditengah tertuliskan IMM, bunga melati dan pita yang tercantum tulisan arab fastabiqul khairat serta matahari bersinar. BAB III TUJUAN DAN USAHA Pasal 7 Tujuan IMM adalah mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pasal 8 Membina para anggotanya menjadi kader persyarikatan Muhammadiyah, kader umat dan kader bangsa yang senantiasa setia terhadap keyakinan dan cita-citanya. Membina para anggotanya untuk selalu tertib dalam ibadah, tekun dalam studi dan mengamalkan ilmu pengetahuannya untuk melaksanakan. Ketaqwaan dan pengabdiannya kepada Allah SWT. Membantu para anggota khususnya dan mahasiswa pada umumnya dalam menyelesaikan kepentingannya. Mempergiat, mengefektifkan dan mengoptimalkan dakwah amar maruf nahi munkar kepada masyarakat teristimewa masyarakat mahasiswa. Segala usaha yang tidak menyalahi asas, gerakan dan tujuan organisasi dengan mengindahkan segala hukum yang berlaku dalam negara Republik Indonesia. BAB IV ORGANISASI Pasal 9 Keanggotaan 1. Anggota IMM terdiri dari: a. ANGGOTA BIASA, ialah mahasiswa Islam yang menyetujui asas dan tujuan IMM. b. ANGGOTA LUAR BIASA, ialah alumni IMM yang tetap setia kepada IMM dan Muhammadiyah. c. ANGGOTA KEHORMATAN, ialah orang-orang yang dipandang berjasa mengembangkan dan melestarikan IMM. 2. Hak dan Kewajiban serta peraturan lainnya tentang keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. Pasal 10 Susunan Organisasi 1. Susunan Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) terdiri dari: 9 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

a. KOMISARIAT, ialah kesatuan anggota dalam suatu Kampus, Fakultas atau Akademi dan atau tempat tertentu. b. CABANG, ialah kesatuan Komisariat-Komisariat dalam suatu daerah kabupaten atau kota atau daerah tertentu. c. DAERAH, ialah kesatuan Cabang-Cabang dalam suatu Propinsi. d. PUSAT, ialah kesatuan Daerah-Daerah dalam Negara Republik Indonesia. 2. Syarat dan Ketentuan pembentukan organisasi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB V PIMPINAN Pasal 11 Pimpinan Komisariat 1. Pimpinan Komisariat adalah pimpinan tertinggi dalam komisariatnya yang memimpin dan melaksanakan kepemimpinan, peraturan-peraturan dan keputusan organisasi dalam lingkungannya. 2. Badan Pimpinan Harian (BPH) Pimpinan Komisariat dipilih untuk masa jabatan 1 (satu) tahun. 3. Ketua Pimpinan Komisariat karena jabatannya menjadi wakil Pimpinan Cabang di komisariatnya. Pasal 12 Pimpinan Cabang 1. Pimpinan Cabang adalah pimpinan tertinggi dalam Cabangnya yang memimpin dan melaksanakan kepemimpinan di atasnya, peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan organisasi kepada komisariat-komisariat di(BPH) lingkungannya. 2. Badan Pimpinan Harian Pimpinan Cabang dipilih untuk masa jabatan 1 (satu) tahun. 3. Untuk Komisariat mewakili dalam kepentingan-kepentingan suatu Perguruan Tinggi, Cabang Pimpinan sertaCabang mengatur dapat kerjasama membentuk antara Koordinator Pimpinan 4. Ketua Pimpinan Cabang karena jabatannya menjadi wakil Dewan Pimpinanorganisasi. Daerah di cabangnya. Komisariat (KORKOM) yang ketentuan dan syarat diatur dalam peraturan Pasal 13 Dewan Pimpinan Daerah 1. Dewan Pimpinan Daerah adalah pimpinan tertinggi dalam daerahnya yang memimpin dan melaksanakan kepemimpinan di atasnya, peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan organisasi dalam Pimpinan lingkungannya. 2. Badan Harian (BPH) Dewan Pimpinan Daerah dipilih untuk masa jabatan 2 (dua) tahun. daerahnya. 3. Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah karena jabatannya menjadi wakil Dewan Pimpinan Pusat di Pasal 14 Dewan Pimpinan Pusat 1. PimpinanHarian Pusat adalah tertinggi yang memimpin 2. Dewan Badan Pimpinan (BPH) pimpinan Dewan Pimpinan Pusat dipilih untuk organisasi. masa jabatan 2 (dua) tahun. Pasal 15 Pergantian dan Pemilihan Pimpinan 1. Pergantian Pimpinan dilaksanakan pada setiap musyawarah tertinggi di masing-masing tingkat pimpinan. pimpinan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. 2. Pemilihan Pasal 16 Unsur Pembantu pimpinan 1. Untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya pimpinan dapat membentuk unsur pembantu pimpinan yang diserahi tugas-tugas khusus. 10 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

Tangga. BAB VI PERMUSYAWARATAN Pasal 17 Permusyawaratan terdiri dari : 1. MUKTAMAR, ialah permusyawaratan dalam organisasi diikuti oleh anggota Dewan Pimpinan Pusat, utusan-utusan tertinggi Dewan Pimpinan Daerah, yang dan utusan-utusan Pimpinan 2. TANWIR, Cabang. ialah permusyawaratan tertinggi dalam organisasi di bawah Muktamar yang diikuti oleh Dewan Pimpinan Pusat, dan utusan-utusan Dewan Pimpinan Daerah untuk membicarakan kepentingan-kepentingan organisasi yang tidak dapat ditangguhkan sampai berlangsung 3. MUSYAWARAH DAERAH, ialah permusyawaratan tertinggi dalam Daerah, yang diikuti oleh anggota Dewan Pimpinan Daerah, utusan-utusan dan muktamar. utusan-utusan Pimpinan Muktamar, diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) Pimpinan kali dalamCabang, satu periode Komisariat, diadakan 2 (dua) tahun 4. MUSYAWARAH CABANG, ialahsekali. permusyawaratan tertinggi dalam Cabang yang diikuti oleh anggota Pimpinan Cabang, dan utusan-utusan Pimpinan Komisariat, diadakan 1 (satu) tahun sekali. 5. MUSYAWARAH KOMISARIAT, ialah permusyawaratan tertinggi dalam Komisariat yang diikuti oleh Pimpinan Komisariat dan seluruh anggota, diadakan 1(satu) tahun sekali. Pasal 18 Keputusan 1. Musyawarah dapat berlangsung dengan tidak memandang jumlah yang hadir, asal yang berkepentingan telah diundang secara sah. 2. Keputusan musyawarah diusahakan dengan suara bulat. Apabila tidak syah dilaksanakan dengan lobying dan apabila tidak syah terpaksa diadakan pemungutan suara, maka keputusan diambil 3. Keputusan Muktamar berlaku setelah disetujui oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, disyahkan dengan suara terbanyak mutlak. dan ditanfidzkan oleh Dewan Pimpinan Pusat IMM. 4. Keputusan Musyawarah Daerah berlaku setelah disetujui oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, disyahkan oleh Dewan Pimpinan Pusat IMM, dan ditanfidzkan oleh Dewan Pimpinan Daerah 5. Keputusan Musyawarah Cabang berlaku setelah disetujui oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah, IMM. disyahkan oleh Dewan Pimpinan Daerah IMM, dan ditanfidzkan oleh Pimpinan Cabang IMM. 6. Keputusan Musyawarah Komisariat berlaku setelah disyahkan oleh Pimpinan Cabang IMM, dan ditanfidzkan Pimpinan Komisariat IMM. 7. Mekanisme pengesahan keputusan musyawarah ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB VII KEUANGAN Pasal 19 Keuangan Keuangan organisasi diperoleh dari: 1. Uang Pangkal dan Iuran. BAB VIII 2. Sumber-sumber lain yang halal dan tidak mengikat. ANGGARAN RUMAH TANGGA 11 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah 2. Syarat dan ketentuan pembentukan Unsur Pembantu Pimpinan diatur dalam Anggaran Rumah

Pasal 20 1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar, akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. 2. Anggaran Rumahkemudian Tangga dapat diubah oleh Dewan Pimpinan Pusat dengan tidak menyalahi Anggaran Dasar, disyahkan oleh Tanwir dan atau Muktamar. BAB XI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Pasal 21 Anggaran Dasar hanya dapat diubah oleh Muktamar dan perubahannya sah apabila diputuskan dengan suara sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah anggota Muktamar yang hadir, yang BAB X memang sengaja diundang untuk membicarakan perubahan Anggaran Dasar. PEMBUBARAN Pasal 22 1. Pembubaran IMM menjadi wewenang kedaulatan Muktamar, berdasarkan kesepakatan bersama. 2. Setelah IMM dibubarkan segala kewajiban dan aset menjadi tanggung jawab Muhammadiyah. BAB XI PENUTUP Pasal 23 sebelumnya, dan telah disyahkan oleh Anggaran Dasar ini menjadi pengganti Anggaran Dasar Muktamar XIV di Bandung Barat, Jawa Barat dan Mulai berlaku sejak disahkannya oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ditetapkan di Tanggal : Bandung Barat

: 23 April 2010 M

Bertepatan dengan tanggal : 8 Jumadil Awal 1431 H

12

Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

BAB I WAKTU DAN LAMBANG 1 14 Maret. Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalahPasal tanggal Pasal 2 1. Lambang IMM sebagaimana tersebut dalam Anggaran Dasar pasal 6 adalah sebagai berikut dengan ukuran 1 berbanding 2,5.

2. Penjelasan tentang lambang IMM di atur dalam pedoman organisasi. BAB II KEANGGOTAAN Pasal 3 Anggota Biasa 1. Yang dapat diterima menjadi anggota biasa adalah: a. Mahasiswa yang sedang menempuh perkuliahan di perguruan tinggi atau yang setingkat. huruf (a) paling 2 (dua) tahun setelah yudisium atau maksimal usiadalam 30 tahun. b. Mahasiswa yang lambat telah menyelesaikan perkuliahan sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat 1 2. Prosedur menjadi anggota biasa : a. Calon anggota harus mengikuti dan dinyatakan lulus pengkaderan Darul Arqam Dasar. Dewan Pimpinan Daerah. b. Permintaan menjadi anggota biasa diajukan secara tertulis oleh Pimpinan Komisariat kepada c. Apabila permintaan menjadi anggota diterima, kepadanya diberikan Kartu Tanda Anggota oleh Dewan Pimpinan Daerah atas nama DPP IMM. d. Bentuk tanda anggota ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat. Pusat. 6 (enam) bulan sekali DPD melaporkan database keanggotaan kepada Dewan Pimpinan e. Setiap f. Bagi Calon Anggota yang berasal dari Organisasi Otonom Muhammadiyah, syarat keanggotaan diatur oleh Peraturan Khusus yang dibuat oleh DPP. Anggota IMM tidak boleh merangkap pada organisasi ekstra kampus yang sejenis Pasal 4 Anggota Luar Biasa 1. Anggota luar biasa adalah alumni IMM yang telah memenuhi kriteria seperti anggota biasa sebagaimana pasal 3 dan mendukung gerakan dakwah Muhammadiyah. 2. Anggota luar biasa atas usulan pimpinan cabang dan ditetapkan oleh DPD. Pasal 5 13 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

Anggota Kehormatan 1. Anggota kehormatan adalah orang yang berasal dari luar kalangan IMM yang telah memberikan kontribusi luar biasa pada ikatan. 2. Anggota kehormatan dapat diusulkan oleh pimpinan IMM pada tingkat dimana yang bersangkutan berada setelah dipertimbangkan dan ditetapkan DPP IMM. Pasal 6 Hak dan Kewajiban 1. Anggota biasa berhak menyatakan pendapat, suara, memilih dan dipilih. a. Mempelajari dan mengamalkan 2. Kewajiban anggota biasa adalah: kepribadian dan khittah perjuangan Muhammadiyah. b. Menjadi tauladan utama bagi mahasiswa. IMM. c. Tunduk dan taat kepada keputusan usaha-usaha organisasi, peraturan-peraturan dan menjaga nama baik d. Turut melaksanakan dan mendukung organisasi. e. Membayar iuran anggota yang besarnya ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat. Pasal 7 Pemberhentian Anggota Keanggotaan berhenti karena: 1. Meninggal dunia. 2. 4. 3. aturan dan ketentuan Permintaan sendiri. organisasi. Keputusan Dewan Pimpinan Daerah tentang pemberhentian anggota sesuai pasal 7 ayat 3 hanya dapat dilaksanakan setelah : Daerah atas usulan Pimpinan Cabang karena pelanggaran terhadap Keputusan Dewan Pimpinan a. Diadakan penelitian oleh Pimpinan Cabang; huruf (b) tidak diindahkan; b. Diberikan peringatan oleh Pimpinan Cabang secara tertulis; d. Anggota yang diberhentikan oleh Dewan Pimpinan Daerah diberi kesempatan membela diri dalam musyawarah oleh Dewan Pimpinan Daerah. tersebut pada pasal 7 ayat 4 c. Dilakukan skorsing yang oleh diadakan Pimpinan Cabang, apabila peringatan BAB III SUSUNAN ORGANISASI Pasal 8 Komisariat 1. Pembentukan dan pengesahan serta ketentuan luas teritorial komisariat ditetapkan dengan surat keputusan Dewan Pimpinan Daerah atas usul Pimpinan Cabang yang bersangkutan. 2. Komisariat berkewajiban melaksanakan usaha-usaha organisasi untuk menghimpun, membina dan meningkatkan kualitas serta menyalurkan bakat dan minat anggotanya untuk kepentingan organisasi. Pasal 9 Cabang 1. Cabang dibentuk oleh Dewan Pimpinan Pusat, terdiri dari sekurang kurangnya 3 (dua) komisariat yang telah disahkan. 2. Pembentukan dan pengesahan serta ketentuan luas teritorial cabang ditetapkan dengan surat keputusan Dewan Pimpinan Pusat atas usul Dewan Pimpinan Daerah yang bersangkutan. 3. Pimpinan Cabang dapat membentuk Koordinator Komisariat (KORKOM) dengan mengadakan rapat pleno yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) unsur pimpinan cabang dan 2 (dua) orang perwakilan pimpinan komisariat. 14 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Pasal 10 Daerah 1. Daerah dapat dibentuk oleh Dewan Pimpinan Pusat terdiri dari sekurang kurangnya 3 (tiga) cabang yang telah disahkan. 2. Pembentukan dan pengesahan sertaatas ketentuan luas teritorial daerah dengan surat keputusan Dewan Pimpinan Pusat usul Musyawarah Daerah danditetapkan setelah mendengar pertimbangan calon Dewan Pimpinan Daerah yang bersangkutan. BAB IV PIMPINAN Pasal 11 Syarat-syarat Pimpinan. Syarat-syarat untuk dapat dicalonkan dan dipilih sebagai Pimpinan Ikatan: 1. Syarat Umum a. Telah menjadi anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. b. Setia kepada asas, tujuan dan perjuangan ikatan dan persyarikatan. c. Taat kepada garis kebijaksanaan pimpinan ikatan dan pimpinan persyarikatan. beribadahnya. d. Mampu membaca Al-Quran secara tartil. g. Tidak merangkap dengan pimpinan atau anggota partai dan, tawaran atau organisasi politik. e. Mampu dan cakap melaksanakan tugas. h. Berpengalaman dalam memimpin ikatan setingkat di bawahnya, kecuali untuk Pimpinan Komisariat. i. berdomisili di kota, dimana sekretariat berkedudukan jika terpilih menjadi f. Bersedia Dapat menjadi tauladan utama dalam organisasi terutama dalam bidang akhlaqpimpinan. dan 2. Syarat-syarat khusus bagi Dewan Pimpinan Pusat a. Telah menjadi anggota biasa sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun. b. Telah lulus pengkaderan Darul Arqam Paripurna. 3. Syarat-syarat khusus bagi Dewan Pimpinan Daerah. a. Telah menjadi anggota biasa sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun. 4. Syarat-syarat khusus bagi Pimpinan Cabang. b. Telah lulus pengkaderan Darul Arqam Madya. a. Telah menjadi anggota biasa sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun. b. Telah lulus pengkaderan DAM. Komisariat. 5. Syarat-syarat khusus bagi Pimpinan a. Telah menjadi anggota biasa sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan. b. Telah lulus pengkaderan DAD. Berhentinya pimpinan karena : 1. Berakhirnya status masa jabatan. 2. Berhalangan tetap. 3. Permintaan sendiri. Pasal 13 Dewan Pimpinan Pusat 4. Melanggar konstitusi ikatan dan persyarikatan. 15 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa Pasal 12 Pemberhentian Pimpinan

