Perbedaan Tajam
Syi’ah dengan Ahlus Sunnah
Disusun oleh:
Pustaka Syabab
Perumahan Keputih Permai Blok A No. 1-3
Jl. Keputih Tegal Timur,
Sukolilo, Surabaya 60111, Jawa Timur
Email: pustakasyabab@yahoo.com
ii
Pengantar Penerbit
ِ ِ ا اس ْس ِم اسِ ِ ِع
َّر ْس َّر ْس
Segala puji milik Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam
semoga untuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, keluarganya, dan
para Shahabatnya. Amma ba’du:
iii
Daftar Isi
v
Muqaddimah
ِ ِ ا اس ْس ِم اسِ ِ ِع
َّر ْس َّر ْس
ِ ٌ َنعٍ ُذ،ا َنح دو ٌ َنعح ِع هى ٌ َنعح ْسغ ِفسو
ِاا ِم ْسم ُشس ْسٌزِ ؤَ ْسن ُف ِع َها ِِ
ُ ِب َّرن ْسا َح ْس َد َّر ْس َ ُ ُ َ ْس َ ْس ُ ُ َ ْس َ ُ ُ َ ُ ْس
ٌَ َم ْسم يُ ْسض ِل ْسل َفالَ َي ِاد َي، َم ْسم َي ْسً ِد ِو اُ َفالَ ُم ِض َّرل َا ُى،ِئأت ؤَ ْسع َ ِاا َها
ِ ٌ ِمم ظ
َ َ ْس
ً ٌَؤَ ْسش ًَ ُد ؤَ َّرن ُم َح َّر د، ٌَؤَ ْسش ًَ ُد ؤَ ْسن آل ِب َا َى ِبال َّر اُ ٌَ ْس َد ُو الَ َشسِ ْسي َك َا ُى،َا ُى
: ؤَ َّرما َ ْسع ُد.َع ُد ُو ٌَ َز ُظ ْسٍاُ ُى
ْس
Imam Asy-Syafi’i, Imam Malik bin Anas, Imam Ahmad, Imam Al-
Bukhari, Imam Abu Zur’ah Ar-Razi, Imam Al-Barbahari, Al-Qadhi ‘Iyyad,
Al-Hafizh Ibnul Jauzi, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Syaikh Hasyim
‘Asy’ari pendiri NU, dan Syaikh Nawawi Al-Bantani, sampai MUI Pusat
Indonesia semuanya memvonis kafir Syi’ah dalam kitab-kitab mereka
atau nukilan dari riwayat mereka, semuanya bisa dibuktikan di kitab-
kitab kaum Salaf. Untuk itu, pembahasan Syi’ah adalah pembahasan
yang amat penting karena menentukan Surga dan Neraka, antara
aqidah shahih dan aqidah kufur.
َا َّرل ًُ َ ِل ٌَ َظ ِل ٌَ َازِ ْس َع َلَ ُم َح َّر ٍد ٌَ َع َلُ ِآا ِى ٌَؤَ ْس َحا ِِى ٌَ َم ْسم َظ َل َك
ْس َّر
ِ ِ ٍظ ِ َلى ٌ يح َدَ ًِ ْسدي ِِى ِب َاُ ي
اد ْسي ِم َ ْس َ َ َ ْس ُ َ ْس
Al-Faqir ilallah
2
01 Sejarah Ringkas Munculnya Syi'ah Rafidhah
1 Shahih: HR. At-Tirmidzi (no. 1606), Muslim (no. 1767), Abu Dawud (no. 3030), Ahmad (no.
201), Ibnu Hibban (no. 3753) dalam Shahihnya, dan Al-Hakim (no. 7721) dalam Al-Mustadrâk
dari „Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu „Anhu. Dalam riwayat Muslim ada tambahan,
“hingga aku tidak membiarkan di dalamnya kecuali muslim.”
2 Shahih: HR. Al-Bazzar (no. 230, I/349) dalam Musnadnya dan Ath-Thahawi (no. 18583)
dalam Ma‟rifatus Sunan wal Atsâr dari „Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu „Anhu.
3
‘Alaihi wa Sallam tersebut sehingga tidak ada satu pun orang Yahudi
kecuali diusir dan dikeluarkan dari Makkah dan Madinah, setelah
ditawarkan masuk Islam terlebih dahulu. Orang-orang Yahudi pun amat
geram kepada ‘Umar dan memendam kebencian yang mendalam
kepadanya. Oleh karena itu, berita kematian ‘Umar yang ditikam oleh
Abu Lu`lu`ah Al-Majusi sangat menggembirakan mereka yang pada
akhirnya nanti mereka memuji-muji si Majusi itu dan menggelarinya
Bâba Syujâ`ud Dîn (Tokoh Pahlawan Agama) dalam ajaran Syi’ah.
4
kabilahnya. Sampai akhirnya ‘Utsman berhasil dibunuh secara zhalim
dalam keadaan berpuasa dan membaca Al-Qur`an.
5
kobarkan apiku dan aku pun memanggil burung-burung.”3
3 Al-„Arsy (I/123) oleh adz-Dzahabi dan Minhâjus Sunnah (I/307) oleh Syaikhul Islam. Yang
senada diriwayatkan Al-Ajurri (V/2520) dalam Asy-Syarî‟ah dan Ibnul „Arabi (no. 67) dalam
Mu‟jamnya
4 Dalam riwayat lain, “Orang-orang murtad.”
5 Shahih: HR. Al-Bukhari (no. 6922), At-Tirmidzi (no. 1458), Abu Dawud (no. 4351), An-Nasa`i
(no. 4060), Ahmad (no. 1871), Ibnu Hibban (no. 5606) dalam Shahihnya, dan Al-Hakim (no.
6295) dalam Al-Mustadrâk. Dalam riwayat At-Tirmidzi ada tambahan, “Lalu hal itu sampai
kepada „Ali lalu dia berkata, „Ibnu „Abbas benar.‟”
6
melampaui batas dan beliau khawatir hal ini akan membuka pintu-pintu
kekufuran dan kesesatan jika tidak diambil sikap tegas, dan
diriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda
kepada ‘Ali Radhiyallahu ‘Anhu:
ِ ِ ِ ْس ِ ِ َ ِ
ؤ ْسن َث في ْسا َ َّرهة» َذ َال ًذا َا َا ًَا « ٌَ َظ َ إجي م ْسم َ ْسعدي َ ْسٍ ٌم،« َيا َعل ُّي
ً ف ِةذ ا ِ حً فا حلً فةِن، ي اا اً اس ِفضة،اً ن ص
َ ُ ْس ُ ْس ٌم ُ َ ُ َ ُ ُ َّر َ ُ َ َ َ َ ُ ْس َ ْس ُ ْس ُ ْس َ َّر ُ ْس
«الَ َيس ْسٌ َن:ا؟ َ َاا ِ ٍا َ ٌَ َما َعالَ َم ُح ًُ ْس َيا َز ُظ:ٍن» َ َاا
َ ُم ْسشسِ ُك
َ
»ٍن ؤَ َا َ ْسكسٍ ٌَ ُع َ س
َ ُ َي ْسش ُح،اع ًة
َ َ ُج ُ َع ًة ٌَالَ َج
َ
“Wahai ‘Ali, kamu di Surga --sebanyak tiga kali--. Akan muncul
sepeninggalku orang-orang yang suka mencaci, yang mereka
dipanggil Rafidhah. Apabila kamu menjumpai mereka maka
bunuhlah mereka karena mereka orang-orang musyrik.” ‘Ali
bertanya, “Apa tanda-tanda mereka wahai Rasulullah?” Beliau
menjawab, “Mereka tidak menghadiri shalat Jum’at dan shalat
berjamaah serta mencaci Abu Bakar dan ‘Umar.”6
6 HR. Al-Ajurri (V/2513) dalam Asy-Syarî‟ah dari Ibnu „Umar Radhiyallahu „Anhuma. Al-Ajurri
berkata, “Abu Muhammad „Abdullah bin Shalih Al-Bukhari mengabarkan kepada kami: Al-
Qasim bin Abi Bazzah mengabarkan kepada kami: Muhammad bin Mu‟awiyah mengabarkan
kepada kami: Yahya bin Sabiq Al-Madini mengabarkan kepada kami, dari Zaid bin Aslam,
dari ayahnya, dari Ibnu „Umar...(Al-hadits).”