Muhammadiyah

pelaksanaannya. 3. Untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari yang bersifat administratif, Dewan Pimpinan Pusat mengangkat Sekretaris Eksekutif. 4. Untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya Dewan Pimpinan Pusat dapat membentuk Badan Pimpinan yang diserahi tugas dan menyelenggarakan pekerjaan khusus. 5. Struktur Dewan Pimpinan Pusat terdiri dari 1 (satu) orang Ketua Umum, 1 (satu) orang Sekretaris Jenderal, 1 (satu) orang Bendahara Umum, 10 (sepuluh) orang Ketua bidang, 10 (sepuluh) orang sekretaris bidang dan 3 (tiga) orang bendahara. Pasal 14 Dewan Pimpinan Daerah 1. Dewan Pimpinan Daerah disusun oleh formatur yang dipilih oleh Musyawar ah Daerah dan disahkan oleh Dewan Pimpinan Pusat. 2. Dewan Pimpinan Daerah adalah wakil Dewan Pimpinan Pusat di daerahnya. 3. Dewan Pimpinan Daerah dapat membentuk Badan pimpinan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. 4. Dewan Pimpinan Daerah harus memberikan laporan kepada Dewan Pimpinan Pusat sekurangkurangnya 6 (enam) bulan sekali dan atau apabila ada hal-hal yang dianggap perlu. 5. Struktur Dewan Pimpinan Daerah terdiri dari 1 (satu) orang ketua umum, 1 (satu) orang Sekretaris umum, 1 (satu) orang bendahara umum, 10 (sepuluh) orang ketua bidang, 10 (sepuluh) orang sekretaris bidang dan 3 (tiga) orang wakil bendahara. 6. Dalam keadaan tertentu Struktur Dewan Pimpinan Daerah sekurang-kurangnya terdiri dari 13 (tiga belas) orang Badan Pimpinan Harian. Pasal 15 Pimpinan Cabang 1. Pimpinan Cabang disusun oleh formatur yang dipilih oleh Musyawarah Cabang dan disahkan oleh Dewan Pimpinan Daerah. 2. Pimpinan Cabang memberikan laporan kepada Dewan Pimpinan Daerah sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan dan atau apabila ada hal-hal yang dianggap perlu. 3. Struktur Pimpinan Cabang terdiri dari 1 (satu) orang ketua umum, 1 (satu) orang sekretaris umum, 1 (satu) orang bendahara umum, 10 (sepuluh) orang ketua bidang, 10 (sepuluh) orang sekretaris 4. Dalam bidangkeadaan dan 3 (tiga) tertentu orang struktur wakil bendahara. Pimpinan Cabang sekurang-kurangnya terdiri dari 13 (tiga belas) orang Badan Pimpinan Harian. Pasal 16 Pimpinan Komisariat 1. Pimpinan Komisariat disusun oleh formatur yang dipilih oleh Musyawarah Komisariat dan disahkan oleh Pimpinan Cabang. 2. Pimpinan Komisariat memberikan laporan kepada Pimpinan Komisariat sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali dan atau apabila ada hal hal yang dipandang perlu. 3. Struktur Pimpinan Komisariat terdiri dari 1 (satu) orang ketua umum, 1 (satu) orang sekretaris umum, 1 (satu) orang bendahara umum, (sembilan) orang ketua bidang, 10 (sepuluh) orang 4. Dalam sekretaris keadaan bidangtertentu dan 3 (tiga) struktur orang Pimpinan wakil bendahara. Komisariat sekurang-kurangnya terdiri dari 13 (tigabelas) orang Badan Pimpinan Harian. Pasal 17 Unsur Pembantu Pimpinan 1. Unsur Pembantu Pimpinan terdiri dari Lembaga Semi Otonom (LSO) dan Lembaga Otonom ( LO). 16 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah 1. Dewan Pimpinan Pusat disusun oleh formatur yang dipilih oleh Muktamar. 2. Dewan Pimpinan Pusat memimpin organisasi, mentanfidzkan keputusan serta mengawasi

pokok IMM. 3. Lembaga Otonom adalah Unsur Pembantu Pimpinan yang menjalankan tugas pendukung IMM. 4. Unsur Pembantu Pimpinan dibentuk dan sahkan oleh pimpinan yang bersangkutan. Organisasi. 5. Ketentuan tentang pembentukan dan tugas Unsur Pembantu Pimpinan diatur dalam Peraturan Pasal 18 Pemilihan Pimpinan 1. Pemilihan dilakukan secara langsung, bebas, rahasia, jujur dan adil. oleh pimpinan masing-masing tingkatan bersama pimpinan dibawahnya rapat untuk 2. Pelaksanaan pemilihan pimpinan dilakukan oleh Panitia Pemilihan yang melalui dibentuk dan pleno ditetapkan satu kali pemilihan. 3. Pelaksanaan pemilihan pimpinan diatur berdasarkan tata tertib pemilihan pimpinan yang ditetapkan oleh Tanwir dan telah ditanfidzkan oleh Dewan Pimpinan Pusat Pasal 19 Pergantian dan Perubahan Pimpinan 1. Pimpinan IMM yang telah habis masa jabatannya tetap menjalankan tuga snya sampai dilakukan serah terima jabatan dengan pimpinan yang baru. 2. Dalam satu masa jabatan, dapat dilakukan perubahan pimpinan. 3. Perubahan pimpinan diatur dalam peraturan khusus yang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat. efektifitas jalannya kepemimpinan. 4. Setiap pergantian dan perubahan pimpinan IMM harus menjamin adanya peningkatan efisiensi dan BAB V PERMUSYAWARATAN Pasal 20 Muktamar 1. Muktamar dilaksanakan oleh dan atas tanggung jawab Dewan Pimpinan Pusat. a. Peserta dihadiri oleh : 2. Muktamar 1) Badan Pimpinan Harian Dewan Pimpinan Pusat. 2) Wakil Dewan Pimpinan Daerah masing-masing 4 (empat) orang. b. Peninjau 1) Pusat Cabang Muhammadiyah, Pimpinan Organisasi 3) Pimpinan Wakil Pimpinan masing-masing 2 (dua) orang. Otonom Muhammadiyah Tingkat Pusat, masing-masing 2 (dua) orang. 2) Mereka yang diundang oleh Dewan Pimpinan Pusat. 3. Peserta Muktamar berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih serta memiliki hak 1 (satu) suara, peninjau Muktamar berhak menyatakan pendapat. 4. Ketentuan tentang waktu dan tempat pelaksanaan serta agenda Muktamar ditetapkan oleh Tanwir. 5. Acara PokokDewan Muktamar : a. Laporan Pimpinan Pusat tentang : 1) Kebijakan Dewan Pimpinan Pusat. 2) Organisasi. 3) Keuangan. b. Penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Program Kerja. 4) Pelaksanaan keputusan Muktamar/Tanwir. c. Penyusunan Garis-garis Besar Haluan Organisasi, Garis-garis Besar Haluan Kerja, dan d. Pemilihan Ketua Umum dan Formatur Dewan Pimpinan Pusat. 17 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah 2. Lembaga Semi Otonom adalah Unsur Pembantu Pimpinan yang menjalankan sebagian tugas

e. Masalah-masalah umum IMM yang bersifat urgen. f. Rekomendasi. 6. Ketentuan tentang tata tertib Muktamar dibuat oleh Dewan Pimpinan Pusat dan disahkan oleh Muktamar. 7. Pada waktu berlangsungnya Muktamar dapat diselenggarakan acara atau kegiatan pendukung yang tidak mengganggu jalannya Muktamar. 8. Selambat-lambatnya sebulan setelah muktamar, Dewan Pimpinan Pusat harus menyampaikan hasil keputusan tentang acara pokok Muktamar kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk mendapat pengesahan. 9. Apabila sampai satu bulan sesudah penyerahan hasil keputusan Muktamar belum ada jawaban dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, maka keputusan dianggap sah. 10. Selambat-lambatnya dua bulan setelah Muktamar, keputusan Muktamar harus ditanfidzkan oleh Pimpinan Pusat danberlaku selanjutnya disosialisasikan ke Dewan Pimpinan Daerah se-Indonesia. 11. Dewan Keputusan Muktamar tetap sampai diubah atau dibatalkan oleh Muktamar berikutnya. Pasal 21 Tanwir 1. Tanwir dilaksanakan oleh dan atas tanggung jawab Dewan Pimpinan Pusat. 2. Tanwir dihadiri oleh : a. Peserta 1) Badan Pimpinan Harian Dewan Pimpinan Pusat. Pusat. Pembantu Pimpinan Tingkat Pusat yang jumlahnya ditentukan oleh Dewan Pimpinan 2) Unsur 3) Wakil Dewan Pimpinan Daerah masing masing 4 (empat) orang. b. Peninjau Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pimpinan Organisasi Otonom Muhammadiyah Tingkat Pusat, masing-masing 1 (satu) orang. 3. Acara Pokok Tanwir : a. Laporan kebijakan Dewan Pimpinan Pusat dalam memimpin dan melaksanakan keputusan Muktamar. b. Masalah-masalah mengenai kepentingan umum organisasi yang tidak dapat ditangguhkan sampai berlangsungnya Muktamar. c. Mempersiapkan tempat dan acara yang akan datang. 4. Ketentuan tentang tata tertib Tanwir dibuat oleh Dewan Pimpinan Pusat dan disahkan oleh Tanwir. 5. Pada tidak waktu mengganggu berlangsungnya jalannya Tanwir. Tanwir dapat diselenggarakan acara atau kegiatan pendukung yang 6. Selambat-lambatnya sebulan setelah Tanwir, Dewan Pimpinan Pusat harus menyampaikan hasil Keputusan Tanwir kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk mendapatkan pengesahan. 7. Apabila sampai satu bulan sesudah penyerahan hasil keputusan Tanwir belum ada jawaban dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, maka keputusan dianggap sah. 8. Selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah Tanwir, keputusan Tanwir harus ditanfidzkan oleh Dewan Pimpinan Pusat dan selanjutnya disosialisasi ke Dewan Pimpinan Daerah se-Indonesia. 9. Keputusan Tanwir mulai berlaku setelah ditanfidzkan oleh Dewan Pimpinan Pusat dan tetap berlaku sampai diubah atau dibatalkan oleh Tanwir atau Muktamar kemudian. Pasal 22 Musyawarah Daerah 1. Musyawarah Daerah, disingkat Musyda dilaksanakan oleh dan atas tanggung jawab Dewan Pimpinan Daerah. 2. Musyawarah Daerah dihadiri oleh : a. Peserta 1) Badan Pimpinan Harian Dewan Pimpinan Daerah. 18 2) Wakil Pimpinan Cabang masing-masing 4 (empat) orang. Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

3) Wakil Pimpinan Komisariat masing-masing 2 (dua) orang. 4) Wakil Dewan Pimpinan Pusat 1 (satu) orang. b. Peninjau 1) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, Pimpinan Organisasi Otonom Muhammadiyah Tingkat Propinsi, masing-masing 2 (dua) orang. 2) Mereka yang diundang oleh Dewan Pimpinan Daerah. 3. Peserta Musyda berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih serta memiliki hak 1 (satu) suara. Peninjau Musyda berhak menyatakan pendapat. 4. Ketentuan tentang waktu dan tempat pelaksanaan serta agenda Musyda ditetapkan oleh Rapat Pleno diperluas Dewan Pimpinan Daerah. 5. Acara Pokok Musyawarah Daerah : a. Laporan Dewan Pimpinan Daerah tentang : 1) Kebijakan Dewan Pimpinan Daerah. 2) Organisasi. ketentuan Dewan Pimpinan Pusat. 3) Keuangan. b. Penyusunan program IMM periode berikutnya. 4) Pelaksanaan keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah Daerah serta Instruksi dan c. Pemilihan Ketua Umum dan Formatur Dewan Pimpinan Daerah. 6. Ketentuan tentang tata tertib Musyda dibuat oleh Pimpinan Daerah dan disahkan oleh d. Masalah-masalah umum IMM yang bersifat urgenDewan dalam daerah. Musyawarah Daerah. 7. Pada waktu berlangsungnya Musyda dapat diselenggarakan acara atau kegiatan pendukung yang e. Rekomendasi. tidak mengganggu jalannya Musyda. 8. Selambat-lambatnya sebulan setelah Musyda, Dewan Pimpinan Daerah harus menyampaikan hasil keputusan tentang acara pokok Musyda kepada Dewan Pimpinan Pusat untuk mendapat pengesahan. 9. Apabila sampai 1 (satu) bulan sesudah penyerahan hasil keputusan Musyda belum ada jawaban dari Dewan Pimpinan Pusat, maka keputusan dianggap sah. 10. Selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah Musyda, keputusan Musyda harus ditanfidzkan oleh Dewan Pimpinan Daerah dan selanjutnya disosialisasikan ke Pimpinan Cabang di tempatnya 11. Keputusan Musyda tetap berlaku sampai diubah atau dibatalkan oleh Musyda berikutnya. masing-masing. Pasal 23 Musyawarah Cabang 1. Musyawarah Cabang, disingkat Musycab dilaksanakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Cabang. 2. Musyawarah Cabang dihadiri oleh : a. Peserta 1) Badan Pimpinan Harian (BPH) dan Unsur Pembantu Pimpinan Cabang. 2) Wakil Pimpinan Komisariat masing-masing 4 (empat) orang. b. Peninjau Pimpinan DaerahPimpinan Muhammadiyah, Organisasi Otonom Muhammadiyah Tingkat 3) Wakil Dewan Daerah 1 Pimpinan (satu) orang. 3. Peserta Kota/Kabupaten, Musycab berhak masing-masing menyatakan 2 pendapat, (dua) orang memilih diundang dan oleh dipilih pimpinan serta cabang. memiliki hak 1 (satu) suara. Peninjau Musycab berhak menyatakan pendapat. 4. Ketentuan tentang waktu dan tempat pelaksanaan serta agenda Musycab ditetapkan oleh Rapat Pleno diperluas Pimpinan Cabang. 5. Acara Pokok Musyawarah Cabang: a. Laporan Pimpinan Cabang tentang : 19 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

1) Kebijakan Pimpinan Cabang. 2) Organisasi. 3) Keuangan. serta instruksi dan ketentuan Pimpinan di atasnya. b. Penyusunan program IMM periode berikutnya. 4) Pelaksanaan keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah Daerah, Musyawarah Cabang c. Pemilihan Ketua Umum dan Formatur Pimpinan Cabang. d. Masalah-masalah umum yang bersifat urgen dalamCabang Cabang. 6. Ketentuan tentang tata tertib IMM Musycab dibuat oleh Pimpinan dan disahkan oleh Musycab. tidak mengganggu jalannya Musycab Musycab.dapat diselenggarakan acara atau kegiatan pendukung yang e. Rekomendasi. 7. Pada waktu berlangsungnya 8. Selambat-lambatnya sebulan setelah Musycab, Pimpinan Cabang harus menyampaikan hasil keputusan tentang acara pokok Musycab kepada Dewan Pimpinan Daerah untuk mendapat 9. Apabila sampai 1 (satu) bulan sesudah penyerahan hasil keputusan Musycab belum ada jawaban pengesahan. dari Dewan Pimpinan Daerah, maka keputusan dianggap sah. 10. Selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah Musycab, keputusan Musycab harus ditanfidzkan oleh Pimpinan Cabang dan selanjutnya disosialisasikan ke Pimpinan Komisariat di wilayah masing11. Keputusan Musycab tetap berlaku sampai diubah atau dibatalkan oleh Musycab berikutnya. masing. Pasal 24 Musyawarah Komisariat 1. Musyawarah Komisariat, disingkat Musykom dilaksanakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Komisariat. 2. Musyawarah Komisariat dihadiri oleh: a. Peserta 1) BPH Pimpinan Komisariat. 2) Seluruh Anggota Komisariat. b. Peninjau Mereka yang diundang Pimpinan Komisariat. 3) Wakil Pimpinan oleh Cabang 1 (satu) orang. 3. Peserta Musykom berhak menyatakan pendapat, memilih dan dipilih serta memiliki hak 1 (satu) suara. Peninjau Musykom berhak menyatakan pendapat. 4. Ketentuan tentang waktu dan tempat pelaksanaan serta agenda Musykom ditetapkan oleh Rapat Pleno Pimpinan Komisariat. 5. Acara Pokok Musyawarah Komisariat: a. Laporan Pimpinan Komisariat tentang: 1. Kebijakan Pimpinan Komisariat 2. Organisasi Musyawarah Komisariat serta Instruksi dan ketentuan Pimpinan di atasnya. 3. Keuangan b. Penyusunan program IMM periode berikutnya. 4. Pelaksanaan keputusan Muktamar, Tanwir, Musyawarah Daerah, Musyawarah Cabang, c. Pemilihan Ketua Umum dan Formatur Pimpinan Komisariat. 6. Ketentuan tentang tata tertib Musykom dibuat olehdalam Pimpinan Komisariat dan disahkan oleh d. Masalah-masalah umum IMM yang bersifat urgen Komisariat. Musykom. 7. Pada waktu berlangsungnya Musykom dapat diselenggarakan acara atau kegiatan pendukung yang e. Rekomendasi. tidak mengganggu jalannya Musykom. 20 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

menyampaikan hasil keputusan tentang acara pokok Musykom kepada Pimpinan Cabang untuk mendapat pengesahan. 9. Apabila sampai 15 (lima belas) sesudah penyerahan hasil keputusan Musykom belum ada jawaban dari Pimpinan Cabang, maka keputusan dianggap sah. 10. Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah Musykom, keputusan Musykom harus ditanfidzkan oleh Komisariat. 11. Pimpinan Keputusan Musykom tetap berlaku sampai diubah atau dibatalkan oleh Musykom berikutnya. Pasal 25 Keputusan Musyawarah 1. Keputusan Permusyawaratan diusahakan diambil dengan musyawarah untuk mufakat. 2. Apabila keputusan permusyawaratan terpaksa dilakukan dengan lebih pemungutan keputusan diambil dengan suara terbanyak mutlak, yaitu setengah satu dari suara, jumlahmaka peserta 3. Pemungutan suara atas seseorang atau masalah yang penting dapat dilakukan secara tertulis dan yang memberikan hak suara. rahasia, atau secara langsung. 4. Apabila dalam pemungutan suara terdapat jumlah suara yang sama banyak, maka pemungutan suara diulangi dengan memberi kesempatan masing-masing pihak untuk menambah penjelasan. Apabila setelah tiga kali pemungutan suara ternyata hasilnya tetap sama atau tidak memenuhi syarat pengambilan keputusan pembicaraan dihentikan tanpa suatu keputusan, atau diserahkan 5. Apabila keputusan telah diambil, maka seluruh peserta musyawarah harus menerima keputusan tersebut dengan ikhlas dan tetap bertawakal kepada Allah SWT. kepada pimpinan di atasnya, sedangkan untuk Muktamar atau Tanwir diserahkan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah. BAB VI LAPORAN