7 Rafadha artinya menolak atau berlepas, dan orangnya disebut rafidhi.
7
Bait8. Padahal mereka adalah sebesar-besar musuh Ahlul Bait.
8 Ahlul bait artinya keluarga Nabi shallallahu „alaihi wa sallam, yaitu istri-istri Nabi shallallahu
„alaihi wa sallam dan anak keturunannya terutama „Ali dan Fathimah beserta keturunannya,
Ja‟far dan „Uqail beserta keturunannya, Hamzah dan Al-Harits serta Al-„Abbas beserta
keturunannya, dan semua orang beriman dari bani Hasyim dan bani Al-Muththalib. Mereka
diharamkan zakat dan sedekah. Adapun versi Syi‟ah, mereka hanya membatasi „Ali dan
Fathimah beserta keturunannya, bahkan dipersempit hanya keturunan Al-Husain bin „Ali.
Adapun keturunan Al-Hasan bin „Ali mereka tolak.
8
02 Syi'ah Mengkafirkan Para Shahabat Mulia
،اض ؤَ ْسي َل زِ َّرد ٍة َ ْسع َد َّراه ِِي َ َّرلُ اُ َع َل ِى ٌَ َظ َّرل ِبال َّر َذالَ َذ ٌمة ُ ان َّراهَ َك
َ ْس
ٌَؤَ ٍُ َذ ٍز، ْسا ِ ْس َد ُد ْس ُم ْسَلَ ْسظ ٍَ ِد: َم ِم َّرارالَ َذ ُة؟ َف َ َاا:ث ُ َف ُ ْسل
ٌَ َظ ْسل َ ا ُن ْسا َفازِ ِظي،ْسا ِغ َفازِ ي
بِنَّر ًُ َ ا: َفإَ ْسخ ِس ِني َع ْسم ؤَ ِي َ ْسكسٍ ٌَ ُع َ س؟ َف َ َاا،َع َل َك َ ُّي ْسا ِ ْسد َم ِة
َ ْس ْس
ً اَّر ِري يُ ِح ُّ ًُ َ ا َف ًُ ٍَ َك ِاف ٌمس ؤَ ْسيضا،َكا َنا َك ِاف َس ْسي ِم
10
“Anda memiliki hak pelayanan dariku, maka beritakan kepadaku
tentang Abu Bakar dan ‘Umar?” Dia menjawab, “Keduanya kafir
dan kafir juga siapa yang mencintai keduanya.”12
11
“Aku bertanya kepada Abu Abdillah, ‘Apa pendapatmu tentang
Nawasib14?’ Dia menjawab, ‘Halal darahnya tetapi aku
mengkhawatirkan keselamatanmu. Jika kamu mampu
merobohkan dinding agar menimpanya atau
menenggelamkannya di laut sehingga tidak ada yang melihat
perbuatanmu, maka lakukanlah.’ Aku bertanya, ‘Bagaimana
dengan hartanya?’ Dia menjawab, ‘Ambil semampumu.’”15
ٌَ ِب َّرن،ٍن َف ْسد ِخ ُل ُى اُ ْسا َ َّره َة ِب َّرن اس ُج َل َا ِح ُك ٌَ َما َي ْسدزِ ي ما ج ٍا
ُ َ ُ َُ َ ُ َّر ْس َّر
از ِ ِ
َ َُّراس ُج َل َا ُ ْس غ َض ُك ْس ٌَ َما َي ْسدزِ ي َما َج ُ ٍا
َ ٍن َف ُ ْسدخ ُل ُى اُ َّراه
“Ada seseorang yang benar-benar mencintai kalian (orang
Syi’ah) dan ia tidak tahu apa yang kalian katakan, lalu Allah
memasukkannya ke Surga. Dan ada seseorang yang benar-benar
membenci kalian dan tidak tahu apa yang kalian katakan, lalu
Allah memasukkannya ke Neraka.”
14 Menurut mereka, Ahlus Sunnah dan selain Syi‟ah disebut Nawasib karena menentang „Ali
bin Abi Thalib, dan ini adalah sebesAr-besar kedustaan. Bahkan, Ahlus Sunnah adalah yang
terdepan dalam memuliakan dan setia kepada „Ali bin Abi Thalib dan seluruh Shahabat
Radhiyallahu „Anhum.
15 Al-Mahâsin An-Nafsiyyah (hal. 166).
12
bukan termasuk penduduk Surga dan tidak pula penduduk
antara Surga dan Neraka yang disebut Al-A’raf, bahkan mereka
kekal di Neraka.”16
13
pun ridha terhadap Allah, dan Dia menyediakan untuk mereka
Surga-Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka
kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.”19
Abu Dawud (no. 4658), Ahmad (no. 11079) dalam Musnadnya, Ibnu Hibban (no. 6994) dalam
Shahihnya, Ath-Thabarani (no. 982) dalam Al-Mu‟jam As-Shaghîr dan (no. 6567) dalam Al-
Mu‟jam Al-Ausath dari Abu Sa‟id Al-Khudri Radhiyallahu „Anhu.
14
» َِلَ ْسن َصاز ِ ٌآي ُة ِاه َف، ِان ُ ُّ َلَ ْسنصاز
ُ اا ُ ْسغ ِ اي ِ « َآي ُة
َ َ َ َ
“Tanda keimanan adalah mencintai orang-orang Anshar dan
tanda kemunafiqan adalah membenci orang-orang Anshar.”22
ِ ٍا
» ٍا ِبال َّر ِ َ س ِ «ٌالَ َن ْسر ُكس ؤَ ًد ِمم حا ِة زظ
ْس ُ َ َ َ َ ْس َ ُ َ
“Kami tidak menyebut seorang pun dari Shahabat Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kecuali dengan kebaikan.”24
22 Muttafaqun ‘Alaih: HR. Al-Bukhari (no. 17), Muslim (no. 74), An-Nasa`i (no. 5019), dan
Ahmad (no. 12316) dalam Musnadnya dari Anas bin Malik Radhiyallahu „Anhu.
23 Talbîsul Iblîs (hal. 90) oleh Ibnul Jauzi dan menjelaskan bahwa maksud „keterpalingannya‟
15
ا َ َّرلُ ا عل ِى ٌظل ِ ٍا ِ «مم َج َه َّر ص ؤَ ًد ِمم ؤَ حا ِ زظ
َ ُ َ َ ْس َ َ َّر ُ َ َ ْس ْس َ َ َ ْس
، َف َل َط َا ُى َ ٌّي ِفي َفي ِء ْسا ُ ْسع ِل ِ َم،ان ِفي َ ْسل ِِى َع َل ًِ ِغ ٌّل َ ؤَ ْسٌ َك
ْس ْس ْس ْس
ٍن َز َّر َهاَ ُيم َج ُاءٌ ِم ْسم َ ْسع ِد ِي ْس َي ُ ٍا ِ
َ « ٌَ َّرار:-ُاا ذ جال ٍ َاى جع-
َ َ َ ُ ُ َّر َ َ َ ْس
ان ٌَ َال َج ْس َع ْسل ِفي ُ ُلٍ َِها ِ ِااي ِ
َ يم َظ َ ُ ٍ َنا ْس
ِ ِ ِ ِ ٌ ْسغ ِفس َا َها
َ ا ْسخ ٍَ ن َها اَّرر َ ْس
،ان ِفي َ ْسل ِِى َع َل ًِ ِغ ٌّل َ آمهٍُ » َف َ ْسم َجه َّر َص ًُ ْس ؤَ ْسٌ َك َ يم
ِ ِ ِ
َ غ اًّلال ا َّرلر
ْس ْس
»َف َل َط َا ُى ِفي ْسا َفي ِء َ ٌّي
ْس ْس
“Barangsiapa yang merendahkan seorang dari Shahabat
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam atau di dalam hatinya ada
kebencian kepada mereka, maka dia tidak punya perlindungan
kaum Muslimin.” Kemudian beliau membaca, “Dan orang-orang
yang setelah mereka berdoa, ‘Ya Allah ampunilah kami dan
saudara-saudara kami yang mendahului kami beriman, dan
janganlah Engkau jadikan kebencian di dalam hati-hati kami.’’