Pasal 26 Laporan 1. Setiap Pimpinan berkewajiban untuk membuat laporan tentang keadaan IMM yang meliputi keorganisasian, gerakan, amal usaha, keuangan dan inventarisasi organisasi, termasuk pula laporan bidang atau lembaga khusus. 2. Laporan seperti dimaksud pada ayat 1 disampaikan kepada pimpinan di atasnya, dengan ketentuan; bagi Dewan Pimpinan Daerah dan Pimpinan Cabang setiap 6 (enam) bulan, sedangkan bagi Pimpinan Cabang dan Komisariat setiap 3 (tiga) bulan. BAB VII KEUANGAN Pasal 27 Keuangan 1. Keperluan IMM secara umum dibiayai bersama oleh Pimpinan Komisariat, Pimpinan Cabang, Dewan Pimpinan Daerah, dan Dewan Pimpinan Pusat. 2. Keperluan pimpinan IMM setempat dibiayai oleh Pimpinan yang bersangkutan berdasarkan keputusan musyawarah masing-masing. 3. Uang Pangkal dan Iuran Anggota besarnya ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat. 4. Distribusi Uang Pangkal dan Iuran Anggota diatur sebagai berikut: a. 50% untuk Pimpinan Komisariat. b. 25% untuk Pimpinan Cabang. c. 15% untuk Dewan Pimpinan Daerah. 21 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa d. 10% untuk Dewan Pimpinan Pusat. Muhammadiyah 8. Selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah Musykom, Pimpinan Komisariat harus

a. Pemeriksaan dilakukan oleh tim verifikasi yang dibentuk sebelum permusyawaratan. b. Tim verifikasi di bentuk dari perwakilan pimpinan dibawahnya atau tim independen. Pimpinan Pusat. d. Hasil pemeriksaan dalam permusyawaratan. c. Ketentuan tentang dilaporkan pemeriksaan diatur dengan peraturan khusus yang ditetapkan oleh Dewan 6. Pengelolaan/penarikan keuangan diatur dalam peraturan khusus yang dibuat oleh Dewan Pimpinan Pusat. BAB VIII PERATURAN KHUSUS DAN PEDOMAN KERJA Pasal Setiap pimpinan dapat membuat peraturan khusus dan 28 pedoman kerja asal tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan yang dibuat pimpinan di atasnya. BAB IX PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 29 Anggaran Rumah Tangga ini dapat diubah oleh Muktamar dan atau Tanwir, dan perubahannya sah apabila disetujui oleh sedikitnya 2/3 (dua pertiga) dari peserta Muktamar dan atau Tanwir yang hadir untuk membicarakan hal tersebut. BAB X KETENTUAN LAIN

Pasal 30 1. Segala ketentuan peraturan yang ada masih tetap berlaku sebelum ada ketentuan atau peraturan baru menurut Anggaran Rumah Tangga ini. 2. IMM menggunakan tahun takwim, dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir 31 Desember. 3. Pedoman administrasi diatur oleh Dewan Pimpinan Pusat. BAB XI PENUTUP Pasal 31 1. Segala peraturan yang bertentangan dengan peraturan dalam Anggaran Rumah Tangga ini dinyatakan tidak berlaku lagi. 2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur lebih lanjut dengan peraturan yang dibuat oleh Dewan Pimpinan Pusat. Pasal 32 Anggaran Rumah Tangga ini menjadi pengganti Anggaran Rumah Tangga sebelumnya, dan telah disyahkan oleh Muktamar XIV di Bandung Barat, Jawa Barat dan Mulai berlaku sejak Ditetapkan di disahkannya oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tanggal : Bandung Barat

: 23 April 2010 M

Bertepatan dengan tanggal : 8 Jumadil Awal 1431 H 22 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah 5. Untuk memeriksa keabsahan laporan keuangan dan harta kekayaan, diatur sebagai berikut:

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH PERIODE 2010-2012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai bagian dari Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM), memiliki posisi yang strategis dalam rangka membangun tradisi pembaharuan Muhammadiyah. Dengan basis kekuatan yang berada di kampus-kampus Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) lainnya, menjadikan IMM sebagai organisasi otonom (Ortom) Muhammadiyah yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kader-kader akademis 2. Bahwa IMM sebagai bagian dari generasi muda Islam perlu mengambil peran lebih besar dalam gerakan masa kultural partisipatoris yang selalu terlibat dengan secara intensif dalam Muhmmadiyah depan. Posisi ini meniscayakan IMM untuk selalu melakukan reorientasi mengambil peran-peran baik di strategi, wilayahmetode infrastruktur maupun suprastruktur. Populasi dan penajaman visi, misi, sosial, peran, agenda, serta teknik gerakan. Dalam arti lain, kuantitatif yang masih belum diimbangi dengan posisi kualitatif menjadi tanggung jawab IMM perluumat melakukan penguatan gerakan, baik dari segi landasan pemikiran maupun program 3. Bahwa IMM sebagai bagian dariIslam generasi muda bangsa Indonesia sumber tak bisa mengelakkan diri IMM bersama generasi muda lainnya untuk menyiapkan daya manusia yang aksinya. dari berbagai kejadian, kecenderungan, dan perubahan yang mewarnai kehidupan bangsa berkualitas dan kompetitif. Karenanya dibutuhkan formulasi strategi dan taktik yang tepat Indonesia baik dalam kerangka pemenuhan kebutuhan nasional maupun konsekuensi interaksi untuk berhadapan dengan banyaknya tantangan yang dihadapi umat saat ini dan masa depan. antar bangsa. Oleh karena itu, IMM dituntut untuk memiliki kemampuan yang tepat dalam memberikan jawaban terhadap dinamika bangsa Indonesia dalam berbagai sektor diantaranya; ekonomi, politik, sosial, hankam, hukum, kemasyarakatan, lingkungan dan sebagainya. Peran B. Pengertian 1. Garis-Garis Besar Haluan Or ganisasi ( GBHO) IMM adalah muda pernyataan kehendak yang ini merupakan keniscayaan karena IMM bersama generasi lainnya adalah IMM tumpuan ditetapkan oleh Muktamar. Di dalamnya merupakan rangkaian kebijakan dan program yang harapan pelanjut nasib bangsa. Karena itu IMM perlu segera melakukan antisipasi dan menyeluruh, terarah, dan terpadu yang berlangsung secara terus menerus dalam rangka perencanaan strategis yang tepat dalam memainkan perannya untuk pemenangan masa depan. 2. Pola Dasar Kebijakan, adalah dasar-dasar yang dijadikan landasan disusun dan mewujudkan tujuan IMM yaitu terbentuknya akademisi muslim yang berakhlak dalam rangka dilaksanakannya suatu kebijakan (program), sehingga pelaksanaannya mengarah pada mencapai tujuan Muhammadiyah. 3. Pola Umum Kebijakan Jangka Panjang, adalah pedoman kebijakan dalam jangka waktu lima tercapainya tujuan IMM. kali periode Muktamar , yang disusun sebagai arah dari penyusunan dan pelaksanaan kebijakan atau program jangka pendek secara bertahap yang akan mengarah pada tercapainya tujuan 4. Kebijakan IMM Periode Muktamar adalah suatu pedoman yang disusun sebagai arah kebijakan atau program dalam satu periode Muktamar. IMM. 23 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO)

5. Pelaksanaan Kebijakan dan Program adalah garis-garis pokok tindakan yang mengandung alternatif rencana program dalam mencapai tujuannya. C. Maksud dan Tuj uan Maksud dan tujuan ditetapkannya Garis-Garis Besar Haluan Organisasi IMM adalah untuk memberikan arah bagi pelaksanaan usaha-usaha IMM, yang pada pokoknya diwujudkan dalam bentuk Kebijakan dan Program IMM. Sehingga dapat mencapai maksud dan tujuan IMM sesuai D. Landasan Kebijakan Kebijakan IMM berdasarkan pada : dengan situasi dan kondisi yang dihadapi menurut keberadaan dan kemampuan IMM sendiri. 1. Al-Quran dan As-Sunnah. 2. Kaidah Organisasi Otonom Muhammadiyah. 3. Keputusan dan Program Muhammadiyah. E. Sistematika 4. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMM. Penyusunan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi IMM mengandung sistematika sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan yang memaparkan tentang Latar Belakang Permasalahan, 5. Keputusan Muktamar IMM yang masih berlaku. Pengertian-Pengertian tentang Garis-Garis Besar Haluan Organisasi, Pola 6. Keputusan Dewan Pimpinan Pusat. Dasar Kebijakan, Pola Umum Kebijakan Jangka Panjang, Kebijakan IMM Periode Muktamar, Pelaksanaan Kebijakan Program. Serta : Pola Dasar Kebijakandan memaparkan tentang Makna dan Hakikat Kebijakan, Tujuan Kebijakan, Prinsip-Prinsip Kebijakan, Sasaran Kebijakan, serta memuat Maksud dan Tujuan, Landasan Kebijakan, dan Sistematika. Modal Dasar dan Faktor Dominan. BAB III : Pola Umum Kebijakan Jangka Panjang memaparkan tentang Latar Belakang Permasalahan, Arah Kebijakan Jangka Panjang dan Sasaran. BAB IV : Kebijakan IMM Periode Muktamar memaparkan tentang sasaran Program, Prioritas, dan Uraian. BAB V : Memuat tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Program yang memaparkan tentang Prinsip Pengorganisasian Program serta Pengorganisasian dan BAB VI : Penutup. Pelaksanaan Program di tingkat Daerah, Cabang dan Komisariat. BAB II

24

Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

BAB II POLA DASAR KEBIJAKAN A. Makna dan Hakikat Kebijakan IMM Pola Dasar Kebijakan IMM memberikan dasar -dasar bagi kebijakan IMM dalam upaya mewujudkan tujuan IMM. Pola dasar kebijakan IMM memuat tentang tujuan kebijakan, prinsip-prinsip kebijakan, sasaran kebijakan serta modal dasar dan faktor dominan. Oleh karena itu, makna dan pola dasar kebijakan IMM adalah penegasan dari tujuan IMM dalam bentuk penjabaran komponen-komponen yang Sedangkan hakikat pola dasar adalah wujud nyata dari IMM upaya yang dilakukan secara bersama-sama dalam suatukebijakan kerjasamaIMM antara pimpinan dan anggota untuk mencapai mendasari serta berpengaruh bagi upaya pencapaian tujuan IMM. tujuan IMM. B. Tujuan Kebijakan IMM Tujuan kebijakan IMM diarahkan pada tercapainya tujuan IMM yaitu terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah. C. Prinsip-prinsip Kebijakan IMM Untuk mencapai tujuan IMM maka setiap kebijakan atau program yang dilaksanakan hendaknya 1. Prinsip atas Tujuan didasarkan prinsip-prinsip: Ialah bahwa segala usaha dan program senantiasa mengacu pada pencapaian tujuan IMM yaitu terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia. Dengan demikian segala sesuatunya dilakukan bukan secara spontanitas insidental, melainkan sebagai bagian dari upaya mendekati 2. Prinsip Kekaderan Ialah bahwa segala kegiatan yang dilakukan merupakan pencerminan dari arena didik diri pencapaian tujuan itu sendiri. dalam mempersiapkan dan melatih kader -kader yang terlatih dan berkualitas yang diproyeksikan sebagai kader pimpinan bagi persyarikatan, umat dan bangsa. Target kualifikasi 3. Prinsip Dakwah Ialah aktivitas IMM dalam memerankan dirinya tengah-tengah masyarakat profil bahwa kader yang dituju dalam keseluruhan proses IMMdiadalah kader yang memilikiadalah cerminan dari upaya dakwah Islam amar maruf nahi munkar. Dakwah adalah landasan gerakan IMM dalam melakukan rekayasa kehidupan menuju pencerahan kualitas hidup kompetensi dasar intelektual dan kompetensi dasar kemanusiaan. 4. Prinsip Kebersamaan manusia di dunia dan akhirat. Bahwa segala bentuk program dan pilihan kebijakan IMM merupakan hasil kehendak dan Ikatan dalam mengemban untuk mencapai tujuan bersama dan dalam model tim kerjawatak dan orientasi cita-cita seluruhmisi bagian warga Ikatan. Kolektivitas kolegialitas adalah kerja tim bagi program kerja Ikatan. 5. Prinsip Keseimbangan Bahwa pilihan gerakan IMM merupakan wujud apresiasi yang seimbang dalam pemenuhan peran keagamaan, 6. Prinsip Relevansi keilmuan dan kemasyarakatan. Bahwa kebijakan dan program kegiatan IMM adalah serangkaian aktivitas yang dilaksanakan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan yang relevan dengan sikap, watak dan kebutuhan 7. Prinsip Bahwa Kesinambungan kegiatan-kegiatan IMM dalam setiap struktur pimpinan senantiasa memperhatikan warga Ikatan yaitu mahasiswa. kebutuhan jangka panjang dan kesinambungan gerakan. 25 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

8. Prinsip Kemajuan atau Progresifitas Bahwa segala bentuk program, kegiatan, maupun pilihan kebijakan IMM senantiasa diambil sebagai usaha IMM ke arah yang lebih baik, lebih progresif dan mencerahkan bagi persyarikatan, umat dan bangsa. D. Sasaran Kebijakan IMM 1. Sasaran Personal Yaitu sasaran yang menyangkut pembinaan dan pengembangan kepribadian serta sumber daya mahasiswa, baik secara lahiriyah maupun bathiniyah. Untuk itu, pembinaan dan pengembangan a. Terbinanya kualitas kader dan pimpinan IMM yang terlatih dan terampil dalam menjalankan perannya di tengah-tengah masyarakat sesuai dengan spesifikasi program, aspek lahiriyah diarahkan pada: b. Terbinanya kualitas dan pimpinan IMM yang mampu menampilkan daya tarik yang keahlian dan pilihankader kerjanya. tepat bagi generasi muda, khususnya mahasiswa untuk terlibat dalam aktivitas Ikatan. c. Terbinanya kualitas kader dan pimpinan yang cakap menjalankan organisasi sehingga memenuhi standar kualitas anggota dan pimpinan yang memenuhi aturan konstitusi Ikatan. Adapun pembinaan dan pengembangan bathiniyah diarahkan pada: seorang muslim hakiki dalam seluruh tindakannya. b. Terciptanya kualitas mencerminkan a. Tercapainya kualitas kader kader dan dan pimpinan Pimpinan IMM IMM yang yang mampu siap menampilkan diri akhlakul sebagai karimah dalam kehidupan sehari-harinya. c. Terciptanya kualitas kader dan pimpinan IMM yang siap berjuang dan berani menghadapi segala macam tantangan dalam kehidupannya, baik dalam rangka pengambilan peran institusionalkader maupun dalam pemenuhan personalnya. d. Terciptanya dan pimpinan IMM kualifikasi yang memiliki tingkat pemahaman yang tepat tentang fungsi dan perannya dalam membangun cita-cita Ikatan menuju masyarakat utama adil dan makmur yang diridhoi Allah. 2. Sasaran Institusional Yakni sasaran yang menyangkut pembinaan dan pengembangan organisasi, baik di dalam (internal) maupun ke luar (eksternal). Pembinaan dan pengembangan yang bersifat internal diarahkan pada penataan, pelaksanaan serta pengawasan organisasi, sehingga secara bertahap bertahap akan terwujud suasana tata kepemimpinan yang baik. b. Terbinanya administrasi akan dicapai keadaan sebagaiorganisasi berikut: dan atau mekanisme keorganisasian sehingga secara bertahap akan terwujud suasana tata keorganisasian yang baik. c. dan kegiatan sehingga secara kerja bertahap akan terwujud suasana tata a. Terbinanya program mental pimpinan dan atau mekanisme kepemimpinan sehingga secara kegiatan yang baik. Pembinaan dan pengembangan organisasi yang bersifat eksternal diarahkan pada pemantapan pelaksanaan untuk mencapai tujuan IMM. organisasi secaraprogram bertahap sehingga tercapai suasana sebagai berikut: b. Terbinanya peran aktif IMM sebagai organisasi otonom Muhammadiyah dalam meningkatkan fungsinya sebagi pelopor, dan penyempurna dan a. Terbinanya kepemimpinan IMM yang tertib,pelangsung baik vertikal maupun horisontalcita-cita dalam rangka gerakan Muhammadiyah serta dapat bekerja sama dengan AMM lainnya. 26 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

c. Terbinanya peran aktif IMM sebagai salah satu organisasi atau gerakan mahasiswa Muslim yang mampu menghimpun dan menyalurkan serta mengembangkan aspirasi, minat dan bakat mahasiswa d. Terbinanya peranmuslim. aktif IMM sebagai salah satu ormas kepemudaan di tengah-tengah dinamika kancah kehidupan kepemudaan dan kebangsaan. e. Terjalinnya komunikasi mutualistik IMM dengan pemerintah serta lembaga OKP -OKP lainnya. E. Modal Dasar dan Faktor Dominan 1. Modal Dasar Modal dasar merupakan potensi obyektif lingkungan IMM yang menjadi modal pertama untuk menggerakkan dan Perguruan berjuang untuk organisasi. Modal Dasar IMM dalam kiprahnya adalah : a. Para mahasiswa Tinggi Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia. b. Para menyetujui mahasiswa maksud yangdan berada tujuan di perguruan IMM. tinggi negeri dan perguruan tinggi lainnya yang c. Karakteristik umum mahasiswa sebagai generasi muda potensial yang memiliki potensi dasar aqidah Islam yang menjadi sumber motivasi, kompetensi dasar kemanusiaan dan 2. Faktintelektual. or-Faktor Dominan a. Berdirinya perguruan tinggi Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia. tubuh persyarikatan maupun di luar persyarikatan. b. Tersebarnya alumni dan jaringan IMM baik secara personal maupun institusional di dalam c. Tersedianya sumber dana yang potensial dari anggota-anggotanya baik yang berada di lingkungan perguruan tinggi Muhammadiyah maupun perguruan tinggi lainnya. d. Kerjasama dan dukungan dari berbagai organ-organ institusi lain di luar Muhammadiyah.

27

Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

BAB III POLA UMUM KEBIJAKAN JANGKA PANJANG Berdasarkan pada Pola Dasar Kebijakan, maka disusun Pola Umum Kebijakan Jangka Panjang yang meliputi 5 (lima) periode Muktamar (Muktamar XIV s.d. XVIII), sebagai upaya mengarahkan dan melaksanakan pembinaan kader dalam pengertian seluas-luasnya menuju tercapainya tujuan IMM. A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin mengarah kepada terbentuknya budaya global dalam berbagai sektor telah menarik sedemikian rupa seluruh komponen masyarakat untuk terlibat di dalamnya. Kecenderungan globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan membawa dampak negatif Dalam keadaan demikian seluruh komponen masyarakat dan bangsa yang memiliki kapabilitas dan positif dalam setiap muatan yang ditawarkannya. tinggi akan mampu menjadi subyek penentu yang memenangkan seluruh penawaran alternatif pemenuhan kebutuhan manusia dan orientasi hidupnya. Sebaliknya institusi dan komponen Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai institusi sosial-intelektual memiliki tingkat masyarakat serta bangsa yang tidak memiliki kapabilitas tinggi akan menjadi obyek sasaran pasar kemungkinan yang sangat besar untuk terlibat dalam kancah globalisasi yang terjadi. IMM sebagai social movement dapat memainkan peran strategisnya dalam arena kehidupan global. Diharapkan dunia dengan segala konsekuensinya. tingkat kemampuan IMM mampu memberikan penawaran serta tanggapan terhadap setiap Secara umum IMM akan semakin berperan bila ditopang oleh dua sisi kekuatan yang berjalan tantangan yang dihadapi. secara simultan dalam gerakannya. Kekuatan pertama merupakan daya tahan institusional yang dibangun secara sistematik dalam keseluruhan perangkat internalnya. Kekuatan kedua merupakan Hal ini harus dijawab pemilihan aktivitas yang secara programatik dituangkan dalam kemampuan Ikatan dalam dengan membangun citra diri memainkan peranan di tengah-tengah persaingan kebijakan dan programnya. Program yang sistematik akan memberikan visi dan arah yang jelas yang tengah dan sedang berlangsung. Makaperjalanan disusunlahorganisasi pola umum kebijakan jangka panjang yang akan menjadi panduan kegiatan terhadap dalam setiap periode kepemimpinannya. IMM selama 10 tahun ke depan yang diterjemahkan dalam pilihan (prioritas) program jangka pendek per-Muktamar. B. Arah Kebijakan Jangka Panjang 1. Program jangka panjang dilaksanakan dalam rangka terciptanya akademisi Islam yang berakhlaq mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah, yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran Islam sehinggasecara terwujud masyarakat Islam yang 2. Program jangka panjang dilaksanakan bertahap, berencana dan sebenar-benarnya. berkesinambungan diarahkan untuk mencapai maksud dan tujuan IMM yang lebih progresif. 3. Program IMM jangka panjang ditetapkan selama 5 (lima) kali pelaksanaan Muktamar IMM yang dilaksanakan secara bertahap, berencana dan berkesinambungan melalui kebijakan perperiode Muktamar dari mulai periode Muktamar XIV sampai Muktamar XVIII. Masing-masing 4. Dalam melaksanakan program jangka panjang, segala kemampuan dan potensi yang dimiliki anggota dan organisasi harus dimanfaatkan semaksimal mungkin disertai dengan kebijakan dan tahapan memiliki sasaran khusus dalam kerangka mencapai sasaran program jangka panjang. langkah-langkah strategis untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan potensi 5. Pelaksanaan program jangka panjang mengandung prinsip keseimbangan antara pencapaian target dan proses. Artinya harus senantiasa memperhatikan dan mempertimbangkan situasi dan tersebut. kondisi yang dihadapi oleh IMM di berbagai tingkatan, berkualitas dan berpotensi setempat dan 28 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

proses yang melingkupi pelaksanaan program itu sendiri sehingga tidak berorientasi pada pencapaian hasil semata-mata. C. Sasaran Kebijakan 1. Sasaran Utama Sasaran utama program jangka panjang IMM diarahkan pada upaya perumusan visi dan peran sosial IMM memasuki abad XXI. Hal ini ditetapkan dalam rangka memantapkan keberadaan IMM demi tercapainya tujuan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia Rumusan program jangka panjang yang dimaksud merupakan strategi pembinaan dan tahapan secara sistematis yang diantaranya meliputi; konsolidasi organisasi, konsolidasi dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah. pimpinan, pemantapan institusi dan mekanisme organisasi, perluasan dan ekspansi organisasi, Sasaran tersebut dilaksanakan secara bertahap, berencana dan berkesinambungan selama distribusi kader, kristalisasi internal dan dinamisasi peran-peran eksternal. lima periode Muktamar: a. Periode Muktamar XIV Diarahkan pada penguatan konsolidasi struktur organisasi dan ekspansi gerakan guna memperkuat jaringan organisasi, serta penguatan kemampuan organisasi menjadi institusi organik, yaitu institusi yang berperan aktif dalam merespon kondisi sosial masyarakat. b. Periode XVmelalui penguatan institusi dan percepatan transformasi nilai LangkahMuktamar ini didorong Diarahkan pada penguatan orientasi perkaderan, kemandirian kader dan organisasi. berdasar identitas IMM, perbaikan manajemen, penguatan kapasitas gerakan serta Langkah ini ditempuh guna mempersiapkan kader-kader berkualitas serta pemantapan restrukturisasi untuk mendukung gerakan berkesinambungan. struktur-struktur yang menjadi ujung tombak gerakan untuk memberikan kontribusi nyata bagi kemandirian bangsa. Pemantapan ini terfokus pada penguatan manajemen gerakan c. Periode Muktamar terutama di tingkat XVI akar rumput. Posisi IMM yang merupakan middle structure dalam Diarahkan pada penguatan peran IMM dalam dinamika perkembangan persyarikatan dan masyarakat menjadi bagian penting dalam menguatkan konsolidasi demokrasi di Indonesia. kehidupan bernegara, sehingga dapat IMM menjadi organisasi yang mantap dalam Fase ini menempatkan IMM sebagai lokomotif pendorong bagi kelompok-kelompok mendorong perubahan kebijakan publik di tiap lini bersama kelompok-kelompok d. Periode Muktamar XVII Era keemasan setengah abad IMM dengan indikator: soliditas organisasi yang kokoh, masyarakat untuk secara mandiri membuka akses atas hak-haknya. masyarakat lainnya. manusia. Pada periode diprediksikan perubahan besar atas kondisi dunia dengan Integrasi peran ini IMM terhadap terjadinya isu-isu yang berkaitan dengan krisis di eksistensi yang mempengaruhi eksistensi manusia. Peran IMM adalah melakukan penguatan nilai dan mendorong kebijakan yang berbasis pada isu krisis, serta membuka jaringan lebih luas ke e. Periode Muktamar XVIII Melakukan transformasi kader ke berbagai lini secara sistemik, dengan memperteguh dunia internasional. Gerakan IMM pada isu-isu keilmuan dan teknologi sehingga IMM menjadi bagian dunia yang lebih luas dari gerakan pemuda internasional dan memberikan kontribusi ide untuk 2. Sasaran Khusus Sasaran khusus yang ingin dicapai dalam masing-masing bidang pelaksanaan kebijakan bidang perubahan di tingkat global. adalah: 29 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

a. Bidang Organisasi Bidang organisasi diarahkan pada tercapainya struktur dan fungsi organisasi serta mekanisme kepemimpinan yang mantap dan mendukung gerakan Ikatan dalam mencapai tujuannya. Program konsolidasi gerakan IMM juga diarahkan pada terciptanya kekuatan b. Bidang Kader gerak IMM baik kedalam maupun keluar sebagai modal penggerak bagi pengembangan Bidang Kader diarahkan pada penguatan tri kompetensi dasar (aqidah, intelektual dan humanitas) yang secara dinamis mampu menempatkan diri sebagai pelaku perubahan gerakan IMM. c. Bidang keilmuan sosial masyarakat. Diarahkan pada penguatan basis metodologi kader dan kultur keilmuan di semua lini. d. Bidang Media dan Pengembangan Teknologi Diarahkan pada terciptanya media komunitas yang mumpuni, meningkatnya bargaining position dengan media dan menjadikan teknologi sebagai bagian integral dari pengembangan IMM. e. Bidang Hikmah Bidang Hikmah diarahkan pada penguatan peran sosial-politik IMM di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya dalam peran serta sosial politik generasi muda. Pemetaan basis data sosial politik dan budaya, penguatan peran intelektual kader, f. Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Diarahkan pada politik kemampuan IMM melakukan laboratorium denganinstitusi pengayaan khazanah sosialkerja-kerja politik dan pemberdayaan budaya. masyarakat di akar rumput sebagai terjemahan humanitas kader. Aktivitas pemberdayaan masyarakat yang dilakukan IMM harus sejalan dengan aktivitas basis Muhammadiyah dan g. Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan Diarahkan pada pengembangan kapasitas kewirausahaan kader dan organisasi guna terintegrasi dengan dakwah Muhammadiyah. mencapai cita-cita kemandiran organisasi. Agenda kewirausahaan ini harus berkelanjutan h. Bidang dan terkoneksi Immawati dengan aktivitas FOKAL IMM. Diarahkan pada upaya penguatan penguatan jati diri dan peran aktif potensi sumber daya putri dalam transformasi sosial menuju masyarakat utama. Peran-peran ini berbasis pada i. Bidang paradigma Dakwah keadilan gender. Bidang Dakwah diarahkan pada gerakan dakwah Islam bernuansa pencerahan dan menggembirakan masjid kampus sebagai basis gerakan dakwah IMM. j. Bidang Seni, Budaya dan Olahraga Diarahkan pada upaya penggalian dan aktualisasi kreatifitas seni, budaya dan olahraga sebagai bagian dari gerakan dakwah Islam dan citarasa masyarakat Islam.

30

Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

BAB IV KEBIJAKAN IMM PERIODE MUKTAMAR XIV A. Sasaran Prioritas Kebijakan Prioritas dan kebijakan periode Muktamar XIV dititikberatkan kepada penguatan basis institusi dan kader yang dapat memberikan manfaat nyata di tengah-tengah masyarakat, dengan melakukan agenda-agenda strategis mengenai isu-isu kontemporer, yang memberikan imbas langsung kepada B. Uraian Kebijakan Program masyarakat dalam usaha mencapai kehidupan masyarakat yang utama. 1. Bidang Organisasi a. Menciptakan mekanisme kontrol dan keamanan organisasi. b. Meningkatkan kapasitas manajemen organisasi. dokumen penting organisasi. c. Mengawal tertib organisasi. e. Bersama bidang lain yang terkait, menciptakan system database kader berbasis teknologi. 2. Bidang Kader kemampuan dokumentasi organisasi, penelusuran dan penjagaan dokumend. Menguatkan a. Percepatan perkaderan ke tingkat grassroot internal. b. Mendorong terbentuknya korps Instruktur hingga ke cabang di semua daerah. sensitif gender. 3. Bidang Hikmah c. Paradigma perkaderan diarahkan kepada paradigma perkaderan berbasis realitas dan a. Menguatkan konsolidasi gerakan di tingkat internal dalam merespon isu-isu nasional. b. Meningkatkan bargaining power IMM dalam rangka mempengaruhi kebijakan. lebih baik. c. Menindaklanjuti lembaga sustain di bidang Hikmah yang concern ke advokasi . e. Penguatan kapasitas gerakan kader terfokus pada kapasitas analisis dan strategi sosialpolitik. d. Mendorong kultur aktivitas gerakan berdasar analisis dengan data dan metodologi yang 4. Bidang Keilmuan a. Mendorong terciptanya kantong-kantong intelektual kader. b. Menguatkan kapasitas metodologi kader. gerakan IMM. c. Mendorong terciptanya kantong-kantong integrasi antara disiplin ilmu akademis dengan 5. Bidang Media dan Pengembangan Teknologi a. Menciptakan media komunitas yang mumpuni. b. Melakukan upaya image building di tengah ruang publik. dalam hal inikultur termasuk peningkatan c. Menciptakan menulis di IMM.kapasitas kader terhadap teknologi. e. Bersama bidang organisasi menciptakan database kader yang mumpuni. 6. Bidang Sosial dan Pemberdayaan d. Mendorong tumbuhnya kultur Masyarakat penggunakan teknologi dalam aktivitas gerakan IMM, a. Menyusun konsepsi agenda pemberdayaan masyarakat yang menjadi fokus IMM. basis Muhammadiyah. b. Melakukan aktivitas pemberdayaan masyarakat, setidaknya di lingkungan kampus dan c. Mendorong munculnya lembaga pemberdayaan masyarakat yang menjadi buffer gerakan pemberdayaan masyarakat oleh IMM secara berkelanjutan. d. Menguatkan kapasitas analisis dan teknikalitas pemberdayaan masyarakat sebagai modal gerakan pemberdayaan IMM dalam memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat marjinal. 7. Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan 31 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

a. Membentuk dan mengelola Badan Usaha Milik Ikatan (BUMI) menjadi lembaga ekonomi produktif dan berkelanjutan sebagai ujung tombak upaya kemandirian organisasi. b. Meningkatkan kemampuan wirausahaan kader dan institusi. c. Menggalang melakukan penguatan kerjasama ekonomi dengan organisasi institusi Muhammadiyah dan basis kemandirian dan non kader. Muhammadiyah dalam 8. Bidang IMMawati a. Implementasi grand design IMMawati yang disahkan Tanwir IMM 2009. b. Melakukan pengarusutamaan gender di internal IMM dan Muhammadiyah secara keseluruhan. c. Merespon isu-isu kemanusiaan dengan basis paradigma adil gender. IMMawati kedatabase ortom lainnya. d. Menciptakan kader yang baik dan mekanisme transfer kader yang efektif dari e. Penguatan IMMawati. 9. Bidang Dakwah a. Menyusun konsep gerakan dakwah IMM. tuntutan akan hadirnyapotensi aktor-aktor dakwah IMM di kampus-kampus. b. Melakukan pemetaan dan gerakan penggalangan munculnya dai Ikatan guna memenuhi c. Mendorong efektifitas dan pengarusutamaan gerakan dakwah di seluruh masjid kampus, khususnya PTM. d. Membuat Laboratorium Dakwah Ikatan. e. Menciptakan dan menumbuhkembangkan media dakwah khas IMM. 10. Bidang Seni, Budaya dan Olahraga a. Melakukan kajian atas apresiasi seni dan budaya yang relevan dengan nilai-nilai kemuhammadiyahan guna mensosialisasikan budaya Islam di tengah masyarakat. b. Penguatan nilai-nilai kebangsaan yang lahir dari pengamalan agama Islam. untuk memperkenalkan seni dan budaya bangsa. c. Meningkatkan kegiatan seni, budaya dan olahraga di kalangan mahasiswa sebagai upaya d. Melakukan kegiatan olahraga guna menginternalisasikan sportifitas dan kompetitivness di lingkungan IMM. e. Menampilkan seni, budaya dan olahraga pada momentum hari-hari besar Islam.