“Maka, barangsiapa yang merendahkan mereka atau di dalam
hatinya ada kebencian, maka dirinya tidak berhak dilindungi.”25
َّرلُ اُ َع َل ِى ِ ِ َ ِ ِ ِ ِ
ْس َ اع َّرهة ذ ْسك ُس َم َحاظ ِم ؤ ْس َحا ِ َز ُظٍا ا ُّ « ٌَم َم
ٌَ ْسا ِ الَ ِف ًِ ٌَ ْسا َك ُّف َع ْسم ِذ ْسكسِ َم َع ِاٌ ِئ،ٌَ َظ َّرل ُك ِلًِ ؤَ ْسج َ ِع َم
ْس ْس َ
، ًُ اَّر ِري َش َ س َ َه
َ ْس ْس
ا َ َّرلُ اُ َع َل ِى ٌَ َظ َّرل ؤَ ْسٌ ؤَ َ ًد ِ ٍا ِ َف م ظ ؤَ حا زظ
َ ْس ُ َ َ َ َ ْس َ َّر ْس
الَ َي ْس ُل اُ ِم ْسه ُى َ س ًفا،د ُم َ ِل ٌمف ِم ْسه ًُ ْس َف ًُ ٍَ ُم ْس َح ِد ٌم َز ِف ِض ٌّي َخ ِ ْس ٌم
ْس َ
ًِِ ا ِحد ء ِ ٌ ، ٌ ادعاء اً س ة، ل ً ظهة،ٌال عدال
َ َ َ ْس ً َ ْس ُ ُّ ُ ْس ُ َّر ٌم َ ُّ َ ُ َ ُ ْس ُ ْس َ ٌم َ ْس ْس َ ُ ْس
» ٌَ ْسَلَ ْسخ ُر ِأ َذازِ ِي َف ِض َل ٌمة،ٌَ ِظ َل ٌمة
ْس
“Dan termasuk sunnah adalah menyebut kebaikan-kebaikan
Shahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam seluruhnya, dan
menahan diri dari menyebut keburukan-keburukan mereka dan
perselisihan yang terjadi di antara mereka.
26 Hilyatul Auliyâ` (IX/114) oleh Abu Nu‟aim, Ma‟rifatus Sunan wal Atsâr (no. 351, I/ 192) dan
Manâqib Asy-Syâfi‟î (I/433) oleh Al-Baihaqi, Târîkh Dimasyq (51/316) oleh Ibnu „Asakir.
27 Lihat Kitâb As-Sunnah (hal. 77-78) oleh Imam Ahmad.
17
Para ulama telah sepakat bahwa siapa yang mencaci para
Shahabat kafir, tetapi mereka berselisih tentang orang yang mencaci
kepribadian individu bukan agama, seperti mengatakan penakut atau
tidak pandai berkelahi dengan niat mencela. Sebagian mengkafirkannya
dan sebagian menilainya dosa besar dan wajib dihukum.
اض َ َّرحُ َي ْسش ًَ ُدٌ ْس ؤَ ْسن الَ ِب َا َى ِبال َّر اُ ٌَؤَ َّرن ِ ُ َ ُ «ؤ ُ ِمس
َ ت ؤ ْسن ؤ َاج َل َّراه ْس
َف ِة َذ َف َع ُلٍ ْس،اصال َة ٌَيُ ْسا ُجٍ ْس َّراص َكا َة ِ ِ
ُم َح َّر ًد َز ُظ ْسٍ ُا ا ٌَيُ ْس ُ ٍ ْس َّر
ِ َاظال َ ِ ِِ ِ
َذا َك َع َص ُ ٍ ْس مهي د َم َاء َي ْس ٌَؤ ْسم ٍَ َا ًُ ْس ِبال َّر َِح ِي ِ ْس
»ُا َج َعا َا ِ ٌُ ِ عا ً ع َل
َ َ َ ُ ُ ْس
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka
bersyahadat lâ ilâha illâllâh dan muhammadur rasûlûllâh,
menegakkan shalat, dan membayar zakat. Jika mereka
melaksanakan hal tersebut, maka mereka telah memelihara
harta dan darah mereka dariku kecuali dengan hak Islam, dan
hisab mereka diserahkan kepada Allah Ta’ala.” 28
» َيا َك ِافس! َف َ ْسد َ َاء ًَِا ؤَ َ ُد ُي َ ا:«ؤَ ُّي َ ا َز ُج ٍل َ َاا َلَ ِخ ِى
ُ ْس
“Lelaki mana saja yang mengucapkan kepada saudaranya,
‘Wahai kafir!’ maka salah satu dari keduanya akan pulang
28Muttafaqun ‘Alaih: HR. Al-Bukhari (no. 25), Muslim (no. 22), Ibnu Hibban (no. 175) dalam
Shahihnya, Ath-Thabarani (no. 8510) dalam Al-Mu‟jam Al-Ausath, dan ad-Daruquthni (no. 898)
dalam Sunannya dari Ibnu „Umar Radhiyallahu „Anhuma.
18
dengan membawa vonis tersebut.” 29
«ؤَ َجس َض ْسٍ َن ؤَ ْسن َج ُكٍنٍُ ُز ُ َ ؤَ ْسي ِل: َف َ َاا،« ُك َّرها َم َ َّراه ِِي ِفي ُ ٍة
ْس َّر
»د ؤَ ْسي ِل ا َ َّره ِة ؟ َ «ؤَ َج ْسس َض ْسٍ َن ؤَ ْسن َج ُكٍنٍُ ذُ ُل: َ َاا، َن َع ْس:ا َ َّره ِة؟» ُ ْسل َها
: «ؤَ َجس َض ْسٍ َن ؤَ ْسن َج ُكٍنٍُ َش ْس س ؤَ ْسي ِل ا َ َّره ِة ؟» ُ ْسل َها: َ َاا، َن َع:ُ ْسل َها
َ ْس ْس
ٍُ ب ِِني ََلَ ْسز ُجٍ ؤَ ْسن َج ُكٍن، « ٌَ اَّر ِري َن ْسف ُط ُم َح َّر ٍد ِ ِد ِو: َ َاا، َن َع
َ ْس
، ٌَ َذا َك ؤَ َّرن ا َ َّره َة الَ َي ْسد ُخ ُل ًَا ِبال َّر َن ْسف ٌمط ُم ْسعل َ ٌمة،ِن ْسص َف ؤَ ْسي ِل ا َ َّرهة
ِ ِ ِ
ِاء ِفي ِج ْسل ِد َّرار ْسٍز ِ ااشعس ِة ا َض اشس ِ ِبال ك ِ ٌما ؤَ ْسنح ِفي ؤَي ِل
َّر َ َّر ْس َ َ ْس ْس ْس َ َ ُ ْس
»» ِاع ْسٍ َد ِء ِفي ِج ْسل ِد َّرار ْسٍزِ َلَ ْس َ س ِ ؤٌَ َك َّر،َلَظٍ ِد
ااش ْسع َسة َّر ْس َ ْس
“Kami (para Shahabat) bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam di Kubah lalu beliau bersabda, ‘Apakah kalian ridha jika
kalian menjadi 1/4 penduduk Surga?’ Kami menjawab, ‘Ya.’ Beliau
bersabda, ‘Apakah kalian ridha jika kalian menjadi 1/3 penduduk
Surga?’ Kami menjawab, ‘Ya.’Beliau bersabda, ‘Apakah kalian
ridha jika kalian menjadi 1/2 penduduk Surga?’ Kami menjawab,
‘Ya.’ Beliau bersabda, ‘Demi jiwa Muhammad yang berada di
tangan-Nya, sungguh aku benar-benar berharap bahwa kalian
menjadi 1/2 penduduk Surga karena Surga tidak dimasuki kecuali
oleh jiwa yang muslim. Tidaklah kalian dibanding ahli kesyirikan
melainkan seperti rambut putih di kulit banteng hitam, atau
29Muttafaqun ‘Alaih: HR. Al-Bukhari (no. 6104) dan Muslim (no. 60), At-Tirmidzi (no. 2637),
Abu Dawud (no. 4687), Ahmad (no. 4687), dan Ibnu Hibban (no. 249) dalam Shahihnya dari
Ibnu „Umar Radhiyallahu „Anhuma.