32

Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

BAB V PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN PROGRAM (Startegi pengembangan dan Implementasi Program Secara Nasional) Kebijakan Program IMM merupakan perincinan dari Pola Dasar Kebijakan dan Pola Umum Kebijakan Jangka Panjang IMM yang dalam pelaksanakannya melibatkan seluruh tingkatan pimpinan dan kader IMM. seluruh bagian sumber daya Ikatan dalam rangka merealisasikan kebijakan Keterlibatan program merupakan modal utama terwujudnya aktifitas organisasi yang mandiri, mantap dan Orientasi pelaksanaan program tidak terlepas dari muatan-muatan prinsip-prinsip seperti yang sistematis. telah ditetapkan dimuka. Akselerasi dan apresiasi pimpinan terhadap pelaksanaan program menjadi hal yang penting yang harus diperhatikan. Dengan ini diharapkan dinamika organisasi dalam Merupakan sesuatu yang ideal jika Muktamar hanya memutuskan tentang program pada level menerjemahkan program sesuai kepentingan dan kebutuhan masing-masing pimpinan akan semakin policy, yakni jenis program (rencana kegiatan) yang benar-benar prioritas atau bahkan unggulan meningkat. disertai dengan kondisi tujuan atau capaian yang ingin diwujudkan dalam periode tertentu. Adapun jenis kegiatannya ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat sesuai target, dukungan dana dan fasilitas, serta perencanaan kegiatan yang dilakukan. Dengan demikian, selain program bersifat strategis dan A. Prinsip Pengorganisasian Program Program IMMmelahirkan dikembangkan berdasar pada kan beberapa prinsip pengorganisasian dan pelaksanaan realistis, juga akan perkembangan setiap periode secara lebih jelas dan signifikan. 1. Program IMM hasil Muktamar XIV merupakan program nasional yang menjadi acuan umum program sebagai berikut: bagi kewenangan, kepentingan dan kondisi masing-masing. 2. Menentukan prioritas program pada setiap bidang, yakni memilih jenis-jenis program dalam bentuk kegiatan yang telah ditetapkan untuk diutamakan pelaksanaannya dalam periode ini. 3. Menentukan atau memilih program unggulan, yakni program yang paling utama dan secara signifikan dapat membawa kemajuan atau perubahan yang luas dan dalam bagi IMM. 4. Perlu mekanisme baku mengenai program kerjasama, sehingga program ini selain terintegrasi dengan program IMM yang telah ada juga tidak bersifat ad hoc. Kebijakan ini penting agar program kerjasama dapat dikelola dengan tersistem dan membawa kemaslahatan atau 5. Dalam melaksanakan program dan kegiatan hendaknya dikembangkan secara lebih teratur dan tersistem monitoring dan evaluasi, selain pelaporan yang bersifat rutin, kemajuan bagi mengenai IMM. sehingga selalu dapat terkonsolidasikan dan terkendali dengan baik. Terutama adanya chek6. Pelaksanaan program sangat memerlukan dana, selain atau sumberdaya dan infrastruktur lainnya, list bulanan atau dwi bulanan terhadap program kegiatan yang telah atau belum karena itu bagaimana mobilisasi dana dapat dilakukan pada setiap tingkatan pimpinan dilaksanakan di setiap tingkatan pimpinan IMM. sehingga tidak mengalami kendala dalam pemasukan dan pendayagunaanya. Karena permasalahan klasik selama ini dari pusat sampai komisariat adalah sumber dana yang B. Pengorganisasian dan pelaksanaan program di tingkat Daerah 1. Rumusan program IMM dicukup tingkat daerah diputuskan dalam Musyawarah Daerah, yaitu terbatas sedangkan alokasi banyak. berupa Program Daerah IMM per periode, yang materinya bersifat kebijakan umum sebagai pelaksanaan kebijakan program nasional di masing-masing daerah yang disesuaikan dengan 33 kewenangan, kreatifitas, kepentingan dan kondisi setempat. Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

2. Dewan Pimpinan Daerah bertanggung jawab dalam memonitor pengorganisasian dan pelaksanaan program di daerah sesuai denga mekanisme organisasi. 3. Program tingkat daerah disusun dengan mengacu program nasional IMM dan lebih diarahkan pada hal-hal berikut: relevansi program dengan potensi dan permasalahan di daerah yang bersangkutan, pembinaan dan pengembangan organisasi di tingkat provinsi guna mempertahankan eksistensi IMM di grass root, dan mencantumkan target yang akan dicapai C. Pengorganisasian dan pelaksanaan program di tingkat Cabang 1. Rumusan program di tingkat diputuskan dalam Musyawarah Cabang, yaitu selama satu periode IMM dan target tri atauCabang catur wulan. berupa Program Cabang IMM per periode, yang materinya bersifat kebijakan umum sebagai pelaksanaan kebijakan program nasional dan daerah di masing-masing cabang yang 2. Pimpinan Cabang bertanggung jawab dalam memonitor pengorganisasian dan pelaksanaan disesuaikan dengansesuai kewenangan, program di cabang dengan kreatifitas, mekanismekepentingan organisasi. dan kondisi setempat. 3. Program tingkat cabang disusun dengan mengacu program nasional dan daerah IMM dan lebih diarahkan pada hal-hal berikut: relevansi program dengan potensi dan permasalahan di tingkat Kota atau Kabupaten yang bersangkutan, pembinaan dan pengembangan kaderisasi sehingga tercipta kader yang tangguh dan militan, dan mencantumkan target yang akan D. Pengorganisasian dan pelaksanaan program di tingkat Komisariat 1. Rumusan program didan tingkat diputuskan dicapai selama satu IMM periode targetKomisariat tri atau catur wulan. dalam Musyawarah Komisariat, yaitu berupa Program Komisariat IMM per periode, yang materinya bersifat kebijakan umum sebagai pelaksanaan kebijakan program nasional dan daerah serta cabang di masingmasing komisariat yang disesuaikan dengan kewenangan, kepentingan dan kondisi 2. Pimpinan komisariat bertanggung jawab dalam memonitor kreatifitas, pengorganisasian dan pelaksanaan program di komisariat sesuai denga mekanisme organisasi setempat tingkat komisariat disusun dengan mengacu program nasional IMM, daerah dan 3. Program cabang IMM dan lebih diarahkan pada hal-hal berikut: relevansi program dengan potensi dan permasalahan di di tingkat komisariat yang bersangkutan, pembinaan dan pengembangan intelektual kader di tingkat komisariat. Dalam hal ini diharapkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan program dapat menambah keilmuan dan intektualitas kader, dan mencantumkan target yang akan dicapai selama satu periode dan target tri atau catur wulan.

34

Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

BAB VI PENUTUP Garis-Garis Besar Haluan Organisasi ini disusun untuk menjadi acuan gerakan Ikatan di setiap struktur kepemimpinan dalam menjalankan aktivitasnya. Dengan panduan GBHO diharapkan keserasian gerak Ikatan secara nasional dapat diwujudkan. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung percepatan pelaksanaan program dan agenda organisasi guna mencapai tujuan terbentuknya akademisi Islam yang Ditetapkan di Islam : Bandung Barat -benarnya. berakhlak mulia dalam rangka terwujudnya masyarakat yang sebenar Tanggal : 23 April 2010 M

Bertepatan dengan tanggal : 8 Jumadil Awal 1431 H

35

Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

REKOMENDASI

1. Internal IMM Mendorong kerja kolektif semua kader dan pimpinan IMM untuk mengembalikan ghirah berIMM sesuai dengan tri kompentensi dasar Ikatan. Mengupayakan penguasaan lembaga kemahasiswaan (BEM) dan dakwah kampus (LDK) baik di perguruan tinggi Muhammadiyah maupun perguruan tinggi negeri dan swasta lainnya sebagai sarana orbitasi kader. Merekomendasikan pada DPP IMM untuk membentuk Tim POKJA untuk merumuskan sistem organisasi yang sistematis. Merekomendasikan DPP IMM untuk mengadakan RAKORNAS semua bidang. Mendesak DPP IMM untuk segera merevitalisasi FOKAL IMM. Melihat kondisi lingkungan yang makin memprihatinkan, mendesak kepada setiap kader IMM untuk melakukan upaya penyelamatan Lingkungan. Mendesak pimpinan di setiap tingkatan untuk mengembangkan BUMI ( Badan Usaha Milik Ikatan). Mendesak DPP IMM untuk terlibat dalam pembahasan RUU Zakat. Meminta DPP IMM untuk mengaktifkan kembali lembaga otonom dan semi otonom. Merekomendasikan kepada DPP IMM untuk merumuskan konsepsi intelektual Ikatan (intelektual profetik). Merekomendasikan DPP IMM untuk mengaktifkan kembali Sekolah Pelopor. Merekomendasikan DPP IMM, DPD IMM serta tingkatan dibawahnya untuk membuat data base organisasi terkait dengan potensi kader dan alumni baik yang pernah aktif dalam struktur kepemimpinan maupun yang bukan. Mendesak kepada DPP IMM untuk bekerja sama dengan pasca sarjana dan doktoral serta program-program riset. DIKNAS dalam pemberian beasiswa 2. Muhammadiyah Menyukseskan agenda Muktamar 1 Abad Muhammadiyah untuk kembali ke khittah gerakan. Mendesak PP Muhammadiyah untuk mengevaluasi secara menyeluruh pelaksanaan amanah Muktamar Muhammadiyah 2005 di Malang, khususnya agenda revitalisasi kaderisasi. Meminta Muhammadiyah untuk melaksanakan Muktamar Muhammadiyah 1 Abad yang santun dan beradab. Mengharapkan Muktamar Muhammadiyah agar lebih memprioritaskan kader ortom untuk masuk dalam struktur PP Muhammadiyah periode ke depan. Mendesak Muhammadiyah untuk memprioritaskan kader -kader genuine dalam mengelola Amal Usaha Muhammadiyah dan meminta Muhammadiyah untuk lebih intensif dan tegas untuk memantau infiltrasi ideologi dalam amal usaha. Mendesak Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk mengevaluasi langkah-langkah politik dalam Pemilu Legislatif dan Pilpres 2009 yang lalu. Mendesak PP Muhammadiyah untuk memfasilitasi gedung aktivitas bersama (Asrama AMM) . Mendesak Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah untuk mengambil kebijakan terhadap PTM yang tidak mengindahkan Qaidah Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan tidak serius membina kader muda Meminta Majelis TarjihMuhammadiyah. untuk mempertimbangkan dan mengkaji ulang fatwa haram rokok. 3. Ekstern Mendesak Pemerintah untuk menanggulangi krisis energi dengan membuat sumber energi baru. 36 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

Mendesak Pemerintah dan DPR untuk meninjau ulang kontrak karya pertambangan asing yang beroperasi di Indonesia. Mendesak Parlemen dan Pemerintah untuk mencabut dan menyusun ulang regulasi yang menindas rakyat seperti UU PMA, UU MIGAS dan Mineral, UU Sumber Daya Air, UU BHP, dan UU Ketenagakerjaan. Mendesak Pemerintah untuk menjaga kedaulatan NKRI, menambah anggaran pertahanan, mendata ulang kepulauan, serta mendata kekayaan kebudayaan dan mematenkannya. Meminta Pemerintah, Polri dan media massa untuk tidak memojokkan umat Islam serta meningkatkan profesionalitas Polri dalam penanganan terorisme. Meminta kepada POLRI untuk membersihkan jajaran dari makelar kasus (Markus). Mendesak Pemerintah untuk menyelesaikan kasus TKI dan memberikan perlindungan hukum kepada TKI di luar negeri. Mendesak Pemerintah untuk merevitalisasi sistem pendidikan nasional. Mendesak pelaksanaan pemberantasan korupsi secara adil dan tidak tebang pilih, serta pembersihan mafia peradilan. Mendesak DPR terpilih untuk menyelesaikan pembahasan UU Pengadilan Tipikor. Mendesak DPR untuk mencabut undang-undang tentang pemberian dana subsidi bagi partai politik yang masuk dalam DPR. Mendesak pemerintah dan TNI untuk mereformasi doktrin sistem pertahanan dan memfokuskan pembelian alutsista produk dalam negeri. Mendesak pemerintah dan partai politik untuk konsisten dalam melakukan penyederhanaan sistem politik dan tradisi demokrasi di Indonesia. Mendesak pemerintah untuk menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia. Mendesak DPR dan Pemerintah untuk menyelesaikan megaskandal Century, kasus mafia pajak dan mafia di peradilan sampai tuntas. Mendesak DPR dan pemerintah untuk menolak usulan memasukan anggota KPU yang berasal dari partai politik. Meminta kepada DPR dan pemerintah mencabut Undang-undang tentang Outsourcing karena tidak berpihak pada rakyat kecil. Meminta kepada pemerintah untuk ikut serta dalam penyelesaian konflik Palestina-Israel dan membantu pendirian Negara Palestina. Ditetapkan di Tanggal : Bandung Barat

: 23 April 2010 M

Bertepatan dengan tanggal : 8 Jumadil Awal 1431 H

37

Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

Ketua Umum Sekretaris Jendral Bendahara Umum

: Ton Abdillah Has : Yayan Sopyani Al Hadi SUSUNAN DEWAN PIMPINAN PUSAT IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH : Rudi Ismawan PERIODE 2010 2012

Ketua Organisasi Sekretaris

: Seno Budi Santoso

: Ulul Azmi Rizal

Ketua Kader Sekretaris

: Khotimun Sutanti : Mohammad Sobar Hatta

Ketua Keilmuan Sekretaris

: Zulfi Amri : Affan Zen

Ketua Hikmah Sekretaris

: Zain Maulana : Moh. Supriadi Djae

Ketua Sosial & Pemberdayaan Masy. : Ahmadan Loilatu Sekretaris : Mhd. Suradi Ramadhan

Ketua Ekonomi & Kewirausahaan : Naswardi Sekretaris : Muhammad Sukron

Ketua Immawati Sekretaris

: Qurrota Ayun

: Susanti Faepri Selegi

Ketua Dakwah Sekretaris

: Abdul Hamid

: Ilyas Daud

38 a n f& id z K e pTeknologi utusan M uBasiturrazak ktamar XIV Ikatan Mahasiswa Ketua T Media Pengemb. : Zaidi M uhamma i y aSagarino h Sekretaris :d Yanto

Ketua Seni, Budaya dan Olahraga : Mohammad Kholid Sekretaris : Ahmad Baits Diponegoro

* Lembaga Penelitian dan Pengembangan : Muhajir Islami

* Lembaga Kesehatan Mahasiswa Muhammadiyah : Dedi Supratman Lembaga Otonom

* Lembaga Hukum & HAM

: Abdul Malik R.