19
seperti rambut hitam di kulit banteng merah.”30
30 Muttafaqun ‘Alaih: HR. Al-Bukhari (no. 6528), Muslim (no. 221), At-Tirmidzi (no. 2547),
Ibnu Majah (no. 4283), Ahmad (no. 3661), dan Ibnu Hibban (no. 7245) dalam Shahihnya.
31 HR. Ibnu Abi Syaibah (no. 31712, VI/315) dalam Mushannafnya. Dari Asy-Sya‟bi dengan
آن َّرا ِري َج َاء ِِى ِج س ِئ ُل ِب َاُ ُم َح َّر ٍد َ َّرلُ اُ َع َل ِى َ ِب َّرن ْسا ُ ْسس
ْس ْس َ ْس
ٌَ َظ َّرل َظ َع َة َع َشس ؤَ ْسا ِف َآي ٍة
َ َ ْس
32 Ushûlul Kâfî (I/228) oleh Al-Kulaini.
21
“Sesungguhnya Al-Qur`an yang dibawa Jibril kepada
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sejumlah 17.000 ayat.”33
Ini berarti Al-Qur`an kita (mushaf ‘Utsmani) jumlahnya 1/3 dari Al-
Qur`an mereka yang dinamakan dengan mushaf Fathimah. Orang yang
celaka Ath-Thabarsi mengarang kitab berjudul Fashlul Khitâb fi Itsbâti
Tahrîfi Kitâbi Rabbil Arbâb “Penjelasan Rinci Tentang Penetapan
Perubahan Kitab Allah.”
22
‘Alaihi wa Sallam, karena hadits juga diturunkan dari Allah berdasarkan
ayat:
ٍز ًة ِ ِ َ ِ ِِ ِ
َ « ٌَالَ خالَ َف َ ْس َم ْسا ُ ْسعل ْس َم في ؤ َّرن َم ْسم َج َح َد م َم ْسا ُ ْسسآن ُظ
» ؤَ ْسٌ َآي ًة ؤَ ْسٌ َك ِل َ ًة ؤَ ْسٌ َ س ًفا ُم َّرح َف ً ا َع َل ِى ؤَ َّرن ُى َك ِافس
ٌم ْس ْس
“Dan tidak ada khilaf di antara kaum Muslimin tentang
seseorang yang mengingkari satu surat, satu ayat, satu kata,
atau satu huruf Al-Qur`an bahwa dia kafir berdasarkan ijma’.”38[]
23
04 Dengan Kedok Taqiyyah Syi’ah Halalkan Dusta
Jika kita jeli akan ajaran Syi’ah maka kita akan temukan dominasi
kedustaan dan mengada-ngada, sebagaimana yang mereka lakukan
untuk menciderai Al-Qur`an dan hadits. Maka, untuk menutupi ini
mereka membuat ajaran taqiyyah yang melegalkan kemunafiqan dan
kedustaan.
ٍُْسا َ َ س * ٌَب ْسِن َيس ْسٌ َآي ًة يُ ْسعسِ ُضٍ ٌَ َي ُ ٍا اع ُة ٌَ ْسن َش َّري ِ
َ ُ َ اعْس َح َس َث َّر
ٌ ج عٍ ؤَيٍ ءي ٍُ ِظ ْسحس ُم ْسع َح ِ ٌّس * ٌَ َك َّرر
َ َّر َ ُ ْس َ َ ُ ْس ٌم
25
“Hari Kiamat telah dekat dan bulan telah terbelah. Dan jika
mereka melihat tanda (mu’jizat), mereka justru berpaling dan
berkata, ‘Ini sihir yang terus-menerus.’ Mereka mendustakannya
dan mengikuti hawa nafsu mereka.”41
ِ
« َا ْس ؤَ َز ؤَ َ ًد ِم ْسم ؤَ ْس َحا ِ ْسَلَ ْسي ٍَ ء ؤَ ْسك َر َ ِفي َّر
َاد ْسع ٍََ ٌَال
»ِااصٌزِ ِم َم اس ِف َض ِة
ُّ ؤَ ْسش ًَ َد
َّر
“Aku tidak melihat seorang pun dari pengikut hawa nafsu yang
lebih dusta dalam dakwaan dan lebih berdusta dalam persaksian
melebihi Rafidhah.”42
Musnadnya, dan Ath-Thabarani (no. 3331) dalam Al-Mu‟jam Al-Ausath dari Abu Hurairah
Radhiyallahu „Anhu.
26
05 Syi’ah Merendahkan Allah, Rasul-Nya, dan Malaikat-Nya
د اُ َن ِ ًا ِبال َّر َِح ْسحسِ ْسي ِ ْسا َ ْس سِ ٌَؤَ ْسن َي ِ س ِاًِ ِد ْسا َد َء
َ َما َ َع
َ َّر
“Allah tidak mengutus seorang Nabi pun melainkan dengan
pelarangan khamer dan menetapkan untuk Allah sifat Bada`.”44
ٌَ ُخ ِل َ ِث، ٍا
َ ِب َّرن ْسا َ َّره َة ُخ ِل َ ْسث ِا َ ْسم ؤَ َ َّر َع ِل اًّلا ٌَب ْسِن َع َصُ اس ُظ
َّر
ٍا
َ طا َ اس ُظ َ از ِا َ ْسم ؤَ ْس َغ َ َع ِل اًّلا ٌَب ْسِن ؤ
ُ َّراه
َّر
“Sungguh Neraka itu diciptakan untuk orang yang mencintai
‘Ali, sekalipun ia durhaka kepada Rasulullah, dan Neraka
diciptakan untuk orang yang membenci ’Ali, sekalipun ia taat
ِ ِ ِ َ ِ ِ
ِب َّرن م ْسم َض ُس ْسٌ َز َيات َم ْسر َي َِها ؤ َّرن َلَئ َّر ح َها َم َ اماً الَ َي ْس ُل ُغ ُى َم َل ٌمك ُم َ َّرس ٌم
47 Lihat Risâlatul Islâm wal Mu‟jizah (hal. 276) oleh Mirza Muhammad Hadi Al-Khurasani.
48 Lihat Kasyful Asrâr (hal. 155) oleh Al-Khumaini.
49 Lihat Al-Intishâr (hal. 169) oleh Al-„Amili.
29
ٌَالَ َن ِي ُمس َظ ٌمل
ٌّ ْس
“Sesungguhnya di antara prinsip keyakinan kami adalah para
imam kami memiliki kedudukan yang tidak bisa dicapai oleh
malaikat yang didekatkan maupun Nabi yang diutus.”50
Allah berfirman:
ِ ِ ِ
ثُ ُ ْسل َال ؤَ ْسمل ُك ا َه ْسفعي َن ْسف ًعا ٌَ َال َض اًّلس ب َّرِال َما َش َاء َّراُ ٌَ َا ْسٍ ُك ْسه
ٍء ب ْسِن ؤَ َنا ب َّرِال ِ ِ ُ ؤَع َل ْسا َغ َالظح ْسك َرس
ُ اع ُّ ت م َم ْسا َ ْس سِ ٌَ َما َم َّرعه َي ْس ُ ْس َ ْس َ ْس
َ ُيس ٌَ َ ِش ٌمس ِا َ ْسٍ ٍ يُ ْسا ِمه
ٍن ن ِر
َ ٌم
“Katakanlah, ‘Aku tidak bisa memberikan manfaat bagi diriku
sendiri dan tidak pula mudharat kecuali apa yang Allah
kehendaki. Seandainya aku tahu yang ghaib tentulah aku banyak
mendapat kebaikan dan tidak akan tertimpa keburukan. Aku
tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan dan pemberi
kabar gembira kepada orang-orang yang yakin.”53
Untuk itu, siapa saja yang mengaku memiliki salah satu sifat
tersebut bahkan sekedar menyerupainya, Allah menyediakan baginya
siksa yang pedih karena seolah-olah dia hendak menyaingi Allah Rabbul
‘alamin.
ِ اض ع َر ا ِعهد
َ ا َي ْسٍ َ ْسا ِ َ َام ِة ْسا ُ َص ٍِ ُز
»ٌن َ « ِب َّرن ؤَ َش َّرد َّراه ِ َ ً ْس
“Sesungguhnya manusia yang paling berat siksanya di sisi Allah
pada hari Kiamat adalah para pelukis/pemahat.” 57
Nikah mut’ah adalah nikah kontrak atau nikah zina di mana aqad
nikah tanpa wali dan tanpa saksi serta pisah dengan sendirinya dalam
beberapa tempo yang disepakati syi’i laki-laki dan syi’i perempuan.
ٍ از َ ٌَ َج َعا َاُ َ س َ َع َلُ ِش َع ِح َها ْسا ُ ْسع ِكس ِم ْسم ُك ِل َشس َ ِب َّرن
َ َ ا َج
َ َ ْس َّر
ٌَ َع َّرٍ َض ًُ ِم ْسم َذ ِا َك ِا ْسا ُ ْسح َع ِة
ْس
“Sesungguhnya Allah tabaraka wa ta’ala telah mengharamkan
atas orang-orang Syi’ah kami setiap minuman memabukkan dan
mengganti hal tersebut dengan mut’ah.”58
ٌَ َم ْسم َج َ َّرح َ َمس َج ِم ُع ِح َي، َِمس ًة ٌَ ِ َد ًة ُع ِح َي ذُ ُلرُ ُى ِم َم َّراهاز َ َم ْسم َج َ َّرح
َّر َّر
ِخ َمس ٍت ُع ِح َي ُك ُّل ُى ِم َم َّراهاز ٌمم ج ح ذال، ِاهاز ذُ ُل َر ُاو ِم َم
َّر َ َ ْس َ َ َّر َ َ َ َ َّر
“Barangsiapa yang melakukan mut’ah sekali, maka Allah akan
membebaskan 1/3 dirinya dari Neraka. Barangsiapa yang
melakukan mut’ah dua kali, maka Allah akan membebaskan 2/3
dirinya dari Neraka. Barangsiapa yang melakukan mut’ah tiga
kali, maka Allah akan membebaskan seluruh dirinya dari
Neraka.”
ً َج َص َّرٌ ْسز ِم ْسه ًُ َّرم ؤَ ْسافا: ؤَ ِيي ِم َم ْسَلَ ْسز َ ِ ؟ َف َ َاا،ت َا ُى ْسا ُ ْسح َع َة
ُ َذ َك ْسس
َ
َفة َّرِن ًُ َّرم ُم ْسع َح ْسإ َجس ِت
َ
“Aku bertanya kepadanya tentang mut’ah apakah terbatas
empat saja?” Dia menjawab, “Nikahilah 1000 dari mereka karena
mereka wanita-wanita sewaan.”60
35
menggabungkan antara wanita dengan anaknya, bibinya, atau ibunya.
Sehingga banyak sekali kisah-kisah mengharukan seseorang melakukan
mut’ah dengan menggabungkan antara wanita dengan putrinya, wanita
dengan bibinya, dan wanita dengan ibunya tanpa mereka sadari, bahkan
salah satu ulama besar mereka melakukan mut’ah lalu lahir anak
perempuan dan beberapa tahun kemudian melakukan mut’ah dengan
putrinya tersebut yang masih gadis,63 bahkan lewat dubur (jalan
belakang) pun diperbolehkan.64
62 At-Tahdzîb (V/1705-1706) oleh At-Thusi dan Tahrîrul Wasîlah (II/265) Al-Qaul Fin Nikâh Al-
Munqathi‟: Masalah Ke-18.
63 Sebagaimana yang dikisahkan syaikh mereka Al-Musi dalam Kasyful Asrâr (hal. 46).
64 Al-Istibshâr (III/243) oleh Ath-Thusi.
36
dan janganlah kalian ambil apa yang dahulu kalian berikan
kepada mereka (mahar).”65
65 Shahih: HR. Muslim (no. 1406), Ibnu Majah (no. 1962), Ahmad (no. 15351), Ibnu Hibban (no.
4147) dalam Shahihnya, dan Ath-Thabarani (no. 6513) dalam Al-Mu‟jam Al-Kabîr dari Sabrah
Al-Juhanni Radhiyallahu „Anhu.
66 Syarh Shahîh Muslim (IX/181) oleh Imam An-Nawawi.
67 Agama Syi‟ah awal dirintis karena kebencian Yahudi kepada „Umar dan kaum Muslimin
yang berhasil mengusir mereka dari Jazirah Arab, dan didukung kaum Majusi Persia
penyembah api yang pada masa „Umar berhasil ditaklukkan kaum Muslimin. Hari ini agama
Syi‟ah berpusat di negeri Iran, persis dengan tanah air nenek moyang mereka Abu Lu`lu`ah
Al-Majusi yang menikam dan membunuh khalifah rasyid „Umar bin Al-Khaththab
Radhiyallahu „Anhu. Adapun penganut Syi‟ah hari ini semakin banyak dan diminati ahli bid‟ah
dan sebagian kaum pemuda sunni, serta ulama mereka lebih bersemangat menyebarkan
kesesatannya tidak lain karena kecintaan syahwat mereka terhadap ajaran amoral ini,
disamping yang telah disebutkan. Allahu a‟lam.
37
dibunuh karena wanita? Bukankah kehancuran Bani Israil karena wanita?
Bukankah Caesar Alexander terbunuh karena wanita?
Syahwat merupakan salah satu dari dua pintu setan. Ini bukan
masalah sederhana. Maka penyusun menganjurkan kepada Pembaca
budiman yang belum menikah untuk segera menikah. Benteng syahwat
adalah menikah dan benteng syubhat adalah belajar dan menghadiri
majlis ilmu para ulama sunnah. Dengan begitu Pembaca akan terhindar
dari Syi’ah, dengan seizin Allah.
ِ ِ
ٌز ُّ َي ْسع َل ُ َخائ َه َة ْسَلَ ْسع ُ ِم ٌَ َما ُج ْس في
ُ اص ُد
“Dia mengetahui pandangan khianat dan apa yang
disembunyikan dalam dada.”68 Ibnu Abbas menafsirkannya:
ُّ « َّراس ُج ُل َي ُك ْسٍ ُن ِفي ْسا َ ْسٍ ِ َف َح ُ ُّس ًِِ ُ ْسا َ ْسس َ ُة َف ُسِ ْسيًِ ْس َ َّرن ُى َي ُغ
، ٌَ ِ َذ َغ َف ُلٍ ْس َا َح َ ِ َا ً َا ٌَ ِ َذ َن َسٌ ْس َغ َّر َ َصس ُو َع ْسه ًَا،َ َصس ُو َع ْسه ًَا
َ ُ ْس َ
» ٌَ َ ِد طَّر َل َ اُ ِم ْسم َ ْسل ِِى َنَّر ُى ٌَ َّرد َنَّر ُى َي ْسه ُس ِب َاُ َع ْسٍ َز ِج ًَا
ُ
“Yaitu seorang lelaki yang berada di tengah banyak orang lalu
lewatlah seorang wanita, dia memperlihatkan kepada mereka
bahwa dia menundukkan pandangannya dari wanita tersebut.