* Lembaga Penerbitan

: Muhammad Fadli

* Lembaga Hubungan Antar Kampus : Haerun Sabang

* Lembaga Hubungan Internasional

: Sumardi

39

Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

MEKANISME KERJA PIMPINAN IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

BAB I KETENTUAN UMUM 1 Komisariat, Pimpinan Cabang, Dewan Pimpinan dalam mekanisme kerja ini adalah Pasal Pimpinan Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Pasal 2 Tanggung jawab pelaksanaan mekanisme kerja terletak pada pimpinan masing-masing tingkat BAB II SUSUNAN POKOK PIMPINAN IMM Pasal 3 1. Pimpinan IMM adalah pimpinan yang memimpin Ikatan secara keseluruhan, yang dalam pelaksanaan tugasnya terdiri atas susunan pokok, yaitu unit-unit kerja dan lembaga musyawarah. 2. Unit-unit kerja Pimpinan IMM adalah pengelompokan dalam satuan pembagian tugas pimpinan yang terdiri dari Badan Pimpinan Harian (BPH), Badan Pimpinan Otonom (BPO), dan Unit Pelaksanamusyawarah Teknis (UPT). 3. Lembaga Pimpinan IMM adalah rapat-rapat yang merupakan perwujudan bentuk

BAB III TUGAS POKOK UNIT-UNIT KERJA DPP IMM Pasal 4 1. Pimpinan IMM terdiri dari 3 Unit kerja dengan tugas pokoknya sebagai berikut: 1) Badan Pimpinan Harian (BPH), bertugas sebagai unit pengambilan kebijakan umum organisasi. 2) Badan Pimpinan Otonom (BPO), yang terdiri atas Lembaga Semi Otonom dan Lembaga Otonom, bertugas sebagai Unit pengambilan kebijakan operasional di bidangnya secara 3) Unit otonom Pelaksana dan profesional. Teknis (UPT), bertugas sebagai tim kerja operasional. 2. Dalam keadaan tertentu, seluruh unit kerja Pimpinan IMM dibantu oleh tenaga profesional dan para spesialis sebagai pelaksana. BAB IV BADAN PIMPINAN HARIAN Pasal 5 1. BPH adalah sekelompok pimpinan/manajemen Ikatan yang dipilih dan diberi amanat oleh Muktamar, Musyawarah Daerah, Musyawarah Cabang atau Musyawarah Komisariat. 2. BPH terdiri dari 26 orang dengan susunan sebagai berikut : Ketua Umum : 1 orang Ketua Bidang : 10 orang

Sekretaris Umum : 1 orang 40 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa Sekretaris Bidang : 10 orang

Muhammadiyah Bendahara Umum : 1 orang

Wakil Bendahara : 3 orang 3. Ketua dan Sekretaris dari: Ketua dan SekretarisBidang Bidangterdiri Organisasi Ketua dan Sekretaris Bidang Kader Ketua dan Sekretaris Bidang Keilmuan Ketua dan Sekretaris Bidang Hikmah ] A. Police Umum Ketua dan Sekretaris Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Ketua dan Sekretaris Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan Pasal 6 Ketua dan Sekretaris Bidang Immawati Pembagian Tugas BPH

Ketua dan Sekretaris Bidang Dakwah Ketua Umum 1. Memimpin Pimpinan IMM (DPP/DPD/PC/PK) sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Ketua dan Sekretaris Bidang Media dan Pengembangan Teknologi dalam IMM. 2. Bertanggung jawab terhadap jalannya organisasi dan mewakili IMM serta bertindak ke Ketua dan Sekretaris Bidang Seni, Budaya dan Olahraga luar/dalam untuk dan atas nama IMM sesuai dengan garis kebijakan organisasi. 3. Memimpin rapat pleno Badan Pimpinan Harian, rapat koordinasi dan rapat kerja gabungan. 4. Mengkoordinasi pembagian tugas ketua-ketua bidang dan mengawasi tugas-tugas bidang tersebut. 5. Bersama Sekretaris Umum menandatangani surat-surat yang prinsipil dan merupakan sikap Ikatan. 6. Mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan program kerja pimpinan IMM sesuai dengan prosedur yang berlaku. 7. Dalam keadaan berhalangan dapat mengamanahkan tugas ketua umum kepada Sekretaris Umum atau salah satu Ketua Bidang. 8. Mengambil kebijakan dari dan atas nama Pimpinan IMM untuk kepentingan Ikatan setelah mendapat pertimbangan dalam rapat Pimpinan IMM. 9. Dalam hal-hal tertentu kebijakan organisasi diserahkan kepada ketua bidang yang terkait dan atau Lembaga Otonom. II. Sekretaris Umum 1. Mendampingi Ketua Umum untuk bertindak dari dan atas nama Ikatan serta bersama ketua Umum menandatangani surat-surat prinsipil dan yang merupakan sikap Ikatan. 2. Bersama Ketua Umum mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas dan kegiatan setiap bidang. tertib administrasi dan terjaminnya security Ikatan. teknis administrasi sehingga tercipta 3. Memimpin para Sekretaris Bidang dalam pelaksanaan 4. Membagi tugas para Sekretaris Bidang dalam pelaksanaan teknis administrasi. 5. Dalam keadaan berhalangan dapat menunjuk salah seorang sekretaris untuk melaksanakan tugas-tugas Sekretaris Umum. 6. Bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan kesekretariatan guna menunjang kelancaran organisasi. 7. Bertanggungjawab secara penuh atas kerumahtanggaan organisasi. III. Bendahara Umum 1. Bersama Ketua Umum menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Ikatan (RAPBI). 2. Bertanggungjawab atas teknis pelaksanaan keuangan sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Pimpinan IMM. 41 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

3. Bertanggungjawab atas kebijakan pencarian dan pencairan dana Ikatan. 4. Mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas Bendahara. berkenaan dengan keuangan ikatan, baikWakil pendapatan maupun pengeluaran organisasi. 5. Bersama Ketua Umum dan atau Sekretaris Umum menandatangani surat-surat yang B. Bidang-Bidang I. Ketua-Ketua 1. Ketentuan Umum a. Membantu Ketua Umum dalam mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan program Pimpinan IMM sesuai dengan bidang tugas atau atas nama kebijakan yang ditetapkan. b. Melaksanakan dan mengkoordinasikan tugas-tugas sesuai dengan pembidangan tugas kepada Pimpinan IMM dibawahnya. c. Bersama sekretaris menandatangani surat-surat, melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan bidang masing-masing. d. Mewakili Ketua Umum apabila berhalangan. e. Memimpin rapat koordinasi bidang. dengan bidangnya. g. Menjabarkan dan mengendalikan program-program yang untuk berkaitan dengan Ikatan bidangnya. f. Mengambil kebijakan dari atas nama Pimpinan IMM kebijakan sesuai 2. Ketentuan Khusus h. Bertanggungjawab kepada Ketua Umum. a. Bidang ORGANISASI, Memformulasikan arah dan kebijakan organisasi serta membangun kualitas organisasi di atas landasan moralitas guna mewujudkan organisasi yang sehat, dinamis dan berwibawa. arah dan kebijakan perkaderan Ikatan serta b. Bidang KADER, Memformulasikan pengembangan potensi kader guna mewujudkan kualifikasi kader yang bermutu. c. Bidang KEI LMUAN, Membangun tradisi intelektual di atas landasan etika dan moril, guna mewujudkan insan intelektual yang sarat nilai. d. Bidang HIKMAH, Mengoptimalkan peran politik ikatan guna mewujudkan tatanan demokrasi, sosial dan religius (demsosrel). e. Bidang SOSIAL dan PEMBERDAYAAN, Membangun gerakan sosial dan pemberdayaan masyarakat sebagai terjemahan peran sosial Ikatan dalam mewujudkan keadilan sosial ekonomi untuk mencapai kesejahteraan f. Bidang EKONOMI dan KEWIRAUSAHAAN, Mengkajimasyarakat. permasalahan ekonomi umat dan bangsa serta mengembangkan kewirausahaan kader dan organisasi bersinergi g. Bidang Memantapkan konsepsi, fungsiBUMN dan peran Immawatiswasta. di tengah denganIMMAWATI, Muhammadiyah dan alumni serta Pemerintah, dan kelompok sebagai public spare. h. Bidang DAKWAH, Memformulasikan gerakan dakwah Islam bernuansa pencerahan dan menggembirakan masjid kampus sebagai basis gerakan dakwah IMM. i. Bidang MEDIA dan PENGEMBANGAN TEKNOLOGI, Mengembangkan media komunikasi dan informasi untuk penguatan langgam komunikasi internal dan eksternal serta memperluas peran kader dan alumni IMM di dunia media komunikasi. j. Bidang SENI, BUDAYA dan OLAHRAGA, Menyelenggarakan aktivitas minat dan bakat kader di bidang seni, budaya dan olahraga serta menjadi kontributor kajian dan II. Sekretaris-Sekretaris pelestarian seni dan budaya bangsa. 1. Ketentuan Umum a. Bersama Ketua Bidang mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas serta menandatangani surat-surat sesuai dengan bidang tugasnya. b. Membantu Sekretaris Umum dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. c. Melaksanakan tugas-tugasnya dengan pembagian tugas yang ditetapkan Sekteraris Umum berdasarkan sesuai kesepakatan. 42 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

d. Mewakili Sekretaris Umum jika berhalangan. e. Bertanggungjawab kepada Sekretaris Umum dalam hal pelaksanaan administrasi. 2. Ketentuan Khusus a. Sekretaris (Organiasasi): 1) Bersama-sama Ketua Bidang Organisasi dalam mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas Bidang. 2) Bertanggungjawab atas data organisasi. 3) Bertanggungjawab atas jawaban surat-surat masuk dan atau undangan. b. Sekretaris (Kader): 4) Bertanggungjawab atas inventarisasi dan peraturan-peraturan organisasi. 1) Bersama-sama Ketua Bidang Kader dalam mengkoordinasikan pelaksanaan tugastugasnya. 5) Bertanggungjawab atas pelaksanaan rapat koordinasi bidang. 2) Bertanggungjawab atas data Kader dan Pimpinan. 3) Bertanggungjawab atas administrasi perkaderan. c. Sekretaris (Keilmuan): 1) Ketua Keilmuan dalam mengkoordinasikan pelaksanaan 4) Bersama-sama Bertanggungjawab atasBidang rapat koordinasi bidang. tugas-tugasnya. 2) Bertanggungjawab atas data dan perangkat teknologi Ikatan. 3) Bertanggungjawab atas pengelolaan perpustakaan Ikatan. d. Sekretaris (Hikmah): 1) Ketua Hikmah dalam mengkoordinasikan pelaksanaan 4) Bersama-sama Bertanggungjawab atasBidang pelaksanaan rapat koordinasi bidang. tugas-tugasnya. 2) Bertanggungjawab atas dokumen-dokumen yang berkaitan dengan eksternal organisasi. 3) Bertanggungjawab atas penyajian informasi internal dan eksternal organisasi. 4) Bertanggungjawab atas pelaksanaan rapat koordinasi bidang. e. Sekretaris (Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat): 1) Bersama-sama Ketua Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat dalam mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugasnya. 2) Bertanggungjawab atas dokumentasi aktivitas sosial dan pemberdayaan masyarakat. 3) Bertanggungjawab atas keperluan administrasi rapat rutin. f. Sekretaris (Ekonomi danatas Kewirausahaan) 4) Bertanggungjawab pelaksanaan rapat koordinasi bidang. 1) Bersama-sama Ketua Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan dalam mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugasnya. 2) Bertanggungjawab atas perbelanjaan rumahtangga perkantoran. 3) Bertanggungjawab atas keperluan konsumsi rapat rutin. g. Sekretaris (Immawati): 1) Ketua Bidang Immawati mengkoordinasikan pelaksanaan 4) Bersama-sama Bertanggungjawab atas pelaksanaan rapat dalam koordinasi bidang. tugas-tugasnya. 2) Bertanggungjawab atas kerumahtanggaan/kesejahteraan pimpinan. 3) Bertanggungjawab atas kebersihan dan kerapian kantor. h. Sekretaris (Dakwah): 4) Bersama-sama Bertanggungjawab atasBidang pelaksanaan rapat koordinasi bidang. 1) Ketua Dakwah dalam mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugasnya. 2) Bertanggungjawab atas data muballigh/muballighat Ikatan. 43 3) Bertanggungjawab atas pelaksanaan rapat koordinasi bidang. Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

i. Sekretaris (Media dan Pengembangan Teknologi) 1) Bersama-sama Ketua Bidang Media dan Pengembangan Teknologi dalam mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugasnya. 2) Bertanggungjawab atas operasional media informasi organisasi dan jaringan media eksternal. 3) Bertanggungjawab atas pelaksanaan rapat koordinasi bidang. j. Sekretaris (Seni, Budaya dan Olahraga) 1) Bersama-sama Ketua Bidang Seni, Budaya dan Olahraga dalam mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugasnya. 2) Bertanggungjawab atas data potensi seni, budaya, dan olahraga kader. III. Bendahara-Bendahara 3) Bertanggungjawab atas pelaksanaan rapat koordinasi bidang. 1. Ketentuan Umum a. Mewakili Bendahara Umum jika berhalangan. b. Melaksanakan tugas yang telah ditetapkan oleh bendahara Umum. 2. Ketentuan Khusus c. Bersama Bendahara Umum mengatur kebijaksanaan keuangan organisasi. a. Wakil Bendahara I: 1) Bertanggungjawab atas pencatatan harta kekayaan Ikatan. d. Bertanggungjawab kepada Bendahara Umum. 2) Bertanggungjawab atas penyimpanan (saving) keuangan. b. Wakil Bendahara II : 1) semuasatu bentuk 3) Bertanggungjawab Menyusun Laporanatas keuangan kalipencairan sebulan. dana Ikatan. 2) Bertanggungjawab terhadap lalu lintas keuangan badan-badan usaha mandiri. c. Wakil Bendahara III : 1) dari setiap kepanitiaan. 3) Bertanggungjawab terhadap pelaporan lalu lintas keuangan lembaga-lembaga otonom. 2) Bertanggungjawab atas belanja harian ikatan. BAB V BADAN PIMPINAN OTONOM Pasal 7 1. Badan Pimpinan Otonom adalah kelompok pimpinan yang diangkat dan disyahkan oleh Pimpinan IMM untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi secara proporsional dan profesional. 2. Badan Pimpinan Otonom dibentuk berdasarkan keputusan Muktamar, Musyda, Musycab atau Musykom dan atau kebutuhan Pimpinan. 3. Kaidah Badan Pimpinan Otonom ditetapkan dalam peraturan khusus. BAB VI UNIT PELAKSANA TEKNIS Pasal 8 1. Unit Pelaksana Teknis adalah tim kerja yang dibentuk atau perorangan yang diangkat dan disahkan oleh Pimpinan IMM untuk melaksanakan tugas-tugas harian maupun insidentil. 2. Unit Pelaksana Teknis dibentuk atau diangkat berdasarkan kebutuhan pimpinan. 4. Menurut Kaidah Unit Pelaksana Teknis ditetapkan dalam peraturan khusus. 3. Pelaksana/OC, teknisnya, Tim Unit investigasi Pelaksana dan Advokasi, Teknis dapat dan semacamnya. berupa Panitia Pengarah/SC, Panitia

44

Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

BAB VII TATA HUBUNGAN Pasal 9 1. Ketua Umum adalah pimpinan tertinggi semua unit kerja, apabila Ketua Umum berhalangan, maka jabatan ditugaskan kepada anggota Pimpinan IMM yang sebagai pejabat berdasarkan 2. Sekretaris Umum adalahIMM. pengendali atas segala bahan informasi masuk maupun keluar Pimpinan musyawarah Pimpinan IMM dan oleh karenanya Sekretaris Umum bertanggungjawab atas terselenggaranya kelancaran arus informasi ke semua jurusan. 3. Sekretaris Umum dibantu oleh Sekretaris Bidang atas terselenggaranya rapat-rapat Pimpinan IMM, termasuk persiapan dan penyelesaian hasil-hasil rapat. 4. Apabila Sekretaris Umum berhalangan, maka jabatan ditugaskan kepada salah satu sekretaris sebagai pejabat berdasarkan musyawarah Pimpinan IMM. 5. Bendahara Umum adalah penanggungjawab pengadaan dan penggunaan dana, yang dalam tugasnya dibantu oleh para wakil bendahara. 6. Apabila Bendahara Umum berhalangan, maka jabatan ditugaskan kepada salah seorang Wakil Bendahara sebagai pejabat berdasarkan musyawarah Pimpinan IMM. 7. Ketua-ketua Bidang bertanggungjawab atas pelaksanaan sektorsektor kegiatan pada bidang bersangkutan, khususya dalam melaksanakan keputusan Muktamar/Tanwir serta program yang telah digariskan. 8. Ketua bidang adalah pengarah, koordinator dan pengendali pelaksanaan kegiatan bidang yang dilaksanakan unit-unit kegiatan Pimpinan IMM dan atau level pimpinan di bawahnya. 9. Sekretaris Bidang bertanggungjawab bersama Ketua Bidang dalam pelaksanaan tugas bidangnya dan sekaligus menjadi Sekretaris Bidang. 10. Apabila Ketua dan Sekretaris Bidang berhalangan, maka jabatan ditugaskan kepada anggota Pimpinan IMM lainnya berdasarkan musyawarah. 11. Hubungan kerja horizontal antar Badan Pimpinan Otonom dan atau dengan pihak lain harus dilakukan sepengetahuan Pimpinan IMM. 12. Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Pimpinan Otonom melakukan koordinasi dengan Ketua Bidang terkait dan dikontrol oleh Ketua Umum sebagai pimpinan tertinggi. 13. Lalu lintas keuangan Badan Pimpinan Otonom, dikoordinir oleh Wakil Bendahara II untuk keperluan laporan keuangan Ikatan secara menyeluruh. 14. Badan Pimpinan Otonom (BPO) bertanggungjawab kepada Ketua Umum. 15. melaksanakan Personil Unit tugas-tugas Pelaksana Teknis berasal lintas lembaga-lembaga yang dibentuk untuk khusus dan ataudari berkala. 16. Setiap akhir pelaksanaan tugasnya, Unit Pelaksana Teknis membuat laporan kegiatan untuk disampaikan kepada Pimpinan IMM, selanjutnya menjadi bahan laporan Pimpinan IMM setiap Tanwir/Muktamar, Musyda, Musycab, atau Musykom. BAB VIII LEMBAGA MUSYAWARAH Pasal 10 1. Yang dimaksud dengan Lembaga Musyawarah adalah rapat-rapat Pimpinan IMM terdiri dari : a. Rapat Pleno b. Rapat Badan Pimpinan Harian c. Rapat Koordinasi Bidang 45 d. T a n f Badan idz K eputu san Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa Rapat Pimpinan Otonom M u e. ha m m Kerja adiy ah Rapat Gabungan.