Namun, tatkala mereka lengah, dia mencuri pandang kepada
wanita tersebut. Jika mereka melihatnya, dia kembali
menundukkan pandangannya dari wanita tersebut. Sungguh
Allah telah membongkar apa yang ada di hatinya bahwa dia
sangat ingin melihat aurat69 wanita tersebut.”70
،اعس ِء ٌظح حلٍن ِِفحه ِة، «بنك ح ِل ح ِِفحه ِة اضس ِء فص سج
َّر ُ ُ ْس ُ ُ ْس ْس َ َّر َّر َ َ َ ْس ُ ْس َ َ ُ ْس َ َ ْس َ ْس َ َّر َّر
68 QS. Ghâfir [40]: 19.
69 Dalam riwayat Ibnu Katsir dalam tafsirnya, “farji/kemaluan.”
70 Tafsîr Ibnu Abi Hâtim (no. 18428, X/3265).
39
ِ ٌ ِب َّرن ؤَ ْسخٍ َف ما ؤَ َج َ ٍ ُف ع َل ُك ِفحه ُة ِاهع
»اء َ َ َ ْس ْس ْس َّر َ َ َ
“Kalian telah diberi ujian dengan kesempitan lalu kalian berhasil
bersabar dan kelak kalian akan diberi ujian dengan kelapangan.
Perkara yang paling aku takutkan atas kalian adalah fitnah
wanita.”71
71 HR. Ibnu Abi Syaibah (no. 38436) dalam Mushannafnya dan Al-Baihaqi (no. 5031) dalam
Syu‟abul Iman.
72 Muttafaqun ‘Alaih: HR. Al-Bukhari (no. 5096) dan Muslim (no. 2740) dari Usamah bin Zaid
40
07 Imam 12 Syi’ah dan Ucapan Mereka Berlepas Diri dari
Syi’ah
ا َ َّرلُ اُ َع َل ِى ِ ٍا ِ اض َخ س ع َد زظ ِ ؤَي اه:« ُ ْسلث َِلَ ِي
ْس ُ َ ْس ٌم َ ْس ُّ َّر ُ
ث ؤَ ْسن ِ
ُ ٌَ َخش، ذُ َّر ُع َ ُس: ذُ َّر َم ْسم؟ َ َاا:ث ُ ُ ْسل، ٍ ؤَ ٍُ َ ْسكس:ٌَ َظ َّرل َ ؟ َ َاا
َما ؤَ َنا ِبال َّر َز ُج ٌمل ِم َم: ذُ ؤَ ْسن َث؟ َ َاا:ث ل،ي ٍا عر ان
َ ُ َ ُ ْس َ ُ ُ ْس ُ َّر
»ا ُ ْسع ِل ِ َم
“Aku bertanya kepada ayahku, ‘Siapakah manusia terbaik
setelah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?’ Dia menjawab,
‘Abu Bakar.’ Aku bertanya, ‘Kemudian siapa?’ Dia menjawab,
‘Kemudian ‘Umar.’ Aku takut dia akan menjawab ‘Utsman74
maka aku berkata, ‘Kemudian Anda?’ Dia menjawab, ‘Aku
hanyalah seorang dari kaum Muslimin.’”75
74 Muhammad Al-Hanafiyah bin „Ali bin Abi Thalib termasuk ulama Madinah dan Kufah
yang mengambil banyak hadits dari para Shahabat dan ayahnya sendiri. Adapun ucapannya,
“Aku takut dia menjawab „Utsman,” maksudnya dia khawatir „Ali lebih mendahulukan
„Utsman daripada dirinya sendiri karena menurutnya „Ali lebih utama daripada „Utsman.
Sepeninggal „Utsman tidak ada manusia yang lebih utama, wara‟, dan zuhud melebih „Ali bin
Abi Thalib, sebagaimana persaksian Ibnu „Umar dan „Umar bin Abdul Aziz. Allahu a‟lam.
75 Shahih: HR. Al-Bukhari (no. 3671), Abu Dawud (no. 4629), Ath-Thabarani (no. 3554) dalam
Al-Mu‟jam Al-Ausath, dan Ibnu Abi „Ashim (no. 1206) dalam As-Sunnah. Ucapan „Ali
mengutamakan Abu Bakar dan „Umar ini mencapai derajat mutawatir dan didengar oleh
semua orang yang hadir di masjid Kufah dalam salah satu khutbah „Ali Radhiyallahu „Anhu,
sebagaimana penjelasan Syaikhul Islam.
41
،ا َما َي ُاالَ ِء ِِش َع ٍة ِ ٌ ٍ َك َر:ْسا ِ ام ِة؟ َ َاا
َ ُ َ َ
ِ ٍٍخ َ َل ي ِ
َعل اًّلا َم ْس ُع ٌم ْس َ ْس
اُ َع ْسه ُى َم ُعٍ ًذا َما َش َّرٌ ْسج َها ِن َع َاء ُو ٌَالَ ْس َح َع ْس َها ان َع ِلي َز ِضي ٌاٍ ك
ْس َ ٌّ َ َ َ َ ْس
»َما َا ُى
“Aku bertanya kepada Al-Hasan bin ‘Ali Radhiyallahu ‘Anhuma
bahwa orang-orang Syi’ah berkeyakinan bahwa ‘Ali akan
dibangkitkan sebelum hari Kiamat.’ Dia menjawab, ‘Mereka
semua berdusta. Demi Allah, mereka bukanlah Syi’ah (pengikut
kami). Seandainya ‘Ali Radhiyallahu ‘Anhu akan dibangkitkan
tentulah kami tidak akan menikahkan anak-anaknya dan tidak
akan membagi-bagi harta warisannya.’”76
ٌَ َ َه ُعٍ ِ إَ ِخي َما،« ا َّرل ًُ ِب َّرن ؤَ ْسي َل ِاعس ِا َغ ُّس ْسٌ ِني ٌَ َخ َد ُع ْسٍ ِني
َ َّر
»ً ٌَؤَ ْس ِصًِ َع َدد، ا َّرل ًُ َش ِح ْسث َع َل ًِ ؤَ ْسمس ُي، ٍَ َه ُع
ْس َ ْس َّر
“Ya Allah, sesungguhnya penduduk Iraq menipuku dan
menghinakanku. Mereka telah berbuat terhadapku seperti yang
mereka lakukan kepada saudaraku. Ya Allah, cerai-beraikan
urusan mereka dan berilah mereka perhitungan.”77
76 Diriwayatkan Al-Ajurri (V/2522) dalam Asy-Syarî‟ah dan adz-Dzahabi (III/263) dalam As-
Siyar.
77 As-Siyar (IV/361) oleh adz-Dzahabi. Yang aneh, Syi‟ah hari ini mengadakan ritual tiap 10
Muharram (hari „Asyura`) dengan melukai diri dengan pedang atau pisau atau benda tajam
lainnya untuk meratapi pembantaian Al-Husain di Karbala, seolah-olah mereka mengakui
kebejatan mereka terhadap Al-Husain tempo dulu!!!
42
d. ‘Ali Zainal Abidin bin Al-Husain bin ‘Ali (w. 95 H):
Diriwayatkan bahwa sekelompok Syi’ah mendatanginya dan
mencaci Abu Bakar, ‘Umar, dan ‘Utsman. Maka, Ali bin Al-Husain
berkata:
Dzahabi.
44
» َفإَ َنا ِم ْسه ُى َسِ ْسي ٌمء،ٌَ َم ْسم َش َع ؤَ ِني ؤَ ْس سؤ ُ ِم ْسم ؤَ ِي َ ْسكسٍ ٌَ ُع َ س
َ َ َ
“Barangsiapa yang meyakini bahwa aku imam yang ma’shum
yang wajib ditaati, maka aku berlepas diri darinya, dan
barangsiapa yang meyakini bahwa aku berlepas diri dari Abu
Bakar dan ‘Umar maka aku berlepas diri darinya.”83
Imam Ke-4
as-Sajjad
'Ali Zainal Abidin
Imam Ke-5
al-Baqir
Muhammad bin 'Ali
Imam Ke-6
ash-Shadiq
Ja'far b Muhammad
Imam Ke-7
al-Kazhim
Musa bin Ja'far
Imam Ke-8
ar-Ridha
'Ali bin Musa
Imam Ke-9
al-Jawad
Muhammad bin 'Ali
Imam Ke-10
al-Hadi
'Ali bin Muhammad
Imam Ke-11
al-Askari
al-Hasan bin 'Ali
Imam Ke-12
al-Muntazhar
Muhammad al-Mahdi
46
08 Vonis Kafir Para Ulama Ahlus Sunnah Terhadap Syi’ah
َِلَ َّرن ًُ ؤَ ْسي ُل، ًُ ٌَالَ ُج ْسا ُك ُل َذ َ ِائ ُح، ائ ُي« اس ِفضة ال جهك ِنع
ْس ْس َّر َ ُ َ ُ ْس َ ُ َ ُ ْس
»زِ َّرد ٍة
ؤَ َا َ ْسكسٍ ٌَ ُع َ س؟ ان ٌَ َز ُج ٌمل َي ْسعإَاُ ُى َع ْسم َم ْسم َي ْسش ُح
َ َ ث ُظ ْسف ِ
َ ُ ُ « َظ ْسع
» ٌَالَ َكس َم ٍة،َ ال:َ َاا نُ َص ِلي َع َل ِى؟: ِاا ْسا َع ِ ِ َ َاا ِ َك ِافس:َف َ َاا
َ ْس ٌم
“Aku mendengar Sufyan saat ditanya seseorang tentang orang
yang mencaci Abu Bakar dan ‘Umar, dia menjawab, ‘Kafir
kepada Allah yang mahaagung.’ Dia bertanya lagi, ‘Apakah kami
menyolatinya?’ Dia menjawab, ‘Tidak dan tidak perlu
Al-Hafizh Ibnu Katsir (w. 767 H) berkata, “Dari ayat ini Imam
» َفة َّرِن ُى ِع ْسه ِدي ُمس َج ٌّد،«ب َّرِنا الَ َن ْسإ ُك ُل َذ ِ َح َة َز ُج ٍل َز ِف ِضي
ْس ْس
“Sungguh aku tidak makan sesembelihan lelaki Rafidhi, karena
dia menurutku murtad.”88
َ ِ َ ُ «ظإَ ْسا
ُث ؤ ِي َع ْسم َز ُج ٍل َش َح َ َز ُجالً م ْسم ؤ ْس َحا ِ َّراه ِِي َ َّرلُ ا َ
» ِ َا ْسظال
ِ َما ؤَ َز ُو َع َلُ ْس:َع َل ِى ٌَ َظ َّرل ؟ َف َ َاا
َ ْس
“Aku bertanya kepada ayahku tentang seseorang yang mencela
seorang dari Shahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lalu dia
menjawab, ‘Aku tidak melihatnya beragama Islam.’”89
ِ ِ ِ ِ
ث َخ ْسل َف ُ ث َخ ْسل َف ْسا َ ْسً ِي ٌَ َّراس فض ِي ؤَ ْس َ َّرل ْس ُ « َما ؤ ُ َااي َ َّرل ْس
َ ٌَال،ٌن َ اد ِ ِ
ُ ٌَالَ يُ َع، ٌَالَ يُ َعل ُ َع َل ْس ًِ ْس،َاز
َ ْسا َ ًٍُد ٌَ َّراه َص
87 Tafsîr Ibnu Katsîr (VII/362).
88 Syarhul Ushûl (VIII/459) oleh Al-Lalika`i.
89 As-Sunnah (no. 779, III/493) oleh Al-Khallal.
49
» ًُ ٌَالَ ُج ْسا َك ُل َذ َ ِائ ُح،ٌن
َ ٌَالَ يُ ْسش ًَ ُد،ٍن
َ اك ُح
َ يُ َه
ْس
“Sama saja bagiku apakah aku shalat di belakang orang
Jahmiyah dan Rafidhi atau aku shalat di belakang Yahudi dan
Nashrani. Tidak boleh mengucapkan salam kepada mereka,
mereka tidak boleh dijenguk, tidak boleh dinikahkan, tidak boleh
dihadiri jenazahnya, dan tidak diboleh dimakan
90
sesembelihannya.”
g. Abu Zur’ah Ar-Razi (w. 264 H) dan Abu Hatim Ar-Razi (w. 277
H):
Abdurrahman bin Abi Hatim (w. 327 H) bertanya kepada
ayahnya dan Abu Zur’ah Ar-Razi tentang Ahlus Sunnah dan aqidah
keduanya yang mereka dapatkan dari guru-gurunya di penjuru negeri. Di
antara ucapan keduanya adalah:
ٌَؤَ ْسز َد ُئ َيا،اع ِف ُ« ٌَ ْس ع َل ؤَ َّرن ْسَلَ ْسي ٍَ َء ُك َّرل ًَا َز ِد َّري ٌمة َج ْسد ُعٍ ْس ِب َا
َّر ْس ْس
اض
َ ٌن َّراه َ َفةِنَّر ًُ ْس يُسِ ْسي ُد،ٌَؤَ ْسك َف ُس َيا َّراس ِف َض ِة ٌَ ْسا ُ ْسع َحصِ َا ِة ٌَ ْسا َ ْسً ِ َّر ِة
»َع َلُ َّراح ْسع ِ ِل ٌَ َّراص ْسن َد َ ِة
ِب َّرن ْسَلَ ِئ َّر َة: ًِ« ٌَ َك َر ِا َك َن ْس َ ُ َِح ْسك ِف سِ ُغالَ ِة اس ِف َض ِة ِفي َ ْسٍ ِا
ْس َّر ْس
»اءِ ِ ؤَ ْسف َض ُل ِمم ْسَلَ ْسن
َ َ
“Kami memutuskan untuk mengkafirkan Rafidhah ekstrim
karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya imam-imam kami lebih
Hasyim Al-Asy‟ari.
52
Syi’ah Imamiyah dan Itsna Asyariah adalah SESAT DAN
MENYESATKAN.”97[]
55
tanpa perlu bertaqiyyah memusuhi dan membunuh Ahlus Sunnah,
sebagaimana yang mereka lakukan kepada rakyat (Ahlus Sunnah)
Suriah. Maka, sebarkanlah tentang kesesatan ajaran mereka agar kaum
Muslimin awam juga turut waspada dan membentengi diri dengan ilmu
dan ketaqwaan.
56
Daftar Pustaka
2. Tafsîrul Qur`ânil Adzîm (Tafsîr Ibnî Katsîr) karya Abu Al-Fida Ismail
bin Umar bin Katsir Al-Qurasy ad-Dimasyqi (w. 774 H), Tahqiq: Sami
Muhammad Salamah, Penerbit: Dar Tayyibah, cet. ke-2 th. 1420
H/1999 M.
6. Sunan At-Tirmidzî karya Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah At-
Tirmidzi (w. 249 H), Tahqiq: Ahmad Muhammad Syakir dkk,
Penerbit: Musthafa Al-Babi Al-Halabi Mesir, cet. ke-2 th. 1395 H/1975
H.
7. Sunan Abû Dâwûd karya Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy’ats As-
Sijistani As-Azdi (w. 275 H), Tahqiq: Muhammad Muhyiddin Abdul
Hamid, Penerbit: Maktabah Al-Ishriyyah Beirut, tanpa tahun.
57
8. Al-Mujtabâ (Sunan An-Nasâ`i) karya Abu Abdirrahman Ahmad bin
Syu’aib bin Ali An-Nasa`i (w. 303 H), Tahqiq: Abu Ghuddah Abdul
Fattah, Penerbit: Maktab Al-Mathbu’at Al-Islamiyah Halab cet. ke-2
th. 1406 H/1986 M.