sah sudah disampaikan. Pasal 9 Rapat Pleno 1. Rapat Pleno adalah rapat yang diikuti oleh anggota Pimpinan IMM, Ketua dan Sekretaris Badan Pimpinan Otonom. 2. Rapat Pleno diadakan sekurang-kurangnya tiga bulan sekali yang waktunya disepakati oleh Rapat BPH sebelumnya, dan atau dalam keadaan tertentu Rapat Pleno diadakan. 3. Rapat Pleno berfungsi sebagai forum pembahasan dan musyawarah pengambilan keputusan Pimpinan IMM dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, khususnya yang berkenaan dengan: a. Pentanfidzan Keputusan Musyawarah dan Rapat Kerja. b. Perencanaan dan atau kebijakan bidang. c. Laporan-laporan bidang. dan bangsa. 4. Agenda Rapat Pleno ditetapkan berdasarkan kepentingan. d. Laporan-laporan lembaga otonom. menghadirkan Ketua Umum. 5. ada permasalahan penting, mendesak dan berskala yang nasional, maka Rapat Pleno dapat e. Pemecahan masalah mendasar organisasi dan pimpinan. 6. Apabila Rapat Pleno dipimpin oleh Ketua Umum dan atau pimpinan ditugaskan. f. Penentuan keputusan lainnya danbisa sikap Ikatan yang luas pada masyarakat, umat 7. Semua keputusan Rapat Pleno hanya dibatalkan olehberdampak Rapat Pleno berikutnya. Pasal 10 Rapat Badan Pimpinan Harian (BPH) 1. Rapat Badan Pimpinan Harian adalah rapat yang diikuti oleh anggota Pimpinan IMM, diutamakan anggota Badan Pimpinan Harian, diadakan secara reguler sekurang-kurangnya 1 (satu) minggu sekali yang waktunya oleh Ketua subordinatif Umum/Sekretaris Umum. pelimpahan wewenang 2. Rapat Badan Pimpinan ditetapkan Harian adalah bagian dan memperoleh dari rapat pleno, dengan tugas: a. Penyelesaian masalah pada tingkat operasional. pengelolaan Lembaga Otonom, termasuk hubungan eksternal. b. Pembahasan Penetapan rencana kebijakan taktis operasional, khususnya dengan c. dan pengelolaan masalah yang dijadikan bahanyang atau berkaitan usulan untuk Rapat Pleno. 3. Agenda rapat BPH terdiri dari. a. Siraman rohani b. Informasi aktual c. Evaluasi aktivitas pimpinan pasca rapat BPH sebelumnya. 4. Rapat BPH dipimpin oleh anggota BPH yang ditugaskan. d. Pembahasan kebijakan/program. Pasal 11 Rapat Koordinasi Bidang 1. Rapat Koordinasi f. Agenda lain. Bidang adalah rapat yang diikuti Ketua dan Sekretaris Bidang dan anggota Badan Pimpinan Otonom terkait. Mengingat status Badan Pimpinan Otonom adalah lembaga e. Pembahasan surat masuk. 2. Rapat Koordinasi Bidang ini sewaktu-waktu dapat bukan diikutiinstruktif. oleh Pimpinan IMM di bawahnya untuk Otonom, maka rapat ini pun sifatnya koordinatif, pelaksanaan program bidang yang sifatnya koordinatif. 3. Rapat Koordinasi bertugas untuk membahas : 46 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah 2. Rapat-rapat tersebut dinyatakan sah tanpa memandang jumlah yang hadir selama undangan secara

a. Kebijakan dan perencanaan operasional serta strategi implementasi program. b. Memecahkan masalah lingkup bidang dan menerima aspirasi lingkungan luar yang relevan. ditingkat rapat BPH. c. Menyusun usulan perencanaan strategis lingkup bidang yang dianggap perlu untukRapat diputuskan 4. Agenda Rapat Koordinasi Bidang ditetapkan oleh ketua/sekretaris bidang atas amanah BPH dan atau diusulkan oleh anggota Pimpinan Otonom. 5. Rapat Koordinasi Bidang dipimpinBadan oleh Ketua Umum dan atau Ketua Bidang yang ditugaskan. Pasal 12 Rapat Badan Pimpinan Otonom 1. Rapat Badan Pimpinan Otonom diikuti oleh anggota Badan Pimpinan Otonom yang diadakan secara reguler, sekurang-kurangnya dua minggu sekali atau sesuai kebutuhan. 2. Mengingat prinsip kerja DPO/LO ini adalah proporsional dan professional, maka rapat-rapatnya juga dapat dibagi lagi ke dalam rapat tim kerja, panitia pelaksana dan sebagainya menurut keperluan tuntunan manajemen, namun tidak terpisahkan sebagai satu kesatuan rapat Badan 3. Rapat Badan Pimpinan Otonom bertugas untuk membahas kebijakan-kebijakan operasional program maupun mitra yang meliputi : Pimpinanmandiri Otonom. a. Pengorganisasian program kerja. sampai pengendalian teknis operasional, meliputi perencanaan pelaksanaan b. Perencanaan/pencarian mitra kerja dan penggalian sumber dana. c. Evaluasi kerja mingguan. 4. Rapat BPO dipimpin oleh ketua BPO dan atau yang ditugaskan. d. Membahas persoalan yang timbul dalam lingkungan BPO. Pasal 13 Rapat Kerja Gabungan 1. Rapat Kerja Gabungan adalah rapat Pimpinan IMM yang menghimpun seluruh unit kerja Pimpinan IMM, diadakan setahun sekali dan atau sesuai kebutuhan. 2. Rapat Kerja Gabungan bertugas untuk membahas : a. Menetapkan visi-misi organisasi dan atau mereview visi-misi sebelumnya. sebelumnya. b. Uraian program kerja amanat Muktamar dan atau mereview hasil Rapat Kerja Gabungan c. Dalam keadaan RKG mengeluarkan rekomendasi. 3. Agenda Rapat Kerja tertentu Gabungan ditetapkan oleh Pimpinan IMM. 4. Rapat Kerja Gabungan dipimpin oleh Ketua Umum atau yang ditugaskan. BAB VII PERATURAN TAMBAHAN Pasal 14 1. Berdasarkan kebutuhan, maka DPP IMM dapat membentuk Badan Pimpinan Semi Otonom (BPSO) seperti lembaga, Biro, atau korps dan semacamnya yang berstatus Semi Otonom. 2. Semua peraturan tambahan yang timbul kehendak point 1 pasal 14) tersebut, maka diatur dalam kaidah tersendiri. 3. Mekanisme kerja ini dapat diterapkan dan dijadikan pedoman untuk mekanisme kerja di semua tingkatan (DPP IMM, DPD IMM, PC IMM dan Pimpinan Komisariat IMM se-Indonesia).

47

Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

BAB VIII PENUTUP Pasal Hal-hal yang belum diatur dalam Mekanisme Kerja ini15 akan diatur kemudian.

Ditetapkan di Tanggal

: Bandung Barat

: 23 April 2010 M

Bertepatan dengan tanggal : 8 Jumadil Awal 1431 H

48

Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

Penutup Kepeloporan merupakan nilai inti dari eksistensi IMM. Realitas persyarikatan, ummat dan bangsa hari ini meniscayakan trigger perubahan dari kepeloporan kader-kader Ikatan. Keterlibatan kader IMM dalam menjawab problem yang hari ini dihadapi masyarakat sungguh sangat sebangun dengan roh gerakan IMM. Namun itu tentu tidak lah mudah. Sebelumnya kita perlu menuntaskan demikian banyak pekerjaan rumah, memperkokoh pondasi or ganisasi; penguatan pilar ideologi (perkaderan), penajaman kerangka gerakan (intelektual, dakwah dan politik), serta pembenahan organisasional terkait langgam kerja antar struktur merupakan agenda serius yang perlu kita kerjakan bersama. Billahi fii sabililhaq, fastabiqul khairat Dengan demikian, dari pondasi organisasi yang kuat inilah kita berusaha melahirkan kian banyak Wassalamualaikum Wr Wb, kader excellent dan berintegritas. Pondasi organisasi yang kuat ini tentu tidak lahir dari ruang kosong, Jakarta, 21 Juni 2010 melainkan hasil dialektika organisasional dimana konsepsi dan pengalaman mengambil peran besar. Serta tentu saja kerjasama yang solid dari pimpinan IMM di seluruh Indonesia, baik daerah, cabang, hingga komisariat. Demikian tanfidz hasil Muktamar XIV ini kami sampaikan, semoga bermanfaat.

49

Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

TATA TERTIB PEMILIHAN PIMPINAN IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pimpinan dalam tata tertib ini adalah Pimpinan Komisariat, Pimpinan Cabang, Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Pasal 2 Tanggung jawab pemilihan terletak pada pimpinan masing-masing tingkat. Pemilihan pimpinan dapat dilakukan dalam: Pasal 3

1. Muktamar untuk memilih Dewan Pimpinan Pusat. 2. Musyawarah Daerah untuk memilih Dewan Pimpinan Daerah. 3. Musyawarah Cabang untuk memilih Pimpinan Cabang. BAB II PANITIA PEMILIHAN 4. Musyawarah Komisariat untuk memilih Pimpinan Komisariat. Pasal 4 Panitia Pemilihan yang selanjutnya disebut Panlih adalah panitia yang bertugas secara penuh untuk melakukan proses pemilihan ketua umum dan formatur. Pasal 5 tingkatan bersama pimpinan di bawahnya Panlih dipilih dan ditetapkan oleh pimpinan masing-masing melalui rapat pleno pimpinan. Pasal Anggota panlih, sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dan 6 sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang. Pasal 7 Setiap kader ikatan yang menjadi panlih tidak dapat dicalonkan sebagai ketua umum dan formatur. Pasal 8 Tugas Panitia Pemilihan adalah: masing tingkat di bawahnya, kecuali pimpinan komisariat kepada anggotanya. 1. Menyampaikan formulir pencalonan ketua umum dan anggota formatur kepada pimpinan masing2. Menerima usulan calon ketua umum dan anggota formatur. 3. Meneliti berlaku. dan menyeleksi persyaratan administrasi dan syarat calon sesuai dengan peraturan yang 4. Mengumumkan nama-nama calon ketua umum dan anggota formatur. 5. 7. 6. Memimpin pelaksanaan pemilihan sampai terpilih ketua umum dan terbentuknya tim formatur. permusyawaratan Menyerahkan hasilditutup. pemilihan kepada pimpinan terpilih. Menetapkan dan mengumumkan seluruh hasil pemilihan kepada peserta musyawarah sebelum

Pasal 9 Tugas panlih dinyatakan selesai setelah menyerahkan berkas hasil pemilihan kepada pimpinan terpilih. 50 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

BAB III SYARAT-SYARAT KETUA UMUM DAN FORMATUR Pasal 10 Syarat Umum Syarat-syarat untuk dapat dicalonkan menjadi formatur pimpinan adalah: 1. Setia kepada azas, tujuan, perjuangan Ikatan dan persyarikatan; 2. Taat kepada garis kebijakan pimpinan Ikatan dan persyarikatan 3. Mampu membaca Al-qur'an secara tartil; 4. Dapat menjadi teladan utama dalam organisasi, terutama akhlak dan ibadah; 5. Berpengalaman menjadi pimpinan Ikatan setingkat di bawahnya, kecuali Pimpinan Komisariat. Pasal 11 Syarat Khusus Formatur Syarat khusus Dewan Pimpinan Pusat : sekretariat, 6. Bersedia berdomisili di tempat kedudukan jika terpilih menjadi pimpinan. 1. menjadi anggota sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun; 7. Telah Tidak merangkap denganbiasa pimpinan partai politik dan organisasi mahasiswa ekstra lainnya. 2. lulus Darul Arqam Paripurna 8. Telah Membuat surat kesediaan untuk tidak dicalonkan atau mencalonkan diri menjadi calon legislatif Syarat khusus Dewan Pimpinan Daerah: 3. Usia maksimal 30 tahun. 1. Telah menjadi anggota biasa sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun; 2. Telah lulus Darul Arqam Madya Syarat Pimpinan Cabang : 1. menjadi anggota biasa sekurang-kurangnya 1 di (satu) tahun; tinggi. 3. Telah Usiakhusus maksimal 28 tahun atau masih aktif kuliah perguruan 2. Telah lulus Darul Arqam Madya Syarat Pimpinan : 3. Usiakhusus maksimal 26 tahunKomisariat atau masih aktif kuliah di perguruan tinggi. 1. Telah menjadi anggota biasa sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan; 2. Telah lulus pengkaderan Darul Arqom Dasar. Pasal 12 Syarat Khusus Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Darul Arqom Paripurna; 1. Telah lulus pengkaderan 2. Usia maksimal 30 tahun; 3. Pendidikan minimal pasca sarjana atau sedang menempuh pasca sarjana; 4. Mampu membaca Al-Quran dengan tartil; Dewan Pimpinan Daerah Darul Arqom Madya; 1. Telah lulus pengkaderan 5. Pernah menulis artikel di media massa nasional atau lokal. 2. Usia maksimal 28 tahun atau 2 (dua) tahun setelah S-1. Pimpinan Cabang 1. Telah lulus pengkaderan Darul Arqom Madya; 2. Masih aktif kuliah di perguruan tinggi; 51 Tmaksimal a n f i d z26K eputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa 3. Usia tahun. Muhammadiyah

Pimpinan Komisariat 1. Telah lulus pengkaderan Darul Arqom Dasar; 2. Masih aktif kuliah di perguruan tinggi; 3. Usia maksimal 24 tahun. BAB IV PENCALONAN Pasal 13 Pencalonan Ketua Umum

Dewan Pimpinan Pusat 1. Setiap Dewan Pimpinan Daerah secara kelembagaan berhak mengajukan calon sebanyakbanyaknya 1 (satu) orang, yang disampaikan secara tertulis kepada panitia pemilihan pusat. 2. Dewan Pimpinan Pusat secara kelembagaan berhak mengajukan calon sebanyak 1 (satu) orang yang disampaikan secara tertulis kepada panitia pemilihan pusat. 3. Berkas pencalonan tersebut disampaikan oleh panlih kepada dewan pimpinan daerah selambatlambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum diselenggarakan Muktamar. 4. Pengajuan nama-nama calon tersebut di sampaikan secara tertulis kepada panlih selambatlambatnya 7 (tujuh) hari sebelum diselenggarakan Muktamar. 5. Pengumuman nama-nama calon selambat-lambatnya 1 (satu) hari sebelum Muktamar. calon ketua umum diperpanjang hingga menjelang proses pemilihan. 6. Jika calon ketua umum yang memenuhi syarat hanya satu orang, maka batas waktu pengesahan Dewan Pimpinan Daerah 1. Setiap Pimpinan Cabang secara kelembagaan berhak mengajukan 1 orang calon, yang disampaikan secara tertulis kepada panitia pemilihan daerah. 2. Dewan Pimpinan Daerah secara kelembagaan berhak mengajukan 1 orang calon yang disampaikan secara tertulis kepada panitia pemilihan daerah. 3. Berkas pencalonan tersebut disampaikan oleh panlih kepada Pimpinan Cabang selambat-lambatnya 21 (dua puluh satu) hari sebelum diselenggarakan Musyda 4. Pengajuan nama-nama calon tersebut di sampaikan secara tertulis kepada panlih selambatlambatnya 5 (lima) hari sebelum diselenggarakan Musyda. 5. Pengumuman nama-nama calon selambat-lambatnya 1 (satu) hari sebelum Musyda. 6. Jika calon calon ketua ketua umum umum diperpanjang yang memenuhi hingga menjelang syarat hanya proses satu pemilihan. orang, maka batas waktu pengesahan 1. Setiap Pimpinan Pimpinan Cabang Komisariat secara kelembagaan berhak mengajukan calon sebanyak-banyaknya 1 (satu) orang, yang disampaikan secara tertulis kepada panitia pemilihan cabang. 2. Pimpinan Cabang secara kelembagaan berhak mengajukan calon sebanyak 1 (satu) orang yang disampaikan secara tertulis kepada panitia pemilihan cabang. 3. Berkas pencalonan tersebut disampaikan oleh panlih kepada Pimpinan Komisariat selambatlambatnya 14 (empat belas) hari sebelum diselenggarakan Musycab. 4. Pengajuan nama-nama calon tersebut di sampaikan secara tertulis kepada panlih selambatlambatnya 3 (tiga) hari sebelum diselenggarakan Musycab. 5. Pengumuman nama-nama calon selambat-lambatnya 1 (satu) hari sebelum Musycab 6. Jika calon calon ketua ketua umum umum diperpanjang yang memenuhi hingga menjelang syarat hanya proses satu pemilihan. orang, maka batas waktu pengesahan