9. Sunan Ibnu Mâjah karya Abu ‘Abdillah Muhammad bin Majah (nama
aslinya Yazid) Al-Qazwini (w. 273 H), Tahqiq: Muhammad Fuad
Abdul Baqi, Penerbit: Dar Ihya`ul Kutub Al-Arabiyyah.
10. Musnad Ahmad karya Abu ‘Abdillah Ahmad bin Hanbal Asy-Syaibani
(w. 241 ), Tahqiq: Syuaib Al-Arnauth dkk, Penerbit: Muassasah Ar-
Risalah, cet. ke-1 th. 1421 H/2001 M.
11. As-Sunan Al-Kubrâ karya Abu Abdirrahman Ahmad bin Syu’aib bin
Ali An-Nasa`i (w. 303 H), Tahqiq: Hasan Abdul Mun’im Syalabi,
Penerbit: Muassasah Ar-Risalah Beirut, cet. ke-1 th. 1421 H/2001 M.
12. Shahîh Ibnu Khuzaimah karya Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin
Khuzaimah bin Al-Mughirah bin Shalih bin Bakar As-Sulami An-
Naisaburi (w. 311 H), Tahqiq: Dr. Musthafa Al-A’dzami, Penerbit: Al-
Maktabah Al-Islami Beirut, cet. tanpa tahun.
13. Shahîh Ibnu Hibbân karya Abu Hatim Muhammad bin Hibban bin
Ahmad bin Hibban bin Muadz bin Ma’bad At-Tamimi ad-Darimi (w.
354 H), Tahqiq: Syu’aib Al-Arna`ut, Penerbit: Muassasah Ar-Risalah
Beirut, cet. ke-2 th. 1414 H/1993 H.
16. Al-Mu’jam Al-Ausath karya Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad bin
Ayyub bin Muthir Al-Lahmi Asy-Syami Ath-Thabarani (w. 360 H),
Tahqiq: Thariq bin Iwadhullah bin Muhammad dan Abdul Muhsin
bin Ibrahim Al-Husni, Penerbit: Darul Haramain Mesir, cet. tanpa
tahun.
17. Al-Mu’jam Al-Kabîr karya Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad bin
Ayyub bin Muthir Al-Lahmi Asy-Syami Ath-Thabarani (w. 360 H),
Tahqiq: Hamdi bin Abdul Majid As-Salafi, Penerbit: Maktabah Ibnu
Taimiyyah Mesir, cet. ke-2 tanpa tahun.
18. Al-Mu’jam Al-Kabîr (juz 13, 14, dan 21) karya Abul Qasim Sulaiman
bin Ahmad bin Ayyub bin Muthir Al-Lahmi Asy-Syami Ath-Thabarani
(w. 360 H), Tahqiq: penelitian di bawah pengawasan Dr. Sa’ad bin
‘Abdullah Al-Hamid dan Dr. Khalid bin Abdurrahman Al-Jarisi, cet.
ke-1 th. 1427 H/2006 H.
19. As-Sunan Al-Kubrâ karya Abu Bakar Ahmad bin Al-Husain bin Ali Al-
Baihaqi (w. 458 H), Tahqiq: Muhamamd Abdul Qadir Atha, Penerbit:
Darul Kutub Al-Ilmiyyah Beirut, cet. ke-3 th. 1424 H/2003 H.
20. As-Sunan Ash-Shughrâ karya Abu Bakar Ahmad bin Al-Husain bin Ali
Al-Baihaqi (w. 458 H), Tahqiq: Abdul Mu’thi Amin, Penerbit:
Jami’atud Dirâsât Al-Islâmiyyah Pakistan, cet. ke-1 th. 1410 H/1989 H.
21. Mushannaf Ibnu Abi Syaibah karya Abu Bakar ‘Abdullah bin Abu
Syaibah Al-Abasi Al-Kufi (w. 235 H), Tahqiq: Kamal Yusuf Al-Hut,
Penerbit: Maktabah Ar-Rusyd Riyadh, cet. ke-1 th. 1409 H.
59
Husain Salim Asad ad-Darani, Penerbit: Darul Mughni KSA, cet. ke-1
th. 1412 H/2000 M.
23. Sunan ad-Dâruquthnî karya Abul Hasan Ali bin Umar bin Ahmad bin
Mahdi bin Mas’ud bin Nu’man bin Dinar Al-Baghdadi ad-Daruquthni
(w. 385 H), Tahqiq: Syu’aib Al-Arna`uth dkk, Penerbit: Muassasah
Ar-Risalah Beirut, cet. ke-1 th. 1424 H/2004 H.
26. Al-Minhâj Syarhu Shahîh Muslim bin Al-Hajjâj karya Abu Zakaria
Yahya bin Syaraf An-Nawawi Asy-Syafi’i (w. 676 H), Penerbit: Dar
Ihyâ`ut Turâts Al-Arabi Beirut, cet. ke-2 th. 1392 H.
27. Al-‘Arsy karya adz-Dzahabi, Tahqiq: Muhammad bin Khalifah bin ‘Ali
At-Taimi, Penerbit: Jami’ah Islamiyyah Madinah, cet. Ke-2 th. Ke-
1424 H/2003 M.
29. Mu'jam Ibnul 'Arabi karya Abu Sa’id Ahmad bin Muhammad bin
Ziyad bin Bisyr bin Dirham Al-Bashri Ibnul ‘Arabi, Tahqiq: Abdul
60
Muhsin bin Ibrahim bin Ahmad Al-Husaini, Penerbit: Dar Ibnul Jauzi
KSA, cet. Ke-1 th. 1418 H/1997 H.
31. Talbîsul Iblîs karya Ibnul Jauzi, Penerbit: Darul Fikr Beirut, cet. Ke-1
th. 1421 H/2001 M.
32. Al-Fiqhul Akbar karya Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit (w. 150 H),
Tahqiq dan Syarh: Dr. Muhammad bin Abdurrahman Al-Khumaiyis,
Penerbit: Maktabah Al-Furqan KSA, cet. ke-1 th. 1419 H/1999 M.
35. As-Sunnah karya Abu Ahmad bin Muhammad bin Harun bin Yazid
Al-Khallal Al-Baghdadi Al-Hanbali (w. 311 H), Tahqiq: Dr. ‘Athiyyah
az-Zahrani, Penerbit: Darur Rayah KSA, cet. ke-1 th. 1410 H/1989 M.
36. Khalqu Af’âlil Ibâd karya Imam Al-Bukhari, Tahqiq: Dr. Abdurrahman
Amirah, Penerbit: Darul Ma’arif Saudiyyah Riyadh, tanpa tahun.
61
38. Târîkh Dimasyq karya Abul Qasim ‘Ali bin Al-Husain bin Habatullah
Ibnu ‘Asakir (w. 571 H), Tahqiq: ‘Amr bin Gharamah, Penerbit: Darul
Fikr, cet. th. 1415 H/1995 M.
39. Ma’rifatus Sunan wal Atsâr karya Abu Bakar Ahmad bin Al-Husain
bin ‘Ali Al-Khurasani Al-Baihaqi (w. 458 H), Tahqiq: ‘Abdul Mu’thi
Amin Qal’aji, Penerbit: Jami’ah Dirasat Islamiyyah Pakistan, cet. Ke-1
th. 1412 H/1991 M.
40. Syarh Ushûlil I’tiqâd Ahlis Sunnah wal Jamâ’ah karya Abul Qasim
Habatullah bin Al-Hasan bin Manshur bin Ath-Thabari Ar-Razi Al-
Lalika`i (w. 418 H), Tahqiq: Ahmad bin Sa’ad bin Hamdan Al-
Ghamidi, Penerbit: Daruth Thaybah KSA, cet. ke-8 th. 1423 H/2003
M.
42. Siyar A'lâmin Nubalâ` karya Abu ‘Abdillah Muhammad bin Ahmad
bin Ustman adz-Dzahabi (w. 748 H), Tahqiq: Syu'aib Al-Arna`uth
dkk, Penerbit: Muassasah Ar-Risalah, cet. ke-3 th. 1405 H/1985 M.
62