52

Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

Pimpinan Komisariat 1. Setiap anggota berhak mengajukan calon sebanyak-banyaknya 1 (satu) orang, yang disampaikan secara tertulis kepada panitia pemilihan komisariat. 2. Pimpinan komisariat secara kelembagaan berhak mengajukan calon sebanyak 1 (satu) orang yang disampaikan secara tertulis kepada panitia pemilihan komisariat. 3. Berkas pencalonan disampaikan oleh panlih kepada anggota komisariat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum Musykom. 4. Pengajuan nama-nama calon tersebut disampaikan secara tertulis kepada panitia pemilihan komisariat selambat-lambatnya 1 (satu) hari sebelum diselenggarakan Musyawarah Komisariat. 5. Jika calon Ketua Umum yang memenuhi syarat hanya satu orang, maka batas waktu pengesahan calon ketua umum diperpanjang hingga menjelang proses pemilihan. Pasal 14 Pencalonan Formatur Dewan Pimpinan Pusat 1. Setiap Dewan Pimpinan Daerah secara kelembagaan berhak mengajukan calon anggota formatur sebanyak 8 (delapan) orang, yang disampaikan secara tertulis kepada panitia pemilihan pusat. 2. Dewan Pimpinan Pusat secara kelembagaan berhak mengajukan calon anggota formatur sebanyak 8 (delapan) orang, yang disampaikan secara tertulis kepada panitia pemilihan pusat. 3. Berkas pencalonan tersebut disampaikan oleh panlih kepada dewan pimpinan daerah selambatlambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum diselenggarakan Muktamar. 4. Pengajuan nama-nama calon anggota formatur tersebut disampaikan secara tertulis kepada panitia pemilihan pusat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum diselenggarakan Muktamar. 5. Jika calon anggota formatur yang memenuhi syarat kurang dari delapan orang, maka batas waktu pengesahan calon anggota formatur diperpanjang hingga menjelang proses pemilihan. 1. Setiap Pimpinan Cabang secara kelembagaan berhak mengajukan calon sebanyak 8 (delapan) Dewan Pimpinan Daerah secara tertulis kepada panitia pemilihan daerah. orang, yang disampaikan 2. Dewan Pimpinan Daerah secara kelembagaan berhak mengajukan calon sebanyak 8 (delapan) orang, yang disampaikan secara tertulis kepada panitia pemilihan daerah. 3. Berkas pencalonan tersebut disampaikan oleh panlih kepada Pimpinan Cabang selambat-lambatnya 21 (dua puluh satu) hari sebelum diselenggarakan Musyda. 4. Pengajuan nama-nama calon tersebut disampaikan secara tertulis kepada panitia pemilihan daerah selambat-lambatnya 5 (lima) hari sebelum diselenggarakan Musyawarah Daerah. 5. Jika calon anggota formatur yang memenuhi syarat kurang dari delapan orang, maka batas waktu pengesahan calon anggota formatur diperpanjang hingga menjelang proses pemilihan. Pimpinan Cabang Komisariat secara kelembagaan berhak mengajukan calon sebanyak 8 (delapan) 1. Setiap Pimpinan orang, yang disampaikan secara tertulis kepada panitia pemilihan cabang. 2. Pimpinan Cabang secara kelembagaan berhak mengajukan calon sebanyak 8 (delapan) orang, yang disampaikan secara tertulis kepada panitia pemilihan cabang. 3. Berkas pencalonan tersebut disampaikan oleh panlih kepada Pimpinan Komisariat selambatlambatnya 14 (empat belas) hari sebelum diselenggarakan Musycab. 4. Pengajuan nama-nama calon tersebut disampaikan secara tertulis kepada panitia pemilihan cabang selambat-lambatnya 3 (hari) hari sebelum diselenggarakan Musyawarah Cabang. 5. Jika calon anggota formatur yang memenuhi syarat kurang dari delapan orang, maka batas waktu pengesahan calon anggota formatur diperpanjang hingga menjelang proses pemilihan.

53

Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

1. Setiap anggota berhak mengajukan calon sebanyak 8 (delapan) orang, yang disampaikan secara Pimpinan Komisariat tertulis kepada panitia pemilihan komisariat. 2. Pimpinan Komisariat secara kelembagaan berhak mengajukan calon sebanyak 8 (delapan) orang, yang disampaikan secara tertulis kepada Panitia Pemilihan Komisariat. 3. Berkas pencalonan disampaikan oleh panlih kepada anggota komisariat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum Musykom. 4. Pengajuan nama-nama calon tersebut disampaikan secara tertulis kepada panitia pemilihan komisariat selambat-lambatnya 1(satu) hari sebelum diselenggarakan Musyawarah Komisariat. 5. Jika calon anggota formatur yang memenuhi syarat kurang dari delapan orang, maka batas waktu pengesahan calon anggota formatur diperpanjang hingga menjelang proses pemilihan BAB V PELAKSANAAN PEMILIHAN Pasal 15 Pemilihan dilakukan melalui : 1. Pemilihan berlangsung satu satu putaran terdapat calon ketua umum yang mendapat suara 50 % (lima puluh persen) tambah dariapabila suara sah. 2. Apabila tidak ada yang mendapatkan suara 50 % (lima puluh persen) tambah satu dari suara sah, maka pemilihan dilanjutkan ke tahap kedua dengan memilih dua calon yang memiliki suara terbanyak dengan pemilihan delapan orang formatur. 3. Jika pada bersamaan putaran kedua tidak mendapatkan selisih suara maka pemungutan suara dilaksanakan maksimal dua kali pemilihan ulang. 4. Dan jika tidak juga terdapat selisih suara, maka dilakukan musyawarah formatur terpilih ditambah ketua umum demisioner. Setiap tahapan dilakukan secara berurutan. Pasal 16

Pasal 17 dan adil. Pemilihan dilakukan secara langsung, bebas, rahasia, jujur BAB VI TATA CARA PEMILIHAN Pasal 18 Pemilihan Ketua Umum 1. Calon Ketua Umum dinyatakan sah apabila ditetapkan oleh panitia pemilihan melalui sidang tanwir (untuk Dewan Pimpinan Pusat) 2. Calon Ketua Umum yang dinyatakan sah, wajib menyampaikan konsep dan visi kepemimpinan melalui forum debat kandidat. 3. Calon Ketua Umum yang masuk putaran kedua tidak diperkenankan mengundurkan diri. putaran. terdapat calon Ketua Umum kurang dari tiga orang, maka pemilihan dilakukan satu 4. Apabila 5. Jika calon ketua umum yang dinyatakan sah hanya satu orang, maka dinyatakan sebagai ketua umum terpilih. Pasal 19 Pemilihan Anggota Formatur 1. Setiap peserta berhak memilih 8 (delapan) nama calon anggota formatur dan jika peserta memilih nama calon anggota formatur kurang atau lebih dari 8 (delapan) maka suara dinyatakan tidak sah. 54 Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

anggota formatur terpilih. 3. Apabila terdapat suara berimbang pada suara terbanyak terakhir, maka diadakan pemilihan ulang sampai terdapat selisih suara. Pasal 20 Tugas Ketua Umum dan Formatur Terpilih Ketua Umum dan Formatur terpilih menyenggarakan sidang formatur untuk: 30 hari setelah selesai musyawarah untuk Dewan Pimpinan Pusat, 21 hari untuk Dewan Pimpinan 1. Menyusun komposisi formatur (sekretaris dan anggota). sebelum acara penutupan musyawarah. Daerah, 14 hari untuk Pimpinan Cabang dan 7personalia hari Komisariat. 3. poin 2 tidak terpenuhi, maka penentuan pimpinan secara lengkap paling lambat 2. Apabila Menyusun personalia pimpinan secara lengkap danPimpinan sudah harus terbentuk selambat-lambatnya 4. Komposisi kepengurusan sedapat mungkin ditetapkan dari formatur terpilih dan calon formatur. Pasal 21 Hasil sidang Formatur diumumkan pada saat penutupan musyawarah. Pasal 22 ini akan ditetapkan kemudian selama tidak Segala hal yang belum diatur dalam tata tertib pemilihan bertentangan dengan AD/ART IMM. Pasal 23dan menjadi pengganti tata tertib pemilihan Tata tertib pemilihan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sebelumnya. Ditetapkan di Tanggal : Jakarta

: 21 Juni 2010 M

Bertepatan dengan tanggal : 8 Rajab 1431 H

55

Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah 2. Calon anggota formatur yang mendapat suara terbanyak 1 sampai 8, dinyatakan sah sebagai

Dewan Pimpinan Pusat Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Lt. 4IMM) | e-mail : dpp@imm.or.id Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP Telp. (021) 3901565, 60601565, 3903021 Ext., Fax. (021) 3901565, 3903024 Jakarta - 10340 No Nama DPD IMM 1 Nanggroe Aceh Darussalam DAFTAR ALAMAT DPD SE- INDONESIA Alamat Jl. KH. Ahmad Dahlan No.7 Fax Kantor PWM NAD : 0651-24840, 21433 Kantor PWM Sumut : 061-7363242; Kantor PWM Riau : 7353113 0761-36912

Banda Aceh 23242 2 Sumatera Utara Jl. Sisingamangaraja No.136 Medan 20217 Email : rsugara@gmail.com E-Mail: kiffung@yahoo.com 3 R i a u Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 88 Pekanbaru Riau 28124 Email : dpdimmriau@yahoo.com ,

4 Sumatera Barat Masjid Taqwabang_mando@yahoo.com Muhammadiyah Padang (suradi) Kantor PWM Sumbar Jl. Bundo Kandung No.1 Padang batosai.1906@gmail.com (Muh Saleh) : Email : diki_elnanda@yahoo.com 5 Bengkulu Gedung Dakwah PWM Bengkulu 0751-33083, 28683 chile_imm@yahoo.com (laila Husni) Jl. Letjend. Suprapto No.88 Bengkulu 38222 Kantor PWM Jambi : 6 Jambi Jl. KH. Ahmad Dahlan No.10 Jambi 36112 E-mail: :dpd_immjambi@yahoo.com unie_eli@yahoo.com Email 0741-32249 7 Sumatera Selatan Kompleks Perguruan Muhammadiyah Kantor PWM Sumsel Jl. Jend. A. Yani No.13 Ulu-Palembang 30263 : Email : No.7 8 Lampung Jl. Kapt. P. Tendean Kantor PWM 0711-514240 kelurahan Palapa Bandar Lampung 35119 Lampung : cahyalana_99@yahoo.co.id Email : dpd_immlampung@yahoo.co.id 9 Banten Jl. Raya Petir Cipocok Jaya Km. 5 Gg.Ahmad 0721-242117 Kantor PWM Banten : Dahlan Kel. Banjarsari, Kec. Cipocok Jaya 10 DKI Jakarta Serang - 42123 Jl. Kramat Raya No. 49 Jakarta 10450 Email : supartakurniawan@yahoo.com don_carleone69@yahoo.com gilang_kputra@yahoo.co.id (Gilang) (Alvin) 11 Jawa Barat 12 Jawa Tengah Jl. Sancang No.6 Bandung 40262 0254-212892 Kantor PWM DKI Jakarta : 021-390.9824 Kantor PWM Jabar :

Email :rizki_f23@yahoo.co.id (rizki) 022-7301329 Kantor PWM Jateng : Jl. Singosari No.33 Semarang 50242 pahrudin_azis@yahoo.com (pahrudin) 024-8314823, Email : doni_haduao@yahoo.com zaidy_imm@yahoo.co.id (zaidy) (doni) 8316010

56

Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

Jl. Gedongkuning No. 130B Yogyakarta 55171 Kantor PWM DI 13 DI Yogyakarta 14 Jawa Timur 15 Sulawesi Selatan Email : anang_masduki@yahoo.com Jl. Kertomenanggal IV/1 Surabaya anang_masduki@yahoo.co.id Email : amin_jatim@yahoo.com; Jl. Perintis Kemerdekaan Km 10 No. 38 abang_ulul@yahoo.co.id Makassar - 90245 Jl. KH. Dahlan No. 4 /12 Palu 94111 Email : Ahmad razikinjuraid@yahoo.com (Razikin) Yogyakarta : Kantor PWM Jatim : 0274-371718 031-8420848 Kantor PWM Sulsel : 0411-586018 Kantor PWM Sulteng : Kantor PWM Sultra : 0401-393641 Kantor PWM Sulut : 0431-852788 Kantor PWM Kalbar : 0561-744577 Kantor PWM Kaltim : 0541-732392 Kantor PWM Kalsel : 0511-51691 Kantor PWM Maluku :

16 Sulawesi Tengah

(PWM Sulteng) rambangeng@yahoo.co.id (Rahman) 17 Sulawesi Tenggara Jl. K.H.A Dahlan No. 10 Bende Kendari Email : dpd.sultra@yahoo.com 18 Sulawesi Utara Jl. Sasuit Tubun No. 9 Manado 95121

Email : fadlimunaiseche@yahoo.com 19 Kalimantan Barat Jl. Spakat Email II, : A. Yani No.111 Pontianak 78124 nenk_fita@yahoo.co.id 20 Kalimantan Timur Gedung Dakwah Muhammadiyah Jl. Gatot Subroto II No. 51 Samarinda 75117 Email : dewi_muj4@yahoo.co.id dpdimm_kaltim@yahoo.co.id 21 Kalimantan Selatan Jl. S.Parman Gg. Administrasi RS Islam Lt. 1 Banjarmasin 22 Maluku Email : Jl. Komplek Masjid Al-Fattah Gedung Asari

Lantai II/A-2 Ambon 97126, Telp. 0911-52174, 23 Maluku Utara 312303 Jl. Jenderal Ahmad Yani Kel. Muhajirin Kantor PWM Maluku Utara : Kantor PWM NTB : 0921-326136 0370-627600 Kantor PWM NTT : 0380-833663 Kantor PWM Bali :

Email Orysant : depan Hotel-Ternate 24 NTB Jl. KH. Ahmad Dahlan No 1, Kelurahan Pagesangan Kota Mataram. Email : 25 NTT Email : darwansamurdja@yahoo.com JL. KH. Ahamd Dahlan 23 Kupang 85229

Walikota Baru Kupang - NTT 26 Bali Jl. Waturenggong Gg. XVII No.17 B Email : - Bali Denpasar 27 Papua

0361-486816 Email : jihadoel@yahoo.com Jl. Gerilyawan No.49 Abepura Jayapura 99351Kantor PWM Papua : 0967-581598, Kantor PWM 583423 Gorontalo :

Email : giovinco_12@yahoo.com 28 Gorontalo Universitas Muhammadiyah Gorontalo Jl. Aloei Saboe No. 01 - Gorontalo

57

Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

Qurrota Ayuni Ketua Bidang Immawati Profil Badan Mobile Pengurus 085648085284 Harian Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa e-mailMuhammadiyah uni_imm@yahoo.com Periode 2010 2012 Susanti Faepri Selegi Sekretaris Bidang Immawati Mobile 081328352538 e-mail san_tie84@yahoo.com AbdulNama/ Hamid NBM Ketua Jabatan Bidang Dakwah Mobile 085241564341 Ton Abdillah Has Ketua Umum Mobile 081555876523 e-mail Contak Person

e-mail ton_aufk@yahoo.com Ilyas Daud Sekretaris Bidang Dakwah Mobile 081392913398 977.852 Yayan Sophian Al Hadi Sekretaris Jendral Mobile 0817872924 e-mail Zaidi Basiturrazak Ketua Bidang Media dan Rudi Ismawan Bendahara Umum Pengembangan Mobile Teknologi 081360006768 Yanto Sagarino Sekretaris Bidang Media dan Seno Budi Santoso e-mail Mobile 081914457052 e-mail zaidy_basiturrozak@gmail.com e-mail Mobile 081237825830

Pengembangan Ketua Bidang Organisasi Teknologi Mobile 085254680808 e-mail yantosagarino@yahoo.co.id Kholid Mawardi Ketua Bidang Seni, Budaya dan e-mail utrecxxx@yahoo.co.id Mobile 087871447174 965.702 Ulul Azmi Rizal Sekretaris Bidang Organisasi Mobile 085732777452 Olahraga e-mail abang_ulul@yahoo.co.id Ach. Baits Diponegoro Sekretaris Bidang Seni, Budayae-mail Mobile 085655535301 882.945 Khotimun Sutanti Ketua Bidang Kader Mobile 081329260808 dan Olahraga e-mail baits_succeses@yahoo.co.id e-mail puan_winnierevolt@yahoo.com Erkonolis Wakil Bendahara I Mobile 081374988458 Moh. Sobar Hatta Sekretaris Bidang Kader Mobile 081392802284 e-mail erkonolis tanjung@yahoo.co.id Risni Julaeni Yuhan Wakil Bendahara II Mobile 081320234142 e-mail sobar_hatta@yahoo.co.id Zulfi Amri Ketua Bidang Keilmuan Mobile e-mail 081375721558 risni_85@yahoo.co.id Fahman e-mail zulfiamri@yahoo.co.id 969.800 Habibi Wakil Bendahara III Mobile 02193295912 Affan Zein Sekretaris Bidang Keilmuan Mobile 085865115010 e-mail uhamkadormitory@yahoo.co.id e-mail Zain Maulana Ketua Bidang Hikmah Mobile 08152229066 e-mail al_ashr09@yahoo.co.id Moh. Supriadi Djae Sekretaris Bidang Hikmah Mobile 085239276368 e-mail suja_imm@yahoo.com Ahmadan Loilatu Ketua Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Mhd. Suradi Ramadhan Sekretaris Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Naswardhi Ketua Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan Mohammad Sukron Sekretaris Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan 58 59 Mobile 081247021299 e-mail dhanyllt@yahoo.com Mobile 08126865684 e-mail bang_mando@yahoo.com Mobile 081382329016 e-mail nas_jj@yahoo.co.id Mobile 081233008228 e-mail sukron_26@yahoo.com

Tanfidz Keputusan Muktamar XIV Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah

Anda mungkin juga menyukai